Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CITAPEN
Jln. Raya Veteran III Tapos Rt 01/ Rw 03 Desa Citapen Kec. Ciawi Kab. Ciawi
Kab.Bogor Kode Pos 16760 Telp/sms. 085710156329
Email: citapenpuskesmas@gmail.com

HASIL SURVEY MAWAS DIRI (SMD)


PUSKESMAS CITAPEN TAHUN 2018

A. Pendahuluan

Fasilitas kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya kesehatan baik preventif, promotif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat. Pusat kesehatan masyarakat tersebut dinamakan puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan usaha kesehatan masyarakat maupun upaya
kesehatan perorangan. Puskesmas dalam pendekatan pelayanan yang diberikan
berdasarkan kebutuhan masyarakat dan permasalahan yang sesuai dengan
kehidupan masyarakatnya.

B. Latar belakang

Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan


pengkajian masalah kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat/kader
dibawah bimbingan petugas kesehatan di desa/bidan di desa.
Survey mawas diri telah dilakukan dalam rangka identifikasi kebutuhan
masyarakat. SMD dilakukan di 4 desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja
Puskesmas Citapen yaitu desa Citapen, Cileungsi, Cibedug dan Bojong Murni. SMD
dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 150 orang dari setiap desa dengan
metode simple random sampling.

C. Tahap pelaksanaan kegiatan


1. Persiapan
Melakukan pembahasan ditingkat puskesmas dalam rangka perencanaan
pelaksanaan kegiatan SMD. Dalam tahap ini, dibicarakan tujuan, cara
melaksanakan serta bagaimana evaluasi yang akan dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Setelah kuesioner dibuat (hasil pengumpulan dari tim managemen, tim UKP serta
UKM), disosialisasikan ke kader pada saat pertemuan kader. Adapun yang
dijelaskan yakni cara teknis pelaksanaan serta dijelaskan satu per satu maksud
kuesioner, setelah dimengerti, lembaran kuesioner tersebut disebarkan ke kader,
kemudian kader melaksanakan pengambilan data.
Adapun penentuan jumlah sasaran didapatkan dengan metode perhitungan
sampel rumus Slovin. Rumus ini digunakan untuk menghitung jumlah sampel
minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti. Berikut
rumus perhitungan sampel Slovin:
𝑁
n = (1+𝑁𝑒 2 )

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan masing-masing jumlah sampel dari


setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Citapen sebagai berikut: (dengan margin
error 5%)
Desa Jumlah Populasi Hasil Perhitungan Jumlah Sampel
Citapen 10488 385 sampel
Cileungsi 9498 381 sampel
Cibedug 8299 383 sampel
Bojong Murni 6131 375 sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling.

3. Analisa dan evaluasi


Setelah kader melaksanakan SMD sesuai kesepakatan waktu, selanjutnya
kuesioner yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis untuk mengetahui dan
melaksanakan tindak lanjut permasalahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Citapen.
Analisis SMD menggunakan aplikasi SPSS untuk melihat persentase setiap
variabel pertanyaan yang terdapat dalam surei mawas diri.

D. Hasil kegiatan SMD

ANALISA DAN RENCANA TINDAK LANJUT SMD

Dari hasil smd yang dilakukan,maka disimpukan :

A.Akses pelayanan,pelyanan dan pembiyaan kesehatan :

 Masyarakat masih ada yang memilih berobat tidak di fasilitas kesehatan (25%)
dibandingkan tradisional,sehingga kita harus meningkatkan pelayanan agar tetap
menjadi pilihan utama masyarakat ketika berobat.
 Jarak puskesmas sebagian besar dekat dengan masyarakat (48%) tetapi masih
ada masyarakat yang merasa cukup jauh ,yaitu 23%,sehingga puskesmas harus
mengoptimalkan pelayanan puskesmas pembantu gang ayu(desa banjar waru)
serta pustu di desa bitungsari,selain itu dioptimalkan pusling dokter di 5 desa
wilayah kerja UPT Puskesmas Ciawi
 Jaminan kesehatan yang dimiliki masyarakat ,adalah BPJS hanya sebagian kecil
(24%) ,maka diperlukan sosialisasi di masyarakat serta peran linsek untuk
sosialisasi serta advokasi kepada masyarakat ,seperti dalam pengurusan
administrasi baik di tingakat kelurahan/kecamatan/SKPD terkait
 Pelayanan di poli umum menurut masyarakat sangat cepat (58%) ,oleh karena itu
harus ditingakat pelayanan agar lebih banyak masyarakat yang merasakan (
100%)
 89% masyarakat tidak pernah menggunakan pengaduan/hotline service sehingga
harus sosialisasi dan memasang no telepon/kotak saran yang mudah dilihat

