Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TENTANG SUKU JAWA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sosio Antropologi

Dosen Pengampu : Ika Purnamasari, M. Si

Disusun oleh :

Rifky Hasya Andana

Kelas E

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN SEJARAH

2022/2023
1. Sejarah Suku Jawa

Seperti kebanyakan kelompok etnis Indonesia yang lain, termasuk


masyarakat Sunda, masyarakat Jawa merupakan bangsa Austronesia yang
leluhurnya diperkirakan berasal dari Taiwan dan bermigrasi melalui Filipina
untuk mencapai pulau Jawa antara tahun 1500 SM hingga 1000 SM. Namun,
menurut studi genetik yang terbaru, masyarakat Jawa bersama dengan masyarakat
Sunda dan Bali memiliki rasio penanda genetik yang hampir sama antara genetik
bangsa Austronesia dan Austroasiatik.

2. Bahasa Jawa

Sejarah tulisan bahasa Jawa bermula sejak abad ke-9 dalam bentuk bahasa
Jawa Kuno, yang kemudian berevolusi hingga menjadi bahasa Jawa Baru sekitar
abad ke-15. Bahasa Jawa awalnya ditulis dengan sistem aksara dari India yang
kemudian diadaptasi menjadi aksara Jawa, walaupun bahasa Jawa masa kini lebih
sering ditulis dengan alfabet Latin. Bahasa Jawa memiliki tradisi sastra paling tua
di antara bahasa-bahasa Austronesia.

3. Mata Pencaharian Suku Jawa

Sistem mata pencaharian adalah pekerjaan atau pencaharian utama yang


dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada pun sistem mata
pencaharian masyarakat Jawa yang terdapat di dalam novel GK karya Ratih
Kumala antara lain: sutradara iklan, sutradara layar lebar, produser teater,
pegawai-pegawai pabrik kretek (manajer pabrik, bendahara pabrik, buruh giling,
dan buruh bathil), pelinting klobot (buruh linting), babu (pembantu rumah
tangga), buruh yang bekerja di ladang jagung, penjual toko obat, penjual di kios-
kios pasar, juru tulis (sekretaris desa), usaha industri rumahan klobot, usaha
tempat percetakan, tukang cetak (buruh cetak), tukang foto, paraji (dukun
beranak), penjual rokok berskala kecil, penjual tembakau, industri kretek, petani
(petani cengkeh, petani tembakau, petani jagung, dan sebagainya), mantri, penjual
jajanan, usaha warung-warung nasi, usaha parkiran motor atau sepeda, tengkulak
(rentenir), sekuriti, buruh tani, usaha dagang sepatu, sang juru gambar (tukang
foto), tukang becak, dan toko penjual tape ketan.

4. Peralatan dan Teknologi

Alat-alat pertanian adalah bajak yang disebut luku, garu untuk melunakkan
tanah, cangkul, dan gosrok yaitu alat untuk menyiangi atau membersihkan
tumbuhan liar yang ikut tumbuh bersama padi. Peralatan kesenian antara lain,
gamelan yang merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari gendang,
gambang, gong, suling dan sebagainya. Peralatan dapur antara lain, kuali, kendhil,
cowek, kukusan, tampeh, dan sebagainya. Sedangkan alat angkutnya yang
terkenal adalah andong, selain itu untuk mengangkut barang digunakan gerobak
yang ditarik oleh hewan.

Sebagai suatu kebudayaan, suku Jawa tentu memiliki peralatan dan


perlengkapanhidup yang khas diantaranya yang paling menonjol adalah dalam
segi bangunan. Masyarakatyang bertempat tinggal di daerah Jawa memiliki ciri
sendiri dalam bangunan mereka,khususnya rumah tinggal. Ada beberapa jenis
rumah yang dikenal oleh masyarakat sukuJawa, diantaranya adalah rumah
limasan, rumah joglo, dan rumah serotong. Rumah limasan,adalah rumah yang
paling umum ditemui di daerah Jawa, karena rumah ini merupakan rumahyang
dihuni oleh golongan rakyat jelata. Sedangkan rumah Joglo, umumnya dimiliki
sebagaitempat tinggal para kaum bangsawan, misalnya saja para kerabat keraton.

