Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling

umum dan paling banyak disandang masyarakat. Berdasarkan data World

Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar

orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis hipertensi. Hasil Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi

hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun

sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah

di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia

sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat

hipertensi sebesar 427.218 kematian (Kemenkes, 2019).

Prevalensi kejadian hipertensi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018

sebesar 18,70% dari jumlah penduduk (Dinkes Jateng, 2019). Sedangkan

jumlah kasus Hipertensi tahun 2018 di Kabupaten Purbalingga yang

ditemukan sebanyak 29.363 kasus (17,39%) dari 168.805 orang usia ≥18

tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah tinggi di puskesmas dan

jaringannya (Dinkes Kabupaten Purbalingga, 2019).

Hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi

adalah meningkatnya tekanan darah sistolik >140 mmHg sedangkan tekanan

diastolik >90 mmHg. Hipertensi merupakan keadaan kronis yang tidak bisa
1
2

disembuhkan namun dapat dikendalikan dengan merubah gaya hidup sehat

dan jika perlu mengkonsumsi obat-obatan. Tekanan darah jika tidak

terkontrol akan menimbulkan banyak masalah kesehatan. gejala hipertensi

tidak spesifik, sehingga sering disebut “silent killer” (AHA, 2104).

Kemenkes (2014) menjelaskan bahwa jika dilihat dari penyebabnya

hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi esensial dan non esensial.

Hipertensi esensial yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak

(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.

Sedangkan hipertensi non esensial yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar

5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar

1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu

(misalnya pil KB).

Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan

masyarakat seperti gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab

terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan stres (Puspitorini dalam

Sount dkk. 2014). Hasil penelitian Mahmudah (2016) menunjukkan bahwa

gaya hidup seseorang berperan dalam menentukan kejadian hipertensi. Gaya

hidup berupa pola makan, kecukupan natrium dan aktifiatas fisik menjadi

penyebab kejadian hipertensi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas

Karangmoncol Kabupaten Purbalingga pada Tanggal 13 Oktober 2019 di

2
3

peroleh data bahwa jumlah kunjungan pasien Hipertensi bulan Agustus,

September, November sebesar 269 kasus pada pasien prolanis, hal tersebut

masih tergolong tinggi karena setiap kunjungan perbulan penyakit Hipertensi

termasuk dalam 5 besar penyakit paling banyak di Puskesmas. Peneliti juga

melakukan wawancara terhadap 10 pasien hipertensi didapatkan bahwa 7

pasien malas untuk melakukan diet atau mengontrol makanan 3 rutin

melakukan diet ataupun berhati-hati saat makan. Selain itu, dari 10 pasien

yang aktif dalam melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga hanya ada 4

pasien.

Berdasarkan urian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian

Hipertensi Pada Pasien Prolanis di Puskesmas Karang Moncol Purbalingga”

B. Rumusan Masalah
Hipertensi merupakan suatu gangguan dalam pengaturan tekanan

darah. Faktor-faktor yang berkaitan dengan hipertensi atau tekanan darah

tinggi salah satunya adalah gaya hidup. Gaya hidup sangat berpengaruh

terhadap kondisi fisik maupun psikis seseorang. Perubahan gaya hidup dan

rendahnya perilaku hidup sehat seperti minimnya olah raga, merokok, dan

mengonsumsi minuman kafein merupakan salah satu dari penyebab

hipertensi. Indikator gaya hidup sehat antara lain perilaku tidak merokok, pola

makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur.

3
4

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan rumusan

masalah yaitu “Bagaimanakah Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian

Hipertensi Pada Pasien Prolanis di Puskesmas Karang Moncol Purbalingga?”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian

hipertensi pada pasien prolanis di Puskesmas Karang Moncol Purbalingga.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gaya hidup pada pasien prolanis di Puskesmas

Karang Moncol Purbalingga.

b. Untuk mengetahui kejadian hipertensi pada pasien prolanis di

Puskesmas Karang Moncol Purbalingga.

c. Untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian

hipertensi pada pasien prolanis di Puskesmas Karang Moncol

Purbalingga

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memberi masukan pemikiran,

menambah pustaka bagi khasanah ilmu pengetahuan dan referensi dalam

kaitannya dengan hubungan gaya hidup pasien hipertensi dengan kejadian

perubahan tekanan darah khususnya di bidang farmasi.

4
5

2. Bagi Puskesmas Karang Moncol Purbalingga, menambah informasi baru

dan evaluasi mengenai hubungan gaya hidup pasien hipertensi dengan

kejadian perubahan tekanan darah di Puskesmas Karang Moncol

Purbalingga.

3. Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang hubungan gaya hidup pasien hipertensi dengan

kejadian perubahan tekanan darah di Puskesmas Karang Moncol

Purbalingga.

Anda mungkin juga menyukai