Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KASUS PLAGIARISME TUGAS AKHIR

PROGRAM DOKTOR MOCHAMMAD ZULIANSYAH

MAKALAH

DISUSUN SEBAGAI
TUGAS MATA KULIAH
MASYARAKAT ETIKA DAN PROFESI

Disusun oleh:
Yusuf Zaenul Mustofa - 24060122120021
Aldisar Gibran – 24060122130081
Krisna Okky Widayat - 24060140105
Farid Rahman Fadhilah - 240601221140142
Achmad Ivan Yugava – 24060122140153

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan nabi besar Muhammad SAW
atas nikmat yang sudah diberikan kepada kita dari nikmat iman, nikmat sehat, nikmat
rahmat, dan seluruh nikmat lainnya yang tidak bisa kita sebutkan karena banyaknya. Oleh
karena itu kami berlima dapat mengerjakan makalah mengenai “Hakekat Manusia dalam
Agama Islam” ini untuk memenuhi tugas Masyarakat Etika dan Profesi pada semester 2
yang diampu oleh Ibu Khadijah S.Kom, M.Cs.

Kami berlima sebagai penulis serta pengumpul materi sangat berharap makalah ini
dapat menjadi sumber pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca sehingga mereka
dapat mengetahui bahwa plagiarisme merupakan tindakan yang tidak terpuji. Oleh kerena
itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk
maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Semarang, 05 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
D. Metode Penulisan............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
A. Definisi Plagiarisme dan Permasalahannya di Indonesia.................................................................3
B. Plagiarisme di Indonesia..................................................................................................................4
C. Dampak Plagiarisme........................................................................................................................5
D. Tindakan untuk Mencegah Plagiarisme...........................................................................................5
E. Upaya untuk Mengatasi Plagiarisme................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................................10
A. Simpulan........................................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11
PEMBAGIAN TUGAS.............................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plagiarisme yang dalam bentuk kata kerja adalah “to plagiarize” secara harfiah
adalah berarti menjiplak atau menyontek, dengan kata lain plagiarisme merupakan
tindakan mengambil atau menjipak karya seseorang atau ide seseorang dan
mnyajikannya sebagai hasil karya sendiri tanpa memberikan atau pengakuan yang
seharusnya.

Menurut data Kemenristek-Dikti, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir jumlah


kasus plagiasi karya ilmiah di Indonesia cenderung mengalami peningkatan (Sukaesih,
2018). Kasus – kasus plagiarisme yang banyak terjadi menunjukkan bahwa masih
rendahnya penghargaan atas karya ilmiah orang lain. Plagiarisme di kalangan
perguruan tinggi masih sangat tinggi, seharusnya perguruan tinggi bertanggung jawab
untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan tindakan plagiarisme.

Tindakan plagiarisme yang paling tidak etis adalah tindakan plagiarisme di


jenjang doktor, karena diharapkan mahasiswa yang sudah mencapai tingkat ini mampu
menghasilkan karya ilmiah yang orisinal dan berkonstribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan. Salah satu kasusnya yakni tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh
Mochammad Zuliansyah, mahasiswa program Doktor ITB di lingkungan Sekolah
Teknik Elektro dan Informatika (STEI) angkatan 2003.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi plagiarisme dan mengapa plagiarisme dianggap sebagai masalah


serius dalam pendidikan doktor di Indonesia?

2. Bagaimana kasus-kasus plagiarisme terjadi dalam tesis atau disertasi mahasiswa


doktor di Indonesia?

3. Apa dampak plagiarisme pada mahasiswa doktor, institusi pendidikan tinggi, dan
masyarakat?

4. Apa tindakan yang telah diambil oleh universitas di Indonesia untuk mencegah
kasus plagiarisme dalam pendidikan doktor?

