Oleh :
MUHAMMAD RIZKI FADHILAH
NPM 19070453
OLEH :
Muhammad rizki fadhilah
NPM 19070453
Dosen Pembimbing
Pembimbing Instansi
Mengetahui,
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga pelaksanaan magang di RSUD
Idaman Banjarbaru dapat dilaksanakan dengan baik dan pada akhirnya pembuatan
laporan magang pun dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Pelaksanaan magang ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin yang sangat berguna bagi mahasiswa
dan instansi magang dalam penerapan ilmu dan keterampilan dibidang kesehatan
masyarakat.
Pada akhir kegiatan magang, penulis mencoba menyampaikan sebuah laporan
kegiatan dengan judul “Gambaran Faktor penyebab preeklamsia pada ibu
hamil’’.
Kemudian penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Meilya Farika Indah, SKM., M.Sc selaku Dekan dan selaku pembimbing
magang di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjary Banjarmasin.
2. Chandra, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary
Banjarmasin.
3. Husnul Khatimatun inayah,M.Kes selaku dosen pembimbing Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjary Banjarmasin.
4. selaku Direktur RSUD Idaman Banjarbaru
5. Adies riyana, S.ST selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Idaman Banjarbaru
dan pembimbing Instansi yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan, dan bantuan dalam penulisan ini.
6. Seluruh staf di Ruang Instalasi Gizi RSUD Idaman , terimakasih atas
segala bantuan, bimbingan serta kerjasama selama berlangsungnya
kegiatan magang.
7. Kedua orang tua, sahabat dan teman yang senantiasa memberikan
dukungan, doa serta semangat kepada penulis.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan pelaksanaan magang ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan ktirik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaanya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan magang ini dapat memberikan
manfaat dimasa yang akan datang bagi kita semua. Aamiin…
NPM : 19070453
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Tujuan.......................................................................................
1. Tujuan Umum......................................................................
2. Tujuan Khusus.....................................................................
C. Manfaat.....................................................................................
1. Bagi Mahasiswa...................................................................
2. Bagi RSD Idaman Kota Banjarbaru....................................
3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat..................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi
bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO, 2019).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikasi yang
menimbulkan masalah kesehatan pada perempuan. Banyaknya AKI pada era
ini membuat masyarakat menyadari betapa pentingnya untuk meningkatkan
kesehatan ibu, terdapat dua kategori pada kematian ibu yaitu di sebabkan
kematian pada kehamilan dan persalinan secara langsung dan kematian yang
disebabkan secara tidak langsung yaitu oleh penyakit dan bukan oleh
kehamilan dan persalinannya (Kemenkes RI, 2013).
Menurut WHO (2019), angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu sebanyak
303.000 jiwa. Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007-2012. Angka kematian ibu (AKI) mengalami
penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus
(Kemenkes RI, 2019). Di dunia terdapat sekitar 585.000 ibu meninggal per
tahun nya saat hamil dan bersalin, 51% diantaranya dikarenakan oleh
preeklamsia. Penyebab ibu hamil akibat pendarahan sebanyak 28%,
preeklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi 8%, partus lama 5%, trauma
obstetric 3%, persentase kesehatan ibu dan anak (KIA) pada preeklamsia di
dapatkan sekitar 24% dari 58,1% (WHO,2014).
Di Indonesia peningkatan preeklamsia sekitar 15%-25% dari peningkatan
risiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklamsia, diabetes
melitus, ginjal kronis, dan hiperlasentosis (mola hidatidosa, kehamilan
multiple, bayi besar) (Prawirohardjo, 2009). Preeklamsia merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal paling penting (Mochtar, 2013).
Preeklamsia merupakan salah satu penyebab dari kematian ibu.
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipetensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Preeklamsia biasanya terjadi setelah
20 minggu kehamilan pada kondisi berat preeklamsia dapat menjadi eklamsia
dengan penambahan gejala kejang-kejang. Penyakit ini dapat berdampak buruk
bagi ibu dan janin. Bagi ibu dapat terjadi pendarahan intracranial, edema paru
kardiogenik atau non kardiogenik, depresi atau arrest, edema laring dan
hipertensi yang tidak terkendali, sedangkan bagi janin dapat menyebabkan
intrauterine fetal growth restricsion, solusio placenta, prematuritas, sindroma
distress napas, kematian janin intrauterine, kematian neonatal, pendarahan
intraventrikuler dan sepsis.
Penyebab preeklamsia ini tidak diketahui pasti, teori yang terkenal sebagai
penyebab preeklamsia adalah iskemia plasenta, akan tetapi teori ini tidak dapat
diterangkan dengan semua hal yang berkaitan dengan penyakit itu karena tidak
hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
preeklamsia.
Pada tahun 2012 di dapatkan bahwa angka kematian ibu (AKI) pada saat
kehamilan, persalinan dan nifas sekitar 359 per 100.000 kelahiran hidup
dibandingkan dengan tahun 2007 persentase hasil sekitar 228 per 100.000
kelahiran hidup yang artinya semakin tahun terus mengalami peningkatan. Di
dapatkan dari profil kesehatan tahun 2014, sekitar 30% kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan dan
infeksi. Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia terjadi akibat
hipertensi/pre eklamsia/ eklamsia, perdarahan, dan infeksi. Hipertensi dalam
kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia sebesar
33% (SRS Litbangkes, 2016)
Dengan adanya kasus preeklamsia di RSUD Idaman Banjarbaru dan
banyak faktor yang mempengaruhinya, penulis tertarik untuk mengangkat
judul tentang ”Gambaran Faktor Penyebab Preeklamsia pada pasien
Ruangan Merpati di RSUD Idaman Banjarbaru”
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui tentang
gambaran faktor penyebab preeklamsia di Ruangan Merpati RSUD Idaman
Banjarbaru.
B. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masalah preeklamsia pada pasien Ruangan
Bersalin Merpatin di RSUD Idaman Banjarbaru
b. Untuk menganalisis faktor penyebab preeklamsia pada pasien Ruangan
Merpati di RSUD Idaman Banjarbaru.
c. Mencari alternatif pemecahan masalah preeklamsia di RSUD Idaman
Banjarbaru.
d. Membuat program rencana kerja untuk mengatasi masalah preeklamsia.
3. Manfaat
A. Instansi Magang
a. Instansi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja masing-
masing institusi.
b. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki
pengalaman kerja.
c. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara instansi tempat magang dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas.
B. Mahasiwa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan.
b. Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan yang berkaitan dengan disiplin
ilmu bidang kesehatan masyarakat.
c. Mendapatkan masukan yang berguna serta memperluas dan mempererat
jaringan kemitraan dengan instansi tempat magang di RSUD Idaman
Banjarbaru untuk kegiatan selanjutnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM
b. Administratif
Pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1999, Kota Banjarbaru resmi menjadi sebuah kota
dalam wilayah administrasi Propinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan SK Gubernur KDH Propinsi Kalimantan Selatan
tanggal 29 Mei tahun1999, Nomor 10/ pem-570-3-3 pada saat itu
wilayah Banjarbaru meliputi 7 desa.
Kota Banjarbaru terdiri dari lima kecamatan, antara lain:
1) Banjarbaru Selatan
2) Banjarbaru Utara
3) Cempaka
4) Landasan Ulin
5) Liang Anggang
2. Demografi
a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Banjarbaru selalu mengalami
peningkatan dari tahun ketahun.pada tahun 2010 jumlah penduduk
Kota Banjarbaru adalah sebesar 195.022 jiwa dan hingga sekarang
tahun 2019 menjadi 262.719 yang terdiri dari 134.987 penduduk
laki-laki dan 127.732 penduduk perempuan.
b. Komposisi Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Kota Banjarbaru setiap tahun
cukup tinggi, sehingga perhitungan laju pertumbuhan penduduk
pada tahun 2019 dikota Banjarbaru mencapai 2.78%.Kota
Banjarbaru yang identik sebagai kota pendidikan dimana terdapat
berbagai perguruan tingi negeri maupun swasta menyebabkan
banyaknya pendatang yang berdomisili di kota ini untuk menuntut
ilmu.
BAB III
HASIL KEGIATAN
1. Uraian Kegiatan
Pelaksanaan magang di Rumah sakit Daerah Idaman Kota banjarbaru
Pada tanggal 2 Januari s/d 28 januari 2023. Adapun uraian kegiatan
selama pelaksanaan magang berdasarkan tahapan waktu (per minggu),
yaitu :
I II III IV V
Konsultasi
Pembuatan Laporan
Revisi
No Hari/Tanggal Kegiatan
Minggu ke-1
Minggu ke-2
6 Sabtu, 7 Januari - Membantu pengecekan label etiket untuk
2023 pasien rawat inap
- Konsultasi dengan pembimbing instansi
terkait dengan proker magang
7 Senin, 9 Januari - Konsultasi dengan pembimbing instansi
2023 terkait dengan proker magang
Minggu ke-3
13 Senin, 16 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas
januari 2023 di ruangan merpati
14 Selasa, 17 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas
januari 2023 di ruangan merpati
2. Dokumentasi Kegiatan
3. Identifikasi Masalah
preeklamsia pada pasien di RSUD Idaman Banjarbaru sebanyak 100 kasus
di tahun 2022. Hal ini terjadi karena riwayat kehamilan pasien, kebiasaan pola
makan dengan gizi tidak seimbang, faktor stress, dan obesitas.
b. Penyebab Preeklamsia
Penyebab preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Meski
demikian, ada dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan
perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ yang berfungsi
menyalurkan darah dan nutrisi
untuk janin. Kelainan tersebut menyebabkan pembuluh darah
menyempit dan timbulnya reaksi yang berbeda dari tubuh ibu hamil
terhadap perubahan hormon. Akibatnya, timbul gangguan pada ibu hamil
dan janin. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah faktor
berikut ini dinilai dapat memicu gangguan pada plasenta:
a) Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, ginjal, dan
gangguan darah
b) Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
c) Baru pertama kali hamil
d) Hamil lagi setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
e) Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
f) Mengandung lebih lebih dari satu janin
g) Mengalami obesitas saat hamil 25
h) sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
fertilization)
i) Ada riwayat preeklampsia dalam keluarga
c. Diagnosis Preeklamsia
Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami ibu hamil,
serta riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarganya. Selanjutnya, dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk tekanan darah,
denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, pembengkakan pada
tungkai, kaki, dan tangan, serta kondisi kandungan. Jika tekanan darah ibu
hamil lebih dari 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jeda waktu
4 jam, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut untuk
memastikan diagnosis preeklamsia:
a) Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine
b) Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit
darah
c) (USG), untuk melihat pertumbuhan janin
d) USG Doppler, untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta
e) Nonstress test (NST) dengan cardiotocography atau CTG, untuk
mengukur detak jantung janin saat bergerak di dalam kandungan.
d. Pengobatan Preeklampsia
Namun ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan diberikan
beberapa penanganan berikut untuk mengatasi keluhan dan mencegah
komplikasi:
a). Obat anti hipertensi,
Obat anti hipertensi biasanya diberikan jika tekanan darah ibu hamil
sangat tinggi. Umumnya jika tekanan darah ibu hamil masih berkisar
pada 140/90 mmHg, tidak diperlukan pemberian obat anti hipertensi.
b). Obat Kortikosteroid
Obat ini digunakan pada preeklamsia berat atau saat terjadi
sindrom HELLP. Selain itu, obat ini dapat mempercepat pematangan
paru-paru janin.
c). Obat MgSO4
Pada preeklamsia berat, dokter akan memberikan suntikan MgSO4
untuk mencegah komplikasi, seperti kejang.
e. Perawatan Di Rumah Sakit
Bila preeklamsia cukup berat atau semakin parah, ibu hamil akan
dirawat agar kondisinya terpantau. Selama perawatan, dokter akan
melakukan pemeriksaan darah, NST, dan USG secara rutin guna
memantau kesehatan ibu hamil dan janin.
f. Perawatan setelah melahirkan
Setelah melahirkan, pemantauan tetap perlu dilakukan. Biasanya, pasien
perlu menjalani rawat inap beberapa hari setelah melahirkan. Pasien juga
tetap perlu mengonsumsi obat antihipertensi yang diresepkan oleh dokter
dan melakukan kontrol rutin sampai sekitar 6 minggu setelah melahirkan.
g. Komplikasi Preeklamsia
Jika tidak ditangani, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
a) Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi dan kejang
b) Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
c) Penyakit jantung
d) Gangguan pembekuan darah Komplikasi juga bisa menyerang janin.
Komplikasi pada janin meliputi:
a) Pertumbuhan janin terhambat
b) Lahir prematur
c) Lahir dengan berat badan rendah
d) Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS)
h. Pencegahan Preeklamsia
a) Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklampsia. Namun, ada
b) beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya
c) preeklamsia, yaitu:
d) Melakukan kontrol rutin selama kehamilan
e) Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki kondisi
hipertensi dan diabetes sebelum kehamilan
f) Menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga berat badan
ideal, mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak mengonsumsi makanan
yang tinggi garam, rajin berolahraga, dan tidak merokok.
g) Mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral sesuai saran dokter.
4. Analisis Penyebab Masalah
Manusia Metode
Riwayat
kehamilan Belum
Pola Makan maksimalnya
penyuluhan
Stress
Faktor Usia Kurangnya
Preeklamsia
pengetahuan
Faktor
ekonomi
Lingkungan Sarana
49
Berikut faktor-faktor penyebab preeklamsia salah satu pasien di ruang bersalin Meroati RSUD Idaman Banjarbaru dengan
menggunakan diagram fishbone. Identifikasi penyebab terjadinya kasus antara lain meliputi :
1. Manusia
a. Riwayat kehamilan sangat mempengaruhi indikasi kehamilan selanjutnya.
b. Kebiasaan pola makan ibu hamil yang tidak megonsumsi makanan gizi seimbang.
c. Ibu hamil yang sudah berusia > 35 tahun, berisiko tinggi terhadap preeklamsia.
d. Banyaknya ibu hamil yang mengalami stress selama masa kehamilan.
2. Lingkungan
a. Faktor ekonomi / pendapatan masyarakat masih rendah.
b. Kurangnya pengetahuan tentang preeklamsia.
3. Metode
a. Belum maksimalnya penyuluhan tentang bahaya/risiko preeklamsia.
b. Program kerja instansi terkait belum terlaksana.
4. Sarana
a. jauhnya letak pelayanan kesehatan dengan tempat tinggal
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah menggunakan analisis SWOT mengenai Gambaran Tatalaksana Diet pada
Ibu Hamil Pasca Melahirkan dengan Anemia di Rumah sakit Idaman Kota Banjarbaru, dapat diberikan pemecahan masalah
sebagai berikut :
BAB IV
1. Kesimpulan
- Berdasarkan hasil Analisis SWOT prioritas masalahnya adalah gambaran faktor penyebab preeklamsia pada ibu hamil, untuk
itu penentuan penyebab masalah ditentukan dengan metode Fishbone.
- Alternatif pemecahan masalah Preeklamsia di RSUD Idaman Banjarbaru dapat disimpulkan dengan metode Analisis SWOT.
a. Meningkatkan kerjasama antara petugas kesehatan, khususnya dokter, bidan, perawat dan ahli gizi terhadap
pasien/masyarakat.
b. Perbanyak mengonsumsi makanan gizi seimbang dan konsumsi vitamin khusus ibu hamil.
c. Menambah tenaga kesehatan khususnya dokter kandungan, ahli kebidanan, ahli gizi dan tenaga penyuluh.
d. Memaksimalkan kegiatan asuhan gizi.
2. Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Menerapkan pola makan yang bergizi, perbanyak konsumsi makanan dengan gizi seimbang karena ibu hamil dan ibu
menyusui perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan berbagai makanan sehat dan bervariasi agar ibu dan bayi
sehat.
b. Lakukan pemerikasaan rutin agar lebih mengetahui kesehatan ibu dan janin yang dikandung.
2. Bagi Instansi
a. Memberikan informasi dan tindakan kepada pasien dan keluarga agar terhindar dari preeklamsia.
b. Melakukan pendekatan kepada pasien dan meningkatkan peran serta pasien dan keluarga.
Kerjasama yang baik antara petugas kesehatan terkait agar mendapatkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
illington, M., & Stevenson, M. (2009). Kegawatan dalam Kehamilan Persalinan. Jakarta: EGC.
Dewi, V., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan . Jakarta: Salemba Medika.
Diantika, D. (2021). Fungsi Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai Puskesmas. p ISSN 1475-362846, 1-12.
Hernawati, E., & Arianti, M. (2020). Kejadian Preeklamsia berdasarkan Pola Makan dan Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil. Soshum
Insentif.
FKM Uniska, 2022. Pedoman magang FKM Uniska MAB (Revisi Tahun 2022), Uniska MAB.Banjarmasin.