Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH IAD, IBD, ISD

PENDEKATAN ILMIAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. MUH. AKBAR

2. ANDI MUHAMMAD DAMAWAN

3. RESKI MAWAR

4. DICKY

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AS’ADIYAH


SENGKANG
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Pendekatan
Ilmiah”. Dan kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah IAD, ISD,dan IBD
di Institut Agama Islam (IAI) As’adiyah Sengkang. Makalah ini disusun sebagai
tambahan pengetahuan pada mata kuliah IAD, ISD,dan IBD. Selain itu, makalah
ini juga dapat menambah wawasan kita.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Sengkang, 11 Oktober 2021

Penulis;

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2

A. Metode Ilmiah dan Implementasinya ............................................... 2


B. Penemuan Kebenaran dengan Cara Non Ilmiah ............................... 4
C. Keterbatasan Metode Ilmiah ............................................................ 5
D. Sikap Ilmiah .................................................................................... 6
E. Kontribusi Ilmuwan Muslim Dalam Sains dan Teknologi ................ 7

BAB III PENUTUP .................................................................................... 9

A. Kesimpulan ..................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan ilmiah sering disebut pendekatan saintifik. Pendekatan ilmiah ini


merupakan proses yang mengajak kita untuk memecahkan masalah melalui
mengumpulkan informasi dilanjutkan dengan berpikir kritis dan kreatif serta
berkomunikasi dengan baik dalam meningkatkan pemahaman.
Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi setiap
orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi,bias dan
perasaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif melainkan obyektif.
Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik atau kita dapat menjawab
rasa ingin tahu melalui proses yang sistematis sebagaimana langkah-langkah
ilmiah. Para ilmuwan lebih mengedepankan pelajaran induktif (inductive
reasoning) dibandingkan deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif
melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti spesifik ke dalam relasi yang lebih luas.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud metode ilmiah dan implementasinya?

2. Apa saja penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah?

3. Apa keterbatasan metode ilmiah?

4. Apa saja sikap ilmiah?

5. Apa kontribusi ilmuwan muslim dalam sains dan teknologi?

C. Tujuan Penulisan

Dengan dibuatnya makalah ini, semoga kita dapat mengetahui tentang


pendekatan ilmiah dan dapat di implementasikan di dalam kehidupan sehari- hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah dan Implementasinya

Rasa ingin tahu yang merupakan salah satu insting dasar yang dimiliki
manusia. Dengan adanya insting ini manusia dapat mempunyai keinginan untuk
memperoleh sesuatu yang baru yang dapat berupa data, yang nantinya dapat
dianalisa menjadi informasi dan akhirnya menjadi pengetahuan. Pengetahuan
yang memenuhi syarat-syarat tertentu kemudian dapat disebut sebagai ilmu.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu pengetahuan untuk dapat disebut
sebagai ilmu adalah metode ilmiah. Metode ilmiah adalah tata cara atau prosedur
yang dapat ditempuh untuk mendapatkan pengetahuan.
Langkah-langkah sistematis dalam metode ilmiah antara lain meliputi:

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

2. Menyusun kerangka pemikiran

3. Merumuskan hipotesis

4. Menguji hipotesis

5. Menarik kesimpulan

Unsur kebenaran ilmiah adalah logika berpikir deduktif dan induktif yang di
implementasikan secara bersama-sama secara terstruktur untuk mendapatkan
suatu hukum atau teori ilmu pengetahuan tentang suatu objek atau fenomena alam.
Untuk lebih jelas perbedaan antara cara berpikir deduktif dan induktif adalah
sebagai berikut:
1. Deduktif : Semua ikan hidup di air

Nila merupakan ikan

Nila hidup di air


2. Induktif : Setiap nila yang pernah diamati hidup di air
Setiap nila hidup di air

Dari dua contoh tersebut tampak bahwa dalam cara berpikir deduktif dasar

2
pikirannya harus tahu terlebih dahulu sebelum kesimpulan ditarik. Namun dalam
cara berpikir induktif, kesimpulan dapat dicapai dengan mengamati contoh-
contoh, barulah dapat ditarik kesimpulannya.
Tahap pertama didalam metode ilmiah adalah identifikasi masalah dan
merumuskan masalah. Diketahui bahwa masalah merupakan suatu keadaan yang
tidak seimbang antara harapan atau keinginan dengan kenyataan yang ada.
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan pengamatan secara seksama dan
membaca sumber-sumber informasi. Melalui kegiatan tersebut kita dapat
menemui hal-hal yang belum dipahami.
Setelah masalah sudah ditemukan dilanjutkan dengan merumuskan masalah.
Kita mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya, dan rumusan masalah
diajukan dalam bentuk pertanyaan.
Langkah berikutnya adalah menyusun kerangka berpikir dengan tujuan
mengungkapkan hal-hal esensial sebagai argumentasi dukungan dasar teoritis
untuk memecahkan masalah yang dihadapi sebagaimana dirumuskan sebelumya
di rumusan masalah. Kerangka berpikir berisikan teori-teori relevan. Pemilihan
teori dipandu oleh kata-kata kunci yang disebut dalam rumusan masalah.
Lalu merumuskan hipotesis yang diturunkan dari teori, menjadikan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji.
Penentuan hipotesis dapat ditolak atau tidak, ditentukan oleh pengujian
hipotesis. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan formulasi hipotesis

Menyusun hipotesis yaitu H0 dan H1 untuk memudahkan dalam


membuat kesimpulan pada langkah 5
2. Menentukan taraf nyata dan tabel yang akan dibandingkan

Menentukan taraf nyata yang akan digunakan untuk memudahkan


membaca tabel yang akan dibandingkan dengan nilai statistik uji.
Atau bisa dengan membandingkan nilai taraf nyata dengan nilai
signifikansi.

3
3. Menentukan Kriteria Pengujian

Menetukan kriteria pengujian yaitu kapan menerima H0 atau


menolak H1 dan kapan menolak H0 atau menerima H1. Hal ini
diperlukan untuk memudahkan pengambilan kesimpulan pada
langkah 5.
4. Menghitung Nilai Statistik Uji

Menghitung nilai statistik uji yang akan dibandingkan dengan tabel


yang akan digunakan. Misalkan uji t maka tabel yang akan
digunakan adalah tabel t dibandingkan dengan t hitung.
5. Membuat Kesimpulan

Setelah melakukan langkah 1-4 maka langkah terakhir yaitu langkah


5 membuat kesimpulan dari pengujian hipotesis. Kesimpulan dapat
dibuat setelah diputuskan tolak
1. H0 atau H.

B . Penemuan-Penemuan Kebenaran dengan Cara Non Ilmiah

Pendekatan non ilmiah merupakan cara penemuan kebenaran yang dilakukan


dengan tidak melalui langkah-langkah tertentu maupun urut-urut tertentu, namun
kebenarannya dapat ditentukan dengan cara:
1) Akal sehat (Common Sense)

Akal sehat banyak digunakan oleh orang-orang dalam membicarakan atau


memutuskan suatu hal. Meskipun akal sehat dapat menemukan kebenaran namun
dapat juga menyesatkan atau hasilnya kurang tepat dalam penggunaannya.
Menurut akal sehat orang percaya bahwa hukuman terhadap anak didik
merupakan alat utama dalam pendidikan anak, namun setelah adanya penelitian
psikologi ternyata hukuman kurang efektif tetapi ganjaran (sikap pertanggung
jawaban) merupakan alat yang efektif bagi pendidikan anak.

2) Penemuan dilakukan dengan usaha coba-coba (trial and error)

Kebenaran ini diperoleh melalui serangkaian percobaan yang dilakukan


secara berulang-ulang dengan metode dan materi berubah-ubah. Pengulangan

4
tersebut tanpa dituntut oleh petunjuk yang jelas sampai seseorang menemukan
sesuatu.
3) Penemuan kebenaran secara spekulatif

Jika penemuan trial and error tidak menggunakan panduan sama sekali, maka
dalam penemuan spekulatif seseorang dibimbing oleh suatu pertimbangan, tetapi
pertimbangan tersebut kurang dipikirkan secara matang.
4) Penemuan kebenaran secara kebetulan

Penemuan semacam ini diperoleh tanpa rencana dan tidak dapat


diperhitungkan lebih dulu. Misalnya, penemuan kristal urease oleh Dr. J.S.
Summers pada tahun 1926.
5) Penemuan kebenaran secara wahyu

Kebenaran yang didasarkan pada wahyu adalah kebenaran yang mutlak.


Karena wahyu datangnya dari Allah SWT. Kebenaran yang diterima bukan
berdasarkan pada penalaran manusia secara aktif.
6) Penemuan kebenaran secara intuitif

Penemuan ini diperoleh dengan proses yang tidak disadari atau tidak
terpikirkan lebih dahulu. Hal ini terjadi tanpa melalui suatu pemikiran sehingga
sukar dipercaya kebenarannya, karena tidak melaui proses yang sistematis.
7) Otoritas (Kewibawaan)

Kebenaran diterima karena pendapat dari suatu badan atau orang-orang


terkemuka yang dianggap berwibawa dan terkadang dijadikan bayangan
kebenaran yang kebenarannya dianggap mutlak.

C. Keterbatasan Metode Ilmiah

Metode ilmiah juga memiliki keterbatasan sehingga kesimpulan yang diambil


dari fakta-fakta yang keliru juga akan keliru. Oleh karena itu semua kesimpulan
ilmiah bersifat tentatif. Artinya suatu pendapat yang disimpulkan dengan
menggunakan metode ilmiah diakui sebagai benar selama belum ada pendapat
baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila telah ditemukan
kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka pendapat

5
terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil suatu
kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu ilahi.
Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak,artinya tidak akan berubah
sepanjang masa. Metode ilmiah memang tidak sanggup menjangkau untuk
menguji adanya Tuhan, metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk
membuat kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem nilai,juga
tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.

D. Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan dan
para peneliti ketika menghadapi persoalan ilmiah untuk dapat melewati proses
penelitian yang baik dengan hasil yang baik pula. Beberapa sikap ilmiah yang
harus dimiliki adalah:
1) Rasa Ingin tahu

Sikap ingin tahu terlihat dari kebiasaan bertanya, Seorang peneliti selalu
memilki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap objek yang berada di lingkungannya.
2) Jujur

Seorang peneliti harus dapat menerima apapun hasil penelitiannya, dan tidak
boleh mengubah data hasil penelitiannya.

3) Objektif

Seorang peneliti dalam mengemukakan pendapatnya tidak boleh dipengaruhi


oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada. 17
4) Berpikir secara terbuka

Selalu bersedia mendengar keterangan dan argumentasi orang lain,walaupun


berbeda dalam pendirian. Orang dengan sikap seperti ini tidak menutup mata
terhadap adanya kemungkinan pendapat lain. Itulah sebabnya ia tidak emosional
dalam menghadapi kritik,sangkalan, bahkan celaan terhadap pendapat yang
dikemukakan.

6
5) Berani dan santun

Sikap ilmiah membuat orang berani mengatakan kebenaran dan bila perlu
sekaligus mempertahankannya. Kebenaran yang dibelanya ini mungkin berupa
tulisan atau hasil penelitiannya sendiri,mungkin pula hasil penemuan karya orang
lain. Dengan memiliki keberanian mengemukakan kebenaran,cara berpikir dan
sikapnya dalam melakukan penulisan menjadi konsisten.
6) Memiliki kepedulian

Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti yang


baru.
7) Teliti

Seorang peneliti dalam melakuakn penelitian harus teliti dan tidak boleh
melakukan kesalahan karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
8) Tekun

Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi
masalah dalam penelitiannya.

E. Kontribusi Ilmuwan Muslim dalam Sains dan Teknologi

1) Al-Khwarizmi adalah ilmuwan muslim pertama yang memperkenalkan


ilmu Al-Jabar dalam suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Muhammad bin Musa Al Khwarizmi sangat jenius dan cerdas. Ia juga
berhasil menemukan angka 0 sebagai awal notasi ilmiah dan penomoran
yang sampai saat ini kita gunakan. Lalu penemuan lainnya aritmatika,
geometri, algoritma,persamaan linear dan kuadrat. 21
2) Ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang astronomi dan trigonometri.
Ia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Jabir bin Sinan Al-Harrani Ar
Raqqi Ash-Shabi. Ia lahir di Battan,sebuah daerah di Kota Harran, Irak.
Oleh karena itu ia dikenal dengan sebutan Al-Battani. Ia membuat
teropong yang dinamai teropong Al-Battani untuk melihat benda-benda
langit dan melakukan pengamatan yang seksama. Penemuannya adalah

7
tentang kemungkinan terjadinya gerhana matahari saat terbit,nilai
kecondongan bintang-bintang pada siang hari,orbit bulan, orbit planet, dan
orbit matahari. Ia juga berhasil menemukan bahwa perubahan musim
ditentukan oleh posisi matahari, menentukan jumlah hari dalam satu tahun
masehi.
Selain ahli astronomi ia juga ahli dalam bidang matematika, sampai
dijuluki dengan sebutan bapak trigonometti. Ia menemukan rumus-rumus
persamaan trigonometri, mengetahui titik pada garis bengkok dengan
menggunakan tabel matematika,dan melakukan perbaikan-perbaikan
dalam ilmu al jabbar.
3) Tokoh selanjutnya adalah Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah Ibnu Sina atau
yang kita kenal dengan nama Ibnu Sina. Ia dikenal sebagai ahli filsafat dan
ahli di bidang kedokteran. Ia membuat karya cemerlang yaitu Qanun fi al
Tibb (Pengaturan tentang Pengobatan). Buku ini menjelaskan berbagai
penjelasan otentik mengenai beragam penyakit seperti radang paru-paru dan
daftar obat yang disertai cara efektif untuk menggunakannya. Dalam filsafat ia
mengeluarkan karya Syifa An Nafs (Buku Penyembuhan Jiwa) yang dikenal di
abad pertengahan dengan nama Sufficietia. Selain itu buku lainnya adalah Al
Isyarat wa Al Tanbihat (Buku Isyarat dan Petunjuk).23
4) Lalu ada Al Dinawari,yang dijuluki bapak Botani dari dunia islam.
Karyanya adalah kitab Al-Nabat, ia mampu menjelaskan sekitar 637 jenis
tanaman.
5) Selanjutnya Al-Muqaddasi adalah seorang perintis ilmu geografi asal
Palestina. Ia melakukan perjalanan ke banyak negara islam untuk menggali
informasi seputar ilmu geografi. Hasil perjalanannya hampir 20 tahun
kemudian dituangkan dalam karyanya berjudul Ahsan- at-Taqasim fi
Ma’rifat Al- Aqalim (tempat-tempat terbaik bagi ilmu pengetahuan). Ia
menjadi tokoh penting yang memberikan banyak informasi secara
mendalam mengenai tempat yang pernah ia kunjungi di sejumlah negara
islam.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendekatan ilmiah sering disebut pendekatan saintifik. Pendekatan ilmiah


adalah merupakan proses yang mengajak kita untuk memecahkan masalah melalui
mengumpulkan informasi dilanjutkan dengan berpikir kritis dan kreatif serta
berkomunikasi dengan baik dalam meningkatkan pemahaman.
Pendekatan ilmiah dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang
sistematis. Namun kebenaran juga bisa ditemukan dengan cara non ilmiah
walaupun kebenaran tersebut tidak dilalui dengan cara yang sistematis. Metode
ilmiah dilakukan dengan sikap ilmiah yang harus ada pada setiap ilmuwan atau
peneliti yang akan memecahkan masalah.
Banyak ilmuwan muslim yang berpengaruh baik dalam perkembangan ilmu
pengetahuan maupun teknologi.
B. Saran

Semoga pembuatan makalah ini dapat membantu dalam menambah wawasan


kita tentang pendekatan ilmiah. Ada baiknya kita terus mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah ditemukan oleh para ilmuwan terdahulu,
agar dapat memberi manfaat bagi banyak orang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Izzah. 2018. 12 Ilmuwan Muslim yang Terkenal di Dunia.

Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka.

Dwiyono, Anton. 2012. Tokoh Matematikawan Dunia. Jakarta: PT. Balai


Pustaka.

Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian:Penelitian Kualitatif,


Tindakan Kelas dan Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak.

Han, Afriza. 2017. 36 Kisah Inspiratif Ilmuwan Muslim. Jakarta: Cerdas


Interaktif.

Haryanto,dkk. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah:Buku


Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. 2021.


Dasar-DasarPenelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Mayasari, Dian. 2020. Program Perencanaan Pembelajaran Matematika.

Sleman: Deepublish.

Pakpahan, Andrew Fernando,dkk. 2021. Metodologi Penelitian. Medan:


Yayasan Kita Menulis.

Pictures, Tim Sunrise.2011. 100 Ilmuwan dan Penemu Terpopuler diDunia.


Jakarta: Cika Aksara.

R, Wahyu Hidayat dan A. Mohyi. 2020. Metodologi Penelitian Ekonomi.

Malang:UMM.

Razi, Muhammad. 2005. 50 Ilmuwan Muslim Populer. Tangerang : Qultum


Media.

Ronda, Andi Mirza. 2020. Metode Riset Komunikasi. Tangerang: Indigo


Media.

10
Salim dan Hadir.2019.Penelitian Pendidikan: Metode,Pendekatan danJenis.
Jakarta: Kencana.

Setyawan, Dodiet Aditya. 2021. Hipotesis dan Variabel Penelitian. Jawa


Tengah: Tahta Media.

Sholihah, Qomariyatus. 2020. Pengantar Metodologi Penelitian. Malang:Tim


UB Press.

Sijalu, Akas Pinaringan dkk.2021. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Zahir


Publishing

Spillane, James J. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:


Universitas Sanata Dharma.

Suparsawan, I Komang. 2020. Kolaborasi Pendekatan Saintifik dengan


Model Pembelajaran Stad. Bandung: Tata Akbar.

Wagiran.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Teori dan Implementasi.

Yogyakarta: Budi Utama.

Wardani, Dian Kusuma. 2020. Pengujian Hipotesis (Deskriptif, Komparatif, dan


Asosiatif. Jombang: LPPM Universitas KH. A Wahab Hasbullah.

Wijaya, Agung. 2021.Biologi VII untuk SMP dan MTS. Jakarta:Grasindo

11
12

Anda mungkin juga menyukai