Anda di halaman 1dari 136

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT


PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN DI MASA
PANDEMI COVID-19
DI PUSKESMAS MELONG ASIH CIMAHI
TAHUN 2022

Oleh:

Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM. 113118018

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT S1


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2022
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT

PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN DI MASA

PANDEMI COVID-19

DI PUSKESMAS MELONG ASIH CIMAHI

TAHUN 2022

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP)

Oleh:
Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM. 113118018

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT S1


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Praktik Kesehatan Masyarakat dengan judul Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan di Puskesmas Melong Asih Cimahi.

Laporan ini diajukan sebagai laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM)

pada Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) Universitas Jederal Achmad

Yani. Dalam pelaksanaan PKM dan penulisan laporan PKM ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS) selaku Dekan Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.

2. Bapak Asep Dian., SKM., MM., MH.Kes selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat (S-1) Universitas Jenderal Achmad Yani dan Selaku

Dosen Pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, saran dan

bimbingan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan laporan ini.

3. Ruhyandi,S.Pd.,SKM.,MKM Selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan, saran dan bimbingan serta motivasi kepada penulis

selama penyusunan laporan ini.

4. drg. Sekky Intania,MKM. selaku Kepala Puskesmas Melong Asih yang telah

memberikan izin serta fasilitas kepada penulis selama PKM berlangsung.

i
5. Erna Marliana, SKM Selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan

arahan, saran dan bimbingan serta motivasi kepada penulis selama

penyusunan laporan ini.

6. Seluruh staf pegawai di Puskesmas Melong Asih yang telah

membimbing selama saya melaksanakan Praktik Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas Melong Asih.

7. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Kesehatan Masyarakat

(S-1) Universitas Jenderal Achmad Yani yang telah membantu dan

membimbing selama proses penyusunan Laporan PKM ini.

8. Keluarga tercinta, terutama Ibu yang telah memberikan dukungan dan

motivasi terbesar baik dalam moral maupun material.

9. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan saran dalam

penyelesaian laporan Praktik Kesehatan Masyarakat ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tak luput dari kesalahan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis terima

dengan baik. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik Kesehatan

Masyarakat ini dapat menjadi manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi

pembaca dan berbagai pihak lainnya yang memerlukan.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

Cimahi, 08 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan ...................................................................................................... 6

C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

A. Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) .................................................... 8

B. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ........................................... 16

C. Promosi Kesehatan ................................................................................ 24

D. Penyuluhan Kesehatan .......................................................................... 29

BAB III ANALISIS SITUASI .............................................................................. 43

A. Gambaran Instansi ................................................................................. 43

iii
B. Analisa Demografi dan Geografi............................................................. 46

C. Situasi Derajat Kesehatan ...................................................................... 50

D. Gambaran Kasus COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas ................... 56

E. Data Kasus COVID-19 ........................................................................... 57

F. Program Penyuluhan Yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih

62

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 68

A. Identifikasi Masalah ................................................................................ 68

B. Penetapan Prioritas Masalah.................................................................. 69

C. Penyebab Masalah ................................................................................. 71

D. Pemecahan Masalah .............................................................................. 73

BAB V PENUTUP............................................................................................. 76

A. Simpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ...................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih Tahun

2020...................................................................................................................46

Tabel 3.2 Data Sasaran Estimasi di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih

Tahun 2020…………………………………………………………………………...46

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Melong

Asih Tahun 2020……………………………………………………………………..47

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian Kelurahan

Melong Tahun 2020………………………………………………………………….47

Tabel 3.5 Angka Kematian Ibu Tahun 2018-2020………………………………..50

Tabel 3.6 Angka Kematian Neonatus dan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas

Melong Asih Tahun 2018-2020..........................................................................51

Tabel 3.7 Angka Kunjungan Pasien Puskesmas Melong Asih Tahun 2018,

2019, 2020.........................................................................................................52

Tabel 3.8 Data 10 Penyakit Terbanyak Pada Pasien rawat Jalan di Puskesmas

Melong Asih Tahun 2020...................................................................................53

Tabel 3.9 Data 10 Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rujukan di Puskesmas

Melong Asih Tahun 2020...................................................................................54

Tabel 3.10 Data Kasus Covid-19 Tahun 2021……………………………………60

Tabel 3. 11 Data Sekolah di Melong Asih..........................................................63

Tabel 4.1 Indentifikasi Masalah Program Penyuluhan di Wilayah Kerja

v
Puskesmas Melong Asih…………..………………………………………………..74

Tabel 4.2 Analisis Prioritas Masalah……………………………………………….77

Tabel 4.2 Analisis Pemecahan Masalah…………………………………………..81

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih…………………………..50

Gambar 3. 2 Presentase Capaian Gizi Puskesmas Melong Asih Tahun 2018,2019,

2020.........................................................................................................................55

Gambar 3.3 Peta Risiko COVID-19 Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih Tahun

2020..........................................................................................................................57

Gambar 3.4 Jumlah Kasus Kontak Erat, Suspek, Konfirmasi dan Meninggal Per RW

di wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih……………………………………………..59

vii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Kasus Konfirmasi Covid-19 Per Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Melong Asih…………………………………………………………………………..58

Grafik 3.2 Jumlah Kasus Covid-19 Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja

Puskesmas Melong Asih…………………………………………………………….59

Grafik 3.3 Jumlah Kasus Covid-19 Berdasarkan Kategori Usia di Wilayah Kerja

Puskesmas Melong Asih…………………………………………………………….60

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Izin PKM.

Lampiran 2.Surat Perizinan Praktik Kesehatan Masyarakat.

Lampiran 3. Lembar Kegiatan Harian.

Lampiran 4. Kegiatan Bimbingan.

Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan PKM.

Lampiran 6. Materi Kegiatan Penyuluhan.

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan

pengetahuan yang diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran

pesan atau informasi. Menurut Azrul Anwar dalam Effendy (2012)

penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk

merubah perilaku perseorangan atau masyarakat dalam bidang

kesehatan. Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan

kesehatan, yang dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas,

rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.

Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan yaitu untuk mencapai tujuan

hidup sehat dengan cara mempengaruhi prilaku masyarakat baik itu

secara individu ataupun kelompok dengan menyampaian pesan.

Sasaran penyuluhan kesehatan yaitu mencakup individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada

individu biasanya dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu,


2

keluarga binaan dan masyarakat binaan. Materi atau pesan yang

disampaikan dalam penyuluhan kesehatan biasanya disesuaikan dengan

kebutuhan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Sehingga materi atau pesan dapat dirasakan langsung manfaatnya.

Untuk menyampaikan pesan atau materi penyuluhan kesehatan

biasanya bahasa yang digunakan ialah bahasa yang mudah dimengerti

sehingga tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran atau objek

penyuluhan kesehatan. Media merupakan salah satu sarana yang

penting dalam penyuluhan kesehatan. Media yang biasanya digunakan

dalam penyuluhan kesehatan seperti media cetak, media elektronik, dan

media luar ruang.

Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization

(WHO) China Country Office melaporkan kasus cluster pneumonia di

Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, dengan etiologi (penyebab) yang

belum diketahui.Etiologi penyakit ini akhirnya ditetapkan sebagai virus

corona jenis baru, atau novel coronavirus, yaitu virus jenis baru yang

belum pernah terdeteksi pada manusia (Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2020).

Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus

konfirmasi 414.179 dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) dimana kasus

dilaporkan di 192 negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada

beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Pada tanggal 2


3

Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19

sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, Indonesia

sudah melaporkan 790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24 Provinsi

yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera

Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Wilayah

dengan transmisi lokal di Indonesia adalah DKI Jakarta, Banten (Kab.

Tangerang, Kota Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung, Kab. Bekasi,

Kota Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang),

Jawa Timur (kab. Malang, Kab. Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa

Tengah (Kota Surakarta) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2020).

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat

menyebabkan gejala ringan hingga berat dan menyebar secara zoonosis

(antara hewan dan manusia).Dulu setidaknya ada dua jenis Coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia adalah Middle East

Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS-CoV) (Kemenkes RI, 2020). Nama resmi penyakit

baru ini, "COVID-19" (Corona Virus Disease 2019), dideklarasikan oleh

WHO pada 11 Februari 2020. Ia diakui dalam International Classification


4

of Diseases (ICD).Infeksi SARS-CoV-2 menyebabkan gejala pernapasan

yang parah pada manusia, termasuk demam, batuk, dan sesak napas.

Pada kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia,

sindrom pernafasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Gejala

penyakit ini bisa muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus

(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.

Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa

inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat

menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan

bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada

sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus

mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat

pneumonia luas di kedua paru (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2020).

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia

ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara.

Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak

erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-

19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah

melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih,
5

menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara

langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat

dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti

batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat

darurat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Hingga 4 November 2021, total kasus konfirmasi COVID-19 di

dunia adalah 247.968.227 kasus dengan 5.020.204 kematian (CFR

2,0%) di 204 Negara Terjangkit dan 151 Negara Transmisi Komunitas.

Hingga 4 November 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah

melaporkan 4.246.802 orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan

ada 143.500 kematian (CFR: 3,4%) terkait COVID-19 yang dilaporkan

dan 4.091.938 pasien telah sembuh dari penyakit tersebut.

Penyuluhan perlu dilakukan berdasarkan kepada warga melihat

tingginya kasus Covid-19 , ini dilakukan untuk menerapkan protokol

kesehatan yang harus dilakukan oleh masyarakat, seperti penerapan 3M

(Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan), Etika batuk dan

bersin, germas dll.

Dalam masa pandemi seperti ini, melakukan penyuluhan

langsung ke masyarakat sangat sulit dilakukan karena mengingat

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang masih diberlakukan

khususnya di wilayah kerja Puskesmas Melong Asih.


6

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Praktik Kesehatan Masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Di Masa

Pandemi COVID-19 di Puskesmas Melong Asih Cimahi tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Kesehatan Di Masa Pandemi COVID-19 di Puskesmas Melong

Asih Cimahi Tahun 2022.

b. Mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam

pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Di Masa Pandemi

COVID-19 di Puskesmas Melong Asih Cimahi Tahun 2022

c. Mampu menetapkan prioritas masalah kegiatan Penyuluhan

Kesehatan Di Masa Pandemi COVID-19 di Puskesmas Melong

Asih Cimahi Tahun 2022.

d. Mampu mengidentifikasi penyebab masalah Kegiatan Penyuluhan

Kesehatan Di Masa Pandemi COVID-19 di Puskesmas Melong

Asih Cimahi Tahun 2022.

C. Ruang Lingkup

Kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) dilaksanakan di

gedung Puskesmas Melong Asih Cimahi selama 21 hari kerja, dimulai


7

dari tanggal 31 Januari 2022 - 28 Februari 2022. Pelaksanaan PKM

disesuaikan dengan rutinitas hari kerja yang berlaku di Puskesmas

Melong Asih Cimahi. Kegiatan ini diajukan untuk memperoleh gambaran

program Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19

di Puskesmas Melong Asih Cimahi 2022.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


1. Pengertian Covid-19

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS- CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus

jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada

manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui

menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala

umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan

akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata

5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus

COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office

melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota

Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China

mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru Corona virus.


9

Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut

sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

(KKMMD) / Public Health Emergency of International Concern

(PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan

COVID-19 sebagai pandemi.

Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit

menular, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan Pemerintah Nomor

40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular,

dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010

tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan

Wabah dan Upaya Penanggulangan. Untuk itu dalam rangka upaya

penanggulangan dini wabah COVID-19, Menteri Kesehatan telah

mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel

Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat

Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan

didasari oleh pertimbangan bahwa Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi

2019-nCoV) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health

Emergency of International Concern (PHEIC). Selain itu meluasnya

penyebaran COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko penyebaran


10

ke Indonesia terkait dengan mobilitas penduduk,memerlukan upaya

penanggulangan terhadap penyakit tersebut.

2. Proses Penularan Covid-19

Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan

manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari

kucing luwak (civet cats ) ke manusia dan MERS dari unta ke

manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19

ini masih belum diketahui.

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara

1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan

tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh

konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi

dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum

onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah

onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa

12,6% menunjukkan penularan presimptomatik. Penting untuk

mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan virus

menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang

terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus

konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko

penularan sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan kecil

untuk terjadi penularan.


11

Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan

bahwa COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala

(simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet.

Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm.

Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat

(dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan

(misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai

mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga

dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi

droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penularan

virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang

yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau

benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,

stetoskop atau termometer).

Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat

dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau

perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi

endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan

nebulisasi, ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke

posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan

positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Masih


12

diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui

udara.

3. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul

secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan

gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling

umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien

mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek,

nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang

penciuman dan pembauan atau ruam kulit.

Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal

pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan

mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan

mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi

kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1

minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory

Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-

organ, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat

kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis

yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan

jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar

mengalami keparahan.
13

4. Diagnosis

WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh

pasien yang terduga terinfeksi COVID-19. Metode yang dianjurkan

adalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification

Test) seperti pemeriksaan RT-PCR.

5. Bentuk Partisipasi Dalam Menanggulangi dan Mencegah Covid-

19

Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke berbagai

negara, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan protokol

kesehatan. Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia

oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian

Kesehatan.

Adapun salah satu protokolnya yaitu jika merasa tidak sehat

dengan kriteria demam lebih dari 38o C, batuk, flu, nyeri tenggorokan

maka beristirahatlah yang cukup di rumah dan minumlah air yang

cukup. Gunakan masker, apabila tidak memiliki masker, hendaknya

mengikuti etika ketika batuk dan bersin yang benar dengan cara

menutup hidung dan mulut dengan tisu, lengan atas bagian dalam.

Bila merasa tidak nyaman dan masih berkelanjutan dan disertai

sesak nafas maka segerakan diri untuk memeriksakan kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan. Dan usahakan untuk tidak menaiki

kendaraan massal.
14

Sebagaimana protokol diatas maka dapat diambil kesimpulan

mengenai penanggulangan dan pencegahan Covid-19 secara umum

yang benar adalah sebagai berikut:

a. Rajin mencuci tangan.

b. Kurangi berinteraksi dengan orang lain.

c. Gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh.

d. Jaga jarak aman (1 meter) dengan orang yang batuk/bersin.

e. Hindari kerumunan.

f. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.

g. Hindari bepergian ke daerah terjangkit atau bila sedang sakit.

h. Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum.

i. Olah daging mentah dengan hati-hati.

j. Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit.

k. Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila.

6. Bentuk partisipasi Dalam Memerangi Covid-19

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam pencegahan Covid-19

tidak selalu membuat masyarakat menjadi disiplin mengikuti arahan

kebijakan tersebut. Hal ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan

masyarakat dalam aspek kesehatan, ekonomi dan sosial. Di sisi lain,

gerakan masyarakat dalam penanganan Covid-19 telah banyak

bermunculan di berbagai daerah. Inisiatif dan inovasi dari masyarakat

tersebut harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah agar


15

penanganan Covid-19 sejalan dengan kebijakan yang diterapkan dan

masyarakat semakin sadar dan disiplin terhadap kebijakan tersebut.

Untuk itu, partisipasi aktif masyarakat perlu diperkuat dan

dikoordinir sehingga menciptakan kerja sama antara pemerintah

terutama Gugus Tugas Covid-19 dengan seluruh elemen masyarakat

dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Berikut adalah 3 langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat

partisipasi masyarakat.

1) Memperkuat narasi solidaritas sosial, gotong royong, dan empati

masyarakat

Narasi solidaritas sosial, gotong royong, dan empati harus

terus digaungkan oleh pemerintah dan seluruh lapisan

masyarakat. Narasi tersebut dapat dilakukan melalui praktik baik

yang dilakukan oleh masyarakat dalam penanganan Covid-19,

seperti konsep mengembangkan ketahanan masyarakat seperti

yang dilakukan di Desa Panggungharjo, Bantul. Pemerintah juga

dapat bekerja sama dengan akademi, para ahli, dan masyarakat

dalam menciptakan inovasi terkait penanganan Covid-19.

2) Membangun ruang untuk mengelola partisipasi masyarakat di

tingkat Pusat dan Daerah.

Idealnya partisipasi aktif masyarakat harus bersinergi

dengan kebijakan pemerintah. Untuk itu, pemerintah perlu


16

membangun ruang dan menyediakan mekanisme untuk

mengelola partisipasi masyarakat, baik di tingkat pusat maupun

daerah. Contohnya adalah merekrut relawan untuk tenaga medis,

penjaga ODP dan PDP, serta menjadi motivator bagi kelompok

berisiko.

3) Penguatan Jejaring Struktur

Penguatan jejaring struktur merupakan gabungan struktur

terkecil pemerintahan, seperti RT, RW, dukuh, dusun, atau

kampung yang bertujuan untuk memperkuat program Desa Siaga

Covid-19. Dengan penguatan jejaring struktur ini, informasi terkait

pencegahan Covid-19 dapat tersampaikan kepada individu,

keluarga, masyarakat dan struktur sosial di masyarakat (seperti

LSM dan Ormas). Selain itu, penguatan jejaring struktur ini dapat

menjadi jembatan antara masyarakat dan Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid-19.

B. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


1. Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu

sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di

Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas


17

kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional

yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat

pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta

pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan

pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah

tertentu (Azrul Azwar, 1996).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat

dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan

biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu

pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009)

2. Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Permenkes No 43 Tahun 209 Puskesmas memiliki fungsi:

a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah

kerjanya.
18

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah

kerjanya.

3. Tugas dan Wewenang Puskesmas

Menurut Permenkes No 43 Tahun 209 Puskesmas berwenang untuk:

a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil

analisis masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan

pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan

kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan

pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan

wilayah dan sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi,

jaringan pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat.

f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan

kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan

kesehatan.
19

h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada

keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan

mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan

spiritual;

i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi

terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan,

j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

masyarakat kepada dinas kesehatan daerah

kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan

respon penanggulangan penyakit.

k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga.

l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya.

(Restrepo Klinge, 2019).

4. Struktur Organisasi Puskesmas

Setiap Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif,

efisien, dan akuntabel.Organisasi Puskesmas sebagaimana di

maksud pada Permenkes No 43 Tahun 209 paling sedikit terdiri atas:

a. Kepala Puskesmas.

b. Kepala Tata Usaha.

c. PenanggungJawab.
20

Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud pada Permenkes No 43

Tahun 209 merupakan penanggung jawab atas seluruh

penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan

kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan,

dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan peralatan.Kepala

Puskesmas diberikan tunjangan dan fasilitas sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepala Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh

bupati/wali kota. Untuk dapat diangkat sebagai kepala Puskesmas

sebagaimana dimaksud pada Permenkes No 43 Tahun 209 harus

memenuhi persyaratan:

a. Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara.

b. Memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah

sarjana S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat).

c. Pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional

tenaga kesehatan jenjang ahli pertama paling sedikit 2

(dua) tahun.

d. Memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan

masyarakat.

e. Masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun.


21

f. telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Penanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41

ayat (2) huruf c paling sedikit terdiri atas:

1) penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan

masyarakat.

2) penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan

laboratorium.

Di Puskesmas Melong Asih Struktur Organisasi nya terdiri dari:

1. Kepala Puskesmas.

2. Kasubag Tata Usaha.

3. Penanggung Jawab UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat.

a. Promosi Kesehatan.

b. Kesehatan Lingkungan.

c. Kesehatan Keluarga UKM.

d. Gizi UKM.

e. P2P

 P2PTM.

 P2PM.

 ISPA/Diare.

 Hepatitis.

 DBD.
22

 Malaria.

 Survailance.

 HIV-IMS.

 TB dan Kusta.

 Filariasis dan Kecacingan.

f. Perkesmas.

g. Kesehatan Lansia.

h. UKS.

4. Penanggung Jawab UKM Pengembangan.

a. Kesehatan Gigi Masyarakat dan UKGS.

b. Kestrad dan Komplementer.

c. Kesjaor.

d. Kesehatan Indera.

e. Kesehatan Jiwa.

f. PIS PK.

g. PKRET.

5. Penanggung Jawab UKP Kefarmasian dan Laboratorium.

a. Pem. Umum.

b. Kesehatan Gigi dan Mulut.

c. Gawat Darurat.

d. Kesehatan Keluarga UKP.

e. Gizi UKP.
23

f. KB.

g. Persalinan.

h. Kefarmasian.

i. Laboratorium.

j. Imunisasi.

k. IVA.

l. MTBS.

6. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring

Puskesmas.

a. Jejaring Puskesmas.

7. Penanggung Jawab Bangunan Prasarana dan Peralatan.

8. Penanggung Jawab Mutu.

5. Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana

dimaksud dalam Permenkes No 43 Tahun 2019 meliputi upaya

kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial dan

keperawatan meliputi:

a. Pelayanan promosi kesehatan.

b. Pelayanan kesehatan lingkungan.

c. Pelayanan kesehatan keluarga.

d. Pelayanan gizi.
24

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan

merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat

inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di

Puskesmas. (Permenkes No 43 Tahun 2019). Upaya kesehatan

masyarakat pengembangan meliputi :

a. Pelayanan pemeriksaan umum.

b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut .

c. Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP.

d. Pelayanan gawat darurat.

e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP.

f. Pelayanan persalinan.

g. Pelayanan kefarmasian.

h. Pelayanan laboratorium.

C. Promosi Kesehatan
1. Pengertian Promosi Kesehatan

Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan sebagai

“The process of enabling individuals and communities to increases

control over the determinants of health and there by improve their

health” (proses yang mengupayakan individu dan masyarakat untuk


25

meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan

kesehatan pada masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi

kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran masyarakat

dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang

kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu

menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun

dalam organisasi dan lingkungannya. Perubahan lingkungan yang

diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi

lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Promosi

kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik

pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-

undangan untuk perubahan lingkungan (Mubarak dkk., 2007).

Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini banyak

digunakan dalam kesehatan masyarakat dan telah mendapatkan

dukungan kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan

kegiatannya. Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/

SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di

Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah “upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,


26

oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar merekan dapat menolong

diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan

publik yang berwawasan kesehatan” (9 786024 730406, n.d.).

2. Tujuan Promosi Kesehatan

Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan

baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup

sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber

masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk

mendorong terbentuknya kemampuan tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan

melalui strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai

penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya, seperti

kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat,

pemberantasan penyakit menular, pencegahan penyakit tidak

menular, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan

kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan Piagam Ottawa (1984), misi promosi kesehatan dapat

dilakukan menggunakan 3 strategi yang dijelaskan sebagai berikut.

1) Advokasi (advocate) Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya,

lingkungan, perilaku dan faktor biologis dapat memengaruhi


27

kesehatan seseorang. Promosi kesehatan berupaya untuk

mengubah kondisi tersebut sehingga menjadi kondusif

untuk kesehatan masyarakat melalui advokasi. Kegiatan advokasi

ini tidak hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, tetapi juga

dapat dilakukan oleh masyarakat sasaran kepada para pemangku

kebijakan dari berbagai tingkat atau sektor terkait dengan

kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para

pemangku kebijakan bahwa program kesehatan yang akan

dijalankan tersebut penting dan membutuhkan dukungan

kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut.

2) Mediasi (mediate) Promosi kesehatan juga mempunyai misi

sebagai mediator atau menjembatani antara sektor kesehatan

dengan sektor yang lain sebagai mitra. Hal ini dikarenakan faktor

yang memengaruhi kesehatan tidak hanya menjadi tanggung

jawab sektor kesehatan saja. Promosi kesehatan membutuhkan

upaya bersama dari semua pihak baik dari pemerintah, sektor

kesehatan, sektor ekonomi, lembaga nonprofit, industri, dan

media. Dengan kata lain promosi kesehatan merupakan perekat

kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan sangat

penting sebab tanpa kemitraan sektor kesehatan tidak akan

mampu menangani masalah kesehatan yang begitu kompleks dan

luas. Promosi kesehatan di sini bertanggung jawab untuk


28

memediasi berbagai kepentingan berbagai sektor yang terlibat

untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Sehingga,

strategi dan program promosi kesehatan harus

mempertimbangkan kebutuhan lokal dan memungkinkan berbagai

sektor baik di lingkup regional, nasional maupun international

untuk dapat terlibat di dalamnya.

3) Memampukan (enable) Promosi kesehatan berfokus pada

keadilan dan pemerataan sumber daya kesehatan untuk semua

lapisan masyarakat. Hal ini mencakup memastikan setiap orang di

masyarakat memiliki lingkungan yang kondusif untuk

berperilaku sehat, memiliki akses pada informasi yang dibutuhkan

untuk kesehatannya, dan memiliki keterampilan dalam membuat

keputusan yang dapat meningkatkan status kesehatan mereka.

Prinsip promosi kesehatan di sini adalah masyarakat mampu

untuk memiliki control terhadap determinan yang dapat

memengaruhi kesehatan mereka. Sesuai dengan visi promosi

kesehatan yaitu mau dan mampu memelihara serta

meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi

utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, dalam

kegiatan promosi kesehatan harus dapat memberikan

keterampilan-keterampilan kepada masyarakat agar mereka

mampu mandiri di bidang kesehatan baik secara langsung atau


29

melalui tokoh-tokoh masyarakat. Telah diketahui bersama

bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor dari luar

kesehatan,seperti sosial, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, keterampilan masyarakat di bidang ekonomi

(pertanian, peternakan,perkebunan), pendidikan dan sosial

lainnya juga perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan

dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan

(9 786024 730406, n.d.).

D. Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Perubahan perilaku bisa dilakukan dengan berbagai macam

strategi, yang didahului oleh perubahan pengetahuan dan sikap.

Perubahan pengetahuan ini dilakukan salah satunya dengan metode

penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan

yang dilakukan menggunakan prinsip belajar sehingga masyarakat

mendapatkan perubahan pengetahuan dan kemauan, baik untuk

mencapai kondisi hidup yang diinginkan ataupun

untuk mendapatkan cara mencapai kondisi tersebut, secara individu

maupun bersama-sama (Suliha dkk., 2001). Sedangkan Depkes RI

(2002) menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan

peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang bertujuan untuk


30

perubahan perilaku hidup sehat pada individu, kelompok maupun

masyarakat yang diberikan melalui pembelajaran

atau instruksi.

Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan komunikasi dua

arah di mana komunikator (penyuluh) memberikan kesempatan

komunikan untuk memberi feedback dari materi yang diberikan.

Diskusi interaktif pada komunikasi dua arah ini diharapkan dapat

memicu terjadinya perubahan perilaku yang diinginkan. Keberhasilan

penyuluhan kesehatan ini tidak hanya ditentukan oleh materi yang

disampaikan tetapi juga pada hubungan interpersonal antar

komunikator dan komunikan. Indikator keberhasilan

penyuluhan yang dapat diukur secara cepat adalah adanya

kesamaan arti atau pemahaman dari yang disampaikan oleh

komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003).

Kegiatan penyuluhan menyampaikan pendidikan dan mengajak

sasaran tentang ide baru yang diperkenalkan. Hal ini menekankan

pada pentingnya materi tersebut tidak hanya untuk komunikator tetapi

juga untuk komunikan sehingga terjadi kesesuaian minat dan

motivasi dalam memicu perubahan perilaku. (Notoatmodjo, 2007).

Penyuluhan kesehatan ini dilakukan tidak hanya untuk

membentuk perilaku yang baru, tetapi juga memelihara perilaku sehat

yang telah ada dari individu, kelompok dan masyarakat dalam


31

lingkungan yang sehat untuk derajat kesehatan yang optimal.

Perilaku sehat yang merupakan hasil dari penyuluhan

kesehatandapat menurunkan angka kesakitan dan kematian karena

perilaku individu, kelompok dan masyarakat telah sesuai dengan

konsep sehat, baik secara fisik, mental dan sosialnya (Notoatmodjo,

2007).

2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tujuan dari penyuluhan kesehatan, yaitu melakukan perubahan

terhadap pengetahuan, pengertian atau konsep yang sudah ada,

serta perubahan terhadap pandangan dan keyakinan dalam upaya

menempatkan perilaku yang baru sesuai dengan informasi yang

diterima. Penyuluhan dengan tujuan yang ditetapkan oleh tim

pelaksana akan membedakan jenis media dan alat peraga yang

digunakan, semakin rumit tujuan yang akan dicapai, semakin banyak

dan bervariasi media dan alat peraga yang digunakan.

Misalkan, media dan alat peraga yang dirancang untuk kegiatan

peningkatan pengetahuan sasaran tentang permasalahan kesehatan

akan berbeda dengan media dan alat peraga yang disiapkan oleh

pelaksana program yang bertujuan untuk peningkatan keterampilan

untuk melakukan intervensi terhadap permasalahan kesehatan.


32

3. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

(Effendy) 2003 menyebutkan bahwa sasaran penyuluhan

kesehatan terdiri dari empat unsur, antara lain :

1) Individu

2) Keluarga

3) Kelompok sasaran khusus, seperti

a. Kelompok berdasarkan pertumbuhan, mulai dari anak sampai

manula.

b. Kelompok yang memiliki perilaku merugikan kesehatan.

c. Kelompok yang memiliki penyakit kronis.

4. Materi / Pesan

Materi atau isi penyuluhan yang disusun serta arah pemberian

materi menjadi faktor penting keberhasilan penyuluhan kesehatan

yang dilaksanakan. Pemateri sebaiknya memperhatikan materi yang

dibawakan serta teknik pemberian materi melalui perencanaan materi

yang tepat dan penyusunan materi presentasi yang memiliki daya

tarik sehingga pesan yang akan disampaikan dapat lebih mudah

dipahami oleh sasaran penyuluhan.

5. Metode

Menurut Effendy (2003) terdapat dua metode dalam penyuluhan

kesehatan, yaitu metode didaktik dan sokratik.


33

1) Metode didaktik adalah merupakan metode di mana penyuluhan

dilakukan satu arah oleh pemateri kepada peserta yang

mendengarkan tetapi tidak diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya.

2) Metode sokratik adalah merupakan metode yang memberikan

kesempatan pada peserta untuk berpartisipasi aktif dalam

mengemukakah pendapatnya.

Selain itu, Notoatmodjo (2007) membedakan metode penyuluhan

berdasarkan sasarannya menjadi dua, yaitu penyuluhan individual

dan kelompok.

1) Penyuluhan individual, metode ini merupakan metode untuk

mengubah perilaku individu yang disesuaikan dengan kebutuhan

dan kemampuan individu tersebut.

2) Penyuluhan kelompok

a. Kelompok besar Sebuah kelompok dikatakan besar ketika

jumlah pesertanya melebihi 15 orang. Untuk kelompok besar

ini, metode yang dapat digunakan misalnya adalah ceramah,

seminar dan demonstrasi.

a) Ceramah, dilakukan kepada sasaran dengan memberikan

informasi secara lisan dari narasumber disertai tanya

jawab setelahnya. Ciri dari metode ceramah ini adalah

adanya kelompok sasaran yang telah ditentukan, ada


34

pesan yang akan disampaikan, adanya pertanyaan yang

bisa diajukan walaupun dibatasi setelah ceramah, serta

adanya alat peraga jika kelompok sasarannya jumlahnya

sangat banyak. Keuntungan dari metode ini adalah biaya

yang dikeluarkan relatif tidak banyak dan mudah untuk

dilakukan, waktu yang dibutuhkan juga dapat disesuaikan

dengan kebutuhan sasaran dan bisa diterima dengan

mudah oleh hampir semua kelompok masyarakat

walaupun tidak bisa membaca dan menulis.

b) Metode seminar, dilakukan untuk membahas sebuah isu

dengan dipandu oleh ahli di bidang tersebut.

c) Metode demonstrasi lebih mengutamakan pada

peningkatan kemampuan (skill) yang dilakukan dengan

menggunakan alat peraga.

b. Kelompok kecil

a) Metode diskusi kelompok kecil merupakan diskusi 5–15

peserta yang dipimpin oleh satu orang membahas tentang

suatu topik.

b) Metode curah pendapat digunakan untuk mencari solusi

dari semua peserta diskusi dan sekaligus mengevaluasi

bersama pendapat tersebut.


35

c) Metode Panel melibatkan minimal 3 orang panelis yang

dihadirkan di depan khalayak sasaran menyangkut topik

yang sudah ditentukan.

d) Metode Bermain peran digunakan untuk menggambarkan

perilaku dari pihak-pihak yang terkait dengan isu tertentu

dan digunakan sebagai bahan pemikiran kelompok

sasaran.

6. Metode Penyuluhan Masa

Alat peraga (media) berfungsi untuk membantu penyuluh

kesehatan dalam menyampaikan pesan kesehatan sehingga sasaran

penyuluhan mendapatkan materi dan informasi dengan jelas dan

lebih terarah. Kegunaan dari alat peraga (media), antara lain

1) Meningkatkan ketertarikan sasaran penyuluhan.

2) Menjangkau sasaran yang lebih luas;

3) Mengurangi hambatan penggunaan bahasa;

4) Mempercepat penerimaan informasi oleh sasaran; dan

5) Meningkatkan minat sasaran untuk menerapkan isi pesan

kesehatan dalam berperilaku kesehatan.

Jenis alat peraga (media) dalam penyuluhan, antara lain sebagai

berikut.

1) Alat peraga (media) lihat (visual aids)

Alat peraga (media) lihat memiliki fungsi untuk menstimulasi indra


36

lihat pada saat penyampaian materi (pesan) kesehatan yang

diberikan. Alat ini ada 2 bentuk:

a. Alat peraga (media) proyeksi, misalnya lembar transparan

(slide) dan film strip.

b. Alat peraga (media) non proyeksi, misalnya poster, peta

penyebaran penyakit, bola dunia, dan boneka tangan.

2) Alat peraga (media) dengar (audio aids) Alat peraga (media)

dengar berfungsi membantu stimulasi indra pendengaran saat

proses penyampaian materi penyuluhan. Contohnya piringan

hitam, siaran radio, dan pita suara.

7. Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh

penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering

disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan

meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo, 2007).

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan

yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui

panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk

menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula

pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Pada garis besarnya ada 3

macam alat bantu penyuluhan yaitu:

a. Alat bantu lihat


37

Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera

mata pada waktu ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk

yaitu alat yang diproyeksikan misalnya slide, film dan alat yang

tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar

peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.

b. Alat bantu dengar

Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera

pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan

misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan lain-lain.

c. Alat bantu lihat-dengar

Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan

pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi,

video cassette dan lain-lain.

Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan

memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan dalam

penyuluhan. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Tujuan yang hendak dicapai

a) Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah

pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep,

mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah

laku/kebiasaan yang baru.


38

b) Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam

latihan/ penataran/ penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian

terhadap sesuatu masalah, mengingatkan sesuatu

pesan/informasi dan menjelqskan fakta-fakta, prosedur dan

tindakin.

2) Persiapan penggunaan alat peraga

Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat rantu belajar

dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar

dengan sendirinya. Kita harus mengemfangkan keterampilan dalam

memilih, mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai

hasil yang maksimal

8. Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya

yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif

terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari

media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih

menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan

tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke

perilaku yang positif. Tujuan atau alasan mengapa media sangat


39

diperlukan di dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain

adalah :

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Media dapat memperjelas informasi.

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.

f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap

dengan mata.

g. Media dapat memperlancar komunikasi.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan,

media ini dibagi menjadi 3 yakni :

1) Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya

terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata

warna. Yang termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet,

flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada

surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan

informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara

lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat

dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah

pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak


40

memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan

efek suara dan mudah terlipat.

2) Media elektronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis,

dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat

bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi,

radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya media cetak,

media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah

dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap

muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya

dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih

besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi,

sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya,

perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan

berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk

mengoperasikannya.

3) Media luar ruang

Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui

media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame,

spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari

media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai

informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan


41

seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan

jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah

biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk

produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan

berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan

keterampilan untuk mengoperasikannya.

Media yang digunakan di Puskesmas Melong Asih pada

saat ini adalah:

a. Poster.

b. Leaflet.

c. Instagram.

d. Facebook.

e. WhatsApp Grup.

Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang

mampu memberikan informasi atau pesan- pesan kesehatan yang

sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran

mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan

yang disampaikan.

9. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh

faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.


42

a. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai

materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan

sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh

sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta

penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga

membosankan.

b. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah

sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial

ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan

pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan

kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat

kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk

mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang

tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

c. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan

tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat

penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu

proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan

yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang

digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta

bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.


43

BAB III

ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Instansi

1. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting

dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya

kesehatan (Permenkes RI, 2014).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan


44

Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat). Puskesmas bertanggung jawab atas satu wilayah

administrasi pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari

kecamatan. Di setiap kecamatan harus terdapat minimal satu

Puskesmas. Untuk membangun dan menentukan wilayah kerja

Puskesmas, faktor wilayah, kondisi geografis, dan kepadatan/jumlah

penduduk merupakan dasar pertimbangan. Puskesmas memiliki dua

upaya yang harus dilaksanakan secara seimbang, yakni UKP dengan

pendekatan JKN dan Penguatan Pelayanan Kesehatan, serta UKM

dengan pendekatan Pemberdayaan Keluarga, Pemberdayaan

Masyarakat, dan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Kedua

upaya tersebut secara sinergis akan menuju kepada tercapainya

keluarga-keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas (PERMENKES,

2016).

Upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang berkualitas, di antaranya adalah dengan

meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Peran

puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang

terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting.

Puskesmas bertanggung jawab smenyelenggarakan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya (Kemenkes, 2019).


45

2. Visi dan Misi Puskesmas Melong Asih

Dinas Kesehatan dalam mewujudkan visi dan misi Wali Kota

melakukan upaya pembangunan kesehatan masyarakat dengan

tujuan ”meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.” Dinas

Kesehatan juga menetapkan visi dan misi yang dianggap relevan

dan mendukung pencapaian visi dan misi pemerintah kota, dengan

memperhatikan sasaran pokok dan arah kebijakan RPJPD serta

sesuai dengan kondisi (profil) pelayanan kesehatan di Kota Cimahi

saat ini. Visi Dinas Kesehatan tahun 2017-2022 adalah “Cimahi

Sehat Mandiri”.

Untuk mencapai Visi tersebut maka Dinas kesehatan

menetapkan Misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi, yakni:”

Meningkatkan mutu dan aksebilitas pelayanan kesehatan serta

pemberdayaan masyarakat sejalan dengan visi dan misi Dinas

Kesehatan maka Puksesmas Melong Asih menetapkan Visi

Puskesmas yaitu “Mewujudkan Masyarakat Melong Asih Sehat

Mandiri. Untuk mewujudkan visi tersebut maka Puskesmas Melong

Asih juga menetapkan misi sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,merata, dan

terjangkau.
46

2. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk peduli

kesehatan.

3. Memberdayakan masyarakat sebagai upaya kemandirian untuk

hidup sehat.

B. Analisa Demografi dan Geografi

1. Analisa Demografi

Penduduk wilayah kerja Melong Asih berjumlah 36.633 jiwa dengan

rasio jenis kelamin 101. 1. Presentase komposisi penduduk laki-laki 50,

14% (18.366 jiwa), dan selebihnya adalah perenpuan 49,86% (18.267

jiwa) dengan 11.679 rumah tangga. Rata-rata jiwa rumah tangga adalah

3,4 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk adalah 11,7 jiwa/km.

Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas


Melong Asih Tahun 2020
No Data Jumlah
1 Penduduk Laki-Laki 18.366 jiwa
2 Penduduk Perempuan 18.267 jiwa
Jumlah 36.633 jiwa

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


tahun 2020 ditetapkan sasaran estimasi penduduk yang digunakan
dalam perhitungan indikator berdasarkan SPM Bidang Kesehatan.

Tabel 3.2 Data Sasaran Estimasi di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih
Tahun 2020
Bumil Bumil Bulin Neonatal Balita Usia Uspro Lansia HT DM ODGJ TB
Risti Dikdas
775 151 741 706 2731 6408 24276 3276 11621 639 51 269
47

Mayoritas kelompok umur di kelurahan Melong Asih tahun

2020 termasuk kelompok usia produktif (55,02%) sehingga

diharapkan dapat membantu serta mendukung program-program

kesehatan yang melibatkan pemerdayaan masyarakat.

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di


Puskesmas Melong Asih Tahun 2020

Kelurahan Pendidikan
Tidak/Belum Tamat SLTA/Sederajat Akademi/ Strata II
Sekolah SD/Sederajat Diploma III/
S.Muda
Melong 11,899 orang 81,85 orang 19,751 orang 2,471 orang 54
Asih Orang

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian


Kelurahan Melong Tahun 2020

Kelurah Mata Pencaharian


an PNS/ Wira Peda Swast Kar. Buruh/ Bid Kel. Buru Lainny Tdk
TNI/ swas gang a BUM Indust . Profe h a Bekerj
Pensiun ta N ri Ke si Tani a
s
Melong 1,568 4,051 790 10,866 540 3,015 170 677 43 296 23,373

Sementara itu, distribusi menurut mata pencaharian, sekitar

46,49 % penduduk Kelurahan Melong bermata pencaharian sebagai

Pegawai Swasta diikut oleh Wiraswasta sebanyak 17,33% dan Buruh

Industri sebanyak 12,90%. Hanya 0,8% saja sebagai buruh tani.


48

2. Analisa Geografi

Puskesmas Melong Asih terletak di RW 31 Kelurahan Melong

yang berada dalam wilayah Kecamatan Cimahi Selatan. Kelurahan

Melong mempunyai luas 313.060 Ha, terletak pada ketinggian 500

s/d 700 m diatas permukaan laut. Kelurahan Melong terdiri atas 36

RW (Rukun Warga) dan 191 RT (Rukun Tetangga), berbatasan

dengan Kel. Cibeureum di Utara, Desa Marga Asih di Selatan, Kel.

Utama di Barat dan Kota Bandung di Timur. Secara geografis

Kelurahan Melong terdiri dari lahan pemukiman 242.244 Ha, lahan

kuburan 0.336 Ha, lahan perkantoran 0.080 Ha, luas sarana umum

lainnya 70.815,544 Ha dan selebihnya merupakan lahan pekarangan

dan taman.

Dikarenakan beratnya beban kerja di wilayah Kelurahan Melong,

atas usulan Dinas Kesehatan Kota Cimahi maka Pemerintah Kota

Cimahi membangun 1 ( satu ) buah lagi Puskesmas yang terletak di

sebelah barat Puskesmas Melong Asih, yang dinamakan Puskesmas

Melong Tengah yang telah resmi beroperasi sejak bulan April 2013.

Dengan demikian wilayah kerja Puskesmas Melong Asih yang

sebelumnya meliputi 1 ( satu ) kelurahan Melong atau 36 RW / 191

RT, kini hanya meliputi 20 RW dan 118 RT di Kelurahan Melong,

yaitu terdiri dari RW 06, RW 07, RW 09, RW 10, RW 11, RW 12, RW


49

13, RW 14, RW 15, RW 16, RW 17, RW 19, RW 20, RW 22, RW 26,

RW 27, RW 31, RW 32, RW 33, dan RW 34.

Dengan demikian batas geografis wilayah kerja Puskesmas Melong

Asih sekarang adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kel. Cibeureum ( Kota Cimahi )

- Sebelah Timur : Kel. Cijerah ( Kota Bandung )

- Sebelah Selatan : Desa Marga Asih ( Kab.

Bandung)

- Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas

Melong Tengah

Kepadatan di wilayah Melong cukup tinggi, berdasarkan data BPS

tahun 2019 kepadatan penduduk di wilayah Melong sebesar 212,186

jiwa/ha sedangkan untuk wilayah binaan puskesmas Melong tengah

menunjukkan angka sebesar 188,84 jiwa/ha dengan laju

pertambahan penduduk (LPP) sebesar 0,47 yang dapat

dimungkinkan karena wilayah Cimahi Selatan merupakan kawasan

industri, sehingga lebih banyak mutasi penduduk dibandingkan

dengan kelahiran. Sebagian besar penduduk Melong bermata

pencaharian pada bidang industri baik itu sebagai

pengusaha maupun buruh, selanjutnya sebagai PNS/TNI/POLRI, dan

di bidang jasa.
50

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih

C. Situasi Derajat Kesehatan

Kondisi ril kesehatan penting untuk dijelaskan agar didapat gambaran

yang proposional dari dimensi kualitas dan akses pelayanan. Salah satu

gambar kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Melong Asih dapat

dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

1. Angka Kematian

a. Kematian Ibu

Tabel 3.5 Angka Kematian Ibu Tahun 2018-2020

Kasus Tahun
2018 2019 2020
Kematian Ibu 1 0 0

Data diatas menunjukan bahwa jumlah kematian ibu di

wilayah kerja Puskesmas Melong Asih tahun 2018-2020 relatif

mengalami penurunan. Pada tahun 2018 terdapat kasus


51

kematian ibu karena komplikasi penyakit yang diderita ibu.

Selanjutnya, tahun 2019 dan 2020 tidak ada kematian ibu.

b. Kematian Bayi

Angka kematian bayi mencerminkan keadaan derajat

kesehatan suatu masyarakat dan kesejahtraan sosial. Capaian

jumlah kematian neonates dan bayi tahun 2018-2020 dipaparkan

sebagai berikut:

Tabel 3.6 Angka Kematian Neonatus dan Bayi di Wilayah Kerja


Puskesmas Melong Asih Tahun 2018-2020

Kasus Tahun
2018 2019 2020
Kematian Neonatus 0 2 4
Kematian Bayi 0 1 0

Data diatas menunjukan bahwa selama kurun waktu 2018-

2020 jumlah kematian neonatus dan bayi mengalami peningkatan

tahun 2018 tidak ada kematian neonatus dan bayi. Tahun 2019

meningkat lagi karena terjadi 3 kasus kematian neonatus dan bayi

yang disebabkan oleh IUFD dan persalinan letak muka dan

asfiksia pada saat persalinan di RS dan tahun 2020 meningkat

sebanyak 4 kasus pada kematian neonatus yang disebabkan oleh

asfiksia.
52

2. Angka Kesakitan

a. Data Kunjungan

Tabel 3.7 Angka Kunjungan Pasien Puskesmas Melong Asih


Tahun 2018,2019,2020

Kegiatan Tahun
2018 2019 2020
Umum 22102 21848 11298
Jamkesmas 5564 7864 5510
ASKES 4486 7298 4542
BPJS 7374 11659 7010

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa kurun waktu

2018-2020 kujungan pasien yang berobat baik umum, maupun

pada kunjungan pasien tidak berbayar seperti BPJS Askes,

Jamkesmas menurun untuk tahun 2020 turun 58,25% dibanding

tahun 2019, hal ini merupakan dampak dari pandemi covid-19

dimana adanya pembatasan kapasitas pasien didalam ruangan

guna menerapkan jarak jauh.

b. Data Penyakit Terbanyak

Tahun 2020, pada 10 penyakit terbanyak penderita rawat

jalan di Puskesmas Melong Asih terlihat bahwa penyakit infeksi

saluran pernafasan atas akut menduduki urutan

terbanyaksejumlah 3024 kasus (3V,44%) dari seluruh kasus

sejumlah 9,619 kaus, selanjutnya diikuti oleh hipertensi primer

dengan 1,651 kasus (17, 16%) dan myalgia 1,466 kasus


53

(15,24%). Sedangkan urutan terkecil adalah penyakit Tuberkulosa

Paru Bta (+) sejumlah 426 kasus . Berikut tabelnya.

Tabel 3.8 Data 10 Penyakit Terbanyak Pada Pasien rawat Jalan di


Puskesmas Melong Asih Tahun 2020

Diagnosa L P Total
Penyakit infeksi saluran pernafasan atas akut Tid 1357 1667 3024
Hipertensi primer 506 1145 1651
Myalgia 478 988 1466
Dermatitis lain, tidak spesifik (Eksema) 240 375 615
Diare dan Gastroenteritis 245 260 515
Dispepsia 132 372 504
Demam yang idak diketahui seababnya 241 257 498
Diabetes Militus tidak spesifik 143 334 477
Gastritis 118 335 453
Tuberkulosa Paru Bta (+) 176 250 426

Tahun 2020, pada pola 10 besar penyakit terbanyak

pasien rujukan di Puskesmas Melong Asih terlihat bahwa

Cardiovaskuler Disease menduduki urutan terbanyak sejumlah

496 kasus (19,48%) dari seluruh kasus sejumlah 2,546 kasus,

selanjutnya diikuti oleh Diabetes Militus tidak spesifik dengan 494

kasus (19,40%) dan HHD Unsspec 350 kasus (13,73%).

Sedangkan urutan terkecil adalah penyakit CHF (Congestive

Heart Failure) sejumlah 117 kasus (4,59%). Berikut tabelnya.


54

Tabel 3.9 Data 10 Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rujukan di


Puskesmas Melong Asih Tahun 2020

Diagnosa L P Total
Cardiovaskuler Disease 275 221 496
Diabetes Militus Tidak Spesifik 207 287 494
Hhd Unspec 148 202 350
Gangguan Refraksi 84 151 235
Gastroduodenitis Tidak Spesifik 56 163 219
Strooke 104 93 197
Osteoarthritis 43 129 172
Copd/Ppok 91 53 144
Neuralgia dan Neuritis Tidak Spesifik 35 87 122
CHF/ Congestive Heart Failure 60 57 117

c. Status Gizi

Hasil pemantauan status gizi periode 2018-2020

menunjukan bahwa masih ditemukan masalah gizi

masyarakatdiantaranya underweight stunting, wasting, remaja

putri dengan anemia, ibu hamil dengan anemia, ibu hamil KEK

(Kekurangan Energi Kronik).dan bayi dengan BBLR (Berat Badan

Lahir Rendah) di wilayah kerja PKM Melong Asih. Berikut

datanya.
55

Gambar 3. 2 Presentase Capaian Gizi Puskesmas Melong Asih Tahun


2018, 2019, 2020

Melalui tabel diatas terlihat periode 2018-2020. Secara

masyarakat cenderung menurun. Hal ini erat sekali kaitannya dengan

mula terjadinya pandemi Covid-19 pada balita maupun ibu balita. Meski

kondisi pandemi tetapi semua balita gizi buruk mendapatkan perawatan.

Capaian balita yang ditimbang berat badannya bersifat fluktuatif namun

cenderung menurun, dari 74,7% (2018) lalu naik menjadi 75% (2019)

dan menurun tajam menjadi 44,3% (2020). Berbeda halnya dengan

capaian underweight dan stunting sangat fluktuatif tapi cenderung

meningkat sampai tahun 2020 capaian underweight 4,29% dan stunting

4,82%. Capaian ini masih dibawah target Kota Cimahi. Sedangkan

capaian wasting (balita sangat kurus dan kurus sekali) dari tahun 2018

(1,61%) menurun menjadi 1,23% (2019) dan menurun lagi menjadi 1,7%

(2020).
56

D. Gambaran Kasus COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas

Penanganan Covid-19 di Kota Cimahi sendiri diawali dengan

pemeriksaan serta pemantauan karyawan PT. Dirgantara Indonesia di

minggu awal bulan Maret. Para Karyawan PT.DI ini dilakukan

pemantauan bak dari pihak dokter perusahaan dan rapid test yang

menyatakan reaktif dan ditindaklanjuti berapa pihak Puskesmas. Untuk

kasus positif pertama Melong Asih ditemukan pada tanggal 28 Maret

2020 dari hasil rapid test yang menyatakan raktif dan ditindaklanjuti.

Dengan swab dan hasilnya positif Covid-19 yang berasal dari cluster GBI

yag melakukan acara pengurapan di daerah Lembang Kabupaten

Bandung Barat.

Untuk kasus positif Covid-19 pertama ada di kota Cimahi sendiri

di laporkan oleh Puskesmas Cimahi Utara dengan jumlah kasus 1

orang. Dimana pada saat itu untuk pelacakan kasus atau tracing tracking

dilakukan oleh petugas Puskesmas Cimahi Utara dibantu oleh seorang

Profesor dari UNPAD.


57

Gambar 3.3 Peta Risiko COVID-19 Wilayah Kerja Puskesmas


Melong Asih Tahun 2020

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa dari 20 RW yang

berada di wilayah Melong Asih, 10 RW di wilayah Melong Asih berada

pada zona merah. Hal ini dapat disebabkan karena kasus Covid-19

sedang merebak sehingga kasus tidak ada RW yang tidak memiliki

kasus konfirmasi Covid-19

E. Data Kasus COVID-19

Sejak kasus pertama diumumkan pada tanggal 2 maret 2020,

penyebaran penularan COvid-19 terjadi dengan cepat di Indonesia.

Begitupun di Kota Cimahi khususnya Kelurahan Melong, wilayah kerja

Puskesmas Melong Asih. Berikut data kasus Covid-19 wilayah kerja

Puskesmas Melong Asih.


58

Grafik 3.1 Kasus Konfirmasi Covid-19 Per Bulan di


Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih

90
80
80
70
60
50
38
40
30
20
9
10 7
2
0
1 2 3 4 5

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus konfirmasi

Covid-19 cukup meningkat setiap bulannya. Terutama pada bulan

Oktober-November terjadi peningkatan sebanyak 29 kasus dan bulan

November-Desember terjadi peningkatan sebanyak 42 kasus.

Hal ini dapat disebabkan oleh kepatuhan masyarakat terhadap

protokol kesehatan masih sangat rendah.Selain itu masyarakat masih

menganggap penyakit Covid-19 sebagai stigma negatif atau aib yang

harus di tutupi, maka dari itu banyak warga yang memilih untuk tidak

melaporkan penyakit tersebut kepada RT/RW setempat maupun fasillitas

kesehatan seperti Puskesmas setempat.

Selain itu masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai

penggunaan masker yang benar, mencuci tangan setiap sebelum atau


59

sesudah melakukan kegiatan, menjaga jarak dan menghindari

kerumunan menjadi salah satu penyebab kenaikan kasus Covid-19 pada

bulan tersebut.

Gambar 3.4 Jumlah Kasus Kontak Erat, Suspek, Konfirmasi dan


Meninggal Per RW di wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih

Berdasarkan grafik diatas jumlah kasus konfirmasi paling tinggi

terdapat pada RW 22 dengan total kasus 21 orang. Sedangkan jumlah

kasus suspek paling tinggi terdapat pada RW 6, RW 9. RW 11,RW 13

dan RW 19 dengan masing-masing terdapat 2 kasus suspek. Untuk

jumlah kasus kontak erat paling tinggi terdapat pada RW 11 dengan total

kasus14 orang. Sementara untuk kasus meninggal terdapat pada RW

10, RW 11, RW 13, RW 14, RW 32, dan RW 34 dengan masing-masing

1 orang.
60

Grafik 3.2 Jumlah Kasus Covid-19 Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Melong Asih

Laki-Laki
47.75
52.52
Perempuan

Berdasarkan pada gambar diatas jumlah kasus konfirmasi Covid-

19 lebih banyak terdapat pada perempuan dengan presentase 52,25 %

dan laki-laki sebanyak 47,75%.

Grafik 3.3 Jumlah Kasus Covid-19 Berdasarkan Kategori Usia di Wilayah


Kerja Puskesmas Melong Asih

38 37
40
33 34
35
28
30
25
20 17
15
13
15
10 7
5
0
0 s.d 5 6 s.d 11 12 s.d 17 s.d 26 s.d 35 s.d 46 s.d 56 s.d > 65
16 25 35 45 55 65

Berdasarkan gambar diatas jumlah kasus Covid-19 terbanyak

terdapat pada kategori usia 46-55 tahun.


61

Tabel 3.10 Data Kasus Covid-19 Tahun 2021

Kasus Jumlah
Suspek 92
Konfirmasi Positif 630
Kontak Erat 389
Total 1111

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pasien dengan

kategori suspek terdapat 92 orang,dengan kategori konfirmasi positif

sebanyak 630 orang, dan kontak erat sebanyak 389 orang.

Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Total kasus Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Melong Asih pada

tahun 2020 sebanyak 241 kasus dengan konfirmasi sebanyak 136

orang, kasus suspek sebanyak 15 orang, kasus kontak erat sebanyak

71 orang, kasus meninggal sebanyak 6 orang dan kasus yang

terdapat di luar wilayah sebanyak 3 orang.

b. Kasus konfirmasi tertinggi terdapat pada RW 22 dengan total 21

kasus, pada RW 12 dengan total 15 kasus, dan RW 13 dengan total

13 kasus. Sementara kasus konfirmasi terendah terdapat pada RW

16, RW 20, RW 27, dan RW 33 dengan masing-masing 1 kasus.

c. Berdasarkan jenis kelamin, kasus Covid-19 di wilayah kerja Melong

Asih tahun 2020 lebih banyak terdapat pada perempan dengan total

52,25%, sementara laki-laki sebanyak 47,75%.


62

d. Berdasarkan kategori usia, kasus Covid-19 di wilayah Melong Asih

tahun 2020 lebih banyak terdapat pada usisa 46-55 tahun dengan

total 38 orang.

e. Jika dilihat dari jumlah kasus konfirmasi yang memiliki gejala pada

kasus Covid-19 di wilayah Melong Asih tahun 2020, gejala anosmia

(hilang penciuman) dan batuk merupakan gejala yang banyak dialami

oleh pasien, karena kedua gejala tersebut merupakan gejala khas dari

Covid-19.

f. Jika dilihat dari jumlah kasus konfirmasi dengan penyakit penyerta

pada kasus Covid-19 di wilayah kerja Melong Asih tahun 2020,

penyakit Hipertensi merupakan penyakit penyerta yang paling banyak

diderita oleh pasien kasus konfrimasi Covid-19.

g. Jika dilihat dari kasus covid-19 tahun 2021 di wilayah kerja Melong

Asih,criteria tertinggi terdapat pada pasien positif covid-19 Yitu

sebanyak 630 orang.

F. Program Penyuluhan Yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas Melong

Asih

1. Penyuluhan PHBS Keluarga

Penyuluhan PHBS di Keluarga adalah Kegiatan penyampaian

informasi oleh petugas Puskesmas/mitra kerja Puskesmas dengan


63

sasaran keluarga dan anggotanya yang mendapat intervensi PIS/PK atau

Keluarga yang tidak ber PHBS, didukung alat bantu/media penyuluhan.

Capaian Penyuluhan PHBS dikeluarga di Puskesmas Melong Asih

Tahun 2021 adalah 53,78%, terdapat kesenjangan 46,21% dari target

100% hal ini dikarenakan masih adanya PPKM di tahun 2021 sehingga

beberapa bulan tidak ada kegiatan kunjungan rumah.

2. Penyuluhan PHBS di Sekolah

Penyuluhan PHBS di Sekolah adalah Kegiatan penyampaian

informasi oleh petugas Puskesmas/mitra kerja Puskesmas secara

berkelompok dengan sasaran siswa, guru dan masyarakat sekolah,

tujuannya adalah agar tahu, mau dan mampu menolong dirinya sendiri di

bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat, dilaksanakan setiap triwulan terintegrasi

dengan kegiatan penjaringan sekolah, didukung alat bantu/media

penyuluhan. Capaian Penyuluhan PHBS di Sekolah di Puskesmas

Melong Asih Tahun 2021 adalah 100%, sudah memenuhi target.

Tabel 3. 11 Data Sekolah di Melong Asih

NO Nama Sekolah Sekolah Yang Memiliki Yang Mempromosikan


UKS Kesehatan
1 SD Mandiri 1 1 1
2 SD Melong Asih 4 0 1
3 SD Melong Asih 5 1 1
4 SD Melong Asih 7 1 1
64

5 SD Melong Asih 8 1 1
6 SD Melong Mandiri 2 1 1
7 SD Melong Mandiri 3 1 1
8 SD Melong Mandiri 7 1 1
9 SD Yanuri 0 1
10 SD Al Furqon 1 1
11 Slb Tutwuri Handayani 0 0
12 SMP Pasundan 1 1
13 SMP 4 Cimahi 1 1
14 SMA 6 Cimahi 1 1
15 SMA Pasundan 1 1
16 SMK Pasundan 1 1
JUMLAH 14 15

3. Penyuluhan PHBS Tempat-Tempat Umum

Penyuluhan PHBS di Tempat-Tempat Umum adalah kegiatan

penyampaian informasi oleh petugas Puskesmas/mitra kerja Puskesmas

kepada pengelola tempat-tempat umum secara berkelompok (5-30

orang) dengan sasaran tempat-tempat Umum/TTU yang terdiri dari

mesjid, teminal, hotel, pasar, tempat wisata, dilaksanakan 2 kali dalam

setahun, didukung alat bantu/media penyuluhan.

Capaian Penyuluhan PHBS Tempat- Tempat Umum di wilayah

kerja Puskesmas Melong Asih Tahun 2021 adalah 56,5%, terdapat

kesenjangan 43,5% dari target 100%. Hal ini disebabkan karena kondisi
65

di tahun 2021 masih dalam keadaan Pandemi sehingga Penyuluhan di

tempat-tempat umum tidak terlaksana 100%.

4. Frekuensi penyuluhan di Fasilitas Kesehatan

Penyuluhan PHBS di Fasilitas Kesehatan adalah kegiatan

penyampaian informasi secara berkelompok (5-30 orang) kepada

pengunjung Puskesmas dan jaringannya oleh petugas di dalam gedung

Puskesmas dan jaringannya (Pustu, Poskesdes) dilaksanakan 2 kali

dalam satu minggu selama satu bulan (8 kali) dalam setahun 8 x 12 bln

(96 kali), materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), didukung alat

bantu/media penyuluhan.

Capaian Frekuensi Penyuluhan di Fasilitas Kesehatan diWilayah

Kerja Puskesmas Melong Asih Tahun 2021 adalah 100%dari target

100%.

5. Penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di dalam gedung

Puskesmas

Penyuluhan kelompok oleh petugas didalam gedung Puskesmas

adalah penyampaian informasi kesehatan kepada sasaran pengunjung

Puskesmas secara berkelompok (5-30 orang) yang dilaksanakan oleh

petugas, dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu selama satu bulan (8

kali) dalam setahun 8 x 12 bln (96 kali), didukung alat bantu/media

penyuluhan 96 kali. Pembuktiannya dengan : jadwal, materi,

dokumentasi, pemberi materi, alat bantu yang digunakan, buku visum.


66

6. Penyuluhan Keluar Gedung Oleh Petugas Kesehatan Melalui Media

Sosial

a. Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang

memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video,

menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan

jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Di Puskesmas

Melong Asih sendiri untuk penggunaan Instagram pada saat pandemi

Covid-19 paling aktif dan sering di gunakan tetapi penggunaannya

belum terjadwal. nama Instagram Puskesmas Melong Asih sendiri

adalah @pkm_melongasih dengan jumlah pengikut sebanyak 2,212

orangdengan jumlah mengikuti sebanyak 144 orang.

b. Facebook

Facebook merupakan layanan jejaring sosial media yang

memungkinkan pengguna untuk saling terhubung dengan pengguna

lainnya dari seluruh dunia. Di Puskesmas Melong Asih sendiri untuk

penggunaan Facebook pada saat pandemi Covid-19 paling aktif dan

sering di gunakan tetapi penggunaannya belum terjadwal. nama

Facebook nya adalah Puskesmas Melong Asih Cimahi dengan

jumlah pengikut sebanyak 105 orang.

c. WhatsApp Grup
67

Grup di aplikasi WhatsApp umumnya digunakan sebagai wadah

untuk berkomunikasi antar rekan kerja, keluarga, atau lingkup

pertemanan. Grup WhatsApp biasanya juga dimanfaatkan pengguna

apabila ingin mengkoordinasikan pekerjaan atau membahas kegiatan

tertentu.
68

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) di

Puskesmas Melong Asih Khususnya pelaksanaan Program Penyuluhan

Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Melong Asih,

program ini sudah berjalan dengan baik, namun ada beberapa yang

menjadi kendala dalam melakukan Program ini.

Tabel 4.1 Indentifikasi Masalah Program Penyuluhan di Wilayah Kerja

Puskesmas Melong Asih

TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN


NO UPAYA
(%) (%) (%)

1 Penyuluhan PHBS Keluarga 100 53,79 46,21

2 Penyuluhan PHBS di sekolah 100 100 0

3 Penyuluhan PHBS Tempat-Tempat Umum 100 56,52 43,48

Frekuensi penyuluhan di Fasilitas


4 100 100 0
Kesehatan
Penyuluhan kelompok oleh petugas
5 100 100 0
kesehatan di dalam gedung Puskesmas
69

B. Penetapan Prioritas Masalah

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi

masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya

keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih

masalah prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai

kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam

penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai

macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)

dan sebagainya.

Metode USG:

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk

menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan

menentukan tingkat urgensi,keseriusan, dan perkembangan isu dengan

menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor

tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan

dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu

tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah

tersebut diselesaikan.
70

2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan

dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah

yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan

masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah

yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila

dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.

Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap

produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan

membahayakan sistem atau tidak.

3. Growth Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan

makin memburuk kalau dibiarkan.

Nilai total merupakan hasil dari penjumlahan antara UxSxG. Skala

yang digunakan untuk penilaian prioritas masalah adalah sebagai

berikut:

1. : Sangat Kecil

2. : Kecil

3. : Sedang

4. : Besar

5. : Sangat Besar
71

Penentuan prioritas masalah terkait permasalahan yang ada pada

pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di

Puskesmas Melong Asih berdasarkan penilaian pemegang program,

pembimbing lapangan dan penulis sebagai berikut:

Tabel 4.2 Analisis Prioritas Masalah

No Daftar Masalah U S G Total Rank


(UXSXG)
1 Penyuluhan PHBS Keluarga 3 3 3 27 1

2 Pembinaan PHBS di Tempat- 2 3 3 18 2

tempatUmum

Berdasarkan hasil USG maka di dapatkan prioritas masalah dan

dirangking. untuk rangking 1 yaitu Penyuluhan PHBS keluarga, rangking

2 Penyuluhan PHBS di tempat-tempat umum, prioritas masalah yang

didapat adalah mengenai penyuluhan PHBS keluarga.

C. Penyebab Masalah

Berdasarkan hasil skoring diatas, maka ditetapkan masalah yang

menjadi prioritas dan perlu segera mendapatkan perhatian untuk

investigasi lebih lanjut.


72

Manusia Metode

Kurangnya media promkes


Belum ada jadwal untuk
Kurangnya SDM penyuluhan

Belum ada metoda yang baik

Rendahnya
kunjungan rumah belum optimal Cakupan
penyuluhan PHBS
Akses rumah yang di keluarga
jauh
Dana untuk Penyuluhan terbatas Belum ada Pandemi covid-19
Sarana untuk dukungan sehingga nakes
penyuluhan lintas sektor tidak bias turun ke
terbatas PHBS lapangan

Sarana Dana Lingkungan


73

D. Pemecahan Masalah

Hasil dari uraian penyebab masalah dapat dianalisa untuk

pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah tersebut,

sehingga masalah-masalah tersebut dapat diminimalkan. Untuk

menemukan upaya pemecahan dari masalah tersebut, dapat diuraikan

dalam tabel analisa masalah sebagai berikut:


74

Tabel 4.2 Analisis Pemecahan Masalah

PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN PEMECAHAN MASALAH


PENYEBAB MASALAH
MASALAH MASALAH TERPILIH

Manusia :
1. Pembentukan kader PHBS. 1. Pembentukan Kader
1. Kurangnya SDM.
2. Membuat jadwal penyuluhan PHBS.
2. Belum adanya jadwal untuk
PHBS keluarga.
penyuluhan keluarga.
Penyuluhan
PHBS
Keluarga
Sarana : 1. Pembentukan Kader
1. Akses rumah Jauh. 1. Pembentukan kader PHBS. PHBS.
2. Belum ada kader PHBS.

Dana :
1. Pengajuan dana untuk 1. Pengajuan dana untuk
1. Dana untuk penyuluhan penyuluhan.
penyuluhan.
terbatas.
Lingkungan : 1. Koordinasi lebih
1. Koordinasi lebih ditingkatkan ditingkatkan lagi.
1. Belum ada dukungan dari lagi . 2. Penyuluhan secara
lintas sektor . 2. Penyuluhan secara Online. Online.
2. Pandemi Covid 19.
75

1. Memperbanyak media
Metode :
promkes.
1. Kurangnya media promkes ,
2. Pencatatan untuk intervensi 1. Pencatatan untuk
blm ada metode yang baik intervensi PHBS.
PHBS.
2. Kunjungan rumah belum
3. Kolaborasi dengan
optimal.
Perkesmas.
76

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan Praktik Kesehatan

Masyarakat selama 21 hari kerja dimulai dari tanggal 31 Januari 2022 – 28

Februari 2022 di Puskesmas Melong Asih dapat disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan Program Penyuluhan Kesehatan Selama Pademi Covid-19 di

Puskesmas Melong Asih, masalah-masalah yang dihadapi antara lain SDM

yang kurang, Sarana yang kurang memadai, Dana yang kurang, Lingkungan

yang kurang mendukung dan Metode yang kurang tepat.

Setelah melakukan analisis prioritas masalah dengan menggunakan

teknik kriteria model USG maka diketahui yang menjadi prioritas masalah

dalam Kegiatan Program Penyuluhan Kesehatan Selama Pandemi Covid-19

di Puskesmas Melong Asih adalah Penyuluhan PHBS Keluarga.

Pemecahan masalah terhadap prioritas masalah tersebut antara lain

Pembentukan Kader PHBS, Pengajuan dana untuk penyuluhan, Koordinasi

lebih ditingkatkan lagi, Penyuluhan secara Online, Pencatatan untuk

intervensi PHBS.
77

B. Saran

1. Diharapkan Puskesmas mampu melakukan pendekatan interpersonal

kepada masyarakat Melong dan terutama kepada keluarga pasien agar

mereka pun teredukasi dan selalu menjaga kesehatannya.

2. Puskesmas melakukan pendekatan secara online kepada keluarga yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Melong Asih.

3. Selalu konsisten share info mengenai kesehatan di media sosial dan info

apa saja yang akan di sampaikan.

