Anda di halaman 1dari 147

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2017

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan


Sikap Pasien Hipertensi Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi Di Uptd
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017

Daeli, Fynce Sonifati

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1521
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN HIPERTENSI
DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI UPTD
PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI
SELATAN KOTA GUNUNGSITOLI
TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
FYNCE SONIFATI DAELI
NIM : 131000502

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


Skripsi ini diajukan sebagai
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
FYNCE SONIFATI DAELI
NIM : 131000502

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN HIPERTENSI

DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI UPTD

PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN KOTA

GUNUNGSITOLI TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil

karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Oktober2017

Fynce Sonifati Daeli

i
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN HIPERTENSI


DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI UPTD
PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI
SELATAN KOTA GUNUNGSITOLI
TAHUN 2017

Yang Disiapkan dan Dipertahankan Oleh :

FYNCE SONIFATI DAELI


NIM : 131000502

Disahkan oleh :

Komisi Pembimbing Skripsi

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D


M.KM NIP .196712191993031003 NIP .197210042000032001

Medan,Oktober 2017 Fakultas Kesehatan Masyarakat

aYustina M.
201993082001

11

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

WHO (World Health Organization) mencatat pada tahun 2013 sedikitnya


sejumlah 839 juta kasus hipertensi yang terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia
terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan prevalensi hipertensi
di Indonesia tahun 2013 sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013). Dan di Sumatera Utara
prevalensi hipertensi tahun 2013 sebesar 24,7%. Dinas Kesehatan Kota
Gunungsitoli mencatat ada sebanyak 3499 kasus hipertensi yang terjadi pada
tahun 2016. Penderita hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya hampir di
seluruh dunia dan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat global yang
berkontribusi terhadap beban penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kecacatan dan
kematian dini.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan
rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang penderita
hipertensi dan teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.
Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil dari penelitian adalah kelompok umur 45-54 tahun (35,7%), jenis
kelamin perempuan (53,6%), pendidikan SMA (42,9%) dan pekerjaan
petani/nelayan/buruh (37,5%). Tingkat pengetahuan baik (67,9%), sikap cukup
(53,6%), upaya pengendalian hipertensi cukup (64,3%) dan dukungan keluarga
dan petugas kesehatan baik (58,9%). Hasil uji chi square menunjukkan variabel
yang berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi adalah pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dan petugas kesehatan
(p<0,05).
Disarankan untuk pihak puskesmas untuk meningkatkan program
pelaksanaan kesehatan, khususnya deteksi dini penyakit hipertensi sehingga dapat
dilakukan program penanggulangan secara cepat untuk menghindari hipertensi
yang lebih parah. Diharapkan masyarakat mengikuti program Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:
melakukan olahraga 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur; dan
memeriksakan kesehatan secara rutin.

Kata kunci : Hipertensi, pengetahuan, sikap, upaya pengendalian

iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

WHO (World Health Organization) noted in 2013 at least a total of 839


million cases of hypertension that occur worldwide. In Indonesia there is an
increased prevalence of hypertension. Overall prevalence of hypertension in
Indonesia in 2013 amounted to 26.5% (basic health research, 2013). And in
North Sumatra the prevalence of hypertension in 2013 amounted to 24.7%.
Health Office of Gunungsitoli City noted there were 3499 cases of hypertension
that occurred in 2016. Patients with hypertension are increasing every year
almost worldwide and cause global public health problems that contribute to the
burden of heart disease, stroke, kidney failure, disability and premature death.
The type of this research is analytic quantitative research with cross
sectional design, with total sample of 56 people with hypertension and sampling
technique used is simple random sampling. Data analysis using chi square test.
The result of the research were 45-54 years old (35,7%), female gender
(53,6%), high school education (42,9%) and farmer / fisherman / laborer work
(37,5%). Good knowledge level (67,9%), sufficient attitude (53,6%), hypertension
control effort enough (64,3%) and support of family and good health officer
(58,9%). The result of chi square test showed that variables related to
hypertension control were education, occupation, knowledge, attitude and
support of family and health officer (p <0,05).
It is recommended for puskesmas to improve health implementation
program, especially early detection of hypertension disease so that can be done
program of fast countermeasures to avoid more severe hypertension. It is
expected that the community will participate in the Healthy Living Community
Movement (GERMAS) program, which focuses on three activities: exercise 30
minutes per day, consume fruits and vegetables; and routine health checks.

Key words : Hypertension, knowledge, attitude, control effort

iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN

HIPERTENSI DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI

UPTD PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN KOTA

GUNUNGSITOLI TAHUN 2017” skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui

kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan, bantuan dan motivasi dari

berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.Untuk itu kritik dan saran

masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3. Dr. Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes selaku Ketua Departemen Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

v
Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.KM selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak membimbing dan meluangkan waktu, memberikan saran, dukungan,

nasihat, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak membimbing dan meluangkan waktu, memberikan saran,

dukungan, nasihat, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Dr. dr. Linda T Maas, MPH selaku dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

8. dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

memberikan bimbingan akademik selama penulis mengikuti pendidikan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh dosen dan staff di FKM USU khususnya Departemen Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku yang telah memberikan ilmu dan membantu

penulis menyelesaikan kepentingan administrasi selama masa perkuliahan.

10. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada

kedua orang tua penulis, yaitu Filifo Daeli dan Yurniwati Harefa yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil di setiap langkah penulis

selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari

vi
Universitas Sumatera Utara
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan ilmu

pengetahuan.

Medan, Oktober 2017

Penulis

Fynce Sonifati Daeli

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5
1.4 Hipotesis Penelitian..........................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8


2.1 Pengetahuan......................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Pengetahuan..........................................................................8
2.1.2 Klasifikasi Pengetahuan..........................................................................8
2.1.3 Tingkat Pengetahuan...............................................................................9
2.1.4 Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Pengetahuan................................10
2.2 Sikap................................................................................................................13
2.2.1 Pengertian Sikap....................................................................................13
2.2.2 Komponen Pokok Sikap........................................................................14
2.2.3 Tingkatan Sikap.....................................................................................14
2.2.4 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sikap................................15
2.3 Hipertensi........................................................................................................17
2.3.1 Definisi Hipertensi.................................................................................17
2.3.2 Etiologi Hipertensi.................................................................................18
2.3.3 Klasifikasi Hipertensi............................................................................20
2.3.4 Gejala Hipertensi...................................................................................20
2.3.5 Komplikasi Hipertensi...........................................................................21
2.3.6 Epidemiologi Hipertensi........................................................................23
2.3.7 Faktor Risiko Hipertensi........................................................................25
2.4 Penatalaksanaan Hipertensi.............................................................................30
2.4.1 Pengendalian Faktor Risiko...................................................................30
2.4.2 Terapi Farmakologis..............................................................................34

viii
Universitas Sumatera Utara
2.5 Landasan Teori................................................................................................35
2.6 Kerangka Konsep............................................................................................39

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................41


3.1 Jenis Penelitian................................................................................................41
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian.........................................................................41
3.3 Populasi Dan Sampel......................................................................................42
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................................43
3.5 Instrumen Penelitian.......................................................................................43
3.6 Variabel Dan Definisi Operasional.................................................................43
3.7 Aspek Pengukuran..........................................................................................45
3.8 Analisis Data...................................................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 51


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 51
4.2 Analisis Univariat ........................................................................................ 51
4.2.1 Karakteristik Umum ........................................................................... 52
4.2.2 Pengetahuan Responden ..................................................................... 54
4.2.3 Sikap Responden ................................................................................ 56
4.2.4 Upaya Pengendalian Hipertensi ......................................................... 59
4.2.5 Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan ..................................... 61
4.3 Analisis Bivariat........................................................................................... 63
4.3.1 Umur Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi .................................. 63
4.3.2 Jenis Kelamin Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi .................... 64
4.3.3 Pendidikan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi ......................... 65
4.3.4 Pekerjaan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi ........................... 66
4.3.5 Pengetahuan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi....................... 67
4.3.6 Sikap Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi .................................. 68
4.3.7 Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehtan Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ..................................................................... 69

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 70


5.1 Karakteristik Umum Responden .................................................................. 70
5.2 Pengetahuan Responden .............................................................................. 72
5.3 Sikap Responden.......................................................................................... 74
5.4 Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan ............................................... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 70


6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 70
6.2 Saran ............................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80


LAMPIRAN.

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi........................................................................20


Tabel 2.2 Pedoman Gizi Seimbang...................................................................31
Tabel 2.3 Dampak Modifikasi Gaya Hidup Terhadap Tekanan Darah............33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur........................52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan...............53
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan.................53
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tentang Hipertensi............................................................................54

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang


Hipertensi..........................................................................................56

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang


Hipertensi..........................................................................................56

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Hipertensi.........58

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Upaya Pengendalian


Hipertensi..........................................................................................59

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Pengendalian


Hipertensi..........................................................................................60

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga


Dan Petugas Kesehatan.....................................................................61

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Dan


Petugas Kesehatan............................................................................63

Tabel 4.13 Hubungan Umur Pasien Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian


Hipertensi..........................................................................................63

Tabel 4.14 Hubungan Jenis Kelamin Pasien Hipertensi Dengan Upaya


Pengendalian Hipertensi...................................................................64

Tabel 4.15 Hubungan Pendidikan Pasien Hipertensi Dengan Upaya


Pengendalian Hipertensi...................................................................65

x
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Hubungan Pekerjaan Pasien Hipertensi Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ................................................................ 66

Tabel 4.17 Hubungan Pengetahuan Pasien Hipertensi Dengan Upaya


Pengendalian Hipertensi ................................................................ 67

Tabel 4.18 Hubungan Sikap Pasien Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian


Hipertensi ...................................................................................... 68
.
Tabel 4.19 Hubungan Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dengan
Upaya Pengendalian Hipertensi ..................................................... 69

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku.................................38


Gambar 2.2 Kerang Konsep...............................................................................39

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner........................................................................................83
Lampiran 2 Master Data.....................................................................................89
Lampiran 3 Dokumentasi.................................................................................101
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian.....................................................................102
Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian................................................................103
Lampiran 6 Output Data..................................................................................104

xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fynce Sonifati Daeli

Tempat Lahir : Gunungsitoli

Tanggal Lahir : 07 September 1995

Suku Bangsa : Nias

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Ayah : Filifo Daeli

Suku Bangsa Ayah : Nias

Nama Ibu : Yurniwati Harefa

Suku Bangsa Ibu : Nias

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat tahun : SD Negeri 070981 Fodo/2007

2. SLTP/Tamat tahun : SMP Negeri 1 Gunungsitoli/2010

3. SLTA/Tamat tahun : SMA Swasta Methodist 2 Medan/2013

4. Lama studi di FKM USU : 2013-2017

xiv
Universitas Sumatera Utara
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu

kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri

ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi

tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita

hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya

12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases), diperkirakan sampai

tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan

mempengaruhi 1,56 milyar penduduk di seluruh dunia. Di dunia, hampir 1 milyar

orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Tekanan darah tinggi

merupakan penyakit kronis yang bisa merusak organ tubuh manusia (Depkes RI,

2007).

WHO mencatat pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus

hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29%

dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%)

dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di

negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).

1
Universitas Sumatera Utara
2

Berdasarkan laporan WHO tahun 2013, Afrika Selatan menjadi Negara

yang memiliki tingkat hipertensi paling tinggi di dunia yaitu sebanyak 72% pada

orang dewasa yang usianya di atas 50 tahun. Tim peneliti yang dibentuk oleh

WHO yang bernama SAGE atau Strategic Advisory Group of Expert menemukan

prevalensi hipertensi pada hampir 72% orang dewasa di negara Rusia. Angka

prevalensi yang lebih rendah terdapat di beberapa negara seperti 58% di Meksiko,

57% di Ghana, 53% di China, serta 32% di India (WHO, 2013).

Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan

prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013).

Dan di Sumatera Utara prevalensi hipertensi tahun 2013 sebesar 24,7%

(Riskesdas, 2013). Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH)

menyebutkan, angka kematian di Indonesia mencapai 56 juta jiwa terhitung dari

tahun 2000-2013. Diketahui bahwa faktor kematian paling tinggi adalah

hipertensi, menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk Indonesia

(InaSH, 2014). Hal ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi pada masyarakat

belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka

menderita hipertensi.

Menurut National Basic Health Survey 2013, prevalensi hipertensi di

Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia 25-

34 tahun adalah 14,7 %, 35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64 tahun

45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan

prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin jumlahnya

Universitas Sumatera Utara


bisa lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan karena hipertensi dan komplikasi

jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi tidak bergejala (InaSH,2014).

Berdasarkan survey awal peneliti terhadap angka kesakitan dari tahun ke

tahun dapat diketahui bahwa penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal dengan

penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit nomor 5 terbanyak di Kota

Gunungsitoli dengan jumlah kasus sebanyak 3499 kasus (Profil Kesehatan Kota

Gungsitoli Tahun 2016), jumlah ini meningkat dari tahun 2015 yang berjumlah

2480 kasus. Pada tahun 2016 UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

mencatat ada 627 kasus hipertensi yang terjadi di wilayah kerjanya. Data yang

terdapat di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan mencatat ada

sebanyak 125 pasien hipertensi pada bulan januari terjadi sampai dengan bulan

mei 2017.

Penelitian Situmorang (2014) menunjukkan bahwa faktor keturunan, pola

makan, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, merupakan faktor-faktor yang

berhubungan dengan hipertensi pada penderita rawat inap di rumah sakit umum

sari mutiara medan. Sejalan dengan hasil Penelitian Syahrini (2012) menunjukkan

bahwa umur, obesitas, kebiasaan konsumsi garam, kebiasaan konsumsi makanan

berlemak merupakan faktor-faktor risiko hipertensi primer di puskesmas tlogosari

kulon kota semarang.

Hipertensi dapat dicegah dan dikontrol dengan membudayakan perilaku

hidup sehat. Perilaku hidup sehat antara lain seperti mengkonsumsi makanan

dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,

rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari), berolahraga
secara teratur, istirahat yang cukup, berpikir positif, tidak merokok, dan tidak

mengonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol dapat meningkatkan resiko

hipertensi. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat yang memadai tentang

hipertensi dan pencegahannya cenderung meningkatkan angka kejadian hipertensi

(Wahid, 2008).

