Medan
SKRIPSI
Oleh :
DANI RAMADHANI
161101116
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
berjudul “Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien
Diabetes Mellitus di Klinik Asri Wound Care Center Medan”. Tiada kata
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Utara
3. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan I Bidang
Sumatera Utara.
5. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan
iv
7. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing
8. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp, M.Biomed sebagai Dosen Penguji II yang telah
9. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M. Biomed sebagai dosen penguji III
yang telah memberikan saran dan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.
11. Direktur dan seluruh staf Klinik Asri Wound Care Center Medan yang
Ibunda Syarifah Hanum Pasaribu, ketiga kakak saya Dian, Denisa, dan
Dita yang selalu memberikan motivasi, doa, dan inspirasi terbesar bagi
penulis, Tante Tio Mida Pasaribu yang selalu mendukung dan terus
memotovasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. tanpa mereka saya
bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Penulis
Dani Ramadhani
vi
Halaman Pengesahan...........................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................................ii
Kata Pengantar.....................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................vii
Daftar Tabel.........................................................................................................xi
Abstrak.................................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang...............................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................5
Tujuan Penelitian...........................................................................................5
Tujuan Umum....................................................................................5
Tujuan Khusus...................................................................................5
Manfaat Penelitian.........................................................................................6
Diabetes Mellitus...........................................................................................8
Aktivitas Fisik....................................................................................26
Kerangka Teori..............................................................................................42
Kerangka Penelitian.......................................................................................43
Defenisi Operasional......................................................................................44
Hipetesis Penelitian........................................................................................44
Desain Penelitian............................................................................................45
Subjek Penelitian...........................................................................................45
Populasi..............................................................................................45
viii
Sampel................................................................................................45
Sampling............................................................................................46
Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................47
Lokasi Penelitian................................................................................47
Waktu Penelitian................................................................................47
Pertimbangan Etik.......................................................................................48
Instrumen Penelitian...................................................................................49
Validitas.............................................................................................51
Reliabilitas.........................................................................................51
Pengumpulan Data......................................................................................51
Analisis Data...............................................................................................53
Analisis Univariat.......................................................................................55
Analisis Bivariat..........................................................................................55
Keterbatasan Penelitian...............................................................................56
Hasil Penelitian...........................................................................................57
Data Umum.................................................................................................58
Data Khusus................................................................................................62
Sewaktu Responden...........................................................................62
Kesimpulan.................................................................................................74
Saran...........................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
meningkatnya kadar gula dalam tubuh yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh
yang dipengaruhi oleh otot dan sistem penunjangnya sehingga menyebabkan
penggunaan energi tubuh. aktivitas fisik merupakan kunci dalam pengelolaan DM
terutama sebagai pengontrol kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada pasien
DM di klinik Asri Wound Care Center Medan. Desain penelitian deskriptif
korelasi dan dianalisis dengan uji statistik Spearman Rho dengan pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive Sampling, sehingga diperoleh 60
responden di klinik Asri Wound Care Center Medan. Pengukuran aktivitas fisik
menggunakan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa p = 0.000 (p<005) dan nilai korelasi r = -0.464,
nilai p<0.05 yang berarti bahwa Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh hubungan aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada pasien
DM di klinik Asri Wound Care Center Medan.
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh ketidak ada kekuatan sekresi hormon
Association, 2016). DM merupakan salah satu penyakit tidak menular akibat dari
perubahan gaya hidup yang perlu diwaspadai dan menjadi ancaman serius bagi
menyumbang 1,5 juta kematian di dunia. Secara global terdapat 415 juta orang
kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an, dan diperkirakan jumlahnya akan menjadi
642 juta pada tahun 2040 (IDF Atlas, 2015). Hasil Riset Kesehatan Dasar
menjadi 8,5% dari total jumlah penduduk berdasarkan dari pemeriksaan kadar
jantung, nefropati, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota
badan menderita luka gangren (Annisa, 2004). Komplikasi tersebut akan terus
secara tepat yaitu edukasi, perencanaan makan, aktivitas fisik, dan terapi
obatan, uji laboratoris serta biaya peralatan. Kerugian tidak langsung mencakup
hal yang tidak bisa dihitung seperti rasa nyeri dan penderitaan (Price, 1994).
status sosial ekonominya. Apabila dibiarkan tidak terkendali maka penyakit ini
diantaranya perubahan gaya hidup yang cenderung memilih diet tidak sehat dan
tidak seimbang, memiliki berat badan berlebih (Obesitas), konsumsi alkohol serta
tembakau (merokok), dan tidak melakukan aktivitas fisik (kurang aktivitas fisik).
oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik di zaman
modern ini sudah jarang dijumpai karena tersedianya alat transportasi yang
canggih seperti lift, eskalator, motor listrik, dan alat transportasi lainnya. Dengan
alat transportasi yang canggih masyarakat kini dapat lebih cepat dan mudah untuk
bepergian menempuh jarak yang jauh sehingga tidak perlu berjalan kaki ataupun
bersepeda lagi (Rumajar, Rompas, & Babakal, 2015). Bahkan dengan kemajuan
keluar rumah dengan memanfaatkan online shop dan aplikasi lainnya dengan
terutama dalam perilaku aktivitas fisik masyarakat yang semakin rendah. Hal ini
didukung oleh data yang menunjukkan angka proporsi aktifitas fisik yang rendah
global (WHO, 2010). Penderita DM yang kurang melakukan aktivitas fisik seperti
itu dapat menjadi salah satu faktor tidak terkontrolnya kadar gula darah. Menurut
tekanan darah.
