Sosio Antropologi
Disusun oleh :
Kelas E
PENDIDIKAN SEJARAH
2022/2023
1. Sejarah Suku Jawa
2. Bahasa Jawa
Sejarah tulisan bahasa Jawa bermula sejak abad ke-9 dalam bentuk bahasa
Jawa Kuno, yang kemudian berevolusi hingga menjadi bahasa Jawa Baru sekitar
abad ke-15. Bahasa Jawa awalnya ditulis dengan sistem aksara dari India yang
kemudian diadaptasi menjadi aksara Jawa, walaupun bahasa Jawa masa kini lebih
sering ditulis dengan alfabet Latin. Bahasa Jawa memiliki tradisi sastra paling tua
di antara bahasa-bahasa Austronesia.
Alat-alat pertanian adalah bajak yang disebut luku, garu untuk melunakkan
tanah, cangkul, dan gosrok yaitu alat untuk menyiangi atau membersihkan
tumbuhan liar yang ikut tumbuh bersama padi. Peralatan kesenian antara lain,
gamelan yang merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari gendang,
gambang, gong, suling dan sebagainya. Peralatan dapur antara lain, kuali, kendhil,
cowek, kukusan, tampeh, dan sebagainya. Sedangkan alat angkutnya yang
terkenal adalah andong, selain itu untuk mengangkut barang digunakan gerobak
yang ditarik oleh hewan.
1. Seni bangunan
Seni bangunan yang dimaksud adalah rumah adat, salah satunya rumah adat di
Jawa Timur. Rumah adat di Jawa Timur disebut rumah Situbondo, sedangkan
rumah adat di Jawa Tengah disebut Istana Mangkunegaran. Istana
Mangkunegaran merupakan rumah adat Jawa asli.
2. Seni tari
•Tari tayuban adalah tari untuk meramaikan suasana acara, seperti khitanan dan
perkawinan. Penari tayuban terdiri dari beberapa perempuan.
•Tari serimpi adalah tari yang bersifat sakral dengan irama lembut.
•Tari gambyong
•Tari bedoyo
3. Seni Musik
Gamelan merupakan seni musik Jawa yang terkenal. Gamelan terdiri atas
gambang, bonang, gender, saron, rebab, seruling, kenong, dan kempul.
4. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan yang terkenal adalah wayang, kethoprak, ludruk, dan kentrung.
6. Sistem Kemasyarakatan
Dalam masyarakat suku Jawa dikenal dengan sistem kekerabatan bilateral atau
garis keturunan ayah dan ibu. Misalnya menyebut orang tua laki-laki
Bapak/Rama, sedangkan orang tua perempuan Simbok/Biyung. Selanjutnya, Kang
Mas/Kakang adalah sebutan untuk kakak laki-laki, sedangkan kakak perempuan
adalah Mbakyu. Adhi/Dhimas/Dik/Le merupakan sebutan bagi adik laki-laki,
sementara Ndhuk/Denok/Di merupakan sebutan bagi adik perempuan. Berbagai
sebutan juga digunakan sebagai panggilan bagi saudara, seperti Pak Lik/Bulik
merupakan sebutan bagi adik dari orang tua. Sementara itu, sebutan bagi kakak
dari orang tua adalah Pakdhe/Budhe. Berbagai sebutan dalam sistem kekerabatan
tersebut juga dianggap sebagai tata cara sopan santun dalam pergaulan yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena masyarakat Jawa sendiri sangat
menjunjung tinggi nilai kesantunan dalam berperilaku.
