Disusun Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Tugas Pada Mata Kuliah hadist
tarbawi
DOSEN PEMBIMBING
Bapak ZARNUJI,M.Pd.I
DI SUSUN OLEH :
Abdul mukit hasbiyanur :191210001
Pipin rezeki :192210204
Puji lestari : 191210122
ئ َمانَ َو ٍ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل اِنَّما ْاالَ ْع َما ُل باِلنِّيَ ِة َواِنَّ َمااْل ِ ْم ِر
َ ِي هللاُ َع ْنهُ قَا َل َرسُوْ َل هللا <َ ض
ِ ب َر ِ ع َْن ُع َم َر ب ِْن ْالخَطَّا
<راَ ٍة يَتَزَ َّو ُجهَ<<ا
َ <ُص< ْيبُهَا< اَوْ اِ ْم ِ َت ِهجْ َرتُهُ اِلَى ُد ْنيَاي ْ َت ِهجْ َرتُهُ اِلَى هللاِ َو َرسُوْ لِ ِه فَ ِهجْ َرتُهُ اِلَى هللاِ َو َرسُوْ لِ ِه َو َم ْن َكان
ْ ىفَ َم ْن َكان
) فَ ِهجْ َرتُهُ اِلَى َماهَا َج َر اِلَ ْي ِه ( رواه البخاري
Diriwayatkan dari Umar ibn Khattab RA, ia berkata, saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda: “Bahwasanya amal itu hanyalah berdasarkan pada niatnya.
Sesungguhnya bagi tiap-tiap orang (akan memperoleh) sesuai dengan apa yang ia
niatkan. Barang siapa yang hijrah karena Allah dan Rasulnya , maka ia akan
memperoleh keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu
karena mencari dunia ia akan mendapatkannya atau karena seorang perempuan,
maka ia akan menikahinya. Maka (balasan) hijrah itu sesuai dengan apa yang
diniatkan ketika hijrah.” (Muttafaqun Alaih).
Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin
Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan
Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam
kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits Bukhari no. 1 dan
Muslim no. 1907
A. Sumber Riwayat
Adapun yang menjadi sumber riwayat dari hadis di atas adalah Umar ibn
Khattab yang menerima dan terlibat langsung dalam penerimaan hadis dari
Rasulullah SAW. Umar ibn Khattab al-Faruq berasal dari etnis Bani Adi yang
terkenal sebagai etnis yang terpandang mulia dan berkedudukan tinggi. Ia lahir di
kota Mekkah 4 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umar
mempunyai postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, berani dan sangat
disiplin. Pada masa remajanya, ia dikenal sebagai pegulat perkasa dan sering
menampilkan dan mendemonstrasikan kemampuan dan keperkasaannya dalam
pesta tahunan pasar Ukaz di Mekkah. Umar sebelum masuk Islam, adalah seorang
tokoh Arab yang sangat terhormat, berwibawa, dan mempunyai pengaruh sangat
besar, ia sangat keras menentang seruan dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
SAW. Rasulullah berdoa kepada Allah agar Umar mauk Islam, doanya yaitu : “Ya
Allah kuatkanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua Umar (yaitu Umar ibn
Khattab atau Amr ibn Hisyam, maksudnya Abu Jahal).
Doa Rasulullah SAW tersebut diperkenankan Allah dengan masuk Islamnya
Umar ibn Khattab pada tahun kelima dari kenabian Muahammad SAW. Masuknya
Umar dalam Islam telah membawa cahaya terang dengan permulaan perjuangan
Islam. Dakwah Islam yang semulanya sembunyi-sembunyi dan rahasia, kini
disiarkan secara terang-terangan. Umar menjadi pembela dan pelindung umat
Islam dari segala gangguan.
Umar terkenal sebagai seorang yang jujur, ahli hadis, dan selalu mendapat
inspirasi ilham. Keberanian, ketegasan, dan kejujurannya nabi SAW memberinya
gelar dengan nama al-Faruq, maksudnya seorang pembeda antara yang hak dan
yang batil. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Seandainya setelah aku meninggal
dunia ada lagi nabi, maka Umarlah orangnya.” Ibnu Ma’ud berkata: “Islamnya
Umar adalah suatu kemenangan, hijrahnya adalah suatu pertolongan, dan
pemerintahannya adalah suatu rahmat.” Dia yang menggagas pengumpulan
dan penulisan ayat-ayat al-Qur`an pada masa pemerintahan Abu Bakar. Umar
Ibnu Kattab menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah yang kedua ari tahun 13 H–
