Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ASPEK PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
yang diampu Oleh Bapak Wasik, S.Pd M.Pd

Oleh :
ZAINAL ABIDIN
NIMKO. 2021074011156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB (IAI NATA)
SAMPANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya,
semoga kita dapat menggunakannya untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada-Nya.
Alhamdulillah, atas izinNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktunya. Tugas makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan dengan judul “Hubungan Filsafat dengan Aspek
Pendidikan” yang diberikan beberapa waktu yang lalu. Meski telah disusun secara
semaksimal mungkin, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari karya ini, terima kasih.

Sampang, 20 Februari 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... II

DAFTAR ISI .................................................................................................... III

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. Pengertian Filsafat Pendidikan............................................................... 2

B. Macam-Macam Aspek Pendidikan......................................................... 4

C. Hubungan filsafat dengan aspek pendidikan ......................................... 7

BAB III ............................................................................................................... 9

PENUTUP .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia peradaban manusia mengalami metamorfosis. Berkembang dari satu
tahap yang kecil ke tahap yang lebih besar berikutnya. Proses metamorfosis
tersebut terjadi seiring perjalanan waktu. Peradaban manusia berkembang menuju
suatu perkembangan yang semakin maju, yang disebut era modern.
Kemajuan peradaban manusia terjadi dan sangat ditentukan oleh
ilmu pengetahuan yang dimiliki. Ilmu, pengetahuan menjadi sumber atau inspirasi
awal manusia untuk berubah ke arah yang lebih baik. Kemajuan peradaban
manusia tidak hanya dalam bidang teknologi. Akan tetapi terjadi juga dalam aspek
kehidupan lain. Hal ini terjadi karena adanya falsafah atau filsafat hidup bagi
manusia. Pengetahuan, Filsafat, dan Ilmu menjadi ibu dari segala perubahan yang
terjadi. Oleh karena itu, penulis mencoba memahami lebih dalam apa
dan bagaimana pengetahuan, Filsafat, dan Ilmu menjadi suatu inti peradaban
kehidupan manusia melalui penulisan makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Filsafat pendidikan ?
2. Apa saja macam-macam aspek pendidikan ?
3. Apa hubungan filsafat dengan aspek pendidikan ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam aspek pendidikan.
3. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan aspek pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Adapun filsafat pendidikan adalah sebuah ilmu yang mempelajari
bagaimana cara belajar dan mengajarkan dengan penuh kecintaan, kecintaan yang
dimaksud dalam filsafat adalah cinta yang membuat kita merasa bahagia saat
mencintai. Di sini filsafat pendidikan akan mengajarkan kita bagaimana cara
belajar dengan penuh kecintaan terhadap pelajaran tersebut. Filsafat
pendidikan meliputi aspek-aspek tertentu dalam kajiannya, aspek-aspek tersebut
akan memudahkan seseorang untuk lebih mengetahui hakikat belajar secara
mendalam. 1
Berbagai pengertian (definisi) tentang Filsafat Pendidikan yang telah
dikemukakan oleh para ahli seperti Al-Syaibany (1979) mengartikan bahwa
filsafat pendidikan yaitu aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses
pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat, filsafat
pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral atau
satu kesatuan. Menurut John. Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya
piker (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju kearah tabi’at
manusia, maka filsafat bisa juga diartikan sebagai teori umum pendidikan. 2
Barandib (1993) mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan,
yakni ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
dalam bidang pendidikan. Karenanya, dengan bersifat filosofis, bermakna bahwa
filsafat pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisa filosofis terhadap bidang
pendidikan. Untuk mendapatkan pengertian tentang filsafat pendidikan yang lebih
sempurna atau jelas, ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai
pengertian pendidikan itu. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju

1
Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2013), hlm. 36.
2
HM Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 3.

2
3

terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang
dimaksud dengan kepribadian yang utama atau ideal adalah kepribadian yang
memiliki kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh
memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang
menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat bangsa dan
Negara.
Dengan demikian dari uraian dia atas dapat kita tarik suatu pengertian
bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normative dalam bidang
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah
laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan
kehidupannya.
Filsafat dilihat dari fungsinya secara praktis adalah sebagai sarana bagi
manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan yang
dihadapinya, termasuk dalam problematika di bidang pendidikan. Oleh karena itu
apabila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas, maka dapat kita
simpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi
tercapainya pelaksanaan dan tujuan pendidikan. Jadi filsafat pendidikan adalah
ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam
bidang pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosofis dalam lapanagan
pendidikan. 3
Dalam hubungan antara filsafat (umum) dan filsafat pendidikan, maka
filsafat pendidikan memiliki batasan-batasan, sebagai berikut: Pertama, filsafat
pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam
bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan. Maka filsafat
pendidikan berusaha untuk menjelaskan dan menerangkan supaya pengalaman
bermanusia ini sesuai dengan kehidupan baru. Filsafata pendidikan mengandung
upaya untuk mencarikonsep-konsep yang menempatkan manusia ditengah gejala-
gejala yang bervariasi dalam proses pendidikan. Kedua, mempelajari filsafat
pendidikan karena adanya kepercayaan bahwa kajian itu sangat penting dalam
mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam upaya
memperbaiki keadaan pendidikan. Ketiga, filsafat pendidikan memiliki prinsip-

3
Setyono Iskandar dan Mardi Syahir. Filsafat Pendidikan Vokasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 72.
4

prinsip, kepercayaan, konsep, andaian yang terpadu satu sama lainnya. Prinsip-
prinsip yang dimaksudkan ialah kepercayaan-kepercayaan, andaian-andaian yang
dipercayai terhadap masalah-masalah pendidikan. 4
Dengan demikian dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan dapat
dilakukan pada segala macam dan bentuk pendidikan, termasuk pendidikan Islam,
dengan menentukan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang berasal
dari ajaran Islam atau sesuai dengan jiwa ajaran Islam yang mengandung
kepentingan pelaksanaan dan bimbingan dalam pendidikan. Mengingat antara
filsafat dan pendidikan mempunyai keterkaitan erat dan kokoh, maka tugasnya
pun seiring yakni berupaya bersama dalam memajukan hidup umat manusia
(Arifin, 1993).
B. Macam-Macam Aspek Pendidikan
1. Ontologi
Pengertian ontologi ini merupakan istilah dari bahasa Yunani yang
berasal dari kata ‘ontos dan logos’. Ontos artinya segala sesuatu yang
memiliki wujud atau berwujud, dan logis merupakan sebuah ilmu. Sehingga
jika diartikan, ontologi merupakan ilmu atau teori yang mempelajari
mengenai wujud yang ada.
Ontologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai
hakikat sesuatu yang berwujud atau sesuatu yang ada, dengan berdasarkan
dengan menggunakan logika. Secara keilmuan, pengertian ontologi
merupakan ilmu atau kajian yang membahas tentang yang ada atau teori
tentang hakikat sesuatu yang ada.
Ontologi juga disebut sebagai istilah metafisika yang mempersoalkan
adanya sesuatu yang ada. Dan secara sederhana, ontologi ini dirumuskan
sebagai ilmu yang mempelajari mengenai realitas dan juga kenyataan yang
konkret secara kritis, sehingga hakikat dari kenyataan atau realitas tersebut
dapat dilihat melalui dua macam sudut pandang.
Adapun dua macam sudut pandang yang melihat kenyataan atau realitas
mengenai hal yang konkret adalah kuantitatif dan juga kualitatif. Dua hal
tersebut menjadi konsep mengenai wujud yang sulit didefinisikan dengan
4
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 2013), hlm. 18.
5

tepat, mengingat suatu wujud sudah ada terlebih dahulu sebelum konsep
mengenai segalanya muncul.
Ontologi juga dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas
mengenai hakikat yang ada yang merupakan realita baik dalam bentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak. Ontologi membahas
mengenai yang ada seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sehingga tidak
terikat oleh satu perwujudan tertentu.
Dalam kaitanya dengan ilmu, aspek ontologi ini mempertahankan
mengenai objek yang mampu ditelaah secara keilmuan. Sementara itu,
ontologi ini juga membahas mengenai suatu hal yang ada yang secara
universal mampu menampilkan pemikiran semesta universal.
Oleh sebab itu, ilmu ontologi ini berupaya mencari inti yang termuat di
segala kenyataan. Sehingga tak heran jika kemudian ontologi menjadi bidang
pokok filsafat yang membicarakan mengenai masalah hakikat kebenaran
mengenai segala suatu hal yan ada dan menurut tata hubungan sistematis
berdasarkan hukum sebab-akibat.5
2. Epistimologi
Istilah epistemologi berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘epistemology’
yang memiliki arti yakni gabungan dari dua kata dari bahasa Yunani yakni
‘episteme’ yang artinya pengetahuan dan juga dari kata ‘logos’ yang artinya
adalah ilmu, sains, teori, kajian, dan juga pembahasan. 6
Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas
tentang suatu hakikat, makna, kandungan, sumber dan proses ilmu. Jadi dapat
dikatakan bahwa epistemologi itu berarti “pembahasan tentang ilmu
pengetahuan”. Istilah epistemologi juga dikaitkan dengan konsep ilmu yaitu
suatu pengetahuan yang membawa kepada pemahaman kebenaran.
Oleh karena itu pembahasan epistemologi merupakan salah satu cabang
filsafat yang membahas asal-usul, struktur, metode dan keabsahan ilmu.
Epistemologi merupakan salah satu daripada cabang utama pembahasan

5
M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 2013),
hlm. 22.
6
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. IV, hlm. 24-25.
6

filsafat yang membicarakan tentang teori ilmu. Adapun dari segi sejarah pula,
pembahasan filsafat merupakan induk utama ilmu pengetahuan.
Berdasarkan kepada disiplin filsafat ini, lahirlah cabang-cabang ilmu
lain seperti matematika, ilmu logika atau mantik, ilmu kedokteran dan
sebagainya. Dalam aspek epistemologi, terdapat beberapa aliran yang
membahas mengenai ilmu menurut pendapat dan juga ide dari masing-
masing, yang mana di setiap aliran dilihat saling bertentangan antara yang
satu dengan yang lain.
Aliran tersebut terdiri dari rasionalisme, positivisme, empirisme,
realisme, dan idealisme. Dengan demikian, tak heran jika ilmu epistemologi
bisa bergabung dan juga bergandengan berjalan bersamaan dengan ontologi
dan aksiologi.
Epistemologi juga dapat diartikan sebagai bagian yang mengkaji
dengan penciptaan pengetahuan yang memiliki fokus pada bagaimana
pengetahuan tersebut diperoleh dan bagaimana caranya mampu menyelidiki
suatu hal yang valid. Dalam ilmu filsafat, epistemologi ini menjadi sebuah
studi filosofis tentang hakikat, asal-usul, dan juga batasan pengetahuan
manusia.
3. Aksiologi
Aksiologi adalah salah satu cabang studi ilmu filsafat yang
mempertimbangkan hakikat nilai dan benda-benda apa saja yang memiliki
nilai. Secara luas, para aksiolog mementingkan segala bentuk nilai, termasuk
nilai estetika, nilai etika, dan nilai epistemik.
Dalam arti sempit, para aksiolog prihatin dengan apa yang secara
intrinsik berharga atau bernilai (apa yang diinginkan demi kepentingannya
sendiri).
Semua masalah aksiologis selalu terkait dengan asumsi ontologis dan
epistemologis. Sehubungan dengan teori komunikasi manusia, setiap peneliti
membuat keputusan dalam proses teoretis yang mencerminkan posisi
aksiologisnya. Keputusan aksiologis memandu semua aspek penelitian,
7

termasuk pemilihan topik dan pendekatan yang dilakukan seseorang


terhadap metode penelitian sosial yang dilakukan. 7
C. Hubungan filsafat dengan aspek pendidikan
Manusia berhubungan dengan filsafat dalam proses pendidikan karena
manusia harus mampu berfilsafat dalam dunia pendidikan. Mampu menjalankan
proses pendidikan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
canggih.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, dapat
diuraikan sebagai berikut:
Pengertian filsafat dalam arti analisa adalah salah satu cara pendekatan
yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan
metoda-metoda ilmiah lainnya.
Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
berkembang oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan
aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.
Artinya mengarahkan agar teori-teori dengan pandangan filsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktik
kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga
berkembang dalam masyarakat.
Filsafat termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori
pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana
dikemukakan oleh Ali Saefullah dalam bukunya antara Filsafat dan pendidikan,
sebagai berikut:
1. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi
pendidikan serta ini moral pendidikannya.

7
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 2013), hlm. 32.
8

2. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik


pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan,
metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan
peran pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan negara.
Definisi diatas merangkum dua cabang ilmu pendidikan, yaitu: filsafat
pendidikan dan sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara keduanya
adalah bahwa yang satu suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlakukan
oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi
tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi
filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan
proses pendidikan. artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-
nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka
filsafat Pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan factor yang integral
atau satu kesatuan. Ruang lingkup filsafat pendidikan Secara makro (umum) apa
menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang
dijangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semestadan sekitarnya juga
merupakan obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus)
yang menjadi obyek filsafat pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan itu
adalah filsafat yang dipikirkan tentang masalah pendidikan. Oleh karena ada
kaitan dengan pendidikan, filsafat diartikan sebagai teori pendidikan dengan
segala tingkat. Peranan filsafat Pendidikan merupakan sumber pendorong adanya
pendidikan. Dalam bentuknya yang rumit kemudian filsafat pendidikan menjadi
jiwa dan pedoman asasi pendidikan..
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atassegala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkankarena
kita sebagai manusia sadar akan banyaknya kesalahan dari materi danmakalah
yang kami angkat sebagai bahan makalah kami. Sekian dan terima kasih.
.

9
10

DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Setyono dan Syahir Mardi. Filsafat Pendidikan Vokasi, Yogyakarta,
Deepublish, 2018.
Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2013.
Arifin HM, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Syam Noor M, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, Surabaya:
Usaha Nasional, 2013.
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 2013.

Anda mungkin juga menyukai