Anda di halaman 1dari 10

KEADAAN DUNIA SAAT NABI MUHAMMAD SAW.

LAHIR

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu : Hanik Rosyida, M.S.I.

Disusun oleh :

1. Zuhria Nur Azizah (2004026026)


2. Faza Nailil Muna S. (2004026015)
3. Abdul Malik Akbar (1804026165)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peradaban bangsa Arab pra Islam, sering disebut dengan istilah Era Jahiliyyah
(kebodohan). Sebutan ini bukan murni dikarenakan kebodohan mereka dalam
berbagai segi dan tidak berperadaban, melainkan karena tidak adanya pengetahuan
mereka akan agama, tata cara kemasyarakatan, politik, dan pengetahuan tentang
ke-Esaan Allah. Adapula beberapa karakteristik khusus yang semakin
memperkuat kesan Jahil (bodoh) pada mereka. Lebih jauh Ignaz Goldziher,
seorang orientalis asal Hongaria mengemukakan bahwa kondisi masyarakat kala
itu bukan hanya jahiliyyah, namun juga berbarisme dan cenderung primitif.1
Dari sini, terlihat bahwa keadaan bangsa Arab pra Islam masih dalam keadaan
terpuruk. Melihat kondisi yang seperti itu, maka kawasan bangsa Arab
membutuhkan sosok yang dapat memancarkan cahaya penerang dalam kehidupan
mereka yaitu Nabi Muhammad SAW. baik itu dalam lingkup wilayah Jazirah
Arab maupun di luar Jazirah Arab.
Kelahiran Nabi Muhammad sangat diharapkan dapat memberikan cahaya baru
bagi orang-orang yang berakal sehingga nantinya kawasan jazirah Arab dan dunia
mendapatkan penerang dan petunjuk dalam menjalani kehidupan. Pada makalah
ini akan dibahas sedikit mengenai keadaan masyarakat Jazirah Arab dan
masyarakat luar Jazirah Arab.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.?
2. Bagaimana kondisi politik, keagamaan, dan kemasyarakatan Jazirah Arab?
3. Bagaimana kondisi politik, keagamaan, dan kemasyarakatan di luar Jazirah
Arab (Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Cina)?

1.3 Tujuan Masalah


1
Yuangga Kurnia Yahya, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timu Tengah dan Afrika Utara : Studi
Geobudaya dan Geopolitik”, Al-Tsaqafa : Jurnal Peradaban Islam, vol. 16, No. 1, Juni 2019,
Universitas Darussalam Gontor, hlm. 45.
1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
2. Untuk mengetahui dan memahami kondisi politik, keagamaan, dan
kemasyarakatan Jazirah Arab.
3. Untuk mengetahui dan memahami kondisi politik, keagamaan, dan
kemasyarakatan di luar Jazirah Arab (Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Cina).
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Menurut penelitian ulama terkenal yaitu Muhammad Sulaiman Al-
Manshurfuri dan peneliti astronomi Mahmud Basya, Nabi Muhammad SAW.
dilahirkan ditengah keluarga Bani Hasyim di Makkah pada Senin pagi, tanggal
9 Rabi’ul Awwal, permulaan tahun dari peristiwa gajah, dan empat puluh
tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20
atau 22 April tahun 571 M.2 Adapun pendapat lain, yaitu Al-Mas’ud
berpendapat bahwa kelahiran Nabi itu 50 hari setelah kehadiran pasukan gajah
yaitu pada hari senin, 13 muharram (8 Rabiul Awwal). Mahmud al-Falaki juga
berpendapat bahwa lahirnya Nabi SAW itu pada hari 55 setelah kekalahan
tentara bergajah pada 9 Rabiul Awwal 571 M.3
Ibu Sa’d meriwayatkan, bahwa Ibu Rasulullah berkata “Setelah bayiku
keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari
istana-istana Syam.”Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Arbadh bin Sariyah,
yang mana isinya juga serupa dengan perkataan tersebut. Adapun beberapa
bukti pendukung mengenai kerasulan Nabi Muhmmad SAW yang bertepatan
dengan kelahiran beliau, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan
padamnya api yang biasa disembah oleh orang-orang Majusi, serta runtuhnya
beberapa gereja disekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah.4
Setelah Aminah melahirkan, dia mengirim utusan ke tempat kakeknya,
Abdul Muthalib, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran
cucunya. Kemudian, Abdul Muthalib datang dengan perasaan suka cita , lalu
ia membawa beliau ke dalam Ka’bah, seraya berdo’a kepada Allah dan
bersyukur kepada-Nya. Abdul Muthalib memilih nama Muhammad untuk
cucunya tersebut. Nama ini belum pernah di kenal di kalangan Arab.5

2
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah (Ar-Rahiqul Makhtuq),(Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar,1997).hlm. 48.
3
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW.dalam sorotan Al-Qur’an dan Hadits-
Hadits Shahih,(Tangerang:Lentera Hati,2011) hlm. 210-211.
4
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Op.Cit.