banyak glukosa daripada waktu tidak melakukan aktivitas fisik, dengan demikian
konsentrasi glukosa darah akan turun. Melalui aktivitas fisik, insulin akan bekerja
lebih baik sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel untuk dibakar menjadi
tenaga (Soegondo, 2008). Pada saat tubuh bergerak, akan terjadi peningkatan
kebutuhan bahan bakar tubuh oleh otot yang aktif, juga terjadi reaksi tubuh yang
hormonal dan susunan saraf otonom. Pada keadaan istirahat, metabolisme otot
hanya sedikit sekali memakai glukosa sebagai sumber bahan bakar, sedangkan
saat melakukan aktivitas fisik, glukosa dan lemak akan dijadikan sebagai bahan
Aktivitas fisik merupakan salah satu tatalaksana terapi DM dari segi non-
terkena DM tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur (Morrato, 2007). Dari
data hasil penelitian yang dilakukan di USA ditemukan bahwa risiko menderita
penyakit DM lebih rendah pada kelompok yang melakukan aktivitas fisik 5 kali
yang kurang olahraga memiliki peluang berisiko 3 kali lebih besar mengalami DM
gula darah pada pasien DM di klinik Asri Wound Care Center Medan. Dimana
aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko terpenting karena menunjukkan
bahwa seseorang yang teratur melakukan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko
penyakit DM. Besar harapan penelitian ini dapat berguna dalam mengurangi
2. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu : “Bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus di klinik Asri Wound Care Center Medan?”
3. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Medan.
Tujuan Khusus
Center Medan.
4. Manfaat Penelitian
1. Pendidikan Keperawatan
aktivitas fisik yang berperan pada pengaturan kadar gula darah pasien
keperawatan.
2. Pelayanan Keperawatan
mellitus.
3. Penelitian keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Diabetes Mellitus
adalah penyakit kronis serius dengan multi etiologi yang ditandai dengan
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.
oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang
disertai dengan kadar gula darah sewaktu 200 mg/dl dan gula darah puasa
126 mg/dl. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang
nefropati, dan gangren. DM tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah
dapat dikendalikan melalui diet, olahraga, dan obat-obatan. Untuk dapat
terjadi pada anak atau remaja, dan terjadi karena sel pankreas yang
sel beta pankreas diduga karena proses autoimun, namun hal ini juga
memiliki insiden hanya sekitar 10% dari semua penderita DM, dan akan
dependent) ini sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30
relative.
factor resiko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik
(WHO, 2014).
DM tipe ini terjadi karena etiologi lain misalnya pada defek genetik
fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit endokrin pangkreas,
dan saat melahirkan, serta memiliki resiko diabetes tipe 2 yang lebih
yang diambil dan cara pemeriksaan yang dilakukan (Irawan, 2010). Ada
darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl (11.1 mmol/L). Tes Toleransi
a. Patofisiologi DM Tipe 1
b. Patofisiologi DM Tipe 2
c.Patofisiologi DM Gestasional
resistensi insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan
ADA, 2015).
beralkohol dan bersoda adalah salah satu cantoh gaya hidup yang
tidak sehat, Perilaku diet yang tidak sehat seperti kurang berolahraga,
terjadinya DM.
berupa edukasi, perencanaan makan untuk terapi nutrisi medik, dan latihan
a. Edukasi
diet rendah kalori, rendah lemak, rendah lemak jenuh, diet tinggi serat.
c. Latihan Fisik
selama sekitar 30 – 45 menit dengan jeda antar latihan tidak lebuh dari
2019).
Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkat
dan ginjal).
Glinid
Metformin
dispepsia.
Tiazolidindion (TZD).
Insulin
Gula darah atau glukosa merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga dalam tubuh karena glukosa bertindak sebagai
bahan bakar metabolik utama. Glukosa juga berfungsi sebagai prekusor untuk
monosakarida lain seperti fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa di
dalam hati. Karena itu, glukosa ialah monosakarida paling banyak di dalam darah
(Murray, 2009).
Kadar gula darah adalah suatu istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
didalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum diatur dengan
ketat di dalam tubuh (Murray, 2003). Kadar gula darah diatur sedemikian rupa
agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Dalam keadaan absorptif, sumber energy
utama ialah glukosa. Glukosa yang berlebih akan disimpan dalam bentuk
untuk digunakan oleh otak atau sel darah merah yang sangat bergantung pada
glukosa. Jaringan lain yang dapat menggunakan bahan bakar selain dari glukosa
Kelebihan glukosa dalam darah akan disimpan dalam hapar dalam bentuk
glikogen melalui proses glikogenesis, dan bila kadar glukosa darah menurun
maka glikogen akan diubah kembali manjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam
sirkulasi. Bila kadar glukosa darah jatuh dibawah normal, dihepar akan terjadi
proses gliconeogenesis. Glukosa yang dihasikan ini berasal dari sam amino dan
gliserol, sehingga kadar glukosa darah dapat dipertahankan relatif normal, karena
mempertahankan kadar glukosa darah normal penting untuk jaringan otak dan
kemudian mengalir di darah untuk dikirim ke otot rangka dan organ lain
yang membutuhkannya, dan jika kadar glukosa darah tinggi, glukosa akan
diserap oleh jaringan dengan bantuan hormon insulin. (2) Peran insulin dan
nilai normal.
