Anda di halaman 1dari 23

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen pengampu: M. MUCHSIN AFRIYADI, M.Pd.

Disusun oleh:

Aziz Abdullah (192210158 )


Arifatul Khoir (192210156 )
Aris Rastono                   (192210157)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF
METRO
2021

i
KATA PENGANTAR

            Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”Belajar dan Pembelajaran” ini tepat pada waktunya. Laporan hasil
makalah ini semata-mata hanya untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas.
           
Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat ujian mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Dalam kesempatan ini, penulis  mengucapkan terimakasih kepada :
1.   Drs.Usman, M.Pd.I  , selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.
2.  Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
3.  Teman-teman seperjuangan.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kesalahan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
            Akhirnya penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kita semua.

             Metro, 3 April 2021

                 Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………….……………………………….…………i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………...…ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
1.1.      Latar Belakang ………………………………..…………………………..1
1.2.      Rumusan Masalah ………………………………………………………...1
1.3.      Tujuan dan Manfaat…………………………………………….................2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran….………………………………………...3
2.2. Prinsip-prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran………………………………6
2.3. Motivasi Belajar………………………………………………………………9
2.4. Pendekatan CBSA dan Pendekatan Keterampilan…………………………..11
2.5. Pendekatan Pembelajaran……………………………………………………14
2.6. Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran………………………….17
2.7. Masalah-masalah Belajar……………………………………………………20
2.8. Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum………………………………25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..29


3.1. Kesimpulan ………………………………………........................................29
3.2. Saran ………………………………………………………………………..30

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang


                  Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil /
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu,
yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh orang yang
sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang
berupa perilaku kompleks tersebut menimbulkan berbagai teori belajar. Seorang
pelajar (siswa) harus menghayati apa yang dipelajarinya karena erat hubungannya
dengan usaha pembelajaran, yang dilakukan oleh pembelajar ( guru ).
            Pendidikan itu adalah suatu kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan
hidup bagi setiap manusia. Hal ini telah terbukti dengan adanya proses dari
pendidikan itu sendiri dimana pada masa sekarang ini, seseorang yang
berpendidikan akan memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan
dalam masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut tentunya diperlukan metode-
metode ataupun cara-cara yang akan membuat peserta didik mampu menyerap
dan memahami materi apa yang akan kita sampaikan yang nantinya kapasitas kita
tentu saja akan menjadi seorang pendidik. Selain dengan metode atau cara-cara
yang efektif kita juga harus mampu memahami peserta didik secara personal
maupun secara kelompok.
Dalam makalah yang akan kami paparkan kali ini yaitu menganai Prinsip Belajar
dan Pembelajaran yang nantinya akan membantu seorang pendidik untuk lebih
memahami dan lebih mengenal peserta didiknya.
1.2.      Rumusan Masalah
                  Permasalahan yang hendak dikaji dalam belajar dan pembelajaran
antara lain :
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
b. Prinsip-prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
c. Motivasi Belajar
d. Pendekatan CBSA dan Pendekatan Keterampilan
e. Pendekatan Pembelajaran
f. Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
g. Masalah-masalah Belajar
h. Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum

1.3.      Tujuan dan Manfaat


         a. Pembaca mampu memahami tentang belajar dan pembelajaran
         b. Memahami asas-asas pembelajaran

iv
   c. Memahami implikasi prinsip-prinsip belajar
         d. Memahami motivasi-motivasi Belajar
         e.  Memahami Pendekatan CBSA dan Pendekatan Keterampilan
         f.  Memahami Pendekatan Pembelajaran
         g. Mengerti tentang Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
         h. Memahami Masalah-masalah Belajar
         i.  Mengerti tentang Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum

v
BAB II
PEMBAHASAN

1. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil / tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu, yakni
mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang
sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang
berupa perilaku kompleks tersebut menimbulkan berbagai teori belajar. Seorang
pebelajar (siswa) harus menghayati apa yang dipelajarinya karena erat
hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang dilakukan oleh pembelajar (guru).
2.1.1      Masalah-masalah belajar
a.   Masalah-masalah intern belajar
            Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang
dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar
merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar.
b. Faktor-faktor yang ada dalam masalah belajar, terdiri dari :
      * Sikap terhadap belajar.
      * Motivasi belaja
c.  Konsentrasi belajar
d.  Mengolah bahan belajar
e.  Menyimpan perolehan hasil belajar
f.  Menggali hasil belajar yang tersimpan
g.  Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar.
h.  Cara menentukan masalah-masalah belajar
     1. Pengamatan perilaku belajar
     2. Analisa hasil belajar
     3.Tes hasil belajar
2.1.2   Prinsip-prinsip belajar dan implikasinya
a. Pengertian prinsip
·         Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama
·         Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dan sebagainya.
·         Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya.
b. Pengertian belajar
·         Suatu aktivitas mental dan psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.
·         Suatu perilaku yang ditimbulkan dari respon belajar

