Oleh:
19070447
BANJARMASIN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
DI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU
Oleh :
MUHAMMAD FARRAS ARRAFI’IRIAN NOOR
19070447
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena dengan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat melaksanakan magang dan
dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Faktor Risiko Anemia Pada Ibu
Hamil Yang Di Rawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Magang di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru oleh
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari tahun 2023 dan tersusunnya laporan ini berkat
bantuan fisik maupun non fisik. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Abdul Malik, S. Pt, M. Si, Ph. D selaku Rektor Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari.
2. Meilya Farika Indah, SKM, M. Sc selaku Dekan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin.
3. Chandra, M. Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
4. dr, Danny Indrawardhana, MMRS selaku Direktur Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru
5. Adies Riyana, S. St, M. Gz selaku Pembimbing Instansi Magang di Instalasi
Gizi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
6. Eddy Rahman, M.Kes selaku Dosen pembimbing Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin.
7. Seluruh pegawai di Ruang Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru.
8. Orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan kegiatan magang hingga pembuatan laporan ini selesai.
9. Serta seluruh pihak terkait dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu yang membantu dan memberikan banyak inspirasi dan motivasi dalam
pembuatan laporan magang ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil
mengalami defisiensi zat besi atau kekurangan zat besi di dalam darahnya.
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah sel
merah kurang dari normal dan biasanya yang digunakan sebagai dasarnya
adalah kadar Hemoglobin (Hb). World Health Organization (WHO)
menetapkan kejadian anemia berkisar 20% sampai 89% dengan menentukan
kadar Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan hasil laporan tahunan dan data dari Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota banjarbaru. Kasus kejadian anemia pada ibu hamil, ditemukan
sebanyak 72 kasus di tahun 2022 yang dirawat di Rumah sakit Daerah
Idaman Kota banjarbaru .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui apa Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil
Yang Dirawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menganalisis faktor risiko anemia pada ibu hamil yang
dirawat di Rumah Sakit Daerahb Idaman Kota Banjarbaru.
b. Mampu mengidentifikasi masalah terkait faktor risiko anemia pada
ibu hamil yang dirawat di Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru.
c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang digambarkan
dalam bentuk diagram fishbone dan analisis SWOT.
d. Mampu membuat rencana kegiatan dalam rangka meningkatkan
derajat Kesehatan pada ibu hamil yang dirawat di Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
a. sebagai bahan masukan untuk pembuatan kebijakan dan penanganan
demi membantu perbaikan program Kesehatan derajat Kesehatan ibu
hamil yang dirawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
2. Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan
dengan ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu lainnya.
b. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis ilmiah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang
c. Memperkaya kajian dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat
terutama sesuai bidang yang digeluti
d. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan di bidang kesehatan
e. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya tulis ilmiah
3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Terjalinnya Kerjasama lintas sektor antara Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Rumah Sakit Daerah
Idaman Banjarbaru dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB II
2. Keadaan Demografi
Berdasarkan data BPS Kota Banjarbaru dalam Angka Tahun 2022,
perkiraan jumlah penduduk di tahun 2021 mencapai 258.753 jiwa, yang
terdiri dari :
Laki-laki : 130.176 jiwa
Perempuan : 128.577 jiwa
3. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
a. Visi
“Banjarbaru Maju, Agamis, dan Sejahtera”.
b. Misi
“Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan
berakhlak mulia”
c. Motto
“Kesehatan dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”
4. Profil Instansi Tempat Magang
Instalasi Gizi RSD Idaman Kota Banjarbaru dipimpin oleh 1 orang
Kepala Intansi (dalam jabatan fungsional) dan langsung bertanggung
jawab kepada Direktur. Di Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru,
struktur organisasi mengacu pada struktur pemerintah berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi ini bukan merupakan jabatan struktural. Hal-hal yang perlu
dilaksanakan agar instalasi gizi dapat berjalan sebagaimana mestinya
adalah perlunya pembagian pekerjaan berdasarkan beban kerja yang
selanjutnya dijabarkan dalam jenis/kegiatan pekerjaan dan volume
pekerjaan.
a. Profil Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru
Kelas Rumah Sakit :C
Jenis Rumah Sakit : Umum
Kepemilikan : Pemerintah Kota Banjarbaru
Alamat : Jalan Trikora No. 115 RT. 039 RW. 001,
Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, Provinsi Kalimantan
Selatan
Nomor Telepon : (0511) 6749696
Fax : (0511) 6749696
b. Struktur organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Satuan Polisi Pamong Praja dan RSD Idaman Kota Banjarbaru, maka
struktur organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru sebagai berikut :
Gambar 2.1 Struktur Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
B. Analisis Situasi Khusus
1. Gambaran Bidang Peminatan
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang makanan, gizi, zat
yang terkandung, serta bagaimana cara membuat atau memproses zat
makanan dan hubungannya yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit yang digunakan sebagai acuan dalam menerapkan program
tertentu.