1
5. Bagaimana cara mengatasi kasus plagiarisme dalam pendidikan doktor di
Indonesia dan meningkatkan kesadaran etika akademik di kalangan mahasiswa
doktor?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah pada kali ini selain membahas kasus beserta
analisanya, kami juga memberikan pemahaman tentang pentingnya etika akademik
dan dampak dari tindakan plagiarisme di masa depan, terutama dalam pendidikan
Doktor di Indonesia. Selain itu kami ingin memberikan contoh tindakan yang
dilakukan oleh ITB sebagai bentuk perlindungan terhadap integritas akademik dan
reputasi universitas.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan


menggunakan metode pustaka yaitu berupa mencari dan mengumpulkan beberapa
sumber dari internet, baik jurnal, buku, maupun artikel mengenai informasi seputar
kasus plagiarisme dalam bidang akademik. Pembahasan ini juga didukung oleh
dokumen resmi dari ITB, serta sumber – sumber lain yang terpercaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Plagiarisme dan Permasalahannya di Indonesia

Menurut KBBI, Plagiat atau Plagiarisme merupakan aktivitas pengambilan


karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah milik
sendiri atau karangan sendiri. Menurut Silverman, plagiarisme atau plagiasi adalah
menulis fakta, kutipan, atau pendapat yang didapat dari orang lain atau buku, makalah,
film, televisi, atau tape tanpa menyebutkan sumbernya. Sederhananya plagiat adalah
aktivitas menjiplak karangan orang lain dan mengakuinya sebagai karangan sendiri
tanpa seizin pembuatnya, plagiat termasuk dalam tindakan kejahatan yang melanggar
hak cipta dan pelaku yang melakukan plagiat disebut sebagai plagiator.

Tindakan Plagiasi sangat merugikan orang lain khususnya bagi pencipta


karangan itu sendiri, bahkan di ranah akademik kegiatan ini beresiko mencoreng
integritas akademik kampus sebagai salah satu penyumbang ilmu pengetahuan, hingga
prinsip moral terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran di lingkungan akademik.
Tingkat kejadian plagiarisme di kalangan mahasiswa perguruan tinggi sering
ditemukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemudahan akses
informasi melalui internet, kekurangan keterampilan menulis, dan kurangnya
pengawasan institusi pendidikan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peran aktif
dari mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi secara keseluruhan. Mahasiswa harus
diberi pemahaman sejak awal mengenai plagiarisme dan cara-cara untuk
mencegahnya, serta diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis
secara akademis. Selain itu, peran dosen juga sangat penting dalam memberikan
arahan tentang etika akademik dan penggunaan sumber informasi yang benar. Dosen
juga harus memastikan bahwa tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa tidak
mudah ditemukan di internet atau terlalu umum sehingga memicu tindakan
plagiarisme. Institusi pendidikan juga harus memperkuat pengawasan dan penegakan
hukum terkait plagiarisme, dan dapat menggunakan teknologi deteksi plagiarisme
untuk mencegah tindakan tersebut. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat dari
semua pihak, masalah plagiarisme dapat dicegah dan integritas akademik dapat
ditingkatkan.

3
B. Plagiarisme di Indonesia

Plagiarisme adalah fenomena yang kerap terjadi di dunia pendidikan. Menurut


(Hasan, 2016), fenomena ini terjadi karena terdapat perubahan kebudayaan yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi. Lebih lanjut, beliau berpendapat bahwa
mahasiswa lalai dalam memenuhi tugas akademik akibat kemajuan teknologi yang
membuat semuanya serba mudah dan cepat yaitu dengan cara menduplikasi. Tak
hanya itu, menurutnya banyak ditemukan kasus mahasiswa melakukan penduplikasian
karya ilmiah dalam menyusun tugas akademik seperti paper, makalah, review, dan
small research. Ismet Fanany (1991) berpendapat bahwa terdapat beberapa bentuk
plagiarisme yang dapat dilakukan yaitu plagiat kata per kata, mengutip kalimat orang
lain tanpa parafrase dan tanpa mencantumkan sumber, menggunakan ide gagasan
orang lain dalam memaparkan topik pembicaraan tertentu, dan plagiat per kata atau
frase kunci.

Plagiat kata per kata merupakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan cara menduplikasi/copy paste tulisan atau karya ilmiah yang ia temukan di
internet ke dalam tugas akademiknya tanpa diparafrase dan tanpa mencantumkan
sumbernya (Arista & Listyani, 2015). Salah satu contoh bentuk plagiarism ini yaitu
mahasiswa yang menyalin tugas teman kuliahnya. Pembuatan tugas seharusnya
merupakan hasil pemikiran mahasiswa itu sendiri sehingga dosen pengampu dapat
memberikan hasil evaluasi yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan mahasiswa
tersebut. Selain itu, seorang akademisi haruslah menjunjung tinggi integritas dalam
dunia pendidikan.

