Di Susun Oleh ;
Aziz Abdullah Nmp : 192210158
Rijal Mutarulloh Al Fatih Nmp : 192210181
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM ) NU
METRO – LAMPUNG
2020/2021
i
KATA PENGATAR
Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
makalah ini sebagai tugas kelompok dalam Mata Kuliah Kapita Selekta
Pendidikan Agama Islam yang dibimbing oleh Bapak Drs. Maksum, M.Pd.I Tema
yang akan dibahas di makalah ini sengaja dipilih oleh Dosen Pembimbing kami,
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga kami dapat berusaha lebih baik lagi sesuai kemampuan yang kami miliki
dalam penyusunan tugas di masa yang akan datang. Atas kritik dan saran dari para
10 Maret 2021
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Keseimpulan............................................................................... 17
B. Saran........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak di terapkannya
sebuah prinsip sebagai dasar dalam pendidikan. Pemikiran pendidikan adalah
aktivitas pemecahan masalah yang terkait dengan persoalan-persolan yang ikut
mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Pemikiran pendidikan dalam Islam
lahir akibat dari ideologi Islam yang digambarkan oleh al-Qur‟an dan al-Sunnah
serta suasana baru yang muncul dalam dunia Islam. Pemikiran pendidikan Islam
cepat membuat respon bagi semua perubahan dan perkembangan itu. Allah dalam
pemikiran pendidikan Islam adalah sumber dari segala sumber. Artinya dari kitab
al-Qur‟an dapat diketahui cita-cita, materi dan metode pendidikan Islam sebagai
pedoman menjalankan aktivitas pendidikan.
Sering kali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja. Prinsip
tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi sebagai pencapaian sebuah tujuan.
Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam pendidikan Islam,
keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit memaparkan
tentanng bagaimana sebuah prisnip-prinsip pendidikan islam sebagai displin ilmu
dan bagaimana kontribusinya.
1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian prinsip pendidikan islam?
Apa saja prinsip-prinsip dasar pendidikan islam?
Apa saja prinsip-prinsip pedidikan islam sebagai disiplin ilmu?
C. Tujuan Penulis
Mengetahui Pengertian Prinsip Pendidikan Islam
Mengetahui Apa saja prinsip-prinsip dasar pendidikan islam
Mengetahui Apa saja prinsip-prinsip pedidikan islam sebagai disiplin ilmu
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip berarati asas atau kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir,
bertindak dan sebagainya. Menurut Dagobert D. Runes yang di kutip oleh
Syamsul Nizar, mengartikan prinsip sebagai kebenaran yang bersifat universal
(universal trith) yang menjadi sifat dari sesuatu.
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan
berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan islam terhadap masalah-
masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan islam.
3
yang dapat mewakili dan mengandung ide tentang prinsip-prinsip dasar tersebut
dengan asumsi dasar, seperti yang dikatakan oleh al Nahlawiy[1]bahwa pendidik
sejati atau maha pendidik itu adalah Allah yang telah menciptakan fitroh manusia
dengan segala potensi dan kelebihan serta menetapkan hukum-hukum
pertumbuhan, perkembangan, dan interaksinya, sekaligus jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Prinsip integrasi
Suatu prinsip yang harus dianut adalah bahwa duna ini merupakan
jembatan menuju kampong akhirat. kerena itu, mempersiapkan diri secara utuh
merupakan hal yang tdak dapat dielakkan agar masa hidup di dunia ni benar-benar
bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Persiapan-persiapan
merupakan kegiatan yang layak di dunia. Prilaku yang teridik dan nukmat tuhan
apapun yang di dapat dalam kehidupan harus diabadikan untuk mencapai
kelayakan-kelayakan itu terutama dengan mematuhi kemauan tuhan. Disinilah
letak pentngnya kebiasaan diri secara utuh hingga dapat mengendaikannya supaya
setiap perilaku seseuai dengan keingina tuhan untuk kesejahteraan hidupnnya
sendiri, sesame manusia, dan lingkungannya.
4
itu, sebaliknya kegagalan akan didapat ketika fitrahnya diselewengkan kea rah
yang negative.
Dalam kaitan itu terdapat ayat yang memerintahkan agar manusia tidak
mengembangkan dirinya secara persial atau setengah-setengah, pengembangannya
harus terintegrasi sehingga akan mencapai hasil yang diinginkan.
2. Prinsip Keseimbangan
5
beriman maka usahanya tidak akan di sia-siakan dan kami mencatat semuanya.”
(QS. Al-Anbya’: 94).
Seorang muslim wajib mencari ilmu sebagai bekal untuk berbuat dan hal-
hal yang bersifat praktik. Beramal dan berpraktik harus sudah dimulai sejak dini
seperti juga pengetahuan yang diberikan melalui keteladanan dari pendidik dan
keluarga di lingkungannya. Seorang anak harus sudah diajarkan dan
melaksanakan sholat pada saat usia 7 tahun “ suruhlah anak-anakmu mengerjakan
sholat ketika telah berumur 7 tahun…”(HR. Ahmad Abu Daud dan al Hakim).
Dengan demikian keseimbangan antara teori dan praktik mesti diperhatikan dan
merupakan prinsip keseimbangan dari segi lain. Aspek lain dari prinsip
keseimbangan ini adalah prinsip pengembangan dan pembinaan masyarakat
sebagai individu dan anggota masyarakat.
3. Prinsip Persamaan
6
Siapapun siantara seorang laki-laki yang mempunyai seorang budak perempuan,
lalu diajar dan di didiknya dengan ilmu dan pendidikan yang baik, kemudian di
merdekakannya lalu dikawininya, maka (laki-laki) itu mendapat dus pahala (HR.
Al-Bkhori). Seperti dikeahui bahwa budak perempuan merupakan status manusia
ter rendah pada masyarakat arab pra-islam. Dengan hadits ini Rasulullah
mengangkat derajtnya menjadi sama dengan manusia yang lainnya, khususnya
dalam bidang pendidikan. Persamaan hak dalam pendidikan dengan demikian,
merupakan suatu prinsip yang mempunyai dasar yang kukuh karena di dasarkan
kepada persamaan asasi tentang hakikat dan keberadaan manusia di permukaan
bumi.
Sisi lain dari prinsip pendidikan seumur hidup adalah dalam kaitan ilmu
yang maha luas. Karena ilmu luas tanpa batas maka manusia tidak akan pernah
selesai mencari dan menemukan ilmu sementara dipihak lain ada perintah atau
kewajiban menuntut ilmu, dan Prinsip pendidikan seumur hidup merupakan jalan
yang bisa menclearkannya.
7
5. Prinsip Keutamaan
8
C. Prinsip-Prinsip Pedidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan Islam merupakan sekumpulan ide-ide dan
konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan
9
pengetahuan. Jadi, mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari
konseptualisasi manusia yg berlanjut kepada terbentuknya ilmu pengutahuan itu.
Untuk itu Nabi Adam as. Diajarkan nama – nama benda terlebih dahulu sebagai
dasar konseptual bagi pembentuknya ilmu pengetahuannya.
Dengan kata lain, ilmu pendidikan islam harus bertumpu pada gagasan-
gagasan yg dialogis dengan pengalaman empiris yg terdiri atas fakta atau
informasi untuk diolah menjadi teori yg valid yg menjadi tempat berpijaknya
suatu ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan demikian, ilmu pendidikan Islam dapat di
bedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Justru IPI
menuntut adanya teori yang dijadikan pedoman operasional dalam lapangan
praktik pendidikan.
Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam
yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi, yaitu:
1. Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan
sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan
pendidikan islam adalah yang asasi karena ia sebegitu jauh menentukan
corak metode dan materi (content) pendidikan islam. Metode dan content
itu bukanlah kurang pentingnya, karena antara tiga komponen tersebut
saling berkaitan dalam proses pencapaian tujuan islam. Meskipun tujuan
pendidikan itu beridealitas tinggi, namun bila metode dan materinya tidak
memadai, maka proses kependidikan tersebut akan mengalami kegagalan.
Oleh karena itu, suatu tujuan pendidikan tidak akan dapat berwujud dalam
suatu proses yang kedap metode dan content. Jika pendidikan islam
menetapkan tujuan yang berbeda-beda menurut idealitas kultural
masyarakat masing-masing, maka manusia ideal menurut citra islam yang
10
bernilai universal tak akan dapat mencerminkan hakikat islam, akan
kualitas moral dan ideal yang berbeda-beda pula. Padahal Isalamic way of
life telah ditetapkan oleh ajaran Alquran dimana ilmu pendidikan islam
harus mengacu kepadanya.
11
yang bertingkat menurut kemampuan yang seragam. Metode ini adalah
learning by going dalam ilmu kedokteran. Bila tim pertama yang
ditugaskan untuk menyelesaikan studi tentang jenis penyakit besrta
pengobatannya gagal, maka tim pertama menyerahkan kepada tim kedua,
berturut-turt kepada tim berikutnya. Bila semua tim-tim itu tidak dapat
mengerjakan secara tuntas tugas yang diberikan, barulah Ibnu Sina turun
tangan, menunjuk atau mengajarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
disertai praktik sekaligus. Metode demikian mendorong anak didik untuk
melakukan problem solving dengan cara trial and error yang semakin
meningkatkan penegtahuan mereka ke arah penemuan validitas
pengetahuannya. Guru mengesahkan dan men-tahqiq-kannya pada daur
terakhir.
12
rohaniah (iman dan taqwa) dan material-jasmaniah (kemampuan
jasmaniah yang tinggi) yang seimbang dan serasi.
13
sains filosofis beserta perinciannya, dan sains yang ditransmisikan beserta
perinciannya (yang berupa ilmu-ilmu agama). Perincian sains tersebut
dapat dilihat dalam buku Science and Civilization in Islam. (Sayyid
Hosein Nasr,p.60-64). Fahruddin Al-Razi (pada abad ke-12 M) dalam
buku karyanyaThe Book of Sixty Sciences (terj.) mengembangkan sains
tersebut menjadi enam puluh jenis.
Dalam klasifikasi sains dari para ahli pikir muslim diatas, tidak
dapat didiskriminasi antara ilmu yang religius dan ilmu yang sekuler,
semuanya merupakan ilmu-ilmu yang wajib dipelajari oleh umat islam.
Dengan demikian content (kurikulum) pendidikan Islam harus
mencerminkan jenis-jenis sains yang dibutuhkan oleh manusia muslim
untuk menunjang tugas sebagai mandataris Tuhan diatas bumi.
14
sistem pendekatan yang seirama dengan corak keislaman sebagai
kultur dan revilasi.
Oleh karena itu, suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada
adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
15
dalam kaitannya dangan kehidupan seksual, dengan keterampilan kerja
dan diorentasikan kepada perkembangan ilmu dan teknologi masa kini.
Adapun corak teoritis dari ilmu pendidikan islam itu hendaknya disusun
secara sistematis yang well-organized, yang mampu memberikan deskripsi
tentang adanya fakta dari pengalaman operasional dalam bentuk
pengertian sesederhana mungkin. (Gilbert Sax,1968, p. 15-16)
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pemaparan dia atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ilmu pendidikan
islam sebagai sebuah disiplin ilmu harus senantiasa berpegang kepada prinsip-
prinsip pendidikan islam yang bersumber dari al-Qur’an, hadist, ijma dan qiyas.
Hal itu disebabkan, karean apabila sebuah disiplin ilmu tidak memilki prinsip
khsusuya prinsip pendidikan Islam tersebut, maka dikahawatirkan akan terjadinya
sekularisasi dan liberalisasi pendidikan.
2. Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai
modal dalam mempelajafi prinsip pendidikan agama islam. Dan makalah ini juga
diharapkan dapat menumbuhkan suatu motivasi dan sikap hidup yang lebih
bermakna dalam menghadapi tantangan pendidikan masa depan, yang penuh
dengan jiwa optimis
17
DAFTAR PUSTAKA
18