7. Sistem Pengetahuan
salah satu bentuk sistem pengetahuan yang ada, berkembang, dan masih ada
hingga saat ini, adalah bentuk penanggalan atau kalender. Bentuk kalender Jawa
adalah salah satu bentuk pengetahuan yang maju dan unik yang berhasil
diciptakan oleh para masyarakat Jawa kuno, karena penciptaanya yang
terpengaruh unsur budaya islam, Hindu-Budha, Jawa Kuno, dan bahkan sedikit
budaya barat. Namun tetap dipertahankan penggunaanya hingga saat ini,
walaupun penggunaanya yang cukup rumit, tetapi kalender Jawa lebih lengkap
dalam menggambarkan penanggalan, karena didalamnya berpadu dua sistem
penanggalan, baik penanggalan berdasarkan sistem matahari (sonar/syamsiah) dan
juga penanggalan berdasarkan perputaran bulan (lunar/komariah).
Pada sistem kalender Jawa, terdapat dua siklus hari yaitu siklus 7 hari seperti
yang kita kenal saat ini, dan sistem panacawara yang mengenal 5 hari pasaran.
Sejarah penggunaan kalender Jawa baru ini, dimulai pada tahun 1625, dimana
pada saat itu, sultan agung, raja kerajaan mataram, yang sedang berusaha
menytebarkan agama islam di pulau Jawa, mengeluarkan dekrit agar wilayah
kekuasaanya menggunakan sistem kalender hijriah, namun angka tahun hijriah
tidak digunakan demi asas kesinambungan. Sehingga pada saat itu adalah tahun
1025 hijriah, namun tetap menggunakan tahun saka, yaitu tahun 1547.
Dalam sistem kalender Jawa juga terdapat dua versi nama-nama bulan, yaitu
nama bulan dalam kalender Jawa matahari, dan kalender Jawa bulan. Nama- nama
bulan dalam sistem kalender Jawa komariah (bulan) diantaranya adalah suro,
sapar, mulud, bakdamulud, jumadilawal, jumadil akhir, rejeb, ruwah, poso, sawal,
sela, dan dulkijah. Namun, pada tahun 1855 M, karena sistem penanggalan
komariah dianggap tidak cocok dijadikan patokan petani dalam menentukan masa
bercocok tanam, maka Sri Paduka Mangkunegaran IV mengesahkan sistem
kalender berdasarkan sistem matahari. Dalam kalender matahari pun terdapat dua
belas bulan.
Suku Jawa berbeda dengan suku-suku lain dalam hal pandangan hidup, jika
suku lain selalu melabelkan agama tertentu sebagai identitas kesukuannya, atau
bukanlah bagian dari suku tertentu jika bukan beragama tertentu, maka suku jawa
merupakan suku yang universal identitas sukunya tidak dibangun oleh agama
maupun ras tertentu walaupun setiap individu jawa wajib beragama dan dituntun
untuk melaksanakan syariat agamanya yang mesti dilaksanakan dengan taat oleh
pribadi jawa yang memeluknya sebagai konsekwensi hidup sebagai hamba tuhan.
Selain itu masyarakat Jawa percaya terhadap hal-hal tertentu yang dianggap
keramat, yang dapat mendatangkan mala petaka jika di tintang atau diabaikan.
Kepercayaan itu diantaranya :
Luxman, Sesilia Seli, Agus Wartiningsih. 2022. “Budaya Masyarakat Jawa Dalam
Novel Gadis Kretek
https://media.neliti.com/media/publications/213504-budaya-masyarakat-jawa-
dalam-novel-gadis.pdf. 1 September 2022
https://kumparan.com/hijab-lifestyle/contoh-teknologi-dan-peralatan-hidup-
masyarakat-di-indonesia-1534682485329880379/3. 1 September 2022
CountSnake1015. 2022.
https://www.coursehero.com/file/p342bu8/16-Sistem-teknologi-suku-Jawa-
Sebagai-suatu-kebudayaan-suku-Jawa-tentu-memiliki/
https://tirto.id/mengenal-sistem-kesenian-dalam-masyarakat-suku-bangsa-jawa-
gi7U. 1 September 2022
http://riesaan.blogspot.com/2013/09/etnografi-unsur-unsur-kebudayaan-
suku.html. 1 September 2022