Anda di halaman 1dari 6

ORANG JAWA SEBAGAI PEMANGKU BUDAYA JAWA

1. Zahrotul muniroh (2004026072)


2. Diyah farizka wulandari (2004026095)
ABSTRAK

Seperti yang kita tau bahwa indonesia memiliki beragam suku dan budaya. Salah satunya
ialah suku jawa, seperti yang kita ketahui suku jawa merupakan suku terbesar di indonesia
dengan jumlah populasinya yang hampir setengan persen dari keseluruhan populasi yang ada.
Suku jawa memiliki ciri dan karakteristik yang unik. Peradaban suku ini juga dikenal maju
dengan adanya peninggalan-peninggalan kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau jawa.
Contohnya seperti candi borobudur, prambanan dan masih banyak lagi.

Suku jawa ini tak hanya berada di pulau jawa saja. Akan tetapi, sudah menyebar di
seluruh pelosok nusantara. Namun, masih banyak orang yang tak mengetahui sejarah dan asal
suku jawa. Dengan beragam budayanya, setelah islam masuk oleh suku jawa dengan epiknya
ajaran islam itu diserasikan dengan ajaran dan budaya nenek moyang.

Banyak sekali artikel maupun jurnal yang membahas tentang sejarah asal suku jawa
maupun ciri dan karakteristiknya. dan disini kami ingin berbagi sedikit yang kami pahami dan
dapat dari beberapa artikel maupun jurnal yang kami baca terkait hal tersebut. Dengan harapan
apa yang kami sajikan ini dapat menambah pengetahuan anda sekalian.

ASAL USUL SUKU JAWA.

Terkait asal suku jawa banyak perbedaan pendapat disini. Seperti pendapat seorang
arkeolog belanda Eugene yang berpendapat bahwa nenek moyang suku jawa berasal dari orang
pribumi deman bukti temuan fosil manusia purba Homo erectus pada tahun 1891 di trinil.

Sedangkan menurut sejarawan yang bernama Von Hein Gelden, pendapatnya berbanding
terbalik dengan pendapat Eugene. Ia berpendapat bahwa telah terjadi migrasi besar-besaran pada
zaman neolitikum sekitar tahun 2000 SM sampai dengan zaman perunggu tahun 500 SM. Yaitu
migrasi penduduk tiongkok (yunan) ke nusantara menggunakan perahu cadik.

Adapun menurut babat tanah jawa, nenek moyang suku jawa berasal dari keturunan
pangeran yang berasal dari kerajaan kling. Yang dimana pangeran tersebut dan para pengikutnya
tersisihkan dikarenakan perebutan kekuasaan. Mereka membuka sebuah lahan yang berada di
suatu pulau terpencil dan mendirikan sebauh pemungkiman dan dari sisnilah merakadianggap
sebagai nenek moyang suku jawa.

Dan masih banyak pendapat yang lain. Adapun karakteristik dari suku jawa adalah
sebagai dibawah ini :
A. Karakteristik Orang Jawa
Karakteristik dalam KBBI berarti sifat khas dalam perwatakan tertentu. Sedangkan
makna karakteristik secara umum adalah ciri khas baik itu dalam berfikir, bersikap,
maupun berperilaku yang sudah melekat pada diri seseorang dan berbeda dengan yang
lainnya. Setiap orang pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda, begitu pula dengan
karakteristik orang Jawa.

Perlu kita tahu bahwa karakteristik orang Jawa bermacam-macam bahkan bisa dikatakan
unik.
Orang Jawa lebih dikenal dengan sikap pemalu, sungkan, tapi suka menyapa. Biasanya
orang Jawa itu terkesan pemalu Ketika baru beradaptasi dengan lingkungan yang baru
meskipun tidak semuanya. Sedangkan karakter khas orang Jawa terkhusus Jawa Tengah,
bisa dikatakan memiliki ciri khusus, ketika berbucara tentang suku Jawa pada umumnya.
Karakteristik seolah di iliki oleh wilayah ini, walau wilayah Jawa selain Jawa Tengah
yang mencakup ada Jawa Barat dan Jawa Timur yang masing-masing memiliki ciri khas
yang berbeda.