Penelitian Nugraheni (2008) menunjukkan bahwa penatalaksanaan

hipertensi dalam upaya mencegah terjadinya hipertensi dengan mengendalikan

faktor determinan yaitu melakukan olahraga teratur, menurunkan asupan lemak,

menurunkan asupan natrium, meningkatkan asupan serat minimal, meningkatkan

asupan kalium, serta melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kesehatan adalah dengan

pencegahan terjadinya hipertensi bagi masyarakat secara umum dan pencegahan

kekambuhan pada penderita hipertensi pada khususnya. Pencegahan kekambuhan

ataupun pengendalian hipertensi perlu dilakukan oleh semua penderita hipertensi

agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah. Tetapi sayangnya

tidak semua penderita hipertensi dapat melakukan pengendalian terhadap

penyakitnya. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dan sikap penderita

hipertensi tentang pengendalian penyakitnya tidaklah sama.

Tingginya kasus hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli

Selatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, mungkin masyarakat sudah

mengetahui tentang penyakit hipertensi yang dideritanya tetapi tidak ada tindakan

upaya pengendalian yang dilakukannya, mungkin juga masyarakat memang tidak

mengetahui sama sekali kalau mereka menderita penyakit hipertensi. Hal inilah
yang menjadi alasan peneliti mengambil judul hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

Hipertensi termasuk suatu kondisi yang dapat dicegah atau dikendalikan.

Namun dari hasil pengamatan data bahwa penderita hipertensi semakin meningkat

setiap tahunnya hampir di seluruh dunia dan menimbulkan masalah kesehatan

masyarakat global yang berkontribusi terhadap beban penyakit jantung, stroke,

gagal ginjal, kecacatan dan kematian dini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Pasien Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi di UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan

Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik umum (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan) pasien hipertensi di UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.


2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli

Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.

3. Untuk mengetahui sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian

hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota

Gunungsitoli Tahun 2017.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli

Tahun 2017.

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien hipertensi

dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai

pengetahuan dan sikap pasien dalam mengendalikan hipertensi untuk

menurunkan kasus hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan dan juga sebagai bahan masukkan dalam

pengambilan kebijakan.
2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi pada masyarakat

khususnya penderita hipertensi tentang pentingnya upaya pencegahan

ataupun pengendalian hipertensi, sehingga dapat menurunkan angka kasus

hipertensi dan mencegah kematian akibat hipertensi.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dan informasi

bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang hipertensi

secara lebih mendalam.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan faktor dominan yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap

seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek di

ketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tesebut.

2.1.2 Klasifikasi Pengetahuan

Riyanto (2013) menyatakan bahwa jenis pengetahuan diantaranya sebagai

berikut:

a. Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam

bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat

Universitas Sumatera Utara


9

nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan

seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis

ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan

budaya bahkan bisa tidak disadari.

b. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan

atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.

Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang

berhubungan dengan kesehatan.

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2012), tahap pengetahuan di dalam domain

kognitif terdiri dari 6 tingkat, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari

atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi

Universitas Sumatera Utara


tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di

sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru daru formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Riyanto (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun

nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang, makin mudah untuk menerima informasi.

b. Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah

suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi

dengan tujuan tertentu.


c. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan

memengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecaahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan


menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya.

f. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan suatu reaksi atau respons

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap adalah suatu tingkatan afeksi yang baik yang bersifat

positif maupun dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Sikap juga

sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan objek psikologi. Sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus objek dan tidak langsung terlihat

yang berarti seseorang mempunyai kesiapan untuk bertindak, tetapi belum

melakukan aktifitas yang disebabkan oleh penghayatan pada suatu objek.

Thomas dan Znaniecki dalam Wawan dan Dewi (2010) menyatakan

bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu

perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang

murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan

proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara
subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh

adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin

dipertahankan dan dikelola oleh individu.

2.2.2 Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap

mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek artinya

bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut

terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

2.2.3 Tingakatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012) menjelaskan berbagai tingkatan yakni

sebagai berikut :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).


2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang itu

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang

mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk

menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah

suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya

seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan

dari mertua atau orang tuanya sendiri.

2.2.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap

Menurut Azwar (2013), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi

pembentukan sikap pada manusia, antara lain :

1. Pengalaman pribadi.

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.


2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah

dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau

seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan

sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman

dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.

3. Pengaruh kebudayaan.

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.


6. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.3 Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.

Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan

normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan

darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode.

Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol kontriksi. Kontriksi arteriol membuat darah

sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi

menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan

kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2011).

Menurut WHO (2013), hipertensi didefinisikan sebagai keadaan tekanan

darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi sering

kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit

yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu (Vitahealth,

2006).
2.3.2. Etiologi Hipertensi

A. Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi Primer atau Esensial adalah suatu peningkatan tekanan arteri

yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal

tanpa subjek yang jelas atau tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer

memiliki populasi kira-kira 90% dari seluruh pasien hipertensi. Beberapa faktor

diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini.

1. Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko

tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.

2. Jenis kelamin dan usia

Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi

untuk mengalami hipertensi.

3. Diet

Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi. Menurut Widharto (2007) sebenarnya,

bukanlah garam (garam dapur) yang tidak baik bagi tekanan darah, tetapi

kandungan natrium (Na) dalam darah yang dapat mempengaruhi tekanan

darah seseorang. Namun, Na yang masuk dalam darah secara berlebihan

dapat menahan air sehingga meningkatkan volume darah.

Meningkatkannya volume darah mengakibatkan meningkatnya tekanan

pada dinding pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa

darah semakin meningkat. Sebagian besar hipertensi juga disebabkan


adanya penebalan dinding pembuluh arteri oleh lemak atau kolesterol. Jika

penderita hipertensi mengonsumsi makanan berlemak, kadar kolesterol

dalam darahnya dapat meningkat sehingga dinding pembuluh darah makin

menebal. Dampak yang semakin parah, pembuluh darah tersebut menjadi

tersumbat.

4. Berat badan

Obesitas (>25% di atas berat badan ideal) dikaitkan dengan

berkembangnya hipertensi. Orang yang kelebihan berat badan, tubuhnya

bekerja keras untuk membakar berlebihnya kalori yang masuk.

Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang

cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan

oksigen dalam darah. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung

bekerja lebih keras. Dampaknya, tekanan darah orang gemuk cenderung

tinggi (Widharto, 2007).

5. Gaya hidup

Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah jika

gaya hidup tersebut menetap.

B. Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain

yaitu kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10%

dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita

hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya

adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pemakaian pil
KB). Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan

kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan

psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravaskuler, luka bakar, dan stres

(Udjianti, 2011).

2.3.3 Klasifikasi Hipertensi

Penggolongan hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik (TDS) dan

tekanan darah diastolik (TDD), untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit

hipertensi tersebut maka ESH (Europian Society of Hypertension) dan ESC

(Europian Society of Cardiology) tahun 2013 dipakai batasan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik oleh ESH (Europian Society of Hypertension) dan ESC
(Europian Society of Cardiology) tahun 2013.
Sistolik Diastolik

Optimal <120 <80

Normal 120-129 80-84

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 >180 ≥110

Hipertensi terisolir ≥140 <90

2.3.4 Gejala Hipertensi

Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal ini

diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan

gejala yang spesifik, sehingga orang seringkali mengabaikannya. Gejala-gejalanya


itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-

debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan

mimisan.

Namun demikian, jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama

dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti: sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak napas, terengah-engah, pandangan mata kabur dan

berkunang-kunang. Terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki,

keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut

jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang

menyebabkan gangguan psikologis seperti: emosional, gelisah dan sulit tidur (Ira,

2014).

2.3.5 Komplikasi Hipertensi

Menurut Corwin (2005) komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark

miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy-included

hypertension (PIH). Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada

berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah dialami, adakah faktor-faktor

risiko lain dan bagaimana penyakit tersebut ditangani.

a. Stroke

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih

dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan

disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik

yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak.

Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah yang


menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang

mengalami oklusi (Hacke, 2003).

Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi.

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah

ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang

mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan

kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin, 2005).

b. Infark miokardium

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik

tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk

trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat

hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen

miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung

yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan

perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga

terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan risiko pembentukan

bekuan (Corwin, 2005).

c. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang

progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian

yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal


ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin

angiotensin aldosteron (RAA). Menurut Mansjoer (2001) hipertensi berisiko

4 kali lebih besar terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan

orang yang tidak mengalami hipertensi.

d. Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi

maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada

kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke

dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron

disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak

jarang juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan

otak dengan hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan

otak dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin,

2005).

2.3.6 Epidemiologi Hipertensi

a. Berdasarkan orang

Hipertensi lebih sering terjadi pada pria usia 31 tahun ke atas

sedangkan pada wanita terjadi pada usia 45 tahun (setelah menopause). Di

jawa barat prevalensi hipertensi pada laki-laki sekitar 23,1% sedangkan pada

wanita sekitar 6,5%. Pada usia 50-59 tahun prevalensi hipertensi pada laki-

laki sekitar 53,8% sedangkan pada wanita sekitar 29% dan pada usia lebih

dari 60 tahun prevalensi hipertensi sekitar 64,5% (Suryati, 2005).


Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi

hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas secara nasional mencapai

25,8%. Berdasarkan kelompok umur paling tinggi terdapat pada kelompok

umur 75 tahun ke atas yaitu 63,8%, di ikuti umur 65-74 tahun sebesar 57,6%.

Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi pada laki-laki sebesar 22,8%

dan pada perempuan sebesar 28,8%.

Menurut Bustan (2007), berdasarkan suku dan ras bahwa orang hitam di

Amerika mempunyai prognosis yang lebih jelek dibandingkan dengan orang

berkulit putih.

b. Berdasarkan tempat

Hasil pengkuran tekanan darah yang diperoleh dari Riskesdas (2007)

menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan

(39,6%) dan terendah Papua Barat (20,1%). Provinsi Jawa Timur (37,4%),

Bangka Belitung (37,2%), Sulawesi Tengah (36,6%), DI Yokyakarta

(35,8%), Sulawesi Barat (33,9%), Kalimantan Tengah (33,6%) dan Nusa

Tenggara Barat (32,4%), merupakan proinsi yang mempunyai prevalensi

hipertensi lebih tnggi dari angka nasional (31,7%).

Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia

adalah 26,5%, prevalensi mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar

31,7%. Provinsi yang paling tinggi adalah Bangka Belitung (30,9%), diikuti

Kalimatan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%)

dan prevalensi yang paling kecil adalah Papua (16,8%).


c. Berdasarkan waktu

Para penderita penyakit hipertensi berdasakan waktu berbeda setiap

tahunnya. Studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tanggga (SKRT,

2001), menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi mengalami peningkatan

dari 96 per 1000 penduduk pada tahun 1995, naik menjadi 110 per 1000

penduduk tahun 2001. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007 prevalensi

hipertensi di Indonesia 31,7 % dari total penduduk dewasa, sedangkan tahun

2013 mengalami penurunan menjadi 26,5%.

2.3.7 Faktor Risiko Hipertensi

a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

1. Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin

besar resiko terkena hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai resiko

terkena hipertensi, dengan bertambahnya usia resiko terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalesi hipertensi dikalangan usia lanjut lebih tinggi yaitu

umur diatas 75 tahun 63,8% diikuti usia 65-74 tahun (57,6%), usia 55-64

tahun (45,9%) (Riskesdas, 2013). Kategori untuk pengelompokkan umur

pada penelitian ini menggunakan pengelompokkan umur berdasarkan

Riskesdas 2013, yaitu : 15-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54 tahun,

55-64 tahun dan ≥65 tahun.

2. Jenis Kelamin

Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria

lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio


sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki

gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan

dengan wanita. Namun, setelah memasuki manopause, prevalensi hipertensi

pada wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada

wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor

hormonal. Prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada riskesdas

2007 maupun riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi

perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Depkes, 2014)

3. Keturunan atau Genetika

Seseorang cenderung menderita tekanan darah tinggi bila kedua

orangtuanya juga menderita tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan

bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah

orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah. Hal ini menunjukkan

bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti

makanan atau status sosial), berperan besar dalam menentukan tekanan darah

(Palmer, A & William, B, 2005). Riwayat keluarga yang menunjukkan

adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor risiko paling kuat

bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa datang.

b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol

1. Konsumsi Garam

Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya

hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan

volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti
oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan

hemodinamik yang normal (Sheps, 2005). Hipertensi hampir tidak pernah

ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam minimal. Asupan garam

kurang dari 3 gram per hari menyebabkan prevalensi hipertensi rendah,

sedangkan apabila asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi

hipertensi menngkat menjadi 15-20%. Konsumsi garam yang dianjurkan

tidak lebih dari 6 gram perhari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400

mg/hari.

2. Konsumsi lemak jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan

darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan

yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tak jenuh

secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain

yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Sheps,

2005).

3. Alkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat

cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum

diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau

terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang

tidak minum atau minum sedikit. Mekanisme peningkatan tekanan darah


akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol

dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah

berperan dalam meingkatkan tekanan darah. Diperkirakan konsumsi alkohol

berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi.

Mengkonsumsi 3 gelas atau lebih minuman beralkohol setiap hari

meningkatkan risiko menderita hipertensi sebesar 2 kali.

4. Obesitas

Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan

lemak yang berlebihan dijaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan

terjadinya beberapa penyakit. Obesitas merupakan ciri khas penderita

hipertensi. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi

hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita

hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang

yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%

memiliki berat badan lebih (overweight) (Depkes, 2006).

5. Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan

kemungkinan timbulnya obesitas jika asupan garam juga bertambah akan

memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan

risiko hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang

tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.

Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan

yang dibebankan pada arteri (Sheps, 2005).

Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh

dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Latihan

aerobik sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu

dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol

tekanan darah adalah berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan aerobik

(Palmer, A & William, B, 2005).

6. Stres

Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi

antara individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk

mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya

(biologis, psikologis dan sosial) yang ada pada diri seseorang (Depkes, 2006).

Hubungan antara stren dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila

stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap

tinggi (Nurkhalida, 2003).

7. Merokok

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang

dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak

lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses

artereosklerosis dan tekanan darah tinggi. Merokok juga meningkatkan


denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.

Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko

kerusakan pada pembuluh darah arteri (Depkes, 2006).

2.4 Penatalaksanaan Hipertensi

Tatalaksana hipertensi meliputi non farmakologis dan farmakologis.

Tatalaksana non farmakologis meliputi modifikasi gaya hidup, upaya ini dapat

menurunkan tekanan darah atau menurunkan ketergantungan penderita hipertensi

terhadap pengunaan obat-obatan. Sedangkan tatalaksana farmakologis umumnya

dilakukan dengan memberikan obat-obatan antihipertensi di Puskesmas. Apabila

upaya non farmakologis belum mampu mencapai hasil yang diharapkan,

Puskesmas bisa merujuk pasien ke pelayanan kesehatan sekunder yaitu rumah

sakit (Depkes, 2013).