B.kesehatan ibu,anak,kb,gizi serta imunisasi

 Tempat persalinan masyarakat masih memilih fasilitas kesehatan untuk bersalin(97%)


dan tenaga medis masih dipilih untuk pertolongan persalinan (98%) ,tetapi harus tetap
ditingkatkan pelayanan,menjalin kemitraan dengan paraji serta lintas sectoral agar semua
persalinan oleh nakes
 Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap (min 4x) adalah 76%,sehingga
diperlukan usaha yang lebih dari tenaga kesehatan utntuk menjangkau ibu
hamil,diantaranya dioptimalisasi kelas ibu hamil di desa,kerjasama dengan linsek maupun
toma dan toga agar senua ibu hamil memeriksa kehamilan ke nakes.
 Ibu hamil yang mengalami gangguan selama kehamilan masih ditemukan sebesar 14%,oleh
dikarena itu dioptimalkan kelas ibu,ANC serta kunjungan rumah bumil resti
 Masih ditemukan juga kematian pada bayi/balita serta ibu hamil 3% oleh karena itu
diperlukan pelayanan ANC terpadu yang optimal,kunjungan rumah serta pelayanan MTBM
serta MTBS yang komferhensif
 Imunisasi yang diperoleh masyarakat untuk anaknya yaitu imunisasi dasar lengkap
98%,maka diharapkan saat imunisasi ulangan capaian tetap baik maka diperlukan
kerjasama linspro dan linsek
 Bayi yang ditimbang 90% lebih dari 8kali,agar partisipasi masyarakat tetap baik maka
diperlukan kerja sama linsek
 Pemberian MPASI sebagian besar saat usia 6 bulan (73%),tetapi masih ada yang diberikan
MPASI < 6 bulan sehingga diperlukan penyuluhan kepada masyarakat
 Pemberian ASI eksklusif 90% ,untuk meningkatkannya diperlukan pembentukan grup
pendukung ASI&penyuluhan manfaat ASI
 Sebagian besar masyarakat sudah menggunakan kontasepsi (73%) ,tetapi masih ada yang
tidak menggunakan,oleh karena itu perlu peningkatan pelayanan serta kerjasama
ditingkatkan dengan BKKBN serta KBKES TNI
 Penggunaan garam beriodium sudah cukup baik 100% masyarakat menggunakannya,untuk
optimalisasi perlu pengecekan kadar iodium yang digunakan masyarakat sebagai antisipasi
kekurangan iodium yang dikonsumsi

C.Kesahatan lingkungan
 Rumah dengan jamban keluarga yang memenuhi syarat sebanyak 87%,masih ada keluarga
yang jambannya tidak memenuhi syarat,begitu juga dengan jarak sumur resapan dengan
sumber air bersih <5 meter 48%,dengan mayoritas sumber air bersih adalah sumur (58%)
sehingga diperlukan penanganan oleh petugas kesling dalam membina masyarakat
 Kamar mandi yang digunakan masyarakat sebagian besar berada di dalam rumah (59%)
tetapi masih ada keluarga yang tidak mempunyai kamar mandi (7%) sehingga perlu
dibangun jamban keluarga bekerja sama dengan linsek lebih dioptimalkan.
 Pembuangan sampah keluarga 71% sudah ditempat pembuangan yang tertutup,19% tidak
tertutup,sisanya 10% tidak mempunyai tempat pembungan sehingga diperlukan edukasi
kepada masyarakat serta kerjasama dengan linspro dan linsek dalam upaya pencegahan
penyakit.
D.Tanaman obat keluarga (TOGA)
 Sebagian besar masyarakat tidak mempunyai tanaman obat(80%),maka untuk itu
dibutuhkan penyuluhan & pembinaan oleh pemegang program kesehatan tradisional
kepada masyarakat.

E.Jiwa
 Tidak ada penderita sakit jiwa yang dipasung(100%) dan jika ada penderita sakit jiwa yang
mengamuk masyarakat sudah mengetahui untuk menghubungi apparat maupun
nakes.Untuk pelayanan kepada masyrakat harus dilakukan pemantauan keberadaan pasien
jiwa serta pendampingan oleh dokter spesialis jiwa dalan penangan paisen jiwa

F.Indera
 Masih diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit mata,54% saja yang
mengetahui tentang penyakit mata yang berhubungan dengan penyakit lain seperti
DM,hipertensi maupun katarak.Selain itu edukasi untuk perawatan/penanganan penyakit
mata karena masih ada yang ditangani sendiri 16%

G.Penyakit Tidak Menular(PTM)


 Masyarakat dengan penyandang penyakit tidak menular seabanyak 10%,sedangkan yang
tidak 84% agar yang tidak resiko PTM tetap sehat maka perlu optimalisasi serta pembinaan
kepada kelompok masyarakat potensial dan masyarakat yang sudah terkena penyakit agar
kualitas hidup lebih baik
 Faktor resiko yang dipunya sebanyak 26 % harus dipantau di pos PTM serta kedatangan
masyarakat yang tidak konsisten(kadang-kadang) diperlukan wawar kegiatan tersebut
kepada warga,optimalisasi pelayanan serta integrase dengan linspro&linsek

H.Perilaku anggota keluarga

 Anggota masyarakat sebagian besar tidak merokok 66%,maka masih diperlukan


penyuluhan bahaya merokok kepada masyrakat
 Pelu edukasi/penyuluhan untuk hidup bersih dan sehat terkait masih ada anggota masyrakat
yang tidak mencuci tangan (4%),tidak mengosok gigi(11%) ,tidak mencuci tangan setelah
BAB 13% serta buang sampahtidak pada tempatnya 10%
 Anggota masyarakat yang berolah raga sebesar 86%,masih 14 % yang belumberolah raga
maka perlu dioptimalkan kegiatan kesorga(kesehatan olah raga) di masyarakat

Demikian hasil survey mawas diri yang sudah dilakukan dalam identifikasi kebutuhan masyarakat
wilayah kerja puskesmas ciawi

Mengetahui Ka UPT Puskesmas Ciawi Penanggung jawab UKM

DRG SALMA A ALATAS DR EMA PURNAMASARI

NIP 196010281992022001 NIP 197610082007012011

Anda mungkin juga menyukai