Umumnya rumah di daerah Jawa menggunakan bahan batang bambu,


glugu (batangpohon nyiur), dan kayu jati sebagai kerangka atau pondasi rumah.
Sedangkan untukdindingnya, umum digunakan gedek atau anyaman dari bilik
bambu, walaupun sekarang,seiring dengan perkembangan zaman, banyak juga
yang telah menggunakan dinding daritembok. Atap pada umumnya terbuat dari
anyaman kelapa kering (blarak) dan banyak jugayang menggunakan genting.
Dalam sektor pertanian, alat-alat pertanian diantantaranya: bajak(luku), grosok,
bakul besar tenggok, garu.
5. Kesenian

1. Seni bangunan

Seni bangunan yang dimaksud adalah rumah adat, salah satunya rumah adat di
Jawa Timur. Rumah adat di Jawa Timur disebut rumah Situbondo, sedangkan
rumah adat di Jawa Tengah disebut Istana Mangkunegaran. Istana
Mangkunegaran merupakan rumah adat Jawa asli.

2. Seni tari

Tarian-tarian di Jawa beraneka ragam di antaranya sebagai berikut.

•Tari tayuban adalah tari untuk meramaikan suasana acara, seperti khitanan dan
perkawinan. Penari tayuban terdiri dari beberapa perempuan.

•Tari reog dari Ponorogo. Penari utamanya menggunakan topeng.

•Tari serimpi adalah tari yang bersifat sakral dengan irama lembut.

•Tari gambyong

•Tari bedoyo

3. Seni Musik

Gamelan merupakan seni musik Jawa yang terkenal. Gamelan terdiri atas
gambang, bonang, gender, saron, rebab, seruling, kenong, dan kempul.

4. Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan yang terkenal adalah wayang, kethoprak, ludruk, dan kentrung.
6. Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan masyarakat Jawa merupakan seperangkat aturan yang


berlaku dalam masyarakat Jawa. Sistem kemasyarakatan tersebut meliputi
kekerabatan, gotong-royong, dan organisasi sosial.

Dalam masyarakat suku Jawa dikenal dengan sistem kekerabatan bilateral atau
garis keturunan ayah dan ibu. Misalnya menyebut orang tua laki-laki
Bapak/Rama, sedangkan orang tua perempuan Simbok/Biyung. Selanjutnya, Kang
Mas/Kakang adalah sebutan untuk kakak laki-laki, sedangkan kakak perempuan
adalah Mbakyu. Adhi/Dhimas/Dik/Le merupakan sebutan bagi adik laki-laki,
sementara Ndhuk/Denok/Di merupakan sebutan bagi adik perempuan. Berbagai
sebutan juga digunakan sebagai panggilan bagi saudara, seperti Pak Lik/Bulik
merupakan sebutan bagi adik dari orang tua. Sementara itu, sebutan bagi kakak
dari orang tua adalah Pakdhe/Budhe. Berbagai sebutan dalam sistem kekerabatan
tersebut juga dianggap sebagai tata cara sopan santun dalam pergaulan yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena masyarakat Jawa sendiri sangat
menjunjung tinggi nilai kesantunan dalam berperilaku.

7. Sistem Pengetahuan

salah satu bentuk sistem pengetahuan yang ada, berkembang, dan masih ada
hingga saat ini, adalah bentuk penanggalan atau kalender. Bentuk kalender Jawa
adalah salah satu bentuk pengetahuan yang maju dan unik yang berhasil
diciptakan oleh para masyarakat Jawa kuno, karena penciptaanya yang
terpengaruh unsur budaya islam, Hindu-Budha, Jawa Kuno, dan bahkan sedikit
budaya barat. Namun tetap dipertahankan penggunaanya hingga saat ini,
walaupun penggunaanya yang cukup rumit, tetapi kalender Jawa lebih lengkap
dalam menggambarkan penanggalan, karena didalamnya berpadu dua sistem
penanggalan, baik penanggalan berdasarkan sistem matahari (sonar/syamsiah) dan
juga penanggalan berdasarkan perputaran bulan (lunar/komariah).
Pada sistem kalender Jawa, terdapat dua siklus hari yaitu siklus 7 hari seperti
yang kita kenal saat ini, dan sistem panacawara yang mengenal 5 hari pasaran.
Sejarah penggunaan kalender Jawa baru ini, dimulai pada tahun 1625, dimana
pada saat itu, sultan agung, raja kerajaan mataram, yang sedang berusaha
menytebarkan agama islam di pulau Jawa, mengeluarkan dekrit agar wilayah
kekuasaanya menggunakan sistem kalender hijriah, namun angka tahun hijriah
tidak digunakan demi asas kesinambungan. Sehingga pada saat itu adalah tahun
1025 hijriah, namun tetap menggunakan tahun saka, yaitu tahun 1547.

