Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

KELOMPOK II

NURFADILA MY (105061101921)
JUNAEDAH (105061100321)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Filsafat Pendidikan”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu
pendidikan.. Selain itu makalah juga dapat kita gunakan untuk menambah
wawasan pengetahuan kita tentang hal-hal yang mendasari pelaksanaan
pendidikan.
Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Makassar, 11 November 2021

                                                                          
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan..................................................................3


B. Aliran Filsafat Pendidikan.........................................................................5
C. Ruang Lingkup Kajian Filsafat Pendidikan..............................................7
D. Hubungan Filsafat dan Pendidikan............................................................8
E. Fungsi Filsafat Pendidikan........................................................................10
F. Manfaat Filsafat Pendidikan......................................................................11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat menjadi kajian yang tidak bisa dipisahkan dari berbagai aspek
kehidupan manusia. Dalam bidang pendidikan dilandasi oleh filsafat pendidikan.
Pendidikan membutuhkan filsafat karena problematika pendidikan tidak hanya
menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-
masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi
pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memumngkinkan dapat
dijangkau oleh sains pendidikan.
Pendidik sebagai pelaksana utama proses pendidikan harus memahami
filsafat pendidikan. Hal ini karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan
langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan. Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam
hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan
hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama.
Sehingga mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan konsep filsafat
dalam kehidupan sehari-hari khususnya lagi dalam bidang pendidikan menjadi
suatu hal yang sangat penting. Hal ini juga tentunya akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas pendidikan yang telah menjadi tujuan kita bersama. Maka
dari itu untuk memahami jauh lebih dalam terkait filsafat pendidikan akan dibahas
melalui makalah yang berjudul “Konsep Dasar Filsafat Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat pendidikan?
2. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat pendidikan?
3. Bagaimanakah ruang lingkup kajian filsafat pendidikan?
4. Bagaimana hubungan filsafat dengan pendidikan?
5. Apa fungsi filsafat pendidikan?
6. Apa manfaat filsafat pendidikan?

1
2

C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan


2. Untuk mengetahui saja aliran-aliran dalam filsafat pendidikan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian filsafat pendidikan
4. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan pendidikan
5. Untuk mengetahui fungsi filsafat pendidikan
6. Untuk mengetahui manfaat filsafat pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan


Istilah filsafat berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu
phile atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang
berarti kebijaksanaan. Kedua suku kata tersebut membentuk kata majemuk
philosophia. Dengan demikian, berdasarkan asal usul philosophia (filsafat) berarti
cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan.
Di Zaman Yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan
spesial, akan tetapi suatu cara hidup yang kongkret, suatu pandangan hidup yang
total tentang manusia dan tentang alam yang menyinari seluruh kehidupan
seseorang. Selanjutnya, dengan kehidupan atau perkembangan peradaban manusia
dan problema yang dihadapinya, pengertian yang bersifat teoritis seperti yang di
lahirkan filsafat Yunani itu kehilangan kemampuan untuk memberi jawaban yang
layak tentang kebenaran peradaban itu telah menyebabkan manusia melakukan
loncatan besar dalam bidang sains, teknologi, kedokteran dan pendidikan.
Perubahan itu mendorong manusia memikirkan kembali pengertian tentang
kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh
terhadap sistem nilai yang berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan
cara berfikir manusia terdapat hubungan timbal balik.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya agar dasar
kependidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Karenanya pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, dinamis,
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan, melalui filsafat kependidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan.
Menurut (Jenilan, 2018) mengungkapkan bahwa filsafat pendidikan adalah
filsafat yang memandang pendidikan sebagai proses memanusiakan peserta didik

3
4

sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi asli
yang ada dalam dirinya. Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang
merupakan ciri khas manusia.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses
pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam
upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis.
Untuk mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna
(jelas), ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan
itu sendiri. Pendidikan adalah bimbingan ecara sadar dari pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan ruhani anak didikmenuju terbentuknya manusia yang
memiliki yang utama dan ideal.
Dalam pandangan Jhon Dewey, pendidikan adalah sebagai proses
pembentukan  kemampuan dasar yang fudamental, yang menyangkut: daya pikir
(intelektual) maupun daya rasa (emosi). Dalam hubungan ini Al-Syaibani
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu
dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan
kehidupan alam sekitarnya.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian
bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah
laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan
kehidupannya. Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara peraktis, adalah sebagai
sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan
yang dihadapinya, termasuk dalam problematika dalam pendidikan. Oleh karena
itu di simpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar
bagi ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
5

dalam bidang pendidikan yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam


lapangan pendidikan.
B. Aliran Filsafat Pendidikan
Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan dengan berbagai
aliran seperti esensialisme, perenialisme, dan sebagainya. Menurut (Thabarani,
2015) aliran-aliran dalam filsafat pendidikan sebagai berikut:
1. Filsafat Pendidikan Idealisme
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan
materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah
tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak
berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara
fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran
ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali.
2. Filsafat Pendidikan Realisme
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis.
Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan
dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang
menyadari dn mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya
realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos
Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David
Hume, John Stuart Mill
3. Filsafat Pendidikan Materialisme
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan
rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme:
Demokritos, Ludwig Feurbach.
4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya
berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia
dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut
6

filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey,
Heracleitos.
5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara
umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman
manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema
rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini :
Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl
Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.
6. Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat
yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatugerakan dan perkumpulan yang
didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus
terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest
Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.
7. Filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada
mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-
sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-
standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran
ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
8. Filsafat Pendidikan Perenialisme
Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua
puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan
sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk
mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan
7

kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan


hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini
adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme.
Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada
sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg
pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas
dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold
Rugg.

C. Ruang Lingkup Kajian Filsafat Pendidikan


Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul
dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang
terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang
dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan memberikan pengertian
yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep hidup secara ideal dan
mendasar bagi manusia agar mendapatkan kebahagian dan kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup filsafat adalah
semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang
mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret maupun
nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas.
Menurut (Rukiyati & Purwastuti, 2015) mengungkapkan bahwa Hal-hal
yang menjadi kajian filsafat pendidikan sangat luas cakupannya, sebagai berikut:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of
education)
2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan
(the nature of man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama dan kebudayaan.
8

4. Merumuskan secara hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, teori dan


pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
6. Merumuskan sistem sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang
merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan ialah
semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan
memahami hakikat pendidikan yang baik dan bagai mana tujuan pendidikan itu
dapat dicapai seperti yang di cita-citakan.
D. Hubungan Filsafat dan Pendidikan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis.
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Menurut (Jenilan, 2018) Hubungan antar filsafat dengan pendidikan
adalah, filsafat menelaah suatu realitas dengan luas dan menyeluruh, sesuai
dengan karakteristik filsafat yang radikal, sistematis, dan menyeluruh. Konsep
tentang dunia dan tujuan hidup manusia yang merupakan hasil dari studi filsafat,
akan menjadi landasan dalam menyusun tujuan pendidikan. Nantinya bangun
sistem pendidikan dan praktek pendidikan akan dilaksanakan berorientasi kepada
tujuan pendidikan.
Sejalan dengan pendapat di atas (Rukiyati & Purwastuti, 2015) turut
mengungkapkan bahwa filsafat mempunyai hubungan yang erat dengan
pendidikan, baik pendidikan dalam arti teoretis maupun praktik. Setiap teori
pendidikan selalu didasari oleh suatu sistem filsafat tertentu yang menjadi
landasannya. Demikian pula, semua praktik pendidikan yang diupayakan dengan
sungguh-sungguh sebenarnya dilandasi oleh suatu pemikiran filsafati yang
9

menjadi ideologi pendorongnya. Pemikiran filsafati tersebut berusaha untuk


diwujudkan dalam praktik pendidikan.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan pendidikan atau pemahaman yang
lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu
mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi
sudut pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia
mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan
menunjukkan dirinya pada masalah pendidikan pad umumnya serta bagaimana
masalah itu mengganggu pada persekolahan yang menyangkut masalah
perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para
pendidik juga mengharapkan dari ahli filsafat pendidikan suatu klasifikasi dari
uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama
adalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan
kesamaan kesepakatan pendidikan.
E. Fungsi Filsafat Pendidikan
Menurut Brubacher (Widodo, 2015) menulis tentang fungsi filsafat
pendidikan secara terperinci, pokok-pokok pikirannya dapat dilihat sebagai
berikut :
1. Fungsi Spekulatif
Filsafat pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan
mencoba merumuskannya dalam satu gambaran pokok-pokok sebagai
pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi ilmiah. Filsafat pendidikan
10

berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan antar hubungannya


dengan factor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan.
2. Fungsi Normatif
Sebagai penentu arah, pedoman untuk apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul
dalam tujuan pendidikan, jenis masyarakat apa yang ideal yang akan kita
bina. Khususnya norma moral yang bagaimana sebaiknya yang manusia cita-
citakan. Bagaiman filsafat pendidikan memberikan norma dan pertimbangan
bagi kenyataan normative dan kenyataan ilmiah, yang pada akhirnya
membentuk kebudayaan.
3. Fungsi Kritik
Terutama untuk memberi dasar bagi pengertian kritis rasional dalam
pertimbangan dan menafsirkan data-data ilmiah misalnya, data pengukuran
analisa evaluasi baik kepribadian maupun prestasi. Fungsi kritik berarti pula
analisis dan komparatif atas sesuatu, untuk mendapat kesimpulan bagaimana
menetapkan klasifikasi prestasi itu secara tepat dengan data-data objektif
( angka, statistic). Juga untuk menetapkan asumsi atau hipotesis yang lebih
rasionable. Filsafat harus kompeten, mengatasi kelemahan-kelemahan yang
ditemukan oleh bidang ilmiah, mlengapi dengan data dan argumentasi yang
tidak didapat dari data ilmiah.
4. Fungsi Teori Bagi Praktek
Semua ide, konsepsi, analisa dan kesimpulan filsafat pendidikan adalah
berfungsi teori. Dan teori ini adalah dasar bgi pelaksanaan atau praktek
pendidikan. Filsafat memberikan prinsip-prinsip umum bagi suatu praktek.
5. Fungsi Integratif
Mengingat fungi filsafat pendidikan sebagai asas kerohanian atau rohnya
pendidikan, maka ungsi integrative filsafat adalah wajar. Artinya sebagai
pemadu fungsional semua nilai dan asas normative dalam ilmu kependidikan.

F. Manfaat Filsafat Pendidikan


Mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di lembaga pendidikan tenaga
keguruan dituntut untuk memikirkan masalah-masalah hakiki terkait pendidikan.
11

Pemikiran mahasiswa menjadi lebih terasah terhadap persoalan-persoalan


pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun makro. Hal ini menjadikan
mahasiswa lebih kritis dalam memandang persoalan pendidikan. (Rukiyati &
Purwastuti, 2015)
Di samping itu, mahasiswa yang mempelajari dan merenungkan masalah-
masalah hakiki pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir mereka sehingga
dapat lebih arif dalam memahami problem pendidikan Sebagai intelektual muda
yang kelak menjadi pendidik atau tenaga kependidikan sudah sewajarnya bila
mereka dituntut untuk berpikir reflektif dan bukan sekedar berpikir teknis di
dalam memecahkan problem-problem dasar kependidikan dengan menggunakan
kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial yang melekat padanya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan
teratur tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia pendidikan agar
masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan
tak bisa dipisahkan, karena filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-
usaha perbaikan, pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang
kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan yang diharapkan. Mahasiswa yang
mempelajari dan merenungkan masalah- masalah hakiki pendidikan akan
memperluas cakrawala berpikir mereka, sehingga dapat lebih arif dalam
memahami problem pendidikan. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi
pendidik atau tenaga kependidikan, sudah sewajarnya bila mereka dituntut untuk
berpikir reflektif dan bukan sekedar berpikir teknis di dalam memecahkan
problem-problem dasar kependidikan, yaitu dengan menggunakan kebebasan
intelektual dan tanggung jawab sosial yang melekat padanya.

B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji terkait konsep dasar filsafat pendidikan
ini, maka diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan aktivitas berpikir kritis
terhadap masalah-masalah yang ada di dunia pendidikan. Sudah sepantasnya
mahasiswa pendidikan nantinya akan menjadi penerus pendidik dan filsuf di
dalam dunia pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jenilan. (2018). Filsafat Pendidikan. El-Afkar, 7(1), 69–74.


Rukiyati, & Purwastuti, L. A. (2015). Mengenal Filsafat Pendidikan. UNY Press.
Thabarani, A. M. (2015). Filsafat dalam Pendidikan (I). IAIN Jember Press.
Widodo, S. A. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Aliran-Aliran Filsafat. Idea
Press.

13

Anda mungkin juga menyukai