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar
glukosa darah yang normal pada pagi hari atau kadar glukosa darah puasa
80- 110 setelah mg/dL. Kadar glukosa darah sewaktu 80 - 139 mg/dL
(Depkes RI, 2005). Sedangkan Kadar glukosa darah post pandrial atau pada
2 jam setelah makan menurut PERKENI (2011) adalah < 140 mg/dL.
darah kapiler, ada 2 jenis glukometer {Bayer) dan Accucheck meter {Roche).
pembacaan nilai kadar glukosa secara digital dan harga yang semakin murah
oleh pasien di rumah sehingga kadar glukosa darah bisa dipantau dengan
cepat, volume darah yang dibutuhkan relatif sedikit yaitu ± 0,3 – 1,0 pi,
waktu yang diperlukan sekitar 15 detik sampel yang digunakan dapat berupa
darah kapiler, vena, arteri kemudian diaplikasikan pada ujung akhir strip uji
secara otomatis darah diserap kedalam sel reaksi yang ada pada strip uji.
Sebuah arus listrik transien terbentuk selama reaksi dan konsentrasi glukosa
darah dihitung berbasis di arus listrik yang terdeteksi oleh meter, hasil
terlihat pada layar meter. (Hendrikson dkk, 2009). Berikut tabel standar
(Nama/NIP/Tanda tangan)
3. Aktivitas Fisik
waktu belajar, kegiatan berolahraga dan kegiatan waktu luang yang diukur
aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
aktivitas fisik yang rendah (sedentary) memiliki resiko yang lebih tinggi
aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik berat adalah kegiatan
yang terus menerus dilakukan minimal selama 10 menit sampai denyut nadi
dan napas meningkat lebih dari biasanya, contohnya ialah menimba air,
mengepel, dll) minimal lima hari atau lebih dengan durasi beraktivitas
minimal 150 menit dalam satu minggu. Selain kriteria di atas maka termasuk
intensitas yang sama. Sehingga aktivitas fisik pun dibagi sesuai dengan
dijadikan rasio pengukuran pada jenis aktivitas fisik yang spesifik. Setiap
aktivitas fisik memiliki hasil yang berbeda – beda seperti berjalan 2.7
aktivitas yang sebagian besar menggunakan otot secara terus menerus dan
berirama, seperti otot lengan atau kaki. Aktivitas ini meningkatkan kerja
dilakukan dalam durasi yang sangat singkat. Energi yang di dapat adalah
dari otot yang berkontraksi terlepas dari oksigen yang dihirup, contoh
aktivitas anaerobik adalah lari sprint jarak pendek, High Intensiy Interval
antaranya :
Klasifikasi aktivitas fisik berdasarkan frekuensi denyut
meliputi:
(2010) meliputi :
rendah.
penyakit jantung dan stroke, menjaga berat badan, menurunkan tingkat stress,
menjaga otot dan sendi tetap kuat. Membantu menurunkan kecemasan, stress,
Membantu untuk dapat tidur yang lebih baik, menurunkan resiko penyakit
fisik yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi maka akan
berakibat pada berat badan menjadi tidak normal. Maka dari itu kegiatan
olahraga dan aktivitas fisik harus di lakukan atau diupayakan agar tetap
Usia
Jenis kelamin
Lingkungan
paru, postur tubuh, obesitas, hemoglobin.sel darah, dan serat otot. Bila
fisik.
Alat ukur ini dikembangkan oleh Sjostrom pada tahun 2002 yang
digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang. Alat ukur ini
terdiri dari 7 macam soal yang mengukur tentang aktivitas fisik berat
(vigorous activity), aktivitas fisik sedang (moderate activity), aktivitas
berjalan kaki (walking activity) dan aktivitas duduk (sitting activity) pada
pilihan jawaban terbuka. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas di
14 tempat dari 12 negara. Nilai validitas dan reliabilitas kuesioner ini adalah
Kelebihan instrumen ini adalah cepat, bisa dilakukan secara masal, dan
secara rinci. Selain itu, kuesioner juga sulit untuk mengonversikan informasi
yang kuantitatif (misalnya kkal/waktu latihan). Oleh sebab itu, konversi ini
berikut :
realibilitas kuat (Kappa 0,67 sampai 0,73) dan memiliki tingkat validitas
GPAQ meliputi 4 area aktivitas fisik yaitu aktivitas fisik pada hari-
hari kerja, aktivitas fisik diluar pekerjaan dan olahraga, transportasi, serta
pekerjaan rumah tangga. Berikut ini adalah penjabaran dari 4 area aktivitas
hari.
