Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU

TANGGAL 02 JANUARI 2022- 28 JANUARI 2022

FAKTOR PENYEBAB ABORTUS PADA IBU HAMIL YANG DI


RAWAT DI RUMAH SAKIT IDAMAN KOTA BANJARBARU

Disusun Oleh :

DWI SUSILOWATI

NPM. 19070451

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2023
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI RUMAH SAKIT IDAMAN KOTA BANJARBARU

TANGGAL 02 JANUARI 2022 - 28 JANUARI 2022

FAKTOR PENYEBAB ABORTUS PADA IBU HAMIL


YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT IDAMAN
KOTA BANJARBARU

DISUSUN OLEH :

DWI SUSILOWATI

NPM. 19070451

Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh:

Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi

Husnul Khatimatun Inayah, S. SIT., M. Kes Adies Riyana, S.ST


NIDN. 1122057401 NIP.197910062001122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kepala RSD Idaman

Chandra, SKM., M.Kes dr. Danny Indrawardhana, MMRS


NIDN. 1117038902 NIP.198006212010011015
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayat-Nya serta salawat dan salam selalu terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau hingga akhir zaman,
sehingga penulis dapat membuat laporan akhir magang yang berjudul “ Faktor
Penyebab Abortus Pada Ibu Hamil yang di Rawat di Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru “ ini dengan tepat waktu.

Penulisan laporan magang ini merupakan tugas mata kuliah kerja praktek
dilakukan sebagai bukti nyata dalam syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin guna mendapatkan
bekal pengalaman kerja khususnya dalam bidang kesehatan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, membimbing, memberi kritik dan saran dalam
menyelesaikan laporan magang ini yaitu,kepada :.

1. Meilya Farika Indah, SKM., M.Sc selau Dekan Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
2. Chandra, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan
Universitas Islam Klimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
3. Husnul Khatimatun Inayah, S. SIT., M.Kes selaku dosen pembimbing
magang yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
4. Dr.Danny Indrawardhana, MMRSS. Selaku Kepala Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru.
5. Adies Riyana, S.ST. Selaku Kepala Instalasi Gizi Sekaligus Pembimbing
Magang di Instalasi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
6. Seluruh staf dan karyawan RSUD Idaman Kota Banjarbaru, terima kasih
atas bantuan, bimbingan dan kerja sama selama berlangsungnya kegiatan
magang.

vii
7. Orang tua tercinta dan keluarga yang memberikan dukungan serta doa
selama penyusunan laporan magang ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
telah mendukung dan menyemangati dalam pembuatan laporan magang.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas amal perbuatan
yang telah mereka berikan. Penulis sangat menyadari bahwa laporan yang dibuat
ini masih terlalu jauh dalam kata sempurna. Hal ini di karenakan pengetahuan dan
kemampuan penulis sangat terbatas. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dalam perkembangan laporan magang
yang dibuat.

Demikian laporan ini dibuat penulis berharap semoga laporan magang ini
bermanfaat untuk segala pihak yang membacanya, Amiin Ya Rabbal Alamin.

Banjarbaru, 21 Januari 2022

Penulis

Dwi Susilowati
NPM. 19070451

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….vii
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………...viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum................................................................................
2. Tujuan Khusus................................................................................
C. Manfaat………………………………………………………………….
1. Bagi Mahasiswa.............................................................................
2. Bagi RSD Idaman Kota Banjarbaru...............................................
3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat.............................................
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Analisis Situasi Umum…………………………………………………..
1. Geografi............................................................................................
2. Demografi.........................................................................................
3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Motto, Tugas dan Fungsi Rumah
Sakit..................................................................................................
4. Sejarah singkat RSD Idaman Kota
Banjarbaru.................................
5. Profil RSD Idaman Kota
Banjarbaru.................................................
B. Analisis Situasi Khusus………………………….....................................
1. Gambaran Bidang Instalasi Gizi di RSD Idaman Kota
Banjarbaru........................................................................................

ix
2. Mekanisme Pelayanan Gizi Rawat Inap di RSD Idaman Kota
Banjarbaru........................................................................................
3. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSD Idaman Kota
Banjarbaru........................................................................................
4. Data – data Kasus Terkait di RSD Idaman Kota
Banjarbaru........................................................................................

BAB III HASIL KEGIATAN


A. Uraian
Kegitan……………………………………………………….......
1. Uraian
Kegiatan...................................................................................
2. Dokumentasi Kegiatan........................................................................
B. Identifiksi Masalah…………………………………………………........
C. Alternatif Pemecahan
Masalah………………………………………......
D. Rencana Kegiatan………………………………………………………..
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….……………………………………………………....
B. Saran…………….………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Data Kondisi Rumah Sakit............................................................
Tabel 2.2 Status Rumah Sakit........................................................................
Tabel 2.3 Riwayat Rumah Sakit....................................................................
Tabel 2.4 Jenjang Jabatan dan Pendidikan di Instalasi Gizi RSD Idaman
Kota Banjarbaru.............................................................................
Tabel 2.5 Jabatan dan Status Kepegawaian di Instalasi Gizi RSD Idaman
Kota Banjarbaru.............................................................................
Tabel 2.6 Tingkat Pendidikan Pegawai di Instalasi Gizi Gizi RSD Idaman
Kota Banjarbaru.............................................................................
Tabel 2.7 Status Kepegawaian di Instalasi Gizi RSD Idaman Kota
Banjarbaru .....................................................................................
Tabel 3.1 Rincian Kegitan Magang Berdasarkan Mingguan.........................
Tabel 3.2 Rincian Kegiatan Magang di RSD Idaman Kota Banjarbaru........
Tabel 3.3 Analisis SWOT..............................................................................
Tabel 3.4 Rencana Kegiatan..........................................................................

xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Banjarbaru................................................................................................................................
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru................................................................................................
Gambar 2.3 Mekanisme Pelayanan Gizi rawat Inap di RSD Idaman Kota Banjarbaru..............................................................
Gambar 2.4 Proses Asuhan Gizi di Rumah sakit........................................................................................................................
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSD Idaman Kota Banjarbaru...........................................................................
Gambar 3.1 Kegiatan Pembukaan dan Pelepasan Mahasiswa Magang Universitas Islam Kalimantan MAB............................
Gambar 3.2 Kegiatan Penerimaan Mahasiswa magang di RSD Idaman Kota Banjarbaru..........................................................
Gambar 3.3 Kegiatan Konseling dengan Pasien di Ruangan Merpati…......................................................................................
Gambar 3.4 Kegiatan Foto Bersama Pembimbing lapangan…....................................................................................................
Gambar 3.5 Diagram Tulang Ikan (FishBone) Identifikasi Penyebab Abortus...........................................................................

13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abortus menjadi masalah yang penting dalam kesehatan masyarakat karena berpengaruh terhadap morbiditas dan
mortalitas maternal. Abortus termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan
merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Abortus bisa terjadi karena kondisi ibu yang lemah, kehamilan
yang tidak diinginkan dan kehamilan di luar nikah. Abortus yang sering terjadi adalah abortus spontan, janin yang
dikandungnya sudah keluar sebagian dan sebagian lagi tertinggal di dalam rahim. Bila abortus (keguguran) ini terjadi harus
segera ditangani untuk mengatasi terjadinya perdarahan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu.
Menurut WHO (2015) abortus merupakan masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan
merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Abortus terbagi dua yaitu abortus spontan dan abortus provokatus.
Abortus spontan adalah kehilangan kehamilan pada usia <20 minggu atau janin dengan berat <500 gram. Frekuensi abortus
spontan di Indonesia 10%- 15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya dan 2500 orang diantaranya berakhir dengan kematian.
Ini menyebabkan masalah abortus mendapat perhatian, sebab dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas maternal. Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan kejadian abortus salah satunya adalah faktor ibu yaitu umur ibu, paritas, usia
kehamilan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status ekonomi, berbagai penyakit medis, status gizi ibu dan
riwayat abortus.

14
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram. Di Amerika Serikat, abortus didefinisikan sebagai terbatasnya terminasi kehamilan sebelum
20 minggu didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir. Abortus memiliki gejala pendarahan, keluranya
konsepsi, dan mengalami kontraksi.Hal ini terjadi akibat adanya pembukaan dari daerah mulut rahim atau servik. Terdapat
beberapa penyebab abortus antara lain; kelainan kromosom, infeksi, plasenta sirkumvalata, dan adanya ketidakseimbangan
metabolik ibu1. Secara klinis terdapat beberapa macam abortus yaitu abortus iminens, abortus insipiens, abortus inkompletus
dan abortus kompletus, missed abortion dan abortus habitualis. Abortus habitualis didefinisikan sebagai kejadian abortus 2
kali berturut-turut atau lebih sebelum 20 minggu.

Ibu yang mengalami kejadian itu umumnya tidak mendapat kesulitan untuk hamil, tetapi kehamilannya tidak dapat
berlanjut dan akan berhenti sebelum waktunya. Terkadang muncul pada trimester pertama atau pada kehamilan lebih lanjut.
Dari seluruh kehamilan terdapat 0,4% kejadian abortus habitualis2. Faktor penyebab abortus habitualis sangat banyak,
diantaranya adalah faktor janin, maternal, infeksi, kelainan endometrium, namun sebesar 40% lebih tidak diketahui faktor
penyebabnya.

Faktor usia ibu berpengaruh terhadap kejadian abortus. Semakin tua usia ibu saat hamil, maka risiko mengalami abortus
akan semakin meningkat.Kejadian abortus meningkat pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Semakin muda
usia ibu saat hamil semakin berisiko mengalami abortus, begitu pula semakin tua usia ibu saat hamil semakin berisiko
mengalami abortus.

15
Berdasarkan hasil laporan tahunan dan data dari Rumah Sakit Daerah Idaman Kota banjarbaru. Kasus kejadian Abortus
pada ibu hamil, ditemukan sebanyak 81 kasus di tahun 2022 yang dirawat di Rumah sakit Daerah Idaman Kota banjarbaru .

Maka berdasarkan hasil laporan ini, penulis mengambil judul “Faktor Penyebab Abortus pada Ibu Hamil yang di Rawat di
Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor Penyebab Abortus pada Ibu Hamil yang di Rawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor penyebab abortus pada ibu hamil yang di rawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru
b. Mengetahui prioritas penyebab abortus pada ibu hamil yang di rawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
c. Memberi alternatif pemecahan masalah penyebab abortus pada ibu hamil yang di rawat di Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru
d. Membuat rencana kegiatan dalam upaya meningkatkan kesehatan pada ibu hamil yang di rawat di Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru

16
C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman, ketrampilan, penyesuaian sikap dan wawasan pengetahuan di dunia kerja nyata baik
mengenai keilmuan Kesehatan masyarakat dan disiplin ilmu Kesehatan lainnya.
b. Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.
c. Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, memprioritaskan masalah, dan mampu memberikan
alternatif pemecahan masalah
2. Bagi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
a. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta ilmu dalam pemecahan masalah Kesehatan masyarakat.
b. Sebagai masukan yang mungkin dapat dijadikan pedoman dalam upaya peningkatan mutu Kesehatan masyarakat dan
diharapkan dapat membantu kelancaran program Kesehatan.
3. Bagi Fakultas Kesehatan masyarakat
a. Memperoleh informasi tentang faktor penyebab Abortus pada ibu hamil sehingga dapat dijadikan sebagai sasaran
program pengabdian kepada masyarakat atau program lainnya.
b. Terjalinnya kerjasama lintas sektor antara Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
dengan RSD Idaman Kota banjarbaru dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.

17
AB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

A. Analisis Situasi Umum


1. Geografi
a. Letak Wilayah
Kota Banjarbaru terletak antara 3°25’40” sampai dengan 3°28’37” Lintang Selatan dan 114°41’22” sampai
dengan 114°54’25” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Banjarbaru mencapai 371,38 yang secara adminitasi terdiri atas 5
(lima) kecamatan dan 20 (dua puluh) kelurahan. Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0-500 m dari
permukaan laut, dengan ketinggian 0-7 m (33,49 persen), 7-25 m (48,46 persen), 25-100 m (15,15 persen), 100-250 m
(2,55 persen) dan 250-500 m (0,35 persen) Adapun batas wilayah Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar
2) Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar
3) Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Gambut dan Alun-Alun Kabupaten Banjar
4) Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut

18
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Banjarbaru.
Rumh Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru terletak dijalan Trikora No. 115, Guntung Manggis,
Kecamatan Landasan Uli, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan dengan Kode Pos 70721
Secara Geografis Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru terletak diantara :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahana Guntung Payung

19
2) Sebelah Timur berbatsan dengan Kelurahan Banjarbaru Selatan
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Landasan Ulin Timur
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut

b. Administratif
Pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999, Kota Banjarbaru resmi menjadi
sebuah kota dalam wilayah administrasi Propinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan SK Gubernur KDH Propinsi
Kalimantan Selatan tanggal 29 Mei tahun 1999, Nomor 10/ pem-570-3-3 pada saat itu wilayah Banjarbaru meliputi 7
desa.
Kota Banjarbaru terdiri dari lima kecamatan, antara lain:
1) Banjarbaru Selatan
2) Banjarbaru Utara
3) Cempaka
4) Landasan Ulin
5) Liang Anggang

20
2. Demografi
a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Banjarbaru selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun.pada tahun 2010 jumlah
penduduk Kota Banjarbaru adalah sebesar 195.022 jiwa dan hingga sekarang tahun 2019 menjadi 262.719 yang
terdiri dari 134.987 penduduk laki-laki dan 127.732 penduduk perempuan.
b. Komposisi Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Kota Banjarbaru setiap tahun cukup tinggi, sehingga perhitungan laju
pertumbuhan penduduk pada tahun 2019 dikota Banjarbaru mencapai 2.78%. Kota Banjarbaru yang identik sebagai
kota pendidikan dimana terdapat berbagai perguruan tingi negeri maupun swasta menyebabkan banyaknya
pendatang yang berdomisili di kota ini untuk menuntut ilmu.

3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Motto, Strategi, dan Kebijakan Rumah Sakit
a. Visi
“Rumah Sakit Unggulan Dalam Pelayanan dan Berkarakter”
b. Misi
1) Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia di seluruh unit pelayanan Rumah Sakit dalam hal
pengembangan skill, knowlegde dan attitude (keterampilan dan perilaku yang baik) di semua lini pelayanan
mengembangkan bangunan rumah sakit yang menarik.
2) Menyediakan peralatan medis yang canggih dan mutakhir sesuai ilmu pengetahuan dan Teknologi Kedokteran.

21
3) Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan responsif yang mampu menjawab tantangan Rumah
Sakit dimasa yang akan datang.
4) Memberikan pelayanan yang berkualitas standar dan dikemas dengan sikap yang santun.
5) Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di Rumah Sakit sebagai daya dukung dalam penurunan
angka kematian ibu dan bayi di kota Banjarbaru dan sebagai penyelenggara dalam upaya penurunan penyakit
menular TB Paru (DOTs).
c. Tujuan
1) Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar.
2) Tersedianya bangunan Rumah Sakit yang atraktif dan menarik bagi masyarakat.
3) Tersedianya peralatan medis dan non medis yang mutakhir dan canggih sesuai dengan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Kedokteran secara berkesinambungan.
4) Tersedianya perangkat manajemen yang inovatif, resfonsif dan memadai untuk terselenggaranya pelayanan
yang efektif dan efisien.
5) Terselenggaranya pelayanan berkualitas yang sesuai standar dan dikemas dengan sikap yang santun yang
mampu menciptakan branding image (citra) Rumah Sakit.
6) Terselenggaranya pelayanan yang mendukung program pemerintah sesuai dengan amanat RPJMD.
d. Sasaran
1) Meningkatnya mutu pelayanan Rumah Sakit
2) Meningkatkan kualitas SDM tenaga medis dan non medis

22
3) Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan
e. Motto
“Kesehatan dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”
f. Strategi
1) Mengembangkan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit dengan cara pengembangan kompetensi SDM secara
berkesinambungan, yang merupatan titik moment of truth (titik pelayanan antara pasien dan rumah sakit),
sebagai pintu gerbang utama dalam pelayanan suatu Rumah Sakit.
2) Pengembangan SDM bertumpu kepada peningkatan skill karyawan dalam hal teknis dan mutu pelayanan,
peningkatan knowledge (pengetahuan) karyawan dalam hal pengetahuan medik, keperawatan dan penunjang
lainnya agar mutu pelayanan senantiasa bisa ditingkatkan secara bermakna dan pengembangan attitude karyawan
yang berkaitan dengan cara memberikan pelayanan yang mampu menyenangkan pelanggan,berperilaku santun
dan menarik serta tercipta budaya kerja yang sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat. Dengan harapan brand
image Rumah Sakit meningkat secaa signifikan.
3) Mengembangkan bangunan dan sarana di Rumah Sakit yang didukung oleh Pemerintah Kota. Melengkapi
peralatan medik sesuai dengan kebutuhan standar, untuk meningkatkan kinerja dokter spesialis yang akan
berdampak terhadap kinerja keuangan Rumah Sakit secara menyeluruh.
4) Meningkatkan pengelolaan manajemen, dengan cara melengkapi dan menyempurnakan sistem manajemen dalam
bentuk,Business Plan (strategi bisnis), strategic Action Plan (perencanaan kegiatan), Accountability system
(sistem pertanggung jawaban), Remuneration System (sistem penggajian berdasarkan kinerja), Reqruitment

23
System (sistem perekrutan),Carrier Stage (jenjang karir), Inventory System (sistem persediaan), supporting
system( sistem pendukung) IT System(sistem teknologi dan informasi) dan Standar Operating Procedure(standar
prosedur oprasional) dari seluruh unit pelayanan untuk menunjang kelancaran manajemen Rumah Sakit yang
akan berdampak terhadap peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan secara administratif.
5) Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, dengan cara memberikan pelayanan berkualitas standar dengan ciri
khas yang berbeda, melalui penerapan standar pelayanan yang dilengkapi dengan Standar Operating Procedure
bagi seluruh unit pelayanan yang berdampak terhadap meningkatnya kepuasan pelanggan, memberikan layanan
kesehatan individu yang menyenangkan bagi pengguna jasa dan penyedia jasa. Dengan indikator
terselenggaranya layanan yang cepat, tepat dan akurat pada semua lini pelayanan , terselenggaranya konsep
delivery pada semua titik moment of truth di semua lini pelayanan dan terselenggaranya layanan dengan konsep
yang berbeda.
6) Memberikan dukungan secara aktif terhadap program-program Pemerintah dalam upaya menurunkan kematian
ibu dan bayi(PONEK), penyakit menular TB Paru(DOTs), melalui penerapan pelayanan sosial dan kegiatan
sosial, sebagai salah satu kewajiban institusi untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (tanggung
jawab institusi terhadap lingkungan sekitar).
g. Tugas Rumah Sakit
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
h. Fungsi Rumah Sakit
1) Penyelenggaraan Pelayanan Medis

24
2) Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medis/Non Medis
3) Penyelenggaraan Pelayanan Asuhan Keperawataan
4) Penyelenggaraan Pendidikan/Pelatihan
5) Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan
6) Penyelenggaraan Administrasi Umum dan Keuangan
4. Sejarah Singkat Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru berlokasi di Jalan Trikora No.115 RT. 39 RW.001 Kelurahan Guntung
Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.

Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru merupakan rumah sakit umum milik pemerintah Kota Banjarbaru yang
diserahkan pengelolaannya oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Pada tanggal 2004.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor 366 Tahun 2011, Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru telah ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dengan menerapkan fleksibilitas
pengelolaan keuangan sesuai dengan yang telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah(BLUD).

25
a. Data Kondisi Rumah Sakit
Tabel 2.1 data kondisi rumah sakit

Nama RS Rumah Sakit Daerah Idaman Kota BanjarBaru


Kelas RS C
Jenis RS Umum
Kepemilikan Pemerintah Kota Banjarbaru
Alamat JL.Trikora No.115 RT.39 RW.001
Lengkap Kel,Guntung Manggis Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan
No Telp (0511)6749696
No Fax (0511)6749696
Sumber: Profile Rumah Sakit Idaman kota Banjarbaru,2020

b. Status Rumah Sakit


Tabel 2.2 status rumah sakit

Status Akreditasi No Register Masa Berlaku

26
Penuh Tingkat Nomor: HK.006.06.54595
Dasar
Penuh Tingkat Nomor: 14 Januai 2009
Lanjut YN.01.10/III/128/09 s/d 16 Januari
2012
Lulus Tingkat KARS-SERT/969/I/2018 27 November
Utama(Akreditas 2017 s/d 26
i Versi 2012) November 2020
Telah 3 kali memperoleh
Terakreditasi pengakuan memenuhi
standar Pelayanan Rumah
Sakit berdasarkan
keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia
Sumber: profile Rumah Sakit Idaman kota Banjarbaru,2020

c. Riwayat Rumah Sakit


Tabel 2.3 riwayat rumah sakit

27
Tahun 1961 UKIDA (Usaha Kesehatan Ibu dan Anak)
Tahun 1965 Menjadi BKIA (Badan Kesehatan Ibu Anak)
Tahun 1972 Menjadi Pilot Proyek Rumah Sakit, Rencana
Peningkatan Rumah Sakit tetapi hanya untuk
melayani Pemerintah Daerah Setempat.
Tahun 1995 Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C (Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 104/MENKES/I/1995)milik
Pemerintah Provensi Kalimantan Selatan
Tahun 2004 Penyerahan aset-aset Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan kepada Pemerintah
Kota Banjarbaru.
Tahun 2012 Ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Banjarbaru Nomor 366 tanggal 30
Desember 2011
Sumber: profile Rumah Sakit Idaman kota Banjarbaru,2020

28
5. Profil RSD Idaman Kota Banjarbaru
a. Struktur organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja dan RSD Idaman Kota Banjarbaru. Maka struktur organisasi RSD
Idaman Kota Banjarbaru sebagai berikut :

29
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru

30
A. Analisis Situasi Khusus
1. Gambaran Bidang Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
Bidang Instalasi gizi mempunyai tugas mengatur tentang makanan, gizi, zat yang terkandung, serta bagaimana cara
membuat atau memproses zat makanan dan hubungannya yang berhubungan dengan Kesehatan dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang digunakan sebagai acuan dalam menerapkan program tertentu di
Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru sesuai dengan petunjuk teknis bidang tugasnya :
A. Rincian Kegiatan Pokok Bidang Instalasi Gizi
1) Penyelenggaraan makanan
a) Perencanaan menu
b) Perhitungan kebutuhan makanan
c) Perhitungan anggran bahan makanan
d) Pemesanan dan pembelian bahan makanan
e) Penerimaan bahan makanan
f) Penyimpanan bahan makanan
g) Persiapan bahan makanan
h) Pemasakan bahan makanan
i) Pendistribusian makanan
2) Pelayanan gizi pasien rawat inap
a) Pengkajian status gizi (antropometri, fisik, dan biokimia)

31
b) Riwayat gizi
c) Penentuan kebutuhan gizi
d) Penentuan macam dan jenis diet
3) Pelayanan gizi pasien rawat jalan
a) Konseling dan penyuluhan gizi
b) Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
4) Penelitian dan pembangunan gizi terapan
a) Pembangan menu dan standar resep
B. Rincian Kegiatan Pokok Pada Program Khusus Bidang Instalasi Gizi
1) Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pelayanan Gizi
a) Pengawasan standar porsi
b) Pengawasan harga
c) Pengendalian biaya
d) Peningkatan kualitas SDM gizi melalui pelatihan
2) Memperbaiki dan mengembangkan sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas instalasi gizi rumah sakit
a) Memenuhi penyediaan peralatan dan perlengkapan di ruang rawat inap seperti peralatan antropometri dan
sarana penunjang seperti perbaharuan leaflet penyakit
b) Perbaikan dan pemeliharaan alat dan Gedung ruang instalasi gizi

32
3) Pemenuhan indicator mutu instalasi gizi rumah sakit sesuai dengan Permenkes No.129 tahun 2008 tentang Standar
Minimal Rumah Sakit
a) Pengawasan waktu pemberian makan pasien
b) Pengawasan ketepatan pemberian diet pasien
c) Pengawasan sisa
makan pasien

2. Mekanisme Pelayanan Gizi


Rawat Inap di RSD Idaman
Kota Banjarbaru

Gambar 2.3 Mekanisme


Pelayanan Gizi Rawat Inap di
RSD Idaman Kota Banjarbaru

Mekanisme pelayanan gizi


rawat inap sebagai berikut :
a. Skrining Gizi

33
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/ penapisan gizi oleh perawat ruangan dan
penetapan order diet awal (preskripsidiet awal) oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien/klien yang beresiko, tidak beresiko melnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah
pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis anak, geriatric, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya.

Idealnya skrining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah pasien masuk RS. Metode skrining
sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan di masing-masing rumah sakit. Contoh
metode skrining antara lain Malnutrition Universal Screening Tools (MUST), Malnutrition Screening Tools (MST),
Nutrition Risk Screening (NRS) 2022, Skrinning untuk pasien anak 1-18 tahun dapat digunakan Paediatric Yorkhill
Malnutrition Score (PYMS), Screening Tool for Assesment of Malnutrition (STAMP), Strong Kids
Bila hasil skrining gizi menunjukan pasien beresiko malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/assesmen gizi
dan dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi berstandar oleh Dietisien. Pasien dengan status gizi baik
atau tidak beresiko malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang
beresiko malnutrisi maka dilakukan proses asuhan gizi terstandar
Pasien saat kritis atau kasus sulit yang beresiko gangguan gizi berat akan lebih baik bila ditangani secara
tim. Bila rumh sakit mempunyai Tim Asuhan Gizi/Nutrition Support Tim (NST)/Tim Terapi Gizi (TTG)/Tim
Dukungan Gizi/Panitia Asuhan Gizi, maka berdasarkan pertimbangan DPJP pasien tersebut dirujuk kepada tim.
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

34
Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan
atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (siklus)
sebagai berikut ;

G
Gambar 2.4 Proses Asuhan Gizi di Rumah Sakit
Langkah PAGT terdiri dari :

35
1) Assesmen/Pengkajian gizi
Assesmen gizi dikelompokan dalam 5 kategori yaitu :
a) Anamnesis Riwayat gizi
Anamnesis Riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi, pola makan, diet saat
ini dan data lain yang terkait. Selain itu, diperlukan data kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan,
aktivitas fisik dan olahraga dan ketersediaan makanan di lingkungan klien.
Gambaran asupan makanan dapat digali melalui anamnesis kualitatif dan kuantitatif. Anamnesis riwayat
gizi secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari berdasarkan
frekuensi penggunaan bahan makanan. Anamnesis secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran
asupan zat gizi sehari melalui "recall makanan 24 jam dengan alat bantu food model. Kemudian dilakukan
analisis zat gizi yang merujuk kepada daftar makanan penukar, atau daftar komposisi zat gizi makanann.
b) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi,
status metabolik dan gambaran fungi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Pengambilan
kesimpulan dari data laboratorium terkait masalah gizi harus selaras dengan data assesmen gizi lainnya seperti
riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu
proses penyakit, tindakan, pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan) dapat mempengaruhi perubahan
kimiawi darah dan urin, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan.
c) Antropometri

36
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu. Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain pengukuran tinggi badan (TB); berat badan (BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur
dapat digunakan Panjang badan, Tinggi Lutut (TL), rentang lengan atau separuh rentang lengan. Pengukuran
lain seperti Lingkar Lengan Atas (LiLA), Tebal lipatan kulit (skinfold), Lingkar kepala, Lingkar dada, lingkar
pinggang dan lingkar pinggul dapat dilakukan sesai kebutuhan. Penilaian status gizi dilakukan dengan
membandingkan beberapa ukuran tersebut diatas misalnya Indeks Massa Tubuh
(IMT) yaitu ratio BB terhadap TB.
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan evaluasi status gizi pada bayi, anak dan remaja
adalah Pertumbuhan. Pertumbuhan in dapat digambarkan melalui pengukuran antropometri seperti berat
badan, panjang atau tinggi badan, lingkar kepala dan beberapa pengukuran lainnya. Hasil pengukuran ini
kemudian dibandingkan dengan standar.
Pemeriksaan fisik yang paling sederhana untuk melihat status gizi pada pasien rawat inap adalah BB.
Pasien sebaiknya ditimbang dengan menggunakan timbangan yang akurat/terkalibrasi dengan baik. Berat
badan akurat sebaiknya dibandingkan dengan BB ideal pasien atau BB pasien sebelum sakit. Pengukuran BB
sebaiknya mempertimbangkan hal-hal diantaranya kondisi kegemukan dan edema. Kegemukan dapat dideteksi
dengan perhitungan IMT. Namun, pada pengukuran ini terkadang terjadi kesalahan yang disebabkan olen
adanya edema.
BB pasien sebaiknya dicatat pada saat pasien mask dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodik
selama pasien dirawat minimal setiap 7 hari.

37
d) Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan
gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik terkait gizi merupakan kombinasi dari, tada tanda
vital dan antropometri yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien serta wawancara. Conto beberapa
data pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema, asites, kondisi gigi geligi, massa otot yang hilang, lemak
tubuh yang menumpuk, dil.
e) Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat obat-obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi,;
sosial budaya; riwayat penyakit; data umum pasien.
(1) Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi.
(2) Sosial Budava
Status sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah, dukungan pelayanan kesehatan dan
sosial serta hubungan sosial.
(3) Riwayat Penyakit
Keluhan utama yang terkait dengan masalah gizi, riwayat penyakit dulu dan sekarang, Riwayat
pembedahan, penyakit kronik atau resiko komplikasi, Riwayat penyakit keluarga, status Kesehatan
mental/emosi serta kemampuan kognitif seperti pada pasien stroke
(4) Data umum pasien antara lain umur, pekerjaan, dan tingkat Pendidikan
2) Diagnosis Gizi

38
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya.
Kemudian memilah masala gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan
terminologi yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau Problem Etiologi dan Signs/
Symptoms.
Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu :
a) Domain Asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi,cairan, substansi
bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan enteral.
Contoh:
Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan perubahan indera perasa dan nafsu makan (E) ditandai
dengan asupan protein rata rata sehari kurang dari 40 % kebutuhan (S )
b) Domain Klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/fungsi organ.
Contoh:
Kesulitan meyusui (P) berkaitan dengan E) kurangnya dukungan keluarga ditandai dengan penggunaan susu
formula bayi tambahan (S)
c) Domain Perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan,
lingkungan fisik dan akses dan keamanan makanan.
Contoh;

39
Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (P) berkaitan dengan mendapat informasi yang salah dari
lingkungannya mengenai anjuran diet yang dijalaninya (E) ditandai dengan memilih bahan makanan/ makanan
yang tidak dianjurkan dan aktivitas fisik yang tidak sesuai anjuran (S)
3) Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan intervensi dan implementasi.
a) Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi
berdasarkan masalah gizinya (Problem), rancang strategi intervensi berdasarkan penyebab masalahnya
(Etiologi) atau bila penyebab tidak dapat dintervensi maka strategi intervensi ditujukan untuk mengurangi
Gejala/Tanda (Sign & Symptom). Tentukan pula jadwal dan frekuensi asuhan. Output dari intervensi in adalah
tujuan yang terukur, preskripsi diet dan strategi pelaksanaan (implementasi).
Perencanaan intervensi meliputi
(1) Penetapan tujuan intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan waktunya.

(2) Preskripsi diet


Preskripsi diet secara singkat menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuensi makan.
(a) Perhitungan kebutuhan gizi

40
Penentuan kebutuhan zat gizi yang diberikan kepada pasien/klien atas dasar diagnosis gizi, kondisi
pasien dan jenis penyakit lainnya.
(b) Jenis Diet
Pada umumnya pasien masuk ke ruang rawat sudah
dibuat permintaan makanan berdasarkan pesanan/order diet awal dari dokter jaga/ penanggung jawab
pelayanan (DPJP). Dietisien bersama tim atau secara mandiri akan menetapkan jenis diet berdasarkan
diagnosis gizi. Bila jenis diet yang ditentukan sesuai dengan diet order maka diet tersebut diteruskan
dengan dilengkapi dengan rancangan diet. Bila diet tidak sesuai akan dilakukan usulan perubahan jenis
diet dengan mendiskusikannya terlebih dahulu bersama (DPJP).
(c) Modifikasi diet
Modifikasi diet merupakan pengubahan dari makananbiasa (normal). Pengubahan dapat berupa
perubahan dalam konsistensi; meningkatkan/ menurunan nilai energi; menambah/ mengurangi jenis
bahan makanan atau zat gizi yang dikonsumsi; membatasi jenis atau kandungan makanan tertentu;
menyesuaikan komposisi zat gizi (protein, lemak, KH, cairan dan zat gizi lain); mengubah
jumlah ,frekuensi makan dan rute makanan. Makanan di RS umumnya berbentuk makanan biasa,
lunak, saring dan cair.
(d) Jadwal Pemberian Diet

41
Jadwal pemberian diet/makanan dituliskan sesuai dengan pola makan sebagai contoh : Makan Pagi:
500Kalori; Makan Siang: 600kalori; Makan Malam: 600Kalori; Selingan pagi: 200Kalori; Selingan
Sore: 200Kalori
(e) Jalur makanan
Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral dan
enteral atau parenteral
b) Implementasi Intervensi
Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana dietisien melaksanakan dan
mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Suatu
intervensi gizi harus menggambarkan dengan jelas : “ apa, dimana, kapan, dan bagaimana" intervensi itu
dilakukan. Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat menunjukkan
respons pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi. Untuk kepentingan dokumentasi dan
persepsi yang sama, intervensi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu pemberian makanan atau zat gizi;
edukasi gizi, konseling gizi dan koordinasi pelayanan gizi. Setiap kelompok mempunyai terminologinya
masing-masing
4) Monitoring dan Evaluasi Gizi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien/klien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya Tiga langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu :

42
a) Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan
monitor perkembangan antara lain :
(1) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
(2) Mengecek asupan makan pasien/klien
(3) Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
(4) rencana/preskripsi Diet.
(5) Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau berubah
(6) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negative
(7) Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya perkembangan dari kondisi pasien/klien
b) Mengukur hasil. Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan/perubahan yang terjadi sebagai respon terhadap
intervensi gizi. Parameter yang harus diukur berdasarkan tanda
dan gejala dari diagnosis gizi.
c) Evaluasi hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan didapatkan 4 jenis hasil, yaitu :
(1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan
yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan zat gizi.
(2) Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan dan atau zat gizi dari berbagai sumber,
misalnya makanan, minuman, suplemen, dan melalui rute enteral maupun parenteral.

43
(3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yaitu pengukuran yang terkait dengan
antropometri, biokimia dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
(4) Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada kualitas hidupnya.
d) Pencatatan Pelaporan
Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan
dan komunikasi. Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi antara lain Subjective Objective Assessment
Planning (SOAP) dan Assessment Diagnosis Intervensi Monitoring & Evaluasi (ADIME). Format ADIME
merupakan model yang sesuai dengan langkah PAGT.

44
3. Struktur Organisasi Instalasi Gizi di RSD Idaman Kota Banjarbaru

Gambar 2.5 Struktur Organisasi

45
Tabel 2.4 Jabatan dan Status Kepegawaian di Instalasi Gizi RSD Idaman

No Jabatan Jumlah Status Kepegawaian


Pegawai ASN BLUD
1 Nutrisionis Pelaksana 7 6 1
2 Nutrisionis Pelaksana 6 6 0
Lanjutan
3 Nutrisionis Penyelia 1 1 0
4 Nutrisionis Pertama 2 2 0
5 Nutrisionis Muda 2 2 0
6 Nutrisionis Madya 2 2 0
7 Nutrisionis Ahli 1 0 1
Pertama
8 Pelaksana Umum 1 1 0
9 Pengolah makanan 3 0 3
(Bakery)
10 Pengolah Makanan 11 5 6
(Boga)
11 Petugas Distribusi 11 0 11

46
(Pramusaji)
12 Pengadminitrasi 1 0 1
Jumlah 48 25 23

Tabel 2.5 Tingkat Pendidikan Pegawai di Instalasi Gizi RSD Idaman

No Tingkat pendidikan Jumlah


1 S-2 Gizi 1
2 S-1 Gizi 4
3 D-IV Gizi 2
4 D-III Gizi 14
5 D-I Gizi 1
6 SMA 26
Jumlah 48

Tabel 2.6 Status Kepegawaian di Instalasi Gizi RSD Idaman

No Distribusi Pegawai Jumlah Status Kepegawaian


1 Koordinator Penyelenggaraan 2 ASN
Makan

47
2 Penanggung Jawab Logistik 1 ASN
3 Penanggung jawab Produksi 1 ASN
Makanan
4 Penanggung Jawab Bakery 1 ASN
5 Petugas Logistik 2 ASN
6 Pengawas Harian 5 ASN
7 Pengolah Makanan (Bakery) 3 ASN
8 Pengolah Makanan (Boga) 11 ASN 5 Org, BLUD
6 Org
9 Petugas Distribusi (Pramusaji) 12 BLUD
10 Pengadminitrasi 1 BLUD
Jumlah 39

48
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Uraian Kegiatan
1. Uraian Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan magang di Rumah sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru Pada tanggal 2 Januari s/d 28 januari
2023. Adapun uraian kegiatan selama pelaksanaan magang berdasarkan tahapan waktu (per minggu), yaitu :

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Magang Berdasarkan Mingguan

Kegiatan Pekan Ke-


I II III IV V
Persiapan dan Pembekalan
Pelaksanaan Program Magang
Konsultasi
Pembuatan Laporan
Seminar Laporan Magang
Revisi

Tabel 3.2 Rincian kegiatan Magang di RSD Idaman Kota Banjarbaru

49
No Hari/Tanggal Kegiatan
Minggu ke-1
1 Senin, 2 Januari - Mengikuti acara pembukaan dan pelepasan
2023 magang di kampus Universitas Islam
Kalimantan MAB Banjarbaru
- Pengenalan dan Penerimaan peserta
magang Universitas Islam Kalimantan di
RSD Idaman Kota Banjarbaru
2 Selasa, 3 januari - Pengenalan di Ruangan Bersalin Merpati
2023 - Melengkapi data laporan magang
3 Rabu, 4 Januari - Mengikuti pelaksanakan doa pagi bersama
2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
- Membantu mengantar makanan pada
pasien

50
4 Kamis, 5 - Mengikuti pelaksanakan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya untuk
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
- Membantu mengantar makanan pada
pasien
- Konsultasi dengan pembimbing instansi
terkait dengan magang
5 Jumat, 6 Januari - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya untuk
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
6 Sabtu, 7 Januari - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya untuk
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien

51
- Pengumpulan data dan mengerjakan
laporan magang
Minggu ke-2
7 Senin, 9 Januari - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
2023 di Ruang Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
- Melakukan pendataan pada pasien baru
- Pengumpulan data dan pengerjaan laporan
magang
7 Selasa, 9 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruang Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
- Melakukan pendataan pada pasien baru
8 Rabu, 10 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati

52
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melakukan pendataan pada pasien baru
- Melaksanakan konseling pada pasien
dengan media face to face dengan materi
anemia, preeklampsia dan diabetes melitus
di Ruangan Merpati
9 Rabu, 11 - Mengikuti kegiatan doa pagi bersama di
januari 2023 Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melakukan pendataan pada pasien baru
- Melaksanakan konseling pada pasien
dengan media face to face dengan materi
anemia, preeklampsia dan diabetes melitus
di Ruangan Merpati
10 Kamis, 12 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruang Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya

53
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
- Melakukan pendataan pada pasien baru
11 Jumat, 13 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruang Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien
- Melakukan pendataan pada pasien baru
- Melakukan kegiatan konseling dengan
media face to face terhadap ibu hamil dan
ibu nifas dengan materi tentang anemia,
preeklampsia, dan diabetes mellitus di
Ruangan Merpati
12 Sabtu, 14 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan pengecekan dan kontrol pada
pasien

54
- Melakukan pendataan pada pasien baru
- Melakukan kegiatan konseling dengan
media face to face terhadap ibu hamil dan
ibu nifas dengan materi tentang anemia,
preeklampsia, dan diabetes mellitus di
Ruangan Merpati
Minggu ke-3
13 Senin, 16 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melaksanakan konseling pada pasien
dengan media face to face dengan materi
anemia, preeklampsia dan diabetes melitus
di Ruangan Merpati
14 Selasa, 17 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien

55
- Mengerjakan laporan magang
15 Rabu, 18 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
16 Kamis, 19 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melaksanakan konseling pada pasien
dengan media face to face dengan materi
anemia, preeklampsia dan diabetes melitus
di Ruangan Merpati
17 Jumat, 20 - Mengerjakan laporan magang
januari 2023
18 Sabtu, 21 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien

56
- Melaksanakan konseling pada pasien
dengan media face to face dengan materi
anemia, preeklampsia dan diabetes melitus
di Ruangan Merpati
- Mengerjakan laporan magang
Minggu ke-4
19 Senin, 23 - Libur memperingati hari Raya Imlek
Januari 2023
20 Selasa, 24 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Konsultasi dengan pembimbing instansi
terkait dengan laporan magang
21 Rabu, 25 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melaksanakan konseling pada ibu hamil

57
dan ibu nifas dengan materi anemia,
preeklampsia dan diabetes melitus di
Ruangan Merpati
22 Kamis, 26 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
Januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melaksanakan konseling pada ibu hamil
dan ibu nifas dengan materi anemia,
preeklampsia dan diabetes melitus di
Ruangan Merpati
23 Jumat, 27 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melaksanakan konseling pada ibu hamil
dan ibu nifas dengan materi anemia,
preeklampsia dan diabetes melitus di
Ruangan Merpati

58
24 Sabtu, 28 - Mengikuti pelaksanaan doa pagi bersama
januari 2023 di Ruangan Merpati
- Mengikuti bidan dan petugas lainnya
melakukan kontrol pada pasien
- Melaksanakan konseling pada ibu hamil
dan ibu nifas dengan materi anemia,
preeklampsia dan diabetes melitus di
Ruangan Merpati Mengikuti acara
penutupan magang di kampus Universitas
Islam Kalimantan MAB Banjarbaru

2. Dokumentasi Kegiatan

59
Gambar 3.1 Mengikuti Kegiatan Pembukaan dan Pelepasan Mahasiswa Magang Universitas Islam Kalimantan MAB

Gambar 3.2 Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Magang di RSD Idaman Kota Banjarbaru

60
Gambar 3.3 Kegiatan konseling dengan
pasien di Ruangan Merpati bersama Ibu Pembimbing

61
Gambar 3.4 Kegiatan foto Bersama Ibu Pembimbing lapangan di Ruang Merpati

3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengumpulan data dan hasil laporan tahunan dari Rumah Sakit Daerah Idaman Kota banjarbaru.
Kasus kejadian Abortus pada ibu hamil, melaporkan sebanyak 81 kasus di tahun 2022 yang tersebar di wilayah kerja
Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kejadian. Pengidentifikasian ini dilakukan dengan maksud
mengelompokkan masalah yang menyebabkan kejadian Abortus pada ibu hamil. Berkaitan dengan angka kasus kejadian
Abortus pada ibu hamil di Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru.
Beberapa penyebab Abortus pada Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil tentang kejadian Abortus
2. Kurangnya pengetahuan keluarga dan suami tentang abortus
3. Faktor usia yang terlalu tua dan terlalu muda merupakan penyebab paling utama
4. Kesibukan Ibu dan suami yang menyebabkan tidak melakukan pemeriksaan Kesehatan secara rutin
5. Kurangnya penerapan asupan yang tidak sesuai sehingga menyebabkan terjadinya Abortus.
6. Kurangnya kegiatan Promosi Kesehatan terutama yang berkaitan dengan Abortus yang menyasar kepada Ibu Hamil
sebagai bentuk pencegahan Abortus.

62
7. Memiliki riwayat abortus dan paritas merupakan faktor penyebab abortus.

63
4. Analisis Penyebab Masalah

Gambar 3. 1 Faktor Penyebab Masalah (diagaram fishbone)

Manusia Metode

Kurangnya maksimalnya
Faktor Usia Aktivitas penyuluhan

Kelainan genetik Tidak melakukan


Memiliki riwayat
pemeriksaan secara
abortus
Paritas rutin

A
B
O
Kurangnya pengetahuan R
keluarga Kurangnya alat T
media promosi
Kurangnya dukungan Jauhnya jarak tempat
suami dan keluarga pelayanan kesehatan

Lingkungan Sarana

64
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah menggunakan analisis
SWOT mengenai Faktor Penyebab Abortus pada Ibu Hamil di Rumah
Sakit Idaman Kota Banjarbaru, dapat diberikan pemecahan masalah
sebagai berikut :

Tabel 3.3 Analisis SWOT

INTERNAL Strength (kekuatan) Weakness (Kelemahan)


- Penyuluhan terhadap
- Manajemen Rumah kesehatan ibu hamil
Sakit terstruktur dan dengan Abortus masih
terorganisasi kurang
- Ada program khusus ibu - Kurangnya kesadaran
hamil di ruang klinik dari ibu hamil untuk
gizi, klinik kandungan, rutin melakukan cek
dan klinik Nifas sebagai kesehatan
tempat konsultasi - Kurangnya media cetak
mempermudah di Rumah Sakit Idaman
masyarakat Kota Banjarbaru
mendapatkan informasi tentang Abortus pada
ibu hamil.
EKSTERNAL

Peluang (Opportunity) Strategi S-O Stretegi S-T

- Dapat memberikan
pengetahuan kepada - Memaksimalkan - Memberikan sosialisasi
masyarakat terutama kegiatan penyuluhan terkait Abortus pada
Ibu Hamil terkait atau konseling dengan
Ibu Hamil, faktor
kejadian Abortus secara memanfaatkan

1
menyeluruh serta tekhnologi terutama penyebab serta dampak
penanganan dan media elektronik untuk yang ditimbulkan.
pencegahannya. media promosi
- Memaksimalkan
kegiatan promosi
kesehatan serta
melakukan
pemeriksaan secara
online atau door to
door sebagai upaya
pencegahan dan
penanggulangan.

Threat (Ancaman) Strategi W-O Strategi W-T


- Kurangnya pemahaman - Meningkatkan kegiatan - Memberikan sosialisasi
Ibu Hamil tentang Promosi Kesehatan pentingnya pengetahuan
Abortus . tentang Abortus dan tentang Abortus.
- Pola hidup Ibu Hamil pemenuhan gizi dalam - Mengajak Ibu hamil
yang mengesampingkan bentuk upaya untuk sama – sama
Angka Kecukupan Gizi Pencegahan Abortus sadar dan lebih
(AKG) serta engga pada Ibu Hamil. perhatian terhadap
melakukan pemeriksaan Abortus.
di Puskesmas ataupun
Posyandu.

A. Rencana kegiatan
Dalam meningkatkan perhatian ibu hamil dalam menyimak informasi gizi
ada beberapa strategi yang dilakukan yaitu :

Tabel 3. 4 Rencana kegiatan

2
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan
tempat
1 Memberikan Memberikan Ibu hamil Ruangan rawat
Konseling pada ibu edukasi terkait dan suami inap
hamil tentang
pemenuhan gizi
dalam bentuk
upaya pencegahan
Abortus pada ibu
hamil.
2 Memberikan Untuk mengetahui Ibu Hamil Pelayanan bisa
sosialisasi atau pentingnya dilakukan
penyuluhan pada ibu pengetahuan, secara umum
hamil terkait Abortus faktor, penyebab dan bisa
serta dampak yang dilaksanakan
ditimbulkan dari dipoliklinik
Abortus

3
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Alternatif Pemecahan Masalah yang dapat dilakukan mengenai Faktor
Penyebab Abortus pada Ibu Hamil di wilayah kerja Rumah Sakit
Idaman Kota Banjarbaru Menggunakan Analisis Swot :
a. Menyediakan media cetak terkait tentang berupa pengetahuan dan
pemenuhan asupan gizi anemia pada ibu hamil dan ibu nifas
b. Memberikan Konseling dan penyuluhan pada ibu hamil
c. Memaksimalkan kegiatan promosi kesehatan serta melakukan
pemeriksaan secara online atau door to door sebagai upaya
pencegahan dan penanggulangan Abortus pada Ibu Hamil.
B. Saran
1. Bagi Instansi
a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemenuhan
asupan gizi serta penanggulangan Abortus pada Ibu Hamil.
b. Melakukan pendekatan dengan pasien penderita Abortus agar
memudahkan untuk melaksanakan program yang akan dijalankan.
c. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan
kerjasama yang baik antar bidang yang terkait.
d. Memaksimalkan Fungsi Mediator dan Konselor.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Semoga bisa lebih meningkatkan pemantapan serta pendampingan
kepada mahasiswa/i yang sedang melakukan magang di luar kampus
agar bisa melihat langsung keadaan ditempat magang tersebut.
Meningkatkan pembekalan materi baik itu materi yang berkaitan
dengan bidang peminatan maupun tentang pelaporan, agar saat
menyusun laporan mahasiswa tidak bingung. Saran yang diberikan
harapnya dapat diterima dan bisa meningkatkan pelayanan Fakultas
Kesehatan Masyarakat agar lebih baik lagi.

4
DAFTAR PUSTAKA

FKM Uniska, 2022. Pedoman magang FKM Uniska MAB (Revisi Tahun 2022),
Uniska MAB.Banjarmasin.
RSD Idaman, 2021. Paparan profil RS Idaman 2021, Banjarbaru.

5
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai