Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PELAKSAAN MAGANG

DIPUSKESMAS SUNGAI BESAR


KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
TANGGAL 11 FEBRUARI – 8 MARET TAHUN 2019

UPAYA PENCEGAHAN KASUS DBD ( DEMAM


BERDARAH DENGUE ) MELALUI METODE
PENYULUHAN DI PUSKESMAS SUNGAI BESAR

OLEH:

FARAH NUR AZIZAH


NPM : 15.17.0250

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
20119
LAPORAN PELAKSAAN MAGANG
DI PUSKESMAS SUNGAI BSAR
KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
TANGGAL 11 FEBRUARI – 8 MARET
TAHUN 2019

UPAYA PENCEGAHAN KASUS DBD( DEMAM BERDARAH DENGUE )


MELALUI METODE PENYULUHAN
DI PUSKESMAS SUNGAI BESAR

Disusun Oleh :
FARAH NUR AZIZAH
NPM.15.07.0250
DI PUSESMAS SUNGAI BESAR TAHUN 2019
Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh:
Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi

Akhmad Fauzan, SKM, M.Kes Sutaji, SKM


060 904 302 NIP. 19671001 198703 1 006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kepala Puskesmas Sungai Besar

Akhmad Fauzan, SKM, M.Kes dr.Syachdiani


NIDN.116108502 NIP. 19731213 200212 2 002
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… i


KATA PENGANTAR………...…………………………………………...... ii
DAFRAT ISI ……………………………...…………………………………. iii
DAFTAR TABEl……………….……………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….
A. Latar belakang………………………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………………………
1. Tujuan umum……………………………………………………..
2. Tujuan khusus…………………………………………………….
C. Manfaat magang………………………………………………………
1. Bagi mahasiswa …………………………………………………...
2. Bagi Instansi……………………………………………………….
3. BagiFakultas………………………………………………………
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG..……………………
A. Analisi situasi umum………………………...………………………..
B. Analisis situasi khusus……………………...…………………………
BAB III HASIL KEGIATAN……………………...…………………………
A. Uraian kegiatan………………………………………………………...
B. Identifikasi masalah……………………………………………………
C. Prioritas penyebab masalah…………………………………………...
D. Prioritas pemecahan masalah…………………………………………
E. Intervensi……………………………………………………………….
F. Rencana kegiatan………………………………………………………
G. Rencana anggaran……………………………………………………..
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………
A. KESIMPULAN………………………….……………………………..
B. SARAN………………………………….………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………..…………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedesaegepty dan Aedes albopictus yang tersebar luas di rumah-
rumah dan tempatumum diseluruh wilayah Indonesia, kecuali yang
ketinggiannya lebih 1000 meter di atas permukan laut. Penyakit ini
terutama menyerang anak yang ditandai dengan panas tinggi, perdarahan
dan dapt mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah (Djunaedi,
2006).
Data Depkes RI tahun 2013, Hingga pertengahan tahun ini, kasus
demam berdarah terjadi di 31 provinsi dengan penderita 48.905 orang,
376 di antaranya meninggal dunia. Jumlah penderita demam berdarah
pada semester pertama tahun ini menunjukkan kenaikan dibanding tahun
lalu. Sepanjang 2012, Kemenkes mencatat 90.245 penderita. tahun 2010
angka kematian mencapai 0,87 persen, pada tahun 2011 meningkat
menjadi 0,91 persen dan sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 0,90
persen dengan total kasus tahun 2012 sebanyak 90245 penderita dan
jumlah kematian 816 penderita. Tahun 2013 selama Januari-Juni DBD
dilaporkan terjadi di 31 provinsi dnegan jumlah kasus sebanyak 48.905
penderita, dan 376 diantaranya meninggal dunia. Provinsi yang dilaporkan
KLB DBD tahun 2013 yaitu Lampung,Sulsel, Kalteng, dan Papua.
Di Pulau Kalimantan, Kalsel menempati urutan kedua terbanyak
penderita DBD setelah Kalimantan Tengah. Pada 2016, ia mencontohkan
ada 4.085 pasien kasus DBD se-Kalsel, 29 orang di antaranya meninggal
dunia. Perinciannya, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
masing-masing tercatat ada lima orang tewas, Kabupaten Tabalong ada
empat orang meninggal, dan Kabupaten Tanah Bumbu, Tapin, dan Kota
Banjarbaru masing-masin 2 orang tewas.Kemudian Kabupaten Kotabaru
ada 3 orang tewas, dan Kabupaten Barito Kuala, Balangan, Hulu Sungai
Selatan, dan Hulu Sungai Tengah masing-masing satu orang meninggal
dunia. Menurut dia, mayoritas korban tewas akibat DBD berusia 2 - 12
tahun. Untuk tahun 2017 tercatat ada 547 pasien kasus DBD se-Kalsel,
dua di antaranya tewas asal Kabupaten Tanah Laut dan Kandangan
(Kabupaten HSS). Sedangkan di tahun 2018 baru tercatat 103 pasien
hingga bulan Februari dan belum ada laporan pasien yang meninggal
dunia. Untuk tahun 2019 sejak Januari sampai 5 Februari 2019 sudah ada
508 kasus.Untuk kematian ada tiga di Banjarbaru, satu di Tanah Laut dan
satu lagi di Tapin.
Sadar atas ancaman DBD, Dinkes Kalsel terus melakukan
pelatihan kepada petugas di Puskesmas dan mengaktifkan lagi juru
pemantau jentik (jumantik), setelah sempat vakum karena keterbataan
anggaran. Pihaknya sudah mengusulkan agar bisa mengaktifkan kembali
petugas jumantik dengan insentif memakai Dana Desa. “Nilai uang
insentifnya antara Rp 100 ribu dan Rp 200 ribu per bulan, karena petugas
jumantik kerjanya tak setiap hari, hanya sewaktu waktu dibutuhkan.
Pola pembasmian nyamuk dengan cara fogging kurang efektif
karena hanya membunuh nyamuk dewasa sementara bibit atau sarang
nyamuknya telur tak terjangkau. Jadi yang lebih praktis dengan PSN dan
mengaktifkan gerakan bersama Jumat Bersih. Meningkatnya jumlah kasus
serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan karena semakin
baiknya transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya
perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya
vector nyamuk hampir diseluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel
tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun. faktor yang mempengaruhi
kejadian penyakit demam berdarah dengue antara lain faktor host,
lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat serta faktor virusnya sendiri.
Faktor host yaitu kerentanan dan respon imun; faktor lingkungan yaitu
kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin,
kelembapan, musim); kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku,
adat istiadat) (Depkes RI, 2004).
Selama ini upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan (penyakit DBD), masih banyak berorientasi pada
penyembuhan penyakit. Dalam arti apa yang dilakukan masyarakat dalam
bidang kesehatan hanya untuk mengatasi penyakit yang telah terjadi atau
menimpanya, di mana hal ini dirasa kurang efektif karena banyaknya
pengeluaran. Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah
kesehatan sebenarnya adalah dengan memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit denganberperilaku hidup sehat, namun
hal ini ternyata belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat
(Kusumawati, 2004).
Memasuki 2019, Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banjarbaru
semakin mengancam. Sejak Januari hingga 4 Februari lalu sudah ada 148
kasus yang ditemukan, tiga pengidap diantaranya meninggal dunia.
Jumlah penderita DBD di banjarbaru yang melonjak tajam cukup
mengkhawatirkan. Mengingat di tahun 2018, hanya ada 269 kasus.
Masih tingginya kejadian DBD di Banjarbaru khususnya Desa
Sungai Besar dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun ekstrenal
seperti pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat dalam memahami dan
melakukan kegiatan kebersihan lingkungan rumah dalam pencegahan
kejadian DBD terulang kembali.Dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang masalah kesehatan, diperlukan suatu upaya nyata
seperti dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
seperti dengan ceramah adalah salah satu contoh dari metode pendidikan
kesehatan yang ada. Pendidikan kesehatan seperti ceramah merupakan
metode konvensional yang umumnya dilakukan karena mudah dan murah.
Metode ini juga memilki keunggulan yaitu praktis, relatif murah, mudah
dilakukan dan disesuaikan untuk berbagai kondisi (Notoatmodjo, 2005).
Tingginya angka kejadian DBD mengakibatkan tingginya biaya
sakit yang harus di tanggung oleh pasien DBD.Pada tahun 2017, tercatat
kasus DBD yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian ekonomi
masyarakat sekitar 986 milyar.Kerugian tersebut meliputi biaya berobat,
kerugian waktu produktif penderita dan keluarga.data studi pendahuluan
yang di dapat oleh peneliti tentang kejadian demam berdarah pada anak di
Puskesmas Sungai Besar terus meningkat semenjak tahun 2018. Pada
bulan Januari – Desember 2018 terdapat 6 Kasus DD (Demam Dengue)
dan terdapat 16 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Puskesmas
Sungai Besar.(Data P2PL Puskesmas Sungai Besar, 2018 )
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian tentang Upaya Menurunkan Peningkatan Kasus DBD (Demam
Berdarah Dengue) Melalui Metode Penyuluhan Di Puskesmas Sungai
Besar Tahun 2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang peneliti ingin mengetahui apakah
Metode Penyuluhan dapat menurunkan peningkatan kasus DBD (Demam
Berdarah Dengue) , dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku
pencegahan demam berdarah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Besar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya menurunkan
peningkatan kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) melalui metode
penyuluhan di Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019?
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas Sungai Besar sebelum dan setelah diberi penyuluhan.
b. Mengetahui perilaku masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas
Sungai Besar tentang pengurasan bak mandi sebelum dan
sesudah diberi penyuluhan.
c. Mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat di wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Besar tentang kebiasaan menutup bak
air sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.
d. Mengetahui perubahan perilaku masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Besar mengenai mengubur atau membakar
sampah sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada institusi
pendidikan khususnya bidang kesehatan dan diharapkan menjadi
suatu masukan bagi mahasiswa tentang pengurasan bak mandi dengan
kejadian demam berdarah dengue (DBD), menutup bak air minum,
dan mengubur sampah yang ada di rumah.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan dalam mengkaji permasalahan tentang pengurasan bak
mandi dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD), menutup bak
air minum, dan mengubur sampah yang ada di rumah.
3. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah
kesehatan mengenai pencegahan kejadian demam berdarah dengue
(DBD) dan sebagai bahan informasi dalam mengoptimalkan program-
progam pencegahan penyakit DBD dengan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS).
4. Bagi Masyarakat Setempat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
pengurasan bak mandi dengan kejadian demam berdarah dengue
(DBD), menutup bak air minum, dan mengubur sampah yang ada di
rumah
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG

A. Analisis Situasi Umum


1. Keadaan Geografis
Puskesmas Sungai Besar terletak di Kelurahan Sungai Besar Kecamatan
Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru dengan perbatasan yaitu:
a. Sebelah Utara : Kelurahan komet Kecamatan Banjarbaru Utara
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka
c. Sebelah Timur : Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan Banjarbaru Utara
d. Sebelah Barat : Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar meliputi 1 kelurahan, yaitu Kelurahan
Sungai Besar, dengan luas wilayah 480,27 Ha, terdiri atas :
a. Pemukiman : 198,06Ha
b. Lahan Belum Terbangu : 15,35 Ha
c. Industri : 1,13 Ha
d. Lapangan Olahraga : 2,86 Ha
e. Pertambangan : 8,40 Ha
f. Kebun Campuran : 103,68 Ha
g. Semak Belukar/Alang-alang : 119,49 Ha
h. Taman Kota : 0,31 Ha
i. Infrastruktur dan Fasilitas Umum : 30, 99 Ha
Kondisi geografis wilayah puskesmas adalah terletak pada dataran
tinggi dengan curah hujan yang bnayak dan suhu udara rata-rata. Adapun jarak
puskesmas dengan pusat pemerintahan adalah :
a. Dengan dengan pusat pemerintahan Kecamatan ± 2 Km
b. Dengan pusat pemerintahan Kota Banjarbaru ± 2 Km
2. STRUKTUR ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUNGAI
BESAR TAHUN 2018

KEPALA PUSKESMAS
dr.SYACHDIANI
NIP.19731213 200212
2002

KEPALA
UNIT HJ.AIDA MULYANI
NIP.19620905

SISTEM RUMAH KEUANGAN KEPEGAWAIA


INFORMASI TANGGA N
IMANSYAH SARNIAH, LATHIFAH, MILAWATY,
ADI, SKM SKM Amd SKM
PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKP PENANGGUNG JAWAB
ESSENSIAL DAN KEFARMASIAN DAN JARINGAN PELAYANAN
PENGEMBANGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN LABORATORIUM PUSKESMAS DAN JEJARING
drg.CYNTHIA SOENARJO FASILITAS PELAYANAN
PELAYANAN PROMOSI PELAYANAN KESEHATAN JIWA PELAYANAN PEMERIKSAAN PUSKESMAS PEMBANTU
KESEHATAN TERMASUK UKS LAILY ARIYANI, AMK UMUM
FERLIANSYAH, AMK
PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PELAYANAN KESEHATAN GIGI
LINGKUNGAN MASYASARAKAT DAN MULUT PARIDAH UNIT PUSKESMAS KELILING
PELAYANAN KIA-KB BERSIFAT PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KIA-KB YANG SUGIATI, AMK
UKM TRADISIONAL KOMPLEMENTER BERSIFAT UKP
UNIT BIDAN KELURAHAN
PELAYANAN GIZI BERSIFAT UKM PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
DEWI NOVIARI, AMKES
ELFHATA RISYA, AMG OLAHRAGA dR. IDA YULIANTI
PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PELAYANAN KESEHATAN INDRA PELAYANAN GIZI BERSIFAT UKP JEJARING FASILITAS PELAYANAN
PENGENDALIAN PENYAKIT FERLIANSYAH, AMK H. AS’AD, SST KESEHATAN
PELAYANAN KEPERAWATAN PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN PERSALINAN
KESEHATAN MASYARAKAT LANSIA RATNA DUMILA,AMKEB
PELAYANAN KESEHATAN KERJA PELAYANAN LABORATORIUM
HJ. RIKA RIYANTI SRI MURNIYATI, SST
PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN FARMASI
PEDULI REMAJA NORITA DAHLIA, S.Far .Apt
3. Keadaan Pegawai Puskesmas Sungai Besar Tahun 2018
Tabel 2.1 Keadaan Pegawai Puskesmas Sungai Besar Tahun 2018

NO PENDIDIKAN JUMLAH GOLONGAN JUMLAH ESELON JUMLAH

LK Pr LK Pr LK Pr

1. SD I/a Non
Eselon
2. SLTP I/b I.a

3. SLTA 6 I/c I.b

4. DI 2 I/d II.a

5. DII 0 II/a II.b

6. DIII 3 14 II/b III.a

7. D IV 1 3 II/c 1 III.b

8. S1 3 11 II/d 4 IV.a 1

9. S2 0 III/a 9 IV.b 1

10. S3 0 III/b 1 1 V.a

11. Pendidikan III/c 2 6 V.b


Profesi
12. III/d 3 9

13. IV/a 1 2

14. IV/b 2

15. IV/c

16. IV/d 1

17. IV/e

18. Non Gol 2

JUMLAH 7 37 7 37 2

Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru


4. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadikan Puskesmas Sungai Besar sebagai pusat pelayanan kesehatan
yang terdepan dan berkharakter menuju Kelurahan Sungai Besar Sehat
2021
b. Misi
1) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2) Meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat
3) Melaksanakan upaya kesehatan secara professional dan bertanggung
jawab
5.Keadaan Penduduk
Pada tahun 2018 kelurahan Sungai Besar memiliki jumlah penduduk
18.971 jiwa, yang terdiri dari :
a. Laki-laki : 9.651 Jiwa
b. Perempuan : 9.320 Jiwa
Jenis pekerjaan penduduk di wilayah Puskesmas Sungai Besar adalah Pegawai
Negeri Sipil, dan mayoritas penduduk beragama Islam
6. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas dan
Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan
Kota Banjarbaru, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas berfungsi :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan dan pusat pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang terdapat
pada SK Menkes Nomor 128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat, tidak hilang dengan di keluarkannya Permenkes No. 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Karena pada Permenkes
No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, kedua fungsi tersebut masuk dalam
wewenang Puskesmas untuk menyelenggarakan fungsi UKM.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana disebut diatas,
Puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan
(Perwali kota Banjarbaru Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pembentukkan Unit
Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kota
Banjarbaru, Pasal 10 ayat (1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan untuk mewudjudkan masyarakat yang
a. Memiliki perilaku sehatyang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, danmasyarakat
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi :
a. Paragdigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakatan
d. Pemerataan
e. Teknologi tepat guna; dan
f. Keterpaduan dan kesinambungan
7. Struktur Organisasi
Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas,
Peraturan Wali Kota Banjarbaru Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan
Kota Banjarbaru, dan peraturan Wali Kota Banjarbaru Nomor 50 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi < Tugas Pokok Dan Fungsi Serta
Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, maka struktur organisasi
Puskesmas terdiri dari :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri dari :
1) Penanggung Jawab UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
2) Penanggung Jawab UKM Pengembangan
3) Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium
4) Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Besar khususnya Kelurahan Sungai Besar secara menyeluruh, terpadu
dan trintegrasi
Sasaran :
a. Melaksanakan Uapaya Kesehatan wajib oleh puskesmas Sungai Besar
sehingga tercapai derajat Kesehatan yang setinggi tingginya di wilayah
Kelurahan Sungai Besar, yang terdiri atas :
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) KIA/KB
4) Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Pemberataan Penyakit Menular (P3M)
6) Pengobatan
b. Melaksanakan Upaya Kesehatan pengembangan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditentukan di masyarakat dan
sesuai dengan kemampuan Puskesmas Sei Besar.
Upaya Kesehatan pengembangan terdiri dari :
1) Upaya Kesehatan usia lanjut
2) Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan
3) Upaya kesehatan telingan/pencegahan gangguan pendengaran
4) Kesehatan jiwa
5) Kesehatan olahraga
6) Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
7) Perawatan kesehatan masyarakat
8) Bina kesehatan tradisional
9) Bina kesehatan kerja

9. Program dan Kegiatan


Tabel 2.2
Program Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib Pada Puskesmas Sungai Besar
Tahun 2018

No Program Kegiatan

1. Promosi 1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan


Kesehatan Sehat
a. Rumah Tangga
b. Institusi Pendidikan (sekolah)
c. Institusi Saran Kesehatan
d. Institusi TTU
e. Institusi Tempat Kerja
2. Bayi mendapat ASI Eksklusif
3. Mendorong terbentuknya UKBM
a. Posyandu Pratama
b. Posyandu Madya
c. Posyandu Purnama
d. Posyandu Mandiri
4. Penyuluhan Napza
2 Kesehatan a. Penyehatan air
lingkungan 1) Inpeksi sanitasi sarana air bersih
2) Pemninaan pokmasy/ pokmair
b. Higine sanitasi makanan dan minuman
1) Inpeksi sanitasi tpt pengolahan
makanan
2) Pembinaan tpt pengolahan
makanan
c. Penyehatan tpt pembunganan sampah
dan limbah TPS yang memenuhi
syarat
d. Penyehatan lingkungan pemukiman
dan jaga, dg kegiatan
1) Rumah yang memenuhi syarat
kesehatan
2) IS jamban keluarga memenuhi
syarat
3) IS PAL memenuhi syarat
e. Pengawasan sanitasi TTU
1) Infeksi sanitasi tempat tempat
umum
2) Sanitasi tempat yang memenuhi
syarat
f. Pengamanan tempat pengelolaan
pertisida
1) Inpeksi sanitasi sarana pengolahan
2) Pembinaan tempat pengolahan
pestisida
g. Pengendalian vektor
1) Pengawasan tpt potensial
perindukan vektor dipemukiman
penduduk
2) Pemberdayaan
sasaran/kelmpok/pokja potensial
dalam upaya pemberantasan
3) Lokasi potensial yang mendapat
intervensi pemberantasan vektor
peny. menular
3. KIA/KB 1. Kesehatan ibu: KI
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai
standar untuk kunjungan lengkap
b. Drop out K1-K4
c. Pelayanan persalinan nakes termasuk
pendampingan persalinan dukun oleh
nakes (standar)
d. Pelayanan nifas lengkap (ibu dan
neonatus)KN3
e. Pelayanan dan rujukan bumil risiko
tinggi
2. Kesehatan bayi:
a. Penanganan dan atau rujukan neonatus
risti
b. Cakupan BBLR ditangani
c. Cakupan kunjungan bayi
d. Cakupan kunjungan neonatus
3. Upaya kesehatan balita dan anak prasekolah
a. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
tumbuh kembang balita kontak
pertama)
b. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
tumbuh kembang anak prasekolah
4. Upaya Kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
a. Pelayanan kesehatan anak SD oleh
nakes/guru uks/dokter kecil
b. Cakupan pelayanan kesehatan remaja
5. Pelayanan keluarga berencana (KB)
a. Akseptor KB aktif di Puskesmas (CU)
b. Akseptor aktif MKET di Puskesmas
c. Akseptor MKET dengan komplikasi
d. Akseptor MKET yang gagal
4. Upaya perbaikan 1. Pemberian kapsul vitamin A balita 2
gizi masyarakat kali/tahun
2. Pemberian tablet besi (90 tab) ibu hamil
3. Pemberian PMT gizi buruk pada keluarga
miskin
4. Balita baik berat badannya
5. Balita bawah garis merah
6. Desa/kelurahan dengan garam beryodium
baik
7. Kelurahan bebas rawan gizi penduduk < 15
tahun
5 Upaya pencegahan 1. TB paru
dan a. Pengobatan px TB ( DOTS) BTD+
pembeerantasan b. Penobatan px TB paru (DOTS) BTA-
penyakit menular ntgen +
(P3M) 2. Malaria
a. Pemeriksaan ketersediaan darah pada
pasien malaria klinis
b. Px malaria klinis yang diobati
c. Px + malaria diobati sesuai standar
d. Px yang terdeteksi malria berat yang
dirujuk ke Rs
3. Kusta
a. Penemuaan tersangka px kusta
b. Pengobatan px kusta
c. Pemeriksaan kontak penderita
4. Pelayanan imunisasi
a. Imunisasi DPT1 pada bayi.
b. Drop out DPT3 campak.
c. Imunisasi HBI < 7 hari.
d. Imunisasi campak pada bayi.
e. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD.
f. Imunisasi TD anak SD kelas 2 dan 3.
g. TD WUS.
h. Bias campak kelas 1 SD.
i. TD2 bumil
5. Diare
a. Penemuan kss diare di pkm dan kader
1) Puskesmas
2) Kader
b. Kss diare oleh pkm dan kader oral
dehidrasi.
c. Kasus diare ditangani dg rehidrasi
intravena
6. Ispa
a. Penemuan kasus pnemoni dan pnemoni
berat oleh pkm dan kader.
b. Jumlah kasus ISPA yang ditangani
7. Jumlah kasus yang dirujuk
8. Demam berdarah dengue
a. Angka bebas jentik (AJB) oleh kader.
b. Cangkupan penyelidikan epid .(PE)
9. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan
HIV / AIDS.
a. Kasus PMS yang diobati.
b. Klien dapat penanganan HIV / AIDS
10. Pencegahan dan penanggulangan rabies
a. Cuci luka terhadap gigitan HPR .
b. Vaksinasi terhadap gigitan HPR
terindikasi
11. pencegahan dan penanggulangan filarisasis
dan schistozomiasis
a. kasus filariasis yang ditanganin.
persentase pengobatan selektif.
b. persentase pengobatan F. Buski
6 Upaya pengobatan 1. Penobatan
a. Kunjungan rawat jalan umum
b. Kunjungan rawat jalan gigi
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan HB ibu hamil
b. Urine protein ibu hamil
c. Pemeriksa darah trombosit DBD
d. Pemeriksaan darah malaria
e. Pemeriksaan tes kehamilan
f. Pemeriksaan sputum TB
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
1. Data kujungan
Jumlah masyarakat yang meanfaatkan fasilitas kesehatan
dipuskesmas sungai besar baik dipuskesmas, puskesmas pembantu dan
puskesmas kelling selama tahun 2018 tampak terlihan pada table 3.2 di
bawah ini :

Tabel 3
Jumlah Kunjungan Pada Pu

skesmas Sungai Besar


(Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling)

Pada Puskesmas Sungai Besar paling banyak memamfaatkan


fasilitas, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan setiap bulannya yaitu rata-rata
75 orang per/hari dari jumlah kunjungan selama setahun yaitu 21.240 orang
dengan kategori askes, swasta, gratis atau kartu sehat dan gratis lainya. Pada
tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4
Jumlah Kunjungan Pada Puskesmas Sungai Besar
Tahun 2018

Untuk Puskesmas Pembantu hanya memiliki 1 buah yang terletak


di komplek Bumi Cahaya Bintang Kelurahan Sungai Besar Kunjungan setiap
bulan rata-rata 2 orang/hari dari jumlah kunjungan selama setahun yaitu 679
orang, seperti pada tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5
Puskesmas Kunjungan Pada Puskesmas Pembantu (Pustu)
Tahun 2018
Puskersmas keliling dilaksanakan setiap hari kamis, lokasi
pelayanan terletak di Bumi Berkat RT.2, Intan Sari Kelurahan Sungai Besar,
sedangkan tim puskesmas keliling tersebut adalah dokter, perawat, bidan,
kesling, dan petugas, gizi. Adapun masyarakat yang datrang untuk
mendapatkan pelayanan setiap bulan rata-rata 8 orang/kunjungan dari jumlah
yang mendapatkan pelayanan selama setahun yaitu 428 orang, seperti pada
tabel di bawah ini yaitu:

Tabel 6
Jumlah Kunjungan Pada Puskesmas Keliling
Tahun 2018
2. Derajat Kesehatan
Sasaran kesakitan/derajat kesehatan yang dapat dimonitor di
wilayah kerja Puskesmas dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 7
Cangkupan Derajat Kesehatan Pada Puskesmas Sungai Besar
Tahun 2018
No. Cangkupan Derajat Kesehatan Jumlah
1. Kematian Ibu 0
2. Kematian Perinatal 0
3. Kematian Neonatal 0
4. Lahir mati 0
5. Lahir hidup 355
6. Kematian bayi 1
7. Kematian balita 0
8. Kematian IUFD 0
Tabel 2.3
Data 10 Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Sungai BesarTahun 2018
No Penyakit Jumlah %

1. ISPA 2505 15,96%

2. Caries Gigi 1840 11,72%

3. Hypertensi 1797 11,45%

4. Dyspepsia/Gastritis 1723 10,97%

5. Penyakit Gusi dan Jaringan 1636 10,42%


Periodental
6. Penyakit Tulang, sendi dan 1536 9,78%
jaringan periapikal
7. Penyakit pulpa dan jaringan 1371 8,73%
peripikal
8. Faringitis /tonsilitis 1225 7,80%

9. Penyakit kulit (infeksi, alergi, 1108 7,06%


jamur)
10. Observasi Febris (OBF) 952 6,06%

Jumlah 15693 100%

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru


Data Penyakit Tidak Menular
Adapun data penyakit tidak menular yang berkunjung di Puskesmas Sungai
Besar sebagai berikut :
Tabel 2.4 Data Penyakit Tidak Menular Di Puskesmas Sungai Besar
Tahun 2018
No Penyakit Jumlah %

1. Hipertensi 1642 57,57%

2. Diabetes Mellitus 611 21,42%

3. Penyakit Jantung Koroner 247 8,66%

4. Asthma 121 4,24%

5. Stroke 101 3,54%

6. Penyakit Paru Obstruktif Kronik 91 3,19%


(PPOK)
7. Gagal ginjal kronik 24 0,84%

8. Knaker Payudara 11 0,38%

9. Kecelakaan Lalu Lintas (KKL) 4 0,14%

10. Kanker Leher Rahim 0 0%

11 Osteoporosis 0 0%

Jumlah 2852 100%

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru


Sarana Kesehatan
Puskesmas Sungai Besar merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan di
wilayah Kota Banjarbaru mempunyai sarana prasarana kesehatan masyarakat
seperti:
a. Puskesmas Induk
b. Puskesmas Pembantu (Pustu) Bumi Cahaya Bintang
c. Puskesmas Keliling
d. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) anak dan Lansia
e. Pos Pembinaan Terpadu Bumi Cahaya Bintang

Tabel 2.5Posyandu Pada Puskesmas Sungai Besar Tahun 2018

No Nama Posyandu Kader Orang

Yang ada Aktif

1. Bumi Berkat 6 5

2. Sri Kandi 6 5

3. Kelapa Sawit 7 6

4. Merah Jingga 8 6

5. Stawberry 7 6

6. Griya Kartika 7 6

7. Kenanga 8 7

8. Persada 7 6

9. Mekar Sari 8 7

10. Anggrek 7 6

11 Matahari 8 6

Jumlah 79 66

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru


Tabel 2.6Posyandu Lnasia Pada Puskesmas Sungai Besar Tahun 2018

No Nama Posyandu Alamat Kader (Org)

1. Bumi Berkat Komplek Bumi Berkat 5

2. Anggrek Gang Kasturi 6

3. Merah Jingga Sungai Besar RT.13 6

4. Kelapa Sawit Komplek Kelapa Sawit 6


RT.1/1
5. Bumi Cahaya Komplek Bumi Cahaya 8
Bintang Bintang
6. Besatari Intan Sari 10

Jumlah 41

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru

Sedangkan sarana yang ada di Puskesmas Sungai Besar yaitu:


a. Sarana Medis
1) Peralatan Medis Puskesmas Induk
a) Poliklinik Set
b) PHN Kit
c) Bidan Kit
d) Dental Unit
e) Lemari Es Imunisasi
f) Alat Sterilisator
g) Minor Set
2) Peralatan medis Puskesmas Pembantu (Pustu)
a) Poliklinik Set
b) PHN Kit
c) Bidan Kit
3) Peralatan medis Puskesmas Keliling
a) PHN Kit
b) Phyficians set
c) Poliklinik set
b. Sarana Non Medis

Tabel 2.7Sarana Non Medis Puskesmas Sungai Besar Tahun 2018

No Jenis Sarana Jumlah Asal Keterangan

Bangunan:
1. Puskesmas Sungai Besar 1 Tanah Baik
2. Puskesmas Pembantu 1 Desa Baik
3. Rumah Paramedis 1 Tanah Baik
Desa
Tanah
Desa
Peralatan dan Mesin
1. Kendaraan roda dua 7 Dinkes Baik
2. Kendaraan roda empat 1 Dinkes Baik

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru


Alur Pelayanan

ALUR PELAYANAN PENGOBATAN UMUM


PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU

RUANG PEMERIKSAAN UMUM


PASIEN DATANG
RUANG KIA/KB
RUANG GIZI
KLINIK SANITASI

RUANG PENDAFTARAN RUANG PEMERIKSAAN


APOTIK
UMUM

LAB PASIEN PULANG

KETERANGAN

a. Pasien yang datang langsung mendaftar di ruang pendaftaran dengan menyerahkan


kartu berobat
b. Kemudian apabila sudah diketahui penyakit yang diderita, pasien langsung menuju
tempat pemeriksaan sesuai dengan keluhan/ keperluan pasien ( Poli Umum )
c. Apabila pasien minta untuk di cek darah maka bias dilakukan di LAB
d. Kemudian melakukan pengambilan obat menuju apotek.
e. Pasien pulang
PROGRAM
MENULARNYA P2 PL

Gambaran Bidang Kerja P2

Dinas Kesehatan

Puskesmas

Koordinator Bagian

DBD ISPA Diare

B. Analisis Situasi Khusus


1. Gambaran Khusus Program di Bagian Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular
Kegiatan yang di lakukan di seksi bagian pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular yaitu program upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular. Kegiatan yang dilakukan dalam program ini
adalah merupakan kegiatan di bidang kesehatan dengan tujuan menghilangkan
atau merubah cara perpindahan penyakit infeksi yang dapat berpindah – pindah
dari orang yang satu kepada orang yang lain atau dari binatang manusia (5).
Berikut adalah beberapa program atau kegiatan yang di laksanakan
seksi bagian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (5) :
a. TB paru
Tuberkulosis (TB) yang dulu di kenal dengan TBC adalah penyakit
menular langsung yang di sebabkan oleh kuman TB ( Mycobacterium
tuberculosis ) sebagian besar kuman TB menyerang kuman paru-paru,
tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya:
tulang, kelenjar, kulit, dll ). TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia
produktif/ masih aktif bekerja (15-50 tahun ) dan anak-anak. TB dapat
menyebabkan kematian. Apabila tidak di obati, 50% dari pasien TB akan
meninggal setelah 5 tahun . Berikut adalah kegiatan-kegiatanyang di
laksanakan adalah :
1) Pengobatan penderita TB paru ( DOTS ) BTA positif.
2) Pengobatan penderita TB paru (DOTS ) BTA negatif rontgen positif.
b. Malaria
Malaria adalah penyakit yang di sebabkan oleh parasite plasmodium dan di
tularkan oleh nyamuk Anopheles. Secara alamiah, penularan malaria
terjadi karena adanya interaksi antara agent (parasite plasmodium spp )
host de finitive ( nyamuk anopheles spp ) dan host intermediate (manusi).
Karena itu, penularan malaria dipengaruhi oleh keberadaan dan fluktuasi
populasi vektor ( penular yaitu nyamuk anopheles spp ), yang salah
satunya di pengaruhi oleh intensitas curah hujan, serta sumber parasit
plasmodium spp.
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di laksanakan adalah :
1) Pemeriksaan sedian darah pada penderita malaria klinis
2) Penderita malaria klinis yang diobati
3) Penderita Malaria malaris yang di obati sesuai standar
4) Penderita yang terdeteksi malaria berat di puskesmas yang di rujuk ke
RS
c. Kusta
Berikut kegiatan-kegiatan yang di laksanakan adalah :
1) Penemuan tersangka penderita kusta
2) Pengobatan penderita kusta
3) Pemeriksaan kontak penderita
d. Pelayanan Imunisasi
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di laksanakan adalah :
1) Imunisasi DPT 1 pada bayi
2) Drop Out HB 1
3) Imunisasi HB 1 < 7 hari
4) Imunisasi campak pada bayi
5) Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD
6) Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3
7) TT WUS
8) Bias campak kelas 1 SD
9) TT2
e. Diare
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di laksankan adalah :
1) Penemuan kasus diare di puskesmas dan kader
2) Kasus diare di tangani oleh puskesmas dan kader oral rehidrasi
3) Kasus diare di tangani rehidrasi intravena
f. ISPA
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di laksanakan adalah :
1) Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh PKM dan
kader
2) Jumlah kasus pneumonia dan pneumonia berat di tangani
3) Jumlah kasus pneumonia berat dengan tanda dan bahaya di tangani
atau di rujuk
g. Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Kegiatan yang dilaksanakan adalah angka bebas jentik (ABJ )

BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Uraian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari sampai dengan
08 Maret 2019 di Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru.Pada Kegitan ini peserta di
libatkan langsung oleh pembimbing Instansi tempat magang dalam rutinitas di
Puskesmas Sungai Besar sesuai jadwal yang telah ditentukan dan melakukan
penelaahan permasalahan yang ada, Adapun kegiatan yang di lakukan selama magang
adalah sebagai berikut.
Uraian Kegiatan Selama Magang
No Tanggal Tempat Kegiatan Dokumen
1. Senin, 11 Puskesmas 1. Apel pagi
Februari Sungai Besar 2. Mencatat data
2019 dan Ruang Tata masuk di buku kir
Usaha
2. Selasa, 12 Ruang Tata 1. Mencatat data
Februari Usaha masuk di buku kir
2019

3. Rabu, 13 Ruang Loket 1. Meregistrasi ke


Februari komputer dan
2019 mencatat data ke
buku regestrasi

Kamis, 14 Puskesmas 1. Apel pagi


Februari Sungai Besar 2. Meregistrasi ke
2019 dan Ruang komputer dan
Loket mencatat data ke
buku regestrasi
Jum’at, 15 Puskesmas 1. Kegitan senam
Februari Sungai Besar, lansia
2019 Ruang MTBS 2. Mengukur TB,
dan Ruang menimbang DB,
Pelayanan Gizi dan menanyakan
penyakit apa yang
diderita anak serta
melakukan
pencatatan di buku
register balita.
Sabtu, 16 Ruang MTBS 1. Mengukur TB,
Februari dan Pelayanan menimbang DB,
2019 Gizi dan menanyakan
penyakit apa yang
diderita anak serta
melakukan
pencatatan di buku
register balita.
2. Melakukan PE di
Ratu Elok .
Senin, 18 Puskesmas 1. Apel pagi
Februari Sungai Besar 2. Mencatat data
2019 dan Tata Usaha masuk di buku kir
Selasa, 19 Ruang Loket 1. Meregistrasi ke
Februari komputer dan
2019 mencatat data ke
buku regestrasi
Rabu, 20 Ruang Promkes 1. Konsul laporan
Februari magang
2019 2. Menjaga Klinik
Sanitasi
Kamis, 21 Puskesmas 1. Apel pagi
Februari Sungai Besar 2. Konsul laporan
2019 dan Ruang magang
Promkes 3. Menjaga Klinik
Sanitasi
Jum’at, 22 Ruang Tata 1. Kegiatan senam
Februari Usaha lansia
2019 2. Mencatat data
masuk di buku kir
dan membuat surat
kesehatan.
Sabtu, 23 Ruang Tata 1. Mencatat data
Februari Usaha masuk di buku kir
2019 dan membuat surat
kesehatan.
Senin, 25 Puskesmas 1. Apel pagi
Februari Sungai Besar, 2. Mengukur TB,
2019 Ruang MTBS menimbang DB,
dan Pelayanan dan menanyakan
Gizi penyakit apa yang
diderita anak serta
melakukan
pencatatan di buku
register balita.
Selasa, 26 Puskesmas 1. Mengukur TB,
Februari Sungai Besar, menimbang DB,
2019 Ruang MTBS dan menanyakan
dan Pelayanan penyakit apa yang
Gizi diderita anak serta
melakukan
pencatatan di buku
register balita.
Rabu, 27 Ruang Tata 1. Mencatat data
Februari Usaha masuk di buku kir
2019 dan membuat
surat kesehatan.
2. Melakukan
Fogging di Ratu
Elok RT.008
Kamis, 28 Puskesmas 1. Apel pagi
Februari Sungai Besar, 2. Mencatat data
2019 Ruang Tata masuk di buku
Usaha kir, membuat
surat kesehatan,
dan mencatata
data masuk di
buku kir dan
caten
Jum’at, 1 Puskesmas 1. Senam lansia
Maret 2019 Sungai Besar 2. Edukasi oleh
dan Ruang dokter
Loket Meregistrasi data
dan ditugaskan
menjaga kasir.
Sabtu, 2 Ruang Loket 1. Meregistrasi data
Maret 2019 dan ditugaskan
menjaga kasir.

Senin, 4 Ruang Promkes 1. Konsul laporan


Maret 2019 magang
2. Menjaga Klinik
Sanitasi
Selasa, 5 Ruang Promkes 3. Menjaga Klinik
Maret 2019 Sanitasi
Rabu, 6 Ruang MTBS 1. Mengukur TB,
Maret 2019 dan Pelayanan menimbang DB,
Gizi dan menanyakan
penyakit apa yang
diderita anak serta
melakukan
pencatatan di buku
register balita.
2. Dan melakukan
pencatatan di buku
Vit A.
Kamis, 7 Puskesmas 1. Apel Pagi
Maret 2019 Sungai Besar, 2. Mengukur TB,
Ruang MTBS menimbang DB,
dan Pelayanan dan menanyakan
Gizi penyakit apa yang
diderita anak serta
melakukan
pencatatan di buku
register balita.
3. Dan melakukan
pencatatan di buku
Vit A.
Jum’at, 8 Puskesmas 1. Senam lansia
Maret 2019 Sungai Besar, 2. Mencatat data
Ruang Tata masuk di buku kir
Usaha dan membuat surat
sehat.
Sabtu, 9 Ruang Tata 1. Mencatat data
Maret 2019 Usaha masuk di buku kir
dan membuat surat
sehat.
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengumpulan data selama magang yang di lakukan di Puskesmas
Sungai Besar ditemukan masalah yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun
2018 sebanyak 22 kasus dan Dengue Fever sebanyak 9 kasus, DHF sebanyak 4
kasus, serta angka bebas jentik (ABJ) oleh kader target sebanyak 1442 kasus namun
realisasinya sebanyak 1300 kasus (90,1%) (Laporan Tahunan Puskesmas Sungai
Besar, 2018).
Tinggi nya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di
Puskesmas Sungai Besar mendorong penulis untuk mengetahui penyebab dari
masalah dan menenutkan prioritas penyebab masalah sehingga dapat menentukan
alternatif pemecahan masalah.
Adapun upaya pengelolaan masalah menggunakan analisa fishbone:

Gambar 3.1 Diagram Fishbone Identifikasi Masalah Penyebab Penyakit


Demam Berdarah Dengue (DBD)
Lingkungan Manusia

Lingkungan kurangnya
pengetahuan masyarakat
kurang bersih dalam pencegahan Upaya dalam
penyakit DBD menurunkan angka
kejadian Demam
Berdarah Dengue
*ABJ Kurangnya anggaran kader (DBD) di Puskesmas
Sungai Besar
*fogging

*3M Plus
Metode Dana
Berdasarkan diagram tulang ikan di atas, penyebab masalah terdiri dari
beberapa aspek, yaitu :

1. Manusia
Aspek manusia disini adalah berasal dari masyarakat. yaitu masih
kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit
demam berdarah. Masih banyak masyarakat yang kurang menyadari bahwa
penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh gigitan nyamuk ke manusia ini
sangat berbahaya bahkan bisa jadi penyakit yang mematikan. Contohnya,
beberapa masyarakat tahu bahwa nyamuk berkembang biak di daerah yang
banyak genangan air, tumpukan kaleng-kaleng serta lingkungan yang tidak
bersih. Namun, wadah berkembangbiaknya nyamuk tersebut masih saja terlihat
di lingkungan hunian mereka.

2. Metode
a. Program ABJ ( Angka Bebas Jentik)
Program ini dilakukan pada 100 rumah yang kondisi lingkungannya
tergenang dengan air.

b. Metode disini adalah metode pencegahan penyakit demam berdarah yang


digunakan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin. Dinas Kesehatan hanya
melakukan metode Fogging yang dilakukan beberapa bulan sekali saat
terdapat kasus DBD di daerah tersebut.
c. 3M Plus
Kurangnya kesadaran masyrakat tentang metode PSN adalah sebuah
gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus yaitu

1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat


penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air
minum, penampung air lemari es dan lain-lain
2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi,
toren air, dan lain sebagainya
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan
demam berdarah.
3M Plus terdiri dari :

a) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat


penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat
penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
b) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum,
kendi, toren air, dan lain sebagainya
c) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang
memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk
yang menularkan demam berdarah.
d) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate)
pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
e) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
f) Menggunakan kelambu saat tidur
g) Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
h) Menanam tanaman pengusir nyamuk
i) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
j) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah
yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
3. Dana
Kurangnya anggaran kader yang turun ke lapangan serta dana terbatas untuk
leaflet, brosur, dan lain-lain.

4. Lingkungan
Lingkungan seringkali didapati genangan air, baik yang berasal dari kaleng
bekas atau lingkungan yang masih kurang bersih.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, dapat diketahui bahwa masalah yang


dihadapi berasal bukan hanya dari satu aspek. Maka dapat dipastikan tidak
semua masalah dapat diselesaikan dalam waktu bersamaan karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya. Oleh karena itu penulis perlu memprioritaskan
penyebab masalah untuk mengambil langkah-langkah untuk pemecahan masalah
yang akan di hadapi dengan menggunakan metode Bryant. Metode Bryant
merupakan cara pemilihan prioritas dengan memberikan score (nilai) untuk
parameter yang ditetapkan. Parameter tersebut terdiri dari :

1. Community Concern
yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut penting atau
dapat juga disebut perhatian atau kepentingan masyarakat dan pemerintah
atau instansi terkait terhadap masalah tersebut.
2. Prevalensi
yakni berapa banyak penduduk yang terkena masalah (penyakit) tersebut.
3. Seriousness
yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut atau
tingginya angka morbiditas atau mortalitas serta kecenderungannya.
4. Manageability
yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untukmengatasinya dengan
ketersediaan sumber daya (tenaga, dana, saranadan metode/cara).
Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi scoring, kemudian
masing-masing skor dikalikan. Hasil perkalian ini dibandingkan antara masalah-
masalah yang dinilai. Masalah-masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat
prioritas yang tinggi pula. Metode Bryant menggunakan skor yang berdasarkan
pada kriteria :
P = besarnya kelompok atau staf yang terkena masalah,
S = tingkat keseriusan atau kegawatan masalah,
C = dampak masalah terhadap perusahaan atau istansi terkait,
M = ketersediaan teknisi atau kesediaan perangkat.
Kriteria P diatas skornya didapatkan dari rumus berikut :
Skor:
1 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit
2 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sedikit
3 = jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar
4 = jumlah individu/masyarakat yang terkena besar
5 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar
Kriteria S skor didapatkan dari tingkat keseriusan atau kegawatan suatu masalah.
Skor:
1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat
2 = masalah yang ditimbulkan sedikit berat
3 = masalah yang ditimbulkan cukup berat
4 = masalah yang ditimbulkan berat
5 = masalah yang ditimbulkan sangat berat
Kriteria C merupakan dampak masalah terhadap perusahan atau instansi terkait.
Skor:
1 = tidak mendapat perhatian masyarakat
2 = kurang mendapat perhatian masyarakat
3 = cukup mendapat perhatian masyarakat
4 = mendapat perhatian masyarakat
5 = sangat mendapat perhatian masyarakat
Kriteria M dimaksudkan sebagaiketersediaan teknisi atauketersediaan perangkat.
Skor:
1 = tidak dapat dikelola dan diatasi
2 = kurang dapat dikelola dan diataso
3 = cukup dikelola dan diatasi
4 = dapat dikelola dan diatasi
5 = sangat dapat dikelola dan diatasi
Adapun penentuan prioritas masalah berdasarkan metode bryant dengan
Rumus: Total skor =P x S x C x M Untuk mendapatkan skor dari kriteia P, S, C,
dan M yaitu dengan cara berikut ini :
Tabel 3.2 Penetapan Prioritas Penyebab Masalah dengan Metode Bryant

No Masalah P S C M Jumlah Ranking


1 Aspek manusia : Kurang 3 4 4 4 192 I
Pengetahuan Masyarakat tentang
pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD)
2. Aspek Metode: 3 3 3 4 108 III
a. ABJ
b. Fogging
c. 3M Plus
4 Aspek Dana: 3 3 3 3 81 IV
Kurangnya anggaran ke lapangan
untuk transportasi petugas
kesehatan yang turun ke lapangan
serta dana terbatas untuk leaflet,
brosur, dan lain-lain
5 Aspek Lingkungan 3 3 4 4 144 II
Lingkungan masih seringkali
didapati genangan air baik yang
berasal dari kaleng bekas atau
lingkungan yang masih kurang
bersih.

Berdasarkan prioritas penyebab masalah didapatkan masalah utama adalah kurang


Pengetahuan Masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah mengenai peningkatan kasus DBD diwilayah kerja
Puskesmas Sungai Besar Kota Banjarbaru Tahun 2018, ditentukan dengan
menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknes, Opportunities dan Threats).
Secara sederhana analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu kajian yang dilakukan
terhadap suatu organisasi sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan yang akurat
tentang berbagai kekuatan, kelemahan,kesempatan, dan hambatan yang dimiliki
maupun yang dihadapi oleh organisasi.Unsur-unsur SWOT meliputi:
1. Strength (kekuatan)
Sesuatu yang sudah dimiliki suatu kegiatan yang bersifat positif, terutama jika mampu
dimanfaatkan dengan baik, akan berperan pada lancarnyakegiatan dan mencapai tujuan
kegiatan.
2. Weakness (kelemahan)
Yaitu berbagai kekurangan yang dimiliki oleh suatu kegiatan. Apabila mampu
mengatasi kelemahan ini, berdampak pada kelancaran kegiatanyang akan dilaksanakan
oleh kegiatan dan pencapaian tujuan kegiatan.
3. Opportunity (kesempatan)
Kesempatan yang bersifat positif yang dihadapi, apabila dapatdimanfaatkan akan besar
peranannya untuk mencapai tujuan kegiatan.
4. Threat (hambatan)
Yaitu kendala yang bersifat negatif yang dihadapi. Sama halnya dengankelemahan,
apabila hal ini bisa dilewati akan berperan besar dalam mencapai tujuan kegiatan
Berdasar uraian tersebut di bab-bab sebelumnya, di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Besar Banjarbaru permasalahan wabah demam berdarah masih perlu perhatian serius.
Permasalahan masih tingginya jumlah penderita dan adanya peningkatan jumlah
penderita demam berdarah secara signifikan disebabkan oleh permasalahan sebagai
berikut:
1. Rendahnya Kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan DBD, hal ini terbaukti dari masih meratanya sebaran domisili
penderita DBD di wilayah kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali;
2. Kurangnya kepudulian masyarakat terhadap sanitasi Lingkungan
sehingga menjadi salah satu faktor pendukung kemungkinan terjadinya Wabah
DBD
3. Belum optimalnya kinerja SDM bidang kesehatan
4. Keterbatasan dana untuk penyuluhan dan kader jumantik
5. Terbatasnya jumlah SDM
6. Kurangnya peralatan fogging
7. Kurangnya sarana laboratorium kesehatan
8. Koordinasi antar lini kurang solid
Pemerintah Kabupaten Banjarbaru melalui Dinas kesehatan menetapkan tujuan
kesehatan masyarakat yakni meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat, dijabarkan dalam beberapa sasaran sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian penyakit serta KLB.
2. Menurunnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
3. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan.
4. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan.
5. Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat.
6. Terwujudnya pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang farmasi
termasuk obat asli indonesia, makanan dan perbekalan kesehatan.
7. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu dan tertanganinya kasus / permasalahan kesehatan pada kelompok masyarakat
rentan.
8. Terwujudnya sistim informasi kesehatan terpadu dan pemanfaatan hasil
penelitian dalam pengambilan keputusan.
9. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya
10. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan melalui
pengembangan dan implementasi regulasi dan pengembangan profesionalisme.
11. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit.
Permasalahan yang ada sebagaimana tersebut di atas dianalisis dengan analisis SWOT,
yakni analisis tentang Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opprtunities
(harapan) dan Threat (tantangan), analisis SWOT untuk pemecahan permasalahan
dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya Fasilitas Rawat Inap untuk penanganan DBD


2. Adanya Alur/Flow chart yang dipahami oleh Tenaga Medis dan Paramedis
3. Tersedianya Sarana dan Prasarana dalam penanganan kasus DBD

Analisis swot program penyuluhan diatas yaitu :


1. Strengths (kekuatan)
a. Adanya dukungan dari PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh
agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.
b. Ketersedeiaan dana yang cukup dari pemerintah untuk penanggulangan
penyakit DBD.
c. SDM yang sudah mampu untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat
setempat mengenai DBD
2. Weakness (kelemahan)
a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat, serta kondisi lingkungan dengan sanitasinya buruk.
b. Fasilitas kesehatan kesehatan kurang dan anggaran dana sedikit.
c. Kewaspadaan dini dari SDM yang kurang terhadap kejadian wabah DBD
d. Keterbatasan dana untuk penyuluhan dan kader jumantik
e. Terbatasnya jumlah SDM
f. Kurangnya peralatan fogging
g. kurangnya sarana laboratorium kesehatan
h. Koordinasi antar lini kurang solid
3. Opportunities (peluang)
a. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
b. Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya
DBD
c. Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan DBD
dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan
mengobati penderita DBD dengan cepat dan mengadakan pengamatan
secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya kejadian luar biasa
KLB.
d. Tersedianya landasan hukum Nasional dalam penanggulangan DBD yang
dicantumkan dalam SPM No. 828/MenKes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk
Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
e. Tersedianya SPM Bidang kesehatan
f. Tersedianya RSUD sebagai Sarana Rujukan Kasus DBD dan RSBM.
g. Tersedianya kader jumantik sebagai perpanjangan tangan puskesmas
4. Threats (ancaman)
a. Dapat meningkatnya angka kematian dan kesakitan akibat DBD
b. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terhadap alat-alat yang
digunakan dalam pemberantasan nyamuk.
c. Rendahnya Kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
DBD
d. Kurangnya kepudulian masyarakat terhadap sanitasi Lingkungan sehingga
menjadi salah satu faktor pendukung kemungkinan terjadinya Wabah DBD
e. Jumlah Penderita setiap tahun mengalami peningkatan
f. Adanya perbedaan persepsi masyarakat dalam penanggulangan
DBD/Adanya keyakinan masyarakat bahwa fogging sebagai cara yang
efektif dalam menanggulangi DBD
g. Perubahan musim/musim pancaroba sebagai salah satu faktor pendukung
lain terjadinya peningkatan kasus DBD

Selanjutnya hasil analisis SWOT ditentukan tingkat kegawatannya dengan analisis USG
yakni Menurut Kepner Tregoe, ada 3 (tiga) aspek penting dalam menentukan prioritas ,
yaitu dilihat dari tingkat Kegawatan (Urgency), Mendesak (Seriousness) dan
Pertumbuhan (Growth). Teori ini sangat dikenal dengan singkatan ’U S G’. Yang
dimaksud dengan :
1. Urgency (kegawatan) adalah besarnya dampak yang timbul terhadap
keselamatan jiwa manusia, uang, produksi, dan atau reputasi baik individu maupun
organisasi.
2. Seriousness (mendesaknya) adalah banyaknya waktu yang tersedia untuk
penanganan suatu masalah.
3. Growth (pertumbuhan) adalah perkiraan akan bertambah buruknya suatu
keadaan dibandingkan dengan sebelumnya/keadaan sekarang Urgent (gawat), s dan
growth (pertumbuhan)

Identifikasi Faktor Internal

No Faktor Kekuatan (S) U S G Total


1 Kemampuan SDM dalam menegakkan
5 5 5 15
diagnosa cukup baik
2 Kemampuan petugas dalam menegakkan
diagnosa DBD yang ditunjang dengan 3 4 4 11
pemeriksaan toniquet dan labortorium
3 Tersedianya Sarana dan Prasarana dalam
penanganan kasus DBD (laboratorium 4 5 4 13
sederhana
4 Pelaksanaan konseling/edukasi bagi penderita 3 4 3 10
dan keluarga
5 Adanya kerjasama lintas program antara
surveilans, kesehatan lingkungan, tenaga 4 4 4 12
medis, promosi kesehatan, P2M

No Faktor Kelemahan (W)

1 Keterbatasan dana untuk penyuluhan dan


5 5 5 15
kader jumantik
2 Terbatasnya jumlah SDM 5 4 3 12
3
Kurangnya peralatan fogging 4 4 3 11
4 Kurangnya sarana laboratorium kesehatan 4 3 3 10
5 Koordinasi antar lini kurang solid 3 3 3 9
Identifikasi Faktor Eksternal

No Faktor Peluang (O) U S G Total


1 Tersedianya landasan hukum Nasional dalam
penanggulangan DBDyang dicantumkan
dalam SPM No. 828/MenKes/SK/IX/2008
Tentang Petunjuk Teknis SPM Bidang 4 4 3 11
Kesehatan di Kab/Kota dan Perda Prov Jateng
No. 11 Dan tahun 2013 Tentang
Penanggulangan Penyakit.
2 Tersedianya SPM Bidang kesehatan 3 3 3 9
4 Tersedianya RSUD sebagai Sarana Rujukan 4 3 3 10
Kasus DBD dan RSBM.
5 Tersedianya kader jumantik sebagai 5 4 4 13
perpanjangan tangan puskesmas
Faktor Ancaman (T)
1
Rendahnya Kesadaranmasyarakat dalam 5 5 5 15
pencegahan dan penanggulangan DBD
2 Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
sanitasi Lingkungan sehingga menjadi salah 5 5 4 14
satu faktor pendukung kemungkinan
terjadinya Wabah DBD
3
Jumlah Penderita setiap tahun mengalami 4 3 3 10
peningkatan
4 Adanya perbedaan persepsi masyarakat dalam
penanggulangan DBD/Adanya keyakinan
masyarakat bahwa fogging sebagai cara yang 4 5 4 13
efektif dalam menanggulangi DBD
5 Perubahan musim/musim pancaroba sebagai
salah satu faktor pendukung lain terjadinya 4 4 4 12
peningkatan kasus DBD
SWOT Faktor Kekuatan Kunci Strategis USG Total
S 1) Kemampuan SDM 15
2) Tersedianya sarana 13 28
W 1). Keterbatasan dana 15
2). Terbatasnya jumlah SDM 12 27
O 1) Tersedianya kader jumantik 13
2) Adanya landasan hukum Nasional dalam 11
penanggulangan DBD yang dicantumkan dalam SPM
No. 828/MenKes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk 24
Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota dan Perda
Dan undang-undang tahun 2013 tentang
Penanggulangan Penyakit
T 1). Rendahnya kesadaran masyarakat 15
2). Kurangya kepedulian masyarakat 14 29

MATRIKS ANALISIS SWOT

STRENGTHS WEAKNESSES
Faktor Kunci ( Kekuatan ) ( Kelemahan )
Keberhasilan Internal 1. Kemampuan SDM dalam 1. Keterbatasan dana untuk penyuluhan
menegakkan diagnosa cukup baik kader jumantik
2. Tersedianya Sarana dan Prasarana 2. Terbatasnya jumlah SDM
dalam penanganan kasus DBD

Faktor Kunci
Kerberhasilan Eksternal

OPPORTUNITIES (Peluang) SO (upaya kooperatif) WO (rasionalisasi, investasi)


1.Tersediana landasan hukum 1. Optimalkan kemampuan SDM 1. Optimalkan dana untuk penyuluhan kader
Nasional dalam dalam penegakkan diagnose yang jumantik dalam upaya menselaraskan
penanggulangan DBD. cukup baik serasi dengan landasan landasan bhukum nasional dalam
2.Tersedianya kader jumantik hukum nasional dalam penanggulangan DBD.
sebagai perpanjangan tangan penanggulangan DBD. 2. Optimalkan jumlah SDM yang ada untuk
puskesmas 2. Optimalkan sarana dan prasarana menunjang kader jumantik sebagai
dalam penanganan kasus DBD perpanjangan tangan puskesmas.
dengan memfasilitasi kader
jumantik sebagai perpanjangan
tangan petugas puskesmas

THREATS (Ancaman) ST (keuntungan mobilitas) WT (status quo)


1. Rendahnya Kesadaran 1. Manfaatkan kemampuan SDM 1. Optimalkan dana untuk penyuluhan
masyarakat dalam pencegahan dalam menegakkan diagnosa kader jumantik yang ada untuk mengatasi
dan penanggulangan DBD untuk meningkatkan kesadaran rendahnya kesadaran masyrakat dan
2. Kurangnya kepudulian mastarakat dalam pencegahan dan pencegahan penanggulangan DBD.
masyarakat terhadap sanitasi penanggulangan DBD 2. Optimalkan jumlah SDM yang ada ntyuk
Lingkungan. 2. Optimalisasi sarana dan prasarana penanggulangan rendahnya kesadaran
dalam penanganan kasus DBD masyarakat dalam pencegahan dan
dapat meningkatkan kepedulian penanggulangan DBD.
masyarakat terhadap sanitasi
lingkungan sehingga menjadi
salah satu faktor pendukung
kemungkinan terjadinya wabah
DBD

D. Langkah Tindakan yang Diambil


Berdasar analisis SWOT sebagaimana tersebut di atas, langkah-langkah yang dapat
ditempuh untuk peningkatan kinerja SDM bidang kesehatan untuk penanganan wabah
demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali, adalah
sebagai berikut:
1. Tingkatkan dana penyuluhan dan dana untuk kader jumantik dalam
mendukung penanggulangan DBD sebagaimana diamanatkan dalam SPM
No. 828/MenKes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis SPM Bidang
Kesehatan di Kab/Kota dan Perda Dan tahun 2013 Tentang Penanggulangan
Penyakit.
2. Tingkatkan jumlah SDM melalui kader jumantik sebagai perpanjangan
tangan puskesmas
3. Optimalkan dana untuk penyuluhan dan honor kader jumantik agar kesadaran
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan DBD meningkat.
4. Terpenuhinya jumlah SDM dapat mengatasi kurangnya kepedulian
masyarakat bterhadap sanitasi lingkungan sehingga menjadi salah satu faktor
pendukung kemungkinan terjadinya wabah DBD

No Kegiatan Biaya Jumlah


1. Persiapa: Rp. 100.000
a. Penyiapan materi
leaflet
b. Memantahuan - Rp. 1.600.000
jumlah
penggandaan leaflet
c. Penggadaan leaflet Rp. 7500 x 200 =
Rp. 1,500.000
2. Pelaksanaan:
a. Penyembaran - -
leaflet pasien DBD
b. Penggunaan leaflet - -
sebagai media
penyuluhan
3. Monitoring dan
Evaluasi:
a. Pengumpulan Rp. 100.000 Rp. 100.000
laporan bulanan
tentang cankupan
pemberian leaflet
pada penderita
DBD
Jumlah Rp. 1.700.000
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas untuk semua program kegiatan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi masalah: DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakit
yang masih mengancam kesehatan masanyarakat, dan upaya sosialisasi
pencegahan penyakit DBD yang dilakukan pemerintah masih belum berhasil
memberantas penyebaran penyakit DBD secara total di Indonesia.
2. Perioritas masalah: Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit
DBD (Demam Berdarah Dengue) baik dari gejala penyakitnya maupun
pencegahan yang harus dilakukan oleh masyarakat, prilaku hidup masyarakat
baik di rumah maupun di lingkungan, kuranya bimbingan dan factor lingkungan
yang tidak mendukung.
3. Alternative pemecahan masalah: Sumber manusia atau tenaga kesehatan
merupakan salah satu factor utama dalam penunjang kesehatan, selain
mengurangi angka kesakitan supaya tidak KLB pada penyakit DBD maka tenaga
kesehatan juga harus memberikan bimbingan konseling dengan memberikan
leaflet dan juga melakukan penyuluhan tentang PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk).

B. Saran
1. Bagi mahasiswa: pengalaman yang dapat di tempat magang dijadikan
sebuah pembelajaran perkulihan meskipun berada di luar gedung
perkuliahan, serta semakin giat lagi untuk mengaplikasikan ilmu yang di
dapat.
2. Bagi Instansi kerja: Membantu dalam menyelengarakan program tentang
penyakit menular yaitu penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) dan
terjun langsung melakukan pelayanan tentang penyakit DBD (Demam
Berdarah Dengue).

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai