Oleh :
ENDAH LESTARI
201502012
i
SKRIPSI
Oleh :
ENDAH LESTARI
201502012
Bismillahirrahmanirrahim.....
Puji syukur ku panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjukMu selalu untuk menyelesaikan tugas akhir ini (SKRIPSI).
Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi
serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah
lantunan doa dan tiada doa yang paling khusuk selain doa yang terucap
dari kedua orangtua . kupersembahkan gelarku ini untuk kedua orangtuaku
tercinta semoga dari sini bisa membawa aku menuju jalan kesuksesan.
Untuk sahabat perjuanganku (Intan, Leni, Diyan, Aulia, Antony)
terimakasih atas bantuan kalian semua yang mendukung, memberi
semangat sampai saat ini, terimakasih canda tawa, tangs perjuangan yang
kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah
mengukir selama ini` meskipun suatu hari nanti kita berpisah semoga akan
tetap menjadi sebuah teman bahkan sebagai keluarga.
Serta sahabatku (Elta, Eko, Bagas, Faris, Mahmud) telah memberikan
semangat, bantuan, serta doa
Teman-teman STIKES BHM Madiun, khususnya teman-teman
keperawatan 8A, terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang
kalian berikan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Endah Lestari
ABSTRACT
Endah Lestari
Sampul Depan...........................................................................................................i
Sampul Dalam..........................................................................................................ii
Lembar Permohonan...............................................................................................iii
Lembar Persetujuan.................................................................................................iv
Pernyataan Keaslian Penelitian................................................................................v
Persembahan...........................................................................................................vi
Daftar Riwayat Hidup............................................................................................vii
Daftar Isi...............................................................................................................viii
Daftar Tabel............................................................................................................xi
Daftar Gambar........................................................................................................xii
Daftar Lampiran....................................................................................................xiii
Daftar Singkatan....................................................................................................xiv
Daftar Istilah...........................................................................................................xv
Kata Pengantar......................................................................................................xvi
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................7
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan..........................................................................................80
6.2 Saran....................................................................................................80
Daftar Pustaka........................................................................................................80
Lampiran-lampiran.................................................................................................84
....................................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Endah Lestari
NIM. 201502012.
BAB 1
PENDAHULUAN
Lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami oleh
individu yang berumur panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek biologis, tetapi
juga meliputi psikologis dan sosial. Memasuki masa tua berarti mengalami
penurunan, misalnya penurunan fisik dan fungsi organ. Penurunan fisik yang
dialami pada lansia ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi
fungsi yang terjadi pada lansia yaitu mulai dari penurunan fungsi kardiovaskular
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Tekanan
darah akan meningkat setelah umur 45-55 tahun disebabkan masalah kesehatan
yang sering terjadi pada lansia salah satunya terjadi pada sistem kardiovaskular.
Katup mitral dan aorta jantung mengalami penebalan dan menjadi lebih kaku dan
lebih lambat dalam kontraktilitas terhadap respon stress menjadi berkurang, untuk
peningkatan tekanan darah (hipertensi) pada lansia (Maryam, 2008). Jika tidak
1
dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat, hipertensi mempunyai dampak
yang mengakibatkan infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian (James
dkk, 2014).
Data dari WHO pada tahun 2013 sedikitnya jumlah 972 juta kasus hipertensi,
diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025 atau sekitaran 29% dari
total penduduk dunia menderita hipertensi, dimana 333 berada dinegara maju dan
dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria
dan cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan mencapai 36,8% atau
lebih tinggi dibanding tahun 2007 sebanyak 7,6% (Riskesdas, 2013). Prevalensi
darah, cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan kelompok
tidak bekerja, kemungkinan akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik.
2
6,0% dan perempuan 4,7%, pedesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%)
(Riskesdas, 2013).
tekanan darah menunjukan penurunan dari 31,7% tahun 2013 menjadi 25,8%
tahun 2014 sedangkan angka untuk Provinsi Jawa Timur 25,8% pada tahun 2013
dan mengalami peningkatan menjadi 38,8% pada tahun 2014 (Riskesdas, 2013).
Selain itu menurut profil kesehatan Jawa Timur pada tahun 2015 di Provinsi Jawa
51% kematian karena penyakit stroke. Kematian yang disebabkan oleh penyakit
terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Pusat Data dan
tinggi pada tahun 2016 sebanyak 25.328 orang, kebanyakan yang menderita
penderita hipertensi (BPS Kota Madiun, 2016). Dan tahun 2016 untuk jumlah
hipertensi, dengan rincian 1.090 orang berjenis kelamin perempuan dan 697 orang
berjenis kelamin laki-laki (UPTD Puskesmas DaganganKabupaten Madiun,
2016).
sebanyak 30 lansia dari 60 lansia. Dari jumlah data yang pada tiga bulan terakhir
darah. Dari hasil wawancara 10 orang lansia yang menderita Hipertensi tidak rutin
melakukan kontol cek tekanan darah, 5 diantaranya tidak ada yang mengantar
tekanan darah. Pada 10 orang lansia penderita Hipertensi mengeluh sering pusing
tidak pernah melakukan senam bugar lansia untuk menurunkan tekanan darah,
serangan jantung, stroke, masalah ginjal, sindrom metabolik dan kesulitan dalam
dengan diajarkan hidup sehat terkait dengan kegiatan aktivitas seperti olahraga
pada lansia. Salah satu aktifitas olahraga senam yang umum di masyarakat adalah
gerakan otot besar dan kelenturan sendi, serta upaya memasukan oksigen
jantung. Senam bugar bertujuan untuk memperlancar aliran darah keseluruh tubuh
dalam 24 jam. Apalagi saat usia bertambah, performa jantung akan semakin
Olahragasepertisenambugar pada
lansiamampumendorongjantungbekerjasecara optimal,
akanlangsungmeningkatcurahjantungsehinggamenyebabkantekanandaraharterime
ningkat, setelahtekanandaraharterimeningkatakanterlebihdahulu,
Senam bugar dengan senam lansia itu sama merupakan serangkaian gerakan
yang teratur dan terencana tapi ada sedikit perbedaan dalam gerakan senam bugar
yaitu lebih berenergik dari senam lansia, dalam bentuk latihan fisik tersebut
KecamatanDaganganKabupaten Madiun.
peneliti ini adalah “Apakah ada pengaruh senam bugar terhadap perubahan
KecamatanDaganganKabupaten Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
KecamatanDaganganKabupaten Madiun.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktisi
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia (lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami
oleh individu yang berumur Panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek
biologis, tetapi juga meliputi psikologis dan social. Perubahan yang terjadi
yang dihadapi lansia pada umumnya dalah pada bidang klinik, kesehatan
jiwa, dan masalah dibidang social dan ekonomi. Oleh karena itu lansia
(Murwani, 2010).
Lanjut usia adalah fenomena biologis yang tidak dapat dihindari oleh
(Emmelia, 2011).
9
Menurut UU No. 13. Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,
lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Dari
adalah seseorang yang telah berusia diatas 60 tahun dan tidak berdaya
(Emmelia, 2011).
Lanjut usia dibagi oleh sejumlah pihak dalam berbagai klasifikasi dari
a) Pralansia (prasenilis)
b) Lansia
10
d) Lansia prensial
RI, 2003).
menjadi usia lanjut (60-69) dan usia lanjut usia dengan resiko tinggi
dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam bentuk hidup. Hal ini
terjadi kemunduran daya tahan tubuh. Selain itu, dimasa ini lansia juga
kemunduran lansia.
buruk.
Tipe ini berdasarkan pada orang lanjut usia yang memiliki banyak
b. Tipe mandiri
Tipe lansia tidak puas adalah lansia yang selalu mengalami konflik
lahir batin.
d. Tipe pasrah
a. Jenis kelamin
b. Status perkawinan
c. Living arrangement
produktif.
