FILSAFAT PENDIDIKAN
“PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN”
Dosen pengampu : Dr. Dina Ampera, M.Pd
Nur Basuki, S.Pd., M.Pd., M.Pd.T
Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan kemudahan
kepada kami dalam mengerjakan makalah ini dengan tepat waktu dan telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani baik akal maupun pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Peranan Filsafat Pendidikan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan dengan dosen pengampu Ibu Dr. Dina Ampera, M.Pd dan Bapak Nur
Basuki, S.Pd., M.Pd., M.Pd.T.
Kemudian daripada itu, kami sadar akan banyaknya kekurangan dan kesalahan di dalam makalah
ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dina Ampera, M.Pd dan Bapak Nur Basuki,
S.Pd., M.Pd., M.Pd.T selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak terkhusus bagi pembaca, dan apabila terdapat kesalahan kata ataupun kalimat kami
mohon maaf.
September 2020
Penyusun
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Pengertian Nativisme dan Naturalisme
5. Teori Konvergensi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar Mahasiswa mampu memahami
konsep ilmu pendidikan, peranan filsafat dalam perencanaan program pendidikan, dan
penerapan filsafat pendidikan di sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Menyelidiki perbandingan pengaruh Filsafat-ilsafat yang bersaing di dalam proses
kehidupan.
2. Kemungkinan proses-proses pendidikan dan pembinaan watak keduanya, mengusahakan
untuk menemukan pengelolaan pendidikan yang dikehendaki untuk membina watak yang
paling konstruktif bagi golongan muda dan tua.
4
lahir mempunyai pembawaan yang baik, namun pembawaan yang baik menjadi rusak oleh
tangan manusia sendiri. Artinya, pendidikan akan dapat merusak pembawaan anak yang baik,
karena aliran ini tidak memandang perlu adanya pendidikan bagi pengembangan bakat dan
kemampuan anak.
Dari kedua pandangan tersebut, jelas bahwa pendidikan yang pesimis dapat berjalan dengan
pandangan optimis alamiah. Yakni, membiarkan anak terdidik secara alami sesuai dengan
hukum perkembangan dalam proses yang berlangsung sewajarnya. Sehingga, bukan orangtua
maupun guru yang akan memimpin dan membimbing seseorang ke arah kedewasaan, berdiri
sendiri, dan bertanggung jawab, melainkan tergantung kepada alam, hidup, dan pengalaman
mereka dalam kehidupan.
2.3.3 Teori Konvergensi
Teori atau aliran konvergensi ini ingin mengompromikan dua macam aliran yang ekstrem,
yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme. Tokoh aliran ini lalah William Stern (1871–
1938), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa pembawaan dan
lingkungan sama pentingnya, kedua-duanya sama berpengaruh terhadap hasil perkembangan
anak didik.
Hasil perkembangan dan pendidikan anak tergantung kepada besar kecilnya pembawaan
serta situasi lingkungannya. Walaupun dalam keadaan pembawaan yang sama, pengaruh
lingkungan pada manusia dapat dibuktikan. Kemampuan dua orang anak kembar, yang ketika
lahir sudah dapat ditentukan oleh dokter bahwa pembawaan mereka sama, tetapi jika
dibesarkan dalam lingkungan yang berlainan mereka akan berlainan pula perkembangan
jiwanya. Jadi, dari pandangan teori konvergensi ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu
adalah
a) Pendidikan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik.
b) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak untuk
mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk.
c) Hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan dan lingkungan.
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai peranan dan fungsi filsafat pendidikan bagi para
pendidik yaitu sebagai berikut
o Fungsi Spekulatif Untuk melaksanakan fungsi spekulatif ini, maka filsafat pendidikan
berusaha melakukan hal berikut:
1) Menarik kesimpulan atau merangkum berbagai persoalan pendidikan ke dalam suatu
gambaran pokok atau aksioma, melalui proses abstrak dan generalisasi. Atau menurut
Brubacher, seperti dalam fungsi ini educational philosophy makes an endeavor to be
sinoptic.
2) Memahami persoalan pendidikan secara keseluruhan, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi pendidikan.
o Fungsi Normatif Selanjutnya menurut Brubacher, dalam fungsi ini filsafat pendidikan
diharapkan mempunyai tanggung jawab terhadap formulasi tujuan, norma, atau standar
5
untuk mengarahkan proses pendidikan. Dan, norma yang disesuaikan dengan kenyataan
yang telah dipertimbangkan, baik secara normatif maupun menurut kenyataan ilmiah.
o Fungsi Kritik ,inilah beberapa fungsi kritik yang terdapat filsafat pendidikan yakni sebagai
beikut:
1) Menguji dasar-dasar pemikiran logis.
2) Menguji dengan teliti bahwa bahasa yang digunakan benar-benar harus baku dan jelas.
3) Memerlukan bukti yaitu bukti yang dapat diterima untuk menguatkan atau menyangkal
ungkapan-ungkapan fakta tentang pendidikan.
o Fungsi Teori bagi Praktik yaitu dengan adanya Konsep, ide, analisis, dan kesimpulan-
kesimpulan yang terdapat dalam filsafat pendidikan berfungsi sebagai teori.Sedangkan,
filsafat memberikan prinsip-prinsip umum bagi suatu praktik dan tampak bahwa filsafat
dan ilmu pendidikan dipandang sebagai bidang-bidang ilmu yang saling melengkapi .
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan
dan pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan.
Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam
pembelajaran.Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuh
aspek pengalaman.
Adapula pandangan killpatrick yang mudah dipahami tentang peranan dan fungsi filsafat
adalah sebagai berikut :
1. Menyelidiki perbandingan pengaruh filsafat-filsafat yang bersaing di dalam proses
kehidupan.
2. Kemungkinan proses-proses pendidikan dan pembinaan watak keduanya, mengusahakan
untuk menemukan pengelolaan pendidikan yang dikehendaki untuk membina watak yang
paling konstruktif bagi golongan muda dan tua.
Menurut aliran empirisme, kepribadian didasarkan pada lingkungan pendidikan yang
didapatnya, atau perkembangan jiwa seseorang semata-mata bergantung pada pendidikan.
Menurut pandangan nativisme dan naturalisme, jelas bahwa pendidikan yang pesimis dapat
berjalan dengan pandangan optimis alamiah. Yakni, membiarkan anak terdidik secara alami
sesuai dengan hukum perkembangan dalam proses yang berlangsung sewajarnya. Sehingga,
bukan orangtua maupun guru yang akan memimpin dan membimbing seseorang ke arah
kedewasaan, berdiri sendiri, dan bertanggung jawab, melainkan tergantung kepada alam,
hidup, dan pengalaman mereka dalam kehidupan.
Menurut pandangan teori konvergensi dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah
a) Pendidikan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik.
b) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak untuk
mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk.
c) Hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan dan lingkungan.
3.2 Saran
Di dalam makalah kami mengenai Peranan Filsafat Pendidikan ini kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun penulisan yang tidak sesuai
dengan sistem penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu kepada pembaca agar dapat mengkritik
dan memberikan saran yang membangun makalah kami.
7
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Muhammad.2015.Filsafat Pendidikan.Jakarta:PrenadaMedia
Amka,H.2019.Filsafat Pendidikan.Sidoarjo:NizamiaLearningCenter