W
DENGAN DIAGNOSA HIV DI RUANG
PERAWATAN KOTA
KENDARI
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi
walaupun pembahasannya masih dalam batasan yang umum saja. Tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan HIV-
tugas.
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain
infeksi HIV dan AIDS masih merupakan masalah kesehatan yang penting
(tanggadi, 1996 dan budiarto 1997 ),laporan dari United Nations prograem on
HIV and AIDS atau UNAIDS pada tahun 2015 terdapat 2,1 juta ijnfeksi baru
diseulruh dunia, yang menjaadi 36,7 juta dan penderita AIDS sebanyak 1,1
pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta
1
perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada
tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak
berusia < 15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang
terdiri 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia < 15 tahun.
terdapat 36,9 juta orang yang terinfeksi HIV pada tahun 2014 yang meliputi
34,3 juta orang dewasa, 17,4 juta perempuan dan 2,6 juta menginfeksi anak
berusia < 15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2014 sebesar 2 juta
yang terdiri dari 1,8 juta dewasa dan 220.000 anak berusia < 15 tahun. Jumlah
2 kematian akibat AIDS sebanyak 1,2 juta yang terdiri 1 juta dewasa dan
orang ke orang melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses
2015)
vagina penderita masuk keorang lain melalui jaringan epitel sekitar uretra,
vagina dan anus akibat hubungan seksbebas tanpa kondom, heteroseksual atau
bayi yang dikandung jika tida ditangani dengan kompeten (Nursalam 2011).
Penemuan kasus HIV/AIDS belum sesuai dengan estimasi penderita
banyak kasus yang sebenarnya ada tapi belum bisa terdeteksi. Oleh karena itu,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien Ny. W dengan
C. Tujuan
D. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus
tahun-tahun pertama setelah terinfeksi tidak ada gejala atau tanda infeksi,
gejala yang mirip gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini disebut
sebagai infeksi HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi
HIV. Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
degenerasi susunan saraf pusat. Virus HIV menginfeksi berbagai jenis sel
sistem imun termasuk sel T CD4+ , makrofag dan sel dendritik. Tingkat
biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul
CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusakoleh Virus HIV.
B. Etiologi
visna virus pada domba, virus anemia infeksiosa pada kuda). Dua bentuk
HIV yang berbeda secara genetik, tetapi berhubungan secara antigen, yaitu
HIV-1 dan HIV-2 yang telah berhasil diisolasi dari pendrita AIDS.
yang berasal dari membran sel penjamu. Inti virus tersebut mengandung
kapsid utama protein p24, nukleukapsid protein p7 atau p9, dua sirina
integrase). Selain ketiga gen retrovirus yang baku ini HIV ini mengandung
beberapa gen lain (diberi nama misalnya tat, rev, nef, vpr dan vpu) yang
dkk, 2011).
Hubungan seksual secara vaginal, anal dan oral dengan penderita HIV
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah yang dapat mengenai
selaput lendir, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat
dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk asuk kedalam aliran
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero).
dengan 7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV belum ada gejala AIDS,
terjadi selama periode post partum melalui ASI dari Ibu yang positif
sekitar 10%.
alat lainnya yang menyentuh dara, cairan vagina atau air mani yang
terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak
C. Patofisilogi
Menurut Robbins, Dkk (2011) perjalanan HIV paling baik
dan sistem imun. Ada tiga tahap yang dikenali yang mencerminkan
dinamika interaksi antara virus dan penjamu. (1) fase akut pada tahap
awal; (2) fase kronis pada tahap menengah; dan (3) fase kritis pada tahap
akhir.
merupakan penyakit yang sembuh sendiri yang terjadi pada 50% hingga
70% dari orang dewasa selama 3-6 minggu setelah infeksi; fase ini
persemaian yang luas pada jaringan limfoid perifer, yang secara khas
normal. Namun segera setelah hali itu terjadi, akan muncul respon imun
replikasi virus, yang akan terus berkanjut didalam magkrofak dan sel T
CD4+ jaringan.
relatif virus. Pada fase ini, sebagaian besar sistem imun masih utuh, tetapi
atau herpes zoster selama fase ini replikasi virus dalam jaringan limfoid
regenerasi imun besar, sel CD4+ akan tergantikan dengan juumlah yang
besar. Oleh karena itu penuruna sel CD4+ dalam darah perifer hanyalah
hal yang sederhana. Setelah melewati periode yang panjang dan beragam,
pertahanan mulai berkkurang, jumlah CD4+ mulai menurun, dan jumlah
“kritis”.
penjamu yang sangat merugikan viremia yang nyata, srerta penyakit kinis.
Para pasien khasnya akan mengalami demam lebih dari satu bulan, mudah
lelah, penurunan berat badan, dan diare. Jumlah sel CD4+ menurun
dibawah 500 sel/µL. Setelah adanya interval yang berubah- ubah, para
seseorang teerinfeksi HIV dengan jumlah sel CD4+ kurang atau sma
D. Manifestasi Klinis
Sindroma HIV akut adalah istilah untuk tahap awal infeksi HIV.
Berat badan turun >10% dalam 1 bulan Batuk menetap >1 bulan
Limfadenopati generalisata
fungsi hati, pemeriksaan fungsi ginjal : Ureum dan Creatinin, analisa urin,
Gejala dan tanda klinis yang patut diduga infeksi HIV menurut
- Diare (terus menerus atau intermitten) yang lebih dari satu bulan.
- Limfadenopati meluas
2. Kulit :
HIV.
3. Infeksi
vagina berulang
kognitif.
E. Pemeriksaan Penunjang
virus HIV lewar preparat antivirus, dan penguatan serta pemulihan sistem
suportif merupakan tindakan yang penting karena efek infeksi HIV dan
sebegai berikut :
fungsi renal.
alternatif untuk melawan PCP. Jika terjadi efek yang merugikan atau
jika pasien tidak memperlihatkan perbaikan klinis ketika diobati
pentamidin.
nutrisi bisa dilakukan mulai dari diet oral dan pemberian makan lewat
diperlukan
d. Penanganan keganasan
dengan lesi mukosa serta organ viseral. Hinngga saat ini, kemoterapi
dan Vinkristin).
e. Terapi Antiretrovirus
virus reproduksi virus HIV dengan cara meniru salah satu substansi
f. Inhibitor Protase
protase, yaitu enzim yang dibutuhkan untuk replikasi virus HIV dan
g. Perawatan pendukung
menurun sebagai akibat dari sakit kronik yang berkaitan dengan HIV
infus cairan serta elektrolit. Lesi pada kulit yang berkaitan dengan
kasa steril.
lesi kulit, kram perut, neuropati perifer atau sarkoma kaposi dapat
h. Terapi nutrisi
utuk memerangi infeksi, dan menjaga orang yang hidup dengan infeksi
HIV AIDS tetap aktif dan produktif. Defisiensi vitamin dan mineral
bisa dijumpai pada orang dengan HIV, dan defisiensi sudah terjadi
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
e. Agama : Katolik
i. Alamat : Puuwatu
a. Nama : Ny. P
b. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : Puuwatu
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Lemah seluruh badan dan demam sejak satu bulan yang lalu,
tidak ada nafsu makan serta BAB cair dan berwarna kekuningan
serta sakit pada area mulut. Terjadi sejak satu bulan yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit. Lokasi seluruh badan dan pada area
mulut.
makanan.
e. Kebiasaan
- Merokok
o Ya o Tidak
- Minum alkohol
o Ya o Tidak
- Minum kopi
o Ya o Tidak
- Minum obat-obatan
Malam
o Tidak
Keterangan :
: Laki-laki (meniggal)
: Laki-laki (Hidup)
: Wanita (Meniggal)
: Wanita (Hidup)
: Pasien
: Serumah dengan pasien
5. Pemeriksaan Fisik
- Nadi : 90x/menit
- Pernapasan : 28x/menit
- Kepala : Normal
- Bentuk normal
- Penglihatan :
- Konjungtiva : Anemis
- Sklera : normal
- Nyeri : Tidak
- Pendengaran
- Sinusitis : tidak
- Epistaksis : Tidak
- Caries : ya
- Gangguan bicara : Ya
- Ganggaun menelan : Ya
c. Sistem Karrdiovaskuler
- Inspeksi :
Bibir : sianosis
d. Sistem Respirasi
Jejas :
tidak
- Perkusi
Cairan :
tidak Udara :
tidak Massa :
tidak
- Auskultasi
- Inspirasi : abnormal
e. Sistem Pencernaan
- Keluhan : mengeluh
- Inspeksi
Keadaan rektal
Luka : Tidak
Perdarahan : Tidak
Hemmoroid : Tidak
Lecet/tumor/bengkak : Ya
- Auskultasi
- Perkusi :
Massa : Normal
- Palpasi
Nyeri : normal
Massa : normal
f. Sistem persyarafan
- Pupil : Isokor
- Kejang :Normal
- Jenis Kelumpuhan : -
- Parasthesia : -
- Kordinasi gerak : abnormal
- Cranial Nerves : -
- Reflexs : Abnormal
g. Sistem Musculoskeletal
- Kelainan Ekstermitas :
- Kekuatan otot : 3
222
222
h. Sistem Integumen
i. Sistem Perkemihan
- Uretra : normal
j. Sistem Endokrin
k. Sistem Reproduksi
- Wanita
Riwayat persalinan :
Abortus : -
Pengeluaran vagina : -
a. Nutrisi
1) Kebiasaan :
ada
- BB : 31 kg TB : 160 cm
b. Eliminasi
- Kebiasaan
- Kebiasaan : 1x/hari
Warna : kuning
Konsistensi : padat
anak- anak
Cukup / tidak :
Bising / tidak:
Banjir / tidak :
Tanggal
24 Juni 2021
2. Hemoglobin 8,4
Enzim integrase
30
Enzim protease
hipotalamus
Gastrointestinal Dermatologi Neurologi Respiratori
31
Peningkatan
Infeksi jamur Ggn citra tubuh ruam, vesikula, kulit kering dan
Terdapat Menyerang SSP, perifer,Infeksi paru suhu
(TBC,
Demam
Kerusakan membrane mukosa
Candida pada organ pencernaan
Neuropati perifer Menghasil
oral Hipertermia
kan
Kerusakan Kerusakan barier tubuh
Integritas
dispnea
Keletihan
Kelemahan umum
Intoleransi Aktivitas
Sumber
1. Smeltzer, 2001
2. Nanda, 2010
C. Klasifikasi Data
No Data Subjektif No Data Objektif
35
9. Pasien mengatakan jika tubuh 9. Turgor kulit jelek CRT > 3
naik banyak keringat detik
D. Analisa Data
1. DS : Peningkatan Hipertermi
metabolisme
Pasien mengatakan badan
terasa lemah, demam sejak
masuk rumah sakit
DO :
2. DS : Ketidakmampuan Ketidak
pemasukan atau seimbangan
- Pasien mengatakan tidak
mencerna atau nutrisi kurang
mengahabiskan makanan
mengarbsorpsi dari kebutuhan
yang disediakan hanya
zat-zat gisi tubuh
menghabiskan 3-4
berhubungan
sendok makan
degan faktor
- Pasien mengatakan
biologis
kadang muntah
- Pasien mengatakan
merasa mual jika makan
DO :
DO :
E. Diagnosa Keperawatan
A : Maslaah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
P : Masalah belum
teratasi
A : Intervensi
dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
degenerasi susunan saraf pusat. Virus HIV menginfeksi berbagai jenis sel
sistem imun termasuk sel T CD4+ , makrofag dan sel dendritik. Tingkat
CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusakoleh Virus HIV.
B. Saran
Smeltzer C.S, Bare G.B,. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3.
Jakarta : EGC