d. Kondisi kesehatan
e. Keadaan ekonomi
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat berkualitas
adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, social, dan mental
secara santai
daya than tubuh terhadap infeksi, disamping itu juga sesuai individu
proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir,
dan umum dialami pada semua makhluk hidup. Sementara itu, menurut
Tyson (1999) dalam buku Emmelia (2011), menua dalah suatu proses yang
dimulai saat konsepsi dan dan merupakan bagian normal dari masa
dan mengganti sel-sel yang rusak. Dapat disimpulkan bahwa menua adalah
suatu proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah sera merupakan
proses menua dalam dua bidang, yakni biologi dan sosiologis. Masing-
sebagai berikut :
1. Teori biologis
a) Teori genetik
b) Teori nongenetik
5. Teori biologis
2. Teori sosiologis
Teori yang pertama kali diajukan oleh Cumming dan Henry (1961)
pergaulan sekitarnya.
terjadi secara fisiologis dan patologis. Penuaan yang dialami oleh manusia
a. Hereditas/genetic
b. Nutrisi/makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Paparan sinar matahari
f. Kurang olahraga
g. Mengkosumsi alcohol
h. Lingkungan
i. Stress
2.2.4 Perubahan Akibat Menua
1. Perubahan fisik
pendengaran.
bekerja dulu
c) Kehilangan kegiatan/aktivitas
d) Perubahan kognitif
b) Kesehatan umum
c) Tingkat Pendidikan
d) Keturunan (hereditas)
e) Lingkungan
darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung
yaitu fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung.
adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi , dan diantara nilai tersebut sebagai normal
tahun). Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang
dari 130/85 mmHg. Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolic kurang
darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
pria usia lebih dari 45 tahun dikatan hipertensi bila tekanan darah diatas
Hal ini berbeda diungkapkan oleh Amin (2015)pada usia dibawah 40 tahun
dikatakan sistolik 140 mHg dan untuk usia diantara 60-70 tahun tekanan
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer
hidup.
2. Hipertensi sekunder
1) Genetik
bersifat poligenetik.
3) Diet
4) Berat badan
Obesitas (lebih dari 25% diatas berat badan ideal) dikaitkan dengan
(Wolff, 2007).
5) Gaya hidup
II 160-179 100-109
1. Usia
usia satu dari lima pria berusia 35-44 tahun memiliki tekanan darah
tinggi. Angka tersebut meningkat dua kali lipat pada usia diantara 45-55
tahun. Sekitar 50% dari orang yang berusia 55-56 tahun diperkirakan
(Potter&Parry, 2010).
2. Kondisi Psikis
atau tekanan. Respon tubuh terhadap stres disebut alarm yaitu reaksi
3. Jenis kelamin
lingkungan(Potter&Perry, 2010).
5. Medikasi
disbanding mereka yang kurus. Pada orang yang gemuk, jantung akan
bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami
kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin
banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen
7. Merokok
Menurut Ulfa (2011) hipertensi dipengaruhi factor dapat diubah dan tidak
dapat diubah :
a) Usia
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini
c) Keturunan
menderita hipertensi.
a) Stres
b) Berat badan
jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini
e) Kebiasaan merokok
nikotin
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut. Dimana dinding arterinya
Dengan cara yang sama tekanan darah juga meningkat pada saat
fungsi ginjal tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari
otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh
hipertensi :
4. Olahraga teratur
a. Tahap Primer
b. Menghentikan rokok
yang sempit.
Dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang sehat
tekanan darah.
b. Tahap sekunder
1) Diagnosis hipertensi
pemeriksaan penunjang.
a) Golongan diuretik
b) Penghambat adrenergic
kepala migren.
c) ACE-inhibitor
arteri. Obat ini efektif diberikan kepada orang kulit putih usia
d) Angiotensin- II-blocker
migren.
labetalol.
c. Tahap tersier
kualitas hidup.
Senam bugar adalah merupakan salah satu metode senam yang disusun
untuk mengutamakan gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat
otot mengalami vasoliditasi sehingga aliran darah yang mengalir ke sel dan
Senam bugar dapat menurunkan tekanan darah karena pada saat olahraga
otot yang bekerja sehingga untuk mendapatkan oksigen yang lebih, maka
kita bernafas lebih cepat dan membiarkan lebih banyak oksigen yang
darah yang beroksigen ke otot, maka denyut jantung akan meningkat dan
aliran darah terhalang ke otot-otot yang bekerja. Selain itu aliran pembuluh
darah ke jaringan yang tidak aktif dalam tubuhakan diturunkan dari aliran
darah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kontraksi otot polos dalam
antara lain :
tersaing
tidak)
3. Bervariasi
dan jogging)
dahulu)
sesudah latihan
10. Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang tipis dan ringan.
Keselamtan Lansia
d. Senam dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat, sesuai dengan
kemampuan
persiapan senam.
Gerakan pada latihan senam bugar yang bersifat aerobic salah satunya
a. Gerakan pemanasan
Pemanasan adalah persiapan emosional, psikososial dan fisik untuk
melakukan latihan (Mukholid, 2007). Gerakan ini dilakukan sebelum
memasuki gerakan ini dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai
system tubuh sebelum memasuki latihan yang sebenarnya. Tujuan
latihan ini adalah menaikan suhu tubuh, meningkatkan denyut jantung
mendekati intensitas latihan. Selain itu pemanasan perlu untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya cidera akibat oalhraga. Lama
pemanasan biasanya 5-10 menit.
Gambar 2.1 Teknik dan cara senam bugar pada saat pemanasan
Gerakan I : Gerakan V :
a) Menundukkan kepala a) Saling menekan kedua telapak
tangan
Gerakan II :
Gerakan III : a) Memiringkan kepala ke kanan
a) Mengangkat bahu ke kanan b) Memiringkan kepala ke kiri
b) Mengangkat bahu ke kiri
Gerakan IV : Gerakan IX :
a) Mengangkat kedua bahu a) Memiringkan tubuh ke kanan
Gerakan VI :
bahu
Gerakan VII :
kanan
b. Gerakan inti
Gerakan inti biasanya merupakan gerakan yang telah aktif dengan mengikuti
seperti tangan, perut, pinggul dan juga melatih koordinasi gerak tubuh.
Gerakan ini dilakukan kurang lebih antara 20-30 menit atau disesuaikan
b) mendorong tangan ke
belakang
Gearakan II:
kepala
b) memiringkan kepala ke
Gerakan V:
tangan
Gerakan III:
secara bergantian
Gerakan VII:
merentangkan tangan ke
rentangkan lagi
Gerakan VIII :
a) membungkukkan badan
c. Gerakan pendingin
genangan darah diotot kaki dan ditangan. Gerakan ini dilakukan kira-kira 5-
10 menit.
Gerakan I :
a) membuka kaki kanan selebar Gerakan III:
bahu a) melangkahkan kaki serong
kanan
b) melangkahkan kaki serong
kiri
Gerakan II :
a) membungkukkan badan
dan tangan menyentuh
tumit Gerakan IV :
a) merileksasikan kaki dan
tangan
2.4.7 Hubungan Senam Bugar Terhadap Tekanan Darah
pada frekuensi jantung, isi sekuncup, dan curah jantung. Latihan fisik
senam dengan intensitas yang sedang seperti senam bugar ini denyut
Diuretik
Beta blocker
Anginotensin Terapi non farmakologi :
Pola makan
Gaya hidup
Aktivitas fisik
BAB 3
Keterangan :
: Diteliti : Pengaruh
: Tidak di teliti
53
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa hipertensi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti : usia, jenis kelamin, dan
keturunan, sedangkan faktor yang dapat diubah seperti : stress, berat badan,
3.2 Hipotesis
Ha : Adapengaruhsenambugarterhadappenurunantekanandarah pada
hipertensi lansia.
54
BAB 4
METODE PENELITIAN
group pre test and post test design, dimana pada penelitian ini membandingkan
hasil intervensi program senam bugar pada kelompok eksperimen yang sampelnya
P O1 X O2
Keterangan :
P : Perlakuan
tujuan serta inform consent. Responden yang terpilih diminta untuk mengisi
lembar identitas diri. Lembar identitas diri yang telah diisi secara lengkap
55
selesai, responden diberikan senam bugar setelah itu peneliti melakukan observasi
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
(t-1)(n-1) ≥ 15
(1-1)(n-1) ≥ 15
(n-1) ≥ 15
n-1 ≥ 15
n ≥ 15 responden
Keterangan :
n : besar sampel
t : total kelompok
56
dari rumus diatas di peroleh jumlah sampel sebagai berikut :
Kriteria Sampel
(Nursalam, 2015).
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakterisitik umum subjek penelitian dari suatu
2. Kriteria ekslusi
Populasi
Sampel
Lansia penderita Hipertensi di Posyandu Anggrek Desa Dagangan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun berjumlah 15 lansia
Sampling
Simple Random Sampling
Desain Penelitian
Eksperimen (one group pre-post test design)
Pengumpulan Data
Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
Pengolahan data :
Editing, Coding, Skoring, Tabulating
Analisisdan
Hasil pembahasan : kesimpulan
Wilcoxon
Variabel.
tekanan darah.
Definisi
Variabel Operasional Indikator Alat ukur Skala Skor
variabel
Variabel Olahraga yang - Pemanasan - SOP - -
Independent disusun - Inti
: Senam dengan selalu - Pendinginan
bugar mengutamakan Alat :
kemampuan
jantung, - Sound
system
gerakan otot
- Laptop
besar dan
kelenturan
sendi, serta
upaya
memasukkan
oksigen
sebanyak
mungkin
Variabel Besar tekanan Tekanan Tensimeter, rasio Sesuai
Dependent : yang darah sistolik stetoskop dengan
Tekanan digunakan Tekanan dan lembar angka yang
Darah dalam aliran darah observasi ditunjukkan
darah saat diastolic oleh alat
berkontraksi mmHg ukur dalam
pada lansia satuan
mmHg
data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah segala alat yang
dari para responden yang dilakukan dengan pola pengkuran yang sama
(Nasir, 2011).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam bugar. Instrumen
yang digunakan untuk variable bebas yaitu SOP senam bugar, sound
system, dan laptop. Variabel terikat untuk penelitian ini adalah perubahan
tekanan darah. Alat ukur yang digunakan untuk variabel terikat yaitu
sebagai berikut :
Madiun.
2. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari Bakesbangpol, surat ijin
DaganganKabupaten Madiun.
10. Senam bugar dilakukan seminggu empat kali dalam dua minggu
selama 30 menit.
lembar Ceklist.
1. Editing
data ulang untuk melengkapi data - data tersebut. Tetapi bila data tidak
lengkap tersebut tidak dapat diolah maka data akan dimasukkan ke data
missing.
2. Coding
a. Jenis kelamin :
b. Pendidikan :
- SD : diberi kode 2
c. Pekerjaan
d. Umur
e. Kelompok
3. Tabulating
diinginkan peneliti.
4. Data entry
Memasukkan data kedalam tabel data entry pada komputer. Data yang
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dilakukan adalah :
1. Analisis Univariat
hipertensi )
bugar.
2. Analisis Bivariat (uji hipotesis)
rancangan pre-post, artinya membandingkan rata-rata nilai pre test dan post
1. Prinsip Manfaat
aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat
pelayanan ruang rawat jalan meliputi, Poli Umum, Poli KIA & KB, Poli Gigi,
Poli Gizi, Ruang Rawat Inap, UGD, Ruang Bersalin, dan Ruang penunjang
Testing), Senam Hamil, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan Progam yang
69
PRONALIS di Puskesmas Dagangan Kabupaten Madiun pertama kali
setiap hari jumat minggu kedua dan diikuti 109 peserta yang memiliki
dan khusus untuk pasien DM diadakan peengecekan gula darah puasa dan
70
No Jenis kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Laki-laki 6 37.5
2 Perempuan 10 62.5
Total 16 100.0
Sumber : Data Umum Responden, 2019
(12.5%).
5.5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
5.5.2.1 Tekanan Darah Sistol Sebelum dan Sesudah Diberikan Senam Bugar
Terhadap Lansia Dengan Hipertensi
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tekanan darah sistol sebelum dan sesudah
diberikan senam bugar pada lansia dengan hipertensi di
posyandu Anggrek Desa Sukosari Kecamatan Dagangan
Kabupaten Madiun.
Tekanandarah N Mean Median Modus SD Min – Max
Sistol Sebelum 16 159.38 160.00 150 9.287 150-170
intervensi
Sistol Sesudah 16 130.00 130.00 120 11.629 120-150
intervensi
Sumber : Data Primer diolah 2019
darah sistol sebelum dan sesudah diberikan senam bugar adalah sistol
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi tekanan darah diastole sebelum dan sesudah
diberikan senam bugar pada lansia dengan hipertensi di posyandu Anggrek
Desa Sukosari Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.
Tekanandarah N Mean Median Modus SD Min- max
Diastole 16 82.50 80.00 80 4.577 80-90
Sebelum
intervensi
Diastole 16 72.50 70.00 70 4.577 70-80
Sesudah
intervensi
Sumber : Data Primer diolah 2019
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 16 rata-rata
Tabel 5.7 Analisa Perubahan Tekanan Darah Sistol Sebelum dan Sesudah
Diberikan Senam Bugar Pada Lansia Dengan Hipertensi Di
Posyandu Anggrek Desa Sukosari Kecamatan Dagangan
Kabupaten Madiun.
Tekanansistolik N Sig
Skor sistolik sesudah Negative Ranks 16 0,000
– skor sistolik
sebelum
Positive Ranks 0
Ties 0
Total 16
Sumber : Data Primer diolah 2019
senam bugar dan skor sistolik sesudah dilakukan terapi senam bugar. Skor
sistolik yang mengalami penurunan ada 16. Skor sistolik sesudah yang
lebih besar dari skor sistolik sebelum atau skor sistolik yang mengalami
peningkatan ada 0 (tidak ada). Dan skor sistolik sesudah sama dengan skor
Sign Rank Test menunjukkan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 hal ini berarti H o
ditolak dan H1 diterima jadi dapat diartikan hasil Uji wilxocon pada skor
senam bugar dan skor diastole sesudah dilakukan terapi senam bugar. Skor
diastol yang mengalami penurunan ada 16. Skor diastole sesudah yang
lebih besar dari skor diastole sebelum atau skor diastol yang mengalami
peningkatan ada 0 (tidakada). Dan skor diastol sesudah sama dengan skor
diastole sebelum atau yang tetap ada 0 (tidak ada). Uji statistik wilcoxon
Sign Rank Test menunjukkan nilai ρ = 0,001 < α = 0,005 hal ini berarti H o
ditolak dan H1 diterima jadi dapat diartikan hasil Uji wilxocon pada skor
darah pada pasien lansia hipertensi baik untuk skor sistolik maupun untuk
membuktikan bahwa dari hasil sistolik adalah ρ value = 0,001 < α=0,005
dan hasil Uji Wilcoson dari diastolik ρ value = 0,000 < α=0,005 sehingga
perbandingan hasil dari sistol dan diastol dapat disimpulkan H0 ditolak dan
5.6 Pembahasan
sebelum diberi terapi senam bugar didapatkan rata-rata tekanan darah adalah sistol
158.67 diastol 82.67 mmHg. Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik usia
terbanyak berada pada usia 60-70 tahun yaitu 16 orang (100%). Hasil penelitian
ini didukung oleh teori Ulfa (2011) yang mengatakan bahwa faktor usia
2011), yaitu ada fakor yang dapat diubah, dan faktor yang tidak dapat diubah.
Faktor yang dapat diubah yaitu diataranya stress, berat badan, penggunaan
Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah yaitu, usia, keturunan, dan jenis
kelamin. Teori ini menunjang hasil penelitian bahwa kebanyakan yang menderita
Jenis kelamin dapat mempengaruhi tekanan darah yang dapat dikaitkan dengan
usia individu. Terdapat perbedaan jenis kelamin dalam hubungannya antara usia
dan tekanan darah sistolik. Perempuan cenderung memiliki tingkat tekanan darah
(Novitaningtyas, 2014).
terapi senam bugar, pekerjaan terbanyak ada IRT 5 orang (31,2%), dan terendah
buruh tani 2 orang (13,3). Kurangnya aktifitas dapat terjadi peningkatan tekanan
darah yang disebabkan oleh aktifitas yang kurang akan menyebaban terjadinya
diberikan senam bugar terbanyak berada pada tingkat usia dan pekerjaan, hal ini
dapat disebabkan karena faktor usia rentan terkena penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya organ tubuh organ tubuh, dan pada orang yang tidak memounyai
instansi terkait. Hal ini belum terlalu efektif karena tidak semua penderita
Hipertensi
darah adalah sistol 130.00 diastol 72.50 mmHg. Karakteristik usia yang
paling banyak menurun yaitu pada usia 60-70 tahun. Hal ini diasumsikan
pengaruh terapi senam bugar. Namun dalam penelitian disini terdapat nilai
mmHg.
pada tingkat otot yang bekerja sehingga untuk mendapatkan oksigen yang
lebih, maka kita bernafas lebih cepat dan membiarkan lebih banyak
oksigen yang melewati aliran darah setiap menit. Agar lebih cepat
Selain itu aliran pembuluh darah ke jaringan yang tidak aktif dalam tubuh
akan diturunkan dari aliran darah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
(Divine, 2012).
senam bugar maka akan semakin baik perubahan tekanan darah pada
hipertensi.
Penderita Hipertensi
tekanan darah sistol dan diastole sebelum dan sesudah diberikan terapi
senam bugar, bahwa hasil penelitian tekanan darah sistol dari Uji
Kesimpulan dari uji statistik ini adalah ada pengaruh senam bugar terhadap
tekanan darah diastol dari hasil uji statistik Wilxocon Sign Rank
menunjukkan nilai ρ value = 0,000 < α=0,05, hal ini berarti H 0 ditolak dan
darah diastol sesudah diberikan terapi senam sehat. Kesimpulan dari uji
statistik ini adalah ada pengaruh terapi senam bugar terhadap perubahan
darah. Latihan atau olahraga seperti senam yang dilakukan selama teratur
akan mengurangi kadar hormon norepine frin dalam tubuh, yaitu zat yang
dikeluarkan sistem saraf yang dapat menaikkan tekanan darah. Hal ini juga
dapat di dukung oleh pendapat Sylvia (2003) bahwa senam bugar sehat
resistensi insulin.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
80
2. Bagi Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan Skripsi ini dapat dijadikan bahan bacaan dan informasi bagi
tekanan darah pada lansia yang sudah memasuki masa lanjut usia. Serta
4. Bagi Responden
Bagi responden atau lansia untuk terus melanjutkan senam bugar, Agar
81
DAFTAR PUSTAKA
Arif, dkk. 2013. Naskah publikas. Perbedaan efektivitas terapi tawa dengan
Terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah
padapenderita hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan
WonopringgoKabupaten Pekalongan : 1-12.
Darmojo, Boedhi. 2009. Geriatri (Ilmu kesehatan usia lanjut) edisi 4. Jakarta
:Balai Penerbit FKUI.
Divine, JG. 2012. Program Olahraga : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra
Aji Pramana.
82
Mangku, 2010. Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia
Widiasana.
Potter dan Perry, 2010. Buku Ajaran Fundamental Keperawatan. Jakarta : ECG.
Tri Wahyuni. 2015. Hubungan Konsumsi Kopi Dengan Tekanan Darah Pada
Pasien Rawat Jalan Puskesmas Bogor Tengah. Di unduh dari
http:/repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63961/I13twa.pd
f.12Desember2017 18.45).
83
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
Dengan hormat,
NIM 201502012
Peneliti,
Endah Lestari
201502012
LAMPIRAN 6
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
Endah Lestari
NIM.20150201
2
LAMPIRAN 7
PENGUKURANTEKANANDARAH
Gerakan I :
a) Menundukkan kepala
Gerakan III :
Gerakan V :
Gerakan II :
Gerakan VI :
Gerakan VII :
Gerakan VIII :
Gerakan X :
Gerakan XII :
d. Gerakan inti
tubuh seperti tangan, perut, pinggul dan juga melatih koordinasi gerak
tubuh. Gerakan ini dilakukan kurang lebih antara 20-30 menit atau
a) jalan di tempat
Gearakan II:
Gerakan III:
Gerakan V:
Gerakan VI:
Gerakan VIII :
a) membungkukkan badan
Gerakan IX:
b) rentangkan lagi
e. Gerakan pendingin
genangan darah diotot kaki dan ditangan. Gerakan ini dilakukan kira-kira 5-
10menit
Gerakan I :
a) membuka kaki kanan selebar bahu
Gerakan II :
a) membungkukkan badan dan tangan menyentuh tumit
Gerakan III:
a) melangkahkan kaki serong kanan
b) melangkahkan kaki serong kiri
Gerakan IV :
a) merileksasikan kaki dan tangan
LAMPIRAN 9
Prosedur kerja 1. Bantu pasien dan keluarga untuk mengenali tanda tanda
hipotensi(tekanandarah Rendah)
a. Mengeluhkan keadaan seringpusing
b. Seringmenguap
c. Pengelihatankurangjelas(berkunang-kunang)terttama
sehabis duduklama lalu berjalan.
d. Keringatdingin
e. Merasacepatlelah atautidakbertenaga f.
Tampakpucat
g. Mengalamipingsan yang berulang
2. Hentikanpemberianterapijustomatatautomatrebusjika
responden ataukeluargamelaporkanpadapeneliti penemuan
tandatanda hipotensisepertidiatas
3. Anjurkanuntukminumairputihdalamjumlahyangcukup banyak
antara8hingga10gelas,sesekaliminumkopiagar
memicupeningkatandegup jantung sehinggatekanandarah
meningkatdan jugamakanmakananyang tingginatriumatau
garam.
4. Penelitisegeramelakukanakukanpemeriksaan tekanan darah
padaresponden
5. Jikatekanandarah tidak kunjung mengalamikenaikkanbawa
responden ke pusatkesehatan terdekat(puskesmas)
6. Drop out responden darisample yangdijadikan penelitian.
7. Ambilataugantikanrespondentersebutdenganresponden lain.
8. Lakukan terapi dari awal lagi pada responden yang
baru tersebut.
9. Lakukanpemeriksaan tekanandarahseriespadaresponden
yangbarutersebut untukmenghindariterjadinyahipotensi
padaresponden.
Lampiran 10
SENAM BUGAR
Hari/Tanggal:
No Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Tekanan Darah Pre Tekanan Darah Post Test
Test
1 70 tahun laki-laki tidak sekolah tidak bekerja 160/80 120/70
2 60 tahun Perempuan SD wirausaha 150/80 140/70
3 66 tahun laki-laki SMP wirausaha 150/80 130/70
4 69 tahun laki-laki perguruan tinggi pegawai 150/80 130/70
5 70 tahun Perempuan SMA wirausaha 160/90 140/80
6 68 tahun laki-laki SD buruh tani 150/80 120/70
7 60 tahun Perempuan SMP IRT 150/80 120/70
8 62 tahun Perempuan SMP buruh tani 170/90 150/80
9 70 tahun laki-laki SMA buruh tani 170/80 120/70
10 60 tahun laki-laki SMP buruh tani 150/80 120/70
11 62 tahun Perempuan SMP IRT 150/80 140/70
12 70 tahun Perempuan SMA pegawai 170/80 120/70
13 65 tahun Perempuan perguruan tinggi pegawai 160/80 150/70
14 60 tahun laki-laki SD buruh tani 170/90 120/80
15 65 tahun laki-laki tidak sekolah tidak bekerja 170/90 140/80
105
LAMPIRAN 12
Valid Cumulative
Frequency Percent percen percent
t
Vali 60-70 9 56.2 56.2 56.2
d tahun
70-90 4 25.0 25.0 81.2
tahun
90 tahun 3 18.8 18.8 100.0
b. Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
106
c. Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid tidak sekolah 2 12.5 12.5 12.5
pergurua
2 12.5 12.5 100.0
n tinggi
d. Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptive Statistics
Ranks
Ties 0c
Total 16
c. post_sistol = pre_sistol
Test Statisticsb
post_sistol -
pre_sistol
Z -3.536a
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
Descriptive Statistics
Ranks
Ties 0c
Total 16
C. Post_diastol = pre_diastol
Test Statisticsb
post_diastol -
pre_diastol
Z -4.000a
112
Lampiran 15
113