2.4.1 Pengendalian Faktor Resiko

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan

tekanan darah. Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan

mengendalikan hipertensi adalah :

1. Makan gizi seimbang

Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada

pasien hipertensi. Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang:

membatasi gula, membatasi konsumsi garam, makan cukup buah, makan

sayuran, makan kacang-kacangan, biji-bijian, makanan rendah lemak

jenuh, menggantinya dengan unggas dan ikan.


Tabel 2.2 Pedoman Gizi Seimbang
Garam Makanan Berlemak
Batasi garam < 5 gram (1 sendok teh perhari) Batasi daging berlemak, minyak susu dan
Kurangi garam saat memasak Ganti daging lainnya dengan ayam (tanpa
Membatasi makanan olahan dan cepat saji Ikan
Buah-buahan dan sayuran Makan ikan sedikitnya 3 kali perminggu
5 porsi (400-500 gram) buah- buahan dan sayuran Utamakanikanberminyak
perhari. seperti tuna, ma
(satu porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, mangga, pisang, atau 3 sendok makan sayur ya

2. Mengatasi Obesitas/menurunkan kelebihan berat badan

Hubungan erat antara obesitas dengan hipertensi telah banyak

dilaporkan. Upayakan untuk menurunkan berat badan sehingga mencapai

IMT normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang < 90 cm untuk laki-laki

atau < 80 cm untuk perempuan.

3. Melakukan olahraga secara teratur

Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45

menit (sejauh 3 kilometer) lima kali perminggu, dapat menurunkan TDS 4

mmHg dan TDD 2,5 mmHg. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga

dan hypnosis dapat mengontrol sistem syaraf sehingga dapat menurunkan

tekanan darah.
4. Berhenti merokok

Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan

kebiasaan merokok. Beberapa metode yang secara umum dicoba adalah

sebagai berikut:

a. Inisiatif sendiri

Banyak perokok menghentikan kebiasaannya atas inisiatif sendiri, tanpa

pertolongan pihak luar. Metode ini banyak menarik para perokok

karena hal-hal berikut:

- Dapat dilakukan secara diam-diam

- Program diselesaikan dengan tingkat dan jadwal sesuai kemauan

- Tidak perlu menghadiri rapat-rapat penyuluhan

b. Menggunakan permen yang mengandung nikotin

Kecanduan nikotin membuat perokok sulit meninggalkan rokok.

Permen nikotin dapat mengurangi penggunaan rokok. Ada jangka

waktu tertentu untuk menggunakan permen ini, dan selama

menggunakan permen, penderita dilarang merokok. Dengan demikian,

diharapkan perokok sudah berhenti merokok secara total sesuai jangka

waktu yang ditentukan.

c. Kelompok program

Beberapa orang mendapatkan manfaat dari dukungan kelompok

berhenti merokok. Para anggota kelompok dapat saling member nasehat

dan dukungan. Program ini banyak yang berhasil, tetapi memerlukan


biaya dan waktu untuk menghadiri pertemuan-pertemuan, sehingga

menyebabkan keengganan untuk bergabung.

5. Mengurangi konsumsi alkohol

Satu studi meta-analisis menunjukkan bahwa kadar alkohol

seberapapun, akan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi alkohol pada

penderita hipertensi yang biasa minum alkohol, akan menurunkan TDS

rata-rata 3,8 mmHg. Dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang

alkohol, hendaknya dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

- Pantang alkohol harus dipertehankan (jangan mulai minum alkohol)

- Jangan menganjurkan untuk mulai mengkonsumsi alkohol demi alasan

kesehatan

- Batasi konsumsi alkohol untuk laki-laki maksimal 2 unit perhari dan

untuk perempuan 1 unit perhari, jangan lebih dari 5 hari minum

perminggu.

Satu unit = setengah gelas bir (5% alkohol), 100 ml anggur (10%

alkohol), 25 ml minuman 40% alkohol.

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, diharapkan terjadi penurunan

tekanan darah sebagai terlihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Dampak modifikasi gaya hidup terhadap penurunan tekanan darah

Modifikasi Rekomendasi Penurunan TD (mmHg)


Berat badan Pertahan IMT 18,5-22,9 kg/m2 5-20mmHg/ penurunan
10 kg
Diet sehat Konsumsi sayur dan buah cukup, 8-14 mmHg
hindari lemak
Batasi garam Konsumsi garam < 1 sendok teh 2-8 mmHg
kecil
Aktifitas fisik Olahraga teratur: jalan kaki 30-45 4-9 mmHg
menit (3km)/hari – 5 kali
perminggu
Batasi Alkohol Laki-laki : 2 unit minuman/hari 2-4 mmHg
Perempuan : 1 unit minuman/hari

2.4.2 Terapi farmakologis

Penganan hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan,

kompikasi dan kematian akibat hipertensi. Terapi farmakologis hipertensi dapat

dilakukan di pelayanan strata primer atau puskesmas, sebagai penangan awal.

Berbagai penelitian klinik membuktikan, bahwa obat anti hipertensi yang

diberikan tepat waktu, dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40%, infark

miokard 20-25%, dan gagal jantung lebih dari 50%.

Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal yang mempunyai masa

kerja panjang sehingga dapat diberikan sekali sehari dan dosisnya dititrasi. Obat

berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan pertama

perjalanan terapi.

Pemilihan atau kombinasi obat anti hipertensi yang cocok bergantung pada

keparahan hipertensi dan respon penderita terhadap obat. Beberapa prinsip

pemberian obat anti hipertensi perlu diingat, yaitu:

1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan

penyebabnya.
2. Pengobatan hipertensi essensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah

dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya

komplikasi.

3. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat

antihipertensi.

4. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan

seumur hidup.

5. Jika tekanan darah terkontrol maka pemberian obat hipertensi di puskesmas

dapat diberikan disaat kontrol dengan catatan obat yang diberikan untuk

pemakaian selama 30 hari bila tanpa keluhan baru.

6. Untuk penderita hipertensi yang baru didiagnosis (kunjungan pertama) maka

diperlukan kontrol ulang disarankan 4 kali dalam sebulan atau seminggu

sekali, apabila tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 100

mmHg sebaiknya diberikan terapi kombinasi setelah kunjungan kedua (dalam

dua minggu) tekanan darah tidak dapat dikontrol.

7. Pada kasus hipertensi emergensi atau urgensi tekanan darah tidak dapat

terkontrol setelah pemberian obat pertama langsung diberikan terapi

farmakologis kombinasi, bila tidak dapat dilakukan rujukan.

2.5 Landasan Teori

Model PRECEDE dikembangkan pada tahun 1970 oleh Green dan

rekannya (Green, Kreuter, Deeds, and Partridge, 1980). Akronimnya adalah

singkatan dari Predisposing, Reinforcing, dan Enabling Constructs in

Educational/Environmental Diagnosis and Evaluation. PRECEDE didasarkan


pada premis bahwa, sama seperti diagnosis medis mendahului rencana perawatan,

Jadi sebaiknya diagnosa pendidikan mendahului rencana intervensi. Pendekatan

ini ditujukan pada kekhawatiran di antara beberapa profesional bahwa pendidikan

kesehatan difokuskan terlalu banyak pada pelaksanaan program dan terlalu sedikit

dalam merancang intervensi yang direncanakan secara strategis untuk memenuhi

kebutuhan yang ditunjukkan.

Pada tahun 1991, PROCEED (Policy, Regulatory, and Organizational

Constructs in Educational and Environmental Development) ditambahkan ke

dalam kerangka untuk mengenali pentingnya faktor lingkungan sebagai penentu

perilaku kesehatan dan kesehatan. Sebagai penghargaan atas dampak "lifestyle"

(yaitu, pola perilaku terkait kesehatan) pada kesehatan tumbuh, demikian juga

pengakuan bahwa perilaku ini, seperti merokok dan minum, dipengaruhi oleh

kekuatan kuat di luar individu, seperti industri, media, politik, dan ketidaksetaraan

sosial.

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) bahwa perilaku

kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor

pendukung dan faktor penguat.

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-

nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke

posyandu, karena tahu bahwa di posyandu akan dilakukan penimbangan anak


untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini

ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke posyandu.

b. Faktor Pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor yang mendukung atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: puskesmas, posyandu,

rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah

raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang

sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan

air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi

apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua,

maka dengan terpaksa buang air besar di kali/kebun menggunakan air kali untuk

keperluan seharihari, dan sebagainya.

c. Faktor Penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor

penguat ini terwujud dalam sikap dan perilaku keluarga atau petugas kesehatan

yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Karenanya,

petugas kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-

nilai kesehatan. Selain itu perilaku keluarga dan tokoh masyarakat juga dapat

menjadi panutan orang lain untuk berperilaku sehat. Kadang-kadang meskipun

orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi mereka tidak

melakukannya. Contohnya seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil dan di

dekat rumahnya ada polindes, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak mau melakukan
periksa hamil karena ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa

hamil namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat

memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.

Faktor Predisposisi :
1.Pengetahuan
2.Sikap
3.Kepercayaan
4.Keyakinan

Faktor Pendukung :
1. Adanya Puskesmas
2. Adanya Obat-obatan Perilaku
3. Keterjangkauan Sumber

Faktor Penguat :
1. Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Masyarakat

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku

(Lawrence W. Green)
2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan beberapa kajian teori yang telah dibahas, maka kerangka

konsep penelitian adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Predisposisi
Karakteristik umum pasien
hipertensi :
- Umur
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan
Tingkat pengetahuan
Sikap pasien hipertensi
Upaya
pengendalia
Faktor Pendukung n hipertensi
Sarana dan Prasarana

Faktor Penguat
Dukungan Keluarga dan
Petugas kesehatan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan

: Area yang di teliti

: Area yang tidak diteliti


Penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Dari skema diatas dapat

dilihat berdasarkan teori Green, yaitu perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga

faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Dalam

penelitian ini akan dilihat karakteristik umum pasien hipertensi yang meliputi

umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan serta tingkat pengetahuan dan

sikap pasien hipertensi yang merupakan faktor predisposisi. Untuk faktor penguat

yang akan diteliti yaitu bagaimana dukungan keluarga dan petugas kesehatan

terhadap pasien hipertensi dalam upaya pengendalian hipertensi yang

dilakukannya. Untuk faktor pendukung yang meliputi sarana dan prasarana

menjadi batasan penelitian atau tidak diteliti oleh peneliti. Peneliti merasa faktor

pendukung yang merupakan sarana dan prasarana seperti jarak ke puskesmas

mampu dijangkau oleh pasien hipertensi dan ketersediaan obat di puskesmas tetap

diperhatikan sehingga tidak ada pasien yang tidak mendapatkan obat.


41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif bersifat analitik melalui

pendekatan cross-sectional untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli dengan alasan:

1. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan ada sebanyak 627 kasus

hipertensi pada tahun 2016 di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli

Selatan.

2. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian

hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

3. Adanya kemudahan dan dukungan dari pihak UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan untuk melakukan penelitian tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2017 sampai dengan selesai.

41

Universitas Sumatera Utara


42

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 125 pasien hipertensi yang

berkunjung di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil di seluruh objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling sampai

jumlah sampel tercapai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, yaitu

a. Bersedia menjadi responden

b. Penderita hipertensi

Besar sampel digunakan dengan menggunakan rumus besar sampel

untuk uji hipotesis satu proporsi dari rumus Slovin, yaitu :

n=

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

e = Kesalahan (absolute) yang dapat ditolerir, pada penelitian ini dipakai e = 0,1

N = Jumlah populasi

Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi pasien

hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan adalah berjumlah

125 orang maka didapati besar sampel sebanyak 56 orang.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan

kuesioner yang diajukan kepada pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari profil kesehatan kota Gunungsitoli tahun

2016, UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Studi Pustaka dan

Internet.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

3.6 Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel

Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik umum

pasien hipertensi yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, tingkat

pengetahuan hipertensi, dan sikap pasien hipertensi dan variabel dependennya

adalah upaya pengendalian hipertensi.


3.6.2 Definisi Operasional

1. Karakteristik umum pasien hipertensi adalah ciri umum yang dimiliki oleh

pasien hipertensi diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan.

a. Umur adalah rentang hidup responden dari lahir sampai saat penelitian

yang dihitung berdasarkan tanggal lahir pada kartu identitas.

b. Jenis kelamin adalah karakteristik biologis responden berdasarkan hasil

konfirmasi menggunakan kartu identitas dan pengamatan langsung

terhadap ciri-ciri fisik responden.

c. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan oleh

responden berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki.

d. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan responden yang

menghasilkan uang.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden

mengenai hipertensi.

3. Sikap adalah pandangan, perasaan atau penilaian baik positif maupun

negatif responden mengenai hipertensi.

4. Pengendalian hipertensi adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh

responden untuk mengendalikan berbagai macam faktor risiko sehingga

dapat menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.

5. Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan adalah keterlibatan anggota

keluarga dan petugas kesehatan untuk memotivasi penderita hipertensi

dalam mengendalikan penyakitnya.


3.7 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan

Pengukuran variabel pengetahuan responden menggunakan skala interval,

dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Pengetahuan diukur melalui 15 pertanyaan dalam kuesioner.

B. Setiap pertanyaan tersedia 3 jawaban, dan responden diminta memilih

1 jawaban dari setiap pertanyaan.

C. Jawaban yang dipilih responden atas 15 pertanyaan akan

dijumlahkan, berdasarkan jawaban benar atau salah.

D. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan:

a. Benar, diberi nilai 1

b. Salah, diberi nilai 0

Dari 15 pertanyaan, pertanyaan nomor 1-15 skor tertinggi yang diperoleh

adalah 15. Aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai yang ada dapat

diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

A. Tingkat pengetahuan baik responden dapat menjawab pertanyaan

dengan benar apabila skor jawaban > 75% dari nilai tertinggi (11-15).

B. Tingkat pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab

pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban 40% - 75% dari nilai

tertinggi (6-10).

C. Tingkat pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab

pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban dari nilai tertinggi

<40% (<6). (Azwar, 2012).


2. Pengukuran Sikap

Untuk mengukur sikap responden diberikan pertanyaan yang dinilai

berdasarkan skala Likert dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Sikap diukur melalui 10 pertanyaan dengan kuesioner.

B. Setiap pernyataan tersedia 4 jawaban, dan hanya 1 jawaban yang

harus dipilih responden.