Selain yang disebutkan di atas, masih ada beberapa yang menjadi karakteristik atau ciri
khas orang Jawa, yaitu:
1. Pandai menjaga etika dan sopan santun
Sudah menjadi kebiasaan bagi orang Jawa terkhusus Jawa Tengah untuk selalu
bersikap sopan santun baik terhadap yang lebih tua maupun terhadap sesama. Selain
itu mereka juga pandai menjaga etika ketika berbaur dalam lingkungan
bermasyarakat. Merundukkan badan ketika berjalan di depan orang yang lebih tua
juga masih menjadi kebiasaan masyarakat Jawa sebagai wujud penghormatan, tata
kerama, dan sopan santun.

2. Pekerja Keras dan Penurut


Tidak heran jika orang Jawa dikenal sebagai seorang pekerja keras karena mayoritas
orang Jawa bermarapencaharian sebagai seorang petani. Orang-orang Jawa adalah
pekerja-pekerja terbaik. Selain itu, mereka juga seorang yang penurut Bahasa yang
sering kita dengar “ora neko-neko”

3. Hidup mengalir seperti air


Filosofi hidup mengalir seperti air sama halnya dengan qona’ah jika dilihat dari kaca
mata kehidupan orang Jawa. Seperti istulah yang sering kita dengar “nrimo ing
pandum.” (menerima apa adanya). Dengan begitu orang Jawa menjalani kehidupan
seolah tanpa beban dan tanggungan. Mereka mengalir seolah tidsak memikirkan hal-
hal l;ainnya, entah itu bisa dikatakan hal positif atau negative.

4. Mempertahankan tradisi dan budaya


Seperti yang terlihat dan kita ketahui selama ini terdapat banyak sekali tradisi-tradisi
yang berawal dari leluhur Jawa yang masihlestari dan dilakukan sampai sekarang.
Beberapa tradisi tersebut merypakan symbol-simbol dari suatu peristiwa penting di
masa lalu atau bisa juga bentuk rasa syukur yang dibingkai dalam sebuah acara.

5. Muluk/puluk
Istilah muluk atau puluk ini mungkin cukup asing didengar bagi mereka yang tidak
terlalu mengerti mengenai Bahasa Jawa. Lain halnya dengan orang yang paham
Bahasa Jawa, istilah itu tentu sudah tidak asing lagi.
Puluk atau muluk adalah kebiasaan makan dengan menggunakan tangan. Kegiatan
makan dengan menggunakan tangan secara langsung mungkin sudah banyak
dilakukan oleh banyak orang, bahkan orang non Jawa sekalipun. Hanya saja
penyebutan istilah muluk atau puluk ini yang berbeda. Kebiasaan orang Jawa ini
sudah diturunkasn sejak lama dan sampai saat inimasih banyak masyarakat kita yang
melestarikannya. Menyantap makanan menggunakan tangan secara langsung dirasa
lebih nikmat, terlebih jika sambil duduk lesehan.

B. Budaya Jawa
Kebudayaan yang ada di Indonesia saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas
dari tradisi kebiasaan. Tradisi itu sendiri bukanlah suatu hal tang sudah selesai dan
berhenti, melainkan suatu hal yang masih ada dan terus berkembang mengikuti arus
perubahan sosial, namun perubahan yang terjadi tidaklah melenceng jauh dari akarnya.

Suku Jawa tidak bisa dinisbatkan kepada seluruh penduduk pribumi penghuni pulau
Jawa, sebab di pulau Jawa sendiri terdapat berbagai macam suku bangsa selain suku
bangsa Jawa itu sendiri. Sebutan bagi suku Jawa lebih identik bagi masyarakat yang
memegang teguh filosofis atau pandangan hidup Kejawen. Secara geografis meliputi
Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jawa Timur. Jawa Timur pun juga masih varian karena di
dalamnya masih ada suku Madura, suku Tengger maupun Suku Osing di Banyuwangi.
Kebudayaan suku Jawa merupakan hasil dari peninggalan sejarah kerajaan besar Jawa
khususnya Majapahit dan Mataram Baru.

