Anda di halaman 1dari 3

Etika sebagai peneliti

Berikan ulasan terkait etika penelitian tentang situasi sebagai berikut: Seorang mahasiswa ingin
melakukan penelitian dalam kegiatan skripsinya mahasiswa tersebut dihadapkan dengan kondisi
dimana :

1. Menyelesaikan skripsi melalui jasa pembuatan skripsi


2. Menggunakan data fiktif atau bohong
3. Melakukan plagiatrisme

1. Menyelesaikan skripsi melalui jasa pembuatan skripsi

Jasa pembuatan skripsi merupakan praktik bisnis yang tidak etis, baik secara moral maupun
akademis. Skripsi, bagi mahasiswa, semestinya menjadi kebanggaan tersendiri. Ia tidak hanya
menjadi tugas akhir dan jalan menuju gelar sarjana. Lebih dari itu, skripsi juga menjadi
manifestasi intelektual yang bisa menjadi ukuran sejauh mana kapasitas intelektual seseorang.

Adanya buku yang mulanya adalah skripsi, menyiratkan adanya pengakuan public atas daya
intelektual seseorang. Ini tentu dicapai dengan tidak mudah. Tapi, jika skripsi dibuatkan oleh
orang lain, layakkah ia mendapat apresiasi dari masyarakat? Tentu jawabannya tidak, sebaik apa
pun kualitas skripsi tersebut. Skripsi punya tujuan untuk menguji kemampuan seorang
mahasiswa menyelesaikan masalah yang ia temukan. Atau bahkan mengukur kemampuan kita.
Lalu jika pembuatan skripsi dilakukan oleh orang lain?. Apa yang akan kita dapatkan selama
kuliah bertahun tahun.

Banyaknya perjokian skripsi dapat dilihat dari berbagi sisi, secara sosiologis, Soekanto pun
menyebutkan bahwa maraknya perjokian skripsi merupakan salah satu budaya tanding terhadap
kultur akademik perguruan tinggi, yang muncul dalam bentuk penyimpangan atau
penyelewengan (Soekanto,1995:190-191). Penyimpangan layanan bimbingan skripsi dianggap
sebagai praktek penyelewengan di dunia akademik.

Pasal 378 KUHP mengatur penipuan sebagai tindakan, dengan maksud untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat
palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan
piutang.

Menarik kesimpulan bahwa praktik jasa pembuatan skripsi cenderung melanggar etika bisnis dan
etika penelitian keperawatan karena bertentangan dengan peraturan akademik yang berlaku serta
berdampak buruk bagi moralitas mahasiswa.
Tindakan pembuatan skripsi melalui jasa pembuatan skripsi ini bertentagan dengan prinsip etik
penelitian karena dapat merugikan orang lain (nonmalaficence) serta diri sendiri dan secara sadar
atau tidak orang tersebut telan melakukan tipu muslihat, rangkaian kebohongan, dan
menggerakkan institusi tempatnya belajar untuk menyerahkan sesuatu kepadanya berupa gelar
akademik dengan cara tidak adil (justice).

2. Menggunakan data fiktif atau bohong

Fiktif selalu dikaitkan dengan hal yang mengada-ada, berbohong. Fiktif bersifat fiksi, tidak
realistis, atau tidak bersifat nyata. Setiap orang yang mendengar kata fiktif, pasti mempunyai
persepsi negatif. Kata fiktif dianggap negatif lantaran dibebani sesuatu yang tak nyata sehingga
kata itu selalu dimaknai dengan kebohongan.

Menggunakan data fiktif merupakan salah satu tindakan yang melanggar prinsip etik penelitian
yaitu beneficience (berbuat baik) karena tindakan ini dapat merugikan berbagai pihak dimulai
dari ketika peneliti selanjutnya meneliti hal sama namun dengan perkembangan zaman , hal ini
dapat memberikan bahwa sumber dari sebelumnya itu tidak benar dan orang yang melakukan
tindakan tersebut dapat dicabut gelarnya.selain itu tindakan ini melanggar prinsip etik justice
(keadilan) dimana hasil penelitiannya tidak akan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain karena
data yang diolah data palsu dan tidak bisa dibuktikan keberanarannya.

3. Plagiatrisme

Plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Bahkan plagiarisme adalah pencurian
pemikiran atau tulisan orang lain. Sebagai perbuatan terkutuk, sebagai tindakan tak menghargai
kreativitas. Plagiarisme sebagai tindakan pencurian kreativitas intelektual. Sebagai corrupt
academic culture, plagiarisme sebagai pembajakan karya ilmiah (Riyadi, D.HS, 2017:289).

Plagiarisme adalah perbuatan non-etis dan non-ilmiah dari seorang akademisi atau mahasiswa
yang berdampak pada kerusakan moral dan kejahatan intelektual. Disinilah terjadinya dilemat
etis dan dilema ilmiah. Rendahnya pemahaman dan edukasi serta proses serta teknis edukasi
yang masih belum optimal mengakibatkan masih banyakanya ditemukan karya ilmiah
mahasiswa yang mencerminkan adanya plagiat atau mengandung unsur plagiat

Adapun masalah etik yang dilanggar pada kasus plagiarisme adalah prinsip beneficence dan non-
maleficence. Peneliti tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap hak cipta orang lain serta
merugikan dirinya sendiri karena perilakunya itu bertolak belakang dengan prinsip etik peneliti
yang seharusnya berbuat baik dan tidak merugikan orang lain

Perilaku ini dapat menjadi kebobrokan moral akademis dan akan sangat berpengaruh pada
karakter lamban dan tidak berdaya saingnya sektor pendidikan yang akan juga berpengaruh pada
lingkup nasional bahkan global. Dan yang pertama kali terkena dampak dari budaya plagiarisme
adalah mahasiswa itu sendiri. Ini bisa meluas pada pembentukan karakter malas, tidak peduli,
sepele, berbohong, sombong, dan egois. Sehingga perlu adanya inovasi edukasi yang relevan,
tepat, dan solusional.

Anda mungkin juga menyukai