vi
·         Suatu aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan
pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanent.
        Prinsip belajar adalah landasan berfikir, landasan berpijak dan sumber
motivasi agar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Adapun prinsip-prinsip belajar, terdiri dari :
1.      Prinsip pengulangan ( law of exercise )
         Bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin 
         bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila  
          jarang atau tidak pernah dilatih.
2.      Prinsip kesiapan ( law of readiness )
         Bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme
         itu berasal dari pendayagunaan suatu pengantar (conduction unit) dimana
         unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme  
         untuk berbuat atu tidak berbuat sesuatu.
3.      Prinsip kesan pertama ( law of primacy )
         Prinsip yang harus dipunyai pendidik untuk menarik perhatian peserta
         didik.
4.      Prinsip makna yang dalam ( law of  intensity )
         Bahwa makna yang dalam akan menunjang dalam pembelajaran.
5.      Prinsip bahan baru ( law of recentcy )
         Bahwa dalam suatu pembelajaran diperlukan bahan baru untuk menambah
wawasan atau pengalaman suatu peserta didik.
6.      Prinsip gabungan                           
                      Bahwa hubungan antara Stimulus-Respon akan semakin kuat dan  
      bertambah erat jika sering dilatih dan akan semakin lemah dan berkurang jika
      jarang atau tidak pernah dilatih.

2. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

               Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus menggunakan teori
teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar dapat membimbing aktifitas guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip-
prinsip belajar dapat digunakan untuk mengungkapkan batas-batas kemungkinan
dalam pembelajaran sehingga guru dapat melakukan tindakan yang tepat. Selain
itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar guru juga dapat memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar
siswa.
2.2.1 Prinsip-prinsip Belajar
            Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,

vii
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap
pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.
             Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi data merupakan tujuan pembelajaran.
Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan
hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam
bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.
2. Keaktifan
              Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalaminya sendiri.
Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan
sesuatu. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi,
merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan
dan menarik kesimpulan.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
             Belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar
secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung
melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung
jawab terhadap hasilnya. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik
individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem
solving).
4. Pengulangan
              Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada
pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang.
5. Tantangan
               Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif
untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya.

6. Balikan dan penguatan

viii
               Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada
operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini
adalah law of effectnya Thorndike.  Format sajian berupa tanya jawab, diskusi,
eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar
yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

7. Perbedaan individu
             Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

2.2.2 Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Guru


                Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas
dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola
kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar ini.
1) Perhatian dan motivasi 
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman 
4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan penguatan
7) Perbedaan individual

3. MOTIVASI BELAJAR

2.3.1 Definisi Motivasi Belajar


Secara etimologi motifasi artinya dorongan, kehendak, alas an atau kemauan.
Motifasi adalah tenaga-tenaga (forcer) yang membangkitkan dan mengarahkan
kelakuan individu. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung akan tetapi dapat
diinteprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkahlaku yang tertentu.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (
kesiapsiagaan ). Berawal dari kata motif itu maka motifasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu. Terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Prinsip-prinsiop motivasi belajar:
(1)   Proses internal yang mengaktifkan, memadu dan mempertahankan  
prilaku dari waktu ke waktu.
(2)   Dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan  

ix
pemberdayaan antribusi.
(3) Dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa.
(4) Dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran
      yang memiliki kontigen (keterkaitan), spesifik dan dapat dipercaya.

2.3.2 Jenis motivasi


Dari dasar pembentukannya : Bawaan dan yang dipelajari, menurut pembagiannya
: karena kebutuhan organis, darurat, obyektif, jasmani, rohani, intrinsic dan
ekstrinsik.
Unsur-unsur dalam lingkungan motivasi :
1. Kebutuhan.
2. Dorongan.
3. Tujuan.
2.3.3 Fungsi Motifasi
             Mendorong manusia untuk berbuat, menetukan arah perbuatan
menyeleksi perbuatan dan pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

2.3.4 Sifat motivasi


Motifasi instrinsik yaitu yang berasal dari diri sendiri, motivasi ekstrinsik yaitu
dapat berfungsi karena di rangsang dari luar, motivasi diperkaya yaitu yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan harapan agar sisiwa-siswi
lebih giat belajar.

2.3.5  Proses motivasi


Motivasi dalam pembelajaran. Proses motivasi adalah suatu proses dimana tenaga
sebagai tenaga atau kebutuhan dari murid di arahkan kepada obyek-obyek dalam
lingkungan sekitarnya. Peran penting motivasi dalam belajar :
(a)  Menentukan hal-hal yang dijadikan penguat belajar,
(b)  Memperjelas tujuan yang hendak dicapai
(c) Menentukan ketekunan belajar.

4. PENDEKATAN CBSA DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) bukan merupakan barang baru dalam dunia
pendidikan. Belajar dengan sendirinya dalam bentuk keaktifan siswa walaupun,
tentu saja, dalam derajat yang berbeda-beda. Selanjutnya keaktifan itu dapat
mengambil bentuk yang beraneka ragam seperti misalnya : mendengarkan
(ceramah), mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis laporan dan sebagainya.

x
Dengan perkatan lain, keaktifan dalam rangka CBSA menunjuk kepada keaktifan
mental, meskipun untuk mencapai maksud ini, dalam banyak hal, dipersyaratkan
keterlibatan langsung dalam pelbagai bentuk keaktifan fisik.
Salah satu cara meninjau derajat ke-CBSA-an di dalam peristiwa belajar mengajar
adalah dengan mengkonsepsikan rentangan antara dua kutub gaya mengajar:
2.4.1 Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif
Gagasan belajar aktif atau pengaktifan siswa dalam proses belajar mengajar pada
dasarnya bukanlah suatu barang baru dalam proses pembelajaran. Pendekatan
CBSA diartikan sebagai “anutan pembelajaran yang mengarah kepada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosional siswa dalam proses
pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan.
Penerapan CBSA dalam proses pembelajaran bertumpu pada sejumlah rasional.
Yang terpenting diantaranya ialah rasional yang berkaitan langsung dengan upaya
perwujudan tujuan utuh pendidikan serta karakteristik manusia dan masyarakat
masa depan Indonesia yang dikehendaki.
2.4.2 Prinsip-Prinsip CBSA
Pendekatan CBSA, seperti telah diisyaratkan, pada dasarnya merupakan gagasan
konseptual dan bukan merupakan suatu prosedural-perseptual. Dengan demikian
penerapan CBSA dalam pembelajaran diupayakan dengan menerapkan sejumlah
prinsip dan rambu-rambu, sementara pada sisi lain dipergunakan sejumlah
indikator untuk memperkirakan kadar keterlibatan siswa tersebut.

Prinsip-prinsip tersebut, menurut T. Raka Jeni (1993) ialah :


(i)   penyediaan pijakan dan tuntunan kognitif oleh guru sehingga siswa terbantu
untuk memberikan makna terhadap pengalaman belajarnya,
(ii)  kegiatan belajar mengajar yang beraneka ragam dari guru,
(iii) pemberian tugas/ kesempatan bagi siswa untuk berbuat langsung guna
mengkaji, berlatih/ menghayati isi kurikulum,
(iv)  guru berusaha memenuhi kebutuhan individu siswa,
(v)   guru berupaya melibatkan sebanyak mungkin siswa dalam interaksi belajar
mengajar,
(vi)   guru mencek pemahaman siswa, dan
(vii)  guru memberi balikan.

2.4.3 Penerapan CBSA dalam Pembelajaran


Pendekatan CBSA dapat diterapkan dalam pembelajaran dalam bentuk-bentuk :
1) Pemanfaatan waktu luang,
2) pembelajaran individual,
3) belajar kelompok,
4) bertanya jawab,
5) belajar mandiri,

xi
6) umpan balik,
7) pendayagunaan lingkungan masyarakat,
8) pengajaran unit,
 9) pameran/ display hasil karya siswa, dan
10) mempelajari buku sumber (teks).

CBSA merupakan suatu upaya dalam pembauran pendidikan dan pembelajaran.


CBSA bukan hal baru dalam pendidikan dan pengajaran. CBSA merupakan
konsekuensi logis dalam pembelajaran dan pengajaran. Tidak ada proses belajar
tanpa keaktifan anak didik yang belajar.
 Semua komponen dalam sekolah harus mendalami seluk beluk CBSA mulai dari
pengertian CBSA, setelah itu mengedepankan rasionalitas dan memperhatikan
prinsip-prinsip CBSA. Sehingga penerapan CBSA dalam pembelajaran lebih
efektif. Dengan metode CBSA kualitas pendidikan bisa ditingkatkan, CBSA dapat
berjalan apabila diinternaliasasikan doktrinnya dalam dunia pendidikan.

5. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan


dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global.
Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan
sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan
baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta.  Dimana
semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal
tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan
menyenangkan..
Salah satu solusinya untuk mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang
membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa
pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran
komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran
humanistik.

2.5.1        Pengorganisasian Siswa
Lukisan perilaku mengajar tersebut menggambarkan pengorganisasian siswa
belajar. Guru kelas memerankan pembelajaran individual, memerankan

xii
pembelajaran kelas kelompok, dan memerankan pembelajaran kelas. Ketiga
pembelajaran tersebut memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-
beda.
2.5.2        Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran
1. Pembelajaran secara Individual
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik
beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.
Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi :
a.  Tujuan Pengajaran pada Pembelajaran secara Individual
b.  Peran siswa dalam pembelajaran secara individual.
c.  Peran guru dalam pembelajaran secara individual
d.  Program Pembelajaran dalam Pembelajaran Individual
e.  Orientasi dan Tekanan Utama Pelaksanaan
2. Pendekatan Pembelajaran secara Kelompok
Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas adakalanya guru membentuk kelompok
kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam
pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada
tiap anggota kelompok lebih intensif. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran
secara kelompok dapat ditinjau dari segi :
a.  Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil
b.  Peran Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
c.  Peran Guru dalam Pembelajaran Kelompok
3. Pendekatan Pembelajaran secara Klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama.. Hal itu
disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong
efisien. Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Peran guru
dalam pembelajaran secara individual dan kelompok kecil berlaku dalam
pembelajaran secara klasikal.
Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Untuk memotivasi
siswa agar lebih senang belajar maka diperlukan pendekatan pembelajaran.
Beberapa pendekatan pembelajaran antara lain pendekatan pembelajaran
individual, pendekatan pembelajaran kelompok, dan pendekatan pembelajaran
klasikal. Pendekatan pembelajaran individual lebih menitikberatkan pada pada
bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Pendekatan
pembelajaran kelompok lebih mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
kecil dalam proses belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran klasikal lebih
berpusat pada guru. Dengan pendekatan pembelajaran tersebut diharapkam
peserta didik dapat termotivasi untuk belajar.

6. KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

xiii
Mengapa evaluasi hasil belajar pembelajaran perlu dilakukan? Karena dengan
evaluasilah, akan diketahui apakah proses belajar mengajar, dimana pembelajaran
dan guru berinteraksi, telah mencapai sasaran yang dikehendaki ataukah belum.
Secara rinci, alasan-alasan bagi perlunya evaluasi pembelajar adalah sebagai
berikut:
a.  Kemampuan mengajar guru akan diketahui, setelah diadakan evaluasi.
b.  Taraf penguasa pembelajaran terhadap materi pelajaran yang diberikan akan
diketahui setelah diadakan evaluasi.
c.  Letak kesulitan pembelajar akan diketahui setelah diadakan evaluasi.
d.  Tingkat kesukaran dan kemudahan bahan pelajaran yang diberikan pembalajar
akan diketahui setelah diadakan evaluasi.
e.  Termanfaatkan didalmya sarana dan fasilitas pendidikan akan diketahui setelah
adanya evaluasi.
2.6.1 Pengertian evaluasi
Kata evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa
inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Kata kerjanya
adalah evaluate yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan orang yang
menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator (Echols, 1975).
Secara harfiah kata evaluasi berasal dan bahasa Inggris Evaluation; dalam bahasa
Arab: al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti: pnilaian. Akar katanya adalah
value; dalam Babasa Arab ; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.
Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan (educationnal evaluation =
al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat diartikan sebagai penilaian-penilaian dalam (bidang)
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.

Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwin Wandt dan geral W
Brown itu untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi
pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau kegiatan (yang
dilaksanakan dengan maksud) atau suatia proses (yang berlangsung dalam rangka)
menetukan nulai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu
yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau
singkatnya: Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai
pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Berdasarkan pengertian pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa evaluasi adalah
suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menentukan patokan-patokan
tertentu untuk mencapai suatu Tujuan. Evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah
suatu proses menentukan nilai prestasi belajar pembelajar dengan menentukan
patokan patokan tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
2.6.2 Perbedaan Pengukuran dan Penilaian

xiv
Sebelum dilakukan evaluasi terkhir dahulu dilakukan pengukuran.Secara
etimologis, pengukuran merupakan terjemahan dari measurement (Echols,1975).
Secara terminologis, pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetalmi
sesuatu sebagaimana adanya. Oleh karena sesuatu yang diukur itu bermaksud
diketahui secara apa adanya, maka dalam pengukuran sedikitpun penafsiran
mengenai sesuatu. Sebagaimana adanya mengandung sesuatu pengertian bahwa
sesuatu yang diukur tidak holeh dibandingkan dengan sesuatu yang lainnya.
Jika pengertian evaluasi dan pengukuran tersebut ditarik ke setting belajar dan
pembelajaran, maka dapat dikemukakan pengertian sebagai berikut.

Pengukuran adalah suatu upaya atau aktivitas yang dimaksudkan untuk


mengetahui belajar pembelajaran sebagaimana adanya, meliputi: hasil belajar
pembelajaran. proses belajar pembelajaran, mereka yang terlibat dalam belajar
pembelajaran (pembelajar dan guru).
Oleh karena pengukuran adalah salah satu kegiatan yang berada dalam evaluasi,
maka orang yang mengevaluasi sebenamya juga melakukan aktivitas pengukuran.
Evaluasi pendidikan. dengan demikian juga mencakup penguluaran pendidikan.
Evaluasi belajar pembelajaran juga mencakup pengukuran belajar dan
pembelajaran.
2.6.3 Pengertian Evaluasi Dalam Proses Pendidikan
Berdasarkan tentang pengertian istilah evaluasi pendidikan ditanah air kita,
Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi
pendidikan sebagai berikut: Evaluasi pendidikan adalah: Proses atau kegiatan
untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan
2.6.4 Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan
bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan
proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui
apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuua ataukah belum.
Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan
penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dari faktor-faktor apa saja
yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil.

7. MASALAH-MASALAH BELAJAR
Masalah-masalah Belajar adalah segala masalah yang terjadi selama proses belajar
itu sendiri. Masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai. Hal ini merupakan
pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu secara
terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.
Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi
guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar

xv
dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah,
sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan
belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali
berkaitan dengan pengorganisasian belajar.

2.7.1 Faktor Internal


1.      Ciri Khas/Karekteristik Siswa
Dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan
buku, alat-alat tulis atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bila mana siswa tidak
memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan
kesiapan belajar.
2.      Sikap Terhadap Belajar
Sikap siswa dalam proses belajar, terutama memulai kegiatan belajar merupakan
bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa banyak
ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Namun, bila
lebih dominan sikap menolak sebelum belajar maka siswa cenderung kurang
memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.
3.      Motivasi Belajar
Di dalam aktivitas belajar, motivasi individu dimanfestasikan dalam bentuk
ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak,
mengerjakan tugas dan sebagainya. Umumnya kurang mampu untuk belajar lebih
lama, karena kurangnya kesungguhan di dalam mengerjakan tugas.

Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar yang
memberikan dampak bagi ketercapaianya hasil belajar yang diharapkan.
4.      Konsentrasi Belajar
Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang
dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil
belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam
belajar tentu memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut
ketelatenan guru.
5.      Mengelolah Bahan Ajar
Siswa mengalami kesulitan di dalam mengelolah bahan, maka berarti ada kendala
pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan
guru tersebut hendaknya dapat mendorong siswa agar memiliki kemampuan
sendiri untuk terus mengelolah bahan belajar, karena konstruksi berarti
merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis.
6.      Menggali Hasil Belajar
Bagi guru dan siswa sangat penting memperhatikan proses penerimaan pesan
dengan sebaik-baiknya terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal.
Guru hendaknya berupaya mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan,

xvi
agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam mengolah pesan-pesan
pembelajaran.
7.      Rasa Percaya Diri
Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik
dan mental dalam proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri
umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu
aktivitas tertentu di mana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang
diinginkannya.

8.      Kebiasaan Belajar
Adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif
lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. Ada
beberapa bentuk kebiasaan belajar yang sering dijumpai :
a)         belajar tidak teratur
b)         daya tahan rendah
c)         belajar hanya menjelang ulangan atau ujian
d)         tidak memiliki catatan yang lengkap
e)         sering datang terlambat, dan lain-lain

2.7.2 Faktor-faktor Eksternal Belajar


         1. Faktor Guru
Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya
menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar
secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.
        2. Lingkungan Sosial (Teman Sebaya)
Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa.
Contoh seorang siswa bernama Rudi yang terpengaruh teman sebayanya dengan
kebiasaan rekan-rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan
sebaliknya.
        3. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan
untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran,
maka dipastikan kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di
mana perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu :
(a)        tujuan yang akan dicapai berubah
(b)        isi pendidikan berubah
(c)        kegiatan belajar mengajar berubah
(d)       evaluasi belajar                          
        4. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya
iklim pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk

xvii
mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat
mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting untuk
tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.

2.7.3 Mengenal dan Mengatasi Belajar Siswa


Agar bimbingan dapat lebih terarah dalam upaya menemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :
a.       Indentifikasi
Adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami
kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan : 
·         Data dokumentasi hasil belajar mereka 
·         Menganalisis absensi siswa di dalam kelas 
·         Mengadakan wawancara dengan siswa  
·         Tes untuk memberi data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang
sedang dihadapi
b.      Diagnosis
Adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengelolaan data tentang
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa.
Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
•  Keputusan mengenai hasil kesulitan belajar siswa
•  Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan  
    belajar
c.       Prognosis
Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang
diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.
d.      Terapi
Terapi di sini adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan
belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk
terapinya antara lain :
• Bimbingan belajar kelompok
• Bimbingan belajar individu
• Pengajaran remedial
• Pemberian bimbingan pribadi
• Alih tangan kasus
e.       Tindak Lanjut
Adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada
siswa dan tindak lanjut yang didasari evaluasi.

8. PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

xviii
Pembelajaran berbasis siswa  sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru dalam
proses pendidikan dan pengajaran. Kita pahami bahwa suatu kegiatan belajar
dengan sendirinya melibatkan keaktifan peserta didik, meskipun keaktifan mereka
berada dalam kadar atau derajat yang berbeda-beda.
Peningkatan mutu pendidikan senantiasa harus dilakukan, diperbaharui dan
disempurnakan. Hal ini terjadi karena pendidikan pada dasarnya menyiapkan
peserta didik untuk mandiri terjun ke masyarakat. Pencapaian tujuan peningkatan
mutu tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menunjukkan gejala semakin menuntut kualitas lulusan yang lebih cakap, terampil
dibanding lulusan terdahulu.
Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan adalah pembaharuan pendekatan
pembelajaran. Dimana telah kita maklumi bersama pendidikan masa lalu
menganut pendekatan Teacher Center, yaitu pendekatan yang otorita, aktivitas
berada di tangan guru sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi
ajang pementasan guru dan sering mengabaikan potensi anak, keadaan anak, dan
kemauan/kehendak anak, serta kebutuhan anak dan masyarakat.
     2.8.1 Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya telah berjalan sejak manusia ada. Upaya-
upaya pendidikan dilakukan dalam rangka memberikan kemampuan pada peserta
didik untuk dapat hidup secara mandiri dan hidup bersama masyarakat.
a.      PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.
b.      PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. 
c.       Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana yang memotivasi siswa agar aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan 
d.      Inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif.
Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan
kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
e.       Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. 
f.       Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
2.8.2 Konsep Keaktifan Siswa
Pendidikan bukan sekedar memberi, tetapi menumbuhkan keberanian pada siswa
untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Setiap siswa berkesempatan untuk belajar
sesuai dengan minat dan kebutuhannya masing – masing. Namun sistem

xix
pembelajaran tersebut cenderung tidak tampak jelas, melainkan masih berupa
rencana belajar yang disusun bersama antara peserta didik dan guru. Dengan
menekankan pada minat dan kebutuhan siswa secara perorangan, maka siswa
dengan bantuan gurunya dapat menyusun rencana belajar sesuai dengan minat dan
kebutuhan masing – masing.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari – hari. Disamping itu pengajar dapat
merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga dapat merangsang
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2.8.3 Arah, Tujuan, dan Prinsip Keaktifan Siswa
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke
dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan.

Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah


yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain,
memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan
didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik
ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada
umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional.
Secara umum tujuan pendidikan membentuk manusia yang mampu berpartisipasi
bagi penyempurnaan pembangunan bangsa. Dengan demikian aktif learning
diarahkan tujuan tersebut. Sedangkan aktif learning bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan murid agar mampu belajar mandiri, sehingga ia
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap yang menunjang pembentukkan
kepribadian yang mandiri.
2.8.4 Kemampuan Anak yang diharapkan Melalui CBSA
Pembelajaran berbasis siswa memberi makna bahwa proses pendidikan harus
mampu mengantarkan peserta didik untuk menguasai kemampuan yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Siswa  belajar dengan caranya masing-
masing untuk mencapai standar itu.
Pembelajaran dilakukan dengan menekankan pada interaksi individu dengan
lingkungannya sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas harus dapat membantu siswa untuk
memahami makna pengetahuan melalui metode yang memberikan kreasi untuk
menemukan siswa di didik untuk mampu memiliki daya saing yang tinggi dengan
sejumlah kompetitor.

xx
Keaktifan siswa (aktif learning) atau lebih sering disebut CBSA merupakan
konsep dalam mengembangkan  keaktifan proses belajar mengajar baik keaktifan
mengenai kegiatan guru maupun siswa. Peserta didik dipandang sebagai
komponen yang paling penting dalam system dan proses pengajaran.
Pendekatan CBSA memusatkan pada peranan, inisiatif, dan keterlibatan anak
didik dalam menetapkan masalah, mencari informasi, dan memecahkan masalah.
CBSA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan murid agar mampu belajar
mandiri, sehingga ia memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap yang
menunjang pembentukkan kepribadian yang mandiri.
Cara pengembangan CBSA adalah dengan penggunaan lingkungan sebagai sarana
dan bahan belajar, guru pun harus mampu berinovasi dalam menciptakan dan
mengoperasionalkan media pengajaran, guru harus dapat menghargai siswa
sebagai pribadi yang unik yang memiliki sifat-sifat yang khas, guru sebagai
pendorong dan partisipatif serta bukan pemberi informasi.Pengajaran dapat
diorganisasikan secara individual, kelompok, berpasangan. Pengelompokkan
perlu diperhatikan besar kelompok, organisasi kelompok, sifat kelompok, tujuan
kelompok.

xxi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi
perilaku sebagai dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Ciri-ciri belajar
yaitu yang memenuhi 9 unsur-unsur pokok yaitu ; Perilaku (Siswa yang bertindak
belajar), Tujuan (Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup), Proses
(Internal pada diri pembelajar), Tempat (Sembarang tempat), Lama waktu
(Sepanjang hayat), Syarat terjadi (Motivasi belajar kuat), ukuran keberhasilan
(Dapat memecahkan masalah), Faedah (Mempertinggi martabat pribadi) hasil.
( Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat,
serta Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah : Metode, Pendekatan,
Teknik, Taktik. Dari istilah-istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan
penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara
guru yang satu dengan yang lain.

2.      Saran
Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus
meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi
seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika
pembelajaran berlangsung. Yang membuat siswa merasa senang di kelas dan
menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun
nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus yang menarik agar
tidak membuat jenuh.

xxii
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. www.wordpress.com. Konsep Pembelajaran Islami. Diakses


                             tanggal 28 Desember 2011
Anonymous. 2012. www.muslimheritage.com. Islam dan Belajar.Diakses tanggal
                             28 Desember 2011.
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djiwandono dan Siti Wuryani.2002.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Grasindo.
Hidayati, dkk.2008.Pembelajaran Pendidikan SD.Jakarta: Departemen Nasional.
Roestiyas, N.K. 1986. Masalah-masalah Ilmu Keguruan.Jakarta: PT Bina Aksara.
Sohari, Sahrani dkk.2008.Peran Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Rajawali Press.
Sugihartono, dkk. Psikologi Pendidikan. 2007. Yogyakarta : UNY Press
Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
                         Persada.
Syah, Muhaibbin.2009.Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press.
Wasty Soemanto. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

iv

xxiii

Anda mungkin juga menyukai