pada hari-hari kerja (aktivitas yang berat). Bagian kedua, yaitu aktivitas fisik
diluar pekerjaan (aktivitas yang sedang). Bagian ketiga, yaitu aktivitas fisik
transportasi yang digunakna untuk pergi dan kembali dari tempat kerja,
Tabel 2.2 Nilai MET (Metabolic Energy Turnover) dari sejumlah aktivitas fisik
Nilai
Aktivitas
MET
Konstruksi umum di luar gedung 5,5
Tukang kayu, umum 3,5
Membawa barang berat 8,0
Kehutanan, umum 8,0
Duduk, pekerjaan kantor yang ringan, pertemuan, perbaikan yang
1,5
ringan
Berdiri, ringan (penjaga toko, penata rambut, dll) 2,5
Berdiri sedang (pedagang, mengangkat barang yang ringan) 3,5
Membersihkan,umum (sambil berdiri) 3,5
Mencuci piring (sambil berdiri) 2,3
Memasak (sambil berdiri) 2,5
Menyetrika 2,3
Menggosok lantai 5,5
Lebih dari satu pekerjaan rumah tangga 3,5
Bermainan musik, umum 2,5
Merawat anak 2,5
Berbaring atau duduk diam (sambil menonton TV, mendengarkan
1,0
musik)
Memperbaiki rumah, mereparasi kendaraan 3,0
Mereparasi rumah, mengecat 4,5
Mereparasi rumah, mencuci dan memoles mobil 4,5
Memotong rumput dengan mesin 4,5
Memotong rumput dengan alat potong manual 6,0
Memetik buah dari pohon 3,0
Berkebun,umum 6,5
Menanam tanaman 4,0
Mengemudikan kendaraan 2,0
Mengendarai bus, kereta api 1,5
Mengemudikan sepeda motor 2,5
Menarik becak 6,5
Bersepeda umum, pergi-pulang tenpat kerja (<16km/jam) 4,0
Bersepeda (16-22km/jam) 6,5
Bersepeda (<22km/jam) 10,0
Berjalan, perlahan (<3,2 km/jam) 2,0
Berjalan, sedang (4,8 km/jam) 3,5
Berjalan, cepat (6,4km/jam) 4,0
Bola basket, umum 6,0
Bola basket, pertandingan 8,0
Bowling 3,0
Golf, umum 4,5
Hoki es, umum 8,0
Berkuda, umum 4,5
Bermain skateboard 5,0
In-line skating 7,0
Sepakbola 7,0
Squash 10,0
Tenis meja 4,0
Boli voli 8,0
Berlari (8-10 km/jam) 8,0-10,5
Berlari (11-13 km/jam) 11,5-14,0
Berlari (14-16 km/jam) 14,5-17,0
Berenang 6,0
Bermain ski, cross-country, mendaki bukit 16,0
Bermaik ski, menuruni bukit 6,0
1. Tinggi
lebih, atau;
minggu
3. Rendah
Jika tidak memenuhi salah satu dari semua kriteria yang telah
pemulihan glukosa otot (seberapa banyak otot mengambil glukosa dari aliran
darah). Ketika beraktivitas otot menggunakan glukosa yang tersimpan dalam otot
dan jika berkurang, otot mengisi kekosongan dengan mengambil glukosa dari
Sedangkan pada otot aktif, walaupun terjadi peningkatan kebutuhan glukosa tapi
kadar insulin tidak meningkat. Pada saat melakukan aktivitas fisik akan terjadi
terbuka hingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor tersebut
perubahan pada aktivitas protein yang terlibat dalam metabolisme glukosa pada
otot skeletal. Respon peningkatan transpor glukosa akan terjadi pada aktivitas otot
yang mengalami kontraksi. Efek sensitisasi insulin dari aktivitas fisik dalam
jangka waktu pendek hanya berlangsung singkat selama 48 jam. Namun, pada
sensitivitas insulin otot yang ditandai oleh peningkatan ekspresi atau aktivitas
glukosa darah. Intensitas ringan dapan menurunkan glukosa darah, tapi tidak
aktivitas fisik dengan intensitas tinggi lebih sedikit menurunkan glukosa darah
karena terjadi peningkatan jumlah hormon katekolamin dan growth hormone yang
Hiperglikemia
GDS
- <90
Diabetes Mellitus mg/dL
Glukosa Darah
- 90-199
mg/dL
- ≥200
mg/dL
4 pilar penatalaksanaan diabetes mellitus
Edukasi Diet
KERANGKA PENELITIAN
Kerangka Penelitian
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu
variabel dependen yang meliputi kadar gula darah dan variabel independen yang
meliputi aktivitas fisik. Kerangka penelitian pada penelitian ini dapat disajikan
sebagai berikut:
Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
1. Aktivitas Aktivitas fisik adalah seluruh Alat ukur: Ringan = Ordinal
fisik kegiatan yang dilakukan Kuesioner 600< MET
sehari-hari meliputi kegiatan QPAG Sedang =
ditempat kerja, perjalanan dari 3000> MET
(Global
tempat ke tempat, aktivitas >600
Physical
rekreasi dan aktivitas olahraga Berat = MET
Activity > 3000
yang dilakukan responden
Quessionnaire)
dalam satu minggu terakhir
yang diukur dengan MET.
2. Kadar Kadar gula darah adalah One Call Plus 1. <90 Interval
gula kandungan glukosa dalam mg/dL
darah tubuh responden diperoleh 2. 90-199
berdasarkan hasil pemeriksaan mg/dL
glukosa darah darah sewaktu 3. ≥200
yang diambil dari sampel mg/dL
darah kapiler responden.
Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) yaitu ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
suatu variabel dengan variabel lain yang ada pada objek yang sama dan
Adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu aktivitas fisik. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar gula darah pasien diabetes
mellitus, yang mana tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengaruh
atau hubungan aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus di
Subjek Penelitian
Populasi
memeriksakan diri di klinik Asri Wound Care Center Medan maupun pasien
orang.
Sampel
penelitian dimana sampel akan diambil melalui populasi dan akan diwakili
jika sudah memenuhi kriteria (Sugiono,2017). Yang menjadi sampel dalam
n=
responden. Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah
populasi
Sampling
Lokasi Penelitian
Medan Tembung, Kota Medan Sumatera Utara. Klinik Asri Wound Care
perawatan luka bakar, luka pasca operasi luka dekubitus dan terkhusus luka
diabetes mellitus, stoma, dan inkontinensia. Selain itu di klinik Asri Wound
aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
Waktu Penelitian
terlebih dahulu dari komisi etik yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
permohonan izin penelitiaan kepada pihak klinik Asri Wound Care Center Medan.
Kemudian, peneliti mencari partisipan atau responden yang sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan setelah mendapatkan izin dari pihak klinik Asri Wound
Penelitian ini menggunakan manusia sebagai objek penelitian, oleh sebab itu
2. Informed consent atau lembar persetujuan, pada lembaran ini peneliti akan
dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia untuk
menolak untuk di teliti maka tidak akan memaksa dan tetap menghormani
haknya;
inisial saja, hal ini dilakukan agar privasi responden tetap terjaga;
4. Confidentallity, peneliti akan menjaga kerahasiaan dari data yang diperoleh,
karena yang akan disajikan sebagai hasil dari penelitian ini adalah data-data
Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diteliti atau amati. Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan yaitu kuesioner data demografi dan Global Physical
kuesioner yang diadopsi dari World Health Organization (WHO) yang dapat
mengarah pada tiga dominan, yaitu kegiatan ditempat kerja, perjalanan dari
volume aktivitas fisik yang disajikan dalam MET menit/minggu. Data durasi
aktivitas dalam kategori berat dikalikan dengan koefisien MET=8, untuk data
responden dikategorikan ke dalam tiga tingkat aktivitas fisik yaitu seperti tabel
berikut:
MET Kategori
tentang hubungan atau pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada
pasien DM. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Landani (2018) yang
berjudul Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Puasa Terkontrol
(2013) yang berjudul Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Kualitas Hidup Pasien
penelitian ini.
Validitas
(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini, uji validitas pada instrumen yang
Reliabilitas
Pengumpulan Data
Utara dan mendapatkan persetujuan dari komite etik Universitas Sumatera Utara,
dituju tersebut tersebut ketempat penelitian yaitu klinik Asri Wound Care Center
Medan. Setelah menerima surat balasan izin penelitian dari klinik Asri Wound
Care Cener Medan, selanjutnya peneliti berkoordinasi dengan klinik Asri Wound
penting seperti riwayat kadar gula darah responden yang terdapat di dalam rekam
medis.
melakukan penelitian di klinik saja tetapi ikut serta homecare dengan tim perawat
yang ada di klinik Asri Wound Care Center Medan. Peneliti melakukan homecare
penelitian yang akan dilakukan dan meminta izin juga persetujuan kepada
akan meminta tanda tangan atau persetujuan untuk menjadi sampel penelitian
dominan, yaitu kegiatan ditempat kerja, perjalanan dari tempat ke tempat, dan
kegiatan rekreasi serta olahraga. Jawaban dari responden akan diisi oleh peneliti
darah responden dari pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang dilakukan oleh
perawat yang ada di klinik Asri Wound Care Center Medan. Setelah semua data
program komputerisasi.
Analisis Data
Semua data yang telah terkumpul akan dilakukan analisa data melalui
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Hasil wawancara atau angket yang
diperoleh dari kuesioner perlu di edit terlebih dahulu untuk melihat apakah ada
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
Analisis Univariat
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini terdiri dari data demografi pasien
diabetes mellitus yang terdiri dari data karakteristik responden yaitu jenis kelamin,
pemeriksaan kadar gula darah terakhir melalui rekam medis, dan obat farmakologi
dan non farmakologi. Dengan menggunakan analisa deskriptif murni, data akan
Analisis Bivariat
hubungan antara dua variabel. Uji statistik menguji ada tidaknya atau hubungan
antara variabel aktivitas fisik dengan kadar gula darah pasien diabetes mellitus.
Dikarekan variabel-variabel dalam penelitian ini berskala ordinal maka analisa ini
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho yang digunakan untuk
menentukan hubungan dua variabel yang memiliki skala ordinal yang kemudian
dibandingkan dengan α=0,05. Apabila nilai p lebih kecil α=0,05 maka ada
hubungan atau pengaruh antara dua variabel. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan didapatkan nilai r = - 0.431 dan p-value = 0.001 (α=<0,05) maka
terdapat pengaruh antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien
Tabel 4.4 Kriteria Penafsiran Korelasi Menurut Burn & Groove (2001)
Nilai Terjemahan
Hubungan negatif lemah
-0.1 hingga -0.3
Dengan interpretasi lemah
Hubungan negatif sedang
-0.3 hingga -0.5
Dengan interpretasi memadai
Hubungan negatif tinggi
Diatas -0.5
Dengan interpretasi kuat
Hubungan positif lemah
0.1 hingga 0.3
Dengan interpretasi lemah
Hubungan positif sedang
0.3 hingga 0.5
Dengan interpretasi memadai
Hubungan negatif tinggi
Diatas 0.5
Dengan interpretasi kuat
Keterbatasan Penelitian
berkurangnya pasien yang datang ke Klinik Asri Wound Care Center Medan.
Adapun hambatan lainnya yaitu, sampel dalam penelitian ini tidak mengetahui
tipe DM yang didiagnosa, hal tersebut dapat mempengaruhi hasil penelitian ini
ini membuat proses wawancara tidak dapat berlangsung dengan kondusif karena
beberapa responden dalam keadaan kurang sehat dan mengeluh sakit yang
besar responden tidak mengingat dengan pasti durasi atau lamanya waktu
Hasil Penelitian
terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik Asri Wound
Care Center Medan. Waktu pengambilan data yaitu pada tanggal 2-24 Juli 2020 di
klinik Asri Wound Care Center Medan. Hasil penelitian didapatkan data umum
yaitu demografi pasien diabetes mellitus yang terdiri dari data karakteristik
responden yang terdiri dari; jenis kelamin, usia, agama, suku, pendidikan terakhir,
nilai kadar gula darah terakhir melalui rekam medis dan data khusus yaitu
Data Umum
Pada kategori usia responden dibagi menjadi empat golongan usia. Didapatkan
frekuensi dan persentase usia responden golongan pertama memiliki usia 35-45
tahun sebanyak 6 responden (10%), responden dengan usia 46-55 tahun sebanyak
15 responden (25%), usia 56-65 tahun sebanyak 33 responden (55%), dan usia
responden golongan empat dengan usia >66 tahun sebanyak 6 responden (10%).
(1.7%), dan yang beragama Budha sebanyak 3 responden (5.0%). Frekuensi dan
responden (11.7%).
Dari table 5.1 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi dan persentase
responden yang memiliki riwayat kadar gula darah <90 mg/dL sebanyak 13
responden (21.7%), responden yang memiliki riwayat kadar gula darah dengan
nilai 90-199 mg/dL sebanyak 16 responden (26.7), dan responden yang memiliki
Medan.
Karakteristik RespondenJumlahPersentase(%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 42 70
Perempuan 18 30
Usia
36-45 Tahun 6 10
46-55 Tahun 15 25
56-65 Tahun 33 55
> 66 Tahun 6 10
Agama
Islam 45 75
Protestan 11 18,3
Katolik 1 1.7
Budha 3 5
Suku
Batak 16 26,7
Karo 4 6,7
Mandailing 5 8,3
Jawa 20 33.3
Melayu 8 13,3
Lain-lain 7 11,7
Pendidikan terakhir
SD 3 5
SMP 6 10
SMA 34 56,7
D1 1 1,7
D3 4 6,7
S1 10 16,7
S2 2 3,3
Pekerjaan
Wiraswasta 16 26,7
Pegawai swasta 4 6,7
Pegawai Negeri 9 15
Ibu Rumah Tangga 8 13,3
Tidak Bekerja 23 38,3
Status Perkawinan
Menikah 53 88,3
Belum menikah 1 1,7
Cerai 6 10
Lama DM
<5 Tahun 19 31,7
5-10 Tahun 16 26,7
>10 Tahun 25 41,7
Riwayat Nilai
KGD 13 21,7
1. <90 mg/dL 16 26,7
2. 90 – 199 31 41,7
mg/dL
3. ≥ 200
mg/dL Penyakit
Komplikasi
Tidak Ada 0 0
Ada 60 100
Obat Farmakologi
Terapi Obat Oral 46 76,7
Terapi Insulin 6 10
Terapi obat dan Insulin 8 13,3
Obat Nonfarmakologi
Tidak Ada 43 71,7
Ada 17 28,3
Total Responden 60 100%
Data Khusus
Responden
sebagian besar responden memiliki nilai kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dL
responden yang memiliki nilai kadar gula darah sewaktu <90 mg/dL sebanyak 9
responden (15%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Kadar Gula Darah
Total 60 100.0
responden (5%).
Ringan 37 61.7
Sedang 20 33.3
Berat 3 5.0
Total 60 100.0
fisik ringan, 8 di antaranya dengan kadar gula darah 90-199 mg/dL dan 29
di antaranya dengan kadar gula darah 90-199 mg/dL dan 7 responden 200
Kadar Gula Darah Responden Di Klinik Asri Wound Care Center Medan
F % F % F % F %
berkekuatan sedang dengan nilai korelasi Spearman bernilai negatif antara kedua
variabel. Nilai korelasi yang berpola negative dapat diartikan semakin berat
aktivitas fisik dilakukan, maka kadar gula darah sewaktu semakin rendah.
disimpulkan terdapat pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada
berkekuatan sedang dengan nilai korelasi Spearman bernilai negatif antara kedua
variabel. Nilai korelasi yang berpola negative dapat diartikan semakin berat
aktivitas fisik dilakukan, maka kadar gula darah sewaktu semakin rendah.
disimpulkan terdapat pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada
Pembahasan
Karakteristik Responden
Tabel 5.1 yang berisi tentang distribusi sampel menurut jenis kelamin telah
Ardiyano (2006) menyebutkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan yang
bermakna antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap prevalensi DM.
