Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU


TANGGAL 2 JANUARI – 28 JANUARI 2023

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG


DIRAWAT DI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

Oleh:

MUHAMMAD FARRAS ARRAFI’IRIAN NOOR

19070447

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
DI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG


DIRAWAT DI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

Oleh :
MUHAMMAD FARRAS ARRAFI’IRIAN NOOR
19070447

Telah Dilaksanakan dan Diterima Dengan Baik Oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi

Eddy Rahman, M. Kes Adies Riyana, S. St, M. Gz


NIDN. NIP. 197910062001122001

Ketua Program Studi Direktur RSD Idaman

Chandra, M. Kes dr. Danny Indrawardhana, MMRS


NIDN. NIP. 198006212010011015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena dengan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat melaksanakan magang dan
dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Faktor Risiko Anemia Pada Ibu
Hamil Yang Di Rawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Magang di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru oleh
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari tahun 2023 dan tersusunnya laporan ini berkat
bantuan fisik maupun non fisik. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :

1. Abdul Malik, S. Pt, M. Si, Ph. D selaku Rektor Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari.
2. Meilya Farika Indah, SKM, M. Sc selaku Dekan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin.
3. Chandra, M. Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
4. dr, Danny Indrawardhana, MMRS selaku Direktur Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru
5. Adies Riyana, S. St, M. Gz selaku Pembimbing Instansi Magang di Instalasi
Gizi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
6. Eddy Rahman, M.Kes selaku Dosen pembimbing Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Banjarmasin.
7. Seluruh pegawai di Ruang Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru.
8. Orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan kegiatan magang hingga pembuatan laporan ini selesai.
9. Serta seluruh pihak terkait dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu yang membantu dan memberikan banyak inspirasi dan motivasi dalam
pembuatan laporan magang ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna karena pengetahuan


dan kemampuan penulis masih terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan dan saran yang sifatnya positif guna perbaikan
selanjutnya. Akhir kata semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, 25 Januari 2023

Muhammad Farras Arrafi’irian Noor


19070447
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia angka anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi.


Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018, presentase anemia pada ibu hamil
yang mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2013
sampai 2018. Pada Riskesdas tahun 2013 sebesar 37,15% sedangkan hasil
Riskesdas telah mencapai 48,9% sehingga dapat disimpulkan selama 5
tahun terakhir masalah anemia pada ibu hamil telah meningkat sebesar
11,8%. Dari data tahun 2018, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia
paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun
sebesar 33,7%, usia 35-44 tahun sebesar 33,6%, dan usia 45-54 tahun
sebesar 24%. Prevalensi anemia dan risiko kurang energy kronis pada
perempuan usia subur sangat mempengaruhi kondisi kesehatan anak pada
saat dilahirkan termasuk berpotensi terjadinya berat badan lahir rendah
(BBLR).

Menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan


sekitar 33% orang di dunia menderita anemia, dengan kekurangan zat besi
dianggap sebagai penyebab utama dan anemia menyumbang hampir 9% dari
tahun ke tahun dengan masalah kecacatan. Diperkirakan juga bahwa di
seluruh dunia 32 juta wanita hamil mengalami anemia 496 jiwa wanita tidak
hamil mengalami anemia (World Health Organization,2020).

Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil
mengalami defisiensi zat besi atau kekurangan zat besi di dalam darahnya.
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah sel
merah kurang dari normal dan biasanya yang digunakan sebagai dasarnya
adalah kadar Hemoglobin (Hb). World Health Organization (WHO)
menetapkan kejadian anemia berkisar 20% sampai 89% dengan menentukan
kadar Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan hasil laporan tahunan dan data dari Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota banjarbaru. Kasus kejadian anemia pada ibu hamil, ditemukan
sebanyak 72 kasus di tahun 2022 yang dirawat di Rumah sakit Daerah
Idaman Kota banjarbaru .

Berdasarkan hasil laporan ini, penulis mengambil judul “Faktor Risiko


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Yang Dirawat di Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui apa Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil
Yang Dirawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menganalisis faktor risiko anemia pada ibu hamil yang
dirawat di Rumah Sakit Daerahb Idaman Kota Banjarbaru.
b. Mampu mengidentifikasi masalah terkait faktor risiko anemia pada
ibu hamil yang dirawat di Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru.
c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang digambarkan
dalam bentuk diagram fishbone dan analisis SWOT.
d. Mampu membuat rencana kegiatan dalam rangka meningkatkan
derajat Kesehatan pada ibu hamil yang dirawat di Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru.

C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
a. sebagai bahan masukan untuk pembuatan kebijakan dan penanganan
demi membantu perbaikan program Kesehatan derajat Kesehatan ibu
hamil yang dirawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
2. Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan
dengan ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu lainnya.
b. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis ilmiah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang
c. Memperkaya kajian dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat
terutama sesuai bidang yang digeluti
d. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan di bidang kesehatan
e. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya tulis ilmiah
3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Terjalinnya Kerjasama lintas sektor antara Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Rumah Sakit Daerah
Idaman Banjarbaru dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB II

GAMBARAN TEMPAT UMUM MAGANG

A. ANALISIS SITUASI UMUM


1. Keadaan Geografi
Rumah Sakit Idaerah Idaman Banjarbaru terletak di kelurahan
guntung manggus kecamatan banjarbaru selatan dengan perbatasan yaitu:
1. Sebelah Utara : Kelurahan Guntung Payung
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati
3. Sebelah Timur : Kelurahan Loktabat Selatan
4. Sebelah Barat : Kelurahan Landasan Ulin Timur

Kondisi geografis wilayah kerja Rumah Sakit Daerah Idaman


Banjarbaru Sebagian besar wilayah merupakan dataran tinggi dan
sebagian besar daerah lainnya merupakan daerah hutan. Iklim yang
berpengaruh adalah musim penghujan dan musim kemarau.

2. Keadaan Demografi
Berdasarkan data BPS Kota Banjarbaru dalam Angka Tahun 2022,
perkiraan jumlah penduduk di tahun 2021 mencapai 258.753 jiwa, yang
terdiri dari :
Laki-laki : 130.176 jiwa
Perempuan : 128.577 jiwa
3. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
a. Visi
“Banjarbaru Maju, Agamis, dan Sejahtera”.
b. Misi
“Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan
berakhlak mulia”
c. Motto
“Kesehatan dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”
4. Profil Instansi Tempat Magang
Instalasi Gizi RSD Idaman Kota Banjarbaru dipimpin oleh 1 orang
Kepala Intansi (dalam jabatan fungsional) dan langsung bertanggung
jawab kepada Direktur. Di Rumah Sakit Idaman Kota Banjarbaru,
struktur organisasi mengacu pada struktur pemerintah berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi ini bukan merupakan jabatan struktural. Hal-hal yang perlu
dilaksanakan agar instalasi gizi dapat berjalan sebagaimana mestinya
adalah perlunya pembagian pekerjaan berdasarkan beban kerja yang
selanjutnya dijabarkan dalam jenis/kegiatan pekerjaan dan volume
pekerjaan.
a. Profil Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru
Kelas Rumah Sakit :C
Jenis Rumah Sakit : Umum
Kepemilikan : Pemerintah Kota Banjarbaru
Alamat : Jalan Trikora No. 115 RT. 039 RW. 001,
Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, Provinsi Kalimantan
Selatan
Nomor Telepon : (0511) 6749696
Fax : (0511) 6749696
b. Struktur organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Satuan Polisi Pamong Praja dan RSD Idaman Kota Banjarbaru, maka
struktur organisasi RSD Idaman Kota Banjarbaru sebagai berikut :
Gambar 2.1 Struktur Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
B. Analisis Situasi Khusus
1. Gambaran Bidang Peminatan
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang makanan, gizi, zat
yang terkandung, serta bagaimana cara membuat atau memproses zat
makanan dan hubungannya yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit yang digunakan sebagai acuan dalam menerapkan program
tertentu.
2. Prosedur Pelayanan Gizi Rawat Inap di Ruang Instalasi Gizi RSD
Idaman Banjarbaru
a. Skrining Gizi
Tahapan pelayana gizi rawat inap diawali dengan skrining gizi
oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal (preskripsi diet
awal) oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien yang berisikp, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus.
Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan
metabolic; hemodialisis; anak; geriatric; kanker dengan
kemoterapi/radiasi; luka bakar; pasien dengan imunitas menurun; sakit
kritis; dan sebagainya.
Idelanya dilakukan skrining pada pasien baru 1 x 24 jam setelah
pasien masuk RS. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat, dan
disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan di masing-masing irumah
sakit.contohnya metode skrining antara lain Malnutrition Universal
Screening Tools (MUST), Malnutrition Screening Tools (MST),
Nutrition Risk Screening (NRS) 2002. Skrining untuk pasien anak 1 –
18 tahun dapat digunakan Paediatric Yorkhill Malnutrition Score
(PYMS), Screening Tool for Assessment of Nutrition (STAMP), dan
Strong Kids.
Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malnutrisi,
maka dilakukan pengkajian/asesmen gizi dan dilanjutkan dengan
Langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien
dengan status gizi baik atau tidak berisiko manlnutrisi, dianjurkan
dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang
berisiko malnutri maka dilakukan proses asuhan gizi terstandar.
Pasien sakit kritis atau kasus sulit yang berisiko gangguan gizi
berat akan lebih baik bila ditangani secara tim. Bila rumah sakit
mempunyai Tim Asuhan Gizi/Nutrition Support Team (NST)/Tim
Terapi Gizi (TTG)/Tim Dukungan Gizi (TDG)/Pnaitia Asuhan Gizi,
maka berdasarkan pertimbangan DPJP paisen tersebut dirujuk pada
tim.
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang
berisiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi atau kondisi
khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian
kegiatan yang berulang (siklus) sebagai berikut :

Gambar 2.2 Proses Asuhan Gizi Di Rumah Sakit

1) Assesmen/Pengkajian Gizi
Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu 1)
Anamnesis Riwayat gizi; 2) Data Biokimia, tes medis dan prosedur
(termasuk data laboratorium); 3) Pengukuran Antropomeri; 4)
Pemeriksaan fisik klinis; 5) Riwayat personal.
a) Anamnesis Riwayat Gizi
Anamnesis Riwayat gizi adalah data meliputi asupan
makan termasuk komposisi, pola makan, deit saat ini dan data
lain yang terkait. Selain itu, diperlukan data kepedulian pasien
terhadap gizi dan Kesehatan, aktivitas fisik dan olahraga dan
ketersediaan makanan di lingkungan pasien.
Gambaran asupan makanan dapat digali melalui
anamnesis kualitatif dan kuantitatif. Aanamnesis Riwayat gizi
secara kualittatif dilakukan duntuk memperoleh gambaran
kebiasaan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi penggunaan
bahan makanan. Anamnesis secara kualitatif dilakukan untuk
mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari melalui “recall”
makanan 24 jam dengan alat bantu “food model”. Kemudian
dilakukan analisis zat gizi yang merujuk kepada daftar makanan
penukar, atau daftar komposisi zat gizi makanan.
b) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolic,
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap
timbulnya masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data
laboratoriumterkait masalah gizi harus selaras dengan data
assesmen gizi lainnya seperti Riwayat gizi yang lengkap,
termasuk penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan
sebagainya. Disamping itu proses penyakit Tindakan,
pengobatan, prosedur, dan status hidrasi (cairan) dapat
mempengaruhi perubahan kimiawi darah dan urin, sehingga hal
ini perlu menjadi pertimbangan.
c) Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
Antopometri dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain,
pengukuran tinggi badan (TB); berat badan (BB). Pada kondisi
tinggi berat badan tidak dapat diukur dapat menggunakan
Panjang badan, tinggi lutut (TL), rentang lengan atau separuh
rentang lengan. Pengukuran lain seperti lingkar lengan atas
(LILA), tebal lipatan kulit (skinfold), lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul dapat dilakukan
sesuai dengan kebutuhan. Penilaian status gizi dilakukan dengan
membandingkan beberapa ukuran tersebut diatas misalnya
dengan indeks masa tubuh (IMT) yaitu rasio BB terhadap TB.
Parameter antopometri yang penting untuk melakukan
evaluaso status gizi pada bayi, anak, dan remaja adalah
pertumbuhan. Pertumbuhan ini dapat digambarkan melalui
pengukuran antopometri seperti berat badan, Panjang atau tinggi
badanm lingkar kepala dan beberapa pengukuran lainnya. Hasil
pengukuran ini kemudian dibandingkan dengan standar.
Pemeriksaan fisik yang paling sederhana untuk melihat
status gizi pada pasien rawat inap adalah BB. Pasien sebaiknya
ditimbang dengan menggunakan timbangan yang
akurat/terkalibrasi dengan baik. Berat badan akurat sebaiknya
dibandingkan dengan BB ideal pasien atau BB pasien sebelum
sakit. Pengukuran BB sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
diantaranya dengan perhitungan IMT. Namun, pada pengukuran
ini terkadang terjadi kesalahan yang disebabkan oleh adanya
edema.
BB pasien sebaiknya dicatat pada saat pasien masuk
dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodic selama
pasien dirawat minimal setiap 7 hari.
d) Pemeriksaan fisik/klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat
menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik terkait gizi
merupakan kombinasi dari tanda-tanda vital dan antopometri
yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien serta
wawancara. Contoh beberapa data pemeriksaan fisik terkait gizi
antara lain edema, asites, kondisi gigi geligi, massa otot yang
hilang, lemak tubuh yang menumpuk, dan lai-lain.
e) Riwayat personal
Data Riwayat personal meliputi 4 area yaitu Riwayat obat-
obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi; sosial budaya;
Riwayat penyakit; data umum pasien.
1) Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang
dikonsumsi
2) Sosial budaya
Status ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah,
dukungan pelayanan Kesehatan dan sosial serta hubungan
sosial
3) Riwayat penyakit
Keluhan utama yang terkait debngan masalah gizi, Riwayat
penyakit dulu dan sekarang, Riwayat pembedahan, penyakit
kronik atau risiko komplikasi, Riwayat penyakit keluarga,
status Kesehatan mental/emosi serta kemampuan kognitif
seperti pada pasien stroke
4) Data umum pasien antara lain umur, pekerjasan, dan tingkat
Pendidikan.
2) Diagnosis Gizi
Pada Langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang
terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah
masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi secara
singkat dan jelas menggunakan terminology yang ada.
Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau
Problem Etiologi dan Signs/Symptoms. Diagnosis gizi
dikelompokkan menjadi tiga domain, yaitu :
a) Domain asupan adalah masalah actual yang berhubungan
dengan asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari
makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan enteral.
Contoh :
Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan perubahan
indera perasa dan nafsu makan {E} ditandai dengan asupan
protein rata-rata sehari kurang dari 40% kebutuhan (S)
b) Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan
kondisi medis atau fisik/fungsi organ.
Contoh :
Kesulitan menyusui (P) berkaitan dengan E) kurangnya
dukungan keluarga ditandai dengan penggunaan susu formula
bayi tambahan (S)
c) Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan
dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan
akses dan keamanan makanan.
Contoh :
Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (P) berkaitan
dengan mendapat informasi yang salah dari lingkungannya
mengenai anjuran diet yang dijalaninya E) ditandai dengan
memilih bahan makanan/makanan yang tidak dianjurkan dan
aktivitas fisik yang tidak sesuai dengan anjuran (S)
3) Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan
intervensi dan implementasi.
a) Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat untuk merujuk pada diagnosis gizi
yang ditegakkan. Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi
berdasarkan penyebab masalahnya (etiologi) atau bila penyebab
tidak dapat diintervensi masa strategi intervensi ditujukan untuk
mengurangi gejala/tanda (Sign & Sympton). Tentukan pula
jadwal dan frekuensi asuhan. Output dari intervensi ini adalah
tujuan yang terukur, preskripsi diet dan strategi pelaksanaan
(implementasi).
Perencanaan intervensi meliputi :
1) Penetapan Tujuan Intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai, dan
ditentukan waktunya.
2) Preskipsi Diet
Preskripsi diet secara singkat menggambarkan
rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi,
frekuensi makanan.
a) Perhitungan Kebutuhan Gizi
Penentuan kebutuhan zat gizi yang diberikan kepada
pasien/kllien atas dasar diagnosis gizi, kondisi pasien dan
jenis penyakitnya.
b) Jenis Diet
Pada umumnya pasien masuk ke ruang rawat sudah
dibuat permintaan makanan berdasarkan pesanan/order
diet awal dari dokter jaga/penanggung jawab pelayanan
(DPJP). Dietisien Bersama tim atau secara mandiri akan
menetapkan jenis diet berdasarkan diagnosis gizi, bila
jenis diet yang ditentukan sesuai dengan diet order maka
diet tersebut diteruskan dengan dilengkapi dengan
rancangan diet. Bila tidak sesuai akan dilakukan usulan
perubahan jenis diet dengan mendiskusikannya terlebih
dahulu Bersama (DPJP).
c) Modifikasi Diet
Modifikasi diet merupakan pengubahan dari
makanan biasa (normal). Pengubahan dapat berupa
perubahan dalam konsistensi; meningkatkan/ menurunkan
nilai energi; menambah/mengurangi jenis bahan makanan
tertentu atau zat gizi yang dikonsumsi; membatasi jenis
atau kandungan makanan tertentu; menyesuaikan
komposisi zat gizi (protein, lemak, KH, cairan dan zat gizi
lain); mengubah jumlah, frekuensi makanan dan tute
makanan. Makan di RS umunya berbentuk makanan biasa,
lunak, dan cair.
d) Jadwal Pemberian Diet
Jadwal pemberian diet/makanan dituliskan dengan
pola makan sebagai contoh :
Makan pagi : 500 kalori; makan siang: 600 kalori; makan
malam; 600 kalori; selingan pagi: 200 kalori; selingan
sore: 200 kalori.
e) Jalur Makanan
Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral dan
enteral atau parenteral.
b) Implementasi Intervensi
Impelemntasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi
dimana dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan
rencana asuhan kepada pasien dan tenaga Kesehatan atau
tenaga lain yang terkait. Suatu intervensi gizi harus
menggambarkan dengan jelas : “apa, dimana, kapan, dan
bagaimana” intervensi itu dilakukan. Kegiatan ini juga
termasuk pengumpulan data Kembali, dimana data tersebut
dapat menjunjkan respons pasien dan perlu atau tidaknya
modifikasi intervensi gizi.
Untuk kepentingan dokumentasi dan persepsi yang
sama, intervensi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberian makanan atau zat gizi, edukasi gizi, konseling gizi
dan koordinasi pelayanan gizi, setiap kelompok mempunyai
terminologynya masing-masing.

4) Monitoring dan Evaluasi Gizi


Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk
mengetahui respon pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya Tiga langkah kegiatan monitoring dan evaluasi
gizi, yaitu :
a) Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati
perkembangan kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien
maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor
perkembangan antara lain :
(1)Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
(2)Mengecek asupan makan pasien/klien
(3)Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
(4)rencana/preskripsi Diet.
(5)Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau
berubah
(6)Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negative
(7)Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak
adanya perkembangan dari kondisi pasien/klien
b) Mengukur hasil. Kegiatan ini adalah mengukur
perkembangan/perubahan yang terjadi sebagai respon terhadap
intervensi gizi. Parameter yang harus diukur berdasarkan tanda
dan gejala dari diagnosis gizi.
c) Evaluasi hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan
didapatkan 4 jenis hasil, yaitu :
(1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat
pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang
mungkin mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan
zat gizi.
(2) Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan
makanan dan atau zat gizi dari berbagai sumber, misalnya
makanan, minuman, suplemen, dan melalui rute enteral
maupun parenteral.
(3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi
yaitu pengukuran yang terkait dengan antropometri,
biokimia dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
(4) Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang
diberikan pada kualitas hidupnya.

3. Struktur Organisasi Bidang Gizi

Gambar 2.3 Struktur Kepegawaian


Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah
Idaman
Table 2.1 Status Kepegawaian di Ruang
Instalasi Gizi
No Jabatan Jumlah Status Kepegawaian
Pegawai ASN BLUD
1 Nutrisionis Pelaksana 7 6 1
2 Nutrisionis Pelaksana 6 6 0
Lanjutan
3 Nutrisionis Penyelia 1 1 0
4 Nutrisionis Pertama 2 2 0
5 Nutrisionis Muda 2 2 0
6 Nutrisionis Madya 2 2 0
7 Nutrisionis Ahli Pertama 1 0 1
8 Pelaksana Umum 1 1 0
9 Pengolah makanan 3 0 3
(Bakery)
10 Pengolah Makanan (Boga) 11 5 6
11 Petugas Distribusi 11 0 11
(Pramusaji)
12 Pengadminitrasi 1 0 1
Jumlah 48 25 23

4. Kasus Kejadian Anemia di Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru

Tabel 2.2 Jumlah Kejadian Anemia Tahun 2022 di Ruang Merpati

No Bulan Jumlah Kasus


1 Januari 7
2 Februari 8
3 Maret 3
4 April 6
5 Mei 5
6 Juni 6
7 Juli 2
8 Agustus 9
9 September 3
10 Oktober 10
11 November 6
12 Desember 7
Total 72
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Uraian Kegiatan
1. Uraian pelaksanaan Magang
Kegiatan magang di Rumah Sakit Daerah Banjarbaru dilaksanakan
mulai tanggal 2 Januari 2022 sampai dengan. Adapun uraian kegiatan
selama pelaksanaan magang berdasarkan tahapan waktu (per minggu),
yaitu :
Table 3.1 Jadwal Magang Mahasiswa

Kegiatan Pekan Ke-


I II III IV V
Persiapan dan Pembekalan
Pelaksanaan Program Magang
Konsultasi
Pembuatan Laporan
Seminar Laporan Magang
Revisi

Table 3.2 Uraian Kegiatan Magang

No Hari/Tanggal Kegiatan

Minggu ke-1

1 Senin, 2 Pengenalan dan pengarahan di ruang Instalasi


Januari 2023 Gizi

2 Selasa, 3 Persiapan logistik menuju dapur dan melengkapi


Januari 2023 data laporan

3 Rabu, 4 Pengecekan E-Tiket di ruang penyajian dan


Januari 2023 konsul kepada pembimbing instansi

4 Kamis, 5 Pengecekan E-Tiket di ruang penyajian dan


Januari 2023 konsul kepada pembimbing instansi

5 Jum’at, 6 Mengumpulkan data dan mengerjakan laporan


Januari 2023 magang

6 Sabtu, 7 Pengecekan E-Tiket dan konsultasi dengan


Januari 2023 pembimbing magang

Minggu ke-2

7 Senin, 9 Mengerjakan laporan magtang dan mengerjakan


Januari 2023 program kerja

8 Selasa, 10 Mengerjakan laporan dan mengerjakan program


Januari 2023 kerja

9 Rabu, 11 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

10 Kamis, 12 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

11 Jum’at, 13 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

12 Sabtu, 14 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

Minggu ke-3

13 Senin, 16 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

14 Selasa, 17 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

15 Rabu, 18 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

16 Kamis, 19 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati dan mengerjakan laporan

17 Jum’at, 20 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati dan mengerjakan laporan

18 Sabtu, 21 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati dan mengerjakan laporan

Minggu ke-4

19 Selasa, 24 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati, mengerjakan laporan, dan konsul
kepada pembimbing instansi

20 Rabu, 25 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati, mengerjakan laporan, dan konsul
kepada pembimbing instansi

21 Kamis, 26 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati, mengerjakan laporan, dan konsul
kepada pembimbing instansi

22 Jum’at, 27
Januari 2023

23 Sabtu, 28
Januari 2023

2. Dokumentasi kegiatan
Gambar 3.1 Acara Pembukaan dan Pelepasan Mahasiswa Menuju
Lokasi Instansi Magang

Gambar 3.2 Acara Pembukaan Kegiatan Magang


Gambar 3.3 Pengecekan E-Tiket Makanan Pasien di Ruang Instalasi Gizi
Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru

Gambar 3.4 Kegiatan Konseling Kepada Pasien

Gambar 3.5 Foto Bersama Pendamping Konseling di Ruang Merpati

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data laporan tahunan di Ruang Merpati Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota banjarbaru, pada kasus kejadian anemia pada ibu hamil
terdapat sebanyak 72 kasus di tahun 2022 yang di rawat di Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
Identifikasi masalah ini dilakukan dengan maksud mengelompokkan
masalah yang menjadi risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Berkaitan
dengan angka kasus kejadian anemia pada ibu hamil di Rumah Sakit Idaman
Kota Banjarbaru, adapun beberapa penyebabnya sebagai faktor risiko
kejadian anemia antara lain sebagai berikut :
1. Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah
dan mengonsumsi makanan yang bergizi selama kehamilan sampai
setelah melahirkan.
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam mencegah
anemia dan pengobatannya.
3. Kurangnya kesadaran untuk memeriksakan Kesehatan dan kadar Hb ibu
selama kehamilan.
4. Usia ibu hamil diatas 35 tahun memungkinkan terkena anemia yang
disebabkan pengaruh turunnya cadangan zat besi di dalam tubuh ibu.
5. Minimnya kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan anemia
pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahan anemia pada ibu hamil.
6. Status ekonomi keluarga yang akan memberikan dampak ibu hamil
dalam masa pemulihan gizi.
7. Keadaan demografi yang kurang mendukung dalam pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil.
8. Kesibukkan ibu dan suami yang menyababkan tidak rutin memeriksakan
keshatan.
Gambar 3.6 Diagram Fishbone Faktor Risiko Anemia

MANUSIA
METODE
- Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi Tablet tambah darah
- Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi makanan yang bergizi
Kurangnya media promosi
selama kehamilan sampai setelah
melahirkan Kesehatan khususnya
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran yang berkaitan dengan
ibu hamil dalam pencegahan anemia anemian pada ibu hamil
- Kurangnya keasadaran untuk sebagai bentuk ANEMIA
\
memeriksakan Kesehatan dan kadar Hb pencegahan dan PASCA
ibu selama kehamilan penanggulangan anemia
- Usia kehamilan yang tua (diatas 35 pada ibu hamil
tahun) berisiko terkena anemia

Status ekonomi keluarga - Keadaan demografi yang


akan memberikan dampak kurang mendukung dalam
pada ibu hamil dalam pencegahan dan
pemenuhan gizi penanggulangan anemia
pada ibu hamil
- Kesibukan Ibu dan suami
yang menyebabkan tidak
melakukan pemeriksaan
Kesehatan secara rutin

EKONOMI LINGKUNGAN

C. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah menggunakan analisis
SWOT mengenai Faktor Risiko Anemia di Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru, dapat diberikan pemecahan masalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Analisis SWOT

Strength (kekuatan) Weakness


INTERNAL - Manajemen Rumah (Kelemahan)
Sakit terstruktur dan - Penyuluhan
terorganisasi kesehatan kepada
- Ada program khusus ibu hamil dengan
ibu hamil di ruang anemia masih
klinik gizi, klinik kurang
kandungan, dan - Kurangnya media
klinik Nifas sebagai cetak di Rumah
tempat konsultasi Sakit Idaman Kota
mempermudah Banjarbaru tentang
masyarakat anemia pada ibu
mendapatkan hamil
informasi

EKSTERNAL

Peluang Strategi S-O Stretegi S-T


(Opportunity) - Mempermudah - Memberikan
- Ibu hamil dan janin akses pelayanan konseling tentang
sehat dari masa dengan memberikan pencegahan,
mengandung sampai konsultasi untuk ibu penanggulangan
persalinan hamil yang ingin serta pemenuhan
bertanya mengenai asupan gizi pada ibu
pencegahan, hamil dengan
penanggulangan anemia
serta pemenuhan - Menyediakan media
asupan gizi pada ibu cetak terkait tentang
hamil dengan pencegahan,
anemia penanggulangan
- Memperdayakan serta pemenuhan
kader dan tenaga asupan gizi pada ibu
Kesehatan hamil dengan
semaksimal anemia
mungkin demi - Memanfaatkan
tercapainya target kader dan tenaga
yang diinginkan Kesehatan seoptimal
mungkin dalam
meningkatkan
penyuluhan atau
konseling tentang
anemia pada ibu
hamil dan
memotivasi dalam
mengonsumsi tablet
tambah darah

Threat (Ancaman) Strategi W-O Strategi W-T


- Kurangnya - Meningkatkan - Tenaga Kesehatan
pemahaman ibu kegiatan Promosi memberikan
hamil dengan kesehatan tentang konseling
anemia terhadap anemia pada ibu menggunakan media
mengonsumsi tablet hamil dalam bentuk cetak seperti leaflet
tambah darah serta upaya agar ibu hamil dan
mengonsumsi penanggulangan dapat mudah
makanan yang serta pencegahan mengerti tentang apa
bergizi anemia yang dijelaskan oleh
- Menjalankan petugas Kesehatan
program yang - Menyediakan
terstruktur agar pelayanan Kesehatan
sesuai target secara dari pemerintah
menyeluruh untuk masyarakat
seperti poliklinik
demi menangani
permasalahan-
permasalahan ibu
hamil

D. Rencana kegiatan
Untuk meningkatkan kepedulian kepada ibu hamil untuk mendapat
informasi terkait anemia pada ibu hamil, ada beberapa Langkah dan strategi
yang dilakukan sebagai berikut :
Tabel 3.4

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan


tempat
1 Konseling pada Memberikan edukasi Ibu hamil Ruangan
ibu hamil pasca terkait tentang dan suami rawat inap
melahirkan penanggulangan dan Merpati
pemenuhan asuan
gizi pada ibu nifas
dengan anemia
2 Pemantauan Untuk mengetahui Ibu nifas Pelayanan
Kadar Hb saat seberapa pencapaian bisa
ibu nifas yang sudah tercapai dilakukan
di
poliklinik
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari data laporan Ruang Merpati di Rumah Sakit Daerah Idaman
Banjarbaru, terdapat sebanyak 72 kasus kejadian anemia pada ibu hamil
yang dirawat di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru di tahun 2022. Penyebab
tingginya kasus anemia sebagai faktor risiko kejadian anemia di Rumah
Sakit Daerah Idaman Banjarbaru adalah :
1. Kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah
dan mengonsumsi makanan yang bergizi selama kehamilan sampai
setelah melahirkan.
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam mencegah
anemia dan pengobatannya.
3. Kurangnya kesadaran untuk memeriksakan Kesehatan dan kadar Hb ibu
selama kehamilan.
4. Usia ibu hamil diatas 35 tahun memungkinkan terkena anemia yang
disebabkan pengaruh turunnya cadangan zat besi di dalam tubuh ibu.
5. Minimnya kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan anemia
pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahan anemia pada ibu hamil.
6. Status ekonomi keluarga yang akan memberikan dampak ibu hamil
dalam masa pemulihan gizi
7. Keadaan demografi yang kurang mendukung dalam pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil
8. Kesibukkan ibu dan suami yang menyababkan tidak rutin memeriksakan
keshatan.

Dalam pemecahan masalahnya, upaya yang dilakukan yaitu seperti


memberikan konseling terkait penyebab, pencegahan, pengobatan anemia
pada ibu hamil dan ibu nifas,, menyediakan media cetak yang berisi
infomrasi tentang pengertian, gejala, penyebab, pencegahan, dan
pengobatan anemia pada ibu hamil dan ibu nifas, serta memanfaatkan
tenaga kesehatan dalam meningkatkan edukasi atau konseling dalam
pemenuhan asupan makanan dan memotivasi ibu hamil agar meminum
tablet tambah darah (Fe) minimal 90 butir selama 3 bulan (90 hari) berturut-
turut.

B. Saran
1. Bagi Instansi Magang
a. Memberikan informasi kepada pasien dan masyarakat tentang faktor
risiko anemia terhadap ibu hamil
b. Melakukan konseling kepada pasien penderita anemia.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Magang Mahasiswa UNISKA

http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/24138/3/3
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1:

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah SD
SMP SMA
Diploma

Pekerjaan : Tidak Bekerja IRT


PNS Buruh /Petani
Wiraswasta Pedagang
Pensiunan Lainnya

Dengan ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden


dalam penelitian ini. Saya akan memberikan informasi yang benar sesuai apa yang
saya ketahui sebagai responden penelitian. Demikian surat persetujuan ini saya
buat tanpa paksaan dari pihak manapun.

Banjarbaru, Januari 2023

Responden
Kuesioner Anemia Pada Ibu Hamil / Ibu Nifas

Pengetahuan Dan Kesadaran Ibu Hamil Tentang Anemia


N Pertanyaan B S
O
1 Seorang ibu (hamil/nifas) dianggap anemia apabila kadar
Hb dibawah 11 gr/dl
2 Kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia
3 Sayuran hijau, kacang-kacangan, dan protein hewani
banyak mengandung zat besi
4 Kelopak mata, bibir, kuku, dan telapak tangan yang pucat
merupakan tanda gejala anemia
5 Pada saat hamil, saya selalu memeriksakan kadar
hemoglobin (Hb)

Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe)


No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) kurang


dari 90 butir
2 Saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) karena
anjuran petugas kesehatan/bidan/dokter
3 Saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) hanya
ketika merasakan lemas, lelah dan lesu
4 Saya akan berhenti mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe) karena merasakan rasa tidak enak (mual dan
muntah) setelah mengkonsumsinya
5 Saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) untuk
kesehatan saya dan janin

Kuesioner Asupan Gizi Ibu Hamil Anemia


No Pertanyaan Sering Kadang- Jarang Tidak
Kadang Pernah
1 Seberapa sering anda mengonsumsi
buah-buahan setiap harinya?
2 Seberapa sering anda mengonsumsi
sayuran?
3 Seberapa sering anda mengonsumsi
makanan berkemasan? (misalnya
seperti sarden dan mie instan)
4 Seberapa sering anda meminum
kopi?
5 Apakah anda sering mengonsumsi
makanan yang tinggi zat besi seperti
ayam dan ikan?
LAMPIRAN 2 :

LEMBAR EVALUASI MAGANG OLEH PEMBIMBING INSTANSI

Nama Mahasiswa : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor


NPM : 19070447
Tempat Magang : Rumah Sakit Dalam Idaman Kota Banjarbaru

No Aspek yang dinilai Nili (0-100)


1. Kesiplinan
2. Penampilan
3. Kerjasama
4. Kreativitas
5. Aktivitas
6. Laporan Magang
TOTAL

Rata-rata : =
6
Banjarmasin, Januari 2023

Adies Riyana, S.St, M. Gz


NIP. 197910062001122001

Keterangan
1. Kedisiplinan : Ketepatan waktu, kehadiran, taat pada peraturan
2. Penampilan : cara berpakaian, keramahan, sopan santun
3. Kerjasama : Kerjasama antar teman magang (bila ada), karyawan di
instansi, atasan dan pembimbing
4. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif dan inovatif, baik
untuk instansi maupun fakultas
5. Aktifitas : Banyaknya kegiatan yang bermanfaat yang telah
dilaksanakan selama magang
6. Laporan magang : Bukti tertulis yang dibuat oleh peserta setelah magang
sesuai dengan format yang telah ditentukan
LAMPIRAN 3 :

LEMBAR EVALUASI MAGANG OLEH DOSEN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor


NPM : 19070447
Tempat Magang : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru

No Aspek yang dinilai Nilai (0-100)


1. Kedisiplinan
2. Penampilan
3. Kerjasama
4. Kreativitas
5. Laporan Magang
- Penulisan/ Isi
- Penyajian
- Tanya Jawab
Total
Rata-rata : =
5
Banjarmasin, Januari 2023

Eddy Rahman, M. Kes


NIDN.
Keterangan
i. Kedisiplinan : Ketepatan waktu, kehadiran, dan kejujuran
ii. Penampilan : Cara berpakaian (aturan yang berlaku di fakultas)
keramahan, dan sopan santun
iii. Kerjasama : Kerjasama saat penulisan/ pembuatan laporan
iv. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif dan inovatif pada saat
pembuatan laporan
v. Laporan magang : Kesesuaian penulisan, pemahaman, sikap dan perilaku
pada saat seminar laporan magang
LAMPIRAN 4 :

LEMBAR REKAPITULASI PENILAIAN MAGANG

Nama Mahasiswa : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor


NPM : 19070447
Tempat Magang : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru

PENILAI NILAI ANGKA BOBOT


Dosen Pembimbing 50% =
Pembimbing Instansi 50% =
Jumlah 100% =
Nilai Huruf : Nilai mentah :

Banjarmasin, Januari 2023 Banjarmasin, Januari 2023

Eddy Rahman, M. Kes Adies Riyana, S.St, M. Gz

NIDN. NIP. 197910062001122001


LAMPIRAN 5 :

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK PRESENTASI MAGANG

Laporan Magang Oleh :


Nama : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor
NPM : 19070447
Tempat Magang : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Banjarmasin, Januari 2023

Eddy Rahman, M. Kes


NIDN.
LAMPIRAN 6 :

FORMULIR BIMBINGAN MAGANG

Nama Mahasiswa : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor

NPM : 19070447

Tempat Magang : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru

Bimbinga Tanggal Pokok Bahasan Tanda Tangan Tanda Tangan


n Ke Pembimbing Dosen
Instansi Pembimbing
1
2
3
4
LAMPIRAN 7 :

LEMBAR KEHADIRAN MAHASISWA MAGANG DI INSTANSI

Nama Mahasiswa : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor

NPM : 19070447

Tempat Magang : Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru

Pembimbing Instansi : Adies Riyana, S.ST, M.Gz

No Hari/Tanggal Kegiatan

Minggu ke-1

1 Senin, 2 Pengenalan dan pengarahan di ruang Instalasi


Januari 2023 Gizi

2 Selasa, 3 Persiapan logistik menuju dapur dan melengkapi


Januari 2023 data laporan

3 Rabu, 4 Pengecekan E-Tiket di ruang penyajian dan


Januari 2023 konsul kepada pembimbing instansi

4 Kamis, 5 Pengecekan E-Tiket di ruang penyajian dan


Januari 2023 konsul kepada pembimbing instansi

5 Jum’at, 6 Mengumpulkan data dan mengerjakan laporan


Januari 2023 magang

6 Sabtu, 7 Pengecekan E-Tiket dan konsultasi dengan


Januari 2023 pembimbing magang

Minggu ke-2

7 Senin, 9 Mengerjakan laporan magtang dan mengerjakan


Januari 2023 program kerja
8 Selasa, 10 Mengerjakan laporan dan mengerjakan program
Januari 2023 kerja

9 Rabu, 11 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

10 Kamis, 12 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

11 Jum’at, 13 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

12 Sabtu, 14 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

Minggu ke-3

13 Senin, 16 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

14 Selasa, 17 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

15 Rabu, 18 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati

16 Kamis, 19 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati dan mengerjakan laporan

17 Jum’at, 20 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati dan mengerjakan laporan

18 Sabtu, 21 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati dan mengerjakan laporan

Minggu ke-4

19 Selasa, 24 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati, mengerjakan laporan, dan konsul
kepada pembimbing instansi

20 Rabu, 25 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati, mengerjakan laporan, dan konsul
kepada pembimbing instansi

21 Kamis, 26 Konseling kepada pasien pasca melahirkan di


Januari 2023 ruang merpati, mengerjakan laporan, dan konsul
kepada pembimbing instansi

22 Jum’at, 27
Januari 2023

23 Sabtu, 28
Januari 2023
LAMPIRAN 8 :

LEMBAR DAFTAR PESERTA


YANG AKAN MENGHADIRI SEMINAR LAPORAN MAGANG

Nama : Muhammad Farras Arrafi’irian Noor


NPM : 19070447
Judul Laporan : Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil yang
Dirawat di Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
Hari/Jam :

No Nama NPM Tanda Tangan

Banjarmasin, Januari 2023 Banjarmasin, Januari 2023


Penulis,

Eddy Rahman, M. Kes Muhammad Farras Arrafi’irian Noor


NIDN. NPM. 19070447

Anda mungkin juga menyukai