Ide gagasan orang lain yang dituangkan dalam karya ilmiah adalah sesuatu yang
orisinil dan autentik yang tentunya belum pernah dipikirkan oleh orang lain. Proses
menemukan dan mengolah ide gagasan ini tentunya tidaklah sebentar dan menguras
waktu serta tenaga. Oleh karena itu, mengambil ide gagasan milik orang lain dengan
untuk menjelaskan suatu topik pembicaraan termasuk sebagai tindakan plagiarisme.
Seperti yang dilakukan oleh Mochammad Zuliansyah dalam disertasi miliknya pada
program doktoral STEI di tahun 2003. Berdasarkan surat kabar yang ditulis oleh Prita
(2010) di portal berita ITB, Mochammad Zuliansyah terbukti melakukan plagiarisme
karena menggunakan bahan dan ide dari disertasi Dr. SIyka Zlatanova tanpa
mencantumkan sumbernya.

4
C. Dampak Plagiarisme

Sebagai mahasiswa yang melakukan kegiatan plagiarisme pasti akan membawa


dampak negatif terhadap lingkungan. Tidak hanya berdampak pada lingkungan tetapi
juga pada dirinya sendiri. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan yaitu
kerugian bagi pemiliki karya yang dijiplak, karena karyanya yang dibuat tidak
dihargai oleh peminat atau pembaca (Yanuarista, Wahyono, & Wulandari, 2015).
Mahasiswa yang melakukan plagiarisme tidak peduli dengan tindakan yang ia lakukan
dan pasti akan berdampak pada dirinya sendiri (Prasetiono, Murtini, & Andor, 2013).
Selain itu akan membuat kita beranggapan bahwa plagiarisme dilakukan setiap
harinya dan timbulnya rasa nyaman pada apa yang dilakukan saat ini tanpa
memandang salah atau benarnya. Melakukan plagiarime juga berdampak pada diri
sendiri. Dampak tersebut kurang percaya pada karyanya yang dibuat itu bagus atau
tidak. Ia akan terus merasa jika tidak melakukan plagiarisme, maka hasil karyanya
tidak sebagus karya yang diplagiarisme.

Sebagai Mahasiswa yang berkompeten dan tahu apa itu hukum, seharunya
mereka tahu bahwa plagiarisme dailarang dalam suatu negara. Namun banyak
Mahasiswa yang tidak tahu bahwa plagiarime tidak diperbolehkan atau dilarang.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari mahasiswa yang melakukan plagiarisme.
Mahasiswa yang satu akan memicu mahasiswa yang lain untuk melakukan
plagiarisme sehingga mahasiswa lain akan menyepelekan hukum tentang plagiarisme
karena adanya teman seperjuangan dan tentu saja hal ini membuat orang yang merasa
karyanya di plagiarisme merasa dirugikan. Contoh mudahnya saat Mahasiswa satu
belum mengerjakan tugas yang diberi oleh dosen pengampu, maka ia akan mencari
cara agar mencontek pekerjaan mahasiswa lainnya (Arista & Listyani, 2015). Tidak
hanya mahasiswa satu yang diberikan sanksi akan tetapi mahasiswa yang memberikan
contekan juga akan diberi sanksi karena telah memberikan pekerjaan untuk disalin
oleh mahasiswa itu.

D. Tindakan untuk Mencegah Plagiarisme

Pada dasarnya tindakan yang diambil oleh setiap universitas yang ada di
Indonesia untuk mencegah kasus plagiarisme sudah tertuang di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Tepatnya pada Bab IV bagian pencegahan pada pasal 6 yang berbunyi:

5
1. Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik
mahasiswa/ dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh
senat perguruan tinggi/ organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi
kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat.
2. Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan
gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang
dikembangkan oleh perguruan tinggi.
3. Pimpinan Perguruan Tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik
mahasiswa/ dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan dan gaya selingkung
yang sesuai agar tercipta budaya anti plagiat.

