Dosen Pengampu
Rani Setiawaty S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh:
Dosen Pengampu
Rani Setiawaty S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang tidak ternilai harganya. Sholawat
serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya. Atas izinNya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“ALIRAN ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PRAGMATISME”.Dalam
penyusunan makalah ini, kami banyak melibatkan pihak yang telah rela
meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran, bimbingan serta informasi-
informasi yang diperlukan. Untuk itu, dengan kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih.Dengan menyadari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang
kami miliki, maka kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya dan senantiasa mendapat ridho
Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ⅱ
DAFTAR ISI.................................................................................................... ⅲ
BAB I...............................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Pembelajaran.............................................................................1
BAB II..............................................................................................................
PEMBAHASAN..............................................................................................
A. pragmatisme menurut para tokoh......................................................... 2
B. pandangan aliran pragmatisme............................................................. 7
C. hubungan pragmatisme tentang pendidikan......................................... 8
D.implikasi aliran pragmatisme bagi pendidikan...................................... 10
E.implikasi aliran pragmatisme bagi kebudayaan..................................... 13
BAB III............................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16
iii
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran pragmatisme merupakan aliran yang mementingkan asas
kebermanfaatan suatu teori. Dalam hal ini, teori itu teruji kebenarannya
jika sudah nyata kebermanfaatannya. Sehingga kebenaran bersifat relatif
atau tidak mutlak.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pragmatisme menurut para tokoh?
2. Apa saja pandangan aliran pragmatisme?
3. Bagaimana hubungan pragmatisme tentang pendidikan?
4. Bagaimana implikasi aliran pragmatisme bagi pendidikan?
5. Bagaimana implikasi aliran pragmatisme bagi kebudayaan?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui apa arti pragmatisme menurut para tokoh
2. Untuk memahami pandangan aliran pragmatisme
1
3. Untuk memahami hubungan pragmatisme tentang pendidikan
4. Untuk memahami implikasi aliran pragmatisme bagi pendidikan
5. Untuk memahami implikasi aliran pragmatisme bagi kebudayaan
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
A.Pengertian pragmatisme
Pragmatisme berasal dari bahasa yunani yaitu pragmatikos, kemudian
dalam bahasa latin jadi pragmaticus. Sementara itu dalam harfiah, pragmatikos
yakni cakap dan berpengalaman dalam masalah, dagang, masalah negara, serta
hukum. Serta dalam bahasa Inggris jadi kata pragmatic, yang maksudnya hal- hal
instan yang berkaitan dengan permasalahan hidup tiap hari. Dalam perihal ini
pragmatisme lebih menekankan hasil yang bisa dimanfaatkan dari suatu teori
sebab berhubungan langsung dengan aksi, bukan cuma hanya spekulasi.
2
Pragmatisme sangat berpengaruh di Amerika. Salah satu tokohnya
yang populer yakni John Dewey( 1859- 1952). Tentang Dewey, Charles Patterson
berkomentar kalau dia merupakan seseorang yang sangat mempengaruhi dalam
kehidupan filsafat Amerika serta jadi seseorang pejuang dalam“ pembelajaran
progresif” secara luas. John Dewey merupakan seseorang filsuf asal Amerika,
yang lahir di Burlington, Vermont, pada tahun 1859. John Dewey bukan cuma
aktif selaku seseorang penulis ataupun filsuf, namun aktif pula selaku seseorang
pendidik serta kritikus.
Dia pada mulanya banyak menekuni filsafat Hegel. Tetapi setelah itu dia
bertabiat kritis terhadap filsafat Hegel sebab memandang kalau aliran idealisme
ini sangat menutup area hidup manusia pada ukuran kognitif intelektual sekedar.
John Dewey sangat prihatin dengan masalah- masalah sosial, ekonomi serta
pemerintahan. Dia begitu tertarik buat melaksanakan pemecahan terhadap
masalah- masalah perkembangan sosial lewat eksperimentasi ilmiah.
3
melainkan dunia. Bagi para tokoh pragmatisme, dunia merupakan proses ataupun
tata, di mana manusia hidup di dalamnya. Sebutan dunia di mari bisa dikira selaku
perihal yang persamaan kata(sinonim) dengan kosmos serta kenyataan.
Kemajuan( progresi) jadi inti atensi pragmatisme yang sangat besar. Oleh
sebab itu, pragmatisme memandang sebagian bidang ilmu pengetahuan selaku
bagian- bagian utama dari kebudayaan. Baginya, bidang- bidang ilmu
pengetahuan inilah yang sanggup meningkatkan kemajuan kebudayaan.
Kelompok ilmu ini meliputi ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.
Ilmu- ilmu ini ditatap sudah meningkatkan perihal yang hakiki untuk kemajuan
kebudayaan pada biasanya serta untuk pragmatisme pada spesialnya. Dengan
demikian jelaslah kalau tidak hanya kemajuan area, pengalaman pula menemukan
atensi berarti dalam pragmatisme.
4
John Dewey merupakan seseorang pragmatis. Baginya, filsafat bertujuan
buat membetulkan kehidupan manusia dan lingkungannya ataupun
mengendalikan kehidupan manusia dan aktivitasnya buat penuhi kebutuhan
manusiawi.
5
pengalaman itu pula, hingga apa yang diucap selaku“ penyelidikan”( inquiry)
merupakan sangat berarti.
Berpikir secara lurus ialah rangkaian upaya buat menghubungkan ide- ide
sedemikian rupa sehingga ide- ide itu mengetuai buat mendapatkan hasil yang
memuaskan. Ide- ide hendak berguna dalam penyelesaian permasalahan yang
dialami manusia. Kecerdasan manusia ialah suatu yang bertabiat kreatif serta
berbentuk pengalaman yang terus diwujudkan dalam aksi instan. Seluruh
kecerdasan ini ialah faktor pokok dalam seluruh pengetahuan manusia. John
Dewey menarangkan kalau dengan eksperimen, manusia setelah itu ditunjukan
pada pengambilan keputusan sehingga secara demikian manusia memastikan hari
depannya. Kecerdasan manusia menghasilkan hari depannya bisa
diimplementasikan dengan jalur melaksanakan tindakan- tindakan.
6
dalam praktiknya kebenaran itu mempunyai nilai fungsional senantiasa. Seluruh
statment yang kita anggap benar pada dasarnya bisa berganti.
Bagi Dewey, manusia hidup di dunia ini yang belum berakhir penciptaannya.
Perilaku Dewey bisa dimengerti dengan sebaik- baiknya dengan mempelajari 3
aspek dari instrumentalisme. Awal, kata“ temporalisme” yang berarti kalau
terdapat gerak serta kemajuan nyata dalam waktu. Kedua, kata“ futurisme”,
mendesak manusia buat memandang hari besok serta tidak pada hari kemarin.
Ketiga,“ milionarisme”, berarti kalau dunia bisa terbuat lebih baik dengan tenaga
manusia. Pemikiran ini setelah itu dianut oleh William James.
7
3. Fokus pada pengalaman serta eksperimen: Pragmatisme menekankan berartinya
pengalaman empiris serta eksperimen dalam menguji gagasan serta teori. Mereka
yakin kalau lewat pengalaman instan serta eksperimen, kita bisa menguasai apa
yang bekerja serta apa yang tidak, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih
bijaksana.
6. Penekanan pada demokrasi serta pembelajaran: Salah satu donasi berarti aliran
pragmatisme merupakan penekanannya pada pembelajaran serta demokrasi. John
Dewey, seseorang tokoh pragmatis populer, memandang pembelajaran selaku
fasilitas buat menghasilkan warga yang lebih baik serta lebih demokratis.
8
fokus pada hasil instan, pengalaman, serta relevansi dalam proses pendidikan.
Sebagian poin utama tentang pembelajaran dalam kerangka pemikiran
pragmatisme merupakan selaku berikut:
5. Tata cara Sosial: Pendidikan dalam pembelajaran pragmatis kerap dicoba lewat
interaksi sosial. Siswa diajarkan buat bekerja sama, berkolaborasi, serta berbicara
dalam kelompok, sebab keahlian ini penting dalam kehidupan sosial serta handal.
9
yang mereka pelajari dalam suasana nyata. Tes dan evaluasi harus relevan dengan
tujuan instan pembelajaran.
10
memampukan subjek didik buat menafsirkan serta memaknai rangkaian
pengalamannya sedemikian rupa, sehingga dia terus bertumbuh serta diperkaya
oleh pengalaman tersebut.
Pengalaman baru peserta didik diperoleh dari sekolah, baik yang dirancang
ataupun tidak. Penentuan pengalaman yang diperoleh di sekolah wajib
memandang ke depan, ialah tuntutan warga di masa depan, sebab pergantian yang
dicoba dikala ini hendak diperoleh hasilnya di masa depan. Penumpukan
pengetahuan baru untuk peserta didik memastikan keahlian partisipan didik.
Keahlian ini kerap dibaca dengan kompetensi, ialah keahlian yang bisa dicoba
oleh partisipan didik. Kompetensi ini sangat berarti dalam masa globalisasi, sebab
persaingan yang terjalin terletak pada kompetensi lulusan lembaga pembelajaran
ataupun pelatihan. Kompetensi lulusan ini ditetapkan oleh pengalaman belajar
peserta didik, sedang pengalaman belajar ini ialah bagian dari kurikulum sekolah.
11
3. Pemikiran tentang Partisipan Didik
Dalam pengamatan Dewey, dia menciptakan kalau metode kanak- kanak
belajar banyak perihal merupakan sama dengan orang berusia, yang berbeda
cumalah data yang mereka butuhkan buat membongkar masalah- masalah yang
mereka paham dalam sudut pandang mereka sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran
baginya tidaklah tujuan pada dirinya sendiri, namun hendak bermakna dalam
rangka pemecahan masalah- masalah. Siswa yang sangat muda‘ bermain’ rumah-
rumahan, belajar bermacam tugas semacam memasak, menjahit, menggergaji
serta memaku kayu serta membuat perabotan. Namun selagi bermain, mereka juga
belajar matematika dengan mengukur, menaikkan serta mengurangi. Mereka juga
belajar membaca dengan melihat resep masakan, serta belajar pola dan rencana
dalam proses menjahit.
12
cuma selaku setting sekolah, namun tempat dimana pengalaman diperoleh) dilihat
di dalam hubungannya dengan suatu laboratorium keilmuan dimana gagasan
diletakkan buat diuji serta dikritisi. Riset lapangan, dalam catatan kalangan
pragmatis, jelas berikan keuntungan- keuntungan lebih, sebab berikan peluang
berhubungan langsung dengan area.
Ialah benar kalau riset lapangan serta pengalaman aktual yang lain banyak
menyita waktu. Tetapi, dengan tata cara itu mereka tampak lebih termotivasi.
Selaku contoh, seorang belajar lebih tentang industri susu dan sapi dengan
langsung ke gudang serta pemerahan, membaur serta mendengar suara seekor sapi
daripada dengan seminggu membaca serta memandang proses pada layar film.
Dengan demikian, metodologi pragmatisme merupakan langsung dengan
pengalaman mereka.
Dengan kata lain, anak- anak, menurut Dewey, seharusnya secara bertahap
berganti dari belajar bersumber pada pengalaman langsung ke tata cara belajar
yang seakan mengalami sendiri/ dialami oleh orang lain.
13
2. Fleksibilitas dan Evolusi: Pragmatisme menekankan kalau ide- ide dan nilai-
nilai tidak bersifat tetap maupun dogmatis. Mereka bisa berganti seiring waktu
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan praktis. Dalam konteks budaya, ini berarti
kalau nilai- nilai budaya juga bisa berganti seiring waktu sesuai dengan perubahan
dalam masyarakat dan lingkungan.
14
Dalam totalitas, aliran pragmatisme dapat mengubah metode kita memahami,
menghargai, dan berinteraksi dengan budaya. Perihal ini mendorong kita untuk
fokus pada aspek praktis dan hasil dari budaya, sambil tetap mengakui
kepentingan pengalaman individu dan keragaman nilai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dapat disimpulan bahwah pragmatisme adalah suatu aliran yang menitik
beratkan nilai kebenaran pada sebuah kegunaan atau manfaat secara
praktis. Jadi, jika hanya sebatas ide yang tidak memberikan nilai guna,
dianggap tidak benar.
2. Jadi kesimpulan menurut para ahli
a. john dewey, menurutnya aliran pragmatisme bertujuan memperbaiki
kehidupan manusia dan lingkungannya dan juga mengatur kehidupan
manusia serta aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhannya.
b. wiliam james dalam bukunya yang berjudul “arti kebenaran”
berpendapat bahwa tidak ada kebenaran mutlak yang berdiri sendiri
tanpa ada akal yang mengenal yang ada hanya kebenaran-kebenaran.
Karena kebenaran bisa kita koreksi bersamaan dengan pengalaman-
pengalaman yang kita lalui
3. Jadi Pandangan pragmatisme adalah kebenaran adalah praktis,penolakan
terhadap kebenaran absolut, fokus pada pengalaman dan
15
eksperimen,akomodasi terhadap perubahan,konsekuensialisme,penekanan
pada demokrasi dan pendidikan
4. Implikasi pragmatisme pada bidang pendidikan
a)Pengalaman sebagai guru
b)Pembelajaran Kontekstual
c)Tujuan praktis
d)Problem solving
e)Metode sosial
f)Pengukuran hasil
5. implikasi aliran pragmatisme pada kebudayaan
Penekanan pada Konsekuensi Praktis,Fleksibilitas dan Evolusi,Pentingnya
Eksperimen dan Inovasi,Peran Individu,Pluralisme Nilai,Penekanan pada
Praktik dan Penilaian Berdasarkan Hasil
DAFTAR PUSTAKA
16
- Wasitohadi. (2012). Pragmatisme, Humanisme dan Implikasinya bagi Dunia
Pendidikan di Indonesia. Satya Widya, 28(2), 175-189.
- Anamofa, J.N. (2018). Pragmatisme Pendidikan: Belajar dari John Dewey. INA-
Rxiv
Papers, 1-5. https://doi.org/10.31227/osf.io/7hs34
- Dardiri, A. (2007). Implikasi Implikasi Pandangan Filsafat Pragmatisme Richard
Rorty tentang Epistemologi dalam Bidang Pendidikan. Cakrawala
Pendidikan, 2(2), 213-234.
17