5
Ibid.,hlm. 48-49.
Pada hari ketujuh dari kelahiran Muhammad, Abdul Muthalib
menyembelih beberapa ekor kambing untuk menjamu sahabat-sahabatnya.
Ketika itu ia ditanya “mengapa putra Abdullah itu dinamainya Muhammad?”,
berbeda dengan nama-nama leluhurnya. Abdul Muthalib menjawab : “ Aku
mengharap dia terpuji berkali-kali dilangit dan dibumi”. Kata Muhammad
mengandung arti “terpuji berkali-kali” berbeda dengan Mahmud yang artinya
terpuji walau sekali. Berbeda juga dengan Hamid yang artinya memuji walau
sekali.6
Telah Masyur dikalangan para ahli maghazi dan sirah bahwa
perempuan yang menyusui Muhammad adalah Halimah binti Abi Dzu’aib as-
Sa’diyah. Dalam masa penyusuan ini, Muhammad tinggal bersama Halimah di
rumahnya selama kurang lebih empat tahun lamanya.7

3.2 Kondisi Politik, Keagamaan, dan Kemasyarakatan Jazirah Arab


1. Kondisi politik Jazirah Arab
a. Kekuasaan di Yaman
Kabilah tertua yang ada di Yaman adalah kaum Saba’.
Peradaban di Yaman pernah berjaya selama 11 abad dan berakhir pada
tahun 300 M. Kemunduran mulai menghampiri Yaman, berbagai
bentuk kekacauan dan perang saudara mendera selama rentang waktu
270 tahun sebelum Islam masuk ke Yaman.8
Kabilah Habasyah telah berhasil menjajah Yaman untuk
pertama kalinya pada tahun 340 M. Kabilah tersebut memanfaatkan
persaingan antara kabilah Hamdan dan Himyar. Penjajahan kedua
datang lagi dari Habasyah pada tahun 525 M yang dikomando oleh
Aryath. Aryath menjadi penguasa Yaman hingga terbunuh oleh salah
satu komandan dari Abrahah. Kemudian Abrahah menjadi penguasa di
Yaman sampai akhirnya ia binasa.9
Untuk melawan Habasyah, Yaman meminta bantuan kepada
Persia hingga berhasil mengusir pasukan Habasyah. Namun karena
6
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW.dalam sorotan Al-Qur’an dan Hadits-
Hadits Shahih,(Tangerang:Lentera Hati,2011) hlm. 210-211.
7
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah Sebuah Studi Analisis Berdasarkan Sumber-Sumber
yang Otentik,(Jakarta:Qisthi,2005) ,hlm.127
8
Ibid., hlm. 57-58
9
Ibid., hlm. 58
Persia justru bekhianat, akhirnya Yaman dimasukkan ke dalam
kedaulatan Persia yang di kuasai oleh Bazan.10
b. Kekuasaan di Hirah
Adapun bangsa Manadzirah di Hirah. Raja terakhirnya adalah
Nu’man ibn Mundzir. Mayoritas dari mereka menjadi pengikut raja
Iran.11 Persia berkuasa atas Iraq setelah Qurusy al-Kabir berhasil
menyatukan mereka. Kemudian Al-Iskandar al-Makdumi memecah
kekuatan tersebut setelah ia membunuh raja mereka yang bergelar
Dara. Kemudian, Ardasyir al-Farisi berhasil menyatukan Persia dan
menguasai bangsa Arab. Nu’man ibn Mundzir adalah raja paling
termasyhur di Hirah. Beliaulah yang mengobarkan semangat
perlawanan terhadap Persia.12
c. Kekuasaan di Syam
Pada mulanya, Syam adalah tempat pelarian kabilah Qudha’ah.
Mayoritas bangsa Syam adalah kerabat Bani Dhaj’am ibn Salih. Tiba-
tiba bangsa Romawi menyatukan mereka untuk mencegah punahnya
Bangsa Arab daratan, sekaligus dijadikan buffer terhadap Persia.. Raja
terakhir mereka adalah Jabalah ibn Aiham. Ia masuk Islam pada masa
pemerintahan Umar ibn Khaththab r.a.13
d. Kekuasaan di Hijaz.
Kekuasaan di Hijaz dimata bangsa Arab memiliki kehormatan