Hasil penelitian dari Nur Isnaini (2018) menyatakan bahwa faktor jenis kelamin
dengan nilai p=0,63 yang artinya nilai tersebut tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap kejadian DM. dalam review Smith et al, menunjukkan bahwa
laki-laki memiliki tingkat kativitas fisik yang tinggi apabila bekerja dan memiliki
tingkat aktivitas fisik yang rendah apabila tidak bekerja (Kwak dkk., 2015; Smith
dkk., 2016).
insulin yang dipengaruhi oleh glukosa dalam darah dan terhambatnya pelepasan
glukosa yang masuk kedalam sel karena dipengaruhi oleh insulin. Jika dilihat dari
Suddarth, 2013).
melakukan aktivitas fisik adalah beragama islam dan aktivitas fisik yang paling
banyak yaitu kategori aktivitas fisik sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sari
(2014) yang menyatakan bahwa dalam teori umum kesehatan tentang faktor yang
mempengaruhi kesehatan salah satunya yaitu perilaku. Pada dimensi ibadah yang
merupakan rukun islam yaitu syahadat, shalat, berpuasa, zakat, dan naik haji
kesadaran untuk hidup sehat dan memperhatikan gaya hidup seperti pola makan
dan aktivitas fisik (Notoadmodjo, 2011). Hal ini di perkuat oleh penelitian
Indonesia sebagian besar ada pada orang dengan pendidikan sekolah menengah.
responden (38.3%). Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain yaitu sudah tidak
bekerja lagi atau pensiunan. Jenis pekerjaan dapat mempengaruhi aktivitas fisik,
seseorang yang memiliki pekerjaan yang sedikit yang berarti seorang tersebut
memiliki aktivitas yang ringan, hal tersebut juga dapat mempengaruhi kadar gula
menerapkan pola hidup sehat serta dapat saling bertukar informasi dan opini
dapatkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki riwayat kadar gula ≥200
mg/dL sebanyak 31 responden (51.7%). Data riwayat nilai kadar gula darah ini
digunakan untuk mengetahui nilai kadar gula darah responten terdahulu yang
bertujuan untuk mengetahui pakah kadar gula darah responden terkontrol atau
tidak.
komplikasi DM yang dialami responden (Yusra, 2011). Gejala yang dirasakan dan
dengan terapi obat oral sebanyak 46 responden (76.7%). Salah satu faktor yang
hubungan antara kepatuhan minum obat hipoglikemik oral atau obat anti diabetik
dengan kontrol kadar gula darah pada pasien DM. Hal ini sejalan dengan data
farmakologi terdiri dari beberapa macam, salah satunya dengan diet seimbang.
Sebagian besar responden tidak patuh melaksanakan diet, karena banyak dari
responden jenuh melakukan terapi diet dan lebih memilih terapi farmakologi.
yaitu aktivitas fisik dengan variabel dependen kadar gula darah pada pasien DM
di klinik Asri Wound Care Center Medan. Diperoleh hasil p = 0,001 (p<0,05) dan
nilai korelasi r = -0,431, nilai p<0,05 yang berarti bahwa Ha diterima maka
disimpulkan terdapat pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada
pasien DM di klinik Asri Wound Care Center Medan. diketahui nilai korelasi
Spearman adalah r = -0,431 menunjukkan adanya korelasi berkekuatan sedang
dengan nilai korelasi Spearman bernilai negatif antara kedua variabel. Nilai
korelasi yang berpola negatif dapat diartikan semakin berat aktivitas fisik
dependen diketahui pula bahwa responden yang melakukan aktivitas fisik ringan
maka kadar gula darah menjadi tinggi karena hampir seluruh aktivitas di dalam
tubuh membutuhkan energi dan yang dibutuhkan tersebut berasal dari kadar gula
darah. Aktivitas fisik merupakan gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot
rangka yang memerluka energi melebihi pengeluaran energi selama istirahat (Eko
A, 2010).
Paramitha (2014) dengan judul penelitian Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar
Gula Darah pada Pasien DM Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
signifikan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien DM tipe 2.
negatif yang memiliki arti semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan, maka
semakin rendah kadar gula puasanya. Gula darah akan menurun jika responden
Hasil penelitian hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah
sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh badan kesehatan dunia (WHO)
kenaikan sebesar 90%, hal tersebut berarti dapat dievaluasi bahwa aktivitas fisik
darah dalam batas normal. Karena glukosa yang ada dalam darah hasil dari proses
proses metabolisme yang dilakukan oleh sel-sel otot guna untuk mencukupi
Sebagian besar aktivitas fisik responden di klinik Asri Wound Care Center
Medan berada dalam kategori rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor
dan tidak lepas dari sumbangan teknologi dan transportasi yang saat ini semakin
canggih, sehingga responden tidak lagi memiliki gaya hidup seperti dahulu yakni
berjalan kaki dan bersepeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan WHO (2015) yang
tingkat aktivitas fisik. Dengan pola hisup sehat seperti dengan berjalan kaki atau
bersepeda untuk pergi dari tempat ke tempat akan menigkatkan aktivitas fisik
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah (p=0,012) dimana
semakin berat aktiitas fisik yang dilakukan, maka semakin rendah kadar gula
darah puasanya karena ketika aktivitas fisik tinggi, penggunaan glukosa oleh otot
akan ikut meningkat. Sisntesis glukosa endogen akan ditingkatkan untuk menjaga
kadar gula dalam darah tetap seimbang. Sebaliknya aktivitas fisik yang kurang
juga dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Hal ini sesuai dengan
Guyton (2000), glukosa masuk ke dalam otot kemudian glukosa dalam otot
dibakar dengan aktivitas fisik untuk energi sehingga glukosa darah menurun.
Hubungan Aktivitas Fisisk dan Asupan Energi terhadap Tekanan Darah dan
hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap kadar glukosa darah
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengaruh aktivitas fisik atau olahraga
otot (seberapa banyak otot mengambil glukosa dari aliran darah). Saat
beraktivitas, otot menggunakan glukosa yang tersimpan dalam otot dan jika
glukosa berkurang, otot mengisi kekosongan dengan mengambil dari dalam darah.
Sel-sel otot menggunakan banyak glukosa dan bahan bakar nutrien lain dari
otot yang digunakan dapat meningkat sampai 10 kali lipat selama aktivitas fisik.
aktivitas fisik, otot akan melakukan mekanisme fosforilasi oksidatif (jika tersedia
cukup oksigen), dimana pada mekanisme ini terjadi pemecahan satu molekul
Sehingga apabila aktivitas fisik dilakukan hanya sesekali atau aktivitas dengan
pemecahan glukosa dalam darah saja, tanpa pemecahan sel lemak, sehingga kadar
glukosa hanya akan menurun beberapa saat dan akan meningkat kembali setelah
sejalan dengan penelitian ini dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,495),
yang berarti nilai p lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas
fisik tidak berhubungan terhadap kadar gula darah puasa pada pasien DM tipe 2
yang berada di RSUD Kota Cilegon. Hasil ini tidak bias menggambarkan
jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur sebagai salah satu pilar
KESIMPULAN
menikah, lama DM > 10 tahun, riwayat kadar gula darah ≥200 mg/dL,
yang memiliki nilai kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dL yaitu
responden yang memiliki nilai kadar gula darah sewaktu <90 mg/dL;
Ha diterima.
SARAN
1. Penelitian tentang aktivitas fisik dan kadar gula darah pada pasien DM
lagi, dan di lokasi yang berbeda serta belum pernah dilakukan tentang
penelitian ini, selain itu disarankan untuk meneliti pasien yang sudah
gangren diabetic;
Saya Dani Ramadhani, Mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU, saat
ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Mellitus di Klinik Asri Wound Care Center Medan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus. Oleh karena itu, saya mengharapkan Bapak/Ibu untuk turut berpartisipasi dalam penelitian
ini. Saya mengaharapkan kerjasama yang baik dan jawaban yang sebenar-benarnya dari Bapak/Ibu.
Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini
dan tidak akan disebarluaskan ataupun digunakan untuk tujuan yang merugikan Bapak/Ibu sebagai
responden. Segala informasi yang Bapak/Ibu berikan dan terkait identifikasi Bapak/Ibu akan
dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan dalam bentuk apapun. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan
dijamin sepenuhnya. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terimakasih.
Dani Ramadhani
Peneliti Responden
Dani Ramadhani ( )
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 4
Statistics
OBA
INISI JEN A STAT KADA PENY OBA T KADA
AL IS S PE PEK US R AKIT T NON R AKTI
RESP KE U G U ND ERJ PERK L GULA KOM FAR FAR GULA VITA
OND L S A I AA AWI A DARA PLIK MAK MAK DARA S
EN AM I M K DI N N AN M H ASI OLO OLO H FISIK
IN A K A REKA GI GI SEWA
A U AN D M KTU
M MEDIK
N Valid 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama DM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penyakit Komplikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Obat Farmakologi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Aktivitas Fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 37 61.7 61.7 61.7
Sedang 20 33.3 33.3 95.0
Berat 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Correlations
Kadar Gula
Aktivitas Fisik Darah Sewaktu
Spearman's rho Aktivitas Fisik Correlation Coefficient 1.000 -.431**
Sig. (2-tailed) . .001
N 60 60
**
Kadar Gula Darah Sewaktu Correlation Coefficient -.431 1.000
Sig. (2-tailed) .001
N 60 60
Lama DM KGD RekamMedik Penyakit Obat Framakologi Obat Non KGD Aktivitas
Komplikasi Farmakologi Sewaktu Fisik
<5 tahun = 1 <90 mg/dL = 1 Tidak ada = 1 Terapi obat Oral = 1 Terapi Tidak Ada = 1 Ada Ringan = 1
5-10 tahun = 2 90-199 mg/dL = 2 Ada = 2 Insulin = 2 =2 <90 mg/dL = 1 Sedang = 2
>10 tahun= 3 ≥200 mg/dL = 3 Terapi obat dan Insulin = 3 Berat = 3
90-199 mg/dL = 2
≥200 mg/dL = 3
Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep
1. Pengajuan Judul
2. Proses Persetujuan
Judul
3. Manyusun BAB I
4. Menyusun BAB II
5. Menyusun BAB III
6. Menyusun BAB IV
7. Sidang Proposal
8. Perbaikan Proposal
9. Uji Validitas dan Reabilitas
Instrumen
10. Pengumpulan Data
11. Analisa Data
12. penyusunan Laporan
13. Sidang Akhir
14. Perbaikan Laporan Akhir
3. Persiapan Skripsi
c. CD :Rp. 50.000,-
Total :Rp.2.050.000,-
a. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Ponpes MTSS MAN 1
Nama Institusi SDN 112174
Al-Uswah Medan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015
b. Pengalaman Organisasi
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Finalis 10 Besar Lomba
Karya Tulis Nasional Fakultas Kedokteran,
1 dalam HILARIUS 2017 Universitas Gajah 2017
Yogyakarta Mada Yogyakarta