Pada pasal 7 berbunyi:

1. Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tiggi


harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusunnya
bahwa:
a. Karya ilmiah tersebut bebas plagiat.
b. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pimpinan Perguruan Tinggi wajib mengunggaj secara elektronik semua
karya ilmiah mahasiswa/ dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan yang telah
dilampiri pernyataan sebagaumana dimaksud pada ayat (1) melalui portal
Garuda (Garba Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap karya
ilmiah mahasiswa/ dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan Indonesia, atau
portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pada pasal 8 berbunyi:

1. Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan


jabatan akademik dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi
ketentuan pasal 7 juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer
review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang dosen yang memiliki jabatan
akademik dan kualifikasi akademik setara atau lebih tinggi dari jabatan
akademik dan kualifikasi akademik dosen yang diusulkan.
2. Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan
akademik tersebut diproses pada:
a. Tingkat jurusan/ departemen/ bagian, untuk jabatan akademik
asisten ahli dan lektor;

6
b. Tingkat jurusan/ departemen/ bagian, senay akademik/ organ lain
yang sejenis pada aras fakultas dan/ atau aras perguruan tinggi
untuk jabatan akademik lektor kepala dan guru besar/ profesor.
3. Untuk kenaikan jabatan akademik guru besar/ profesor dilakukan pula
penilaian sejawat sebidang oleh paling sedikit 2 (dua) guru besar/
profesor dari perguruan tinggi lain.

Pada pasal 9 berbunyi:

1. Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan


jabatan fungsional dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan
selain harus memenuhi ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan penilaian
sejawat sebidang (peer review) oleh pating sedikit 2 (dua) orang sejawat
sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kuallfkasi akademik yang
setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan kualifikasi akademik
peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan.
2. Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan
fungsional tersebut diproses pada perguruan tinggi yang bersangkutan.

E. Upaya untuk Mengatasi Plagiarisme

Secara umum, mengatasi plagiarisme berarti menghargai karya orang lain,


memprogram dengan perangkat lunak atau meminta instruksi. Penerimaan atau
penggunaan pekerjaan pihak ketiga harus dilakukan secara profesional dan tepat.
Setiap teks berupa kutipan kalimat atau paragraf harus selalu mencantumkan sumber
informasi dan nama pengarang. Dalam mencari bahan penyusunan artikel akademik,
disarankan untuk mengembangkan metode pencatatan nama penulis dan sumber
artikel akademik dari masing-masing perpustakaan yang dipelihara. Pengutipan
(referensi) sering dilakukan dengan menempatkan bagian yang ditandai dalam tanda
kutip atau miring. Jika menggunakan ide orang lain, berikan sumber ide dan ide yang
digunakan benar-benar sesuai dan berkaitan dengan karya ilmiah yang akan
dihasilkan. Hal ini memudahkan pembaca untuk menghubungkan argumen penulis
dengan sumber gagasan yang dikutip.

7
Berdasarkan Pasal 10 Permendiknas No. 17 Tahun 2010, Upaya
menindaklanjuti terkait kasus plagiarisme dilakukan berjenjang dengan melalui
beberapa tahap sebagai berikut:

a. Langkah pertama, jika diduga plagiarisme, ketua program studi


membandingkan karya ilmiah mahasiswa dengan karya ilmiah yang
tidak diumumkan atau karya ilmiah yang diduga sebagai sumber.
Mahasiswa.
b. Langkah kedua, ketua jurusan/jurusan meminta surat keterangan tertulis
kepada ahli tentang kebenaran dugaan plagiarisme mahasiswa.
c. Langkah ketiga, mahasiswa yang diduga melakukan plagiarisme diberi
kesempatan untuk membela diri di depan ketua jurusan.
d. Langkah keempat, jika pembanding dan sertifikat terbukti telah terjadi
plagiarisme, maka administrasi jurusan/jurusan/jurusan menghukum
mahasiswa tersebut sebagai plagiarisme.
e. (Nimda, 2022) (Darmayani, 2015)Langkah Kelima Apabila salah satu
pembanding atau sertifikat tidak dapat membuktikan adanya plagiarisme,
maka tidak ada sanksi yang dapat dikenakan kepada mahasiswa yang
diduga melakukan plagiarisme.

Secara khusus upaya untuk mencegah terjadinya tindakan plagiarisme terutama


di tingkat program pendidikan Doktor seperti pada kasus yang dibahas kali ini yakni
pihak perguruan tinggi bisa dengan memberikan pelatihan etika akademik dan anti
plagiarisme secara rutin, serta memperkenalkan sumber daya yang dapat membantu
mahasiswa dalam melakukan penelitian dan menghindari plagiarisme, seperti software
anti plagiarisme. Selain itu, pihak perguruan tinggi dapat lebih memperketat lagi
pengawasan terhadap penulisan disertasi. Budaya akademik yang baik di lingkungan
kampus juga perlu dikembangkan, dengan demikian mahasiswa akan menjunjung
tinggi nilai kejujuran, dan kepercayaan pada kemampuan diri sendiri. Selain itu
diharapkan Para Mahasiswa agar dapat menjalin kemitraan yang baik dengan lembaga
seperti penerbit jurnal ilmiah, perpustakaan, yang dapat membantu mahasiswa untuk
mencari referensi lebih banyak lagi dalam penulisan disertasinya.

Berdasarkan peraturan akademik ITB nomor 024/SK/K01/PL/2009 yang


dipublikasikan pada tanggal 18 Maret 2011 yakni:

ITB tidak memberikan toleransi terhadap plagiarisme, kebohongan, pencurian,


penipuan, pelanggaran hukum, serta diskriminasi dan penyalahgunaan hak sesama
warga atau orang lain atau kewenangan yang dipercayakan kepadanya untuk
kepentingan pribadi.

8
ITB menjunjung tinggi sikap dan perilaku yang bertanggung jawab, jujur, tulus
dan memegang teguh komitmen untuk memenuhi janji. Sebagai warga ITB, semua
pihak mempunyai tanggung jawab untuk tidak hanya menjaga integritas atas nama
dirinya, namun juga untuk membangun citra dan sosok institusi ITB sebagai
perguruan tinggi yang memegang teguh etika, tidak menyalahgunakan kepercayaan
masyarakat dan Negara atau mitra di dalam maupun di luar negeri

Integritas Riset tidak hanya terbatas kepada menghindari kecurangan dan


ketidakpatutan, namun juga meliputi penjagaan kualitas dan akuntabilitas yang
merupakan keutamaan civitas akademika. Semua dosen, peneliti dan mahasiswa yang
terlibat dalam kegiatan riset harus memegang teguh etika dalam riset, diantaranya
adalah:

a. Semua pihak mempertahankan kualitas proses dan metodologi dalam


pelaksanaan riset;
b. Semua pihak menyusun catatan kegiatan riset mengenai prosedur, dan
hasil yang dicapai secara baik agar dapat dijadikan panduan untuk
pelaksanaan kegiatan riset serupa;
c. Semua pihak memastikan proses riset serta hasilnya berlangsung dengan
standar kualitas serta produktivitas yang seharusnya;
d. Dosen dan peneliti yang ditugasi dalam pembimbingan riset melakukan
pembimbingan pada pelaksanaan riset dengan baik;
e. Semua pihak melaksanakan diskusi terbuka dan publikasi jika
dimungkinkan;
f. Semua pihak memberikan penghargaan yang proporsional dan
bertanggung jawab pada riset dan publikasi yang dihasilkan;
g. Semua pihak memegang dan memenuhi setiap komitmen yang dijanjikan
dalam proposal riset;
h. Semua pihak mematuhi peraturan, ketentuan dan kode etik yang berlaku

9
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Plagiat atau Plagiarisme merupakan aktivitas pengambilan karangan (pendapat


dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah milik sendiri atau
karangan sendiri. Mochammad Zuliansyah terbukti melakukan tindakan plagiarisme.
Ia menggunakan bahan dan ide dari disertasi Dr. SIyka Zlatanova tanpa
mencantumkan sumbernya. ITB sebagai civitas akademik yang meluluskan
Zuliansyah telah mencabut gelar doktornya dan disertasi serta ijazahnya dianggap
tidak berlaku. Tindakan Mochammad Zuliansyah ini telah menodai nilai – nilai
akademik yang dijunjung tinggi. Selain itu, ia telah melanggar berbagai peraturan
mengenai plagiarisme salah satu diantaranya yaitu Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga perguruan tinggi untuk mencegah
adanya plagiarisme oleh dosen, peneliti, dan mahasiswa yaitu dengan menetapkan
peraturan akademik atau kode etik dalam melakukan riset. Di samping itu, perlu
adanya sanksi tegas terhadap mereka yang melanggar aturan mengenai plagiarisme ini
seperti pencabutan gelar dan program studi yang tidak berlaku lagi. Selanjutnya, perlu
ada sosialiasi mengenai plagiarisme bagi akademisi sehingga akademisi yang kurang
memahami atau bahkan tidak mengetahui tentang plagiarisme dapat menghindari
plagiarisme dalam pembuatan karya ilmiahnya.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, kami berharap makalah kami
mengenai kasus plagiarisme ini dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca untuk
selalu menghargai karya ilmiah orang lain. Di samping itu, kami juga berharap
pembaca dapat semakin menjunjung tinggi nilai – nilai akademik dan menjaga
integritas dalam dunia pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adiyati, G. C., & Supriyaton, A. (2020). Penyebab dan Dampak Bagi Seseorang yang Melakukan
TIndak Plagiarisme dalam Penulisan Karya Ilmiah. 64-66.

Arista, R. F., & Listyani, R. H. (2015). Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa. 1-4.

Fajarhati, P. (2010, April 23). Press Release Kasus Plagiarisme Mochammad Zuliansyah. Retrieved
from Institut Teknologi Bandung: https://www.itb.ac.id/news/read/2811/home/press-
release-kasus-plagiarisme-mochammad-zuliansyah

Fanany, I. (1991). Plagiat-plagiat di MIT: Tragedi Akademis di Indonesia. Pustaka Pelajar, 13-17.

Hasan, A. (2016). Fenomena Plagiarisme Mahasiswa. Jurnal Equilibirum Pendidikan Sosiologi, 21-24.

Institut Teknologi Bandung. (2011, April 1). Panduan Kode Etik Untuk Integritas Riset. Retrieved
Maret 6, 2023, from Institut Teknologi Bandung:
https://www.itb.ac.id/files/43/20110401/SK_Kode_etik-2011.pdf

Kurnisar. (2023). Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Plagiarisme di Perguruan Tinggi. Jurnal
Bhinneka Tunggal Ika, 128-129.

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2010, Agustus 16). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2010. Retrieved Maret 6, 2023, from Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia:
http://sipma.ui.ac.id/files/dokumen/U_DOSEN/permendiknas-no-17-tahun-
2010_pencegahan%20plagiat.pdf

Panjaitan, H. (2017). Sanksi Pidana Plagiarisme dalam Hukum Positif Indonesia. Jurnal Hukum, 552-
553.

Wibowo, A. (2023). Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme di Dunia Pendidikan. Jurnal


Kesehatan Masyarakat Nasional, 199-200.

11
PEMBAGIAN TUGAS
1. Bab I
a. Latar Belakang : Achmad Ivan Yugava (24060122140153)
b. Rumusan Masalah : Achmad Ivan Yugava (24060122140153)
c. Tujuan : Achmad Ivan Yugava (24060122140153)
d. Metode Penulisan : Achmad Ivan Yugava (24060122140153)
2. Bab II
a. Definisi Plagiarisme : Yusuf Zaenul Musthafa (24060122120021)
b. Plagiarisme di Indonesia : Aldisar Gibran (24060122130081)
c. Dampak Plagiarisme : Krisna Okky Hidayat (24060122140105)
d. Pencegahan Plagiarisme : Farid Rahmad Fadhilah (24060122140142)
e. Upaya Mengatasi Plagiarisme: Achmad Ivan Yugava (24060122140153)
3. Bab III
a. Kesimpulan : Aldisar Gibran (24060122130081)
b. Saran : Aldisar Gibran (24060122130081)

12

Anda mungkin juga menyukai