23 H / 634 M–644 M.
Ia menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan. Selama pemerintahannya Islam
semakin luas dengan takluknya dua kekusaan besar, yaitu Persia dan Byzantium,
termasuk juga Mesir. Dalam masa hidupnya Umar sempat meriwayatkan sebanyak
537 hadis. Umar ibn Khattab mengakhiri hidupnya di tangan seorang pembunuh
yang bernama Abu Lu’lu’ah, seorang budak Nasrani dari Persia yang ditawan oleh
tentara Islam di Nahawand, kemudian diambil oleh Mughirah ibn Syu’bah untuk
dijadikan sebagi budaknya. Ketika Umar memasuki masjid hendak shalat subuh,
tiba-tiba diserang dan ditikam. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan dimakamkan
disamping kuburan Rasulullah
B. Mukharrijul Hadis
1. Imam Bukari
Periwayat yang menyampaikan hadis tersebut adalah Imam Bukhari. Dialah
yang disebutkan sebagai mukharrij, yaitu orang yang mengeluarkan, mengoleksi,
dan menghimpun hadis ini ke dalam kitab Shahihnya. Adapun nama Asli dan
lengkap Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim
ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al’Ju’fiy al-Bukari. dilahirkan setelah jumat pada
tanggal 13 syawal 194 H atau bertepatan dengan tanggal 21 Juli 810 M di Bukhara
suatu kota di Uzbekistan yang dulu termasuk dalam wilayah kekuasaan Uni Sovyet
yang merupakan persimpangan jalan antara Rusia, Hindia, dan Tiongkok. oleh
karena beliau kelahiran Bukhara sehingga ia dikenal dengan panggilan Imam
Bukhari.
Dalam usia 10 tahun beliau sudah memiliki perhatian yang menonjol dan
dominan dalam bidang ilmu-ilmu hadis, hal ini terbukti disaat itu sudah
mempunyai hapalan hadis yang tidak sedikit jumlahnya. Di masa kanak-kanak
telah menghapal 70.000 hadis dan dalam perkembangan selanjutnya beliau
menghapal 100.000 hadis shahih dan 200.000 yang tidak shahih. Beliau
mengetahui seluruh rangkaian sanad-sanadnya, mengetahui hari lahir, hari wafat,
dan tempat-tempat para periwayat hadis itu serta nilai dan kualitas masing-masing
periwayat itu.
Ketika berumur 16 tahun beliau sudah hafal kitab-kitab para imam, seperti
kitab imam Ibnu Mubarak, kitab imam Waki’ dan lain-lain. Beliau melawat ke
berbagai kota untuk mencari dan menemui ulama-ulama hadis, seperti ke negeri
Syiria, Mesir, Baghdad, Basrah, Hijaz, sampai bermukim di Madinah selama 6
tahun. Ia belajar kepada banyak sekali guru hingga mencapai 1.080 orang guru.
Sedangkan murid-muridnya yang mendengar langsung dan meriwayatkan hadis
dari kitab Shahih Bukhari mencapai 90.000 orang. Imam Bukhari mewariskan
sekitar 20 karya besar dalam bidang hadis, ilmu rijal dan dalam berbagai ilmu
keislaman lainnya. Diantara karyanya yaitu Jami’ ash-shahih yang lebih populer
dengan nama Shahih al-Bukhari.
Shahih al-Bukhari adalah kitab yang mula-mula mengumpulkan dan
membukukan hadis-hadis shahih saja yang telah dipersiapkan selama 16 tahun
sebagai hasil jelajahannya dari berbagai kota. Menurut hasil perhitungan al-Hafizh
Ibnu Hajar al-Asqalani, bahwa jumlah hadis yang terdapat dalam kitab Shahih al-
Bukhari adalah sebanyak 7.397 hadis. Hitungan ini termasuk hadis yang diulang-
ulang dan di luar hitugan hadis mu’allaq dan mutabiat. Dan hadis yang tidak
beukang-ulang sebanyak 2.602 hadis.. Sedang jumlah yang mu’allaq ada 1.341 dan
yang mutabiat ada 344 hadis. Jadi jumlah seluruhnya adalah 9.082 hadis. Namun
yang jelas dilihat dari nomor hadisnya khususnya yang ada dalam Fath al-
Bari suatu kitab berisi komentar dan penjelasan tentang hadis-hadis dalam Shahih
Bukhari adalah sampai hadis 7.563.
Imam Bukhari wafat pada malam sabtu setelah shalat isya tepat pada malam
idul fitri 1 Syawal 256 H atau 31 Agustus 870 M di Khartand suatu kampung tidak
jauh dari kota Samarkand yang terletak di wilayah bekas kekuasaan Unisovyet.
2. Imam Muslim
Selain Bukhari, ada seorang mukharrij yang tidak kalah pentingnya dalam
meriwayatkan hadis yaitu Imam Muslim. Nama lengkapnya adalah Abu al-Husain
Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim ibn Khusyad al-Qusyairi an Naisaburi. Lahir pada
tahun 206 H/820 M di an-Naisaburi sebuah kota di khurasan wilayah bekas Uni
Sovyet.
Adapun karya dari Imam Muslim yaitu Shahih Muslim, Al-Musnad Al-Kabir,
Al-Asma’ wal kuna, al-‘lal, al-Aqran, Sualatihi Ahmad Ibnu Hambal, al-
Muhadharamin, Man Laisa Lahu Illa rawin Wahid, Aulad ash-Shahabah, Auham
al-Muhadditsin.
Dalam menghimpun hadis Imam Muslim mengadakan lawatan keberbagai
negara seperti Hijaz, Irak, Syiria, Mesir dan negara-negara lainnya untuk belajar
hadis.
Ia belajar hadis ketika usianya masih 12 tahun. Salah satu gurunya adalah
Imam Bukhari. Muslim merupakan rujukan hadis yang utama terpercaya dan
tershahihnya kedua setelah Imam Bukahri.. Para Ulama sepakat bahwa kitab hadis
tershahih adalah dua kitab yaitu Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim
Kitab Shahih Muslim berisi 12.000 hadis, namun ada yang mengatakan 4000
hadis. Tapi itu tidak saling bertentangan. Karena yang mengatakan 12.000 hadis itu
menghitung secara keseluruhan, sedangkan yang mengatakan 4.000 hadis
menghitung hadis yang tidak diulang.
Imam Muslim wafat pada hari Ahad sore dan dimakamkan pada hari Senin 25
Rajab 261 H atau 875 M dalam usia 55 tahun di Kampung Nashr Abad salah satu
daerah di luar daerah Naisaburi
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim ini disebut
dengan hadis muttafaqun alaih, artinya hadis yang disepakati oleh Imam Bukhari
dan Imam Muslim
C. Takhrijul Hadis
Pengertian Takhrij hadis menurut bahasa memiliki beberapa makna. Yang
paling mendekati disini adalah adalah berasal dari kata kharaja خرج yang artinya
nampak dari tempatnya atau keadaaannya, dan terpisah,dan kelihatan. Demikian
juga kata al-ikhraj الخرج yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan
kata al-makhraj المخرج yang artinya tempat keluar dan akhraj al-hadistwa kharajahu
artinya menampakkan dan memperlihatkan hadist kepada orang dengan
menjelaska ntempat keluarnya.Sedangkan menurut istilah muhaditsin, takhrij
diartikan dalam beberapa pengertian :
1. Sinonim dan ikhraj, yakni seorang rawi mengutarakan suatu hadist dengan
menyebutkan sumber keluarnya (pemberita) hadist tersebut.
2. Mengeluarkan hadist-hadist dari kitab-kitab, kemudian sanad-sanadnya disebutkan.
3. Menukil hadist dari kitab-kitab sumber (diwan hadist) dengan menyebut
mudawinnya sertadi jelaskan martabat hadistnya.
Takhrij ialah penunjukan terhadap tempat hadist dalam sumber aslinya yang
dijelaskan sanadnya dan martabatnya sesuai dengan keperluan”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa takhrij meliputi kegiatan
a. Periwayatan (penerimaan, perawatan, pentadwinan, dan penyampaian) hadist.
b. Penukilan hadist dari kitab-kitab asal untuk dihimpun dalam suatu kitab tertentu.
c. Mengutip hadist-hadist dari kitab-kitab fan (tafsir, tauhid, fiqh, tasawuf, dan
akhlak) denganmenerangkan sanad-sanadnya.
d. Membahas hadist-hadist sampai diketahui martabat kualitas (maqbul-mardudnya)
Adapun orang yang mengeluarkan hadis tersebut adalah Imam Bukhari.
Bukhari meriwayatkan hadis tersebut di atas yang sepertinya enam kali dalam kitab
shahihnya, yaitu pada hadis no.1, 54, 2529, 3898, 6689, dan 6953. Muslim dalam
kitab shahihnya pada hadis no.1907. Tirmidzi dalam sunannya pada hadis no.1647.
Abu Daud dalam sunannya pada hadis no.2202. Nasai dalam sunannya pada hadis
no.75, 3437, dan 3794. Ibnu Majah dalam sunannya pada hadis no. 4227. Ahmad
dalam musnadnya pada hadis no. 169. Hanya ada sedikit susunan redaksinya agak
berbeda dengan di atas. Riwayat Bukhari yang sampai 6 kali, ada yang tidak
menggunakan kata “ innama” tapi langsung pada kata pertamanya adalah “A’malu
Binniyat”. Dan susunan redaksi yang paling banyak menggunakan kata niat dalam
bentuk Mufrad (tunggal). Tidak seperti hadis tersebut di atas yang menggunakan
kata niat dalam bentuk jamak (plural) “Binniyat” adanya susunan redaksi hadis
yang beragam seperti ini disebabkan, boleh jadi karena hadis tersebut proses
periwayatannya menggunakan metode maknawi.
Menurut al-Iraqi (806 H/1404 M), hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh
33 sahabat Nabi Saw, bahkan bisa lebih dari itu, sehingga banyak ulama
memposisikan hadis tersebut sebagai hadis mutawatir. Dan dalam sejarahnya
memang disebutkan bahwa Nabi Saw. Menyampaikan hadis tersebut di atas
mimbar di depan orang banyak. Oleh karena itu, al-katani(1927) memasukkannya
dalam daftar hadis mutawatir pada urutan pertama dalam buku koleksi hadis-hadis
mutawatir yang berjudul Nazhm al-mutanaatsir Min al-hadits al-mutawatir. Ada
juga menilainya sebagai mutawatir maknawi, maksudnya hadis-hadis yang memuat
masalah niat dan ikhlas seperti ini sangat banyak walaupun susunan redaksinya
berbeda, namun maksudnya sama.
Namun demikian, ada juga ulama tetap menilainya bukan hadis mutawatir ,
tapi hadis ahad. Termasuk imam Ibnu ash-Shalah(643 H/1245 M),An –
Nawawi(676 H/1277 M), dan ulama di era kotemporer ini adalah DR. Nuruddin
‘Itr. Alasannya. Pada pertengahan sanadnya mencapai jumlah mutawatir.
Sementara di awal sanadnya hanya sampai pada tingkatan ahad. Kriteria hadis
mutawatir adalah jumlah periwayat pada setiap thabaqah dari awal sanad harus
sama atau seimbang sampai pada akhir sanad. Oleh karena itu, hadis tersebut
adalah hadis ahad, yang kualitasnya shahih.
D. Asbab Al-Wurud
Dalam tradisi ilmu hadis, untuk menentukan kualitas sebuah hadis
diperlukan serangkaian penelitian, baik menggunakan metode atau kaidah yang
digunakan untuk menentukan kualitas sanad maupun metode untuk menentukan
kualitas matan. Hal ini dilakukan karena kualitas keduanya tidak selalu sejalan, ada
kalanya sanad-nya shahih akan tetapi matannya mardud. Dari langkah-langkah
tersebut minimal akan diketahui proses penentuan kualitas hadis secara
keseluruhan baik dilihat dari sanad dan matan meskipun hal itu
tergolong ijtihad (relative). Tidak berhenti disitu, jika dilihat secara seksama akan
terlihat bahwa ungkapan, perilaku dan ketetapan Nabi saw, selain bersifat lokal dan
temporal juga bersifat universal. Pemahaman terhadap berbagai peristiwa
disekeliling beliau tersebut jika dihubungkan dengan latar belakang terjadinya
maka ada yang harus diterapkan secara tekstual dan ada yang harus ditetapkan
secara kontekstual pada masa sekarang.
Dalam pada itu, adalah sebuah keniscayaan bahwa memahami sebuah hadis
tidak cukup hanya melihat teks hadis namun juga perlu memperhatikan konteksnya
karena tidak jarang ada hadis yang secara tekstual nampak bertentangan
(mukhtalif) atau sulit dipahami (gharib). Nah ketika hadis itu memiliki asbab
wurud, setidaknya dapat diraba kepada siapa hadis itu disampaikan dan dalam
kondisi sosio-kultural yang bagaimana Nabi menyampaikannya. Hal itu perlu
dikaji untuk menangkap pesan moral di dalamnya. Tanpa memperhatikan konteks
historisitas tersebut, terkadang akan ditemui kesulitan dalam menangkap dan
memahami makna suatu hadis, bahkan dapat membawa ke dalam pemahaman yang
barangkali kurang sesuai. Persoalannya tidak semua hadis memiliki asbab
wurud secara integral atau built in dalam sebuah riwayat. Tulisan ini sekilas
berupaya melakukan eksplorasi berkenaan dengan upaya alternatif memahami
hadis yang tidak memiliki asbab wurud dalam konteks yang seolah-olah hampa
kultural tersebut berikut aplikasi sederhana.
: Artinya
“Dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".(Q.S. al-Kahfi ayat 110)
!
Artinya :
“Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas (taa
kepada-Nya secara murni).” (Q.S. al-Bayyinah ayat 5).
DAFTAR PUSTAKA
- Wajadi Sayadi. 2008. Hadis Tarbawi (Pesan pesan Nabi tentang
Pendidikan). Jakarta : PUSTAKA FIRDAUS
- Sohari. 2006. Hadis Tematik. Jakarta : diADIT MEDIA
- Muhammad Fa’ud Abdul Baqi. 2005. Mutiara Hadis Shahih Bukhari
Muslim. Surabaya : Bina Ilmu
- Al-Faqih Abu Laits Samarqandi.1986.Tanhibul Ghafilin (Pembangun Jiwa
dan Moral Umat).Surabaya : Mutiara Ilmu
- log.htm