2. Prosedur Pelayanan Gizi Rawat Inap di Ruang Instalasi Gizi RSD
Idaman Banjarbaru
a. Skrining Gizi
Tahapan pelayana gizi rawat inap diawali dengan skrining gizi
oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal (preskripsi diet
awal) oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien yang berisikp, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus.
Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan
metabolic; hemodialisis; anak; geriatric; kanker dengan
kemoterapi/radiasi; luka bakar; pasien dengan imunitas menurun; sakit
kritis; dan sebagainya.
Idelanya dilakukan skrining pada pasien baru 1 x 24 jam setelah
pasien masuk RS. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat, dan
disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan di masing-masing irumah
sakit.contohnya metode skrining antara lain Malnutrition Universal
Screening Tools (MUST), Malnutrition Screening Tools (MST),
Nutrition Risk Screening (NRS) 2002. Skrining untuk pasien anak 1 –
18 tahun dapat digunakan Paediatric Yorkhill Malnutrition Score
(PYMS), Screening Tool for Assessment of Nutrition (STAMP), dan
Strong Kids.
Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malnutrisi,
maka dilakukan pengkajian/asesmen gizi dan dilanjutkan dengan
Langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien
dengan status gizi baik atau tidak berisiko manlnutrisi, dianjurkan
dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang
berisiko malnutri maka dilakukan proses asuhan gizi terstandar.
Pasien sakit kritis atau kasus sulit yang berisiko gangguan gizi
berat akan lebih baik bila ditangani secara tim. Bila rumah sakit
mempunyai Tim Asuhan Gizi/Nutrition Support Team (NST)/Tim
Terapi Gizi (TTG)/Tim Dukungan Gizi (TDG)/Pnaitia Asuhan Gizi,
maka berdasarkan pertimbangan DPJP paisen tersebut dirujuk pada
tim.
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang
berisiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi atau kondisi
khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian
kegiatan yang berulang (siklus) sebagai berikut :
1) Assesmen/Pengkajian Gizi
Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu 1)
Anamnesis Riwayat gizi; 2) Data Biokimia, tes medis dan prosedur
(termasuk data laboratorium); 3) Pengukuran Antropomeri; 4)
Pemeriksaan fisik klinis; 5) Riwayat personal.
a) Anamnesis Riwayat Gizi
Anamnesis Riwayat gizi adalah data meliputi asupan
makan termasuk komposisi, pola makan, deit saat ini dan data
lain yang terkait. Selain itu, diperlukan data kepedulian pasien
terhadap gizi dan Kesehatan, aktivitas fisik dan olahraga dan
ketersediaan makanan di lingkungan pasien.
Gambaran asupan makanan dapat digali melalui
anamnesis kualitatif dan kuantitatif. Aanamnesis Riwayat gizi
secara kualittatif dilakukan duntuk memperoleh gambaran
kebiasaan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi penggunaan
bahan makanan. Anamnesis secara kualitatif dilakukan untuk
mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari melalui “recall”
makanan 24 jam dengan alat bantu “food model”. Kemudian
dilakukan analisis zat gizi yang merujuk kepada daftar makanan
penukar, atau daftar komposisi zat gizi makanan.
b) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolic,
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap
timbulnya masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data
laboratoriumterkait masalah gizi harus selaras dengan data
assesmen gizi lainnya seperti Riwayat gizi yang lengkap,
termasuk penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan
sebagainya. Disamping itu proses penyakit Tindakan,
pengobatan, prosedur, dan status hidrasi (cairan) dapat
mempengaruhi perubahan kimiawi darah dan urin, sehingga hal
ini perlu menjadi pertimbangan.
c) Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
Antopometri dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain,
pengukuran tinggi badan (TB); berat badan (BB). Pada kondisi
tinggi berat badan tidak dapat diukur dapat menggunakan
Panjang badan, tinggi lutut (TL), rentang lengan atau separuh
rentang lengan. Pengukuran lain seperti lingkar lengan atas
(LILA), tebal lipatan kulit (skinfold), lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul dapat dilakukan
sesuai dengan kebutuhan. Penilaian status gizi dilakukan dengan
membandingkan beberapa ukuran tersebut diatas misalnya
dengan indeks masa tubuh (IMT) yaitu rasio BB terhadap TB.
