SEBAGAI BANTUK
PENYIMPANGAN MORAL DAN ETIKA ILMIAH
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: H0813015
Kelas
: Agribisnis 3-A
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Sebagin besar orang pasti mengenal, mengetahui dan pernah membuat
karya tulis, karangan maupun karya ilmiah terutama mahasiswa perguruan
tinggi. Salah satu nilai tertinggi karya tulis maupun karya ilmiah adalah
orisinalitas atau keaslian. Hal ini berarti sebuah karya tulis dan karya ilmiah
harus memiliki nilai kualitas dalam hal keaslian, objektivitas, dan kejujuran.
Makna asli bukan berarti semua ide, gagasan, dan pengetahuan yang
disampaikan seseorang dalam karya tulisnya tersebut, semuanya berasal dari
dirinya sendiri. Melainkan lebih pada kejujuran dalam mengemukakan
tulisannya. Apabila sebuah kata, kalimat, paragraf, ide, gagasan, atau
pendapat yang dimunculkan dalam tulisanya tersebut adalah milik orang lain,
maka etika ilmiahnya adalah mencantumkan sumber dengan jujur dan
objektif di mana ia mendapatkan kutipan tersebut. Kasus-kasus duplikasi,
penjiplakan, falsifikasi, fabrikasi atau plagiarisme muncul
karena nilai
Tujuan
Tujuan yang dicapai pada penyusunan makalah ini adalah mengetahui
pengertian fabrikasi, falsifikasi dan plagiarisme sebagai penyimpangan moral
B. PEMBAHASAN
Dalam menciptkan atau menghasilkan sebuah karya, perlu diperhatikan
kuantitas dan kualitasnya. Namun telah diketahui bahwa di Indonesia budaya
membaca dan menulis masih rendah, dibandingkan dengan budaya mendengar
dan melihat. Terutama dalam menulis karya ilmiah, yang pada saat ini sangat
minim jumlahnya. Kuantitas yang kurang itu diiringi pula oleh kualitas karya
yang juga masih kurang menggembirakan. Di antara jumlah karya ilmiah yang
sedikit tersebut terdapat pula karya yang melanggar kode etik kepenulisan.
Sebagai akademisi hendaklah dengan rasa tanggung jawab melahirkan karya yang
orisinal dan menjaga kebenaran informasi sehingga memberikan manfaat kepada
masyarakat pembaca. Akademisi juga dituntut untuk menjunjung tinggi temuan
atau pendapat orang lain, dan menyadari untuk tidak melakukan pelanggaran
ilmiah baik sengaja maupun tidak. Pelanggaran tersebut sebagai perilaku tidak
jujur mencakup baik perilaku tidak jujur dalam penelitian maupun perilaku curang
sebagai peneliti. Batasan ini tidak dapat dikenakan pada hal-hal kejadian yang
sejujurnya keliru, pertikaian pendapat sejujurnya, perbedaan dalam penafsiran
data ilmiah, dan selisih pendapat berkenaan dengan rancangan penelitian.
Pelanggaran etika dalam penulisan ilmiah antara lain adalah falsifikasi,
fabrikasi dan plagiarisme. Etika sendiri berarti konsep yang mengarah pada
perilaku yang baik dan pantas. Terkait dengan moralitas, pranata, norma, baik
kemanusiaan maupun agama. Pemalsuan data (Falsifikasi) dimaksudkan sebagai
mengubah suatu informasi supaya sesuai dengan keinginan penulis. Falsifikasi
biasanya dilakukan terhadap data yang diperoleh. Data, kemudian dirubah agar
selaras dengan simpulan yang ingin diambil dari sebua penelitian. Jika data tidak
difalsifikasi, dikhawatirkan simpulan yang diambil tidak sesuai dengan teori yang
adadan ini akan sulit mempertahankannya di depan pengujisehingga falsifikasi
dianggap sebagai jalan keluar terbaik. Rekaan data (Fabrikasi) adalah
menciptakan atau membuat informasi yang sebenarnya tidak ada. Fabrikasi juga
dilakukan terhadap data. Data yang difabrikasi disebut sebagai data fiktif.
Plagiarisme secara sederhana diartikan sebagai mengambil teks pendapat orang
kendatipun seseorang tahu tentang apa yang disebut plagiarisme serta dampak
negatifnya, bisa saja orang tersebut melakukan plagiarisme karena hal ini
menyangkut kualitas moral seseorang.
C. KESIMPULAN
a. Pelanggaran etika dalam penulisan ilmiah antara lain adalah falsifikasi
atau pemalsuan data yaitu mengubah suatu informasi supaya sesuai
dengan keinginan penulis, fabrikasi atau rekaan data yaitu
menciptakan atau membuat informasi yang sebenarnya tidak ada dan
plagiarism yang diartikan sebagai mengambil teks pendapat orang lain
tanpa memberikan acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang semestinya.
b. Fabrikasi, falsifikasi dan plagiarisme memiliki dampak bagi pelaku
penyimpangan maupun masyarakat umum seperti sanksi hukum
maupun moral dan hukum agama karena bertindak curang dan
melakukan kebohongan serta dijauhi masyarakat karena di cap sebagai
penjiplak atau memalsu data
c. mencegah pelanggaran tersebut, antara lain dengan menumbuhkan
intregritas dan kepercayaan diri pada diri mahasiswa sehingga
senantiasa bisa menjaga dan membentengi dari perbuatan copypaste
tanpa menyebutkan sumber asal, pemalsuan atau rekaan data penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E.Z. 1998. Dasar-dasar penulisan karangan ilmiah. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Magnis Suseno. 1988. Kuasa dan Moral, Gramedia. Jakarta.
Magnis, Frans von. 1975. Etika Umum .Yayasan Kanisius. Jogjakarta
Majelis Profesor Riset. 2007. Kode Etika Peneliti, LIPI Press.Jakarta
Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Rifai, MA. (2001). Pegangan gaya penulisan, penyuntingan dan penerbitan karya
ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suryono IAS. 2008. Plagiarisme dalam penulisan artikel ilmiah. Jakarta: PT
Bina Pustaka.
Suryono Isnani A. S. 2011. Pelanggaran Etika Penulisan dan Plagiarisme:
Bagaimana Menanggulanginya?. J Indon Med Assoc, Vol 61(5)