KELOMPOK II
NURFADILA MY (105061101921)
JUNAEDAH (105061100321)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Filsafat Pendidikan”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu
pendidikan.. Selain itu makalah juga dapat kita gunakan untuk menambah
wawasan pengetahuan kita tentang hal-hal yang mendasari pelaksanaan
pendidikan.
Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Makassar, 11 November 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat menjadi kajian yang tidak bisa dipisahkan dari berbagai aspek
kehidupan manusia. Dalam bidang pendidikan dilandasi oleh filsafat pendidikan.
Pendidikan membutuhkan filsafat karena problematika pendidikan tidak hanya
menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-
masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi
pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memumngkinkan dapat
dijangkau oleh sains pendidikan.
Pendidik sebagai pelaksana utama proses pendidikan harus memahami
filsafat pendidikan. Hal ini karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan
langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan. Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam
hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan
hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama.
Sehingga mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan konsep filsafat
dalam kehidupan sehari-hari khususnya lagi dalam bidang pendidikan menjadi
suatu hal yang sangat penting. Hal ini juga tentunya akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas pendidikan yang telah menjadi tujuan kita bersama. Maka
dari itu untuk memahami jauh lebih dalam terkait filsafat pendidikan akan dibahas
melalui makalah yang berjudul “Konsep Dasar Filsafat Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat pendidikan?
2. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat pendidikan?
3. Bagaimanakah ruang lingkup kajian filsafat pendidikan?
4. Bagaimana hubungan filsafat dengan pendidikan?
5. Apa fungsi filsafat pendidikan?
6. Apa manfaat filsafat pendidikan?
1
2
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
3
4
sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi asli
yang ada dalam dirinya. Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang
merupakan ciri khas manusia.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses
pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam
upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis.
Untuk mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna
(jelas), ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan
itu sendiri. Pendidikan adalah bimbingan ecara sadar dari pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan ruhani anak didikmenuju terbentuknya manusia yang
memiliki yang utama dan ideal.
Dalam pandangan Jhon Dewey, pendidikan adalah sebagai proses
pembentukan kemampuan dasar yang fudamental, yang menyangkut: daya pikir
(intelektual) maupun daya rasa (emosi). Dalam hubungan ini Al-Syaibani
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu
dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan
kehidupan alam sekitarnya.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian
bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah
laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan
kehidupannya. Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara peraktis, adalah sebagai
sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan
yang dihadapinya, termasuk dalam problematika dalam pendidikan. Oleh karena
itu di simpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar
bagi ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
5
filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey,
Heracleitos.
5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara
umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman
manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema
rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini :
Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl
Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.
6. Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat
yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatugerakan dan perkumpulan yang
didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus
terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest
Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.
7. Filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada
mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-
sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-
standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran
ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
8. Filsafat Pendidikan Perenialisme
Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua
puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan
sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk
mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan
7
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan
teratur tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia pendidikan agar
masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan
tak bisa dipisahkan, karena filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-
usaha perbaikan, pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang
kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan yang diharapkan. Mahasiswa yang
mempelajari dan merenungkan masalah- masalah hakiki pendidikan akan
memperluas cakrawala berpikir mereka, sehingga dapat lebih arif dalam
memahami problem pendidikan. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi
pendidik atau tenaga kependidikan, sudah sewajarnya bila mereka dituntut untuk
berpikir reflektif dan bukan sekedar berpikir teknis di dalam memecahkan
problem-problem dasar kependidikan, yaitu dengan menggunakan kebebasan
intelektual dan tanggung jawab sosial yang melekat padanya.
B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji terkait konsep dasar filsafat pendidikan
ini, maka diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan aktivitas berpikir kritis
terhadap masalah-masalah yang ada di dunia pendidikan. Sudah sepantasnya
mahasiswa pendidikan nantinya akan menjadi penerus pendidik dan filsuf di
dalam dunia pendidikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13