C. Pertanyaan terdiri dari 8 pertanyaan positif dan 2 pertanyaan negatif.

Setiap jawaban dari pertanyaan positif diberi nilai dengan ketentuan:

a. Sangat setuju, diberi nilai 4

b. Setuju, diberi nilai 3

c. Tidak setuju, diberi nilai 2

d. Sangat tidak setuju, diberi nilai 1

Sebaliknya, setiap jawaban dari pertanyaan negatif diberi nilai dengan

ketentuan:

a. Sangat setuju, diberi nilai 1

b. Setuju, diberi nilai 2

c. Tidak setuju, diberi nilai 3

d. Sangat tidak setuju, diberi nilai 4

Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang

diperoleh adalah 40. Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu

pada persentase berikut :

A. Tingkat sikap baik responden dapat menjawab pertanyaan dengan

benar apabila skor jawaban > 75% dari nilai tertinggi (30-40).
B. Tingkat sikap cukup bila responden dapat menjawab pertanyaan

dengan benar apabila skor jawaban 40% - 75% dari nilai tertinggi (16-

29).

C. Tingkat sikap kurang bila responden dapat menjawab pertanyaan

dengan benar apabila skor jawaban dari nilai tertinggi <40% (< 16)

(Azwar, 2012).

3. Upaya pengendalian hipertensi

Pengukuran variabel upaya pengendalian hipertensi menggunakan skala

interval dengan ketentuan sebagai berikut :

A. Upaya pengendalian diukur melalui 10 pertanyaan dalam kuesioner.

B. Setiap pertanyaan tersedia 3 jawaban, yaitu : Selalu, Kadang-kadang

dan Tidak pernah; responden diminta memilih 1 jawaban dari setiap

pertanyaan.

C. Jawaban yang dipilih responden atas 10 pertanyaan akan

dijumlahkan, berdasarkan kategori jawaban selalu, kadang-kadang dan

tidak pernah.

D. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan :

a. Selalu, diberi nilai 3

b. Kadang-kadang, diberi nilai 2

c. Tidak pernah, diberi nilai 1

Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang

diperoleh adalah 30. Cara menentukan kategori upaya pengendalian

hipertensi responden mengacu pada persentase berikut :


A. Tingkat upaya pengendalian hipertensi baik bila responden dapat

menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban > 75% dari

nilai tertinggi (23-30).

B. Tingkat upaya pengendalian hipertensi cukup bila responden dapat

menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban 40% - 75%

dari nilai tertinggi (12-22).

C. Tingkat upaya pengendalian hipertensi kurang bila responden dapat

menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban dari nilai

tertinggi <40% (<12). (Azwar, 2012).

4. Dukungan keluarga dan petugas kesehatan

Pengukuran variabel dukungan keluarga dan petugas kesehatan

menggunakan ketentuan sebagai berikut:

A. Upaya pengendalian diukur melalui 10 pertanyaan dalam kuesioner.

B. Setiap pertanyaan tersedia 3 jawaban, yaitu : Selalu, Kadang-kadang

dan Tidak pernah; responden diminta memilih 1 jawaban dari setiap

pertanyaan.

C. Jawaban yang dipilih responden atas 10 pertanyaan akan

dijumlahkan, berdasarkan kategori jawaban selalu, kadang-kadang dan

tidak pernah.

D. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan :

a. Selalu, diberi nilai 3

b. Kadang-kadang, diberi nilai 2

c. Tidak pernah, diberi nilai 1


Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang

diperoleh adalah 30. Cara menentukan kategori upaya pengendalian

hipertensi responden mengacu pada persentase berikut :

A. Tingkat dukungan keluarga dan petugas kesehatan baik bila responden

dapat menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban >

75% dari nilai tertinggi (23-30).

B. Tingkat dukungan keluarga dan petugas kesehatan cukup bila

responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor

jawaban 40% - 75% dari nilai tertinggi (12-22).

C. Tingkat dukungan keluarga dan petugas kesehatan kurang bila

responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor

jawaban dari nilai tertinggi <40% (<22). (Azwar, 2012).

3.8 Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan

program komputer statistik untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan variabel dependen dengan variabel

independen, dan menggunakan empat tahapan yaitu editing, coding, entry data

dan cleaning. Analisis data dalam penelitian ini mencakup:

1. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal

variabel-variabel dependen dan independen dalam bentuk distribusi

frekuensi.
2. Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan

dua variabel menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan dalam

p value hitung yang diharapkan.

a. Ho ditolak jika p < 0,05 maka ada pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Terima Ho jika p > 0,05 maka tidak ada pengaruh diantara variabel

independen dengan variabel dependen.


51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan terletak di Jalan Arah

Pelud Binaka, Desa Fodo. Secara geografis UPTD Puskesmas Kecamatan

Gunungsitoli Selatan mempunyai luas wilayah 56 Km2. UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan berjarak ± 6 KM dari pusat kota Gunungsitoli

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Gunungsitoli.

2. Sebelah timur berbatasan dengan pantai samudera Indonesia.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gunungsitoli Idanoi.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Hiliserangkai.

UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan mencakup 15 desa,

dengan jumlah penduduk sebanyak 14.439 jiwa yang terdiri dari 3.438 kepala

keluarga. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki tercatat sebanyak 7.013

jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan tercatat sebanyak 7.426 jiwa.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yaitu karakteristik umum pasien hipertensi (umur, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan), tingkat pengetahuan pasien hipertensi, sikap

pasien hipertensi, upaya pengendalian hipertensi dan dukungan keluarga serta

51

Universitas Sumatera Utara


52

dukungan petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli

Selatan.

4.2.1 Karakteristik Umum

Responden dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berjumlah

sebanyak 56 responden. Data karakteristik umum yang diambil adalah umur, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

1. Umur

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur


No Umur n %
1 35-44 Tahun 8 14,3
2 45-54 Tahun 20 35,7
3 55-64 Tahun 13 23,2
4 ≥ 65 Tahun 15 26,8
Jumlah 56 100

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden

yang berumur 35-44 tahun ada sebanyak 8 responden (14,3%), 45-54 tahun ada

sebanyak 20 responden (35,7%), 55-64 tahun ada sebanyak 13 responden (23,2%)

dan responden yang ≥ 65 tahun ada sebanyak 15 responden (26,8%).

2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin


No Jenis Kelamin n %
1 Laki-laki 26 46,4
2 Perempuan 30 53,6
Jumlah 56 100

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden

diketahui yang berjenis kelamin laki-laki ada sebanyak 26 responden (46,4%) dan

yang berjenis kelamin perempuan ada sebanyak 30 responden (53,6%).

Universitas Sumatera Utara


3. Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan


No Pendidikan n %
1 Tidak Sekolah 11 19,6
2 SD 12 21,4
3 SMP 6 10,7
4 SMA 24 42,9
5 Perguruan Tinggi 3 5,4
Jumlah 56 100

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden

diketahui bahwa yang tidak sekolah ada sebanyak 11 responden (19,6%), yang

berpendidikan SD ada sebanyak 12 responden (21,4%), yang berpendidikan SMP

ada sebanyak 6 responden (10,7%), yang berpendidikan SMA ada sebanyak 24

responden (24,9%) dan yang berpendidikan perguruan tinggi ada sebanyak 3

responden (5,4%).

4. Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin


No Pekerjaan n %
1 Tidak Bekerja 10 17,9
2 PNS 16 28,6
3 Wiraswasta 7 12,5
4 Petani/Nelayan/Buruh 21 37,5
5 Lainnya 2 3,6
Jumlah 56 100

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden

diketahui bahwa responden yang tidak bekerja ada sebanyak 10 responden

(17,9%), yang bekerja sebagai PNS ada sebanyak 16 responden (28,6%), yang

bekerja wiraswasta ada sebanyak 7 responden (12,5%), yang bekerja sebagai

petani/nelayan/buruh ada sebanyak 21 responden (37,5%) dan yang bekerja

lainnya ada sebanyak 2 responden (3,6%).


4.2.2 Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang

pengetahuan kepada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan

Gunungsitoli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan Benar Salah
n % n %
1 Hipertensi disebut juga sebagai penyakit 50 89,3 6 10,7
2 Berapa tekanan darah normal? 36 64,3 20 35,7
3 Berapa tekanan darah tinggi? 44 78,6 12 21,4
4 Penyakit darah tinggi merupakan penyakit 14 25,0 42 75,0
keturunan
5 Semakin bertambah umur, tekanan darah semakin 19 33,9 37 66,1
bertambah
6 Penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur 17 30,4 39 69,6
7 Yang merupakan gejala darah tinggi adalah 24 42,9 32 57,1
8 Apa faktor risiko hipertensi yang tidak dapat 14 25,0 42 75,0
diubah?
9 Apakah komplikasi dari penyakit hipertensi? 16 28,6 40 71,4
10 Bagaimana penanggulangan penyakit hipertensi? 21 37,5 35 62,5
11 Kapan harus meminum obat hipertensi? 19 33,9 37 66,1
12 Berikut ini makanan yang dapat menyebabkan 28 50,0 28 50,0
darah tinggi
13 Kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah 18 32,1 38 67,9
tinggi
14 Kegiatan yang dapat mengurangi risiko darah 29 51,8 27 48,2
tinggi
15 Kebiasaaan yang dapat menyebabkan tekanan 32 57,1 24 42,9
darah tinggi

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang

hipertensi pada pertanyaan hipertensi disebut juga sebagai penyakit, responden

yang menjawab dengan benar ada sebanyak 50 responden (89,3%). Berdasarkan

pertanyaan berapa tekanan darah normal, responden yang menjawab dengan benar

ada sebanyak 36 responden (64,3%). Berdasarkan pertanyaan berapa tekanan


darah tinggi, responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 44 responden

(78,6%). Berdasarkan pertanyaan penyakit darah tinggi merupakan penyakit

keturunan, responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 14 responden

(25,0%). Berdasarkan pertanyaan semakin bertambah umur tekanan darah

semakin bertambah, responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 19

responden (33,9%).

Pertanyaan tentang penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur,

responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 17 responden (30,4%).

Berdasarkan pertanyaan yang merupakan gejala darah tinggi adalah, responden

yang menjawab dengan benar ada sebanyak 24 responden (42,9%). Berdasarkan

pertanyaan apakah faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah, responden

yang menjawab dengan benar ada sebanyak 14 responden (25,0%). Berdasarkan

pertanyaan apakah komplikasi dari penyakit hipertensi, responden yang menjawab

dengan benar ada sebanyak 16 responden (28,6%). Berdasarkan pertanyaan

bagaimana penanggulangan penyakit hipertensi, responden yang menjawab

dengan benar ada sebanyak 21 responden (37,5%).

Pertanyaan tentang kapan harus meminum obat hipertensi, responden yang

menjawab benar ada sebanyak 19 responden (33,9%). Berdasarkan pertanyaan

berikut ini makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi, responden yang

menjawab dengan benar ada sebanyak 28 responden (50,0%). Berdasarkan

pertanyaan kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah tinggi, responden

yang menjawab dengan benar ada sebanyak 18 responden (32,1%). Berdasarkan

pertanyaan kegiatan yang dapat mengurangi risiko darah tinggi, responden yang
menjawab dengan benar ada sebanyak 29 responden (51,8%). Berdasarkan

pertanyaan kebiasaan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, responden

yang menjawab dengan benar ada sebanyak 32 responden (57,1%).

Penilaian terhadap pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dan

upaya pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel

4.6 berikut ini

Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Tingkat Pengetahuan n %
1 Baik 38 67,9
2 Cukup 13 23,2
3 Kurang 5 8,9
Jumlah 56 100

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan

responden tentang hipertensi dan upaya pengendaliannya berada pada kategori

baik yaitu 38 responden (67,9%).

4.2.3 Sikap Responden

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang

sikap kepada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli

Selatan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap tentang


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan SS S TS STS
n % n % n % n %
1 Jika merasa pusing dan tengkuk 29 51,8 26 46,4 1 1,8
terasa berat dalam jangka waktu
yang lama sebaiknya
memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan terdekat.
2 Penderita hipertensi sebaiknya 17 30,4 38 67,9 1 1,8
memeriksakan tekanan darah
secara teratur tiap bulan dan
mengontrol pola makan.
3 Kurang istirahat dan banyak 17 30,4 30 53,6 8 14,3 1 1,8
beban pikian dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat.
4 Penderita tekanan darah tinggi 10 17,9 20 35,7 25 44,6 1 1,8
boleh melakukan olahraga ringan
seperti jogging dan senam
5 Konsumsi garam tidak perlu 1 1,8 5 8,9 37 66,1 13 23,2
dihindari bagi penderita
hipertensi.
6 Mengurangi makanan yang 10 17,9 27 48,2 18 32,1 1 1,8
mengandung lemak seperti
gorengan, dan makanan yang
bersantan perlu dilakukan oleh
penderita hipertensi.
7 Jika istirahat cukup tetapi masih 2 3,6 20 35,7 28 50,0 6 10,7
pusing, teruskan saja minum obat
anti hipertensi tidak perlu ke
puskesmas.
8 Menurunkan berat badan secara 8 14,3 21 37,5 26 46,4 1 1,8
bertahap bisa mengurangi risiko
tekanan darah tinggi.
9 Mengkonsumsi makanan seperti 13 23,2 11 19,6 29 51,8 3 5,4
daging-dagingan dapat
meningkatkan tekanan darah
tinggi.
10 Dukungan keluarga sangat 11 19,6 38 67,9 7 12,5
penting peranannya dalam
keberhasilan penderita hipertensi
dalam menjalankan dietnya

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 29 responden (51,8%)

sangat setuju bahwa jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka

waktu yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.

Sebanyak 38 responden (67,9%) setuju bahwa penderita hipertensi sebaiknya

memeriksakan tekanan darah secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola

makan. Sebanyak 30 responden (53,6%) setuju bahwa kurang istirahat dan banyak

beban pikian dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Sebanyak 25


responden (44,6%) tidak setuju bahwa penderita tekanan darah tinggi boleh

melakukan olahraga ringan seperti jogging dan senam. Sebanyak 37 responden

(66,1%) tidak setuju bahwa konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita

hipertensi.

Ada sebanyak 27 responden (48,2%) setuju bahwa mengurangi makanan

yang mengandung lemak seperti gorengan, dan makanan yang bersantan perlu

dilakukan oleh penderita hipertensi. Sebanyak 28 responden (50,0%) tidak setuju

bahwa jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum obat anti

hipertensi tidak perlu ke puskesmas. Sebanyak 26 responden (46,4%) tidak setuju

bahwa menurunkan berat badan secara bertahap bisa mengurangi risiko tekanan

darah tinggi. Sebanyak 29 responden (51,8%) tidak setuju bahwa mengkonsumsi

makanan seperti daging-dagingan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi.

Sebanyak 38 responden (67,9%) setuju bahwa dukungan keluarga sangat penting

peranannya dalam keberhasilan penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya.