Parameter antopometri yang penting untuk melakukan
evaluaso status gizi pada bayi, anak, dan remaja adalah
pertumbuhan. Pertumbuhan ini dapat digambarkan melalui
pengukuran antopometri seperti berat badan, Panjang atau tinggi
badanm lingkar kepala dan beberapa pengukuran lainnya. Hasil
pengukuran ini kemudian dibandingkan dengan standar.
Pemeriksaan fisik yang paling sederhana untuk melihat
status gizi pada pasien rawat inap adalah BB. Pasien sebaiknya
ditimbang dengan menggunakan timbangan yang
akurat/terkalibrasi dengan baik. Berat badan akurat sebaiknya
dibandingkan dengan BB ideal pasien atau BB pasien sebelum
sakit. Pengukuran BB sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
diantaranya dengan perhitungan IMT. Namun, pada pengukuran
ini terkadang terjadi kesalahan yang disebabkan oleh adanya
edema.
BB pasien sebaiknya dicatat pada saat pasien masuk
dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodic selama
pasien dirawat minimal setiap 7 hari.
d) Pemeriksaan fisik/klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat
menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik terkait gizi
merupakan kombinasi dari tanda-tanda vital dan antopometri
yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien serta
wawancara. Contoh beberapa data pemeriksaan fisik terkait gizi
antara lain edema, asites, kondisi gigi geligi, massa otot yang
hilang, lemak tubuh yang menumpuk, dan lai-lain.
e) Riwayat personal
Data Riwayat personal meliputi 4 area yaitu Riwayat obat-
obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi; sosial budaya;
Riwayat penyakit; data umum pasien.
1) Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang
dikonsumsi
2) Sosial budaya
Status ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah,
dukungan pelayanan Kesehatan dan sosial serta hubungan
sosial
3) Riwayat penyakit
Keluhan utama yang terkait debngan masalah gizi, Riwayat
penyakit dulu dan sekarang, Riwayat pembedahan, penyakit
kronik atau risiko komplikasi, Riwayat penyakit keluarga,
status Kesehatan mental/emosi serta kemampuan kognitif
seperti pada pasien stroke
4) Data umum pasien antara lain umur, pekerjasan, dan tingkat
Pendidikan.
2) Diagnosis Gizi
Pada Langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang
terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah
masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi secara
singkat dan jelas menggunakan terminology yang ada.
Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau
Problem Etiologi dan Signs/Symptoms. Diagnosis gizi
dikelompokkan menjadi tiga domain, yaitu :
a) Domain asupan adalah masalah actual yang berhubungan
dengan asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari
makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan enteral.
Contoh :
Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan perubahan
indera perasa dan nafsu makan {E} ditandai dengan asupan
protein rata-rata sehari kurang dari 40% kebutuhan (S)
b) Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan
kondisi medis atau fisik/fungsi organ.
Contoh :
Kesulitan menyusui (P) berkaitan dengan E) kurangnya
dukungan keluarga ditandai dengan penggunaan susu formula
bayi tambahan (S)
c) Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan
dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan
akses dan keamanan makanan.
Contoh :
Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (P) berkaitan
dengan mendapat informasi yang salah dari lingkungannya
mengenai anjuran diet yang dijalaninya E) ditandai dengan
memilih bahan makanan/makanan yang tidak dianjurkan dan
aktivitas fisik yang tidak sesuai dengan anjuran (S)
3) Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan
intervensi dan implementasi.
a) Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat untuk merujuk pada diagnosis gizi
yang ditegakkan. Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi
berdasarkan penyebab masalahnya (etiologi) atau bila penyebab
tidak dapat diintervensi masa strategi intervensi ditujukan untuk
mengurangi gejala/tanda (Sign & Sympton). Tentukan pula
jadwal dan frekuensi asuhan. Output dari intervensi ini adalah
tujuan yang terukur, preskripsi diet dan strategi pelaksanaan
(implementasi).
