Anda di halaman 1dari 11

PERANAN DAN PERILAKU ADIL BAGI MAHASISWA

DALAM BUDAYA AKADEMIK


( Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam)

DISUSUN OLEH :

NAMA : RATNA SARI HARAHAP


NIM : 2302015

PROGRAM STUDI S1 / ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PALUTA HUSADA
GUNUNG TUA

TAHUN 2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini dengan tepat waktu yang berjudul “Peranan
Dan Perilaku Adil Bagi Mahasiswa Dalam Budaya Akademik ”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat banyak bantuan oleh berbagai
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tepiani Dasopang, S.PdI, MA selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan tugas makalah dan bantuan dalam penyelesaian makalah
ini.
2. Teman – teman Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit, yang telah memberikan
motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.
3. Orang tua kami yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi
ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literatur guna membantu
mahasiswa dalam belajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Gunungtua, Oktober 2023

Penyusun

RATNA SARI HARAHAP


NIM : 2302015
i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………............ i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….... ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..............………………………………….. 1
1.2. Identifikasi Masalah ....................………………………... 2
1.3. Metode kajian …......................………………………….... 2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Budaya....……………………………………………......... 3
2.2. Budaya Akademik…………………………………………. 4
2.3. Adil…………………………………………....................... 5

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan ……… ...………………………..................... 7
3.2. Saran …………...…............................................................. 7

8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia perguruan tinggi yang dikenal sebagai komunitas yang senantiasa
menjunjung tinggi obyektifitas, kebenaran ilmiah dan uketerbukaan mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai jawaban dari
setiap permasalahan yang muncul di masyarakat dengan metode yang modern. Ilmu
pengatahun sendiri merupakan pengetahuan yang sistematik, rasional, empiris, umum
dan komulatif yang dihasilkan oleh akal pikiran manusia yang dibatasi oleh ruang dan
waktu. Tugas ini menjadi penting karena termasuk bagian dari pelaksanaan “Tri
Dharma” perguruan tinggi.
Untuk dapat mewujudkan “Tri Dharma” dalam perguruan tinggi sangatlah sulit
dan kemungkinan untuk gagal pun sangat besar, dan untuk mewujudkan ke tiga fungsi
itu berjalan dengan baik dibutuhkan etos kerja yang sangat kuat untuk mencapai
keberhasilan. Maka etos kerja tidak dapat diabaikan, etos kerja merupakan bagian yang
patut menjadi perhatian dalam keberhasilan mahasiswa dalam merintis karir di
kehidupan bermasyarakat. Namun Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan
kepribadian, perilaku, dan juga karakternya. Untuk itu mahasiswa harus memiliki jati diri
yang mampu merumuskan siapa dia. Selanjutnya jati diri menetapkan respon, atau
reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal terhadap tuntutan external dunia
kerja akan menetapkan etos kerja seseorang.
Mahasiswa dalam perguruan tinggi terdiri dari kumpulan orang yang memiliki
tujuan, kebutuhan, dan kepentingan yang bermacam-macam. Dalam perkuliahan, kita
berinteraksi dengan orang yang berbeda latar belakang dan karakter pribadi masing-
masing. Sikap terbuka diperlukan dalam kehidupan perguruan tinggi untuk menghindari
konflik antar kepentingan. Keterbukaan dijadikan landasan atau dasar untuk melakukan
interaksi dan komunikasi dalam pergaulan di dalam perguruan tinggi. Sikap
keterbukaan dapat mewujudkan sikap yang saling memahami, menghormati,
menghargai dan bekerja sama antar mahasiswa. Sikap adil juga sangat penting
kaitannya dengan kehidupan dalam perguruan tinggi, contoh sederhana saja pada saat
mengerjakan tugas kelompok, sikap adil atau keadilan sangatlah diperlukan dalam
mengerjakan tugas agar tidak terjadi berat sebelah atau memberatkan salah satu pihak.

1
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah dalam
pembahasan ini sebagai berikut : Peranan Dan Berlaku Adil Mahasiswa Dalam Budaya
Akademik
Masalah pokok dirinci sebagia berikut:
A. Apa yang dimaksud adil menurut pandangan Islam

B. Apa makna budaya akademik dalam sudut pandang Islam?

1.3 Metode Kajian


Metode kajian yang digunakan penulis dengan library research, yaitu dengan
mencari data – data via internet dan buku-buku terkait dengan Peranan Dan Berlaku
Adil Mahasiswa Dalam Budaya Akademik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas: “Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi, dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Sebuah budaya sering khusus untuk sebuah negara, bangsa, atau kelompok;
kebudayaan merupakan bagian dari identitas kelompok. Budaya tidak terbatas pada
suatu negara. Memahami budaya begitu penting untuk memahami bagaimana individu
mengandalkan kelompok atau masyarakat mereka.
“Perbedaan antara budaya dan ideologi yang mendasar dalam filsafat dan ilmu-
ilmu sosial. Untuk meringkas, dapat dikatakan bahwa ideologi adalah apa yang
biasanya Anda pikirkan dan percaya, sedangkan budaya adalah apa yang biasanya
Anda lakukan. Dengan kata lain, ideologi adalah seperangkat ide yang koheren yang
terkait bersama-sama, sedangkan budaya adalah seperangkat praktek yang berkaitan
dengan kelompok. Ada banyak ideologi yang berlawanan terkait dengan perubahan
iklim dan pemanasan global: mereka yang setuju dengan gagasan perubahan iklim dan
mereka yang menolak gagasan tentang pemanasan global. Keyakinan ini diatur dalam
ideologi yang memandu sikap kita, perilaku, dan tindakan”.1
Budaya itu sendiri sering berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda,
kata budaya juga sering berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda pula.
“Dalam antropologi, budaya sering dimaksudkan sebagai pola-pola perilaku dan berpikir
1
Laberge, Y. (2008). Culture. In S. G. Philander, Encyclopedia of global warming and climate 3
change. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
bahwa orang yang hidup dalam kelompok sosial belajar, membuat dan berbagi. Budaya
juga mendefinisikan kelompok atau masyarakat. Sekelompok orang yang berbagi
budaya umum (kepercayaan umum, aturan perilaku, bahasa, beberapa bentuk
organisasi sosial) merupakan suatu masyarakat. Dua aspek hubungan antara budaya
dan etika yang baik etika relatif terhadap waktu dan ruang dan pertanyaan etika dan
kebijakan apakah 'budaya' seharusnya dilindungi" (Boggio, C. A. (2006)).2

2.2 Budaya Akademik


“Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas
dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh
warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian”.
(Seperti Aku Seperti Jiwaku, Selasa, 6 Maret 2012).3
Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak
maju bersama dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman.
Perubahan dan pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi
yang ideal senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan
dan mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama
mereka yang memegang teguh idealisme dan gagasan tentang kemajuan. Perubahan
dan pembaharuan ini hanya dapat terjadi apabila digerakkan dan didukung oleh pihak-
pihak yang saling terkait, memiliki komitmen dan rasa tanggung-jawab yang tinggi
terhadap perkembangan dan kemajuan akan budaya akademik.
Pemilikan budaya akademik ini seharusnya menjadi idola setiap insan akademisi
perguruaan tinggi, yaitu dosen dan mahasiswa. Derajat akademik tertinggi bagi seorang
dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar (profesor).
Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik
yang setinggi-tingginya.
Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi
akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu referensi
dari berbagai sumber, aktual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dan
sebagainya. Dengan melakukan aktivitas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan
budaya mutu (quality culture) yang secara bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam
perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruaan
tinggi.
2
Boggio, C. A. (2006). Culture. In M. Cohen, The essentials of philosophy and ethics. London, UK:
Routledge.
3
http://richoareviant.blogspot.co.id/2012/03/budaya-akademik.html
https://jukurenshita.wordpress.com/2010/10/25/budaya-akademik-dan-etos-kerja-dalam-islam/ 4
Oleh karena itu, tanpa melakukan kegiatan-kegiatan akademik, mustahil seorang
akademisi akan memperoleh nilai-nilai normatif akademik. Bisa saja ia mampu
berbicara tentang norma dan nilai-nilai akademik tersebut didepan forum namun tanpa
proses belajar dan latihan, norma-norma tersebut tidak akan pernah terwujud dalam
praktik kehidupannya. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-segan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan tertentu, baik disadari ataupun tidak.
Dilihat secara logika, bagaimana bisa mengharapkan adanya output yang
berkompeten dan berkarakter jika di lingkungan pendidikan tersebut seolah tidak
pernah menanamkan ilmu dasar untuk itu. Padahal, jika budaya akademik kampus
yang positif dan mampu diterapkan dengan maksimal, akan mampu mendorong
tumbuhnya iklim sosial dan interaksi yang sehat antar civitas akademika. Serta mampu
menggali potensi diri para mahasiswa, dan mampu untuk membentuk mereka tidak
hanya dari oleh pikir, tapi juga dari olah hati, olah raga, dan olah rasa/karsa.
Ciri-ciri perkembangan budaya akademik mahasiswa, dapat dilihat dari
berkembangnya; (1) Kebiasaan membaca dan penambahan ilmu dan wawasan, (2)
Kebiasaan menulis, (3) Diskusi ilmiah, (4) Optimalisasi organisasi kemahasiswaan, (5)
Proses belajar-mengajar
Norma-norma akademik merupakan hasil dari proses belajar dan latihan.Hal
tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan
akademik melalui rekayasa faktor lingkungan. Diantaranya, dapat dilakukan melalui
strategi yang meliputi: (1) keteladanan, (2) intervensi, (3) pembiasaan yang dilakukan
secara konsisten, dan (4) penguatan” (Zuchdi, 2010: 29).
“Dengan kata lain perkembangan dan pembentukan budaya akademik
memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses
pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus dalam jangka panjang yang
dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur
yang diterapkan oleh Perguruan Tinggi” (Masruroh, A., & Mudzakkir, M. (2013)). 4

2.3 Adil
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, “Adil berasal dari bahasa Arab yang
berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil
bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian
orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama,
5
hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku”. 5
4
Masruroh, A., & Mudzakkir, M. (2013). Praktik Budaya Akademik Mahasiswa. Jurnal
Paradigma, 1(2),
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Adil
Keadilan adalah milik seluruh umat manusia tanpa memandang suku, agama,
status jabatan ataupun strata sosial. Di bidang yang selain persoalan hukum, keadilan
bermakna bahwa seseorang harus dapat membuat penilaian obyektif dan kritis kepada
siapapun dan apapun. Mengakui adanya kebenaran, kebaikan dan hal-hal positif yang
dimiliki kalangan lain yang berbeda agama, suku dan bangsa dan dengan lapang dada,
membuka diri untuk belajar serta dengan bijaksana memandang kelemahan dan sisi-
sisi negatif mereka dengan tidak membandingkan dengan diri sendiri atau kalangan
lain.
Adil dapat diartikan menempatkan berbagai kekuatan batiniah secara tertib dan
seimbang (al-Hufiy, 2000 :26). Untuk mewujudkan sikap adil harus dilatih terus menerus
secara berkesinambungan, yang bererti pembiasaan berlaku adil. “Mulai sekarang,
mulai yang sederhana, dan mulai dari diri sendiri”,Inilah komitmen untuk mulai
pembiasaan berlaku adil. Jika langkah awal ini dapat dilalui dengan baik, tentu mudah
menjalar kepada orang lain, apalagi kalau yang memulai komitmen itu adalah orang
yang memiliki pengaruh di masyarakat di mana ia berada karena salah satu naluri
manusia adalah meniru idola. Jika idola tidak bersikap adil, tentu para fansnya akan
meniru tidak adil pula. 6

.
6
http://alifviarahma.blogspot.co.id/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-sikap.html.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan kami tentang Budaya Akademik tersebut, maka kami
dapat menarik kesimpulkan bahwa : Pertama, Budaya merupakan suatu cara hidup
yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh individu atau lebih, dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kedua, Budaya Akademik tersebut dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga
masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Dan yang terakhir, Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah,
jujur, lurus, dan tulus. Adil juga memiliki makna suatu sikap yang bebas dari
diskriminasi dan ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang
sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara),
maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku

3.2 Saran
Janganlah karena perbedaan budaya tersebut dijadikan sebagai tolak ukur di
dalam menjalin hubungan pertemanan yang berbeda kebudayaannya. Sebelum
mengenal sesorang terlebih dahulu, maka kita wajib memahami makna dari perbedaan
budaya itu sendiri.

7
DAFTAR PUSAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Laberge, Y. (2008). Culture. In S. G. Philander, Encyclopedia of global warming and


climate change. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Boggio, C. A. (2006). Culture. In M. Cohen, The essentials of philosophy and ethics.


London, UK: Routledge.

https://nofiputriaw.wordpress.com/2012/12/10/makalah-kebudayaan/

http://richoareviant.blogspot.co.id/2012/03/budaya-akademik.html

https://jukurenshita.wordpress.com/2010/10/25/budaya-akademik-dan-etos-kerja-
dalam-islam/

http://richoareviant.blogspot.co.id/2012/03/budaya-akademik.html

Masruroh, A., & Mudzakkir, M. (2013). Praktik Budaya Akademik Mahasiswa. Jurnal
Paradigma, 1(2), 2.

Astarani, K. (2012). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Etos Kerja Perawat


Magang di Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal Penelitian STIKES Kediri, 4(1),
17-23.

Raymond, D. C. (2001). Work. In L. C. Becker, & C. B. Becker (Eds.), Encyclopedia of


ethics. London, UK: Routledge.

http://agusharriyanto.blogspot.co.id/2013/04/materi-bab-iii-keterbukaan-dan
keadilan.html

http://pkn-ips.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-dan-prinsip-keterbukaan.html

https://www.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=708484219247804&id=669739213122305

https://id.wikipedia.org/wiki/Adil

http://alifviarahma.blogspot.co.id/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-sikap.html

Anda mungkin juga menyukai