Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI RSUD IDAMAN BANJARBARU


TANGGAL 02 JANUARI 2023 – 28 FEBRUARI 2023

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB PREEKLAMSIA PADA


IBU HAMIL DI RUANGAN MERPATI RSUD IDAMAN
BANJARBARU

Oleh :
MUHAMMAD RIZKI FADHILAH
NPM 19070453

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY
BANJARMASIN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG


DI RSUD IDAMAN BANJARBAU

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB PREEKLAMSIA PADA


IBU HAMIL DI RUANGAN MERPATI RSUD IDAMAN
BANJARBARU

OLEH :
Muhammad rizki fadhilah
NPM 19070453

Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh :

Dosen Pembimbing
Pembimbing Instansi

Adies Riyana, SST


Husnul Khatimatun inayah,M.Kes
NIP. 197612191999032002
NIK. 061507782

Mengetahui,

Ketua Program Studi Direktur RSUD Idaman Banjarbaru

dr. Danny Indrawardhana,MMRS


Chandra, SKM., M.Kes NIK : 198006212010011015
NIK. 061509854
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga pelaksanaan magang di RSUD
Idaman Banjarbaru dapat dilaksanakan dengan baik dan pada akhirnya pembuatan
laporan magang pun dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Pelaksanaan magang ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin yang sangat berguna bagi mahasiswa
dan instansi magang dalam penerapan ilmu dan keterampilan dibidang kesehatan
masyarakat.
Pada akhir kegiatan magang, penulis mencoba menyampaikan sebuah laporan
kegiatan dengan judul “Gambaran Faktor penyebab preeklamsia pada ibu
hamil’’.
Kemudian penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Meilya Farika Indah, SKM., M.Sc selaku Dekan dan selaku pembimbing
magang di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjary Banjarmasin.
2. Chandra, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary
Banjarmasin.
3. Husnul Khatimatun inayah,M.Kes selaku dosen pembimbing Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjary Banjarmasin.
4. selaku Direktur RSUD Idaman Banjarbaru
5. Adies riyana, S.ST selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Idaman Banjarbaru
dan pembimbing Instansi yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan, dan bantuan dalam penulisan ini.
6. Seluruh staf di Ruang Instalasi Gizi RSUD Idaman , terimakasih atas
segala bantuan, bimbingan serta kerjasama selama berlangsungnya
kegiatan magang.
7. Kedua orang tua, sahabat dan teman yang senantiasa memberikan
dukungan, doa serta semangat kepada penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan pelaksanaan magang ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan ktirik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaanya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan magang ini dapat memberikan
manfaat dimasa yang akan datang bagi kita semua. Aamiin…

Banjarbaru, Februari 2023

Muhammad Rizki fadhilah

NPM : 19070453
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Tujuan.......................................................................................
1. Tujuan Umum......................................................................
2. Tujuan Khusus.....................................................................
C. Manfaat.....................................................................................
1. Bagi Mahasiswa...................................................................
2. Bagi RSD Idaman Kota Banjarbaru....................................
3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat..................................

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG..............................


A. Analisis Situasi..........................................................................
1. Geografi...............................................................................
2. Demografi............................................................................
3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Motto, Tugas dan Fungsi
Rumah Sakit........................................................................
4. Sejarah singkat RSD Idaman Kota Banjarbaru...................
5. Profil RSD Idaman Kota Banjarbaru...................................
B. Analisis Situasi Khusus.............................................................
1. Gambaran Bidang Instalasi Gizi di RSD Idaman Kota
Banjarbaru...........................................................................
2. Mekanisme Pelayanan Gizi Rawat Inap di RSD Idaman
Kota Banjarbaru...................................................................
3. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSD Idaman Kota
Banjarbaru
4. Data-Data Kasus Terkait di RSD Idaman Kota banjarbaru. .

BAB III HASIL KEGIATAN.......................................................................


A. Uraian Kegiatan........................................................................
1. Uraian Kegiatan...................................................................
2. Dokumentasi Kegiatan........................................................
B. Identifikasi masalah .................................................................
C. Alternatif Pemecahan Masalah.................................................
D. Rencana Kegiatan......................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................


A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi
bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO, 2019).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikasi yang
menimbulkan masalah kesehatan pada perempuan. Banyaknya AKI pada era
ini membuat masyarakat menyadari betapa pentingnya untuk meningkatkan
kesehatan ibu, terdapat dua kategori pada kematian ibu yaitu di sebabkan
kematian pada kehamilan dan persalinan secara langsung dan kematian yang
disebabkan secara tidak langsung yaitu oleh penyakit dan bukan oleh
kehamilan dan persalinannya (Kemenkes RI, 2013).
Menurut WHO (2019), angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu sebanyak
303.000 jiwa. Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007-2012. Angka kematian ibu (AKI) mengalami
penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus
(Kemenkes RI, 2019). Di dunia terdapat sekitar 585.000 ibu meninggal per
tahun nya saat hamil dan bersalin, 51% diantaranya dikarenakan oleh
preeklamsia. Penyebab ibu hamil akibat pendarahan sebanyak 28%,
preeklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi 8%, partus lama 5%, trauma
obstetric 3%, persentase kesehatan ibu dan anak (KIA) pada preeklamsia di
dapatkan sekitar 24% dari 58,1% (WHO,2014).
Di Indonesia peningkatan preeklamsia sekitar 15%-25% dari peningkatan
risiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklamsia, diabetes
melitus, ginjal kronis, dan hiperlasentosis (mola hidatidosa, kehamilan
multiple, bayi besar) (Prawirohardjo, 2009). Preeklamsia merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal paling penting (Mochtar, 2013).
Preeklamsia merupakan salah satu penyebab dari kematian ibu.
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipetensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Preeklamsia biasanya terjadi setelah
20 minggu kehamilan pada kondisi berat preeklamsia dapat menjadi eklamsia
dengan penambahan gejala kejang-kejang. Penyakit ini dapat berdampak buruk
bagi ibu dan janin. Bagi ibu dapat terjadi pendarahan intracranial, edema paru
kardiogenik atau non kardiogenik, depresi atau arrest, edema laring dan
hipertensi yang tidak terkendali, sedangkan bagi janin dapat menyebabkan
intrauterine fetal growth restricsion, solusio placenta, prematuritas, sindroma
distress napas, kematian janin intrauterine, kematian neonatal, pendarahan
intraventrikuler dan sepsis.
Penyebab preeklamsia ini tidak diketahui pasti, teori yang terkenal sebagai
penyebab preeklamsia adalah iskemia plasenta, akan tetapi teori ini tidak dapat
diterangkan dengan semua hal yang berkaitan dengan penyakit itu karena tidak
hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
preeklamsia.
Pada tahun 2012 di dapatkan bahwa angka kematian ibu (AKI) pada saat
kehamilan, persalinan dan nifas sekitar 359 per 100.000 kelahiran hidup
dibandingkan dengan tahun 2007 persentase hasil sekitar 228 per 100.000
kelahiran hidup yang artinya semakin tahun terus mengalami peningkatan. Di
dapatkan dari profil kesehatan tahun 2014, sekitar 30% kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan dan
infeksi. Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia terjadi akibat
hipertensi/pre eklamsia/ eklamsia, perdarahan, dan infeksi. Hipertensi dalam
kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia sebesar
33% (SRS Litbangkes, 2016)
Dengan adanya kasus preeklamsia di RSUD Idaman Banjarbaru dan
banyak faktor yang mempengaruhinya, penulis tertarik untuk mengangkat
judul tentang ”Gambaran Faktor Penyebab Preeklamsia pada pasien
Ruangan Merpati di RSUD Idaman Banjarbaru”

2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui tentang
gambaran faktor penyebab preeklamsia di Ruangan Merpati RSUD Idaman
Banjarbaru.
B. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masalah preeklamsia pada pasien Ruangan
Bersalin Merpatin di RSUD Idaman Banjarbaru
b. Untuk menganalisis faktor penyebab preeklamsia pada pasien Ruangan
Merpati di RSUD Idaman Banjarbaru.
c. Mencari alternatif pemecahan masalah preeklamsia di RSUD Idaman
Banjarbaru.
d. Membuat program rencana kerja untuk mengatasi masalah preeklamsia.

3. Manfaat
A. Instansi Magang
a. Instansi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja masing-
masing institusi.
b. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki
pengalaman kerja.
c. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara instansi tempat magang dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas.
B. Mahasiwa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan.
b. Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan yang berkaitan dengan disiplin
ilmu bidang kesehatan masyarakat.
c. Mendapatkan masukan yang berguna serta memperluas dan mempererat
jaringan kemitraan dengan instansi tempat magang di RSUD Idaman
Banjarbaru untuk kegiatan selanjutnya.
BAB II

GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA


BANJARBARU
A. Analisis Situasi Umum
1. Geografi
a. Letak Wilayah
Kota Banjarbaru terletak antara 3°25’40” sampai dengan
3°28’37” Lintang Selatan dan 114°41’22” sampai dengan
114°54’25” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Banjarbaru mencapai
371,38 yang secara adminitasi terdiri atas 5 (lima) kecamatan dan
20 (dua puluh) kelurahan. Wilayah Kota Banjarbaru berada pada
ketinggian 0-500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0-7 m
(33,49 persen), 7-25 m (48,46 persen), 25-100 m (15,15 persen),
100-250 m (2,55 persen) dan 250-500 m (0,35 persen) Adapun
batas wilayah Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar
2) Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan
Kabupaten Banjar
3) Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Gambut dan
Alun-Alun Kabupaten Banjar
4) Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati
Kabupaten Tanah Laut

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Banjarbaru.


Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru terletak
di Jalan Trikora No. 115, Guntungmanggis, Kecamatan Landasan
Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan Kode Pos 70721
Secara geografis Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
terletak diantara :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Guntung Payung
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Banjarbaru
Selatan
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Landasan Ulin
Timur
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut

b. Administratif
Pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1999, Kota Banjarbaru resmi menjadi sebuah kota
dalam wilayah administrasi Propinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan SK Gubernur KDH Propinsi Kalimantan Selatan
tanggal 29 Mei tahun1999, Nomor 10/ pem-570-3-3 pada saat itu
wilayah Banjarbaru meliputi 7 desa.
Kota Banjarbaru terdiri dari lima kecamatan, antara lain:
1) Banjarbaru Selatan
2) Banjarbaru Utara
3) Cempaka
4) Landasan Ulin
5) Liang Anggang

2. Demografi
a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Banjarbaru selalu mengalami
peningkatan dari tahun ketahun.pada tahun 2010 jumlah penduduk
Kota Banjarbaru adalah sebesar 195.022 jiwa dan hingga sekarang
tahun 2019 menjadi 262.719 yang terdiri dari 134.987 penduduk
laki-laki dan 127.732 penduduk perempuan.
b. Komposisi Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Kota Banjarbaru setiap tahun
cukup tinggi, sehingga perhitungan laju pertumbuhan penduduk
pada tahun 2019 dikota Banjarbaru mencapai 2.78%.Kota
Banjarbaru yang identik sebagai kota pendidikan dimana terdapat
berbagai perguruan tingi negeri maupun swasta menyebabkan
banyaknya pendatang yang berdomisili di kota ini untuk menuntut
ilmu.

3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Motto, Strategi, dan Kebijakan


Rumah Sakit
a. Visi
“Rumah Sakit Unggulan Dalam Pelayanan dan Berkarakter”
b. Misi
1) Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia di seluruh
unit pelayanan Rumah Sakit dalam hal pengembangan skill,
knowlegde dan attitude (keterampilan dan perilaku yang baik)
di semua lini pelayanan mengembangkan bangunan rumah
sakit yang menarik.
2) Menyediakan peralatan medis yang canggih dan mutakhir
sesuai ilmu pengetahuan dan Teknologi Kedokteran.
3) Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan
responsif yang mampu menjawab tantangan Rumah Sakit
dimasa yang akan datang.
4) Memberikan pelayanan yang berkualitas standar dan dikemas
dengan sikap yang santun.
5) Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di
Rumah Sakit sebagai daya dukung dalam penurunan angka
kematian ibu dan bayi di kota Banjarbaru dan sebagai
penyelenggara dalam upaya penurunan penyakit menular TB
Paru (DOTs).
c. Tujuan
1) Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi
sesuai dengan standar.
2) Tersedianya bangunan Rumah Sakit yang atraktif dan menarik
bagi masyarakat.
3) Tersedianya peralatan medis dan non medis yang mutakhir dan
canggih sesuai dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kedokteran secara berkesinambungan.
4) Tersedianya perangkat manajemen yang inovatif, resfonsif dan
memadai untuk terselenggaranya pelayanan yang efektif dan
efisien.
5) Terselenggaranya pelayanan berkualitas yang sesuai standar
dan dikemas dengan sikap yang santun yang mampu
menciptakan branding image (citra) Rumah Sakit.
6) Terselenggaranya pelayanan yang mendukung program
pemerintah sesuai dengan amanat RPJMD.
d. Sasaran
1) Meningkatnya mutu pelayanan Rumah Sakit
2) Meningkatkan kualitas SDM tenaga medis dan non medis
3) Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan
e. Motto
“Kesehatan dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”
f. Strategi
1) Mengembangkan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit
dengan cara pengembangan kompetensi SDM secara
berkesinambungan, yang merupatan titik moment of truth (titik
pelayanan antara pasien dan rumah sakit), sebagai pintu
gerbang utama dalam pelayanan suatu Rumah Sakit.
2) Pengembangan SDM bertumpu kepada peningkatan skill
karyawan dalam hal teknis dan mutu pelayanan, peningkatan
knowledge (pengetahuan) karyawan dalam hal pengetahuan
medik, keperawatan dan penunjang lainnya agar mutu
pelayanan senantiasa bisa ditingkatkan secara bermakna dan
pengembangan attitude karyawan yang berkaitan dengan cara
memberikan pelayanan yang mampu menyenangkan
pelanggan,berperilaku santun dan menarik serta tercipta budaya
kerja yang sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat. Dengan
harapan brand image Rumah Sakit meningkat secaa signifikan.
3) Mengembangkan bangunan dan sarana di Rumah Sakit yang
didukung oleh Pemerintah Kota. Melengkapi peralatan medik
sesuai dengan kebutuhan standar, untuk meningkatkan kinerja
dokter spesialis yang akan berdampak terhadap kinerja
keuangan Rumah Sakit secara menyeluruh.
4) Meningkatkan pengelolaan manajemen, dengan cara
melengkapi dan menyempurnakan sistem manajemen dalam
bentuk,Business Plan (strategi bisnis), strategic Action Plan
(perencanaan kegiatan), Accountability system (sistem
pertanggung jawaban), Remuneration System (sistem
penggajian berdasarkan kinerja), Reqruitment System (sistem
perekrutan),Carrier Stage (jenjang karir), Inventory System
(sistem persediaan), supporting system( sistem pendukung) IT
System(sistem teknologi dan informasi) dan Standar Operating
Procedure(standar prosedur oprasional) dari seluruh unit
pelayanan untuk menunjang kelancaran manajemen Rumah
Sakit yang akan berdampak terhadap peningkatan kecepatan
dan ketepatan pelayanan secara administratif.
5) Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, dengan cara
memberikan pelayanan berkualitas standar dengan ciri khas
yang berbeda, melalui penerapan standar pelayanan yang
dilengkapi dengan Standar Operating Procedure bagi seluruh
unit pelayanan yang berdampak terhadap meningkatnya
kepuasan pelanggan, memberikan layanan kesehatan individu
yang menyenangkan bagi pengguna jasa dan penyedia jasa.
Dengan indikator terselenggaranya layanan yang cepat, tepat
dan akurat pada semua lini pelayanan , terselenggaranya
konsep delivery pada semua titik moment of truth di semua lini
pelayanan dan terselenggaranya layanan dengan konsep yang
berbeda.
6) Memberikan dukungan secara aktif terhadap program-program
Pemerintah dalam upaya menurunkan kematian ibu dan
bayi(PONEK), penyakit menular TB Paru(DOTs), melalui
penerapan pelayanan sosial dan kegiatan sosial, sebagai salah
satu kewajiban institusi untuk melaksanakan Corporate Social
Responsibility (tanggung jawab institusi terhadap lingkungan
sekitar).
g. Tugas Rumah Sakit
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
h. Fungsi Rumah Sakit
1) Penyelenggaraan Pelayanan Medis
2) Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medis/Non Medis
3) Penyelenggaraan Pelayanan Asuhan Keperawataan
4) Penyelenggaraan Pendidikan/Pelatihan
5) Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan
6) PenyelenggaraanAdministrasi Umum dan Keuangan

4. Sejarah Singkat Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru


Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru berlokasi di Jalan
Trikora No.115 RT. 39 RW.001 Kelurahan Guntung Manggis
Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan
Selatan.
Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru merupakan rumah
sakit umum milik pemerintah Kota Banjarbaru yang diserahkan
pengelolaannya oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Pada
tanggal 2004.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor 366
Tahun 2011, Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru telah
ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dengan
menerapkan fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan yang
telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah(BLUD).
a. Data Kondisi Rumah Sakit
Tabel 2.1 data kondisi rumah sakit

Nama RS Rumah Sakit Daerah Idaman Kota BanjarBaru


Kelas RS C
Jenis RS Umum
Kepemilikan Pemerintah Kota Banjarbaru
Alamat JL.Trikora No.115 RT.39 RW.001
Lengkap Kel,Guntung Manggis Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan
No Telp (0511)6749696
No Fax (0511)6749696
Sumber: Profile Rumah Sakit Idaman kota Banjarbaru,2020
b. Status Rumah Sakit
Tabel 2.2 status rumah sakit

Status Akreditasi No Register Masa Berlaku


Penuh Tingkat Nomor: HK.006.06.54595
Dasar
Penuh Tingkat Nomor: 14 Januai 2009
Lanjut YN.01.10/III/128/09 s/d 16 Januari
2012
Lulus Tingkat KARS-SERT/969/I/2018 27 November
Utama(Akreditasi 2017 s/d 26
Versi 2012) November 2020
Telah 3 kali memperoleh
Terakreditasi pengakuan memenuhi
standar Pelayanan Rumah
Sakit berdasarkan
keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia
Sumber: profile Rumah Sakit Idaman kota Banjarbaru,2020
c. Riwayat Rumah Sakit
Tabel 2.3 riwayat rumah sakit

Tahun 1961 UKIDA (Usaha Kesehatan Ibu dan Anak)


Tahun 1965 Menjadi BKIA (Badan Kesehatan Ibu Anak)
Tahun 1972 Menjadi Pilot Proyek Rumah Sakit, Rencana
Peningkatan Rumah Sakit tetapi hanya untuk
melayani Pemerintah Daerah Setempat.
Tahun 1995 Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C (Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 104/MENKES/I/1995)milik
Pemerintah Provensi Kalimantan Selatan
Tahun 2004 Penyerahan aset-aset Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan kepada Pemerintah
Kota Banjarbaru.
Tahun 2012 Ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Banjarbaru Nomor 366 tanggal 30
Desember 2011
Sumber: profile Rumah Sakit Idaman kota Banjarbaru,2020

5. Profil RSD Idaman Kota Banjarbaru


a. Struktur Organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru
Berdasarkan Peraturan daerah Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga teknis
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja dan RSD Idaman Kota
banjarbaru. Maka struktur organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru
sebagai berikut :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru

B. Analisis Situasi Khusus


1. Gambaran Bidang Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru
Bidang Instalasi gizi mempunyai tugas mengatur tentang
makanan, gizi, zat yang terkandung, serta bagaimana cara membuat
atau memproses zat makanan dan hubungannya yang berhubungan
dengan Kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit yang digunakan sebagai acuan dalam menerapkan
program tertentu di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
sesuai dengan petunjuk teknis bidang tugasnya :
b. Rincian Kegiatan Pokok Bidang Instalasi Gizi
1) Penyelenggaraan makanan
a) Perencanaan menu
b) Perhitungan kebutuhan makanan
c) Perhitungan anggran bahan makanan
d) Pemesanan dan pembelian bahan makanan
e) Penerimaan bahan makanan
f) Penyimpanan bahan makanan
g) Persiapan bahan makanan
h) Pemasakan bahan makanan
i) Pendistribusian makanan
2) Pelayanan gizi pasien rawat inap
a) Pengkajian status gizi (antropometri, fisik, dan biokimia)
b) Riwayat gizi
c) Penentuan kebutuhan gizi
d) Penentuan macam dan jenis diet
3) Pelayanan gizi pasien rawat jalan
a) Konseling dan penyuluhan gizi
b) Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
4) Penelitian dan pembangunan gizi terapan
a) Pembangan menu dan standar resep
c. Rincian Kegiatan Pokok Pada Program Khusus Bidang Instalasi
Gizi
1) Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pelayanan Gizi
a) Pengawasan standar porsi
b) Pengawasan harga
c) Pengendalian biaya
d) Peningkatan kualitas SDM gizi melalui pelatihan
2) Memperbaiki dan mengembangkan sarana dan prasarana untuk
menunjang kualitas instalasi gizi rumah sakit
a) Memenuhi penyediaan peralatan dan perlengkapan di ruang
rawat inap seperti peralatan antropometri dan sarana
penunjang seperti perbaharuan leaflet penyakit
b) Perbaikan dan pemeliharaan alat dan Gedung ruang
instalasi gizi
3) Pemenuhan indicator mutu instalasi gizi rumah sakit sesuai
dengan Permenkes No.129 tahun 2008 tentang Standar
Minimal Rumah Sakit
a) Pengawasan waktu pemberian makan pasien
b) Pengawasan ketepatan pemberian diet pasien
c) Pengawasan sisa makan pasien
2. Mekanisme Pelayanan Gizi Rawat Inap di RSD Idaman Kota
Banjarbaru

Gambar 2.3 Mekanisme Pelayanan Gizi Rawat Inap di RSD Idaman


Kota Banjarbaru

Mekanisme pelayanan gizi rawat inap sebagai berikut :


a. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan
skrining/ penapisan gizi oleh perawat ruangan dan penetapan order
diet awal (preskripsidiet awal) oleh dokter. Skrining gizi bertujuan
untuk mengidentifikasi pasien/klien yang beresiko, tidak beresiko
melnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud
adalah pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis anak,
geriatric, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya.
Idealnya skrining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam
setelah pasien masuk RS. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat
dan disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan di masing-masing
rumah sakit. Contoh metode skrining antara lain Malnutrition
Universal Screening Tools (MUST), Malnutrition Screening Tools
(MST), Nutrition Risk Screening (NRS) 2022, Skrinning untuk
pasien anak 1-18 tahun dapat digunakan Paediatric Yorkhill
Malnutrition Score (PYMS), Screening Tool for Assesment of
Malnutrition (STAMP), Strong Kids
Bila hasil skrining gizi menunjukan pasien beresiko
malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/assesmen gizi dan
dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi berstandar
oleh Dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak beresiko
malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu.
Jika hasil skrining ulang beresiko malnutrisi maka dilakukan
proses asuhan gizi terstandar
Pasien saat kritis atau kasus sulit yang beresiko
gangguan gizi berat akan lebih baik bila ditangani secara tim. Bila
rumh sakit mempunyai Tim Asuhan Gizi/Nutrition Support Tim
(NST)/Tim Terapi Gizi (TTG)/Tim Dukungan Gizi/Panitia Asuhan
Gizi, maka berdasarkan pertimbangan DPJP pasien tersebut dirujuk
kepada tim.
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang
beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan atau
kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan
serangkaian kegiatan yang berulang (siklus) sebagai berikut

Gambar 2.3 Proses asuhaan gizi di rumah sakit

Gambar 2.4 Proses asuhaan gizi di rumah sakit

Langkah PAGT terdiri dari :


1) Assesmen/Pengkajian gizi
Assesmen gizi dikelompokan dalam 5 kategori yaitu :
a) Anamnesis Riwayat gizi
Anamnesis Riwayat gizi adalah data meliputi asupan
makanan termasuk komposisi, pola makan, diet saat ini dan
data lain yang terkait. Selain itu, diperlukan data kepedulian
pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas fisik dan
olahraga dan ketersediaan makanan di lingkungan klien.
Gambaran asupan makanan dapat digali melalui
anamnesis kualitatif dan kuantitatif. Anamnesis riwayat gizi
secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran
kebiasaan makan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi
penggunaan bahan makanan. Anamnesis secara kuantitatif
dilakukan untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi
sehari melalui "recall makanan 24 jam dengan alat bantu
food model. Kemudian dilakukan analisis zat gizi yang
merujuk kepada daftar makanan penukar, atau daftar
komposisi zat gizi makanann.
b) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan status
gizi, status metabolik dan gambaran fungi organ yang
berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Pengambilan
kesimpulan dari data laboratorium terkait masalah gizi
harus selaras dengan data assesmen gizi lainnya seperti
riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan suplemen,
pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu proses
penyakit, tindakan, pengobatan, prosedur dan status hidrasi
(cairan) dapat mempengaruhi perubahan kimiawi darah dan
urin, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan.
c) Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada
individu. Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain pengukuran tinggi badan (TB); berat badan
(BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat
digunakan Panjang badan, Tinggi Lutut (TL), rentang
lengan atau separuh rentang lengan. Pengukuran lain seperti
Lingkar Lengan Atas (LiLA), Tebal lipatan kulit (skinfold),
Lingkar kepala, Lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar
pinggul dapat dilakukan sesai kebutuhan. Penilaian status
gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran
tersebut diatas misalnya Indeks Massa Tubuh
(IMT) yaitu ratio BB terhadap TB.
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan
evaluasi status gizi pada bayi, anak dan remaja adalah
Pertumbuhan. Pertumbuhan in dapat digambarkan melalui
pengukuran antropometri seperti berat badan, panjang atau
tinggi badan, lingkar kepala dan beberapa pengukuran
lainnya. Hasil pengukuran ini kemudian dibandingkan
dengan standar.
Pemeriksaan fisik yang paling sederhana untuk melihat
status gizi pada pasien rawat inap adalah BB. Pasien
sebaiknya ditimbang dengan menggunakan timbangan yang
akurat/terkalibrasi dengan baik. Berat badan akurat
sebaiknya dibandingkan dengan BB ideal pasien atau BB
pasien sebelum sakit. Pengukuran BB sebaiknya
mempertimbangkan hal-hal diantaranya kondisi kegemukan
dan edema. Kegemukan dapat dideteksi dengan
perhitungan IMT. Namun, pada pengukuran ini terkadang
terjadi kesalahan yang disebabkan olen adanya edema.
BB pasien sebaiknya dicatat pada saat pasien mask
dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodik
selama pasien dirawat minimal setiap 7 hari.
d) Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau
dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik terkait
gizi merupakan kombinasi dari, tada tanda vital dan
antropometri yang dapat dikumpulkan dari catatan medik
pasien serta wawancara. Conto beberapa data pemeriksaan
fisik terkait gizi antara lain edema, asites, kondisi gigi
geligi, massa otot yang hilang, lemak tubuh yang
menumpuk, dil.
e) Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat
obat-obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi,; sosial
budaya; riwayat penyakit; data umum pasien.
(1) Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen
yang dikonsumsi.
(2) Sosial Budava
Status sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama,
situasi rumah, dukungan pelayanan kesehatan dan sosial
serta hubungan sosial.
(3) Riwayat Penyakit
Keluhan utama yang terkait dengan masalah gizi,
riwayat penyakit dulu dan sekarang, Riwayat
pembedahan, penyakit kronik atau resiko komplikasi,
Riwayat penyakit keluarga, status Kesehatan
mental/emosi serta kemampuan kognitif seperti pada
pasien stroke
(4) Data umum pasien antara lain umur, pekerjaan, dan
tingkat Pendidikan
2) Diagnosis Gizi
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data
yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian
memilah masala gizi yang spesifik dan menyatakan masalah
gizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi yang
ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES
atau Problem Etiologi dan Signs/ Symptoms.
Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu :
a) Domain Asupan adalah masalah aktual yang berhubungan
dengan asupan energi, zat gizi,cairan, substansi bioaktif
dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan
enteral.
Contoh:
Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan
perubahan indera perasa dan nafsu makan (E) ditandai
dengan asupan protein rata rata sehari kurang dari 40 %
kebutuhan (S )
b) Domain Klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan
kondisi medis atau fisik/fungsi organ.
Contoh:
Kesulitan meyusui (P) berkaitan dengan E) kurangnya
dukungan keluarga ditandai dengan penggunaan susu
formula bayi tambahan (S)
c) Domain Perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang
berkaitan dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan,
lingkungan fisik dan akses dan keamanan makanan.
Contoh;
Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (P)
berkaitan dengan mendapat informasi yang salah dari
lingkungannya mengenai anjuran diet yang dijalaninya (E)
ditandai dengan memilih bahan makanan/ makanan yang
tidak dianjurkan dan aktivitas fisik yang tidak sesuai
anjuran (S)
3) Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu
perencanaan intervensi dan implementasi.
a) Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang
ditegakkan. Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi
berdasarkan masalah gizinya (Problem), rancang strategi
intervensi berdasarkan penyebab masalahnya (Etiologi)
atau bila penyebab tidak dapat dintervensi maka strategi
intervensi ditujukan untuk mengurangi Gejala/Tanda (Sign
& Symptom). Tentukan pula jadwal dan frekuensi asuhan.
Output dari intervensi in adalah tujuan yang terukur,
preskripsi diet dan strategi pelaksanaan (implementasi).
Perencanaan intervensi meliputi
(1) Penetapan tujuan intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan
ditentukan waktunya.

(2) Preskripsi diet


Preskripsi diet secara singkat menggambarkan
rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat
gizi, frekuensi makan.
(a) Perhitungan kebutuhan gizi
Penentuan kebutuhan zat gizi yang diberikan kepada
pasien/klien atas dasar diagnosis gizi, kondisi pasien
dan jenis penyakit lainnya.
(b) Jenis Diet
Pada umumnya pasien masuk ke ruang rawat sudah
dibuat permintaan makanan berdasarkan
pesanan/order diet awal dari dokter jaga/
penanggung jawab pelayanan (DPJP). Dietisien
bersama tim atau secara mandiri akan menetapkan
jenis diet berdasarkan diagnosis gizi. Bila jenis diet
yang ditentukan sesuai dengan diet order maka diet
tersebut diteruskan dengan dilengkapi dengan
rancangan diet. Bila diet tidak sesuai akan dilakukan
usulan perubahan jenis diet dengan
mendiskusikannya terlebih dahulu bersama (DPJP).
(c) Modifikasi diet
Modifikasi diet merupakan pengubahan dari
makananbiasa (normal). Pengubahan dapat berupa
perubahan dalam konsistensi; meningkatkan/
menurunan nilai energi; menambah/ mengurangi
jenis bahan makanan atau zat gizi yang dikonsumsi;
membatasi jenis atau kandungan makanan tertentu;
menyesuaikan komposisi zat gizi (protein, lemak,
KH, cairan dan zat gizi lain); mengubah
jumlah ,frekuensi makan dan rute makanan.
Makanan di RS umumnya berbentuk makanan
biasa, lunak, saring dan cair.
(d) Jadwal Pemberian Diet
Jadwal pemberian diet/makanan dituliskan sesuai
dengan pola makan sebagai contoh : Makan Pagi:
500Kalori; Makan Siang: 600kalori; Makan Malam:
600Kalori; Selingan pagi: 200Kalori; Selingan Sore:
200Kalori
(e) Jalur makanan
Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral
dan
enteral atau parenteral
b) Implementasi Intervensi
Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi
dimana dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan
rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau
tenaga lain yang terkait. Suatu intervensi gizi harus
menggambarkan dengan jelas : “ apa, dimana, kapan, dan
bagaimana" intervensi itu dilakukan. Kegiatan ini juga
termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut
dapat menunjukkan respons pasien dan perlu atau tidaknya
modifikasi intervensi gizi. Untuk kepentingan dokumentasi
dan persepsi yang sama, intervensi dikelompokkan menjadi
4 domain yaitu pemberian makanan atau zat gizi; edukasi
gizi, konseling gizi dan koordinasi pelayanan gizi. Setiap
kelompok mempunyai terminologinya masing-masing
4) Monitoring dan Evaluasi Gizi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk
mengetahui respon pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya Tiga langkah kegiatan monitoring dan evaluasi
gizi, yaitu :
a) Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati
perkembangan kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien
maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor
perkembangan antara lain :
(1) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
(2) Mengecek asupan makan pasien/klien
(3) Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai
dengan
(4) rencana/preskripsi Diet.
(5) Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau
berubah
(6) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun
negative
(7) Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan
tidak adanya perkembangan dari kondisi pasien/klien
b) Mengukur hasil. Kegiatan ini adalah mengukur
perkembangan/perubahan yang terjadi sebagai respon
terhadap
intervensi gizi. Parameter yang harus diukur berdasarkan
tanda
dan gejala dari diagnosis gizi.
c) Evaluasi hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan
didapatkan 4 jenis hasil, yaitu :
(1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu
tingkat pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan
yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupan
makanan dan zat gizi.
(2) Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan
asupan makanan dan atau zat gizi dari berbagai sumber,
misalnya makanan, minuman, suplemen, dan melalui
rute enteral maupun parenteral.
(3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait
gizi yaitu pengukuran yang terkait dengan antropometri,
biokimia dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
(4) Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi
yang diberikan pada kualitas hidupnya.
d) Pencatatan Pelaporan
Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan
bentuk pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan
komunikasi. Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi
antara lain Subjective Objective Assessment Planning
(SOAP) dan Assessment Diagnosis Intervensi Monitoring
& Evaluasi (ADIME). Format ADIME merupakan model
yang sesuai dengan langkah PAGT.
Struktur Organisasi Instalasi Gizi di RSD Idaman Kota
Banjarbaru

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSD Idaman Kota


Banjarbaru

Tabel 2.4 Jabatan dan Status Kepegawaian di Instalasi Gizi RSD


Idaman
No Jabatan Jumlah Status Kepegawaian
Pegawai ASN BLUD
1 Nutrisionis Pelaksana 7 6 1
2 Nutrisionis Pelaksana 6 6 0
Lanjutan
3 Nutrisionis Penyelia 1 1 0
4 Nutrisionis Pertama 2 2 0
5 Nutrisionis Muda 2 2 0
6 Nutrisionis Madya 2 2 0
7 Nutrisionis Ahli 1 0 1
Pertama
8 Pelaksana Umum 1 1 0
9 Pengolah makanan 3 0 3
(Bakery)
10 Pengolah Makanan 11 5 6
(Boga)
11 Petugas Distribusi 11 0 11
(Pramusaji)
12 Pengadminitrasi 1 0 1
Jumlah 48 25 23

Tabel 2.5 Tingkat Pendidikan Pegawai di Instalasi Gizi RSD


Idaman

No Tingkat pendidikan Jumlah


1 S-2 Gizi 1
2 S-1 Gizi 4
3 D-IV Gizi 2
4 D-III Gizi 14
5 D-I Gizi 1
6 SMA 26
Jumlah 48

Tabel 2.6 Status Kepegawaian di Instalasi Gizi RSD Idaman

No Distribusi Pegawai Jumlah Status


Kepegawaian
1 Koordinator Penyelenggaraan 2 ASN
Makan
2 Penanggung Jawab Logistik 1 ASN
3 Penanggung jawab Produksi 1 ASN
Makanan
4 Penanggung Jawab Bakery 1 ASN
5 Petugas Logistik 2 ASN
6 Pengawas Harian 5 ASN
7 Pengolah Makanan (Bakery) 3 ASN
8 Pengolah Makanan (Boga) 11 ASN 5 Org, BLUD
6 Org
9 Petugas Distribusi (Pramusaji) 12 BLUD
10 Pengadminitrasi 1 BLUD
Jumlah 39

BAB III

HASIL KEGIATAN

1. Uraian Kegiatan
Pelaksanaan magang di Rumah sakit Daerah Idaman Kota banjarbaru
Pada tanggal 2 Januari s/d 28 januari 2023. Adapun uraian kegiatan
selama pelaksanaan magang berdasarkan tahapan waktu (per minggu),
yaitu :

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Magang Berdasarkan Mingguan


Kegiatan Minggu Ke-

I II III IV V

Persiapan dan Pembekalan

Pelaksanaan Program Magang

Konsultasi

Pembuatan Laporan

Seminar Laporan Magang

Revisi

No Hari/Tanggal Kegiatan

Minggu ke-1

1 Senin, 2 Januari - Mengikuti prosesi pembukaan dan


2023 pelepasan mahasiswa magang di kampus
Universitas Islam Kalimantan MAB
Banjarbaru
- Penerimaan peserta magang Universitas
Islam Kalimantan di RSUD Idaman Kota
Banjarbaru
2 Selasa, 3 januari - Membantu pengecekan dan penulisan
2023 etiket untuk makanan pasien
- Membantu persiapan logistik untuk
keperluan dapur
- Melengkapi data laporan magang
3 Rabu, 4 Januari - Membantu pengecekan label etiket untuk
2023 pasien rawat inap
- Melengkapi data laporan magang
4 Kamis, 5 - Membantu pengencekan label etikcet untuk
Januari 2023
pasien rawat inap
- Konsultasi dengan pembimbing instansi
terkait dengan proker magang
5 Jumat, 6 Januari - Mengumpulkan data di instalas gizi dan
2023 mengerjakan laporan magang

Minggu ke-2
6 Sabtu, 7 Januari - Membantu pengecekan label etiket untuk
2023 pasien rawat inap
- Konsultasi dengan pembimbing instansi
terkait dengan proker magang
7 Senin, 9 Januari - Konsultasi dengan pembimbing instansi
2023 terkait dengan proker magang

8 Selasa, 10 - Mengerjakan proker magang berupa desain


januari 2023 leaflet.

9 Rabu, 11 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


januari 2023 di ruangan merpati

10 Kamis, 12 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


januari 2023 dengan pasien di ruangan merpati

11 Jumat, 13 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


januari 2023 di ruangan merpati

12 Sabtu, 14 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


januari 2023 di ruangan merpati

Minggu ke-3
13 Senin, 16 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas
januari 2023 di ruangan merpati
14 Selasa, 17 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas
januari 2023 di ruangan merpati

15 Rabu, 18 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


Januari 2023 dengan anemia, preeklampsia, dan diabetes
mellitus di ruangan merpati
16 Kamis, 19 - Konseling terdap ibu hanil dan nifas di
januari 2023 ruangan Merpati

17 Jumat, 20 - Mengerjakan laporan magang di


januari 2023 perpustakaan RSUD Idaman Banjarbaru.

18 Sabtu, 21 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


Januari 2023 dengan anemia, preeklampsia, dan diabe di
ruangan merpati
- Mengerjakan laporan magang
Minggu ke-4
19 Senin, 23 - Libur memperingati hari raya imlek
Januari 2023

20 Selasa, 24 - Konseling kepada ibu hamil


Januari 2023 - Mengerjakan laporan di Perpustakaan RS

21 Rabu, 25 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


Januari 2023 di ruangan merpati
- Konsultasi dengan pembimbing instansi
terkait dengan laporan magang
22 Kamis, 26 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu
Januari 2023 nifasdi ruangan merpati

23 Jumat, 27 - Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


januari 2023 dengan anemia. di ruangan merpati

24 Sabtu, 28 -Konseling terhadap ibu hamil dan ibu nifas


merpati RSUD Idaman Banjarbau
januari 2023 - Mengikuti acara penutupan magang di
kampus Universitas Islam Kalimantan
MAB Banjarbaru

2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3.1 Kegiatan Pembukaan dan pelepasan mahasiswa


magang
Universitas Islam Kalimantan MAB

Gambar 3.2 Kegiatan Penerimaan mahasiswa magang di RSD


Idaman Kota Banjarbaru
Gambar 3.3 Kegiatan pengecekan label Etiket dan persiapan
pemorsian makanan untuk pasien rawat inap
Gambar 3.4 PembuatanLeaflet tentang Preeklamsia

Gambar 3.4 Kegiatan konseling dengan pasien di ruangan merpati


Gambar 3.5 Kegiatan foto Bersama pembimbing lapangan

3. Identifikasi Masalah
preeklamsia pada pasien di RSUD Idaman Banjarbaru sebanyak 100 kasus
di tahun 2022. Hal ini terjadi karena riwayat kehamilan pasien, kebiasaan pola
makan dengan gizi tidak seimbang, faktor stress, dan obesitas.

A. Faktor Penyebab Preeklamsia secara umum


a. Gejala Preeklamsia
Preeklampsia umumnya berkembang secara bertahap. Tanda dan gejala
yang akan muncul seiring dengan perkembangan preeklampsia adalah:
a) Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)
b) Proteinuria (ditemukannya protein di dalam urin)
c) Sakit kepala berat atau terus-menerus
d) Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitive
terhadap cahaya
e) Nyeri di perut kanan atas
f) Sesak nafas
g) Pusing, lemas, dan tidak enak badan
h) Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun
i) Mual dan muntah
j) Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain
k) Berat badan naik secara tiba-tiba.
Jika didiagnosis mengalami preeklampsia, ibu hamil akan diminta
untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter, agar
kondisinya dan kondisi janinnya dapat terus terpantau. Jika ibu hamil
memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia,
seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit autoimun, diabetes, gangguan
darah, atau pernahmengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya,
pemeriksaan kehamilan ke dokter juga perlu lebih sering dilakukan untuk
memantau kondisi ibu hamil.

b. Penyebab Preeklamsia
Penyebab preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Meski
demikian, ada dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan
perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ yang berfungsi
menyalurkan darah dan nutrisi
untuk janin. Kelainan tersebut menyebabkan pembuluh darah
menyempit dan timbulnya reaksi yang berbeda dari tubuh ibu hamil
terhadap perubahan hormon. Akibatnya, timbul gangguan pada ibu hamil
dan janin. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah faktor
berikut ini dinilai dapat memicu gangguan pada plasenta:
a) Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, ginjal, dan
gangguan darah
b) Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
c) Baru pertama kali hamil
d) Hamil lagi setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
e) Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
f) Mengandung lebih lebih dari satu janin
g) Mengalami obesitas saat hamil 25
h) sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
fertilization)
i) Ada riwayat preeklampsia dalam keluarga

c. Diagnosis Preeklamsia
Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami ibu hamil,
serta riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarganya. Selanjutnya, dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk tekanan darah,
denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, pembengkakan pada
tungkai, kaki, dan tangan, serta kondisi kandungan. Jika tekanan darah ibu
hamil lebih dari 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jeda waktu
4 jam, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut untuk
memastikan diagnosis preeklamsia:
a) Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine
b) Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit
darah
c) (USG), untuk melihat pertumbuhan janin
d) USG Doppler, untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta
e) Nonstress test (NST) dengan cardiotocography atau CTG, untuk
mengukur detak jantung janin saat bergerak di dalam kandungan.

d. Pengobatan Preeklampsia
Namun ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan diberikan
beberapa penanganan berikut untuk mengatasi keluhan dan mencegah
komplikasi:
a). Obat anti hipertensi,
Obat anti hipertensi biasanya diberikan jika tekanan darah ibu hamil
sangat tinggi. Umumnya jika tekanan darah ibu hamil masih berkisar
pada 140/90 mmHg, tidak diperlukan pemberian obat anti hipertensi.
b). Obat Kortikosteroid
Obat ini digunakan pada preeklamsia berat atau saat terjadi
sindrom HELLP. Selain itu, obat ini dapat mempercepat pematangan
paru-paru janin.
c). Obat MgSO4
Pada preeklamsia berat, dokter akan memberikan suntikan MgSO4
untuk mencegah komplikasi, seperti kejang.
e. Perawatan Di Rumah Sakit
Bila preeklamsia cukup berat atau semakin parah, ibu hamil akan
dirawat agar kondisinya terpantau. Selama perawatan, dokter akan
melakukan pemeriksaan darah, NST, dan USG secara rutin guna
memantau kesehatan ibu hamil dan janin.
f. Perawatan setelah melahirkan
Setelah melahirkan, pemantauan tetap perlu dilakukan. Biasanya, pasien
perlu menjalani rawat inap beberapa hari setelah melahirkan. Pasien juga
tetap perlu mengonsumsi obat antihipertensi yang diresepkan oleh dokter
dan melakukan kontrol rutin sampai sekitar 6 minggu setelah melahirkan.

g. Komplikasi Preeklamsia
Jika tidak ditangani, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
a) Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi dan kejang
b) Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
c) Penyakit jantung
d) Gangguan pembekuan darah Komplikasi juga bisa menyerang janin.
Komplikasi pada janin meliputi:
a) Pertumbuhan janin terhambat
b) Lahir prematur
c) Lahir dengan berat badan rendah
d) Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS)

h. Pencegahan Preeklamsia
a) Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklampsia. Namun, ada
b) beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya
c) preeklamsia, yaitu:
d) Melakukan kontrol rutin selama kehamilan
e) Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki kondisi
hipertensi dan diabetes sebelum kehamilan
f) Menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga berat badan
ideal, mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak mengonsumsi makanan
yang tinggi garam, rajin berolahraga, dan tidak merokok.
g) Mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral sesuai saran dokter.
4. Analisis Penyebab Masalah

Gambar 3. 1 Faktor Penyebab Masalah (diagaram fishbone)

Manusia Metode

Riwayat
kehamilan Belum
Pola Makan maksimalnya
penyuluhan
Stress
Faktor Usia Kurangnya
Preeklamsia
pengetahuan

Faktor
ekonomi

kurangnya jauhnaya jarak tempat


dukungan dari pelayanan kesehatan
keluarga

Lingkungan Sarana

49
Berikut faktor-faktor penyebab preeklamsia salah satu pasien di ruang bersalin Meroati RSUD Idaman Banjarbaru dengan
menggunakan diagram fishbone. Identifikasi penyebab terjadinya kasus antara lain meliputi :

1. Manusia
a. Riwayat kehamilan sangat mempengaruhi indikasi kehamilan selanjutnya.
b. Kebiasaan pola makan ibu hamil yang tidak megonsumsi makanan gizi seimbang.
c. Ibu hamil yang sudah berusia > 35 tahun, berisiko tinggi terhadap preeklamsia.
d. Banyaknya ibu hamil yang mengalami stress selama masa kehamilan.
2. Lingkungan
a. Faktor ekonomi / pendapatan masyarakat masih rendah.
b. Kurangnya pengetahuan tentang preeklamsia.
3. Metode
a. Belum maksimalnya penyuluhan tentang bahaya/risiko preeklamsia.
b. Program kerja instansi terkait belum terlaksana.
4. Sarana
a. jauhnya letak pelayanan kesehatan dengan tempat tinggal
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah menggunakan analisis SWOT mengenai Gambaran Tatalaksana Diet pada
Ibu Hamil Pasca Melahirkan dengan Anemia di Rumah sakit Idaman Kota Banjarbaru, dapat diberikan pemecahan masalah
sebagai berikut :

Tabel 3.3 Analisis SWOT

Strength (kekuatan) Weakness (Kelemahan)


INTERNAL - Petugas ahli kebidanan dan gizi yang kompeten. - Riwayat pola makan ibu hamil yang
- Adanya Kerjasama yang baik antara dokter , bidan , mengkonsumsi makanan dengan gizi tidak
ahli gizi , dan pasien. seimbang.
- Adanya kegiatan asuhan gizi antara ahli gizi dan - Kurangnya kesadaran dari ibu hamil untuk
pasien. rutin cek kesehatan
- Adanya fasilitas penunjang Rumah sakit Seperti - Kurangnya media cetak seperti poster di
promosi Kesehatan. Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru
tentang Preekmasia pada ibu hamil
- Terbatasnya tenaga penyuluhan.
EKSTERNAL

Peluang Strategi S-O Stretegi S-T


(Opportunity) - Mempermudah akses pelayanan dengan memberikan - Memberikan konseling tentang pencegahan,
- Ibu hamil dan janin konsultasi untuk ibu hamil yang ingin bertanya penanggulangan serta pemenuhan asupan gizi
sehat dari masa mengenai pencegahan, penanggulangan serta pada ibu hamil dengan anemia
mengandung sampai pemenuhan asupan gizi pada ibu hamil dengan anemia - Menyediakan media cetak terkait tentang
persalinan - Memperdayakan kader dan tenaga Kesehatan pencegahan, penanggulangan serta
semaksimal mungkin demi tercapainya target yang pemenuhan asupan gizi pada ibu hamil
diinginkan dengan anemia
- Memanfaatkan kader dan tenaga Kesehatan
seoptimal mungkin dalam meningkatkan
penyuluhan atau konseling tentang anemia
pada ibu hamil dan memotivasi dalam
mengonsumsi tablet tambah darah
Threat (Ancaman) Strategi W-O Strategi W-T
- Tenaga Kesehatan memberikan konseling
- Mahsyarakat yang - Perbanyak mengonsumsi makanan dengan gizi menggunakan media cetak seperti
kurang seimbang dan konsumsi vitamin khusus ibu hamil. - Menyediakan pelayanan Kesehatan dari
memanfaatkan pemerintah untuk masyarakat seperti
- Menambah tenaga kesehatan khususnya tenaga
khususnya dalam poliklinik demi menangani permasalahan-
penyuluh untuk kehamilan dan gizi.
bidang pelayanan permasalahan ibu hamil .
- Menambah tenaga khusus penyuluh agar dapat
Kesehatan.
melakukan pembagian tugas antara tenaga
- Tinggkat Pendidikan
penyuluh dan tenaga ahli.
dan ekonomi yang
- Melakukan pendekatan kepada pasien untuk
rendah
mengedukasi pentingnya bahaya preeklamsi.

- Melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk


mengedukasi pentingnya gizi seimbang
6. Rencana Kegiatan
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Indikator
Keberhasilan
1. Penyuluhan kepada Memberikan pengetahuan dan Ibu post 1 bulan Ruang rawat pasien Pasien dan keluarga
pasien dan gambaran resiko mengenai partum yang sekali atau mengetahui
keluarga tentang bahaya nya penyakit dirawat di bila gambaran resiko
bahaya preeklamsia preeklampsia kepada ibu Ruang diperlukan penyakit
hamil dan meningkatkan bersalin preeklampsia dan
kesadaran dan peran aktif ibu Merpati bahayanya penyakit
hamil serta keluarga terhadap preeklampsia kepada
bahaya preeklamsia ibu hamil.
2. Pelaksaan Memberikan pengetahuan Ibu post 1 kali per Ruang rawat pasien Pasien mengetahui
penyuluhan tentang mengenai pentingnya partum yang pasien pengetahuan tentang
gizi seimbang mengonsumsi makanan dirawat di gizi yang harus
untuk ibu hamil dengan gizi seimbang untuk ruang bersalin dikonsumsi pada
dan menyusui kehamilan maupun saat masa kehamilan dan
menyusui menyusui
3. Program KB Untuk menunda kehamilan di Masyarakat 1 Bulan Puskesmas, Dapat mengurangi
usia < 20 tahun dan > 35 tahun usia < 20 sekali Puskesdes, balai jumlah angka
agar tidak terjadi tahun dan >35 desa kematian ibu (AKI)
permasalahan dimasa tahun karena faktor usia.
kehamilan
4. Penambahan Untuk meningkatkan kualitas Masyarakat - Rumah sakit Penambahan tenaga
tenaga ahli gizi dan pelayanan di RSUD Idaman pendidikan kesehatan dibagian
tenaga penyuluh Banjarbaru. ahli gizi gizi dan penyuluh

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
- Berdasarkan hasil Analisis SWOT prioritas masalahnya adalah gambaran faktor penyebab preeklamsia pada ibu hamil, untuk
itu penentuan penyebab masalah ditentukan dengan metode Fishbone.
- Alternatif pemecahan masalah Preeklamsia di RSUD Idaman Banjarbaru dapat disimpulkan dengan metode Analisis SWOT.
a. Meningkatkan kerjasama antara petugas kesehatan, khususnya dokter, bidan, perawat dan ahli gizi terhadap
pasien/masyarakat.
b. Perbanyak mengonsumsi makanan gizi seimbang dan konsumsi vitamin khusus ibu hamil.
c. Menambah tenaga kesehatan khususnya dokter kandungan, ahli kebidanan, ahli gizi dan tenaga penyuluh.
d. Memaksimalkan kegiatan asuhan gizi.
2. Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Menerapkan pola makan yang bergizi, perbanyak konsumsi makanan dengan gizi seimbang karena ibu hamil dan ibu
menyusui perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan berbagai makanan sehat dan bervariasi agar ibu dan bayi
sehat.
b. Lakukan pemerikasaan rutin agar lebih mengetahui kesehatan ibu dan janin yang dikandung.
2. Bagi Instansi
a. Memberikan informasi dan tindakan kepada pasien dan keluarga agar terhindar dari preeklamsia.
b. Melakukan pendekatan kepada pasien dan meningkatkan peran serta pasien dan keluarga.
Kerjasama yang baik antara petugas kesehatan terkait agar mendapatkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
illington, M., & Stevenson, M. (2009). Kegawatan dalam Kehamilan Persalinan. Jakarta: EGC.
Dewi, V., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan . Jakarta: Salemba Medika.
Diantika, D. (2021). Fungsi Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai Puskesmas. p ISSN 1475-362846, 1-12.
Hernawati, E., & Arianti, M. (2020). Kejadian Preeklamsia berdasarkan Pola Makan dan Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil. Soshum
Insentif.
FKM Uniska, 2022. Pedoman magang FKM Uniska MAB (Revisi Tahun 2022), Uniska MAB.Banjarmasin.

RSD Idaman, 2021. Paparan profil RS Idaman 2021, Banjarbaru

Anda mungkin juga menyukai