Anda di halaman 1dari 77

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
TAHUN 2023

SKRIPSI
Diajukan Guna Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:
UMRO’ATUL MUKARROMAH
NPM 19070107

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Oleh Umro’atul Mukarromah


Telah diperiksa dan disetujui untuk disidangkan
Banjarmasin, Juli 2023

Pembimbing I,

Ari Widyarni, SKM., M.Kes


NIDN. 1127108603

Pembimbing II

Edy Ariyanto, SKM., M.Kes


NIDN. 1122028802

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Umro’atul Mukarromah


Telah dipertahankan didepan dewan penguji
Pada tanggal Juli 2023
Dewan penguji

Ketua

Ari Widyarni, SKM., M.Kes


NIDN. 1127108603
Anggota

Edy Ariyanto, SKM., M.Kes


NIDN. 1122028802

Anggota

M.Febriza Aquarista, SKM., M. Kes


NIDN. 1116128801

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Umro’atul Mukarromah

Npm : 19070107

Tempat Tanggal Lahir : Puruk cahu, 11 Maret 2000

Agama : Islam

Nama Ayah : Rijali Rakhman

Nama Ibu : Herliana

Alamat : Jln, Jendral sudirman km 2 Puruk cahu

No HP : 081356942755

Email : umrahatul56@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

 SDN SEBERANG 2 PURUK CAHU

 MTSN 1 PURUK CAHU

 MA MUH 2 AL-FURQON BANJARMASIN

 S-1 Kesehatan masyarakat, fakultas kesehatan masyarakat,

universitas islam Muhammad arsyad al banjari Banjarmasin

(UNISKA)

iii
ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSIPADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2023

Umro’atul Mukarromah
Pembimbing I : Ari Widyarni, SKM., M.Kes
Pembimbing II : Edy Ariyanto, SKM., M.Kes

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa prevalensi


global hipertensi saat ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi
hipertensi tertinggi di Afrika yaitu sebesar 27%. Asia Tenggara menempati urutan
ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% dari total populasi. Data dari dinas
kesehatan kota Banjarmasin pada tahun 2018 Puskesmas sungai jingah memiliki
angka kejadian hipertensi tertinngi antar puskesmas sebanyak 5.140, data yang
diperoleh dari Puskesmas kelayan timur kota Banjarmasin pada tahun 2022
hipertensi menduduki peringkat pertama, sebanyak 1.632 kasus hipertensi, pada
kasus hipertensi pada orang dewasa bulan Januari-April 2023 berjumlah
501.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan Usia, jenis kelamin
dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di wilayah
kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023. Metode
penelitian ini kuantitatif yang bersifat analisis dengan pendekatan cross sectional
dan jumlah sampel 86 responden. Hasil analisis univariat diperoleh kejadian
hipertensi sebagian besar pada kategori hipertensi,sebanyak 54 (62,8%)
responden, usia responden sebagian besar dengan usia berisiko >35 tahun,
sebanyak 59 (68,6%) responden, jenis kelamin responden sebagian besar berjenis
kelamin perempuan, sebanyak 62 (72,1%) responden dan riwayat keluarga
responden sebagian besardengan tidak ada riwayat keluarga sebanyak 53 (61,6%)
responden. Hasil bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan ada hubungan
usia (p-value=0,000), tidak ada hubungan jenis kelamin (p-value=1,000) dan tidak
ada hubungan riwayat keluarga (p-value=0,919) dengan kejadian hipertensi.
Disarankan Puskesmas lebih intensif lagi memberikan informasi tentang tekanan
darah pada masyarakat misalnya dengan lebih banyak lagi melakukan jadwal
penyuluhan tentang mempertahankan tekanan darah normal pada masyarakat

Kata Kunci : Hipertensi, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga, Usia


Kepustakaan : 39 (2005-2022)

iv
ABSTRACT
FACTORS ASSOCIATED WITH THE INCIDENCE OF HYPERTENSION
IN ADULTS IN THE WORK AREA PUSKESMAS KELAYAN EAST OF
BANJARMASIN CITY IN 2023

Umro’atul Mukarromah
Mentor I : Ari Widyarni, SKM., M.Kes
Guide II : Edy Ariyanto, SKM., M.Kes

The World Health Organization (WHO) estimates that the current global
prevalence of hypertension is 22% of the world's total population. The prevalence
of hypertension is highest in Africa at 27%. Southeast Asia ranks 3rd highest with
a prevalence of 25% of the total population. Data from the Banjarmasin city
health office in 2018 Puskesmas sungai jingah has the highest incidence of
hypertension among Puskesmas 5,140, data obtained from The East Kelayan
Puskesmas of Banjarmasin City in 2022 hypertension ranked first, as many as
1,632 cases of hypertension, in cases of hypertension in adults in January-April
2023 amounted to 501.The purpose of this study was to determine the relationship
between age, gender and family history with the incidence of hypertension in
adults in the work area of the East Kelayan Puskesmas of Banjarmasin City in
2023. This research method is quantitative in nature analysis with a cross sectional
approach and a sample size of 86 respondents. The results of univariate analysis
obtained that the incidence of hypertension was mostly in the hypertension
category, as many as 54 (62.8%) respondents, the age of respondents was mostly
with a risk age of> 35 years, as many as 59 (68.6%) respondents, the gender of
respondents was mostly female, as many as 62 (72.1%) respondents and the
family history of respondents was mostly with no family history as many as 53
(61.6%) respondents. Bivariate results using the Chi Square test showed that there
was a relationship between age (p-value = 0.000), no relationship between gender
(p-value = 1.000) and no family history (p-value = 0.919) with the incidence of
hypertension. It is recommended that officers increase the schedule for
counseling to the community so that people easily understand and understand how
dangerous hypertension is.

Keywords : Hypertension, Gender, Family History, Age


Literature : 39 (2005-2022)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Berkah dan

Rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, skripsi ini berjudul “Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang Dewasa Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023”. Penyusunan

skripsi ini merupakan sebagian dari tugas yang harus dipenuhi Mahasiswa(i)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad

Arsyad AlBanjari Banjarmasin untuk persyaratan memperoleh gelar sarjana

Kesehatan Masyarakat.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang seber-

besarnya kepada:

1. Prof. Ir. Abd. Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D., IPU., ASEAN, Eng, selaku Rektor

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al banjari Banjarmasin

2. Meilya Farika Indah, SKM., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al banjari

Banjarmasin

3. Chandra, SKM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banjarmasin.

4. Ari Widyarni, SKM., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al banjari

Banjarmasin.

vi
5. Edy Ariyanto, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banjarmasin.

6. M. Febriza Aquarista, SKM., M.Kes selaku Dosen Penguji Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al

banjari Banjarmasin.

7. Para dosen dan seluruh staf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

(FKM) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banjarmasin.

8. drg. Roy Kurniady selaku Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin

untuk memberikan informasi data dan izin untuk melakukan penelitian di

wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur.

9. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Kelayan Timur terima kasih atas

bantuan dan kerja samanya.

10. Seluruh responden yang sudah bersedia dalam meluangkan waktunya untuk

menjadi sampel dalam penelitian ini.

11. Kedua orang tua, adik serta keluarga yang telah memberikan semangat,

dukungan dan do’a restunya dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dan memberi semangat

dalam menyusun skripsi penelitian ini.

13. Terakhir, diri saya sendiri Umro’atul Mukarromah atas segala kerja keras dan

semangatnya sehingga tidak pernah menyerah dalam mengerjakan tugas akhir

skripsi ini.

vii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Namun

demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan terdorong

oleh rasa ingin tahu, kemauan, dan kerja keras sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu penulis harapkan dengan kesempurnaan pembuatan

Proposal ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

Subhanallahu Wata’ala senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin Aamiin

Ya Robbal’Alamin.

Banjarmasin, 22 Juli 2023

Peneliti

viii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMNA PERSETUJUAN .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
KEASLIAN PENELITIAN..................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
ABSTRAC ................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB1 PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................7
D. Manfaat Penelitian ................................................................8
E. Keaslian Penelitian ...............................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................11
A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi ..................................11
B. Tinjauan Umum tentang Usia.............................................22
C. Tinjauan Umum tentang Jenis Kelamin..............................23
D. Tinjauan Umum Tentang Riwayat Keluarga......................24
E. Kerangka Teori ...................................................................26
F. Kerangka Konsep ...............................................................27
G. Hipotesis .............................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................29
A. Rancangan Penelitian .........................................................29
B. Populasi dan Sampel...........................................................29
C. Instrumen Penelitian ...........................................................31
D. Variabel Penelitian .............................................................31
E. Definisi Operasional ...........................................................32
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................34
G. Cara Analisis Data ..............................................................34
H. Biaya Dan Waktu Penelitian ..............................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................40
A. Hasil Penelitian..................................................................41
B. Pembahasan .......................................................................50
BAB V PENUTUP ...........................................................................................
A. KESIMPULAN .................................................................60
B. SARAN .............................................................................61

ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ...................................................................................8
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC-VIII 2003.....................................12
Tabel 2.2 Klasifikasi Usia ......................................................................................22
Tabel 3.1 Definisi Operasional...............................................................................32
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Tahapan Penelitian ................................................39
Tabel 4.1 Jumlah pendudk menurut jenis dan penduduk berdasarkan kelompok
umur di wilayah kerja puskesmas kelayan timur tahun 2023 ................42
Tabel 4.2 sarana kesehatan di wilayah kerja puskesmas kelayan timur kota
Banjarmasin tahun 2023 ........................................................................43
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden diwilayah kerja puskesmas
kelayan timur kota Banjarmasin tahun 2023 .........................................44
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan kejadian hipertensi pada orang dewasa
di wilayah kerja puskesmas kelayan timur Banjarmasin tahun 2023 ....45
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan usia pada orang dewasa di wilayah
kerja puskesmas kelayan timur kota Banjarmasin tahun 2023 ..............45
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin pada orang dewasa di
wilayah kerja puskesmas kelayan timur kota Banjarmasin tahun 2023 46
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi berdasarkan riwayat keluarga pada orang dewasa di
wilayah kerja puskesmas kelayan timur tahun 2023 ............................ 47
Tabel 4.8 Hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di wila
yah kerja puskesmas kelayan timur kota Banjarmasin tahun 2023 .......47
Tabel 4.9 Hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada orang
dewasa di wilayah puskesmas kelayan timur Banjarmasin tahun 2023 48
Tabel 4.10 Hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada orang ...48
dewasa di wilayah kerja puskesmas kelayan timur kota Banjarmasin
tahun 2023 ............................................................................................ 50

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................38
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...............................................................................38

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Penjelasan Responden


2. Lembar Persetujuan
3. Kuesioner Penelitian
4. Berita Acara Seminar Magang
5. SK Bimbingan Proposal Skiripsi
6. Catatan Bimbingan Proposal
7. Blanko Pernah Menghadiri Semiar Proposal Skripsi
8. Lembar Persetujuan Waktu Pelaksanaan Seminar Proposal
9. Berita Acara Proposal Skripsi
10. Lembar Perbaikan/Konsultasi Seminar Proposal
11. Surat Izin Penelitian
12. Surat Telah Menyelesaikan Penelitian
13. Output Spss
14. Catatan Bimbingan Skripsi
15. Lembar Persetujuan Waktu Pelaksanaan Ujian Skripsi
16. Lembar Penerimaan Undangan Ujian Skripsi
17. Jadwal Penelitian
18. Dokumentasi Penelitian

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian

secara global. Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi

masalah keseha tan yang paling serius saat ini yakni hipertensi. World Health

Organization (WHO) memperkirakan bahwa prevalensi global hipertensi saat

ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi hipertensi tertinggi di

Afrika yaitu sebe sar 27%. Asia Tenggara menempati urutan ke-3 tertinggi

dengan prevalensi sebesar 25% dari total populasi (Kemenkes RI, 2019).

Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil data Riskesdas

2018 berdasarkan karakteristik pada usia 18-24 tahun dengan jumlah

penderita hipertensi sebanyak 13,2% dan pada usia 25-34 tahun dengan

jumlah penderita hipertensi 20,1% selanjutnya pada usia 35-44 tahun

sejumlah 31,6% dan pada usia 45- 54 tahun jumlah penderita hipertensi

semakin meningkat dengan jumlah 45,3% dan pada usia 55-64 tahun dengan

jumlah 55,2% penderita hiertensi sedangkan pada usia 65-74 tahun sebanyak

63,2% dan pada usia 75 ke atas sebesar 69,5% penderita hipertensi

(Kemenkes RI, 2018).

Kejadian hipertensi dan komplikasinya belakangan ini semakin

meningkat dan dapat berakibat fatal bila tidak segera dicegah dan ditangani

dengan segera terutama pada usia dewasa. Dampak yang ditimbulkan oleh

hipertensi sangat luas dan dijuluki silent killer karena pada umumnya tanpa

keluhan dan mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya

1
2

(Ekaningrum, 2021). Apabila tidak ditangani dengan baik hipertensi akan

menjadi faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit kardiovaskular yang

dapat menyebabkan stroke, infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal

ginjal, dan gangguan penglihatan, kondisi ini dapat menjadi beban, baik dari

segi finansial, karena berkurangnya produktivitas sumber daya manusia

akibat komplikasi penyakit ini, maupun dari segi sistem kesehatan, selain itu

juga terjadi gangguan pada sistem transportasi oksigen dan karbondioksida

(Junaedi, 2016).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi

dalam dua kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti

jenis kelamin, usia, genetik, ras dan faktor yang dapat dikendalikan seperti

pola makan, kebiasaan olahraga, konsumsi garam, kopi, alkohol dan stres.

Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut secara bersama-

sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko saja

belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2003).

Menurut penelitian terdahulu, kejadian hipertensi disebabkan oleh

banyak faktor, diantaranya faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan

(mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang

tidak dapat dikendalikan meliputi faktor riwayat keluarga, usia, dan jenis

kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi kebiasaan

olahraga, konsumsi kopi, perilaku merokok, konsumsi garam, serta konsumsi

alkohol. Kebiasaan merokok mempengaruhi kejadian hipertensi yaitu dilihat

dengan adanya aterosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Pada penelitian

sebelumnya diketahui bahwa perilaku merokok berisiko 2,32 kali menderita


3

Pada umumnya, kejadian hipertensi banyak terjadi pada penduduk

berusia lanjut namun tidak menutup kemungkinan penduduk usia remaja

hingga dewasa juga dapat mengalami penyakit hipertensi tersebut. Remaja

dan dewasa muda yang berada pada kisaran usia 15-25 tahun memiliki angka

prevalensi hipertensi 1 dari 10 orang. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Kini (2016), prevalensi prehipertensi dan hipertensi pada dewasa muda (usia

20-30 tahun) adalah sebesar 45,2%. Hipertensi kini telah menjadi penyakit

degeneratif yang diturunkan kepada anggota keluarga yang memiliki riwayat

kejadian hipertensi (Kemenkes RI, 2016).

Usia dewasa menjadi faktor risiko yang berpengaruh besar dengan

hipertensi karena seiring bertambahnya usia kemampuan dan mekanisme

tubuh meningkat dan terjadi penurunan secara perlahan. Usia dewasa

merupakan kelompok risiko yang rentan mengalami hipertensi dan hipertensi

meningkat dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu penelitian ini terkait

faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada kelompok usia

dewasa yang secara teori mempunyai risiko paling tinggi perlu dilaksanakan.

Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tekanan darah. Secara umum, ada asumsi bahwa hipertensi

biasanya diderita pria. Hasil penelitian Gillis & Sullivan (2016) menyebutkan

bahwa pada wanita profil kekebalan antiinflamasi yang lebih besar dapat

bertindak sebagai mekanisme kompensasi untuk membatasi peningkatan

tekanan darah dibandingkan dengan pria yang menunjukkan lebih

proinflamasi profil kekebalan Namun, Riset Kesehatan Dasar tahun 2018

melaporkan pada usia 65 ke atas, prevalensi hipertensi pada wanita adalah


4

28,8, lebih tinggi daripada pria yang prevalensinya mencapai 22,8.

Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni & Eksanoto (2019), wanita cenderung

menderita hipertensi daripada pria. Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5%

wanita mengalami hipertensi, sedangkan untuk pria hanya sebesar 5,8%.

Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi (hipertensi)

setelah menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Wanita yang belum menopause

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar

High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL rendah dan

tingginya kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) mempengaruhi

terjadinya proses aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi

(Ghosh, Mukhopadhyay, & Barik, 2016). Hasil penelitian Livana & Basthomi

(2020) di Kota Kendal dengan hasil bahwa jenis kelamin memiliki hubungan

dan menjadi faktor risiko dari kejadian hipertensi (p= 0,000, R= 0,316).

Seseorang yang kedua orang tua memiliki riwayat penyakit

hipertensi anaknya akan beresiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi

primer (essensial) yang terjadi karena pengaruh genetika (Sutanto, 2010).

Angka prevalensi hipertensi di Kalimantan Selatan yang meningkat

dari tahun sebelumnya memberikan kekhawatiran tersendiri. Data tahun

2018, yang didapatkan dari studi pendahuluan pada Dinas Kesehatan Kota

Banjarmasin, bahwa jumlah kasus lama untuk penyakit Hipertensi ada

sebanyak 57.257 kasus, sedangkan jumlah kasus baru untuk penyakit

Hipertensi pada tahun 2018 mencapai 20.020 kasus. Tercatat sebanyak 6.992

kasus baru tersebut adalah penderita hipertensi dengan usia >60 Tahun,

sedangkan kasus lama pada usia >60 Tahun berjumlah 24.703 kasus. Lansia
5

merupakan kelompok yang rawan dan berisiko karena ketidaktahuannya

mengenai program yang ada atau karena lansia tidak tahu bagaimana

mengakses pelayanan kesehatan (Lundy, K. S., Janes, S, 2009).

Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Kelayan Timur

Banjarmasin pada tahun 2021 hipertensi menduduki peringkat pertama dalam

data 10 penyakit terbanyak tercatat 2.494 kasus hipertensi, pada tahun 2022

penyakit hipertensi tercatat sebanyak 1.632 kasus hipertensi, kasus hipertensi

berdasarkan data kunjungan pasien dewasa pada bulan Januari-April 2023

yang berjumlah 501 orang.

Berdasrkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh

peneliti diwilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin pada

tanggal 25 April 2023 yang didapati hasil wawancara dari 6 pasien yang

mempunyai riwayat kejadian hipertensi yang berobat di Puskesmas Kelayan

Timur dan hasil wawancara tersebut 4 dari 6 responden sadar akan bahaya

yang timbul dari pola makan yang buruk seperti mengkonsumsi garam

berlebih yang akan meningkatkan tekanan darah contohnya seperti banyak

menggunakan bumbu penyedap saat memasak, namun karena sudah menjadi

kebiasaan masyarakat mengeyampingkan akan bahaya tersebut. Dan hasil

wawancara kepada penderita hipertensi bahwa jenis kelamin wanita lebih

banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria ada 4 orang,

sedangkan pria ada 2 orang penderita hipertensi 5 diantaranya berusia > 35

tahun dan 1 orang berusia < 35 tahun, sedangkan 2 orang diantaranya

memiliki riwayat keluarga hipertensi.


6

Berdasarkan data penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi pada Orang

Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin tahun

2023”.

B. Rumusan Masalah

1. Pernyataan Masalah

Berdasarkan latar belakang Data yang terlapor pada Dinas Kesehatan

Kota Banjarmasin pada tahun 2018, Puskesmas Sungai Jingah menjadi

wilayah yang memiliki angka kejadian Hipertensi tertinggi yaitu mencapai

5.140 orang. Hasil tersebut meningkat dibandingkan tahun 2017 dimana

angka kejadian Hipertensi adalah 4.485 orang. Sedangkan pada Puskesmas

Kelayan Timur pada tahun 2020 hipertensi menduduki peringkat pertama

pada data kasus penyakit terbanyak tercatat sebanyak 2.335 kasus,

sedangkan pada 2021 hipertensi masih menduduki peringkat pertama

tercatat sebanyak 2.494 kasus hipertensi, pada tahun 2022 hipertensi masih

menduduki peringkat pertama pada data 10 terbanyak tercatat sebanyak

1.632 kunjungan hipertensi, pada kasus hipertensi orang dewasa dari bulan

Januari-April 2023 yang berjumlah 501 orang.

2. Pertanyaan Masalah

a. Apakah ada hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada orang

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Keyan Timur Banjarmasin Tahun

2023?
7

b. Apakah ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin

2023?

c. Apakah ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin

Tahun 2023?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin

Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada orang dewasa di wilayah

kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

b. Mengidentifikasi usia pada orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas

Kelayan Timur Tahun 2023.

c. Mengidentifikasi jenis kelamin pada orang dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

d. Mengidentifikasi riwayat keluarga pada orang dewasa di wilayah kerja

Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

e. Menganalisis hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada orang

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.


8

f. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

g. Menganalisis hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi

pada orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun

2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teori hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan

informasi yang berharga dalam program penanggulangan hipertensi

khususnya di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.

2. Manfaat Aplikatif

Sebagai bahan acuan pembelajaran dan mengaplikasikan ilmu yang

sudah didapat untuk memahami keinginan penderita ketika mengalami

masalah kesehatan.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Judul/Peneliti dan Metode Variabel Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian
1 Hubungan Usia Dan Jenis penelitian Variabel Tidak adanya
Jenis Kelamin ini merupakan Independent hubungan antara
Dengan Kejadian penelitian Usia jenis kelamin
Hipertensi Di kuantitatif Jenis dengan kejadian
Puskesmas Haji dengan Kelamin hipertensi di
Pemanggilan rancangan survei Puskesmas Haji
Kecamatan Anak analitik Variabel Pemanggilan
Tuha Kab. Lampung pendekatan cross Dependen tersebut dapat
Tengah sectional. Kejadian dimungkinkan
9

Muhammad Yunus, Hipertensi karena jumlah


I. Wayan Chandra pasien hipertensi
Aditya, and Dwi pada wanita dan
Robbiardy Eksa. pria yang tidak
(2020) jauh berbeda atau
dengan kata lain
antara pria dan
wanita memiliki
peluang yang sama
untuk mengalami
hipertensi.
2 Faktor - Faktor Jenis penelitian Variabel Diperoleh hasil
Yang Berhubungan yang digunakan Independen bahwa riwayat
Dengan Hipertensi dalam penelitian Jenis keluarga dengan
Pada Usia Dewasa ini adalah kelamin hipertensi dari 82
Menengah Di metode Riwayat orang jumlah
Wilayah Kerja kuantitatif Keluarga paling banyak
Puskesmas Wangko dengan jenis responden
Kecamatan Rahong deskriptif Variabel memiliki keluarga
Utara Yohana Jehani analitik Dependen yang mempunyai
, Yohana Hepilita , rancangan cross Hipertesnsi riwayat hipertensi
Yuliana R. R. sectional. dengan jumlah 58
Krowa Tahun orang (70.7%) dan
(2022) 24 orang (29.3%)
yang tidak
memiliki keluarga
yang mempunyai
riwayat hipertensi.
3 Faktor-faktor yang Penelitian ini Variabel Hasil Penelitian ini
berhubungan dengan adalah penelitian Independen menunjukan bahwa
kejadian hipertensi kuantitatif Usia usia dewasa lebih
di wilayah kerja dengan desain Jenis banyak yang
UPTD Puskesmas penelitian cross Kelamin menderita
Pedamaran sectional Riwayat hipertensi, hasil, uji
Kabupaten Ogan Keluarga statistic
Komering Ilir menunjukan nilai p
Wulandari, Ekawati, Variabel value 0,000 maka
D., Harokan, A., & Dependen ada hubungan yang
Murni, N. S (2021) Kejadian signifikan antara
Hipertensi usia terhadap
kejadian hipertensi,
responden yang
jenis kelamin laki-
laki dengan
hipertensi sebanyak
28 responden
(87,5%),
10

sedangkan
responden yang
jenis kelamin
perempuan dengan
hipertensi sebanyak
31 responden (58,5
%).
4 Kejadian Hipertensi Penelitian ini Variabel Berdasarkan hasil
Dan Riwayat menggunakan Independent uji Khi Kuadrat
Keluarga Menderita metode Cross- diperoleh nilai p
Hipertensi Di sectional Riwayat sebesar 0,005 (p-
Puskesmas Paceda Keluarga value <0,05).
Kota Bitung Berdasarkan nilai
Avelia Gustia Variabel tersebut maka
Anastasya Adam, Dependent: Hipotesis Nol (Ho)
Jeini Ester Nelwan, Hipetensi. ditolak, artinya
Windy M. V. Warik bahwa terdapat
Tahun 2018 hubungan antara
riwayat hipertensi
dalam keluarga
dengan kejadian
hipertensi.

5 Hubungan Merokok Jenis penelitian Variabel Dengan


Dan Riwayat analitik Independent menggunakan uji
Keturunan Dengan observational statistik analisis
Kejadian Hipertensi dengan metode Merokok bivariat diketahui
Nanang dismiantoni, cross sectional Riwayat dari 29 responden
Anggunan, Nia Keturunan yang tidak
triswanti, Rina memiliki faktor
Kriswiastiny Tahun Variabel keturunan sabagian
(2019) Dependent besar mengalami
kejadian hipertensi
Kejadian sebanyak 17 orang
Hipertensi (58.6%). Sama
halnya juga dari 59
responden yang
memiliki faktor
keturunan,
sebagian besar
mengalami
kejadian hipertensi
sebanyak 48 orang
(81.4%).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/mortalitas.

Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap

denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang

dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang

kembali ke jantung (Triyanto, 2014) Menurut WHO, batas tekanan darah

yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/ 85 mmHg,

sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi

dan di antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi. (batasan

tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun). Batasan

tekanan yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.

Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi

tidaklah jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat

tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit

jantung dan pembuluh darah (Triyanto, 2014).

11
12

2. Gejala Hipertensi

Gejala hipertensi mungkin untuk beberapa orang tidak ditunjukkan

pada beberapa tahun. Jika adanya gejala hanya pusing atau sakit kepala.

Namun jika pada penderita hipertensi berat, gejala yang muncul dapat

berupa sakit kepala, mual dan muntah, gelisah, mata berkunang, mudah

lelah, sesak nafas, penglihatan yang kabur, telinga berdengung, susah

tidur, nyeri dada, rasa berat pada tengkuk, ataupun denyut jantung yang

semakin kuat atau tidak teratur (Bujawati, 2012).

3. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan

tekanan darah diastolik di bagi menjadi empat klasifikasi. Klasifikasi

tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC-VIII 2003


Kategori Sistolik Diastolik
Normal ≤ 120 ≤ 80
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi tahab 2 ≥ 160 ≥ 100
(Sumber : P2PTM Kemenkes RI Tahun 2018)

Jika angka sitolik (atas) dan diastolik (bawah) berada dalam

rentang salah satu dari kategori di atas normal, secara keseluruhan

seorang pasien termasuk kedalam kategori tersebut. Hasil pengukuran

tekanan darah di bagi menjadi 4 kategori umum:

a) Tekanan darah normal adalah tekanan darah dibawah 120/80 mmHg

b) Pra-hipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139

mmHg atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80-89 mmHg.

Pra-hipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.


13

c) Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 mmHg

atau tekanan diastolik berkisar 90-99 mmHg

d) Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah, hipertensi tahap 2 adalah

tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan diastolik

100 mmHg atau lebih tinggi.

4. Jenis-Jenis Hipertensi

Hipertensi terbagi menjadi 2 jenis yakni hipertensi primer (esensial)

dan hipertensi sekunder (Ramdhani, 2014).

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer disebut juga sebagai hipertensi idiopatik

karena hipertensi ini memiliki penyebab yang belum di ketahui.

Penyebab yang belum jelas atau belum diketahui tersebut sering di

hubungkan dengan faktor gaya hidup yang kurang sehat seperti

pola makan. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang paling

banyak terjadi, yaitu sekitar 90% dari kejadian hipertensi (Bumi,

2017).

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi

yang disebabkan oleh penyakit tertentu, penyebabnya dapat

diketahui seperti kelainan pembuluh darah (ginjal), jantung,

kelainan hormonal, atau penggunaaan obat tertentu seperti pil KB

(Bumi, 2017).
14

5. Faktor Resiko Penyakit Hipertensi

Pernyataan dari Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak

Menular faktor resiko hipertensi yang tidak ditangani dengan baik

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pertama faktor resiko yang tidak

dapat dirubah dan kedua faktor resiko yang dapat dirubah (Depkes RI,

2013).

a. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah

1) Usia

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi

karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi

mendapat resiko hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan

dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh perubahan

struktur pada pembuluh darah besar, sehingga pembuluh darah

menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi

kaku, sebagai akibatnya adalah menungkatnya tekanan darah

sistolikHipertensi pada yang berusia lebih dari 35 tahun akan

menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian

prematur (Julianti 2005).

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh terhadap penyakit

hipertensi. Pria mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak

mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan

wanita, karena pria memiliki gaya hidup yang cenderung

meningkatkan tekanan darah. Namun setelah wanita memasuki


15

menopouse, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat

(Depkes RI, 2013).

3) Riwayat Keluarga/Keturunan

Riwayat keluarga yang terdiagnosa mengalami hipertensi

terbukti menjadi salah satu faktor risiko yang bekaitan dengan

terjadinya kejadian hipertensi. Faktor genetik dalam suatu

keluarga tertentu akan berdampak pada keluarga tersebut

sehingga mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini

berkaitan dengan peningkatan kadar natrium intraseluler dan

rendahnya rasio antara kalium terhadap natrium.(Sundari and

Bangsawan, 2019) Selain itu, adanya faktor genetik / keturunan

dalam suatu tatanan keluarga tertentu akan mengakibatkan

keluarga tersebut memiliki resiko menderita hipertensi.

seseorang dengan orangtua menderita hipertensi mempunyai

resiko dua kali lebih besar mengidap penyakit hipertensi

daripada seorang yang tidak mempunyai keluarga dengan

riwayat hipertensi.(Sundari and Bangsawan, 2019)..

b. Faktor resiko yang dapat dirubah

1) Berat badan berlebih/obesitas

Berat badan yang berlebih atau obesitas berisiko

langsung dengan peningkatan tekanan darah, terutama tekanan

darah sistolik dimana risiko relatif untuk menderita hipertensi

pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi untuk menderita 14


16

hipertensi dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat

badan normal. Sedangkan pada penderita hipertensi ditemukan

sekitar 20-30% memiliki berat badan berlebih (Depkes RI,

2013).

2) Merokok

Di dalam rokok terdapat zat kimia yang berbahaya

seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui

rokok yang akan merusak melalui aliran darah dan dapat

mengakibatkan tekanan darah tinggi. Merokok akan

meningkatkan denyut jantung, sehingga kebutuhan oksigen

otot-otot jantung akan bertambah (Depkes RI, 2013).

3) Kurang Olahraga

Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat membantu

menurunkan tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita

hipertensi ringan. Dengan melakukan olahraga aerobik yang

teratur tekanan darah dapat turun, m eskipun berat badan

belum turun (Depkes RI, 2013).

4) Kolestrol

Kolesterol merupakan faktor penting dalam terjadinya

aterosklerosis, yang kemudian mengakibatkan peningkatan

tahanan pembuluh darah perifer sehingga dapat menyebabkan

tekanan darah meningkat (Depkes RI, 2013).

5) Konsumsi Kafein
17

Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein.

Kafein sebagai anti-adenosine (adenosine berperan untuk

mengurangi kontraksi otot jantung dan relaksasi pembuluh

darah sehingga menyebabkan tekanan darah turun dan

memberikan efek rileks) menghambat reseptor untuk berikatan

dengan adenosine sehingga menstimulus sistem saraf simpatis

dan menyebabkan pembuluh darah mengalami konstriksi

disusul dengan terjadinya peningkatan tekanan darah (Blush,

2014).

6) Faktor Stres

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung,

marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang

kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu

jantung berdenyut lebih cepat dan kuat, sehingga tekanan darah

dapat meningkat (Depkes RI, 2013).

7. Pola Makan

Pola makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja

atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola

makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha

untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan

akan mempengaruhi pada tekanan darah tinggi di karenakan

apabila menggunakan garam dan minyak yang berlebih akan

mengakibatkan tekanan darah meningkat. Jumlah makanan

yang harus diseimbangkan dan disesuaikan dengan jumlah


18

kalori yang dibutuhkan. Jumlah makanan yang dikonsumsi

Lansia hendak nya mempunyai proporsi yang seimbang antara

karbonhidrat (60-65%), protein (15% protein ikan, 100%

protein hewani dan 75% protein habati), dan lemak (20-25%

dari total kal/hari) (Meryana & Bambang, 2012). Jadwal makan

dan pola makan yang baik penderita hipertensi adalah 5 sampai

6 kali sehari, yaitu sarapan pagi, snack pagi, makan siang,

snack sore, makan malam. Pola makan yang baik bagi

penderita hipertensi adalah menghindari makanan yang

berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang di olah dengan

menggunakan garam natrium, makanan yang diawetkan,

makanan siap saji dan memperbanyak makanan tinggi serat

seperti buah dan sayuran yang mengandung kalium, kalsium

(Kurniadi, 2014).

6. Komplikasi Pada Hipertensi

Komplikasi pada penderita hipertensi menurut Corwin (2009)

menyerang organ-organ vital sebagai berikut:

a. Jantung

Hipertensi kronis akan menyebabkan infarkmiokard,

infarkmiokard menyebabkan kebutuhan oksigen pada

miokardium tidak terpenuhi kemudian menyebabkan iskemia

jantung serta terjadilah infark.

b. Ginjal
19

Tekanan tinggi kapiler glomerulus ginjal akan mengakibatkan

kerusakan progresif sehingga gagal ginjal. Kerusakan pada

glomerulus menyebabkan aliran darah ke unit fungsional juga

ikut terganggu sehingga tekanan osmotik menurun kemudian

hilangnya kemampuan pemekatan urin yang menimbulkan

nokturia.

c. Otak

Tekanan tinggi di otak disebabkan oleh embolus yang terlepas

dari pembuluh darah di otak, sehingga terjadi stroke. Stroke

dapat terjadi apabila terdapat penebalan pada arteri yang

memperdarahi otak, hal ini menyebabkan aliran darah yang

diperdarahi otak berkurang.

7. Penatalaksanaan Hipertensi

Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan

gaya hidup atau bisa dengan obat–obatan. Perubahan gaya hidup dapat

dilakukan dengan cara membatasi asupan garam tidak melebihi

seperempat sampai setengah sendok teh atau enam gram perhari,

menurunkan berat badan yang berlebih, menghindari minuman yang

mengandung kafein, berhenti merokok, dan meminum minuman

beralkohol. Penderita hipertensi dianjurkan berolahraga beberapa kali

dalam seminggu, dapat berupa jalan santai, lari, jogging, bersepeda

selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Cukup

istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk penderita


20

hipertensi. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita

hipertensi adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2013):

a. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi,

seperti otak, ginjal, paru, minyak kelapa, lemak sapi.

b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium,

seperti biskuit, kreker, keripik, dan makanan kering yang

asin.

c. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur

atau buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur

asin, selai kacang.

d. Susu full cream, margarine, mentega, keju mayonnaise,

serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti

daging merah sapi atau kambing, kuning telur, dan kulit

ayam.

e. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis,

cornet, sayuran serta buah-buahan kaleng, dan soft drink.

f. Bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, saus tomat, saus

sambal, tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada

umumnya mengandung garam natrium.

g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti

durian dan tape.

8. Skala Pengukuran Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
21

mmHg dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Kemenkes RI,

2013). Untuk skala pengukuran Hipertensi adalah sebagai berikut

(American Society of Hypertension and the International of

Hypertension, 2013)

1. Hipertensi, jika tekanan sistolik ≥140 mmhg atau tekanan

diastolik ≥90 mmhg.

2. Tidak hipertensi, jika tekanan sistolik <140 mmhg atau

tekanan diastolik <90 mmhg.

9. Hipetensi Pada Orang Dewasa

Kejadian hipertensi dan komplikasinya belakangan ini

semakin meningkat dan dapat berakibat fatal bila tidak segera

dicegah dan ditangani dengan segera terutama pada usia dewasa.

Dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi sangat luas dan dijuluki

silent killer karena pada umumnya tanpa keluhan dan

mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya

(Ekaningrum, 2021). Apabila tidak ditangani dengan baik

hipertensi akan menjadi faktor risiko utama untuk terjadinya

penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan stroke, infark

miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan

penglihatan, kondisi ini dapat menjadi beban, baik dari segi

finansial, karena berkurangnya produktivitas sumber daya

manusia akibat komplikasi penyakit ini, maupun dari segi sistem

kesehatan, selain itu juga terjadi gangguan pada sistem

transportasi oksigen dan karbondioksida (Junaedi, 2016).


22

B. Tinjauan Umum tentang Usia

1. Definisi Usia

Berdasarkan dari beberapa definisi tentang usia, maka usia dapat

didefinisikan sebagai lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun

lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir.

2. Klasifikasi Usia

Kategori usia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

tahun 2009 yakni sebagai berikut :

Tabel 2.2 Klasifikasi Usia

No Kategori Usia
1 Massa Balita 0 – 5 Tahun
2 Massa Kanak-kanak 5 – 11 Tahun
3 Massa Remaja Awal 12 – 16 Tahun
4 Massa Remaja Akhir 17 – 25 Tahun
5 Massa Dewasa Awal 26 – 35 Tahun
6 Massa Dewasa Akhir 36 – 45 Tahun
7 Massa Lansia Awal 46 – 55 Tahun
8 Massa Lansia Akhir 56 – 65 Tahun
9 Massa Manula 65 – Ke atas
Sumber : (Depkes RI, 2009).

3. Hubungan Usia Dengan Kejadian Hipertensi

Dari hasil penelitian (Wulandari dkk, 2021) “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2021

sebagian besar responden usia lansia sebesar 24,7 %, lebih kecil

dibandingkan dengan responden yang usia dewasa sebesar 75,3 %. Usia


23

merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi, dimana

semaking bertambah usia, seseorang mempunyai resiko mengalami

kerusakan dan penurunan fungsi pada sistem kardiovaskuer yang

disebabkan oleh penyakit dan faktor penuaan serta prilaku yang

mengakibatkan kerusakan pada sistem sirkulasi dan kardiovakuler.

4. Skala Pengukuran Usia

1. Beresiko, jika berusia > 35 tahun.

2. Tidak Beresiko, jika berusia  35 tahun.

C. Tinjauan Umum tentang Jenis Kelamin

1. Definisi Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk,sifat fungsi biologi laki-laki

dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam

menyelenggarakan upaya untuk meneruskan keturunan. Perbedaan ini

terjadi karena mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang

berbeda yang disebut sebagai alat reproduksi (Wade, 2009).

2. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kejadian hipertensi

di Puskesmas Haji Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha Kabupaten

Lampung Tengah Tahun 2020 tidak terkait dengan kejadian hipertensi

disebabkan karena kejadian hipertensi pada jenis kelamin pria dan wanita

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari segi jumlah

kejadiannya, Namun jika dilihat berdasarkan tabel kontingensi terlihat

bahwa pada wanita jumlah yang menderita hipertensi (66,2%) cenderung


24

lebih banyak dibandingkan pria (63,9%), meskipun perbedaan itu tidak

memberikan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan kejadian

hipertensi. Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan pendapat Aristoteles

(2018) yang menyebutkan bahwa pria cenderung lebih banyak menderita

hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi karena adanya

dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat jika

dibandingkan dengan wanita. Akan tetapi, prevalensi hipertensi pada

wanita mengalami peningkatan setelah memasuki usia menopause. Hal

tersebut disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang dialami wanita

yang telah menopause.

3. Skala Ukur Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

D. Tinjauan Umum Tentang Riwayat Keluarga

1. Definisi Riwayat Keluarga

Dalam ilmu genetika, riwayat keluarga diartikan sebagai

terdapatnya faktor-faktor genetik dan riwayat penyakit dalam keluarga.

Riwayat penyakit keluarga dapat mengidentifikasi seseorang dengan

resiko yang lebih tinggi untuk mengalami suatu penyakit yang sering

terjadi seperti penyakit jantung, hipertensi, struke, kanker serta diabetes

(Windya Rahmawati, 2009).


25

Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang

mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga

dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi

risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang

memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi

2-5 kali lipat.

Individu dengan riwayat keluarga memiliki penyakit tidak menular

lebih sering menderita penyakit yang sama. Jika ada riwayat keluarga

dekat yang memiliki faktor keturunan hipertensi, akan mempertinggi

risiko terkena hipertensi pada keturunannya. Keluarga dengan riwayat

hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi sebesar empat kali lipat.

Data statistik membuktikan jika seseorang memiliki riwayat salah satu

orang tuanya menderita penyakit tidak menular, maka dimungkinkan

sepanjang hidup keturunannya memiliki peluang 25% terserang penyakit

tersebut. Jika kedua orang tua memiliki penyakit tidak menular maka

kemungkinan mendapatkan penyakit tersebut sebesar 60%.

2. Hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi

Berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa sebagian

besar memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga Responden yang

menderita hipertensi dengan riwayat hipertensi dalam keluarga lebih

banyak dibandingkan dengan responden yang tidak menderita hipertensi.

Berdasarkan hasil uji Khi Kuadrat diperoleh nilai p sebesar 0,005 (p-value

<0,05). Berdasarkan nilai tersebut maka Hipotesis Nol (H0) ditolak,


26

artinya bahwa terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dalam keluarga

dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Paceda Kota Bitung.

3. Skala Pengukuran riwayat keluarga

Skala pengukuran riwayat keluarga menurut (Davidson, 2015) :

1. Ada riwayat, jika ada memiliki keluarga yang menderita hipertensi.

2. Tidak ada riwayat, jika tidak ada memiliki keluarga menderita

hipertensi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori penyakit hipertensi pada penelitian ini tergambar pada

kerangka teori sebagai berikut:

Faktor Resiko yang


Tidak dapat di ubah :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Keluarga

Faktor Resiko yang


dapat di ubah :

1. Gaya Hidup Kejadian


2. Kegemukan Hipertensi
3. Merokok
4. Kurang olahraga
5. Konsumsi kafein
6. Pola makan
7. Faktor Stres

Gambar 2.2 Kerangka Teori


27

Sumber : Depkes RI (2013)

F. Kerangka Konsep

Variablel Bebas Variabel Terikat

Usia

Kejadian
Jenis Kelamin Hipertensi

Riwayat keluarga

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan usia dengan kejadian hipetensi pada orang dewasa di

wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun 2023.

b. Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipetensi pada orang

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun

2023.

c. Ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipetensi pada orang

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun

2023.

2. Hipotesis Nihil (H0)

a. Tidak ada hubungan usia dengan kejadian hipetensi pada orang dewasa

di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun 2023.


28

b. Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipetensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin

Tahun 2023.

c. Tidak ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipetensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin

Tahun 2023.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang bersifat analisis

dengan pendekatan cross sectional. Penelitian analisis terdiri dari variable

terkait, yang membutuhkan jawaban mengapa dan bagaiman sedangkan cross

sectional adalah penelitian beberapa populasi yang diamati pada waktu yang

sama (Hidayat, 2014).

Pada penelitian ini peneliti ingin menganalisis hubungan variabel usia,

jenis kelamin dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada orang

dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur 2023.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien orang dewasa

yang berkunjung pada poli umum pada bulan Januari-April tahun 2023

sebanyak 501 orang.

29
30

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2010).

Besaran sampel akan dihitung dengan rumus Slovin (Suyanto, 2013).

Rumus Slovin:

Keterangan :

N= Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan 90% = 0,1

Jadi, berdasarkan rumus di atas maka diperoleh sebanyak 83

responden. Dengan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling yaitu

pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan, siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2015).
31

Adapun kriteria inklusi pengambilan sampel sebagai berikut :

1) Pasien yang bersedia menjadi responden.

2) Pasien yang berusia 18-59 tahun

3) Pasien Dewasa yang berkunjung ke Puskesmas di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin.

4) Pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data

adalah :

1. Buku kunjungan/buku register

2. Kuesioner, sebagai alat yang digunakan untuk memperoleh suatu data yang

digunakan untuk mengetahui bagaimana usia dan riwayat keluarga dengan

kejadian hipertensi pada orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas

Kelayan Timur.

3. Wawancara, dilakukan dengan berbicara langsung kepada pasien orang

dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua yakni

yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Variable merupakan karakteristik

subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lainnya (Hidayat,

2014). Adapun jenis variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen

dan variabel dependen.


32

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang meliputi sebab, yang

mempengaruhi variabel dependen, dalam penelitian ini adalah usia,

jenis kelamin dan riwayat keluarga.

2. Variabel Dependen (Variabel terkait)

Variabel dependen adalah variabel yang meliputi akibat yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam

penelitian ini kejadian hipertensi pada orang dewasa di Wilayah Kerja

Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan penelitian

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2014). Seseorang dikatakan mengalami

hipertensi jika tekanan darah sistolik (angka atas) ≥ 140 mmHg dan tekanan

darah diastoliknya (angka bawah) ≥ 90 mmHg.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Alat Ukur / Pengukuran


No. Variabel Definisi Skala
Cara Ukur Kategori
Variabel Terikat
1. Kejadian Suatu keadaan Diagnosa 1. Hipertensi, jika Ordinal
Hiperten hasil Medis tekanan sistolik
si pengukuran 140 mmHg atau
tekanan darah tekanan diastolik
responden 90 mmHg.
yang meliputi 2. Tidak Hipertensi,
tekanan darah jika tekanan
sistolik dan sistolik < 140
33

diastolik. mmHg dan


diastolik < 90
mmHg
(American Society of
Hypertension and the
International of
Hypertension, 2013)
Variabel Bebas
2. Usia Lamanya Kuesioner / 1. Beresiko, jika Ordinal
seseorang Wawancara berusia > 35 tahun
hidup dihitung 2. Tidak Beresiko,
dari tahun jika berusia  35
lahirnya tahun
sampai dengan (Julianti, 2005)
ulang tahunnya
yang terakhir.
3. Jenis Jenis kelamin Kuesioner/ 1. Laki-laki Nominal
Kelamin adalah Wawancara 2. Perempuan
perbedaan (Wade, 2009)
bentuk,sifat
fungsi biologi
laki-laki dan
perempuan
yang
menentukan
perbedaan
peran mereka
dalam
menyelenggara
kan upaya
untuk
meneruskan
keturunan
4. Riwayat Riwayat Kuesioner/ 1. Ada Riwayat, jika Ordinal
Keluarga keluarga Wawancara ada memiliki
responden keluarga yang
diartikan menderita
sebagai hipertesnsi
terdapatnya 2. Tidak Ada
faktor-faktor Riawayat, jika
genetik dan tidak ada memiliki
riwayat riwayat keluarga
penyakit dalam hipertensi
keluarga.(Bapa (Davidson, 2015)
k, ibu,kakek,
nenek).
34

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data primer dan data sekunder, sebagai berikut:

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner dan

wawancara terkait pola makan dan riwayat keluarga yang berhubungan

dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di Puskesmas Kelayan

Timur Banjarmasin.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil catatan/litelatur, buku

kunjungan/register orang dewasa di poli umum pada bulan Januari-

April 2023, laporan bulanan dan tahunan dari Puskesmas Kelayan

Timur Banjarmasin.

G. Cara Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang

diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama

dalam pengujian hipotesis. Menurut Notoatmodjo (2012), langlah-langkah

pengolahan data terdiri dari:

a. Editing

Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah

terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan data dan kesalahan


35

dalam pengisian kuesioner untuk memastikan data yang diperoleh

telah lengkap dapat dibaca dengan baik, relevan, dan konsisten. Kalo

ditemukan data yang tidak lengkap dan tidak mungkin untuk dilakukan

wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).

b. Scoring

Yaitu langkah untuk memberikan skor atau nilai pada tiap

pertanyaan dengan setiap variabel pada kuesioner.

1. Kejadian Hipertensi

1. Hipertensi, jika tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan

90 mmHg

2. Tidak Hipertensi, jika tekanan sistolik < 140 mmHg dan

diastolik < 90 mmHg

2. Usia

1.Berisiko, jika berusia > 35 tahun

2.Tidak berisiko, jika berusia  35 tahun

3. Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2.Perempuan

4. Riwayat Keluarga

1. Ada Riwayat, jika ada memiliki keluarga yang menderita

hipertesnsi

2. Tidak Ada Riawayat, jika tidak ada memiliki riwayat keluarga

hipertensi
36

c. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Coding atau

pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data

entry).

1) Untuk Variabel Terikat Hipertensi :

Kode 1 : Hipertensi

Kode 2 : Tidak Hipertensi

2) Untuk Variabel Bebas :

a. Usia

Kode 1 : Berisiko

Kode 2 : Tidak berisiko

b. Jenis Kelamin

Kode 1 : Laki-laki

Kode 2 : Perempuan

c. Riwayat Keluarga

Kode 1 : Ada Riwayat keluarga

Kode 2 : Tidak Ada Riwayat keluarga

d. Entry

Setelah dilakukan pengkodean jawaban-jawaban dari

masingmasing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan

dalam program atau software computer (SPSS).


37

e. Cleaning

Apabila dari data setiap responden selesai dimasukkan,

perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

sebagainya kemudian dilakukan perbaikan. Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik dan metode statistic untuk

menganalisa dan menginterprestasi data yang terkumpul melalui:

a. Analisis Univariat

Anilisis univariat adalah untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti

dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentase dari

tiap-tiap variabel independen (Usia, jenis kelamin dan riwayat

keluarga) dan variabel dependent (hipertensi) dengan rumus :

Keterangan :

P : Presentase (%)

f : Jumlah jawaban benar

n : Jumlah skor maksimal jika semua benar


38

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat adalah dilakukan dengan uji chi square untuk

mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing

variabel bebas dengan variabel terikat.

Adapun rumus dari uji chi square ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Chi Square

∑ Jumlah

O = Frekuensi Observasional

E = Frekuensi harapan

Syarat atau aturan uji chi Square (Hartono, 2016) :

a. Bila pada 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 6,

maka yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.

b. Bila 2x2 dan tidak ada nilai e < 5, maka uji yang dipakai

sebaiknya adalah Continuity Correction.

c. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dsb, maka

digunakan uji pearson Chi Square.

d. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2 dsb, ditemukan cell

lebih dari 20% maka dilakukan penggabungan cell.

e. Bila tabel 2x2 setelah dilakukan penggabungan cell masih

ditemukan cell lebih dari 20% maka dilakukan uji alternative

yaitu uji “Kolmogorov Smirnov”


39

Hasil uji statistik sebagai berikut :

1. Jika ≤ α (0,05) maka Ha diterima H0 ditolak, berarti ada

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Jika > α 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak, bararti tidak ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H. Waktu Penelitian

1. Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret-Juni Tahun 2023.

Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Tahapan Penelitian
No Tahun 2023
Kegiatan
Maret April Mei Juni
Penelitian
1 Penentuan
Tema Besar
Masalah
2 Study Literatur
dan Pembuatan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi Seminar
Proposal dan
Pengambilan
Data
5 Analisis Data
dan
Penyelesaian
Skripsi
6 Sidang Skripsi
dan Revisi
Hasil Sidan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin

a. Letak Wilayah

Puskesmas Kelayan Timur di Jl. Kelayan B komp.10 Jl.

Kelayan B, kelayan Tim. Kec Banjarmasin sel., Kota Banjarmasin,

Kalimantan selatan 70234.

b. Luas Wilayah

Secara geografis Puskesmas Kelayan Timur terletak di

kelurahan kelayan timur kecamatan Banjarmasin selatan kota

Banjarmasin yang memiliki luas wilayah 4,8 km² dari 38.27 km² luas

keseluruhan wilayah kecamatan Banjarmasin Selatan serta luas kota

Banjarmasin 72 km².

c. Jumlah Desa/Kelurahan

Secara adminitrasi, wilayah kerja puskesmas kelayan

timur terdiri dari 2 kelurahan yaitu kel urahan yaitu kelurahan kelayan

timur terbagi alam 60 RT dan RW 02 dan kelurahan kelayan tengah

terdiri dari dalam 21 RT dan RW 01 dengan kondisi daerahnya (%)

dataran rendah, sungai atau rawa, dan suhu udara berkisar 25ºC –

38ºC.

40
41

d. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Penduduk

Berdasarkan Kelompok Usia

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Penduduk
Berdasarkan Kelompok Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelayan Timur Tahun 2022
Berdasarkan kelompok usia Laki-Laki – perempuan
No
(Tahun) (jiwa)
1 0-4 1,823
2 5-9 2,726
3 10-14 2,642
4 15-19 2,455
5 20-24 2,394
6 25-29 2,320
7 30-34 2,262
8 35-39 2,305
9 40-44 2,261
10 45-49 2,048
11 50-54 1,543
12 55-59 1,328
13 60-64 979
14 65-69 571
15 70-74 319
16 75+ 300
Sumber : Profil Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2022
Jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah

14,440 jiwa dan perempuan berjumlah 13,836 jiwa

e. Visi dan Misi dan Motto

1) Visi

Terwujudnya pelayanan Kesehatan yang bermutu dan bermartabat

di puskesmas kelayan timur kota Banjarmasin.

2) Misi

1. Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan

Kesehatan yang optimal baik indivu, keluarga, dan masyarakat.


42

2. Mendorong kemandirian hidup sehat masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Kelayan Timur.

3. Menggerakkan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan

lingkungan yang sehat.

3) Motto

Motto Puskesmas Kelayan Timur adalah “KESEHATAN ANDA

PRIORITAS KAMI”.

f. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi Puskesmas Kelayan Timur terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas.

2. Kasubbag Tata Usaha Yang Membawahi Urusan Kepegawaian,

Umum Dan Loket.

3. Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan (Ukp)

4. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat (Ukm)

5. Koordinator Jaringan Puskesmas (Jarpus)

g. Sarana Kesehatan

Tabel 4.2
Sarana Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur
No Nama sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas non rawat inap 1 buah
2 Puskesmas keliling 1 buah
3 Puskesmas pembantu 3 buah
4 Apotek 3 buah
5 Toko obat 3 buah
6 Posyandu balita 10 buah
7 Posyandu lansia 1 buah
8 Pos bindu 1 buah
TOTAL 23 buah
Sumber : Profil Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2022
43

2. Karakteristik Responden

Responden yang diteliti adalah orang dewasa berusia 18-59 tahun

yang berobat ke Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023

berjumlah 83 responden dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Hasil data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden

dalam kuesioner dapat dilihat pada table 4.3 :

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023

No. Karakteristik Responden F %


1. Pendidikan
Pendidikan Rendah (SD-SMP) 54 62,8
Pendidikan tinggi (SMA-S1) 32 37,2
2 Status Pekerjaan
Bekerja 24 27,9
Tidak Bekerja 62 72,1
3 Perilaku Merokok
Ya 21 24,4
Tidak 65 75,6
4 Riwayat Penyakit
Ada penyakit 13 15,1
Tidak ada penyakit 73 84,9
Total 86 100
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukan bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan sebagian besar memiliki pendidikan

rendah sebanyak 54 (62,8%) responden. Berdasarkan pekerjaan sebagian

besar status pekerjaan responden tidak bekerja sebanyak 62 (72,1%)

responden. Berdasarkan perilaku merokok sebagian besar tidak merokok

sebanyak 65 (75,6%) responden. Berdasarkan riwayat penyakit sebagian


44

besar responden tidak ada penyakit sebesar 73 (84,9%) responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

3. Analisis Univariat

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Hipertensi Pada Orang

Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Hipertensi Pada Orang
Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023
Kejadian Hipertensi f %
Hipertensi 54 62,8
Tidak Hipertensi 32 37,2
Total 86 100
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian dari 86 responden

didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami hipertensi

yaitu sebanyak 54 (62,8%) responden di wilayah kerja Puskesmas

Kelayan Timur Tahun 2023.

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pada Orang DewasadDi

Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pada Orang Dewasa Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun
2023
Usia f %
Berisiko 59 68,6
Tidak Berisiko 27 31,4
Total 86 100
Sumber : Data primer 2023
45

Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian menunjukan bahwa

dari 86 responden sebagian besar responden berusia berisiko > 35

sebesar 59 (68,6%) responden di Puskesmas Kelayan Timur Tahun

2023.

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Orang Dewasa


Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Orang Dewasa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin
Tahun 2023
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 24 27,9
Perempuan 62 72,1
Total 86 100
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.6 hasil penelitian menunjukan bahwa dari 86

responden sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebesar

62 (72,1%) responden di Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

d. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Keluarga Di Wilayah Kerja


Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun Kota Banjarmasin
2023
Riwayat Keluarga f %
Ada riwayat 33 38,4
Tidak ada riwayat 53 61,6
Total 86 100
Sumber : Data Primer 2023
46

Berdasarkan tabel 4.7 hasil penelitian menunjukan bahwa dari 86

responden sebagian besar responden tidak ada riwayat keluarga sebesar

53 (61,6%) responden di Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independent (usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga) dengan variabel

dependent (kejadian hipertensi).

a. Hubungan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang Dewasa Di


Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun
2023

Tabel 4.8
Hubungan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang Dewasa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin
Tahun 2023
Kejadian Hipertensi
Tidak Total
Usia Hipertensi
Hipertensi P-value
n % n % n %
Berisiko 47 79,7 12 20,3 59 100
Tidak Berisiko 7 25,9 20 74,1 27 100 0,000
Total 54 62,8 32 37,2 86 100
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan dari 86 responden berdasarkan

usia terdapat proporsi respoden yang usia berisiko sebagian besar

responden mengalami hipertensi sebanyak 47 (79,7%), sedangkan

proporsi respoden yang tidak berisiko sebagian besar responden

mengalami hipertensi sebanyak 7 (25,9%) responden diwilayah kerja

Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023.


47

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square dengan

tingkat kepercayaan (α) 95% (0,05) didapatkan P-value (0,000). Hal ini

berarti p-value < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa

di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2023.

b. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang


Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023

Tabel 4.9
Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang
Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023
Kejadian Hipertensi
Jenis Tidak Total
Kelamin Hipertensi P-value
Hipertensi
n % N % n %
Laki-laki 15 62,5 9 37,5 24 100
Perempuan 39 62,9 23 37,1 62 100 1,000
Total 54 62,8 32 37,2 86 100
Sumber : Data Primer 2023
Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan dari 86 responden berdasarkan

jenis kelamin terdapat proporsi respoden jenis kelamin laki-laki sebagian

besar responden mengalami hipertensi sebanyak 15 (62,5%), sedangkan

proporsi respoden perempuan sebagian besar responden mengalami

hipertensi sebanyak 39 (62,9%) responden diwilayah kerja Puskesmas

Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023.

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square dengan

tingkat kepercayaan (α) 95% (0,05) didapatkan p-value (1,000). Hal ini

berarti p-value > 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan


48

bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada

orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur tahun 2023.

c. Hubungan Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Hipertensi Pada


Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023

Tabel 4.10
Hubungan Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023
Kejadian Hipertensi
Riwayat Tidak Total
Keluarga Hipertensi P-value
Hipertensi
n % n % n %
Ada riwayat 20 60,6 13 39,4 33 100
Tidak ada riwayat 34 64,2 19 35,8 53 100 0,919
Total 54 62,8 32 37,2 86 100
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan dari 86 responden berdasarkan

riwayat keluarga terdapat proporsi respoden yang ada riwayat keluarga

sebagian besar responden mengalami hipertensi sebanyak 20 (60,6%),

sedangkan proporsi respoden yang tidak ada riwayat keluarga sebagian

besar responden mengalami hipertensi sebanyak 19 (35,8%) responden

diwilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023.

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square dengan

tingkat kepercayaan (α) 95% (0,05) didapatkan p-value (0,919). Hal ini

berarti p-value > 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi


49

pada orang dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun

2023.

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Kejadian Hipertensi

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat hasil penelitian yang dilakukan

di puskesmas kelayan timur pada orang dewasa yang berobat di poli umum

dapat diketahui bahwa dari 86 responden yang mengalami hipertensi

sebanyak 54 (62,8%) responden dan yang tidak mengalami hipertensi

sebanyak 32 (37,2%) responden. hipertensi. Hal ini berdasarkan dari hasil

pengukuran tekanan darah, dimana responden mengalami tekanan darah

yaitu rata-rata angka tekanan sistoliknya 141 mmHg, 145 mmHg, 150

mmHg, 170 mmHg, dan 180 mmHg tekanan diastoliknya ≥ 90 mmHg.

Hal diatas dilihat berdasarkan hasil penelitian sebagian besar di

wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur banyak yang mengalami

hipertensi dikarenakan sebagian besar responden berpendidikan rendah dan

sebagian besar responden memiliki kisaran usia berisiko >35 yang

mengalami hipertensi, sedangkan sebagian besar yang mengalami

hipertensi adalah perempuan.

Tekanan darah merupakan faktor yang berperan penting dalam

sirkulasi tubuh. Naik atau turun nya tekanan darah dapat mempengaruhi

keseimbangan di dalam tubuh. Tekanan darah sangat bervariasi sesuai


50

pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah bila tinggi terus

menerus dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, ginjal jantung dan

sirkulasi atau bahkan kematian. Tekanan darah tinggi sering terjadi pada

orang dewasa karena pembuluh darah arteri mengalami penurunan

elastisitas atau kekakuan, sehingga respon pembuluh darah ini

menyebabkan tekanan darah meningkat (Herlambang, 2013).

b. Usia

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di Puseksmas Kelayan Timur dari 86 responden

menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia berisiko > 35

sebanyak 59 (68,6%) responden, sedangkan yang berusia tidak berisiko 

35 sebanyak 27 (31,4%) responden.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dimana usia dewasa >35

tahun memiliki presentase lebih tinggi menderita hipertensi, dalam hal ini

peneliti berkesimpulan bahwa semakin tua seseorang, maka lebih berisiko

mengalami hipertensi. dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi

mendapat resiko hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan dengan

bertambahnya usia yang disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh

darah besar, sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding

pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibatnya adalah menungkatnya

tekanan darah sistolik (Julianti, 2005)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ricardo

(2018) Penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan hipertensi dan


51

berumur ≥ 35 tahun adalah sebanyak 24 orang. Responden yang tidak

menderita hipertensi dan berumur < 35 tahun adalah sebanyak 23 orang.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa umur berhubungan dengan kejadian

hipertensi.

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan

bertambahnya usia maka sema kin tinggi mendapat resiko hipertensi. Ini

sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang

mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone. Hipertensi pada

yang berusia lebih dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri

koroner dan kematian prematur (Julianti 2005).

c. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di Puskesmas Kelayan Timur menunjukkan bahwa jenis

kelamin perempuan sebanyak 62 (72,1%) responden, sedangkan jenis

kelamin laki-laki 24 (27,9%) responden.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2023

sebagian pasien yang datang ke Puskesmas Kelayan Timur berjenis kelamin

wanita sebanyak 62 (72,1%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dialkukan oleh

Muhammad Yunus, (2020) menunjukkan bahwa pada kejadian hipertensi di

Puskesmas Haji Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2020 pada wanita jumlah yang menderita hipertensi (66,2%)

cenderung lebih banyak dibandingkan pria (63,9%),


52

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusumawaty dkk

(2016) di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis dengan hasil

penelitian sebagian besar responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak

(56,9%) disbanding pria (29,6%)

Hasil penelitian juga didukung oleh teori meurut Depkes bahwa

perempuan lebih besar berisiko mengalami hipertensi karena setelah wanita

memasuki menopause, prevelensi hipertensi pada wanita meningkat

(Depkes RI, 2013)

d. Riwayat Keluarga

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di Puskesmas Kelayan Timur dari 86 responden yang

diteliti menunjukkan bahwa responden mempunyai riwayat keluarga

sebanyak 33 (38,4%) responden, sedangkan yang tidak ada riwayat keluarga

sebanyak 53 (61,6%) responden.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2023

sebagian pasien yang datang ke Puskesmas Kelayan Timur tidak banyak

ditemukan adanya riwayat keluarga pada responden yang mengalami

hipertensi.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Denilay Richardo Rambing

(2018) bahwa sebagian besar responden tidak ada riwayat keluarga

(93,40%) lebih besar dibandingkan responden ada riwayat keluarga (6,60%)

Hal ini dapat terjadi karena faktor risiko hipertensi tidak hanya

berasal dari faktor keturunan, tetapi juga terdapat faktor – faktor resiko yang
53

dapat diubah lainnya seperti kebiasaan merokok, diet yang tidak tepat,

obesitas, dan pola makan dan lainnya yang dapat mengakibatkan hipertensi

(Kemenkes RI, 2014).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang Dewasa Di


Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun
2023

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan dari 86 responden dengan

kejadian yang hipertensi terhadap usia yang berisiko adalah 47 (79,7%),

dibandingkan dengan kejadian yang tidak hipertensi terhadap usia yang

tidak berisiko adalah 20 (74,1%).

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square

menunjukkan nilai p-value = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan usia dengan kejadian hipertensi

pada orang dewasa di wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Tahun

2023.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan

oleh Wulandari, dkk (2021) yang menemukan bahwa ada hubungan usia

dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan P-value =

0,000 < ɑ (0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Nita widjaya, dkk (2018) yang menemukan bahwa ada hubungan usia
54

dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di Kecamatan Kresek dan

Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Banten didapatkan P-value = 0,000 <

ɑ (0,05).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Yunus (2020) “Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Dengan

Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Haji Pemanggilan Kecamatan Anak

Tuha Kab. Lampung Tengah” Yang menyatakan ada hubungan usia

dengan kejadian hipertensi P-value = 0,000 (<0,05).

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan

darah. Usia berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin

tua seseorang maka semakin besar resiko terserang hipertensi atau tekanan

darah tinggi. Hal ini terjadi karena perubaha pada struktur pembuluh darah

besar, sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding

pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibatnya adalah meningkatnya

tekakanan darah sistolik (Khomsan, 2003).

Hipertensi dalam hal ini semakin tua seseorang, maka lebih berisiko

mengalami Hipertensi. Peneliti berasumsi bahwa hal tersebut disebabkan

karena seiring bertambahnya usia seseorang, terjadi penurunan

kemampuan organ-organ tubuh termasuk sistem kardiovaskuler dalam hal

ini jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi lebih sempit dan

terjadi kekakuan dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan

darah dapat meningkat (Kemenkes RI, 2014).


55

b. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang


Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan dari 86 responden dengan

kejadian yang hipertensi terhadap jenis kelamin perempuan adalah 39

(62,9%), dibandingkan dengan kejadian yang tidak hipertensi terhadap

jenis kelamin laki-laki adalah 9 (37,5%).

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjuk

kan nilai p-value = 1,000 > 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian

hipertensi pada orang dewasa di wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur

Tahun 2023.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada perempuan jumlah

yang menderita hipertensi 39 (45,3%) cenderung lebih banyak

dibandingkan laki-laki 15 (17,4%), meskipun perbedaan itu tidak

memberikan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan kejadian

hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yunus, dkk (2020) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan jenis

kelamin dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Haji Pemanggilan

Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah tahun 2020 p- value

= 0,841 > 0,05.

Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan pendapat Aristoteles

(2018) yang menyebutkan bahwa pria cenderung lebih banyak menderita


56

hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi karena adanya

dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat jika

dibandingkan dengan wanita. Akan tetapi, prevalensi Jurnal Ilmu

Kedokteran Dan Kesehatan, 2021 hipertensi pada wanita mengalami

peningkatan setelah memasuki usia menopause. Hal tersebut disebabkan

oleh adanya perubahan hormonal yang dialami wanita yang telah

menopause.

Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk,sifat fungsi biologi laki-laki

dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam

menyelenggarakan upaya untuk meneruskan keturunan. Perbedaan ini

terjadi karena mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang

berbeda yang disebut sebagai alat reproduksi (Wade, 2009).

Hipertensi dalam hal ini peneliti berkesimpulan tidak adanya

hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi tersebut dapat

dimungkinkan karena pria dan wanita memiliki peluang yang sama untuk

mengalami hipertensi.

c. Hubungan Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Hipertensi Pada


Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan dari 86 responden dengan

kejadian hipertensi terhadap adanya riwayat keluarga sebanyak 20

(60,6%), dibandingkan dengan kejadian yang tidak hipetensi tidak ada

riwayat sebanyak 19 (35,8%).


57

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square

menunjukkan nilai p-value = 0,919 > 0,05 maka Ho diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan riwayat keluarga dengan

kejadian hipertensi pada orang dewasa di wilayah Kerja Puskesmas

Kelayan Timur Tahun 2023.

Berdasarkan penelitian diatas menyatakan bahwa sebagian besar

penderita hipertensi tidak ada riwayat keluarga sebanyak 34 (64,2%)

responden.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Denilay Richardo Rambing, dkk (2018) yang menemukan bahwa tidak ada

hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada

responden yang berusia 18-65 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sedati

dan Puskesmas Waru di Kabupaten Sidoarjo dengan nilai p-value = 0,111

(> 0,05).

Riwayat keluarga (orang tua, kakek/nenek, dan saudara kandung)

yang menunjukkan adanya tekanan darah yang tinggi merupakan faktor

risiko terkuat untuk munculnya penyakit hipertensi pada seseorang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa riwayat keluarga tidak memilki hubungan

dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Kabupaten Sidoarjo.

Penyebab hipertensi karena faktor riwayat keluarga ini diketahui

disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik, dikaitkan dengan pola

makan. Apabila seseorang menerapkan pola makan yang baik,


58

kemungkinan orang tersebut akan terhindar dari hipertensi (Yeni et al.,

2016)

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Avelia

Agustina (2018) menyatakan bahwa adanya hubungan riwayat keluarga

dengan kejadian hipertensi sebagian besar pasien di Puskesmas Paceda

Kota Bitung memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga 51 orang (57,3%)

sedangkan responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi dalam

keluarga berjumlah 38 orang (42,7%). Responden yang menderita

hipertensi dengan riwayat keluarga lebih banyak dibandingkan dengan

responden yang tidak menderita hipertensi dipeleh nilai P-value = 0,005

(P-value< 0,05).

Riwayat keluarga merupakan faktor non-modifiable yang penting

diantara beberapa faktor risiko kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa, riwayat keluarga tidak banyak ditemukan pada

responden yang menderita hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena faktor

risiko hipertensi tidak hanya berasal dari faktor keturunan, tetapi juga

terdapat faktor – faktor resiko yang dapat diubah lainnya seperti kebiasaan

merokok, diet yang tidak tepat, obesitas, dan sindroma metabolik lainnya

yang dapat mengakibatkan hipertensi (Ranasinghe, 2015).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Kejadian hipertensi sebagian besar responden yang mengalami hipertensi

yaitu sebanyak 54 (62,8%) responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023.

2. Usia responden sebagian besar memiliki usia beresiko (> 35 tahun)

sebanyak 59 (68,6) responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur

Kota Banjarmasin Tahun 2023.

3. Jenis kelamin sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 62

(72,1%) responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota

Banjarmasin Tahun 2023.

4. Riwayat keluarga sebagian besar responden tidak ada riwayat keluarga

sebanyak 53 (61,6%) responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan

Timur Kota Banjarmasin Tahun 2023.

5. Ada hubungan usia (p-value = 0,000) dengan kejadian hipertensi pada

orang dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Kota

Banjarmasin Tahun 2023.

6. Tidak ada hubungan jenis kelamin (p-value = 1,000)dengan kejadian

hipertensi pada orang dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur

Kota Banjarmasin Tahun 2023.

59
60

7. Tidak ada hubungan riwayat keluarga (p-value = 0,919) dengan kejadian

hipertensi pada orang dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur

Kota Banjarmasin Tahun 2023.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Kelayan Timur

Pihak Puskesmas diharapkan lebih intensif lagi memberikan informasi

tentang tekanan darah pada masyarakat misalnya dengan lebih banyak lagi

melakukan jadwal penyuluhan tentang mempertahankan tekanan darah

normal pada masyarakat dengan materi faktor-faktor yang mempemgaruhi

tekanan darah.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya penderita hipertensi agar dapat

memeriksakan tekanan darah scara rutin dan meminum obat yang

diberikan Puskesmas secara rutin. Saat control tekanan darah, penderita

hipertensi harus sering bertanya kepada petugas kesehatan terkait

hipertensi dan memdengarkan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh

petugas kesehatan, apabila ada kegiatan yang diakan di Puskesmas seperti

penyuluhan dan senam hipertensi, sebaiknya penderita hipertensi agar rajin

untuk mengikutinya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti sel anjutnya hasil penelitian ini sebagai referensi untuk

melanjutkan penelitian dengan menggunakan variabel lainnya seperti pola


61

makan, kebiasaan minum kopi, obesitas, serta menggunakan sampel yang

lebih besar, sehingga hasilnya dapat dikembangkan dan disempurnakan.


DAFTAR PUSTAKA

Avelia. G., Jeini. E., Windy M.V (2018). Kejadian Hipertensi Dan Riwayat
Keluarga Menderita Hipertensi Di Puskesmas Paceda Kota Bitung.

Aristoteles. (2018). Korelasi Umur dan Jenis Kelamin Dengan Penyakit


Hipertensi di Emergency Center Unit Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang 2017. Indonesia Jurnal Perawat, 3(1), 9–16.

Bujawati, E. (2012). Penyakit Tidak Menular, Faktor Resiko dan Pencegahannya.


Makassar: Alauddin University Press.

Blush,(2014) Perokok Pasif Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Pada wanita Usia
40-70 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Telogosari Kulon Kota
Semarang. [Skripsi Ilmiah] Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Crawford, JR & Henry, JD., 2003. The Depression Anxiety Stress Scale (DASS):
Normative data and latent structure in a large non-clinical sample. British
Journal of Clinical Psychology (2003), 42, 111-113. http://
www.serene.me.uk/ docs/asseass/dass-21.pdf

Dalimartha. S, 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.


http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS/article/view/973

Donsu, Jenita DT. (2017). Psikologi Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka Baru


Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Hipertensi.

Depertemen Kesehatan Republik Indoneisa. (2009). Kategori Umur.

Devi Narayani, 2018. “Hubungan antara stres dengan kualitas hidup pada pasien
hipertensi di rumah sakit umum pusat haji adam malik (RSUPHAM)
Medan”[Online]http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/10
927/150 100208.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Fitri Y, Mulyani NS, Fitrianingsih E, Suryana S. Pengaruh Pemberian Aktifitas


Fisik (Aerobic Exercise) terhadap Tekanan Darah, IMT dan RLPP pada
Wanita Obesitas. Aceh Nutrition Journal. 2016;1(2):105-110.

Fakih, Mansour. 2016. Analisi Gender dan Transformasi Sosial. Insist Press:
Yogyakarta.
Fimela. (2016). Ternyata Wanita Lebih Mudah Sakit Dibanding Pria,
AlasannyaRetrievedfromhttps://www.fimela.com/beautyhealth/read/37596
17/ternyata wanita-lebih- mudah-sakitdibanding-pria-alasanny

Julianti, D, dkk. (2005). Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus. Jakarta : Puspa
Swara

Kemenkes RI. 2019. Hari Hipertensi Dunia 2019: “Know Your Number,
Kendalikan Takanan Darahmu dengan Cerdik.
Artikel.http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-
jakarta/harihipertensi-dunia2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-
darahmu-dengan-cerdik. 2 Juli 2021 (15.20).

Kemenkes RI. 2013. Preva lensi Hipertensi, Penyakit yang Membahayakan.


Jakarta.

Kemenkes RI. 2019. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta :


Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta :


Kemenkes RI.

Kemenkes 2017. Hipertensi dan Penanganannya. P2PTM Kemenkes

Lundy, K. S., Janes, S, 2009. Community Health Nursing Caring For the Public’s
Health.. Philadelphia: Elsevier.

Mega. P., & Anggun (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit
Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Blokseger Kecamatan Tegalsari
Kabupaten Banyuwangi

Muhammadun, A. S. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Jogjakart: In-Books.

Nanda, 2013. Nic-Noc Jilid 1 panduan penyusunan asuhan keperawatan


professional

Nugroho. H. W, (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Jakarta : EGC.

Notoatmodjo S . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


Triyanto. E, (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu,Yogyakarta : Ruko Jambusari

P2PTM Kemenkes RI. (2019). Hipertensi penyakit paling banyak diidap


masyarakat. Di akses melalui www.kemenkes. go.id.

Ramdhani. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Graha Ilmu: Yogyakarta

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian Dan


PengembanganKesehatan.
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS/article/viewFile/973
/702

Rahmah, A. D., Rezal, F., & Rasma. (2017). Konsumsi Serat Mahasiswa
Angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
(JIMKESMAS).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV

Suhadak, (2010). Pengaruh Pemberian Teh Rosella Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun
Kabupaten Lamongan. Lamongan. BPPM stikes muhammadiyah
Lamongan.

Susilo & Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. : Yogjakarta CV.
Andi Offset.

Triyanto,2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wulandari, F. W., Ekawati, D., Harokan, A., & Murni, N. S. (2023). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Jurnal'Aisyiyah Medika,
8(1).

Yunus, Muhammad, I. Wayan Chandra Aditya, and Dwi Robbiardy Eksa.


"Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di
Puskesmas Haji Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha Kab. Lampung
Tengah." Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 8.3 (2021).

Anda mungkin juga menyukai