Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

“Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Ruang Lingkup Bahasan Filsafat dan
Filsafat Pendidikan, Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan, Peranan Filsafat
Pendidikan”

DOSEN PENGAMPU :

Afni Lindra, S.Pd.I, MA

Kelompok 1 :

1. Fitra Hidayati (2423056)


2. Nazwa syahfitri (2423080)
3. Cindi Putri Mulya Avita (2424071)
4. Dhiya ulfa sofia (2423075)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECK M. DJAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan
berbagai nikmat dan karunianya kepada kita, sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan materi Pengertian
Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Ruang Lingkup Bahasan Filsafat dan Filsafat
Pendidikan, Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan, Peranan Filsafat
Pendidikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok semester 2 mata kuliah
Filsafat Pendidikan, kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas
dari bantuan anggota kelompok, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Ruang Lingkup Bahasan
Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan,
Peranan Filsafat Pendidikan.pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Khususnya terimakasih kepada ibu Afni Lindra, S.Pd.I, MA sebagai dosen


pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan. Terimakasih juga kepada seluruh anggota
kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan penyusunan tugas makalah
Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Ruang Lingkup Bahasan Filsafat dan
Filsafat Pendidikan, Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan, Peranan Filsafat
Pendidikan.

Tentunya dalam penyusunan makalah ini penulis masih banyak kekurangan


dan kesalahan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan kedepannya dapat lebih baik lagi. Semoga
maklah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan .............................................................. 3
A. Pengertian Filsafat .................................................................................................... 3
B. Pengertian Filsafa Pendidikan ................................................................................... 4
2.2 Ruang Lingkup Bahasan Filsafat dan Filsafat Pendidikan ................................ 5
A. Ruang Lingkup Filsafat............................................................................................. 5
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan .......................................................................... 7
2.3 Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan ....................................................... 10
2.4 peranan filsafat Pendidikan ................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN............................................................................................................. 15
B. SARAN .......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat Pendidikan sebagai salah satu aaplikasi pemikiran filsafat untuk
mengkaji seluk beluk Pendidikan, adalah konsep konsep filsafat yang
menjelaskan tentang segala hakikat sesuatu, yang menjadi dasar titik tolak dalam
penyusunan suatu system konsep Pendidikan yang disarankan.menurut gear ada
empat cara manusia dalam menghadapi kenyataan yang tergelar dalam hidupnya.
Pertama, dengan cara mengetahui apa yang terjadi dalam kenyataan. Cara ini
menghasilkan ilmu berbentuk suatu system pengetahuan. Kedua, dengan cara
menciptakan berbagai bentuk pengungkapan rasa mengagumi kenyataan yang
tergelar dalam kehidupan. Cara ini menghasilkan seni yang berbentuk sebagai
suatu system pengungkapan rasa keindahan yang terkandung dalam kenyataan.
Ketiga, dengan cara mempercayai akan adanya tujuan yang terkandung dalam
kenyataan. Cara ini menghasilkan religi. Keempat, dengan cara memahami secara
rasional makna sesungguhnya dari kenyataan yang tergelar dalam kehidupan.
Cara ini menghasillan filsafat.
Filsafat diakui sebagaui induk pengetahuan ( the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Maka dari masalah-
masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia
dengan segala problematikadan kehidupannya. Di antara permasalahan yang
dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada di lingkungan
Pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat Pendidikan adalah filsafat menelaah
suatu realitas dengan luas dan menyeluruh, sesuai dengan karakteristik filsafat
yang radikal, sistematis, dan menyeluruh. Konsep tentang dunia dan tujuan hidup