tersendiri. Mereka melihat kekuasaan Hijaz sebagai pusat kekuasaan
agama. Mereka berkuasa di tanah suci dengan sifatnya sebagai
kekuasaan yang mengurus para peziarah Ka’bah dan pelaksana hukum
syariat Ibrahim. Bentuk pemerintahan mereka menyerupai sistem
parlemen pada zaman sekarang. Namun kekuasaanya lemah dan tidak
mampu mengemban beban seperti yang terjadi pada peperangan ketika
melawan orang-orang Habasyah.14
2. Kondisi keagamaan Jazirah Arab
10
Ibid., hlm.59
11
Abu Bakar Jabir al-Jazari, Muhammad:my beloved pprphet, (Jakarta Timur: Qisthi Press,2008), hlm.
24
12
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah Sebuah Studi Analisis Berdasarkan Sumber-Sumber
yang Otentik,(Jakarta:Qisthi,2005) ,hlm. 59-60.
13
Ibid., 60
14
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah (Ar-Rahiqul Makhtuq),(Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,1997).hlm. 48.
Awalnya, bangsa Arab mengikuti ajaran Ibrahim. Namun, setelah
bergulirnya waktu banyak diantara mereka yang justru melalaikannya.
Lambat laun, Agama Yahudi masuk ke Yaman yang dibawa oleh As’ad
Abu Karib.15 Di Yaman juga berkembang ajaran yang menyembah
matahari.
Agama Nasrani juga berkembang di Ghasinnah dan Manadzirah.
Agama Nasrani begitu berkembang di Jazirah Arab dan mendirikan gereja
di Dhaffar dan And. Kedua agama tadi, Yahudi dan Nasrani tidak begitu
berkembang di Arab.16
Waktu demi waktu agama Nasrani justru berubah menjadi agama
paganisme yang sulit dipahami dan menimbukan percampuradukan antara
Allah dan Manusia. sedangkan semua agama bangsa Arab , keadaan para
pemeluknya sama dengan keadaan orang-orang musyrik, hati,
kepercayaan, tradisi, dan kebiasaan mereka hampir sama.17
3. Kondisi Sosial Masyarakat Arab
Kehidupan sosial di Arab saat itu begitu menyeleweng dari moral
masyarakat. Seperti menyembah berhala yang merupakan perilaku kurang
lazim dilakukan. Selain itu masyarakat Arab Jahiliyah juga meminum
khamr, berjudi, nikah tanpa batas, dan lain sebagainya. Walaupun begitu,
tetapi banyak perilaku moral yang baik seperti jujur, menghormati
tetangga, menghormati tamu, menepati janji, dan lain-lain.18
Namun, secara garis besarnya, kondisi sosial bangsa Arab bisa
dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan,
khufarat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya benda mati.
Hubungan di tengah umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang
kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat
diperlukan untuk menghadang serangan musuh.19

15
Ibid., hlm.30.
16
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah,(Semarang:Karya Abadi Jaya,2015), hlm. 72.
17
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah (Ar-Rahiqul Makhtuq),(Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,1997).hlm. 48.
18
Abu Bakar Jabir al-Jazari, Muhammad:my beloved pprphet, (Jakarta Timur: Qisthi Press,2008), hlm.
34-35.
19
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Op.Cit. hlm. 36.
3.3 Kondisi Politik, Keagamaan, dan Kemasyarakatan Di Luar Jazirah
Arab (Yahudi, Nasrani, Majusi, Dan Cina).

Menjelang kelahiran Nabi Muhammad telah terjadi peristiwa yang dinggap


aneh di sekitar daerah di luar Jazirah Arab, peristiwa tersebut diantaranya :