Perencanaan intervensi meliputi :
1) Penetapan Tujuan Intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai, dan
ditentukan waktunya.
2) Preskipsi Diet
Preskripsi diet secara singkat menggambarkan
rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi,
frekuensi makanan.
a) Perhitungan Kebutuhan Gizi
Penentuan kebutuhan zat gizi yang diberikan kepada
pasien/kllien atas dasar diagnosis gizi, kondisi pasien dan
jenis penyakitnya.
b) Jenis Diet
Pada umumnya pasien masuk ke ruang rawat sudah
dibuat permintaan makanan berdasarkan pesanan/order
diet awal dari dokter jaga/penanggung jawab pelayanan
(DPJP). Dietisien Bersama tim atau secara mandiri akan
menetapkan jenis diet berdasarkan diagnosis gizi, bila
jenis diet yang ditentukan sesuai dengan diet order maka
diet tersebut diteruskan dengan dilengkapi dengan
rancangan diet. Bila tidak sesuai akan dilakukan usulan
perubahan jenis diet dengan mendiskusikannya terlebih
dahulu Bersama (DPJP).
c) Modifikasi Diet
Modifikasi diet merupakan pengubahan dari
makanan biasa (normal). Pengubahan dapat berupa
perubahan dalam konsistensi; meningkatkan/ menurunkan
nilai energi; menambah/mengurangi jenis bahan makanan
tertentu atau zat gizi yang dikonsumsi; membatasi jenis
atau kandungan makanan tertentu; menyesuaikan
komposisi zat gizi (protein, lemak, KH, cairan dan zat gizi
lain); mengubah jumlah, frekuensi makanan dan tute
makanan. Makan di RS umunya berbentuk makanan biasa,
lunak, dan cair.
d) Jadwal Pemberian Diet
Jadwal pemberian diet/makanan dituliskan dengan
pola makan sebagai contoh :
Makan pagi : 500 kalori; makan siang: 600 kalori; makan
malam; 600 kalori; selingan pagi: 200 kalori; selingan
sore: 200 kalori.
e) Jalur Makanan
Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral dan
enteral atau parenteral.
b) Implementasi Intervensi
Impelemntasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi
dimana dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan
rencana asuhan kepada pasien dan tenaga Kesehatan atau
tenaga lain yang terkait. Suatu intervensi gizi harus
menggambarkan dengan jelas : “apa, dimana, kapan, dan
bagaimana” intervensi itu dilakukan. Kegiatan ini juga
termasuk pengumpulan data Kembali, dimana data tersebut
dapat menjunjkan respons pasien dan perlu atau tidaknya
modifikasi intervensi gizi.
Untuk kepentingan dokumentasi dan persepsi yang
sama, intervensi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberian makanan atau zat gizi, edukasi gizi, konseling gizi
dan koordinasi pelayanan gizi, setiap kelompok mempunyai
terminologynya masing-masing.
HASIL KEGIATAN
A. Uraian Kegiatan
1. Uraian pelaksanaan Magang
Kegiatan magang di Rumah Sakit Daerah Banjarbaru dilaksanakan
mulai tanggal 2 Januari 2022 sampai dengan. Adapun uraian kegiatan
selama pelaksanaan magang berdasarkan tahapan waktu (per minggu),
yaitu :
Table 3.1 Jadwal Magang Mahasiswa
No Hari/Tanggal Kegiatan
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
22 Jum’at, 27
Januari 2023
23 Sabtu, 28
Januari 2023
2. Dokumentasi kegiatan
Gambar 3.1 Acara Pembukaan dan Pelepasan Mahasiswa Menuju
Lokasi Instansi Magang
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data laporan tahunan di Ruang Merpati Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota banjarbaru, pada kasus kejadian anemia pada ibu hamil
terdapat sebanyak 72 kasus di tahun 2022 yang di rawat di Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
Identifikasi masalah ini dilakukan dengan maksud mengelompokkan
masalah yang menjadi risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Berkaitan
dengan angka kasus kejadian anemia pada ibu hamil di Rumah Sakit Idaman
Kota Banjarbaru, adapun beberapa penyebabnya sebagai faktor risiko
kejadian anemia antara lain sebagai berikut :
1. Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah
dan mengonsumsi makanan yang bergizi selama kehamilan sampai
setelah melahirkan.
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam mencegah
anemia dan pengobatannya.
3. Kurangnya kesadaran untuk memeriksakan Kesehatan dan kadar Hb ibu
selama kehamilan.
4. Usia ibu hamil diatas 35 tahun memungkinkan terkena anemia yang
disebabkan pengaruh turunnya cadangan zat besi di dalam tubuh ibu.
5. Minimnya kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan anemia
pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahan anemia pada ibu hamil.
6. Status ekonomi keluarga yang akan memberikan dampak ibu hamil
dalam masa pemulihan gizi.
7. Keadaan demografi yang kurang mendukung dalam pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil.
8. Kesibukkan ibu dan suami yang menyababkan tidak rutin memeriksakan
keshatan.
Gambar 3.6 Diagram Fishbone Faktor Risiko Anemia
MANUSIA
METODE
- Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi Tablet tambah darah
- Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi makanan yang bergizi
Kurangnya media promosi
selama kehamilan sampai setelah
melahirkan Kesehatan khususnya
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran yang berkaitan dengan
ibu hamil dalam pencegahan anemia anemian pada ibu hamil
- Kurangnya keasadaran untuk sebagai bentuk ANEMIA
\
memeriksakan Kesehatan dan kadar Hb pencegahan dan PASCA
ibu selama kehamilan penanggulangan anemia
- Usia kehamilan yang tua (diatas 35 pada ibu hamil
tahun) berisiko terkena anemia
EKONOMI LINGKUNGAN
EKSTERNAL
D. Rencana kegiatan
Untuk meningkatkan kepedulian kepada ibu hamil untuk mendapat
informasi terkait anemia pada ibu hamil, ada beberapa Langkah dan strategi
yang dilakukan sebagai berikut :
Tabel 3.4
A. Kesimpulan
Dari data laporan Ruang Merpati di Rumah Sakit Daerah Idaman
Banjarbaru, terdapat sebanyak 72 kasus kejadian anemia pada ibu hamil
yang dirawat di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru di tahun 2022. Penyebab
tingginya kasus anemia sebagai faktor risiko kejadian anemia di Rumah
Sakit Daerah Idaman Banjarbaru adalah :
1. Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah
dan mengonsumsi makanan yang bergizi selama kehamilan sampai
setelah melahirkan.
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam mencegah
anemia dan pengobatannya.
3. Kurangnya kesadaran untuk memeriksakan Kesehatan dan kadar Hb ibu
selama kehamilan.
4. Usia ibu hamil diatas 35 tahun memungkinkan terkena anemia yang
disebabkan pengaruh turunnya cadangan zat besi di dalam tubuh ibu.
5. Minimnya kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan anemia
pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahan anemia pada ibu hamil.
6. Status ekonomi keluarga yang akan memberikan dampak ibu hamil
dalam masa pemulihan gizi
7. Keadaan demografi yang kurang mendukung dalam pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil
8. Kesibukkan ibu dan suami yang menyababkan tidak rutin memeriksakan
keshatan.
B. Saran
1. Bagi Instansi Magang
a. Memberikan informasi kepada pasien dan masyarakat tentang faktor
risiko anemia terhadap ibu hamil
b. Melakukan konseling kepada pasien penderita anemia.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/24138/3/3
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1:
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah SD
SMP SMA
Diploma
Responden
Kuesioner Anemia Pada Ibu Hamil / Ibu Nifas
Rata-rata : =
6
Banjarmasin, Januari 2023
Keterangan
1. Kedisiplinan : Ketepatan waktu, kehadiran, taat pada peraturan
2. Penampilan : cara berpakaian, keramahan, sopan santun
3. Kerjasama : Kerjasama antar teman magang (bila ada), karyawan di
instansi, atasan dan pembimbing
4. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif dan inovatif, baik
untuk instansi maupun fakultas
5. Aktifitas : Banyaknya kegiatan yang bermanfaat yang telah
dilaksanakan selama magang
6. Laporan magang : Bukti tertulis yang dibuat oleh peserta setelah magang
sesuai dengan format yang telah ditentukan
LAMPIRAN 3 :
NPM : 19070447
NPM : 19070447
No Hari/Tanggal Kegiatan
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
22 Jum’at, 27
Januari 2023
23 Sabtu, 28
Januari 2023
LAMPIRAN 8 :