Filosofis hidup suku Jawa yang paling dasar sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu,
Budha dan juga kepercayaan animisme-dinamisme. Orang jawa pada umumnya sangat
menjunjung tinggi keseimbangan, keserasian dan keselarasan hidup baik terhadap sesama
manusia maupun dengan lingkungan alam. Dalam etika keseharian sangat
mengedepankan norma kesopanan, kesantunan dan kesederhanaan. Oleh sebab itu, dialog
bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan bahasa sesuai dengan lawan bicara yang
dihadapi.

Berikut ada beberapa hal yang bisa menunjukkan identitas suku Jawa:
 Ajaran Kejawen
Istilah kejawen sering kita dengar terkhusus daerah Yogyakarta yang terkenal
akan adat istiadatnya. Kejawen bagi masyarakat Jawa asli sendiri sudah hampir
menjadi seperti agama sendiri. Ajaran kejawen pada dasarnya merupakan sebuah
kompilasi dari seni, budaya, adat ritual, sikap soial, serta barbagai pandangan
filosofis masyarakat Jawa. Bagi orang Jawa, kejawen ini memiliki nilai
spiritualitas tersendiri. Masyarakat Jawa banyak meiliki kitab Kejawen yang
disadur dari kitab-kitab karya para Mpu pada masa kerajaan Jawa terdahulu.

Sebagai inti ajaran , kejawen mengajarkan manusia tentang suatu hal yang disebut
“Sangkan Paraning Dumadhi” (kenbali pada Sang Pencipta). Kemudian
membentuk dan mengarahkan manusia untuk sesuai dengan Tuhannya atau sering
disebut dengan istilah “manunggaling kawula lan gusti.” Untuk bisa mencapai
tujuan tersebut, orang Jawa bisa melakukan Tindakan untuk membentuk pribadi
yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Diantaranya dengan berpuasa dan bertapa.
Dari situlah kejawen memiliki nilai spiritualitas tersendiri bagi suku Jawa.

 Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan Jawa yang menjadi ciri khas
masyarakat Jawa. Wayang sendiri berasal dari kata ‘ayang-ayang´ yang artinya
adalah bayangan. Seuai Namanya, wayang kulit terbuat dari kulit berbeda dengan
wayang-wayang lainnya. Bagi orang Jawa, cerita pewayangan menggambarkan
bentuk kehidupan manusia di dunia, yakni peperangan terhadap angkara murka
dan sebuah perjuangan untuk menegakkan kebenaran (amar ma’ruf nahi
munkar).

Cerita pewayangan mengandung nilai-nilai yang bisa dijadikan pedoman dalam


kehidupan sehari-hari, sehingga ada beberapa pendakwah yang menggunakan
wayang sebagai media dakwah islam. Hal itu mulai ada ketika para Walisongo
menggun akan wayang kulit sebagai media dakwah lslam. Pada umumnya cerita
dan penokohan pada kesenian wayang kulit diambil dari kisah Mahabarata dan
Ramayana. Namun cerita tersebut sudah mengalami banyak perubahan di masa
sekarang. Wayang kulit atau bisa juga disebut dengan wayang purwa biasa
dimainkan oleh seorang narator yang disebut dengan dalang. Dalang ini bertugas
untuk mengatur jalannya cerita dan memainkan gerak para tokoh wayang kulit.

Selain memiliki unsur kesenian, wayang kulit juga dipercaya memiliki nilai
magis tersendiri. Pagelaran wayang kulit dipercaya mampu mendatangkan
kekuatan-kekuatan magis dari arwah leluhur ataupun kekuatan magis yang berasal
dari Tuhan. Maka dari itu pagelaran wayang kulit merupakan media utama ketika
orang Jawa melakukan ruwatan. Ruwatan merupakan bentuk acara atau upacara
untuk membuang ‘bala’ (kesulitan dan kesialan). Dengan diruwat orang Jawa
berharap kehidupannya bisa keluar dari segala kesulitan dan bencana.

 Keris
Salah satu senjata tradisionl orang Jawa adalah keris. Selain menjadi senjata
tradional, keris juga menjadi lambing kedaulatan beberapa raja-raja di kerajaan
luar Jawa. Bagi orang Jawa, keris tidaklah senjata yang sederhana. Namun lebih
dari itu, keris merupakan senjata pusaka yang diyakini oleh orang jawa memiliki
atau menyimpan kesaktian. Oleh sebab itu keris disebut juga sebagai ‘tosan aji’
(alat yang memiliki kesaktian).

 Aksara Jawa
Orang Jawa memiliki ciri khas tulisan tersendiri yang disebut dengan aksara
Jawa.Aksara Jawa terdiri dari 20 karakter huruf yang menyimpan makna dan
filosofi masing-masing. Huruf-huruf tersebut adalah Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa
Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga.

 Bahasa
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang memiliki stratifikasi atau
tingkatan bahasa. Dengan Bahasa tersebut, orang Jawa sangat menjunjung tinggi
etika kesopanan dan kesantunan termasuk dalam hal berbahasa. Dalam bahasa
Jawa dikenal yang namanya undhak-undhuk atau tata krama di dalam bertutur
kata. Setidaknya terdapat tiga struktur tingkatan bahasa yang ada dalam bahasa
Jawa, tingkatan tersebut :
1. Ngoko, Bahasa yang sering digunakan orang Jawa dalam kehidupan sehari-
sehari. Bahasa ngoko digunakan apabila lawan bicara merupakan orang
sebaya atau kerabat yang sudah dekat dan akrab. Secara khusus digunakan
oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda.
2. Madya, Bahasa yang digunakan kepada lawan bicara yang umurnya lebih tua
atau sekadar penghormatan kepada orang yang sama sekali kurang dikenal.
3. Krama, Bahasa yang terihat begitu sopan dan memperlihatkan atau
menggambarkan orang Jawa pada dasarnya. Bahasa krama ini digunakan
untuk berbicara kepada orang yang yang lebih tua atau dituakan, serta kepada
orang yang meiliki status sosial tinggi di masyarakat.

Bahasa Jawa sendiri masih terbagi lagi kedalam beberapa dialek yang berbeda-
beda. Seperti dialek orang Jawa di Jawa Timur dengan orang Jawa di Jawa
Tengah atau Jawa Barat, memiliki struktur pengucapan dan logat yang berbeda.
Namun prinsip undhak undhuk masih tetap berlaku meskipun dialek dan
pengucapan memiliki perbedaan.
 Seni Tari
Melalui seni tari ini , orang Jawa lebih dikebal dengan masyarakat yang
berbudaya. Sangat banyak sekali seni tari yang terdapat di Jawa. Bahkan seni tari
di setiap daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Timur memiliki ciri
khas yang berbeda. Benang merah seni tari suku Jawa terletak pada tata tari yang
luwes, kalem dan santun. Menggambarkan filosofis hidup suku Jawa yang
cenderung menerima, selalu adaptif dengan segala situas dan kondisi serta
mengutamakan tata krama.

 Seni Musik
Selain terkenal dengan seni tari, Masyarakat Jawa juga terkenal dengan seni
musiknya. Musik itu lebih dikenal dengan lagu daerah. Sedangkan alat kesenian
music itu sendiri ada bermacam-macam. Diantara alat music kesenian tersebut
ada gamelan, gambang. Gamelan, kendang dan lain-lain.
Terkhusus alat musik gamelan, pada zaman dahulu biasa dijadikan media dakwah
para walisongo. Selain menggunakan wayang kulit, mereka juga menggunakan
gamelan sebagai alat untuk memberi hiburan kepada masyarakat sebelum atau
sesudah mereka memberikan ceramah-ceramah agama. Dengan media ini
masyarakat Jawa mudah untuk dikenalkan dengan Islam dan sekarang mayoritas
Suku Jawa merupakan orang-orang yang memeluk Islam.

Kebudayaan Suku Jawa merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Banyak
sekali kebudayan suku bangsa lain di Indonesia yang sedikit banyak berakulturasi
dengan budaya masyarakat Jawa. Baik dalam bahasa, filosofis, maupun kesenian-
keseniannya. Hingga saat ini adat-istiadat suku Jawa ini masih sangat dipegang
teguh dan terus ditradisikan, khususnya dalam lingkungan Keraton daerah
istimewa Jogjakarta.

DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/5045/3731
https://jateng.garudacitizen.com/karakter-khas-orang-jawa-tengah/
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/856-1583-1-SM.pdf
https://salamadian.com/mengenal-karakter-sifat-dan-kebiasaan-orang-jawa/
https://kbbi.web.id/karakteristik

Anda mungkin juga menyukai