1. Api yang biasa disembah orang Majusi mendadak padam.


Orang Majusi menceritakan bahwa api sembahan mereka tidak pernah padam
selama ratusan tahun, namun menjelang
kelahiran Nabi Muhammad itu mendadak padam. Orang Majusi sangat heran
dan bertanya-tanya, peristiwa besar apakah yang terjadi? Dikemudian hari
barulah mereka tahu bahwa padamnya api sesembahan mereka bertepatan
dengan kelahiran Nabi Muhammad saw yang menjadi rahmat bagi seluruh
alam.
2. Istana Kisrah Unusyirwan rusak.
Di negeri Persia, pada malam kelahiran Nabi Muhammad saw. Terjadi
peristiwa yang menggemparkan masyarakat sekitar yang terjadi di istana
Unusyirwa, tempat tinggal raja Persia waktu itu. Api sesembahan mereka
(biasa disebut Zoroaster) yang telah ribuan tahun lamanya terus menyala tiba-
tiba malam itu padam, jendela-jendela istana raja terguncang dan berjatuhan.
Demikian pula sebuah danau tempat pemujaan mereka mendadak kering.
Singgasana Kisrah Unusyirwa pun terbelah menjadi dua, sehingga, Raja
Kisrah Persia itu lari ketakutan dan menyelamatkan diri. Tasik Sava atau
semenanjung yang dianggap suci oleh orang Persia, tenggelam ke dalam
tanah.
3. Terjadi Peristiwa Menggemparkan Di Kerajaan Romawi
Di mana beberapa buah gereja dan biara tiba-tiba runtuh. Demikianlah Allah
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya akan datangnya sosok penutup
para Nabi yang akan menggoyahkan benteng-benteng kezaliman dan
penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya.
4. Kesaksian para pendeta Nasrani.
Peritiwa luar biasa dari kelahiran Nabi Muhammad saw Juga dirahasiakan
oleh para
pendeta Nasrani. Mereka merasakan malam itu ada suatu kejadian besar
sehingga mereka pun keluar. Mereka memandang langit yang tampak berbeda
dengan biasanya. Mereka adalah ahli kitab, oleh karena itu mereka yakin
bahwa saat itu telah lahir nabi akhir zaman sebagaimana yang telah
dikabarkan dalam Taurat dan Injil. Seorang Yahudi ahli kitab di Yastrib
(Madinah) melihat sebuah bintang cemerlang yang tidak pernah terlihat
sebelumnya. Ia pun segera mengumpulkan penduduk disekitarnya untuk
melihat bintang
itu pertanda seorang nabi pasti telah lahir. Berita itu kemudian tersebar luas
kepada penduduk Yastrib. Mereka berharap nabi yang baru lahir itu dari
kalangan mereka agar kelak menjadi pemimpin negeri mereka.20

PENUTUP
Kesimpulan
Mengenai kerasulan Nabi Muhmmad SAW yang bertepatan dengan kelahiran
beliau, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan padamnya api yang biasa
disembah oleh orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja disekitar
Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah, Api yang biasa disembah orang
Majusi mendadak padam. kelahiran Nabi Muhammad itu mendadak padam.

Terjadi peristiwa yang menggemparkan masyarakat sekitar yang terjadi di


istana Unusyirwa, tempat tinggal raja Persia waktu itu. Tasik Sava atau semenanjung
yang dianggap suci oleh orang Persia, tenggelam ke dalam tanah. Di mana beberapa
buah gereja dan biara tiba-tiba runtuh. Demikianlah Allah memperlihatkan tanda-
tanda kebesaran-Nya akan datangnya sosok penutup para Nabi yang akan
menggoyahkan benteng-benteng kezaliman dan penyempurna ajaran-ajaran
sebelumnya. Pendeta Nasrani, mereka memandang langit yang tampak berbeda
dengan biasanya. itu pertanda seorang nabi pasti telah lahir. Begitulah keadaan dunia
saat ketika baginda Nabi Muhammad SAW. lahir dibumi ini.

DAFTAR PUSTAKA

20
Dr. Istikomah, M.Ag; Dzulfikar Akbar Romadlon, M.Ud. “Buku Ajar Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan
Islam” (UMSIDA PRESS : 2019)
Yuangga Kurnia Yahya, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timu Tengah dan Afrika
Utara : Studi Geobudaya dan Geopolitik”, Al-Tsaqafa : Jurnal Peradaban Islam, vol.
16, No. 1, Juni 2019, Universitas Darussalam Gontor.
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Nabawiyah (Ar-Rahiqul Makhtuq),
(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,1997).
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW.dalam sorotan Al-Qur’an
dan Hadits-Hadits Shahih,(Tangerang:Lentera Hati,2011)
Abu Bakar Jabir al-Jazari, Muhammad:my beloved pprphet, (Jakarta Timur: Qisthi
Press,2008)
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah Sebuah Studi Analisis Berdasarkan
Sumber-Sumber yang Otentik,(Jakarta:Qisthi,2005)
Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah,(Semarang:Karya Abadi Jaya,2015)
Dr. Istikomah, M.Ag; Dzulfikar Akbar Romadlon, M.Ud. “Buku Ajar Mata Kuliah
Sejarah Kebudayaan Islam” (UMSIDA PRESS : 2019)

Anda mungkin juga menyukai