4. Intruksi ke setiap RT/RW untuk mengedukasi masyarakat sekitar.


78

DAFTAR PUSTAKA

Arfamaini, R. (2016). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における

健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Applied Microbiology and

Biotechnology, 85(1), 2071–2079.

BARRIOS, J. P. R. M. B. (2014). No TitleМини-инвазивные вмешательства

под ультразвуковым контролем при эхинококковом абсцессе печени.

Diseño De Un Modelo De Control Interno En La Empresa Prestadora De

Servicios Hoteleros Eco Turisticos Nativos Activos Eco Hotel La Cocotera,

Que Permitira El Mejoramiento De La Informacion Financiera, 97.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pencegahan

dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Germas, 0–115.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-

04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf [Diakses 11 Juni

2021].

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020

Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease

2019 (Covid-19). MenKes/413/2020, 2019, 207.

Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes RI (2019). Tentang Dasar – Dasar Puskesmas


79

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 209 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan

Pendekatan Keluarga

Restrepo Klinge, S. (2019). No TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη, 8(5), 55.

9 786024 730406. (n.d.).


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

Alamat : Komplek Leuwigajah Permai Jalan Dahlia

No.20 RT.03 RW.15, Cimahi Selatan, Jawa

Barat

Tempat / Tanggal Lahir : Denpasar, 15 Februari 2001

Pendidikan :

1. TK Bina Kumara 2 Senganan : 2005 - 2006

2. SD Negeri 3 Senganan : 2006 - 2011

3. SMP Negeri 3 Penebel : 2011 - 2015

4. SMA Negeri 4 Cimahi : 2015 - 2018

5. S1 Kesehatan Masyarakat : 2018 - 2022

Universitas Jenderal Achmad Yani


LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin PKM

PERMOHONAN SURAT IJIN TEMPAT PKM

Dengan ini mengajukan Surat ijin PKM Semester Gasal T.A 2021/2022 nama
mahasiswa peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) dibawah ini
sebagai berikut:
Tempat PKM : 1. Dinas Kesehatan Kota Cimahi
2.Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cimahi
3. Puskesmas Melong Asih
Alamat : 1. Komplek Perkantoran Pemkot Gedung C Lantai
3, Jalan Raden Demang Hardjakusumah, Cibabat,
Cimahi, Kota Cimahi,, Jawa Barat, 40531
2. Komplek Perkantoran Pemkot Gedung C Lantai
4, Jalan Raden Demang Hardjakusumah, Cibabat,
Cimahi, Kota Cimahi,, Jawa Barat, 40531
3 .Jalan Melong Raya No.1, Melong, Kecamatan
Cimahi Selatan, Kota Cimahi , Jawa Barat, 40534
Nama Mahasiswa : 1. Gusti Ayu Sri Aryati Andani :NPM. 113118018
2. Millenia Pantarhei Diantra :NPM: 113118027
3. Shalsabilla Putri Rizky Fauziah :NPM: 113118091
Demikian permohonan surat ijin tempat PKM ini. Atas perhatian dan
kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Cimahi, 10 Januari 2022

Yang Mengajukan Koordinator PKM

Gusti Ayu Sri Aryati Andani Nasir Ahmad,S.KM.,.Ph


Lampiran 2.Surat Perizinan Praktik Kesehatan Masyarakat
Lampiran 3. Lembar Kegiata Harian

Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin, 31 Januari 2022 1. Rekap dat BPJS


2. Rekap data SKP pegawai
Puskesmas.
3. Bimbingan awal (Pengenalan
Puskesmas)

Mengetahui, Cimahi, 31 Januari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Rabu, 2 Februari 2022 1. Penyuluhan Vit A dan


Kecacingan di RW 34 Melong
Asih dengan jumlah peserta 34
orang dimulaidari pukul 08.30-
09.00.
2. Posyandu di RW 34 dimulai dari
pukul 08.00-10.00 dengan
sasaran 50 orang.

Mengetahui, Cimahi, 02 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Kamis, 03 Februari 2022 1. Penyuluhan prokes di mulai


pukul 08.30-09.00 di
Puskesmas Melong Asih.
2. Bagian pendaftaran pasien dan
Skrinning dimulai dari pukul
07.30-10.00.

Mengetahui, Cimahi, 03 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Jumat, 4 Februari 2022 1. Pendaftaran vaksinasi Covid-19


dimulai pukul 07.30-10.00 di
Puskesmas Melong Asih.
2. Senam peregangan dimulai
pukul 10.00-10.05 di
Puskesmas Melong Asih.

Mengetahui, Cimahi, 04 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Sabtu, 5 Februari 2022 1. Bagian Observasi vaksinasi


Covid-19 di SDN 4,5,7,8 Melong
Asih dari pukul 07.30-12.00.

Mengetahui, Cimahi, 05 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin, 7 Februari 2022 1. Bagian pendaftaran pasien dan


Skrinning dimulai dari pukul
07.30-10.00.

Mengetahui, Cimahi, 06 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Selasa, 8 Februari 2022 1. Entry data vaksin di Puskesmas.


2. Penyuluhan Covid-19 di
Puskesmas Melong Asih di mulai
pukul 08.45-09.00.

Mengetahui, Cimahi, 08 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Rabu, 9 Feruari 2022 1. Penyuluhan DBD di Puskesmas


Melong Asih di mulai pukul
08.00-08.15.
2. Rekap data surat masuk tahun
2022.

Mengetahui, Cimahi, 09 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Kamis, 10 Februaru 2022 1. Entry data vaskin di MI Melong


Asih dimuali pukul 07.30-12.00

Mengetahui, Cimahi, 10 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Jumat, 11 Februari 2022 1. Posyandu di RW 21 dengan


jumlah sasaran 100 orang.
Dimulai pukul 08.30-12.00.

Mengetahui, Cimahi, 11 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Sabtu, 12 Februari 2022 1. .Posyandu di RW 07 dimulai


pukul 09.00-11.00.

Mengetahui, Cimahi, 12 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin, 14 Februari 2022 1. Pendaftaran dan Skrinning


pasien puskesmas dari pukul
07.30-10.00..

Mengetahui, Cimahi, 14 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Selasa, 15 Februari 2022 1. Pendaftaran Vaksinasi


dimulaipukul 07.30-12.00.
2. Memasukan data NAR pasien.

Mengetahui, Cimahi, 15 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Rabu, 16 Februari 2022 1. .Posyandu di RW 27 daripukul


09.00-11.00.

Mengetahui, Cimahi, 16 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Kamis, 17 Februari 2022 1. Pendaftaran vaksinasi dimulai


pukul 07.30-12.00
2. Pencatatan vaksinasi di bagian
suntik vaksin di mulai pukul
08.00-12.00..

Mengetahui, Cimahi, 17 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Jumat, 18 Februari 2022 1. Penyelidikan Epidemiologi


pasien Covid-19.
2. Entry data NAR.

Mengetahui, Cimahi, 18 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Sabtu, 19 Februari 2022 1. Rekap data kepegawaian


Puskesmas.
2. Rekap absensi pegawai
Puskesmas.

Mengetahui, Cimahi, 19 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Rabu, 23 Februari 2022 1. Rekap data Daftar Nominatif


SKP pegawai Puskesmas.

Mengetahui, Cimahi, 23 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Nama : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

NPM : 113118018

Hari / Tanggal Kegiatan

Rabu, 24 Februari 2022 1. Rekap data Daftar Nominatif


SKP pegawai Puskesmas.

Mengetahui, Cimahi, 24 Februari 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ruhyandi, S.Pd.,SKM.,M.KM) (Erna Marlina,SKM)


Lampiran 4.Lembar Kegiatan Bimbingan

No Hari/Tanggal Kegiatan Paraf


Pembimbing
1. Jumat / 21
Januari 2022

Dilakukannya pengarahan oleh


Pembimbing Akademik, membahas mulai
dari persiapan yang harus dilakukan
sebelum kegiatan PKM hingga gambaran
umum alur kegiatan PKM (laporan)
2. Rabu / 16
Februari
2022

Dilakukannya pengarahan oleh


Pembimbing Akademik, membahas terkait
progres pengerjaan laporan PKM

3. Senin / 21
Februari
2022

Dilakukannya pengarahan oleh


Pembimbing Akademik, membahas
mengenai penjelasan sistematika dan alur
penyusunan laporan.
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan PKM

Dokumentasi Kegiatan

Posyandu di RW 34 Melong Asih.

Posyandu di RW 34 Melong Asih.

Pendaftaran dan Skrinning Pasien di

Puskesmas Melong Asih.

Penyuluhan COVID-19 di Puskesmas

Melong Asih.
Senam peregangan di Puskesmas

Melong Asih.

Penyuluahan di RW 34 Melong Asih.

Penyelidikan Epidemiologi Pasien Covid-

19.

Penyuluhan dan Posyandu di RW 21

Melong Asih.
Vaksinasi Covid-19 di MI Melong Asih.

Vaksinasi di MI Melong Asih.

Posyandu di RW 21 Melong Asih.

Vaksinasi di SDN 4,5,7,8 Melong Asih.


Entry data Vaksinasi Covid-19 di

Puskesmas Melong Asih.

Pendaftaran vaksinasi Covid-19 di

Puskesmas Melong Asih.


Lampiran 6. Materi Kegiatan Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah : Corona Virus Disease (COVID-19)


Pokok Bahasan : COVID-19, Etika Batuk & CTPS
Sasaran : Pasien yang akan datang berobat
Jam/Waktu : 08.15 WIB (15 menit)
Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022
Tempat : Puskesmas Melong Asih Cimahi
Pemberi Materi : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

A. Latar Belakang
Koronavius atau Coronavirus (istilah populernya: virus korona, virus
corona, atau virus Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamily
Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales.
Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan
mamlia (termasuk manusia). Pada masnusia, koronavirus menyebabkan
infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun
beberapa bentuk penyakit seperti SARS, Mers, dan COVID-19 sefatnya
lebih mematikan. Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada
spesies lain: pada ayam, koronavirus menyebabkan penyakit saluran
pernapasan atas, sedangkan pada sapid an babi menyebabkan diare.
Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati
infeksi korovirus pada manusia. Koronavirus merupakan virus beramplop
dengan genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks
simetris. Jumlah genom koronavirus berkisar berasal dari bahasa Latin
corona yang artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus
(virion): mereka memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau
korona matahari.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, sasaran mampu
memahami tentang Corona Virus Disease (COVID-19), Etika Batuk dan 6
Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun pada masyarakat dan melaksanakan
hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
sehingga penularan dapat dicegah.

C. Tujuan Instruksional Khusus


1. Dapat menjelaskan pengertian Corona Virus Disease (COVID-19)
2. Dapat menyebabkan gejala klinis Corona Virus Disease (COVID-19)
3. Dapat menyebutkan pertahanan Corona Virus Disease (COvid-19)
4. Dapat menyebutkan 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
5. Dapat menyebutkan pesan untuk petugas kesehatan dan masyarakat

D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Corona Virus Disease (COVID-19)
2. Gejala Klinis Corona Virus Disease (COVID-19)
3. Pertahanan Corona Virus Disease (COVID-19) diberbagai benda.
4. Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
5. Pesan untuk petugas kesehatan dan masyarakat .

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet
G. Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 3 menit
2. Perkenalan 2. Berkenalan
3. Maksud dan tujuan 3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu, tempat dan topic 4. Menyetujui kontrak
5. Kesiapan pengunjung 5. Menyatakan
kesiapannya
2. Pelaksanaa 1. Menyamakan persepsi 1. Menjawab sesuai 8 menit
n 2. Menjelaskan tentang Pengertian dengan pengetahuan.
Corona Virus Disease (COVID- 2. Memperhatikan dan
19), mendengarkan
3. Fakta Corona Virus Disease
(COVID-19),
4. Gejala Klinis Corona Virus
Disease (COVID-19),
5. Pertahanan Corona Virus
Disease (COVID-19) diberbagai
benda,
6. Langkah Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS),
7. Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) dan
8. Pesan untuk petugas kesehatan
dan masyarakat
3. Penutup 1. Evaluasi 1. Mendengarkan 4 menit
2. Kesimpulan kesimpulan
3. Rencana tindak lanjut. 2. Memperhatikan tindak
4. Salam penutup lanjut
3. Menjawab salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemberi materi sudah siap sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
b. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan
3. Evaluasi Hasil
a. Pertanyaan : Apa pengertian Corona Virus Disease (COVID-19)?
Jawab : COVID-19 atau NCov-19 masih belum jelas penularannya,
diduga dari hewan ke manusia karena contohnya hewan kelelawar
dan manusia ke manusia melalui droplet bersin/batuk yang
menempel di benda, tangan atau udara. Corona Virus diyakini
menyebabkan 15-30% dari semua pilek pada orang dewasa dan
anak-anak.
b. Pertanyaan : Apa efek Corona Virus Disease (COVID-19) ?
Jawaban : Bisa menularkan antar manusia melalui droplet ludah ke
pernafasan, mulut dan hidung, masa inkubasi 1-14 hari dengan
gejala awal tidak spesifik, penyakit bisa mengenai semua umur
terutama lansia dan anak.
c. Pertanyaan : Gejala klinis apa yang muncul pada pasien Corona
Virus Disease (COVID-19)?
Jawaban : Demam, batuk kering, sakit tenggorokkan, gangguan
pernafasan, pilek, letih, lesu.
d. Pertanyaan : Bagaimana pertahanan Corona Virus Disease (COVID-
19) di berbagai benda?
Jawaban : Plastik 2-3 hari, kertas 4-5 hari, kayu 4 hari, udara 3 jam,
sarung tangan medis 8 jam.
e. Pertanyaan : Bagaimana 6 langkah Cuci Tangan PAkai Sabun
(CTPS)? Jawaban :
1) Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap
dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah
memutar. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara
bergantian.
2) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
3) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi mengunci
4) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
5) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudia gosok
perlahan.bilas dengan air bersih dan keringkan.
f. Pertanyaan : Apa saja Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
?
Jawaban:
1) Gunakan alat pelindung diri (APD) dan masyarakat gunakan
masker
kain (bukan masker medis) karena efektif 70% menahan virus
yang masuk dan gunakan sarung tangan pada saat berkendara.
2) Sering cuci tangan sabun terlebih setelah kontak langsung
dengan orang sakit atau lingkungan orang sakit.
3) Ingatkan kepada orang dengan gejala ISPA harus menerapkan
etika batuk (jaga jarak dengan orang atau menutup mulut dan
hidung dengan tissue atau baju lengan bagian atas saat batuk
dan bersin).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah : Tingginya Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)


Pokok Bahasan : Penjelasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sasaran : Pasien yang akan datang berobat
Jam/Waktu : 08.45 WIB (15 menit)
Tanggal : Selasa, 9 Februari 2022
Tempat : Dalam Gedung Puskesmas Melong Asih
Pemberi Materi : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
yang ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola
mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet (rumple lead)
positif, bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah dan lain
sebagainya. Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial
maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena
menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan
berkurangnya usia harapan hidup masyarakat.
Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal,
sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya
lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan
akomodasi selama perawatan di rumah sakit.
Faktor-faktor yang berperan terhadap peningkatan kasus DBD antara
lain kepadatan vektor, kepadatan penduduk yang terus meningkat sejalan
dengan pembangunan kawasan pemukiman, urbanisasi yang tidak
terkendali, meningkatnya sarana transportasi (darat, laut dan udara),
perilaku masyarakat yang kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan,
serta perubahan iklim (climate change). Pengendalian penyakit Deman
Berdarah Dengue (DBD) telah diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/ MENKES/SK/1992, dimana
menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD dengan
memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya,
memperkuat surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini
terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Manajemen pengendalian vektor
secara umum diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 10 menit, sasaran mampu
memahami tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan dapat
melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) sehingga penyakit dapat dihindari.

C. Tujuan Instruksional Khusus


1. Dapat menjelaskan pengertian DBD
2. Dapat menjelaskan penyebab dan factor risiko DBD..
3. Dapat menjelaskan Gejala DBD.
4. Dapat menjelaskan Diagnosis DBD.
5. Dapat menjelaskan komplikasi DBD.
6. Dapat menjelaskan cara pengobatan DBD.
7. Dapat menjelaskan bagaimana cara pencegahan DBD.
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian DBD
2. Penyebab dan faktor risiko DBD..
3. Gejala DBD.
4. Diagnosis DBD.
5. Komplikasi DBD.
6. Cara pengobatan DBD.
7. Pencegahan DBD.

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet

G. Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 3 menit
2. Perkenalan 2. Berkenalan
3. Maksud dan tujuan 3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu, tempat dan topic 4. Menyetujui kontrak
5. Kesiapan pengunjung 5. Menyatakan
kesiapannya
2. Pelaksanaa 1. Pengertian DBD 3. Menjawab sesuai 8 menit
n 2. Penyebab dan faktor risiko DBD.. dengan pengetahuan.
3. Gejala DBD. 4. Memperhatikan dan
4. Diagnosis DBD. mendengarkan
5. Komplikasi DBD.
6. Cara pengobatan DBD.
7. Pencegahan DBD.

3. Penutup 5. Evaluasi 4. Mendengarkan 4 menit


6. Kesimpulan kesimpulan
7. Rencana tindak lanjut. 5. Memperhatikan tindak
8. Salam penutup lanjut
6. Menjawab salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemberi materi sudah siap sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
b. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah : Kecacingan Pada Anak


Pokok Bahasan : Pemberian Obat Cacing Pada Anak
Sasaran : Pasien yang akan datang berobat
Jam/Waktu : 08.15 WIB (15 menit)
Tanggal : Rabu, 2 Februari 2022
Tempat : RW 38 Melong Asih
Pemberi Materi : Gusti Ayu Sri Aryati Andani
Shalsabilla Putri Rizky Fauziah

A. Latar Belakang
Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang ditularkan
melalui tanah dan disebabkan oleh parasit cacing, dengan dampak
mengganggu perkembangan fisik, kecerdasan, mental, prestasi, dan
menurunkan ketahanan tubuh (Soedarto, 2009).
Kecacingan merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit dari
kelompok helminth (cacing), membesar dan hidup dalam usus halus
manusia, cacing ini terutama tumbuh dan berkembang pada penduduk di
daerah yang beriklim panas dan lembab dengan sanitasi yang buruk,
terutama pada anak-anak. Cacing-cacing tersebut adalah cacing gelang,
cacing cambuk, cacing tambang dan cacing pita Orang yang cacingan
adalah apabila di dalam perutnya terdapat cacing.Seseorang diketahui ada
cacing di dalam perutnya apabila keluar cacing dari mulut, hidung, saat
buang air besar, atau bila dalam pemeriksaan terdapat telur cacing, maka
orang tersebut cacingan (Dinkes Provinsi DIY, 2010).
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, sasaran mampu
memahami tentang Kecacingan Pada Anak dan dapat melaksanakan hidup
sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
sehingga penyakit dapat digindari.

C. Tujuan Instruksional Khusus


1. Dapat menjelaskan pengertian Kecacingan
2. Dapat menjelaskan gejala Kecacingan.
3. Dapat menjelaskan Bahaya kecacingan pada anak.
4. Dapat menjelaskan Penularan kecacingan pada anak.
5. Dapat menjelaskan Cara mencegah kecacingan.
6. Dapat menjelaskan cara mengobati kecacingan.

D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Kecacingan
2. Gejala Kecacingan.
3. Bahaya kecacingan pada anak.
4. Penularan kecacingan pada anak.
5. Cara mencegah kecacingan.
6. Cara mengobati kecacingan

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet
G. Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 3 menit
2. Perkenalan 2. Berkenalan
3. Maksud dan tujuan 3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu, tempat dan topic 4. Menyetujui kontrak
5. Kesiapan pengunjung 5. Menyatakan
kesiapannya
2. Pelaksanaa 9. Menyamakan persepsi 5. Menjawab sesuai 8 menit
n 10. Pengertian Kecacingan dengan pengetahuan.
11. Gejala Kecacingan. 6. Memperhatikan dan
12. Bahaya kecacingan pada anak. mendengarkan
13. Penularan kecacingan pada
anak.
14. Cara mencegah kecacingan.
15. Cara mengobati kecacingan
3. Penutup 9. Evaluasi 7. Mendengarkan 4 menit
10. Kesimpulan kesimpulan
11. Rencana tindak lanjut. 8. Memperhatikan
12. Salam penutup tindak lanjut
9. Menjawab salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemberi materi sudah siap sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana Peserta bersedia untuk
mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah : Meningkatnya Kasus COID-19 Varian Omicron


Pokok Bahasan : Bahayanya Varian COVID-19 Omicron
Sasaran : Masyarakat Yang Datang Ke Posyandu
Jam/Waktu : 08.40 WIB (15 menit)
Tanggal : Jumat, 10 Februari 2022
Tempat : Posyandu RW 13 Melong Asih
Pemberi Materi : Gusti Ayu Sri Aryati Andani

A. Latar Belakang
Pada tanggal 26 November 2021, WHO menetapkan varian B.1.1.529
sebagai variant of Concern (VOC), berdasarkan anjuran dari Technical
Advisory Group on Virus Evolution (Grup Penasihat Teknis tentang Evolusi
Virus). Varian ini diberi nama Omicron. Omicron adalah sebuah varian yang
sangat divergen dengan jumlah mutasi yang tinggi, termasuk 26- 32 varian
pada bagian spike, yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan dan
dapat terkait denganpotensi menghindari imunitas (immune escape) dan
transmisibilitas yang lebih tinggi. Namun, masih terdapat banyak
ketidakpastian. Ketidakpastian-ketidakpastian utama meliputi (1) seberapa
mudah varian ini menyebar dan apakah terdapat peningkatan kemampuan
menghindari imunitas, peningkatan transmisibilitas intrinsik, atau keduanya;
(2) seberapa baik perlindungan vaksin terhadap infeksi, transmisi, penyakit
klinis berbagai tingkat keparahan, dan kematian; dan (3) apakah varian ini
memiliki profil tingkat keparahan penyakit yang berbeda. Anjuran kesehatan
masyarakat didasarkan pada informasi yang ada dan akan disesuaikan
seiring tersedianya bukti-bukti seputar pertanyaan-pertanyaan utama di
atas.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit, sasaran mampu
memahami tentang Varian baru Covid-19 yaitu Omicron dan dapat
melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) sehingga penyakit dapat dihindari.

C. Tujuan Instruksional Khusus


1. Dapat menjelaskan pengertian Omicron
2. Dapat menjelaskan Gejala Omicron.
3. Dapat menjelaskan Cara Isolasi di Rumah
4. Dapat menjelaskan Pencegahan Penyebaran Virus.

D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Omicron
2. Gejala Omicron.
3. Cara Isolasi di Rumah
4. Pencegahan Penyebaran Virus.

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 3 menit
2. Perkenalan 2. Berkenalan
3. Maksud dan tujuan 3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu, tempat dan topic 4. Menyetujui kontrak
5. Kesiapan pengunjung 5. Menyatakan
kesiapannya
2. Pelaksanaa 1. Pengertian Omicron 7. Menjawab sesuai 8 menit
n 2. Gejala Omicron. dengan pengetahuan.
3. Cara Isolasi di Rumah 8. Memperhatikan dan
4. Pencegahan Penyebaran Virus. mendengarkan
3. Penutup 13. Evaluasi 10. Mendengarkan 4 menit
14. Kesimpulan kesimpulan
15. Rencana tindak lanjut. 11. Memperhatikan
16. Salam penutup tindak lanjut
12. Menjawab salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemberi materi sudah siap sebelum dilaksanakannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
b. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai