FILSAFAT ILMU
MORALITAS ILMU PENGETAHUAN
KELOMPOK 6
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat dan
Karunia-Nya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang ” Moralitas
Ilmu Pengetahuan”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman
yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang ” Moralitas Ilmu Pengetahuan ”
Atas perhatian dan kerja sama teman-teman beserta para pembimbing kami ucapkan
terima kasih.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................................................4
1.3. Tujuan..............................................................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN................................................................................................................................................................. 5
2.1. Definisi Moralitas Ilmu Pengetahuan....................................................................................................................5
2.2. Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Keberlangsungan Ilmu Pengetahuan.............................................................8
2.3. Ilmu Bebas Nilai atau Tidak................................................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................................................................ 13
PENUTUP....................................................................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................................................13
3.2. Saran..............................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap dan budi pekerti. Sedangkan moralitas segala sesuatu yang berhubungan dengan etika
dan adat sopan santun, jadi moralitas ilmu pengetahuan adalah keterkaitan nilai-nilai moral
terhadap ilmu pengetahuan.
Ketika manusia memanfaatkan ilmu Pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat
saja hanya mefungsikan "id"nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan di
arahkan untuk hal hal yang destruktif .etika adalah pembahasan mengenai, baik buruk,
semestinya, benar dan salah. Yang paling menonjol tentang baik dan kewajiban etika
merupakan tatanan konsep yang melahirkan kewajiban itu dengan argument bahwa sesuatu
tidak dijalankan berartiakan mendatangkan bencana atau keburukan bagi manusia.
Kontemplasi masalah moral berkaitan dengan metafisika keilmuan, maka dalam tahap
manipulasi masalah moral berhubungan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah
penilaian aksiologi dalam sains menunjukkan kepatuhan moralitas penerapan ilmu
pengetahuan karenanya pengertian moral atau moralitas perlu dipahami secara definitif
moral berarti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Berdasarkan jenisnya, moral dibagi menjadi dua ,yakni moral sekuler,dan moral Islam.
Abul A'la maududi mengartikan moral sekuler sebagai orientasi kebaikan untuk manusia
namun kenaikkan tersebut bersifat membingungkan karena tidak ada standar universal yang
ada justru standar personal. Sedangkan moral Islam mendorong manusia atau terhindar dari
chaos dan anarki prilaku moral pada dasarnya adalah semacam tindakan yang bercermin
pada tindakan-tindakan ilahiah sehingga sasaran moral adalah berperilaku seperti perbuatan
Tuhan, mengingat perbuatan Tuhan tanpa pamrih, tentu kebaikan dan kebajikan moral
merupakan bagian integral dari nilai kebaikan dan kebajikan subjek moral.
Moral dan Moralitas mempunyai arti yang sama maka dalam pengertiannya lebih
ditekankan pada penggunaan moralitas, karena sifatnya yang abstrak senada dengan
pengertian tersebut moralitas sebagai Kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan
bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk, moralitas mencakup tentang baik
buruknya pembuatan manusia. Istilah moral, akhlak, karakter, etika, Budi pekerti dan susila
secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, Budi pekerti dan susila.
Moral juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan, selain itu
moral berarti suatu ajaran kesusilaan dalam hal ini ilmuwan hanya bisa menemukan
penemuan terserah mau dipakai oleh para pengguna yang bersifat positif maupun negatif
ilmu itu sifatnya netral. Dihadapkan masalah moral dan akses ilmu dan teknologi yang
bersifat merusak, maka para ilmuwan biasa dinobatkan sebagai dua golongan pendapat,
yaitu:
a. Golongan yang pertama ini ingin melanjutkan tradisi kenetralan sebuah ilmu seperti
pada waktu era galileo dan golongan yang berpendapat netralitas ilmu hanyalah terbatas
pada metafisika keilmuwan ,sedangkan penggunaan harus berdasarkan nilai-nilai moral.
b. Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu
dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus revolusi
genetika dan teknik pembuatan sosial.
Dalam menggerayangi hakekat ilmu ,sewaktu kita mulai menyentuh nilainya yang
dalam,disitu kita tertodong untuk bersikap hormat kepada ilmu hormat pertama-tama tak
ditujukan kepada ilmu murni tetapi ilmu sebagaimana telah diterapkan dalam kehidupan,
sebenarnya nilai ilmu terletak pada penerapannya,ilmu mengabdi Masyarakat sehingga ia
menjadi sarana kemajuan,boleh saja orang mengatakan bahwa ilmu itu mengejar kebenaran
dan kebenaran itu merupakan inti etika ilmu,tetapi jangan dilupakan bahwa keberadaan itu
ditentukan oleh derajat penerapan praktis dari ilmu.pandangan yang demikian itu termasuk
faham pragmatis tentang kebenaran disitu tentang kebenaran disitu kebenaran merupakan
suatu ide yang berlandaskan efek-efekpraktis. Teknologi yang merupakan konsep ilmiah
yang menjelma dalam bentuk konkret telah mengalihkan ilmu dari tahap kontemplasi ke
manipulasi. Dalam tahap manipulasi ini masalah moral muncul kembali berkaitan dengan
cara penggunaan pengetahuan ilmiah, dihapatkan dengan masalah moral.
Salah satu ciri pokok dari tanggung jawab keilmuan itu adalah sifat
keterbatasan, dalam arti bahwa tanggung jawab itu sendiri tidak diasalkan atau
diadakan sendiri tidak diasalkan atau diadakan sendiri oleh ilmuan-ilmuan sebagai
manusia, tetapi merupakan pemberian kodrat. Manusia hanya menerima dirinya dan
tanggung jawabnya, serta menjalani sebuah kodrati dan tunduk padanya.
a. Tanggung jawab sosial yaitu karena melalui suasana sosial dalam masyarakat
membutuhkan penanganan dan penyelesaian secara keilmuan. Ilmu dan ilmuwan
bertanggung jawab dalam hal memberikan prediksi atau ramalan serta peringatan dini
mengenai permasalahan yang akan dihadapi masyarakat, baik nyata (manifest)
maupun tersembunyi (laten) atau yang bersifat gejala. Contohnya, dalam melakukan
resolusi konflik dan membangun manajemen perdamaian yang langgeng guna
memperlancar pembangunan dalam mewujudkan ciri masyarakat yang mampu
mencegah dan mengatasi konflik serta membangun system kedamaian yang
langnggeng guna memperlancar pembangunan dalam mewujudkan masyarakat yang
berkesejahteran.
Seorang ilmuan mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja karna dia
adalalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di
masyarakat , namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu
dalam kelangsungan hidup masyarakat
b. Tanggung jawab keteladanan yaitu karena ilmu dan ilmuwan bukan saja
menggadaikan kebenaran keilmuan didalam kehidupan sosialnya luas dan mendalam.
Ilmu bukan hanya menyajikan sebuah kebenaran informasi namun juga memberikan
keteladanan hidup yang ditunjukan oleh ilmuwan. Kelebihan ilmuan adalah bahwa ia
dapat berpikir secar cermat dan teratur sehingga dengan kemampuan inilah, ia
sekaligus memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki dan meluruskan pikiran
masyarakat yang sesat dan keliru mengenai permasalahan yang dihadapi. Supaya
masyarakat dapat dicerdaskan sehingga mampu menangkal setiap upaya provokasi
yang memperalat dan memperbudak kekurangan dan ketidaktahuan demi keuntungan
keuntungannya.
Ilmu bebas nilai Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free,yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom ilmu secara otonom tidak
memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai ,bebas nilai berarti semua kegiatan terkait
dengan penyelidikan ilmiah harus didasarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak
campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakikat menentukan ilmu itu sendiri, Josep
Situmorang menyatakan bahwa ada 3 faktor sebagai indicator bahwa ilmu itu bebas nilai,
yaitu : Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai.maksudnya adalah bahwa ilmu
harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor ideologis, religious, cultural,dan social
1. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah Agar otonom ilmu terjamin, kebebasan
disini menyangkut kemungkinan yang tersediadan penentuan diri.
2. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, Karena nilai etis sendiri itu bersifat universal.
3. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin, kebebasan
disini menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai , eksplorasi alam tanpa batas dapat
dibenarkan,karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri,yang terkadang hal
tersebut dapat merugikan lingkungan,contoh untuk hal ini adalah teknologi air
condition ,yang ternyata berpengaruh pada globang dan lubang ozon makin melebar ,tetapi
ilmu pembuatan alam pendingin ruangan ini semata untuk pengembangan teknologi itu
dengan tanpa memperdulikan dampak yang di timbulkan pada lingkungan sekitar.
Setidaknya,ada problem nilai ekologis dalam ilmu tersebut , tetapi ilmu bebas nilai
menganggap ilmu ekologis tersebut menghambat perkembangan ilmu, dalam ilmu bebas
nilai tujuan dari ilmu.
Berbeda dengan ilmu yang bebas nilai ,ilmu yang tidak bebas nilai atau terikat
nilai (value Bond ) memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai ,dan harus
dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Pengembangan ilmu yang
terikat nilai jelas tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai , lepas dari kepentingan-
kepentingan baik politis, ekonomis ,sosial, religius, ekologis dsb.
Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value Bond yaitu, jurgen
habermas berpendapat bahwa ilmu , sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai,
karena setiap ilmu selalu ada kepentingan-kepentingan ,ia juga membedakan ilmu
menjadi 3 macam ,sesuai kepentingan masing-masing:
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari perkembanganteknologi
terhadap kehidupan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologimenjadi manifestasi
dari kebudayaan universal yang dimiliki oleh setiapmasyarakat. Kehadiran iptek
merupakan penanda adanya prosespembangunan yang tengah berlangsung, dan dapt
mempengaruhi ataumenigkatkan tatanan hidup masyarakat menuju kehidupan yang
lebih baik.Perbaikan dan peningkatan kehidupan masyarakat dengn ilmu
pengetahuandan teknologi ini selanjutnay akan mengarah pada perubahan sosial
danbudaya. Sebenarnya perubahan-perubahan tersebut merupakan hal yangwajar,
namun pada beberapa hal, menimbulkan sikap pro dan kontra di antaramasyarakat.
Muncul sikap pro dan kontra tersebut dipengaruhi oleh dampakyang dihasilkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi jugamenuai dampak positif dan
dampak negatif bagi manusia dan lingkungannya
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca.. Kami hanyalah manusia biasa yang tentunya
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritik dari
teman-teman pembaca dan terkhusus Ibu Dosen selaku pengampu mata kuliah Filsafat
Ilmu yang tentunya akan memberikan penilaian terhadap makalah ini. Sejatinya,
kesalahan datangnya dari kami karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
semata. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Semiawan, Conny R, Made Putrawan, dan Setiawan. 1998. Dimensi Kreatifdalam Filsafat
Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
https://123dok.com/document/zl93krlz-makalah-moralitas-ilmu-pengetahuan.html