Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANAN DAN FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Drs. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.
Mata Kuliah :
Filsafat pendidikan
Disusun Oleh :
Arifin, M.Hazel, Atika, Cahya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Peranan Dan Fungsi Filsafat Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang peranan dan
fungsi filsafat pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
bekerja sama dan memberi ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Maka dari itu, kami sangat menyadari bahwa makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menunggu
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jambi, 01 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Filsafat .................................................................................... 3

2.2 Peranan filsafat dalam Ilmu pengetahuan................................................. 4

2.3 Hakikat Filsafat Ilmu ................................................................................ 5

2.4 Fungsi Filsafat Dalam Pendidikan ........................................................... 6

2.5. Hubungan Filsafat Dan Pendidikan ......................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10

3.2 Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus
merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan
induk atau ibu dari semua ilmu (mater scientiarum). Karena objek material
filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu
membutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari
filsafat. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai
induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri,
yang juga mengalami spesialisasi.

Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah
filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila
pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini
dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta
yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga
sejalan dengan pengetahuan ilmiah (Permana, S. A. 2024). Berfilsafat
sesungguhnya dilakukan dalam masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa pada hakekatnya filsafat pun membantu masyarakat dalam
memecahkan masalah-masalah kehidupan. Salah satu tujuan tulisan ini adalah
menunjukkan bantuan apa yang dapat diberikan filsafat kepada hidup
masyarakat. Selain filsafat, ilmu-ilmu pengetahuan pun pada umumnya
membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia. Akan tetapi,
ilmu-ilmu pengetahuan, seperti biologi, kimia, fisiologi, ekonomi, dan lain
sebagainya secara hakiki terbatas sifatnya. (Anwar, M. 2015)

Makalah ini merupakan ulasan tentang filsafat, peranan dan kontribusi


filsafat berhadapan dengan ilmu-ilmu pengetahuan, serta bagaimana filsafat
membantu masyarakat menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan fundamental yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Makalah ini juga mengulas tentang hubungan filsafat dengan kebenaran.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada
makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat?


2. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu?
3. Bagaimana peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan?
4. Bagaimana fungsi filsafat dalam Pendidikan?
5. Bagaimana hubungan filsafat dan Pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini yaitu
sebagai berikut:

1. Mengetahui yang dimaksud dengan filsafat


2. Mengetahui yang dimaksud dengan filsafat ilmu
3. Mengetahui peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan
4. Mengetahui fungsi filsafat dalam Pendidikan
5. Mengetahui hubungan filsafat dan Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Filsafat secara harfiah berasal kata Philo berarti cinta, Sophos berarti
ilmu atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau
hikmah. Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa
Yunani, philosophia: philos berarti cinta (loving), Sophia berarti pengetahuan
atau hikmah (wisdom), jadi Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau cinta pada kebenaran. Pelaku filsafat berarti filosof, berarti: a lover of
wisdom. Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang
menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya.
Ariestoteles (filosof Yunani kuno) mengatakan filsafat memperhatikan seluruh
pengetahuan, kadang kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud
(ontologi). Adapun pengertian filsafat mengalami perkembangan sesuai era
yang berkembang pula. Pada abad modern (Herbert) filsafat berarti suatu
pekerjaan yang timbul dari pemikiran. Terbagi atas 3 bagian: logika, metafisika
dan estetika (termasuk di dalamnya etika). (Permana, S. A. 2024)

Filsafat menempatkan pengetahuan sebagai sasaran, maka dengan


demikian pengetahuan tidak terlepas dari pendidikan. Jadi, filsafat sangat
berpengaruh dalam aktifitas pendidikan seperti manajemen pendidikan,
perencanaan pendidikan, evaluasi pendidikan, dan lain-lain. Karena ada
pengaruh tersebut, maka dalam makalah ini mencoba untuk membahas tentang
keterkaitan paradigma aliran-aliran filsafat tersebut dengan kajian pendidikan
khususnya manajemen pendidikan. (Faiz, A. 2021).

Dari pengertian ini, orang dapat memahami bahwa tujuan filsafat, pada
mulanya adalah mulia. Yakni, memuat orang cinta kebijaksanaan, dan
seterusnya menjadi bijaksana. Filsafat merupakan hasil pemikiran yang
didasarkan pada rasio (akal), dan karena rasio (akal) adalah anugerah Allah,
maka capaiannya kadang-kadang bisa benar. Tetapi, karena ia bukan wahyu,
maka akal pun bisa keliru. sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu lain, produk
filsafat tidak semuanya baik, tetapi ada yang buruk. Sisi buruknya bisa sangat

3
berbahaya. Sebab filsafat berbicara tentang berbagai persoalan penting, antara
lain tentang manusia, agama, dan Tuhan. Liberalisame, Ateisme, Marxisme,
Komunisme, adalah sekadar beberapa contoh produk filsafat yang “dinilai”
bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan demikian, beberapa pemikiran
filsafat memang dapat membahayakan akidah, khususnya akidah orang awam.
Adapun bidang kajian filsafat adalah (Zen, Z., & Zuwirna, M. P. 2022) :

a. Ontologis ialah bidang filsafat yang menyelidiki jenis dan hakikat


ada, yang bersumber dari pengalaman manusia melalui pancaindera.
b. Epistemologis ialah bidang filsafat yang menyelidiki sumber, syarat,
dan proses terjadinya ilmu pengetahuan, berupa gabungan logika
deduktif dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis.
c. Axiologis ialah bidang filsafat yang menyelidiki pengertian, jenis,
tingkat, sumber, dan hakikat nilai secara kesemestaan, dalam artian
kemaslahatan, kebaikan, dan kemanfaatan bagi manusia.

2.2 Peranan filsafat dalam Ilmu pengetahuan


Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam
mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup.
Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur
perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan
kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu
manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan
mengorganisasikan proses pencariannya.

Alasan mengapa ilmu pengetahuan menjadi begitu unggul. Pertama,


karena ilmu pengetahuan mempunyai metode yang benar untuk mencapai
hasil-hasilnya. Kedua, karena ada hasil-hasil yang dapat diajukan sebagai bukti
keunggulan ilmu pengetahuan. Dua alasan yang diungkapkan Prasetya
tersebut, dengan jelas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memainkan
peranan yang cukup penting dalam kehidupan umat manusia. Akan tetapi, ada
pula tokoh yang justru anti terhadap ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang
cukup terkenal dalam hal ini adalah Paul Karl Feyerabend. Sikap anti ilmu
pengetahuannya ini, tidak berarti anti terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri,

4
tetapi anti terhadap kekuasaan ilmu pengetahuan yang kerap kali melampaui
maksud utamanya. Feyerabend menegaskan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan
tidak menggunguli bidang-bidang dan bentuk-bentuk pengetahuan lain.
Menurutnya, ilmu-ilmu pengetahuan menjadi lebih unggul karena propaganda
dari para ilmuan dan adanya tolak ukur institusional yang diberi wewenang
untuk memutuskannya.

Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu sumbangan agar


pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran. Filsafatlah yang secara
langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di dalam
filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran
dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai. Tampak
jelas bahwa filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian
itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara
kritis sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian
itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan
filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan
masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari. Inilah
yang menunjukkan kekhasan filsafat di hadapan berbagai ilmu pengetahuan
yang ada. Filsafat selalu terbuka untuk berdialog dan bekerjasama dengan
berbagai ilmu pengetahuan dalam rangka pencarian akan kebenaran. Baik ilmu
pengetahuan maupun filsafat, bila diarahkan secara tepat dapat sangat
membantu kehidupan manusia.

2.3 Hakikat Filsafat Ilmu


Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state) yang
mengetahui sesuatu yaitu menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata
lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Seiring dengan
perkembangan, Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu yang merupakan
ciri khas manusia karena manusia adalah satusatunya makhluk yang dapat
mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh dibandingkan dengan
makhluk ciptaan lainnya yang memiliki keterbatasan hidup (survival).

5
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu
merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan
pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling pengaruh
antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan
filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan
keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut
akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru (Hw, T. W. G. 2013).
Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada
strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan
sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau
kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia.

2.4 Fungsi Filsafat Dalam Pendidikan


Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara
bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai
konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar
materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri
peserta didik.
Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang teleologis,
bertujuan.Tujuan proses pengembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan,
kematangan. Sebab potensi manusia yang paling alamiah yaitu bertumbuh

6
menuju ketingkat kedewasaan, kematangan. Potensi ini akan terwujud apabila
prakondisi alamiah dan sosial manusia memungkinkan, misalnya : iklim,
makanan, kesehatan, keamanan relatif sesuai dengan kebutuhan manusia.
Manusia kemudian melihat kenyataan, bahwa tidak semua manusia
berkembnag sebagaimana diharapkan lahirlah didalam pemikiran manusia
problem-problem tantang kemungkinan-kemungkinan perkembangan potensi
manusia itu.
Filsafat pendidikan juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan
atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan
oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan
bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini
adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu.
Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-
data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat
disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan
berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).
Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang
telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut
pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan
nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan
yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan
sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam
Masyarakat (Tola, B. 2014). Di samping itu, adalah merupakan kenyataan
bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-
sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya
akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi
filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori
pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai
dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.

7
2.5. Hubungan Filsafat Dan Pendidikan
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan
horizontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat
pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan hozisontal,
meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu
dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang
merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada
penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan
filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
(Soeprapto, S. 2013).

Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas


atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti
pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan
pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara
disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian dan
pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.

Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya
ilmu terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya
pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya
dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.

Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting


sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Filsafat merupakan ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha
dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah
laku, bahkan membina kepribadian manusia. Menurut Soeprapto, S. (2013).
Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatian
dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:

8
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan,
konsep tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi
pendidikan.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi
pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan
peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengenai segala sesuatu
dengan memandang sebab yang terdalam. Filsafat mencari jawaban atas
pertanyaan yang dihadapi dengan berpangkal pada manusia dan pikirannya.
Ilmu merupakan lukisan atau keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai
hal yang dipelajari dalam ruang dan waktu. Pengetahuan merupakan hasil tahu
manusia akan sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu
objek tertentu. Ilmu pengetahuan dapat disimpulkan sebagai Kumpulan
pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (obyek/lapangan), yang merupakan
kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang
dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal/kejadian
itu. Filsafat ilmu pengetahuan membuka pikiran untuk mempelajari dengan
serius proses logis dan imajinasi dalam cara kerja ilmu pengetahuan.

3.2 Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan pengaruh
positif bagi banyak pihak terutama bagi mahasiswa. Selain itu diharapkan pula
agar mahasiswa mampu menunjukkan performa yang mantap dan
penyelenggaraan pembelajaran yang optimal agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Kami sangat menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami menunggu kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2015). Filsafat pendidikan. Kencana.

Tola, B. (2014). Fungsi Filsafat Pendidikan Terhadap Ilmu


Pendidikan. Irfani, 10(1), 29298.

Zen, Z., & Zuwirna, M. P. (2022). Filsafat Pendidikan: Edisi Pertama. Prenada
Media.

Permana, S. A. (2024). Filsafat pendidikan.

Hw, T. W. G. (2013). Filsafat Pendidkan: mazhab-mazhab filsafat pendidikan.

Soeprapto, S. (2013). Landasan aksiologis sistem pendidikan nasional Indonesia


dalam perspektif filsafat pendidikan. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (2).

Faiz, A. (2021). Peran Filsafat Progresivisme dalam Mengembangkan Kemampuan


Calon Pendidik di Abad-21. Jurnal Education and Development, 9(1), 131-
131.

11

Anda mungkin juga menyukai