Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK KEBIASAAN MENGKONSUMSI MAKANAN ASIN DAN

MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS LOKPAIKAT KABUPATEN TAPIN TAHUN 2019

Ahmad Firdaus1, Ridha Hayati2, Eddy Rahman3, Agus Jalpi4


1
Mahasiswa Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
2,3,4
Dosen Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
E-mail:Ikungjr5588@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten Tapin pada tahun 2018 jumlah penderita Hipertensi
tertinggi yaitu puskesmas Lokpaikat yaitu sebanyak 103 orang hipertensi. Penelitian ini bertujuan menganalisis
hubungan aktivitas fisik, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan merokok dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019. Metode penelitian survey
analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien laki-laki yang mengalami hipertensi
di Puskesmas Lokpaikat selama bulan Juni tahun 2019 dengan jumlah sampel penelitian ini sebanyak 40 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Analisis univariat dan bivariat menggunakan uji
statistik Chi square test. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan wawancara. Hasil menunjukkan
bahwa kejadian hipertensi sedang sebanyak 17 orang (42,5%), melakukan aktivitas fisik sedang sebanyak 23
orang (57,5%), memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin sebanyak 25 orang (62,5%), dan merokok
sebanyak 25 orang (62,5%). Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada masyarakat (p-value
= 0,048 < α 0,05), ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat (p-value = 0,037 < α 0,05), ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat (p-value = 0,001 < α 0,05). Diharapkan masyarakat melakukan aktivitas fisik seperti olahraga
teratur, mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan mengurangi kebiasaan merokok.

Kata kunci : Hipertensi, Aktivitas Fisik, Merokok, Makanan Asin

ABSTRACT

Based on data from the Tapin District health office in 2018 the highest number of hypertension sufferers
was the Lokpaikat health center with 103 hypertension. This study aims to analyze the relationship between
physical activity, the habit of consuming salty foods and smoking with the incidence of hypertension in the
community in the work area of Lokpaikat Health Center in Tapin Regency in 2019. The analytical survey
research method is cross sectional approach. The population was all male patients who had hypertension at the
Lokpaikat Community Health Center in June 2019 with a total sample of 40 people. Sampling using accidental
sampling technique. Univariate and bivariate analysis using Chi square test. The research instrument used a
questionnaire with interviews. The results showed that the incidence of moderate hypertension was 17 people
(42.5%), moderate physical activity was 23 people (57.5%), had the habit of consuming salty food for 25 people
(62.5%), and smoked as many as 25 people (62.5%). There is a relationship of physical activity with the
incidence of hypertension in the community (p-value = 0.048 <α 0.05), there is a relationship between the habit
of consuming salty foods with the incidence of hypertension in the community (p-value = 0.037 <α 0.05), there
is a relationship of smoking habits with the incidence of hypertension in the community (p-value = 0.001 <α
0.05). It is hoped that people will carry out physical activities such as regular exercise, reduce the habit of
consuming salty foods and reduce smoking.

Keywords : Hypertension, Physical Activity, Smoking, Salty Food


PENDAHULUAN

Menurut data World Health Organization (WHO) di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang
di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025.
Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
berkembang, termasuk Indonesia (Yonata, 2016). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di
Bangka Belitung sebesar 30,9% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 20%. adapun prevalensi hipertensi di
provinsi Kalimantan Selatan sebesar 30,8% (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin (2019) dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2019 penyakit tidak menular tertinggi adalah hipertensi. Kasus hipertensi terus meningkat yaitu pada
tahun 2013 sebanyak 8.705 kasus , pada tahun 2014 sebanyak 11.405 kasus, pada tahun 2015 sebanyak 13.594
kasus, pada tahun 2016 sebanyak 12.972 kasus, pada tahun 2017 sebanyak 13.545 kasus, pada tahun 2018
sebanyak 8.296 kasus, pada bulan Januari sampai Februari sebanyak 570 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapin, 2019).
Berdasarkan data dinas kesehatan pada tahun 2018 jumlah penderita Hipertensi tertinggi yaitu Puskesmas
Lokpaikat yaitu sebanyak 103 kasus di bandingkan Puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Tambarangan yaitu
sebanyak 94 kasus dan Puskesmas Tapin Utara sebanyak 88 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, 2018).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik mengambil judul tentang “hubungan aktivitas
fisik, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019”.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pasien laki-laki yang mengalami hipertensi di Puskesmas Lokpaikat selama bulan
Juni tahun 2019 dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Ada pun teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan cara accidental sampling. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu kuesioner.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (variabel independen) adalah aktivitas
fisik, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan kebiasaan merokok dan Variabel terikat (dependen) dalam
penelitian ini adalah kejadian hipertensi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis
bivariat. Uji stati stik yang dipakai adalah uji Chi square test dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%.
Jika p ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika p > α 0,05
maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat
a. Gambaran kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten
Tapin Tahun 2019
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Kejadian Hipertensi Frekuensi (%)
Ringan 9 22,5
Sedang 17 42,5
Berat 14 35,0
Total 40 100

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami kejadian


hipertensi sedang sebanyak 17 orang (42,5%) sedangkan sebagian kecil hipertensi ringan sebanyak
9 orang (22,5%).
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Lama Hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Lama Hipertensi Frekuensi (%)
< 5 tahun 17 42,5
> 5 tahun 23 57,5
Total 40 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar lama hipertensi > 5 tahun
sebanyak 23 orang (57,5%) sedangkan < 5 tahun sebanyak 17 orang (42,5%).
b. Gambaran aktivitas fisik pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin
Tahun 2019
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi aktivitas fisik pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Aktivitas Fisik Frekuensi (%)
Berat 17 42,5
Sedang 23 57,5
Total 40 100

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas
fisik sedang sebanyak 23 orang (57,5%) sedangkan sebagian kecil melakukan aktivitas berat
sebanyak 17 orang (42,5%).
c. Gambaran kebiasaan mengkonsumsi makanan asin pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi kebiasaan mengkonsumsi makanan asin pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Kebiasaan mengkonsumsi makanan asin Frekuensi (%)
Tidak mengkonsumsi makanan asin 15 37,5
Mengkonsumsi makanan asin 25 62,5
Total 40 100

Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan asin sebanyak 25 orang (62,5%) sedangkan tidak mengkonsumsi makanan
asin sebanyak 15 orang (37,5%).
d. Gambaran kebiasaan merokok pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten
Tapin Tahun 2019
Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi kebiasaan merokok pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Kebiasaan merokok pada masyarakat Frekuensi (%)
Tidak Merokok 15 37,5
Merokok 25 62,5
Total 40 100

Berdasarkan tabel 1.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak merokok
sebanyak 25 orang (62,5%) sedangkan merokok sebanyak 15 orang (37,5%).
Tabel 1.6
Distribusi Frekuensi Umur Pertama Kali di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Umur Pertama Kali Merokok Frekuensi (%)
< 15 Tahun 16 64,0
> 15 Tahun 9 36,0
Total 25 100
Berdasarkan tabel 1.6 menunjukkan bahwa dari 25 orang yang merokok umur pertama kali
merokok yaitu < 15 tahun sebanyak 16 orang (64,0%) dan umur > 15 tahun sebanyak 9 orang
(36,0%).
Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Jumlah Batang Rokok yang dihisap sehari
di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Jumlah Batang Rokok Frekuensi (%)
< 10 Batang 11 44,0
> 10 Batang 14 56,0

Berdasarkan tabel 1.7 menunjukkan bahwa dari 25 orang yang merokok sebagian besar
jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari yaitu > 10 batang sebanyak 14 orang (56,0%).
Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Jenis Rokok yang dihisap sehari di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Jenis Rokok yang dihisap Frekuensi (%)
Filter 23 92,0
Kretek 2 8,0
Total 25 100

Berdasarkan tabel 1.8 menunjukkan bahwa dari 25 orang yang merokok sebagian besar jenis
rokok yang dihisap yaitu filter sebanyak 23 orang (92,0%).
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Tabel 1.9
Hubungan pengetahuan dengan kejadian hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Lokpaikat Tahun 2019
Aktivitas Fisik Kejadian Hipertensi N %
Ringan Sedang Berat
n % n % n %
Berat 7 41,2 6 35,3 4 23,5 17 100
Sedang 2 8,7 11 47,8 10 43,5 23 100
Jumlah 9 22,5 17 42,5 14 35,0 40 100
p-value =0,048 < α 0,05

Berdasarkan tabel 1.9 diketahui bahwa dari 17 responden melakukan aktivitas fisik
berat sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 7 orang (41,2%) dan dari 23
responden melakukan aktivitas fisik sedang sebagian besar mengalami hipertensi sedang
sebanyak 11 orang (47,8%). Hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p-value =
0,048 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya secara statistik ada hubungan pengetahuan dengan
kejadian hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Lokpaikat Tahun 2019.
b. Hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Tabel 1.10
Hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Kebiasaan mengkonsumsi makanan Kejadian Hipertensi N %
asin Ringan Sedang Berat
n % n % n %
Tidak Mengkonsumsi makanan asin 6 40,0 7 46,7 2 13,3 15 100
Mengkonsumsi makanan asin 3 12,0 10 40,0 12 48,0 25 100
Jumlah 9 22,5 17 42,5 14 35,0 40 100
p-value =0,037 < α 0,05

Berdasarkan tabel 1.10 diketahui bahwa dari 15 responden tidak memiliki


kebiasaan mengkonsumsi makanan asin sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak
7 orang (46,7%) dan dari 25 responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin
sebagian besar mengalami hipertensi berat sebanyak 12 orang (48,0%). Hasil uji statistik
dengan Chi-square didapatkan nilai p-value = 0,037 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya secara
statistik ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.
c. Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Dari hasil analisis bivariat hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.11
Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Kebiasaan Kejadian Hipertensi N %
Merokok Ringan Sedang Berat
n % n % n %
Tidak Merokok 8 53,3 3 20,0 4 26,7 15 100
Merokok 1 4,0 14 56,0 10 40,0 25 100
Jumlah 9 22,5 17 42,5 14 35,0 40 100
p-value =0,001 < α 0,05

Berdasarkan tabel 1.11 diketahui bahwa dari 15 responden tidak memiliki merokok
sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 8 orang (53,3%) dan dari 25 responden
yang merokok sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak 14 orang (56,0%).
Hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p-value = 0,001 < α 0,05 maka
Ho di tolak artinya secara statistik ada kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.

PEMBAHASAN

1. Kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun
2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami kejadian
hipertensi sedang sebanyak 17 orang (42,5%) hipertensi berat sebanyak 14 orang (35,0%) sedangkan
sebagian kecil hipertensi ringan sebanyak 9 orang (22,5%).
Adapun lama menderita hipertensi sebagian besar > 5 tahun sebanyak 23 orang (57,5%)
sedangkan < 5 tahun sebanyak 17 orang (42,5%). Kejadian hipertensi dalam penelitian ini dapat terjadi
sebagian besar dikarenkan aktivitas reponden yang ringan, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan
sebagian responden yang memiliki kebiasaan merokok. Karakteristik penderita hipertensi dalam
penelitian ini berdasarkan umur sebagian besar responden berumur 46-55 tahun yaitu sebanyak 28
orang (34,1%) dan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53 orang
(64,6%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adriaansz (2016) di Puskesmas Ranomuut Kota
Manado menunjukkan bahwa responden yang mengalami hipertensi ringan sebanyak 21 orang
(44,7%), hipertensi sedang sebanyak 14 orang (29,8%) dan hipertensi berat sebanyak 2 orang (4,2%).
2. Aktivitas fisik pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan
aktivitas fisik sedang sebanyak 23 orang (57,5%) sedangkan sebagian kecil melakukan aktivitas berat
sebanyak 17 orang (42,5%).
Selain itu aktivitas fisik pada kategori sedang dikarenakan sebagian besar responden adalah
ibu rumah tangga dimana pekerjaan yang dilakukan membutuhkan banyak aktivitas dan banyak
kegiatan seperti memasak, mencuci, menyapu dan lain-lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Mahmudah (2015) di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok menunjukkan bahwa sebanyak
24 responden (27,6%) melakukan aktivitas fisik ringan dan melakukan aktivitas fisik sedang sebanyak
63 orang (72,4%).
3. Kebiasaan mengkonsumsi makanan asin pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat
Kabupaten Tapin Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
kebiasaan mengkonsumsi makanan asin sebanyak 25 orang (62,5%) sedangkan tidak mengkonsumsi
makanan asin sebanyak 15 orang (37,5%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Adriaansz (2016) Di Puskesmas Ranomuut Kota Manado
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi makanan asin berlebih yaitu sebanyak
31 responden (66,0%).
4. Kebiasaan merokok pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun
2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak merokok
sebanyak 25 orang (62,5%) sedangkan merokok sebanyak 15 orang (37,5%).
Dari 25 orang yang merokok umur pertama kali merokok yaitu < 15 tahun sebanyak 16 orang
(64,0%) dan umur > 15 tahun sebanyak 9 orang (36,0%), sebagian besar jumlah batang rokok yang
dihisap setiap hari yaitu > 10 batang sebanyak 14 orang (56,0%), dan sebagian besar jenis rokok yang
dihisap yaitu filter sebanyak 23 orang (92,0%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sartik (2017) pada penduduk Palembang
menunjukkan bahwa responden yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 100 orang (25,2%)
sedangkan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok sebanyak 297 orang (74,8%).
5. Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 responden melakukan aktivitas fisik
berat sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 7 orang (41,2%) dan dari 23 responden
melakukan aktivitas fisik sedang sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak 11 orang
(47,8%).
Hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p-value = 0,048 < α 0,05 maka Ho di
tolak artinya secara statistik ada hubungan pengetahuan dengan kejadian hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Lokpaikat Tahun 2019.
Responden yang mempunyai aktivitas fisik ringan cenderung lebih besar beresiko
terkena hipertensi tetapi begitu sebaliknya responden yang memiliki aktivitas fisik sedang
cenderung lebih sedikit beresiko terkena hipertensi. Jadi aktivitas fisik responden sangat
mempengaruhi terjadinya hipertensi pada responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahmudah (2015) di Kelurahan Sawangan Baru
Kota Depok menunjukkan bahwa nilai p-value = 0,020 sehingga ada hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian hipertensi di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok.
6. Hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden tidak memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan asin sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak 7 orang (46,7%)
dan dari 25 responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin sebagian besar mengalami
hipertensi berat sebanyak 12 orang (48,0%).
Hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p-value = 0,037 < α 0,05 maka Ho di
tolak artinya secara statistik ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian
hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.
Semakin sering mengkonsumsi makanan asin maka berisiko meningkatkan tekanan darah,
namun sebaliknya responden yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dapat
mengurangi dan mengontrol tekanan darah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahmudah (2015) di Kelurahan Sawangan Baru
Kota Depok menunjukkan nilai p-value = 0,001 sehingga ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi
makanan asin dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok.
7. Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden tidak memiliki merokok
sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 8 orang (53,3%) dan dari 25 responden yang
merokok sebagian besar mengalami hipertensi sedang sebanyak 14 orang (56,0%).
Hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai p-value = 0,001 < α 0,05 maka Ho di
tolak artinya secara statistik ada kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.
Responden yang memiliki kebiasaan merokok akan sebagian besar mengalami hipertensi
dibandingkan responden yang tidak merokok hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok
berhubungan dengan kejadian hipertensi.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian menunjukkan bahwa Purwanti (2017) di Desa
Sukadanau Cikarang Barat menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan
hipertensi (p=0,000)

PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar mengalami kejadian hipertensi sedang sebanyak 17 orang (42,5%) di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.
2. Sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik sedang sebanyak 23 orang (57,5%) di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.
3. Sebagian besar responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin sebanyak 25 orang (62,5%)
di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019.
4. Sebagian besar responden merokok sebanyak 25 orang (62,5%) di wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat
Kabupaten Tapin Tahun 2019.
5. Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019 di dapatkan nilai p-value = 0,048 < α 0,05.
6. Ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019 di dapatkan nilai p-value = 0,037 < α
0,05.
7. Ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lokpaikat Kabupaten Tapin Tahun 2019 di dapatkan nilai p-value = 0,001 < α 0,05.

b. Saran
1. Bagi Masyarakat
Mencari informasi tentang apa saja faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi seperti mengurangi
konsumsi makanan asin, meningkatkan olahraga (aktivitas fisik) dan berhenti merokok.
2. Bagi Pihak Puskesmas
Diharapkan pihak Puskemas lebih meningkatkan lagi upaya promotif dan preventif kepada
manyarakat dengan penyediaan sarana informasi yang mudah diakses seperti penyuluhan kesehatan,
sosialisasi, pembagian leaflat, poster dan sejenisnya sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
hipertensi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar dan
cakupan wilayah yang lebih luas meliputi faktor risiko hipertensi lain tingkat stress, obesitas dan minum
kopi dengan kejadian hipertensi.

REFERENSI

Adriaansz. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Puskesmasranomuut Kota Manado. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran.
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1. diakses 10 April 2019.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin. 2018. Laporan Kejadian Hipertensi. Tapin: Dinas Kabupaten Tapin.

Infodatin.2016. Data Hipertensi di Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Mahmudah. 2015. Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015. Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. di akses 24 Juli 2019.

Purwanti. 2017. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Pegawai Cv Lusindo Desa
Sukadanau Cikarang Barat. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta. di akses 26 Juli 2019.
Puskesmas Lokpaikat. 2019. Profil Puskesmas Lokapaikat Tahun 2019.

Sartik. 2017. Faktor – Faktor Risiko Dan Angka Kejadian Hipertensi Pada Penduduk Palembang. Dinas
Kesehatan Kota Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2017, 8(3):180-
191.diakses 10 April 2019.

WHO. 2013. Jenis-jenis Hipertensi. American Heart Association.

Anda mungkin juga menyukai