1
manusia yang merupakan hasil dari studi filsafat, akan menjadi landasan dalam
Menyusun tujuan Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat dan Filsafat Pendidikan?
2. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup bahasan filsafat dan filsafat
Pendidikan?
3. Bagaimana hubungan antara filsafat dengan filsafat Pendidikan?
4. Apa saja yang menjadi peranan filsafat Pendidikan?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat Pendidikan.
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup bahasan filsafat dan
filsafat Pendidikan.
3. Mengetahui bagaimana hubungan antara filsafat dan filsafat Pendidikan.
4. Mengetahui apa saja peranan filsafat Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan
A. Pengertian Filsafat
a. Arti filsafat secara etimologi
Arti filsafat dalam Bahasa arab falsafat yang dalam Bahasa inggris
philosophy yang berasal dari Bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia
terdiri atas kata philein artinya cinta (love) dan sophia artinya
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) atau bisa juga diterjemahkan sebagai cinta
kearifan dalam arti yang sedalam-dalamnya. Jadi seorang filsuf adalah
pecinta atau pencuri kebijaksanaan.1

Arti kata tersebut belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari


kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan
keaktifan seorang filsuf untuk memperoleh kearifan atau kebijaksanaan
itu.

b. Secara terminology

Secara terminology filsafat yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli


filsafat yaitu filsafat adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal
sampai pada hakikatnya. Filsafat tidak mempersoalkan tentang gejala-
gejala atau fenomena, tetapi mencari hakikat dari suatu gejala atau
fenomena.

1
Muliadi, Filsafat Umum (Bandung : Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020)
hlm 5.

3
B. Pengertian Filsafa Pendidikan
Filsafat Pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah masalah Pendidikan. Filsafat akan menentukan “mau dibawa
kemana” siswa kita. Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi
dan membimbing kea rah pencapaian tujuan Pendidikan. Oleh sebab itu,
filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok Masyarakat tertentu atau
yang dianut oleh perorangan akan sangan mempengaruhi tujuan Pendidikan
yang ingin dicapai.

Filsafat Pendidikan pada hakikatnya adalah penerapan Analisa filsafat


terhadap lapangan Pendidikan. John dewey mengatakan bahwa filsafat adalah
teori umum dari Pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai
Pendidikan.

Filsafat Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu system yang mengatur


dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan Pendidikan yang berdiri di atas
landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan
semi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan
cita-cita bangsa dan negara Indonesia.2

Imam Bernadib mendefenisikan filsafat pendidikan sebagai ilmu pendidikan


yang bersendikan filsafat, atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran
dan pemecahan masalah Pendidikan.3

Dari defenisi diatas dapat dijelaskan bahwa Filsafat pendidikan adalah cabang
filsafat yang mempelajari hakekat pendidikan Filsafat pendidikan memandang
kegiatan pendidikan sebagai objek yang perlu dikaji. Ada banyak defisini
mengenai filsafat pendidikan pada tetapi akhirnya semua berpendapat dan

2
Muhammad kristiawan, Filsafat Pendidikan,(Yogyakarta : penerbit Valia Pustaka Jogjakarta,2016) hlm
9-10.
3
Iamam Bernadib, Filsafat Pendidikan, 1994, (Yoyakarta: Andi Ofseet) hal. 7

4
mengajukan soal kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam rangka menyelesaikan
masalah-masalah yang ada dalam bidang pendidikan. Upaya ini kemudian
menghasilan teori dan metode pendidikan untuk menentukan gerak semua
aktivitas Pendidikan.4

2.2 Ruang Lingkup Bahasan Filsafat dan Filsafat Pendidikan


A. Ruang Lingkup Filsafat
1. Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang memperlajari segenap asas,


aturan, dan tata cara penalaran yang betul (correct reasoning). Pada mulanya
logika sebagai pengetahuan rasional. Oleh Aristoteles logika disebutnya
sebagai analitika, yang kemudian dikembangkan oleh para ahli Abad Tengah
yang disebut logika tradisional. Mulai akhir abad ke-19 oleh George Boole
logika tradisional dikembangkan menjadi logika modern, sehingga dewasa ini
logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi
semata-mata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah.

Dengan fungsinya sebagai dasar dari filsafat dan sarana ilmu karena
ini merupakan jembatan antara filsafat dan ilmu. Secara terminologis logika
dimana teori yang dibuat dengan kesimpulan yang sah. Sebagai kesimpulan
dasar yang berisik dari satu sumber pikiran tertentu dimana kemudian akan
ditarik kesimpulan. Dan penyimpan yang sah. Dimana ini artinya hal ini akan
sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga anda bisa dilacak
kembali yang mana dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isinya.5

Secara umum ada empat fungsi logika, diantaranya adalah membantu


dalam setiap orang agar bisa mempelajari logika sehingga bisa berpikir secara
rasional, lurus, kritis, metodis dan koheren. Mampu meningkatkan

4
Jenilan, “Filsafat Pendidikan”, jurnal Pendidikan, Vol.7 No.1(januari-juni 2018),71-72.
5
Heru nurgiansyah, filsafat Pendidikan(jawa Tengah : CV.Pena Persada, 2020) hal 2

5
kemampuan anda agar bisa berpikir dengan lebih abstrak cermat dan objektif.
Mampu menambah kecerdasan dan mampu meningkatkan kemampuan
berpikir secara tajam dan mandiri. Mampu meningkatkan cinta dan
keberanian dalam upaya menghindari kekeliruan dan kesesatan.

2. Estetika

Estetika adalah salah satu hal dasar yang akan dialami dan dihadapi
oleh manusia sehari-hari. Sifatnya dalam keseharian sangat spontan, hanya
dalam pikiran, nyaris berbarengan dengan alam bawah sadar, hinggaterkadang
membuat kita tidak begitu menghiraukannya. Kecantikan berada di mata
pemandangnya dan keindahan adalah hal yang subjektif, tidak usah
diperdebatkan lagi. Padahal estetika merupakan salah satu faktor pertama
yang akan diperhatikan dalam berbagai interaksi kehidupan sosial.

Pada umumnya estetika adalah penilaian utama yang selalu dijatuhkan


pada setiap karya seni. Walaupun begitu dalam perkembangannya keindahan
tidak selalu menjadi yang utama dalam seni. Banyak hal lain yang terungkap
dalam pencarian para filsuf dan ahli lain yang berkontribusi pada bidang ini,
salah satunya adalah filsafat seni. Estetika menjadi salah salah satu pencarian
yang tak pernah usai digali, baik dalam filsafat maupun seni.6

Adapun yang menjadi Ruang lingkup pembahasan pada filsafat


yaitu terdiri atas tiga pembahasan yaitu Ontologi, epistimologi, dan
aksiologi. Ontologi adalah cabang metafisika yang membahas tentang
eksistensi dan ragam dari suatu kenyataan. Beberapa tafsiran yang
berkaitan dengan kenyataan diantaranya menurut supernaturalisme dan
naturalisme. Berdasarkan pandangansupernaturalisme, terdapat wujud-wujud
yang bersifat gaib dan wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa
dibandingkan dengan wujud alam yang nyata. Adapun pandangan yang

6
Ibid, hal 5-6

6
bertolak belakang dengan supernaturalisme adalah naturalisme. Paham
yang berdasarkan naturalisme yaitu materialisme yang menganggap
bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib
tetapi disebabkan oleh kekuatan yang terdapat dalam diri sendiri yang
dipelajari dan dapat diketahui. Pembahasan epistimologi berkaitan dengan
hakikat pengetahuan dan cara bagai mana atau dengan sarana apa
pengetahuan dapat diperoleh. Pembahasan aksiologi bersangkutan dengan
hakikat nilai, bagian filsafat yang membahas tentang baik dan buruk, benar
dan salah, serta cara dan tujuan7

B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan


Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah masalah yang
timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan
keluar yang baik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan
kehidupan yang dihadapi. Dalam pengertian luas, filsafat Pendidikan
memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-
konsep hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia agar mendapatkan
kebahagiaan.8

Hal-hal yang menjadi kajian filsafat pendidikan sangat luas


cakupannya.

1. Merumuskan secara tegas sifat hakiki Pendidikan


2. Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan
3. Merumuskan hubungan antara filsafat , filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan

7
Elen Safitri,”Pengertian,objek,dan ruang lingkup filsafat, filsafat Pendidikan , dan filsafat Pendidikan
islam”,jurnal Pendidikan dan konseling,Vol. 4 No.6 (2022).
8
Noorhayati, telaah filsafat Pendidikan(sleman : penerbit K-media, 2014) hal 17.

7
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori
pendidikan
5. Merumuskan hubungan antara filsafat. Filsafat pendidikan dan politik
Pendidikan
6. Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan yang
menjadi tujuan pendidikan.
Sebuah teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian
pendapat ihwal pendidikan yang disajikan dalam bentuk sebuah sistem
konsep. Teori pendidikan dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teori-
teori umum pendidikan dan teori-teori khusus pendidikan. Apabila ditinjau
dari segi tujuan penyajiannya, teori-teori pendidikan dapat dibedakan dalam
dua kelompok juga, yaitu teori-teori pendidikan preskriptif dan teori-teori
pendidikan deskriptif

Menurut Aliet Noorhayati Sutrisno, ruang lingkup filsafat Pendidikan adalah


sebagai berikut :

a. Pendidik

Para pendidik adalah guru, orang tua, tokoh Masyarakat, dan siapa saja
yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat menjadi
pendidik dan melakukan Upaya untuk mendidik secara formal maupun
nonformal. Para pendidik haruslah orang yang patut diteladani. Dan
pendidik itu harus membina, mengarahkan, menuntun, dan
mengembangkan minat, serta bakat anak didik, agar tujuan Pendidikan
tercapai dengan baik.9

b. Anak didik

Anak didik secara filosofis merupakan objek para Pendidikan dalam


melakukan Tindakan yang bersifat mendidik. Dikaji dari beberapa segi,
9
Nur uhbiyati, filsafat Pendidikan,( bandunng : Pustaka setia, 2005 ) hlm. 14.

8
seperti usia anak didik,kondisi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak
didik, serta Tingkat intelegasinya, itu membuat seorang pendidik
mengutamakan fleksibilitas dalam mendidik. Anak didik merupakan
subjek Pendidikan, yaitu orang yang menjalankan dan mengamalkan
materi Pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Agar Pendidikan dapat
berhasil dengan sebaik-baiknya, maka jalan Pendidikan yang ditempuh
harus sesuai dengan perkembangan psikologis anak didik.10

c. Materi Pendidikan

Materi Pendidikan yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman


belajar yang disusun sedemikian rupa ( dengan susunan yang lazim dan
logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.

d. Perbuatan mendidik

Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, Tindakan, perbuatan atau


sikap yang dilakukan oleh Pendidikan sewaktu menghadapi atau
mengasuh anak didiknya disebut dengan tahzib. Mendidik artinya
meningkatkan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan manfaatnya
untuk diterapkan dalam kehidupan nyata dan sebagai pandangan hidup.

e. Metode Pendidikan

Metode Pendidikan yaitu strategi relevan yang dilakukan oleh dunia


Pendidikan pada saat menyampaikan materi Pendidikan kepada anak
didik. Metode berfungsi mengolah, Menyusun dan menyajikan materi
Pendidikan, agar materi Pendidikan tersebut dapat dengan mudah diterima
dan dimilliki oleh anak didik.

f. Evaluasi dan tujuan Pendidikan

10
Anas Salahudin, filsafat Pendidikan islam,(bandung : Pustaka setia, 2011), cet. Ke-10,hlm.24-25.

9
Evaluasi yaitu system penilaian yang diterapkan kepada peserta didik,
untuk mengetahui keberhasilan Pendidikan yang dilaksanakannya.
Evaluasi Pendidikan sangat bergantung pada tujuan Pendidikan. Jika
tujuuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan bertaqwa,
maka system evaluasi yang dioperasikan harus mengarah pada tujuan yang
dimaksud.

g. Alat-alat Pendidikan dan lingkungan Pendidikan

Merupakan fasilitas yang digunakan untuk mendukung terlaksananya


Pendidikan. Sedangkan lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang
terdapat disekitar lingkungan Pendidikan yang mendukung
terealisasikannya Pendidikan.11

2.3 Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Jika ditelaah lebih jauh, filsafat dan pendidikan adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan, baik dilihat dari proses, jalan, maupun
tujuannya.Hal ini sangat dipahami karena pendidikan pada hakikatnya
merupakan hasil spekulasi filsafat, terutama pada filsafat nilai, yaitu
terkait dengan ketidakmampuan manusia dalam menghindari fitrahnya
sebagai diri yang selalu mendambakan makna–kesamaan di dalam
proses, ruang etika, dan ruang pragmatis.Di satu sisi, manusia selalu
menjadi satu-satunya primata yang selalu meyerukan kebaikan, cinta,
dan kebenaran.Namun,bersamaan dengan itu, manusia pula satu-
satunya mahluk yang dapat membunuh diri dan sesamanya dengan
begitu tanpa alasan sama sekali, selain hanya sebuah kesenangan.12
Dalam ruang ini pendidikan bagi hidup manusia menjadi suatu
hal yang penting untuk membawanya pada hidup yang bermakna.

11
Ibid, hlm.25-26
12
Ahdar djamaluddin,”Filsafat Pendidikan”,jurnal Pendidikan islam, Vol.1 No.2(maret, 2014),134-135.

10
Dengan adanya pendidikan, manusia akan mampu menjalani
hidupnya dengan baik dan benar. Manusia dapat tertawa, menangis, bicara,
dan diam mengambil ukuran–ukuran yang tepat. Ini sangat berbeda dengan
banyak diri yang tidak terdidik. Hubungan ini menurut pakar
merupakan ilmu yang paling tertua dibandingkan dengan ilmu pengetahuan
lainnya.Oleh karena itu mereka menyebut bahwa filsafat merupakan induk
dari semua ilmu –ilmu pengetahuan di muka bumi. Berdasarkan filsafat,
pendidikan berkepentingan membangun filsafat hidup agar dapat
dijadikan pedoman dalam menjani kehidupan sehari–hari.Untuk
selanjutnya, kehidupansehari –hari tersebut selalu dalam keteraturan.Jadi
terhadap pendidikan, filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran
menyeluruh tentang asal mula, eksistensi, dan tujuan hidup manusia.
Tanpa filsafat, pendidikan tidak dapat berbuat apa–apa dan tidak
tahu apakah yang harus dikerjakan, sebaliknya, tanpa pendidikan, filsafat
tetap berada pada utopianya.Oleh karenaitu, seorang guru harus
memahami dan mendalami filsafat, khususnya filsafat pendidikan.Melalui
filsafat pendidikan,guru mengetahui hakikat pendidikan dan pendidikan
dapat dikembangkan melalui falsafah ontologi, epitimologi, dan aksiologi.13
Antara filsafat dan teori pendidikan memiliki hubungan yang erat.
Hubungan keduanya hanya dapat dibedakan tidak dapat dipisahkan.
Hubungan antara keduanya demikian erat sehingga kadang-kandang filsafat
pendidikan disebut teori pendidikan,demikian pula sebaliknya. Misalnya di
negara Amerika teori atau ilmu pendidikan disebut dengan Filsafat Pendidikan

Teguh Wangsa Gandhi HW, Filsafat Pendidikan,( Jogjakarta: Ar –Ruzz Media, 2004).
13

Hlm. 70.

11
atau “Philosophy of Educatian” (Daniel, 1985:36). Secara singkat hubungan
antara keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut :14
1. Filsafat pendidikan memberikan pandangan-pandangan filsafiahnya
kepada teori pendidikan, khususnya pandangannya tentang manusia,
peserta didik, tujuan pendidikan, dan bagaimana seharusnya belajar.
2. Teori pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang otonom, sering
menemui masalahmasalah yang membutuhkan bantuan filsafat
pendidikan. Kadang-kadang pandangan filsafat pendidikan dapat
mengubah teori pendidikan.
3. Jika suatu teori pendidikan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
filsafiah, khususnya yang berhubungan dengan hidup dan manusia maka
akan mengakibatkan perlakuan yang tidak bertanggungjawab.
4. Pelaksanaan teori pendidikan sering memberikan bahan-bahan baru
kepada filsafat pendidikan untuk direnungkan.
5. Teori pendidikan dapat meng-cover pandangan filsafat pendidikan yang
cocok baginya, meskipun pandangan-pandangan tersebut harus diolah
kembali (Daniel, 1995:100).
2.4 peranan filsafat Pendidikan
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan
pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan
mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan, dan praktik di lapangan
dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Ada empat macam tujuan
pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan, yaitu tujuan pendidikan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.15

14
Mar’atus Sholikhah,” hubungan antara filsafat dengan pendidikan”,jurnal Pendidikan islam, Vol.02
No. 02 (Desember, 2020)
15
Anggrawan Janur Putra, Filsafat Pendidikan,( Jambi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNJA,2023),hlm. 25-27. (Putra, 2023)

12
1. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan pendidikan nasional yaitu
membangun kualitas yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
selalu dapat meningkatkan kebudayaan denganNya sebagai warga negara
yang berjiwa pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaran yang
tinggi, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas,
terampil, dan dapat mengembangkan dan menyuburkan tingkat demokrasi,
dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan
lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetika,
sanggup membangun diri dan masyarakat.
2. Tujuan Institusional Tujuan institusional adalah perumusan secara umum
pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu
lembaga pendidikan .
3. Tujuan Kurikuler Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku
dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan
suatu lembaga, yang sebenarnya merupakan tujuan institusional dari
bagan pendidikan tersebut.
4. Tujuan Instruksional Tujuan instruksional adalah rumusan secara
terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan anak didik sesudah
melewati kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan berhasil.
Tujuan filsafat pendidikan yang lainnya, yaitu :
a. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih
mendidik, dan membangun diri sendiri.
b. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
c. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan
yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu
kesatuan.
d. Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang tersebut, sebab itu mengetahui pengetahuan-
pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasardasar hidup diri
sendiri.
e. Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa
karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti misalnya

13
ilmu mendidik. Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari
beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat mengembangkan
pendidikan itu sendiri, yaitu:
a) Idealisme

b) Realisme

c) Pragmatisme

d) Humanisme

e) Behaviorisme

f) Konstruktivisme

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah


mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir),
etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat pendidikan itu adalah usaha-usaha untuk memahami sedalam-
dalamnya hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti eksistensi,fungsi,ciri-
ciri,kegunaan,pelaku,hasil-hasil,tujuan,kurikulum,masalah-masalah serta cara-cara
memecahkan masalah ituSubstansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu
pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa
filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan.

Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi


sudut pandangannya berlainan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait
dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi,
dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi.
Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran
kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat
pendidikan.

B. SARAN
Menyadari peran penting pendidikan, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat
pendidikan.Pemahaman tersebut akan menyebabkan kita memahami
peran,mendudukkannya,dan menilai pendidikan secara proporsional.

15
DAFTAR PUSTAKA

bernadib, i. (1994). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi Ofseet.


Djamaluddin, A. (2014). Filsafat Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 134-135.
HW, T. W. (2004). Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
Jenilan. (2018). Filsafat Pendidikan. Jurnal Pendidikan, 71-72.
kristiawan, m. (2016). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta.
Muliadi. (2020). Filsafat Umum. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati.
Noorhayati. (2005). Telaah Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka setia.
Nurgiansyah, H. (2010). Filsafat Pendidikan. Jawa Tengah: CV. Pena Persada.
Putra, A. J. (2023). Filsafat Pendidikan. Jambi: Fakultah Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNJA.
Safitri, A. (2022). Pengertian, Objek dan Ruang Lingkup Filsafat, Filsafat Pendidikan, dan
Filsafat Pendidikan islam. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 5402.
Salahuddin, A. (2011). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Sholikhah, M. (2020). Hubungan Antara Filsafat Dengan Pendidikan. Jurnal Pendidikan islam,
27-28.

16

Anda mungkin juga menyukai