Dalam sistem kalender Jawa juga terdapat dua versi nama-nama bulan, yaitu
nama bulan dalam kalender Jawa matahari, dan kalender Jawa bulan. Nama- nama
bulan dalam sistem kalender Jawa komariah (bulan) diantaranya adalah suro,
sapar, mulud, bakdamulud, jumadilawal, jumadil akhir, rejeb, ruwah, poso, sawal,
sela, dan dulkijah. Namun, pada tahun 1855 M, karena sistem penanggalan
komariah dianggap tidak cocok dijadikan patokan petani dalam menentukan masa
bercocok tanam, maka Sri Paduka Mangkunegaran IV mengesahkan sistem
kalender berdasarkan sistem matahari. Dalam kalender matahari pun terdapat dua
belas bulan.

8. Sistem Religi/ Kepercayaan

Mayoritas orang Jawa menganut agama Islam, sebagian yang lainya


menganuti agama Kristian, Protestan dan Katolik, termasuknya dikawasan luar
bandar, dengan penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan dikalangan
masyarakat Jawa. Terdapat juga agama kepercayaan suku Jawa yang disebut
sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini pada dasarnya berdasarkan kepercayaan
animisme dengan pengaruh agama Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa
terkenal kerana sifat asimilasi kepercayaannya, dengan semua budaya luar diserap
dan ditafsirkan mengikut nilai-nilai Jawa.

Suku Jawa berbeda dengan suku-suku lain dalam hal pandangan hidup, jika
suku lain selalu melabelkan agama tertentu sebagai identitas kesukuannya, atau
bukanlah bagian dari suku tertentu jika bukan beragama tertentu, maka suku jawa
merupakan suku yang universal identitas sukunya tidak dibangun oleh agama
maupun ras tertentu walaupun setiap individu jawa wajib beragama dan dituntun
untuk melaksanakan syariat agamanya yang mesti dilaksanakan dengan taat oleh
pribadi jawa yang memeluknya sebagai konsekwensi hidup sebagai hamba tuhan.

Suku jawa memposisikan diri sebagai suku universal dan sebagian


mengatakan jawa bukanlah sebuah suku namun dia adalah Jiwa dari setiap
individu baik dia muslim maupun non-muslim sehingga dapat kita lihat
pandangan hidupnya yang mengayomi semua agama dan muslim sebagai
pemimpinnya karena memang sebagai mayoritas bisa dilihat kesultanan-
kesultanan yang dibangun oleh suku jawa yang bercorakkan islam, namun tetap
menghargai suku jawa non-muslim yang tidak beragama islam karena agama
adalah iman dan keyakinan pilihan jiwa, dan jika orang jawa mayoritasnya adalah
non muslim maka ia juga berkewajban mengayomi hak-hak suku jawa yang
beragama lainnya karena memang itu pandangan hidup yang ditanamkan kepada
orang-orang jawa hal sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-
Mumtahanah (80:8).

Selain itu masyarakat Jawa percaya terhadap hal-hal tertentu yang dianggap
keramat, yang dapat mendatangkan mala petaka jika di tintang atau diabaikan.
Kepercayaan itu diantaranya :

• Kepercayaan terhadap Nyi roro kidul

• Kepercayaan kepada hari kelahiran (Wathon)

• Kepercayan terhadap hari-hari yang dianggap baik

• Kepercayaan kepada Nitowong

• Kepercayaan kepada dukun prewangan


DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2022. ”Suku Jawa”.

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Jawa. 1 September 2022

Luxman, Sesilia Seli, Agus Wartiningsih. 2022. “Budaya Masyarakat Jawa Dalam
Novel Gadis Kretek

https://media.neliti.com/media/publications/213504-budaya-masyarakat-jawa-
dalam-novel-gadis.pdf. 1 September 2022

Hijab Lifestyle. 2018. “Contoh Teknologi dan Peralatan Hidup Masyarakat di


Indonesia”.

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/contoh-teknologi-dan-peralatan-hidup-
masyarakat-di-indonesia-1534682485329880379/3. 1 September 2022

CountSnake1015. 2022.

https://www.coursehero.com/file/p342bu8/16-Sistem-teknologi-suku-Jawa-
Sebagai-suatu-kebudayaan-suku-Jawa-tentu-memiliki/

Ega Krisnawati. 2021. “Mengenal Sistem Kesenian dalam Masyarakat Suku


Bangsa Jawa”

https://tirto.id/mengenal-sistem-kesenian-dalam-masyarakat-suku-bangsa-jawa-
gi7U. 1 September 2022

riesaan_education . 2013. “ETNOGRAFI UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN


SUKU JAWA/ JOWO”

http://riesaan.blogspot.com/2013/09/etnografi-unsur-unsur-kebudayaan-
suku.html. 1 September 2022

Anda mungkin juga menyukai