Penilaian terhadap sikap pasien hipertensi tentang hipertensi dan upaya

pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut ini

Tabel 4.8 Distribusi responden berdasarkan sikap tentang hipertensi di UPTD


Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Sikap n %
1 Baik 26 46,4
2 Cukup 30 53,6
Jumlah 56 100

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa sebagian besar sikap responden

tentang hipertensi dan upaya pengendaliannya berada pada kategori cukup yaitu

30 responden
4.2.4 Upaya Pengendalian Hipertensi

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang

upaya pengendalian hipertensi kepada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan upaya pengendalian


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan S KD TP
n % n % n %
1 Saya selalu mengontrol tekanan 29 51,8 27 48,2
darah setiap bulannya.
2 Saya tidak mengkonsumsi makanan 14 25,0 31 55,4 11 19,6
yang mengandung kolesterol tinggi
seperti daging dan gorengan.
3 Saya mengkonsumsi buah dan 28 50,0 20 35,7 8 14,3
sayuran segar setiap hari.
4 Saya selalu minum obat anti 36 64,3 19 33,9 1 1,8
hipertensi secara teratur jika tekanan
darah tinggi
5 Saya selalu meluangkan waktu untuk 18 32,1 29 51,8 9 16,1
istirahat walaupun pekerjaan
menumpuk.
6 Saya berolahraga secara teratur untuk 8 14,3 32 57,1 16 28,6
mengontrol tekanan darah.
7 Saya tidak mengkonsumsi minum 37 66,1 15 26,8 4 7,1
minuman keras bila sedang
mempunyai masalah yang berat
ataupun tidak mempunyai masalah.
8 Saya mengurangi kebiasaan merokok 20 35,7 23 41,1 13 23,2
dan konsumsi makanan yang
mengandung garam tinggi.
9 Saya mengusahakan mengadakan 10 17,9 29 51,8 17 30,4
rekreasi setelah mengerjakan
pekerjaan yang berat.
10 Saya akan mengontrol emosi saya 10 17,9 28 50,0 18 32,1
jika sedang marah/banyak pikiran.

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 29 responden

(51,8%) yang selalu mengontrol tekanan darah setiap bulannya. Sebanyak 31

responden (55,4%) yang kadang-kadang mengkonsumsi makanan yang


mengandung kolesterol tinggi seperti daging dan gorengan. Sebanyak 28

responden (50,0%) yang selalu mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap hari.

Sebanyak 36 responden (64,3%) yang selalu minum obat anti hipertensi secara

teratur jika tekanan darah tinggi. Sebanyak 29 responden (51,8%) yang kadang-

kadang meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk.

Ada sebanyak 32 responden (57,1%) yang kadang-kadang berolahraga

secara teratur untuk mengontrol tekanan darah. Sebanyak 37 responden (66,1%)

yang selalu tidak mengkonsumsi minum minuman keras bila sedang mempunyai

masalah yang berat ataupun tidak mempunyai masalah. Sebanyak 23 responden

(41,1%) yang kadang-kadang mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi

makanan yang mengandung garam tinggi. Sebanyak 29 responden (51,8%) yang

kadang-kadang mengusahakan mengadakan rekreasi setelah mengerjakan

pekerjaan yang berat. Sebanyak 28 responden (50,0%) yang kadang-kadang

mengontrol emosi saya jika sedang marah/banyak pikiran.

Penilaian terhadap sikap pasien hipertensi tentang hipertensi dan upaya

pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut ini

Tabel 4.10 Distribusi responden berdasarkan upaya pengendalian hipertensi


No Upaya Pengendalian Hipertensi n %
1 Baik 14 25,0
2 Cukup 36 64,3
3 Kurang 6 10,7
Jumlah 56 100

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh bahwa sebagian besar upaya

pengendalian hipertensi responden berada pada kategori cukup yaitu 36 responden

(64,3%).
4.2.5 Dukungan keluarga dan petugas kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang

dukungan keluarga dan petugas kesehatan kepada pasien hipertensi di UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut

ini

Tabel 4.11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga


dan petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan S KD TP
n % n % n %
1 Keluarga mengingatkan saya untuk 30 53,6 18 32,1 8 14,3
rutin memeriksakan kesehatan
2 Keluarga ikut mengantar/menemani 26 46,4 14 25,0 16 28,6
saya dalam hal memeriksakan
kesehatan
3 Keluarga menganjurkan saya untuk 29 51,8 17 30,4 10 17,9
minum obat secara teratur
4 Keluarga melarang saya 27 48,2 26 46,4 3 5,4
mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung lemak seperti
daging
5 Keluarga mengingatkan saya untuk 16 28,6 26 46,4 14 25,0
membatasi konsumsi sumber natrium
seperti garam dapur.
6 Keluarga mengingatkan saya untuk 21 37,5 19 33,9 16 28,6
mengkonsumsi sayur dan buah setiap
hari
7 Keluarga menyarankan saya untuk 8 14,3 14 25,0 34 60,7
sering berolahraga secara teratur
8 Petugas kesehatan melayani dengan 42 75,0 9 16,1 5 8,9
baik apa bila memeriksakan
kesehatan
9 Petugas kesehatan memberikan saya 37 66,1 11 19,6 8 14,3
informasi tentang penyakit dan
upaya-upaya pengendaliannya
10 Petugas kesehatan mengingatkan 40 71,4 9 16,1 7 12,5
saya untuk rutin memeriksakan
kesehatan
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 30 responden

(53,6%) mengatakan keluarga selalu mengingatkan responden untuk rutin

memeriksakan kesehatan. Sebanyak 26 responden (46,4%) mengatakan keluarga

selalu ikut mengantar/menemani responden dalam hal memeriksakan kesehatan.

Sebanyak 29 responden (51,8%) mengatakan keluarga selalu menganjurkan

responden untuk minum obat secara teratur. Sebanyak 27 responden (48,2%)

mengatakan keluarga selalu melarang responden mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung lemak seperti daging. Sebanyak 26 responden (46,4%)

mengatakan keluarga kadang-kadang mengingatkan responden untuk membatasi

konsumsi sumber natrium seperti garam dapur.

Ada sebanyak 21 responden (37,5%) mengatakan keluarga selalu

mengingatkan responden untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.

Sebanyak 34 responden (60,7%) mengatakan keluarga tidak pernah menyarankan

responden untuk sering berolahraga secara teratur. Sebanyak 42 responden

(75,0%) mengatakan petugas kesehatan selalu melayani dengan baik apa bila

memeriksakan kesehatan. Sebanyak 37 responden (66,1%) mengatakan petugas

kesehatan selalu memberikan responden informasi tentang penyakit dan upaya-

upaya pengendaliannya. Sebanyak 40 responden (71,4%) mengatakan petugas

kesehatan selalu mengingatkan responden untuk rutin memeriksakan kesehatan.

Penilaian terhadap sikap pasien hipertensi tentang hipertensi dan upaya

pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut ini
Tabel 4.12 Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga dan
petugas kesehatan
No Faktor Pendukung n %
1 Baik 33 58,9
2 Cukup 20 35,7
3 Kurang 3 5,4
Jumlah 56 100

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh bahwa sebagian besar dukungan keluarga

dan petugas kesehatan kepada responden berada pada kategori baik yaitu 33

responden (58,9%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksud untuk melihat hubungan masing-masing

variabel terikat yang mempunyai hasil analisis p < 0,05.

4.3.1 Hubungan umur pasien hipertensi dengan upaya pengendalian


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.13 Hubungan umur pasien hipertensi dengan upaya pengendalian


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Umur Upaya pengendalian hipertensi Total P Value
Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 35-44 2 3,6 5 8,9 1 1,8 8 14,3
2 45-54 6 10,7 12 21,4 2 3,6 20 35,7 0,642
3 55-64 5 8,9 7 12,5 1 1,8 13 23,2
4 ≥ 65 1 1,8 12 21,4 2 3,6 15 26,8
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan umur pasien hipertensi dengan upaya pengendalian

hipertensi diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,642). Dari distribusi umur diketahui

responden yang menjawab cukup berada pada rentang umur 45-54 tahun yaitu ada

sebanyak 12 responden (21,4%), untuk jawaban baik ada sebanyak 6 responden

(10,7%) dan kurang ada sebanyak 2 responden (3,6%). Untuk rentang umur yang
memiliki paling sedikit jawaban baik mengenai upaya pengendalian hipertensi

yaitu umur ≥ 65 tahun yaitu sebanyak 1 responden (1,8%). Hal ini menunjukkan

secara statistik bahwa tidak ada hubungan antara umur pasien hipertensi dengan

upaya pengendalian hipertensi.

4.3.2 Hubungan jenis kelamin pasien hipertensi dengan upaya


pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.14 Hubungan jenis kelamin pasien hipertensi dengan upaya


pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Jenis Upaya pengendalian hipertensi Total P
kelamin Baik Cukup Kurang n Value
%
n % n % n %
1 Laki-laki 6 10,7 16 28,6 4 7,1 26 46,4 0,572
2 Perempuan 8 14,3 20 35,7 2 3,6 30 53,6
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan jenis kelamin pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,572). Dari distribusi jenis

kelamin diketahui jenis kelamin perempuan yang menjawab cukup ada sebanyak

20 responden (35,7%), untuk jawaban baik ada sebanyak 8 responden (14,3%)

dan untuk jawaban kurang baik ada sebanyak 2 responden (3,6%). Untuk jenis

kelamin laki-laki yang memiliki jawaban baik mengenai upaya pengendalian

hipertensi ada sebanyak 6 responden (10,7%). Hal ini menunjukkan secara

statistik bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin pasien hipertensi dengan

upaya pengendalian hipertensi.


4.3.3 Hubungan pendidikan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.15 Hubungan pendidikan pasien hipertensi dengan upaya


pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pendidikan Upaya pengendalian hipertensi Total P Value
Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Tidak 0 0 6 10,7 5 8,9 11 19,6
sekolah
2 SD 1 1,8 10 17,9 1 1,8 12 21,4
3 SMP 3 5,4 3 5,4 0 0 6 10,7 0,001
4 SMA 8 14,3 16 28,6 0 0 24 42,9
5 Perguruan 2 3,6 1 1,8 0 0 3 5,4
Tingi
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan pendidikan pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi

pendidikan diketahui pendidikan SMA yang menjawab cukup ada sebanyak 16

responden (28,6%) dan untuk jawaban baik ada sebanyak 8 responden (14,3%).

Untuk yang tidak sekolah tidak ada responden yang memiliki upaya pengendalian

yang baik. Kebanyakan responden yang tidak sekolah memiliki upaya yang cukup

yaitu 6 responden (10,7%). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara pendidikan pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi.
66

4.3.4 Hubungan pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.16 Hubungan pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya


pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pekerjaan Upaya pengendalian hipertensi Total P
Baik Cukup Kurang n Value
%
n % n % n %
1 Tidak 2 3,6 7 12,5 1 1,8 10 17,9
bekerja
2 PNS 9 16,1 7 12,5 0 0 16 28,6
3 Wiraswasta 3 5,4 4 7,1 0 0 7 12,5 0,007
4 Petani/ 0 0 16 28,6 5 8,9 21 37,5
nelayan/
buruh
5 Lainnya 0 0 2 3,6 0 0 2 3,6
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,007). Dari distribusi

pekerjaan diketahui yang paling banyak menjawab cukup yaitu

petani/nelayan/buruh sebanyak 16 responden (28,6%) dan yang menjawab kurang

ada sebanyak 5 responden (8,9%). Untuk pekerjaan lainnya seperti tukang becak

dan montir sepeda motor tidak responden yang memiliki upaya pengendalian yang

baik. Responden yang bekerja lainnya memiliki upaya pengendalian yang cukup

yaitu 2 responden (3,6%). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi.

Universitas Sumatera Utara


67

4.3.5 Hubungan pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.17 Hubungan pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya


pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pengetahuan Upaya pengendalian hipertensi Total P
Baik Cukup Kurang n Value
%
n % n % n %
1 Baik 14 25,0 24 42,9 0 0 38 67,9
2 Cukup 0 0 9 16,1 4 7,1 13 23,2 0,001
3 Kurang 0 0 3 5,4 2 3,6 5 8,9
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi

pengetahuan diketahui pengetahuan yang paling banyak menjawab upaya

pengendalian yang cukup yaitu responden yang pengetahuannya baik ada

sebanyak 24 responden (42,9%) dan untuk jawaban baik ada sebanyak 14

responden (25,0%). Untuk responden yang pengetahuannya kurang tidak ada yang

memiliki upaya pengendalian yang baik. Responden yang pengetahuannya kurang

baik memiliki upaya pengendalian yang cukup yaitu 3 responden (5,4%). Hal ini

menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi.

Universitas Sumatera Utara


4.3.6 Hubungan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.18 Hubungan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian


hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Sikap Upaya pengendalian hipertensi Total P Value
Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Baik 12 21,4 14 25,0 0 0 26 46,4 0,001
2 Cukup 2 3,6 22 39,3 6 10,7 30 53,6
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian

hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi sikap diketahui sikap

yang paling banyak menjawab upaya pengendalian cukup yaitu responden yang

sikapnya cukup ada sebanyak 22 responden (39,3%), dan untuk jawaban baik ada

sebanyak 2 responden (3,6%). Untuk responden yang sikapnya baik memiliki

upaya pengendalian baik ada sebanyak 12 responden (21,4%) dan untuk

pengendaian cukup ada sebanyak 14 responden (25,0%). Hal ini menunjukkan

secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap pasien

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi.


4.3.7 Hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan

Tabel 4.19 Hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan


upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Dukungan Upaya pengendalian hipertensi Total P
keluarg Baik Cukup Kurang n Value
a %
dan petugas n % n % n %
kesehatan
1 Baik 14 25,0 19 33,9 0 0 33 58,9
2 Cukup 0 0 16 28,6 4 7,1 20 35,7 0,001
3 Kurang 0 0 1 1,8 2 3,6 3 5,4
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100

Berdasarkan tabel 4.19 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan

untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan

upaya pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi

dukungan keluarga dan petugas kesehatan diketahui yang paling banyak upaya

pengendaliannya cukup yaitu responden yang dukungan keluarga dan petugas

kesehatannya baik ada sebanyak 19 responden (33,9%) dan untuk jawaban baik

ada sebanyak 14 responden (25,0%). Untuk responden yang dukungan keluarga

dan petugas kesehatan yang kurang tidak ada yang memiliki upaya pengendalian

yang baik. Kebanyakan responden yang dukungan keluarga dan petugas

kesehatannya kurang memiliki upaya pengendalian yang kurang ada sebanyak 2

orang (3,6%). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan upaya

pengendalian hipertensi.
70

BAB V

PEMBAHASA

5.1 Karakteristik Umum Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah 56 orang pasien

hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan. Dari hasil

penilitian diketahui bahwa dari 56 responden, rentang umur yang paling banyak

yaitu 45-54 tahun 35,7% dan yang paling sedikit adalah rentang umur 35-44 tahun

14,3%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setiawan Dalimartha

(2008:22), bahwa penyakit hipertensi paling dominan pada kelompok umur 31-55

tahun. Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah akan

cenderung meningkat. Penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur

seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang

berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun ke atas.

Menurut jenis kelamin diketahui bahwa dari 56 responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 46,4%, dan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 53,6%. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,572),

yang artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan upaya pengendalian

hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni dan Eksanoto (2013),

perempuan cenderung menderita hipertensi daripada laki-laki. Pada penelitian

tersebut sebanyak 27,5% perempuan mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki-

laki hanya sebesar 5,8%. Perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan

darah tinggi (hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun. Perempuan

Universitas Sumatera Utara


70

Universitas Sumatera Utara


71

yang belum menopouse dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL

rendah dan tingginya kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) mempengaruhi

terjadinya proses aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi

(Anggraini dkk, 2009).

Menurut pendidikan diketahui bahwa dari 56 responden, yang tidak

sekolah ada 19,6%, yang berpendidikan SD ada 21,4%, yang berpendidikan SMP

ada 10,7%, yang berpendidikan SMA ada 24,9% dan yang berpendidikan

perguruan tinggi ada 5,4%. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p < 0,05

(p=0,001), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan pasien

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Tingkat pendidikan berpengaruh

terhadap gaya hidup yaitu kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol, dan

kebiasaan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Hasil Riskesdas tahun 2013

dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) menyatakan bahwa

penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) cenderung tinggi pada pendidikan

rendah dan menurun sesuai dengan peningkatan pendidikan. Tingginya risiko

terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena

kurangnya pengetahuan pada seseorang yang berpendidikan rendah terhadap

kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan

oleh petugas sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat (Anggara dan

Prayitno, 2013 ).

Menurut pekerjaan diketahui dari 56 responden, responden yang tidak

bekerja sebanyak 17,9%, responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 28,6%,

Universitas Sumatera Utara


responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 12,5%, responden yang bekerja

sebagai petani/nelayan/buruh sebanyak 37,5% dan responden yang bekerja

lainnya sebanyak 3,6%. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p < 0,05

(p=0,007), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan pasien

hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Pickering (2008) dalam Arifin

(2010) mengatakan bahwa laki-laki dewasa yang bekerja dalam kondisi pekerjaan

dengan stress yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah tidak hanya selama

jam kerja, akan tetapi setelah tiba dirumah bahkan saat tidur. Hal ini menunjukan

bahwa pekerjaan dapat berdampak pada tekanan darah. Setiap pekerjaan memiliki

tingkat stres masing-masing. Menurut Sutanto (2010), stres dianggap sebagai

suatu yang buruk ketika seseorang tidak mampu menanggulangi stres dengan

baik. Peningkatan darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai

kecenderungan stres emosional yang tinggi. Bagi wanita berusia 45-64 tahun,

sejumlah faktor psikososial seperti keadaan tegangan, ketidakcocokan

perkawinan, tekanan ekonomi, stres harian, mobilitas pekerjaan, gejala ansietas

dan kemarahan terpendam didapatkan bahwa hal tersebut berhubungan dengan

peningkatan tekanan darah dan manifestasi klinik penyakit kardiovaskuler

apapun.

5.2 Pengetahuan Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden total dari jawaban

responden yang paling banyak adalah pengetahun baik yaitu 67,9% dan yang

paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kurang baik 8,9 %. Berdasarkan uji chi

square diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001), yang artinya ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian

hipertensi. Mengacu pada hasil penelitian ini, pengetahuan tentang hipertensi pada

responden secara nyata menunjukkan pengaruhnya terhadap upaya pengendalian

hipertensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryono (2007) bahwa pengetahuan

yang baik akan mampu merubah gaya hidup dengan cara berhenti merokok sedini

mungkin, berolahraga secara teratur, perbaikan diet, hindari stres serta hindari

pola hidup tidak sehat. Sumadi (2009), menyatakan bahwa semakin baik

pengetahuan responden mengenai hipertensi maka semakin baik pula upaya

responden untuk mengendalikan hipertensi yang dideritanya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa tingkat

pengetahuan responden mengenai hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan

Gunungsitoli Selatan yaitu 67.9%. Menurut Notoadmodjo (2012) pengetahuan

dipengaruhi oleh pendidikan, sumber informasi dan pengalaman. Pengetahuan

responden mayoritas dipengaruhi oleh faktor sumber informasi dan mayoritas

tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu 42,9%. Beberapa responden

mendapatkan informasi mengenai hipertensi selain melalui penyuluhan, informasi

dari keluarga ataupun teman dan media elektronik. Seperti yang kita ketahui, iklan

terutama iklan di media televisi, merupakan media yang sangat ampuh untuk

mempengaruhi konsep pemikiran masyarakat dan memberikan pengaruh yang

sangat beragam, baik pengaruh ekonomi, psikologis maupun sosial budaya dan

merambah berbagai bidang kehidupan manusia mulai dari tingkat individu,

keluarga hingga masyarakat (Raharjo, 2008).


5.3 Sikap Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden total dari jawaban

responden yang paling banyak adalah sikap cukup baik yaitu 53,6% dan yang

paling sedikit yaitu sikap baik 46,4%. %. Berdasarkan uji chi square diperoleh

nilai p < 0,05 (p=0,001), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap

pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Hal ini sejalan dengan

studi Ginting (2008) di Belawan yang menyatakan sikap terhadap hipertensi

mempengaruhi tindakan pencegahan hipertensi. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud dalam suatu

tindakan nyata. sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku tertutup (Sunaryo, 2014). Dengan demikian sikap

merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai kesehatan

individu serta dapat menentukan cara pengendalian yang tepat untuk penderita

hipertensi.

Hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa apabila responden memiliki sikap

yang positif maka upaya pengendalian hipertensi yang dilaksanakan juga baik

ataupun cukup baik sesuai dengan teori Lawrence Green yang menyatakan bahwa

perilaku kesehatan akan di pengaruhi oleh berberapa faktor salah satunya sikap.

Sikap yang dimiliki responden akan memberikan dampak pada kesehatan

responden itu sendiri, pengalaman pribadi menjadi dasar dari sikap seseorang

yang akan membawa pengaruh terhadap kesehatannya.


5.4 Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden total dari jawaban

responden yang paling banyak adalah dukungan keluarga dan petugas kesehatan

baik yaitu 58,9% dan yang paling sedikit yaitu dukungan keluarga dan petugas

kesehatan kurang baik 5,4%. %. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p <

0,05 (p=0,001), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan

keluarga dan petugas kesehatan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian

hipertensi. Dukungan keluarga dan petugas kesehatan juga tidak kalah

pentingnya, karena keluarga dan petugas kesehatan merupakan bagian dari

penderita yang paling dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa

senang dan tentram apabila diperhatikan oleh keluarga dan petugas kesehatan

yang menangani, karena dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan

dirinya untuk menghadapi atau mengolola penyakitnya dengan lebih baik, serta

penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga dan petugas

kesehatan untuk penunjang pengelolaan penyakitnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Lestari (2011)

menyatakan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuahan diet

pada pasien hipertensi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tumenggung (2013)

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan

kapatuhan pasien hipertensi dalam menjalankan diet. Diet hipertensi merupakan

salah satu cara pengendalian hipertensi yang perlu dilakukan oleh pasien

hipertensi untuk menekan angka tekanan darahnya. Hasil penelitian di atas sesuai

dengan dengan pernyataan Lawrence Green dalam Notoadmojo (2012) bahwa


dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

termasuk pengendalian hipertensi yang dilakukan penderita

Hasil penelitian ini didukung oleh Violita (2015) yang menyatakan ada

hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan minum obat

antihipertensi. Dukungan dari petugas kesehatan yang baik inilah yang menjadi

acuan atau referensi untuk mempengaruhi perilaku kepatuhan responden.

Dukungan petugas kesehatan sangatlah besar perannya bagi penderita,

sebab petugas adalah yang paling sering berinteraksi, sehingga pemahaman

terhadap kondisi fisik maupun psikis menjadi lebih baik. Hal ini terjadi karena

sebagian besar responden menyatakan adanya pelayanan yang baik dari petugas

kesehatan yang mereka terima, selain itu responden menerima informasi yang

jelas dari petugas kesehatan serta selalu mengingatkan penderita untuk rutin

melakukan pemeriksaan kesehatan. Pelayanan yang baik inilah yang

menyebabkan perilaku positif dari penderita.


77

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Rentang umur yang paling banyak adalah 45-54 tahun yaitu 35,7%, jenis

kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan yaitu 53,6%,

pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu 42,9%, dan pekerjaan

yang paling banyak adalah sebagai petani/nelayan/buruh yaitu 37,5%.

2. Tingkat pengetahuan responden tentang hipertensi berada pada kategori

baik yaitu 67,9%, responden sudah mengerti banyak hal tentang penyakit

hipertensi yang dideritanya.

3. Sikap responden tentang hipertensi berada pada kategori cukup yaitu

53,6%, responden sudah cukup waspada terhadap penyakit hipertensi yang

dideritanya.

4. Upaya pengendalian hipertensi responden berada pada kategori cukup

yaitu 64,3%, responden masih belum terlalu membiasakan melakukan

olahraga yang teratur dan masih mengkonsumsi daging secara berlebih.

5. Dukungan keluarga dan petugas kesehatan berada pada kategori baik

58,9%, keluarga dan petugas kesehatan memberikan motivasi yang baik

terhadap responden untuk mengendalikan penyakit hipertensinya.

77

Universitas Sumatera Utara


78

6. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pekerjaan

pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD

Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.

7. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan pasien hipertensi

dengan upaya pengendalian hipertensi. Tingkat pengetahuan yang baik

mempengaruhi upaya pengendalian hipertensi yang dilakukan responden.

8. Terdapat hubungan bermakna antara sikap pasien hipertensi dengan upaya

pengendalian hipertensi. Tingkat sikap yang cukup mempengaruhi upaya

pengendalian hipertensi yang dilakukan responden.

9. Terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dan petugas

kesehatan dengan upaya pengendalian hipertensi. Dukungan keluarga dan

petugas kesehatan yang baik mempengaruhi upaya pengendalian hipertensi

yang dilakukan responden menjadi lebih baik.

6.2 Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli melalui UPTD Puskesmas

Kecamatan Gunungsitoli Selatan perlu meningkatkan program

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang hipertensi dan

pengendaliannya melalui penyuluhan, sehingga masyarakat mampu

meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi serta mampu melakukan

upaya pengendalian penyakitnya dengan baik dan benar.

2. Pihak Puskesmas perlu juga meningkatkan program Prolanis (Program

Pengelolaan Penyakit Kronis) yang bertujuan untuk mendorong peserta

penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan

Universitas Sumatera Utara


indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat

Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap

penyakit DM Tipe 2dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga

dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

3. Diharapkan masyarakat mengikuti program Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat (GERMAS), yang berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: melakukan

olahraga 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur; dan

memeriksakan kesehatan secara rutin. Masyarakat perlu juga untuk

mengurangi konsumsi garam dan daging secara berlebihan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan data,

sumbangan pemikiran dan perkembangan pengetahuan serta dapat meneliti

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan

kejadian hipertensi untuk peneliti selanjutnya.


80

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M., 2009, Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi,


Jantung dan Stroke, Edisi ke-2, Yogyakarta: Dianloka Printika.

Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat.
Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 5/ No. 1

Anggraini, D.A, (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Tesis. Riau.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.


Yogyakarta: Liberty.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.

Budiman dan Riyanto, A. 2013. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka


Cipta.

Corwin E. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli. 2016. Profil Kesehatan Gunungsitoli.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan


Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular.

Gunawan, L. 2005. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Gramedia.

InaSh, 2014. Hipertensi Bukan Sekedar Tekanan Darah Tinggi.


http://www.inash.or.id/news_detail.php?id=72. Diakses tanggal 10 Maret
2017.

80

Universitas Sumatera Utara


81

InaSh, 2014. Hipertensi Menduduki Penyebab Kematian Pertama di


Indonesia. http://www.inash.or.id/news_detail.php?id=65. Diakses tanggal
10 Maret 2017.

Ira, H. S. (2014). Menu Ampuh Atasi Hipertensi. Yogyakarta: Notebook.

Lestari, D. 2010. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium, Magnesium dan


Natrium, Indeks Massa Tubuh serta Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Hipertensi pada Wanita Usia 30 – 40 Tahun (Skripsi). Semarang:
Universitas Diponogoro.

Lovastatin, Kohlmeier, 2005. Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi.


Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Maryono, D., 2009. Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip


Dasar. Jakarta: P.T Asdi Mahasatya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu


Perilaku. Edisi 1,Andi Offset, Yogyakarta.

Nugraheni, S.A. 2008. Pengendalian Faktor Determinan Sebagai Upaya


Penatalaksanaan Hipertensi Di Tingkat Puskesmas. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan Volume 11 No.4.

Nurkhalida, 2003, Warta Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Depkes RI

Nurrahmani. 2012. Stop Hipertensi. Yogyakarta: Familia.

Palmer, A. dan William, B., 2007. Tekanan Darah Tinggi, Jakarta: Erlangga

Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah


Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama.

Situmorang, P.R. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Sari
Mutira. STIKes Imelda Medan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Volume 1
No.1.

Sufri, M.R. 2013. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita


Hipertensi Dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi.
Program Internsip Dokter Indonesia Kabupaten Aceh Barat.

Sunaryo (2014). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC

Universitas Sumatera Utara


Sutanto. (2010). Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung,
Kolesterol, dan Diabetes. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Syahrini, N.E. 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas


Tlogosari Kulon Kota Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 1 No. 2.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi


secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tumenggung, Imran. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan


Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi di RSUD Toto Kabila Kabupaten
Bone Bolango. Politeknik Kesehatan Gorontalo.

Udjianti, W. J., 2011, Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Violita, Fajrin, 2015, Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum


Obat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri, Skripsi.
Universitas Hasanuddin.

Vitahealth. 2006. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wawan, A dan Dewi. M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wahyuni., dan Eksanoto, D. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis


Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Jagalan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pucang Sawit Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia. 1 (1) : 79-85

Widharto. 2007. Bahaya Hipertensi. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka.


LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pasien Hipertensi dengan


Upaya Pengendalian Hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017

A. Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
5. Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : ( ) Tidak Bekerja
( ) PNS
( ) Wiraswasta
( ) Petani/Nelayan/Buruh
( ) Lainnya

83
Universitas Sumatera Utara
84

B. Aspek pertanyaan pengetahuan


Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi
tanda (x) pada huruf pilihan tersebut!
1. Hipertensi disebut juga sebagai penyakit
a. Tekanan darah rendah
b. Diabetes
c. Tekanan darah tinggi
2. Berapa tekanan darah normal?
a. Tekanan darah 130/80 mmHg
b. Tekanan darah ≥140/90 mmHg atau lebih saat istirahat
c. Tekanan darah 120/80 mmHg
3. Berapa tekanan darah tinggi?
a. Tekanan darah 130/80 mmHg
b. Tekanan darah ≥140/90 mmHg atau lebih saat istirahat
c. Tekanan darah 120/80 mmHg
4. Penyakit darah tinggi merupakan penyakit keturunan
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
5. Semakin bertambah umur, tekanan darah semakin bertambah
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
6. Penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur
a. Kurang dari 40 tahun
b. Lebih dari 40 tahun
c. Tidak tahu
7. Yang merupakan gejala darah tinggi adalah
a. Sakit kepala, keluar darah dari hidung, sulit berkemih
b. Sakit kepala, berat ditengkuk, cepat lelah
c. Tidak tahu
8. Apa faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah?
a. Berat badan berlebih, stress
b. Merokok, minum alkohol dan genetik
c. Umur, jenis kelamin dan genetik
9. Apakah komplikasi dari penyakit hipertensi?
a. Stroke, sakit jantung, gagal ginjal
b. Mata rabun, kerusakan otak, Hepatitis

Universitas Sumatera Utara


c. Tidak Tahu
10. Bagaimana penanggulangan penyakit hipertensi?
a. Pengobatan alternatif
b. Operasi
c. Mengendalikan faktor risiko, minum obat
11. Kapan harus meminum obat hipertensi?
a. Teratur dan sesuai anjuran dari dokter/petugas kesehatan
b. Ketika dirasakan ada keluhan
c. Satu minggu sekali
12. Berikut ini makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi
a. Buah-buahan, sayuran
b. Daging, gorengan
c. Ikan asin, sayuran
13. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah tinggi
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
14. Kegiatan yang dapat mengurangi risiko darah tinggi
a. Olahraga secara teratur, mengurangi makanan asin/garam
b. Merokok, minum alkohol
c. Mengurangi makanan asin/garam, makan daging
15. Kebiasaaan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi
a. Olahraga secara teratur, makanan sayur-sayuran dan buah-buahan
b. Makan daging, merokok, minum alkohol
c. Merokok, makan daging, olahraga secara teratur

C. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat
dalam jangka waktu yang lama sebaiknya
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2 Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan
tekanan darah secara teratur tiap bulan dan
mengontrol pola makan.
3 Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat.
4 Penderita tekanan darah tinggi boleh
melakukan olahraga ringan seperti jogging dan
senam
5 Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi
penderita hipertensi.
6 Mengurangi makanan yang mengandung lemak
seperti gorengan, dan makanan yang bersantan
perlu dilakukan oleh penderita hipertensi.
7 Jika istirahat cukup tetapi masih pusing,
teruskan saja minum obat anti hipertensi tidak
perlu ke puskesmas.
8 Menurunkan berat badan secara bertahap bisa
mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
9 Mengkonsumsi makanan seperti daging-
dagingan dapat meningkatkan tekanan darah
tinggi.
10 Dukungan keluarga sangat penting peranannya
dalam keberhasilan penderita hipertensi dalam
menjalankan dietnya
D. Upaya Pengendalian Hipertensi
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
S : Selalu
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No Pernyataan S KD TP
1 Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap
bulannya.
2 Saya tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolesterol tinggi seperti daging dan
gorengan.
3 Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap
hari.
4 Saya selalu minum obat anti hipertensi secara
teratur jika tekanan darah tinggi.
5 Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat
walaupun pekerjaan menumpuk.
6 Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol
tekanan darah.
7 Saya tidak mengkonsumsi minum minuman keras
bila sedang mempunyai masalah yang berat ataupun
tidak mempunyai masalah.
8 Saya mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi
makanan yang mengandung garam tinggi.
9 Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah
mengerjakan pekerjaan yang berat.
10 Saya akan mengontrol emosi saya jika sedang
marah/banyak pikiran.
E. Faktor Penguat (Dukangan Keluarga dan petugas kesehatan)
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
S : Selalu
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No Pertanyaan S KD TP
1 Keluarga mengingatkan saya untuk rutin
memeriksakan kesehatan
2 Keluarga ikut mengantar/menemani saya dalam hal
memeriksakan kesehatan
3 Keluarga menganjurkan saya untuk minum obat
secara teratur
4 Keluarga melarang saya mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung lemak seperti daging
5 Keluarga mengingatkan saya untuk membatasi
konsumsi sumber natrium seperti garam dapur.
6 Keluarga mengingatkan saya untuk mengkonsumsi
sayur dan buah setiap hari
7 Keluarga menyarankan saya untuk sering
berolahraga secara teratur
8 Petugas kesehatan melayani dengan baik apa bila
memeriksakan kesehatan
9 Petugas kesehatan memberikan saya informasi
tentang penyakit dan upaya-upaya pengendaliannya
10 Petugas kesehatan mengingatkan saya untuk rutin
memeriksakan kesehatan
LAMPIRAN 2 : Master Data

Nomor Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan


Kelamin
1 5 1 5 2
2 6 2 1 4
3 6 2 1 1
4 4 2 2 4
5 6 2 1 4
6 4 1 4 5
7 6 2 2 4
8 6 1 4 1
9 5 2 1 4
10 4 1 3 4
11 6 2 4 1
12 6 2 1 1
13 4 2 1 4
14 5 1 1 4
15 4 2 2 4
16 4 1 1 4
17 6 1 4 5
18 6 2 2 4
19 4 2 4 3
20 6 1 1 4
21 3 1 4 3
22 5 2 5 2
23 4 1 4 2
24 4 1 4 2
25 5 2 4 2
26 5 2 4 1
27 3 2 3 4
28 5 1 4 2
29 4 2 5 2
30 6 2 2 1
31 4 1 4 2
32 3 1 4 3
33 3 2 4 4
34 3 1 4 3
35 3 2 4 3
36 5 1 3 2
37 4 1 4 3
38 5 1 4 2
39 3 1 4 2
40 4 2 4 2
41 4 1 4 2
42 6 2 2 1
43 6 2 3 1
44 4 1 2 1
45 4 1 4 3
46 5 1 4 2
47 4 2 4 2
48 4 2 3 1
49 5 2 3 2
50 5 1 2 4
51 4 2 2 4
52 6 1 2 4
53 6 2 2 4
54 3 2 1 4
55 5 2 1 4
56 4 1 2 4
91

Pengetahuan

No TP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15


1 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
3 3 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
8 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
13 3 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
14 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
18 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
19 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
20 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
21 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


23 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
24 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
26 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
27 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
28 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
30 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
32 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
33 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
34 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
35 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
36 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
37 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
38 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
39 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
40 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
41 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
42 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
43 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
44 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
45 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
46 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
47 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
48 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
49 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
50 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
51 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
52 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
53 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
54 2 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0
55 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
56 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1
Keterangan
TP : Tingkat Pengetahuan
P : Pertanyaan Pengetahuan

Sikap Responden

No TS S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
1 1 2 4 4 4 3 2 2 3 4 2
2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 4 3
3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 2 3
4 1 3 4 4 2 4 1 3 3 4 3
5 2 3 4 4 2 4 2 3 2 2 3
6 2 4 4 2 2 4 2 2 3 3 3
7 2 4 3 3 4 1 4 2 2 3 3
8 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3
9 2 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3
10 2 4 4 4 2 3 2 1 3 3 3
11 1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4
12 2 4 3 4 2 4 2 2 2 3 3
13 2 4 3 4 2 4 2 2 3 2 3
14 2 3 3 4 3 2 3 3 2 1 4
15 2 4 3 4 4 2 3 3 2 1 2
16 2 4 3 4 1 2 3 3 2 2 4
17 1 4 3 4 4 2 3 3 1 4 4
18 2 3 3 4 3 2 3 3 2 1 4
19 1 4 3 1 2 4 3 3 4 2 4
20 2 4 3 2 2 4 3 3 2 3 3
21 1 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4
22 2 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2
23 1 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4
24 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4
25 2 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2
26 2 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2
27 2 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2
28 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2
29 1 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4
30 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3
31 2 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3
32 1 4 3 2 2 3 3 2 3 4 4
33 1 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3
34 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3
35 1 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3
36 1 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3
37 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
38 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3
39 1 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3
40 1 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3
41 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3
42 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3
43 1 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3
44 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
45 1 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3
46 1 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
47 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 1 4 3 3 4 4 4 2 2 2 3
49 1 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3
50 1 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3
51 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
52 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
53 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
54 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
55 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
56 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3

Keterangan
TS : Tingkat Sikap
S : Pertanyaan Sikap
Upaya Pengendalian

No TUP UP1 UP2 UP3 UP4 UP5 UP6 UP7 UP8 UP9 UP10
1 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 3
2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 1 1
3 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 1
4 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1
5 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 1
6 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2
7 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1
8 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1
9 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2
10 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 3
11 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3
12 3 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2
13 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2
14 3 3 3 3 3 1 1 1 3 2 1
15 2 3 3 1 2 1 2 3 2 2 1
16 3 3 1 1 3 3 2 3 2 2 1
17 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3
18 2 3 1 1 3 3 1 3 3 2 1
19 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1
20 3 3 2 1 3 3 1 3 3 2 1
21 1 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2
22 1 3 2 3 3 3 1 2 2 1 2
23 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2
24 2 2 2 3 3 1 1 2 3 3 3
25 2 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2
26 2 2 2 3 1 1 1 2 3 2 1
27 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1
28 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1
29 1 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3
30 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1
31 2 2 2 1 3 1 1 1 3 2 1
32 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 1
33 2 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2
34 2 2 2 1 2 1 1 3 2 1 3
35 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3
36 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2
37 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2
38 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2
39 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2
40 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2
41 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2
42 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
43 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2
44 2 3 3 3 3 3 2 3 1 1 2
45 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2
46 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3
47 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2
48 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2
49 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2
50 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
51 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
52 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
53 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
54 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
55 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
56 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2

Keterangan
TUP : Tingkat Upaya Pengendalian Hipertensi
UP : Pertanyaan Upaya Pengendalian
Hipertensi

Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan

No TDK D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10
1 2 3 2 3 1 1 3 1 2 3 3
2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 2
3 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 1
4 2 3 2 2 2 3 1 1 3 2 3
5 2 3 3 3 2 3 1 1 1 2 2
6 2 3 1 1 2 2 2 1 3 2 3
7 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 2
8 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3
9 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 1
10 2 3 2 1 2 3 3 1 3 1 3
11 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
12 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1
13 2 3 3 3 3 1 1 1 2 2 3
14 2 3 3 3 2 1 3 1 3 1 2
15 2 3 3 3 3 1 3 1 2 1 2
16 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2
17 2 3 1 2 3 3 1 1 2 3 3
18 1 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
19 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2
20 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
21 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3
22 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3
23 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3
24 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3
25 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3
26 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3
27 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 3
28 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 3
29 1 1 3 1 3 2 3 1 3 3 3
30 1 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3
31 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3
32 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3
33 1 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3
34 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3
35 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3
36 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1
37 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3
38 1 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3
39 1 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3
40 1 2 1 3 3 2 2 1 3 3 3
41 1 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3
42 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2
43 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3
44 1 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2
45 1 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3
46 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
47 1 3 2 3 2 1 2 1 3 3 3
48 1 3 3 3 2 1 2 1 3 2 3
49 1 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3
50 1 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3
51 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3 3
52 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
53 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 3
54 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 3
55 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3
56 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
Keterangan
TDK : Tingkat Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan
D : Pertanyaan Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan
101

LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI

Gambar 1. Peneliti sedang melakukan wawancara dengan responden

Gambar 2. Peneliti sedang melakukan wawancara dengan responden

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 4 : Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN 5 : Surat Keterangan Selesai Penelitian
LAMPIRAN 6 : Output Data

Hasil Analisi Univariat


Umur_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 34-44 8 14,3 14,3 14,3

45-54 20 35,7 35,7 50,0

55-64 13 23,2 23,2 73,2

>= 65 15 26,8 26,8 100,0

Total 56 100,0 100,0

Jenis_kelamin_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 26 46,4 46,4 46,4

Perempuan 30 53,6 53,6 100,0

Total 56 100,0 100,0

Pendidikan_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 11 19,6 19,6 19,6

SD 12 21,4 21,4 41,1

SMP 6 10,7 10,7 51,8

SMA 24 42,9 42,9 94,6

Perguruan Tinggi 3 5,4 5,4 100,0

Total 56 100,0 100,0

Pekerjaan_responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Bekerja 10 17,9 17,9 17,9


PNS 16 28,6 28,6 46,4

Wiraswasta 7 12,5 12,5 58,9

Petani/Nelayan/Buruh 21 37,5 37,5 96,4

Lainnya 2 3,6 3,6 100,0

Total 56 100,0 100,0

Pengetahuan_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 38 67,9 67,9 67,9
Cukup baik 13 23,2 23,2 91,1
Kurang baik 5 8,9 8,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

p1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 6 10,7 10,7 10,7
1,00 50 89,3 89,3 100,0
Total 56 100,0 100,0

p2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 20 35,7 35,7 35,7
1,00 36 64,3 64,3 100,0
Total 56 100,0 100,0

p3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 12 21,4 21,4 21,4
1,00 44 78,6 78,6 100,0
Total 56 100,0 100,0

p4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 42 75,0 75,0 75,0
1,00 14 25,0 25,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
p5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 37 66,1 66,1 66,1
1,00 19 33,9 33,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

p6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 39 69,6 69,6 69,6
1,00 17 30,4 30,4 100,0
Total 56 100,0 100,0

p7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 32 57,1 57,1 57,1
1,00 24 42,9 42,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

p8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 42 75,0 75,0 75,0
1,00 14 25,0 25,0 100,0
Total 56 100,0 100,0

p9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 40 71,4 71,4 71,4
1,00 16 28,6 28,6 100,0
Total 56 100,0 100,0

p10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 35 62,5 62,5 62,5
1,00 21 37,5 37,5 100,0
Total 56 100,0 100,0

p11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 37 66,1 66,1 66,1
1,00 19 33,9 33,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

p12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 28 50,0 50,0 50,0
1,00 28 50,0 50,0 100,0
Total 56 100,0 100,0

p13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 38 67,9 67,9 67,9
1,00 18 32,1 32,1 100,0
Total 56 100,0 100,0

p14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 27 48,2 48,2 48,2
1,00 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0

p15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,00 24 42,9 42,9 42,9
1,00 32 57,1 57,1 100,0
Total 56 100,0 100,0

Sikap_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 26 46,4 46,4 46,4

Cukup baik 30 53,6 53,6 100,0

Total 56 100,0 100,0


s1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 1,8 1,8 1,8
S 26 46,4 46,4 48,2
SS 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0

s2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 1,8 1,8 1,8
S 38 67,9 67,9 69,6
SS 17 30,4 30,4 100,0
Total 56 100,0 100,0

s3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 8 14,3 14,3 16,1
S 30 53,6 53,6 69,6
SS 17 30,4 30,4 100,0
Total 56 100,0 100,0

s4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 25 44,6 44,6 46,4
S 20 35,7 35,7 82,1
SS 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

s5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 1 1,8 1,8 1,8
S 5 8,9 8,9 10,7
TS 37 66,1 66,1 76,8
STS 13 23,2 23,2 100,0
Total 56 100,0 100,0

s6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 18 32,1 32,1 33,9
S 27 48,2 48,2 82,1
SS 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

s7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 2 3,6 3,6 3,6
S 20 35,7 35,7 39,3
TS 28 50,0 50,0 89,3
STS 6 10,7 10,7 100,0
Total 56 100,0 100,0

s8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 26 46,4 46,4 48,2
S 21 37,5 37,5 85,7
SS 8 14,3 14,3 100,0
Total 56 100,0 100,0

s9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 3 5,4 5,4 5,4
TS 29 51,8 51,8 57,1
S 11 19,6 19,6 76,8
SS 13 23,2 23,2 100,0
Total 56 100,0 100,0

s10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 7 12,5 12,5 12,5
S 38 67,9 67,9 80,4
SS 11 19,6 19,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
Pengendalian_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 14 25,0 25,0 25,0

Cukup baik 36 64,3 64,3 89,3

Kurang baik 6 10,7 10,7 100,0

Total 56 100,0 100,0

P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KD 27 48,2 48,2 48,2
S 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 11 19,6 19,6 19,6
KD 31 55,4 55,4 75,0
S 14 25,0 25,0 100,0
Total 56 100,0 100,0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 8 14,3 14,3 14,3
KD 20 35,7 35,7 50,0
S 28 50,0 50,0 100,0
Total 56 100,0 100,0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 1 1,8 1,8 1,8
KD 19 33,9 33,9 35,7
S 36 64,3 64,3 100,0
Total 56 100,0 100,0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 9 16,1 16,1 16,1
KD 29 51,8 51,8 67,9
S 18 32,1 32,1 100,0
Total 56 100,0 100,0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 16 28,6 28,6 28,6
KD 32 57,1 57,1 85,7
S 8 14,3 14,3 100,0
Total 56 100,0 100,0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 4 7,1 7,1 7,1
KD 15 26,8 26,8 33,9
S 37 66,1 66,1 100,0
Total 56 100,0 100,0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 13 23,2 23,2 23,2
KD 23 41,1 41,1 64,3
S 20 35,7 35,7 100,0
Total 56 100,0 100,0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 17 30,4 30,4 30,4
KD 29 51,8 51,8 82,1
S 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 18 32,1 32,1 32,1
KD 28 50,0 50,0 82,1
S 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0

Dukungan_keluarga_responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 33 58,9 58,9 58,9
Cukup baik 20 35,7 35,7 94,6
Kurang baik 3 5,4 5,4 100,0
Total 56 100,0 100,0

D1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 8 14,3 14,3 14,3
KD 18 32,1 32,1 46,4
S 30 53,6 53,6 100,0
Total 56 100,0 100,0

D2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 16 28,6 28,6 28,6
KD 14 25,0 25,0 53,6
S 26 46,4 46,4 100,0
Total 56 100,0 100,0

D3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 10 17,9 17,9 17,9
KD 17 30,4 30,4 48,2
S 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0

D4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 3 5,4 5,4 5,4
KD 26 46,4 46,4 51,8
S 27 48,2 48,2 100,0
Total 56 100,0 100,0

D5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 14 25,0 25,0 25,0
KD 26 46,4 46,4 71,4
S 16 28,6 28,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
D6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 16 28,6 28,6 28,6
KD 19 33,9 33,9 62,5
S 21 37,5 37,5 100,0
Total 56 100,0 100,0

D7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 34 60,7 60,7 60,7
KD 14 25,0 25,0 85,7
S 8 14,3 14,3 100,0
Total 56 100,0 100,0

D8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 5 8,9 8,9 8,9
KD 9 16,1 16,1 25,0
S 42 75,0 75,0 100,0
Total 56 100,0 100,0

D9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 8 14,3 14,3 14,3
KD 11 19,6 19,6 33,9
S 37 66,1 66,1 100,0
Total 56 100,0 100,0

D10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TP 7 12,5 12,5 12,5
KD 9 16,1 16,1 28,6
S 40 71,4 71,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
114

Hasil Analisis Bivariat

Umur_responden * Pengendalian_responden
Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Umur_responden 35-44 Count 2 5 1 8

% within Umur_responden 25,0% 62,5% 12,5% 100,0%

% within 14,3% 13,9% 16,7% 14,3%


Pengendalian_responden

% of Total 3,6% 8,9% 1,8% 14,3%

45-54 Count 6 12 2 20

% within Umur_responden 30,0% 60,0% 10,0% 100,0%

% within 42,9% 33,3% 33,3% 35,7%


Pengendalian_responden

% of Total 10,7% 21,4% 3,6% 35,7%

55-64 Count 5 7 1 13

% within Umur_responden 38,5% 53,8% 7,7% 100,0%

% within 35,7% 19,4% 16,7% 23,2%


Pengendalian_responden

Universitas Sumatera Utara


% of Total 8,9% 12,5% 1,8% 23,2%

>= 65 Count 1 12 2 15

% within Umur_responden 6,7% 80,0% 13,3% 100,0%

% within 7,1% 33,3% 33,3% 26,8%


Pengendalian_responden

% of Total 1,8% 21,4% 3,6% 26,8%

14 36 6 56
Total Count
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Umur_responden

% within 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%


Pengendalian_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% of Total

Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4,257(a) 6 ,642 ,682

Likelihood Ratio 4,927 6 ,553 ,673

Fisher's Exact Test 4,921 ,554

Linear-by-Linear
,789(b) 1 ,374 ,441 ,220 ,060
Association
N of Valid Cases 56

a 7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,86.

b The standardized statistic is ,888.

Jenis_kelamin_responden * Pengendalian_responden

Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Jenis_kelamin_re Laki-laki Count 6 16 4 26


sponden
% within 23,1% 61,5% 15,4% 100,0%
Jenis_kelamin_responden

% within 42,9% 44,4% 66,7% 46,4%


Pengendalian_responden

% of Total 10,7% 28,6% 7,1% 46,4%

Perempuan Count 8 20 2 30

% within 26,7% 66,7% 6,7% 100,0%


Jenis_kelamin_responden

% within 57,1% 55,6% 33,3% 53,6%


Pengendalian_responden

% of Total 14,3% 35,7% 3,6% 53,6%

Total Count 14 36 6 56
% within
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Jenis_kelamin_responden

% within
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Pengendalian_responden

% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,117(a) 2 ,572 ,614

Likelihood Ratio 1,126 2 ,570 ,614

Fisher's Exact Test 1,129 ,614

Linear-by-Linear
,615(b) 1 ,433 ,497 ,290 ,134
Association

N of Valid Cases 56

a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,79.

b The standardized statistic is -,784.


Pendidikan_responden * Pengendalian_responden

Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Pendidikan_responden Tidak Count


0 6 5 11
Sekola
h
% within ,0% 54,5% 45,5% 100,0%
Pendidikan_responden

% within ,0% 16,7% 83,3% 19,6%


Pengendalian_responden

% of Total ,0% 10,7% 8,9% 19,6%

Count 1 10 1 12
SD
% within 8,3% 83,3% 8,3% 100,0%
Pendidikan_responden

% within 7,1% 27,8% 16,7% 21,4%


Pengendalian_responden

% of Total 1,8% 17,9% 1,8% 21,4%

Count 3 3 0 6
SMP
% within
50,0% 50,0% ,0% 100,0%
Pendidikan_responden
% within
21,4% 8,3% ,0% 10,7%
Pengendalian_responden

% of Total 5,4% 5,4% ,0% 10,7%

SMA Count 8 16 0 24

% within
33,3% 66,7% ,0% 100,0%
Pendidikan_responden

% within
57,1% 44,4% ,0% 42,9%
Pengendalian_responden

% of Total 14,3% 28,6% ,0% 42,9%

Perguruan Count
2 1 0 3
Tinggi

% within
66,7% 33,3% ,0% 100,0%
Pendidikan_responden

% within
14,3% 2,8% ,0% 5,4%
Pengendalian_responden

% of Total 3,6% 1,8% ,0% 5,4%

Total Count 14 36 6 56

% within
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Pendidikan_responden

% within
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Pengendalian_responden
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 25,822(a) 8 ,001 ,002

Likelihood Ratio 25,998 8 ,001 ,001

Fisher's Exact Test 20,175 ,002

Linear-by-Linear
16,202(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
Association

N of Valid Cases 56

a 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.

b The standardized statistic is -4,025.


Pekerjaan_responden * Pengendalian_responden

Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Pekerjaan_ Tidak Bekerja Count


2 7 1 10
responden

% within 20,0% 70,0% 10,0% 100,0%


Pekerjaan_responden

% within 14,3% 19,4% 16,7% 17,9%


Pengendalian_responden

% of Total 3,6% 12,5% 1,8% 17,9%

PNS Count 9 7 0 16

% within 56,3% 43,8% ,0% 100,0%


Pekerjaan_responden

% within 64,3% 19,4% ,0% 28,6%


Pengendalian_responden

% of Total 16,1% 12,5% ,0% 28,6%

Wiraswasta Count 3 4 0 7

% within 42,9% 57,1% ,0% 100,0%


Pekerjaan_responden

% within 21,4% 11,1% ,0% 12,5%


Pengendalian_responden
% of Total 5,4% 7,1% ,0% 12,5%

Petani/Nelayan/Buruh Count 0 16 5 21

% within ,0% 76,2% 23,8% 100,0%


Pekerjaan_responden

% within ,0% 44,4% 83,3% 37,5%


Pengendalian_responden

% of Total ,0% 28,6% 8,9% 37,5%

0 2 0 2
Lainnya Count

% within ,0% 100,0% ,0% 100,0%


Pekerjaan_responden

% within ,0% 5,6% ,0% 3,6%


Pengendalian_responden
,0% 3,6% ,0% 3,6%
% of Total
14 36 6 56
Total Count
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within
Pekerjaan_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% within
Pengendalian_responden 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% of Total
Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 21,053(a) 8 ,007 ,011

Likelihood Ratio 26,851 8 ,001 ,001

Fisher's Exact Test 20,388 ,001

Linear-by-Linear
7,330(b) 1 ,007 ,007 ,004 ,002
Association

N of Valid Cases 56

a 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,21.

b The standardized statistic is 2,707.

Pengetahuan_responden * Pengendalian_responden

Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Pengetahuan Baik Count


14 24 0 38
_responden

% within
36,8% 63,2% ,0% 100,0%
Pengetahuan_responden
% within
100,0% 66,7% ,0% 67,9%
Pengendalian_responden

% of Total 25,0% 42,9% ,0% 67,9%

Cukup baik Count 0 9 4 13

% within ,0% 69,2% 30,8% 100,0%


Pengetahuan_responden

% within ,0% 25,0% 66,7% 23,2%


Pengendalian_responden
,0% 16,1% 7,1% 23,2%
% of Total
0 3 2 5
Kurang baik Count

% within ,0% 60,0% 40,0% 100,0%


Pengetahuan_responden
,0% 8,3% 33,3% 8,9%
% within
Pengendalian_responden
,0% 5,4% 3,6% 8,9%
% of Total
14 36 6 56
Total Count
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within
Pengetahuan_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% within
Pengendalian_responden 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% of Total
Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 19,657(a) 4 ,001 ,001

Likelihood Ratio 24,637 4 ,000 ,000

Fisher's Exact Test 19,190 ,000

Linear-by-Linear
15,772(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
Association

N of Valid Cases 56

a 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,54.

b The standardized statistic is 3,971.

Sikap_responden * Pengendalian_responden

Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Sikap_responden Baik Count 12 14 0 26

% within Sikap_responden 46,2% 53,8% ,0% 100,0%


% within
85,7% 38,9% ,0% 46,4%
Pengendalian_responden

% of Total 21,4% 25,0% ,0% 46,4%

Cukup baik Count 2 22 6 30

% within Sikap_responden 6,7% 73,3% 20,0% 100,0%

% within 14,3% 61,1% 100,0% 53,6%


Pengendalian_responden
3,6% 39,3% 10,7% 53,6%
% of Total
14 36 6 56
Total Count
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Sikap_responden

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%


% within
Pengendalian_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% of Total

Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14,710(a) 2 ,001 ,000

Likelihood Ratio 17,749 2 ,000 ,000

Fisher's Exact Test 14,847 ,000


Linear-by-Linear
Association 14,376(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000

N of Valid Cases
56

a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,79.

b The standardized statistic is 3,792.

Dukungan_keluarga_responden * Pengendalian_responden

Crosstab

Pengendalian_responden Total

Baik Cukup baik Kurang baik Baik

Dukungan_keluarga Baik Count


14 19 0 33
_responden

% within
Dukungan_keluarga_respo 42,4% 57,6% ,0% 100,0%
nden

% within 100,0% 52,8% ,0% 58,9%


Pengendalian_responden

% of Total 25,0% 33,9% ,0% 58,9%

Cukup baik Count 0 16 4 20

% within ,0% 80,0% 20,0% 100,0%


Dukungan_keluarga_respo
nden

% within
,0% 44,4% 66,7% 35,7%
Pengendalian_responden

% of Total ,0% 28,6% 7,1% 35,7%

Kurang baik Count 0 1 2 3

% within
Dukungan_keluarga_respo ,0% 33,3% 66,7% 100,0%
nden

% within ,0% 2,8% 33,3% 5,4%


Pengendalian_responden
,0% 1,8% 3,6% 5,4%
% of Total
14 36 6 56
Total Count

% within 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%


Dukungan_keluarga_respo
nden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% within
Pengendalian_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% of Total
Chi-Square Tests

Asymp. Exact Exact Point


Value df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1- Probability
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 25,115(a) 4 ,000 ,001

Likelihood Ratio 28,609 4 ,000 ,000

Fisher's Exact Test 23,151 ,000

Linear-by-Linear
20,084(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
Association

N of Valid Cases 56

a 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.

b The standardized statistic is 4,481.

Anda mungkin juga menyukai