Anda di halaman 1dari 13

Juangga Fariz F.

(15417091)/Kelas 22

Tugas Makalah
KU 2071 Pancasila dan Kewarganegaraan
“Identitas Nasional”

Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Maka setiap bangsa
di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak
dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih dikenal dengan kepribadian suatu bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas
Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga Identitas Nasional
mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Setiap individu yang tinggal di bangsa ini juga mempunyai identitas yang berbeda-beda
yang juga menjadi unsur-unsur pendukung Identitas Nasional seperti suku bangsa, adat istiadat,
patriarkal/matriarkal, rumah adat, kasta, upacara adat, pakaian adat, tari-tarian, lagu daerah, alat
musik, dan kuliner daerah.

1. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir),yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Suku jawa juga memiliki
sub-suku, yaitu seperti osing dan tengger. Penulis mempunyai suku bangsa asli Jawa yang
merupakan penduduk yang jumlahnya terbesar di Nusantara Indonesia. Orang jawa biasanya
dikenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus, akan tetapi mereka juga terkenal sebagai
suku bangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Ini disebabkan karena mereka tidak ingin
terjadi konflik. Karena itulah mereka justru cenderung diam dan tidak membantah bila terjadi
perbedaan pendapat. Namun, tidak semua orang jawa memiliki sikap tertutup, masih banyak
juga terdapat masyarakat suku jawa yang memiliki watak lugas, terbuka, terus terang, apa
adanya, dan tidak suka basa-basi.
2. Adat Istiadat

Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan
dalam lingkungan masyarakat dari sejak lahir hingga mati. Karena penulis berasal dari suku
Jawa sehingga dengan begitu penulis mengikuti adat istiadat Jawa yang biasanya akan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adat istiadat sama halnya tradisi adalah adanya
informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan,
karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Masyarakat yang melanggar adat atau tradisi,
pada umumnya akan dikenakan sanksi. Sanksi tersebut misalnya berupa pengucilan atau
pengusiran dari lingkungan masyarakat dimana adat istiadat tersebut berlaku. Meskipun sanksi
tersebut tidak tertulis namun berfungsi efektif. Hal ini disebabkan karena adat-istiadat dihormati
oleh masyarakat.

3. Patriarkal/Matriarkal
Sistem kekerabatan dibagi menjadi 3 yaitu patrilineal, matrilineal, parental/bilateral.
Kekerabatan berasal dari kata kerabat yang artinya dekat dalam arti pertalian keluarga, sedarah
daging, sanak saudara, ataupun keturunan yang sama lainnya. Patrilineal adalah suatu adat
masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Patrilineal berasal dari dua
kata bahasa latin, yaitu pater yang artinya ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal
berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. Sedangkan matrilineal adalah
suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Matrilineal berasal
dari kata mater yang artinya ibu dan linea yang artinya garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti
garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Parental/Bilateral adalah sistem keturunan yang
ditarik dari garis ayah dan ibu (orang tua) sehingga tidak ada perbedaan kedudukan antara pria
dan wanita dalam memperoleh warisan. Penulis mempercayai sistem keturunan
parental/bilateral.
4. Rumah Adat
Rumah Adat merupakan bangunan rumah yang mencirikan atau khas bangunan suatu
daerah yang melambangkan kebudayaan dan ciri khas masyarakat setempat. Rumah adat yang
berada di Jawa Timur biasanya berbentuk rumah joglo seperti rumah adat di Jawa Tengah.
Rumah adat joglo jawa timuran merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Jawa Timur.
Ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya lebih minimalis tetapi artistik. Selain itu rumah adat
ini mempunyai filosofi dan sanepan yang terkandung didalam rumah adat ini. Sehingga rumah
adat ini kental akan kebudayaan leluhur terdahulu. Rumah adat Jawa Timur biasa dikenal
dengan istilah rumah joglo yang umunya berbentuk limasan atu dara gepak. Provinsi Jawa
Timur yang masih mempertahankan ciri khas rumah adat joglo banyak ditemukan didaerah
Ponorogo.

Gambar 1. Rumah Joglo daerah Jawa Timur.

5. Kasta
Untuk terkait kasta di dalam kehidupan masyarakat jawa sekarang sudah hampir
menghilang ataupun tidak ada, sehingga jarang diketahui adanya kasta di daerah jawa.
6. Upacara Adat
Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu
berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah. Penulis mengetahui beberapa
upacara adat di Jawa diantaranya Upacara penganten dengan urutan-urutan pernikahan
tradisional
adat Jawa yaitu Siraman, Ngerik, Midodareni, Serah-serahan, Nyantri, Balangan Suruh,
Panggih, Ritual wiji dadi, Kacar kucur, Dhahar Klimah, Tumplek Sunjen, Sungkeman.
Gambar 2. Upacara Pernikahan Tradisional Suku Jawa.

Upacara Tedak Siden adalah tradisi selamatan, yang mana di dalam kebudayaan adat Jawa
harus mengadakan tedak siten. Selamatan ini dimulai dari si bayi sudah mulai bisa belajar
berjalan. Di beberapa bagian kawasan lain yang berada di Negara Indonesia mengenal tradisi
ini dengan sebutan nama turun tanah.

Gambar 3. Upacara Tedak Siden Suku Jawa.

Dalam upacara tedak siten ini tidak ada maksud tujuan lain/tujuan yang berkaitan dengan
hal-hal mistik. Upacara tedak siten ini tujuannya hanya untuk mengungkapka rasa syukur
kepada sang pecipta, karena Allah telah memberikan nikmat kesehatan, dan nikmat
kesempurnaan fisik pada sang bayi.
Upacara Sekaten merupakan bentuk rasa hormat masyarakat Jawa kepada Baginda Nabi
Rasulullah SAW yang mana Rasulullah SAW ini sudah menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa ini.

Gambar 4. Upacara Sekaten Suku Jawa.

Selain itu, upacara sekaten juga merupakan upacara peringatan kelahiran Rasulullah SAW
yang mana upacara sekaten ini diadakan selama 7 hari.
Pada saat ini upacara sekaten ini masih dilestarikan di kawasan kerajaan-kerajaan, seperti
di Yogyakarta dan Kota Solo. Bahkan ketika upacara sekaten dimulai, dari pihak kerajaan
keraton didaerah Surakarta ini mengeluarkan 2 jenis alat musik gamelan, yaitu gamelan Guntur
Sari, dan gamelan Kyai Gunturmadu.
Upacara Kenduren meruapakan hasil penggabungan budaya Jawa dan agama Islam di pada
abad 16 masehi.

Gambar 5. Upacara Kenduren Suku Jawa.


Pada awalnya, upacara kenduren ini menggunakan doa-doa agama budha atau
menggunakan doa-doa agama hindu. Kemudian setelah mengalami penggabungan dengan
agama Islam, digantikanlah doa-doa itu menjadi doa-doa yang biasa digunakan di agama Islam.
Begitu juga dengan sesaji yang dulu biasanya digunakan ketika adanya upacara kenduren
ini, namun pada saat ini sesaji-sesaji itu tidak di gunakan lagi. Untuk saat ini upacara kenduren
ini hanya ditujukan untuk makan-makan bersama, itupun sebagai tanda syukur kepada Allah
SWT, bukan untuk persembahan-persembahan seperti budaya Kejawen pada zaman dulu.
Upacara Ruwatan, tradisi ruwatan ini masih di lestarikan, tetapi hanya di dataran tinggi
dieng saja, itupun hanya untuk anak-anak yang berambut gimbal. Masyarakat-masyarakat sana
percaya bahwa anak-anak yang berambut gimbal ini mempunyai keturunan raksasa atau buto,
maka dari itu anak-anak yang berambut gimbal harus diruwat.

Gambar 6. Upacara Ruwatan Suku Jawa.

Upacara Kematian yang dimaksud dengan ritual ini adalah supaya orang yang meninggal
dunia dapat mendapatkan tempat yang terbaik di akhirat nanti. Biasanya sebelum jenazah
dibawa ke pemakaman itu ada ritual-ritul khusus yang dilakukan oleh seluruh pihak keluarga
jenazah tersebut. Ritual yang biasa diakukan ini adalah brobosan namanya, yang mana brobosan
ini melintas di bawah mayat yang telah diatas tandu dengan cara berjongkok.

Gambar 7. Upacara Kematian Suku Jawa.

Dan ada upacara lainnya seperti Upacara Selikuran, Upacara Muludan, Upacara Wetonan,dsb.
7. Pakaian Adat
Kemudian ada pakaian adat yang berasal dari Jawa Timur diantaranya Baju Cak dan Baju
Ning, Baju pengatin adat, Baju Pesaan,dsb. Tari Tradisional merupakan sebuah tarian yang
tumbuh dan berkembang di suatu daerah atau masyarakat yang diwariskan secara turun temurun
dan sudah menjadi budaya masyarakat tersebut.

Gambar 8. Pakaian adat Suku Jawa.


8. Tarian Tradisional
Penulis yang berasal dari daerah Jawa Timur mempunyai beberapa tari tradisional seperti
Tari Reog Ponorogo (Ponorogo)

Gambar 9. Tari Reog Ponorogo dari daerah Ponorogo.

Tari Gandrung (Banyuwangi)

Gambar 10. Tari Gandrung dari daerah Banyuwangi


Tari Wayang Topeng (Malang)

Gambar 11. Tari Wayang Topeng dari daerah Malang.


Tari Jaranan (Banyuwangi)

Gambar 12. Tari Jaranan dari daerah Banyuwangi.


Tari Beskalan (Malang)

Gambar 13. Tari Beskalan dari daerah Malang.


dan Tari Remo

Gambar 14. Tari Remo dari daerah Surabaya, Jombang, Malang, dsb.
9. Lagu Daerah
Lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi
populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bentuk lagu ini
sangat sederhana dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa setempat. Lagu daerah banyak
yang bertemakan kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami dan mudah diterima
dalam berbagai kegiatan rakyat. Penulis mengetahui beberapa lagu daerah di Jawa Timur
diantaranya Cublak-cublak Suweng, Kembang Malathe, Keraban Sapi, Tanduk Majeng, Rek
Ayo Rek, Lindri, dan Tanjung Perak.
10. Alat Musik Daerah
Selain lagu daerah, penulis juga mengetahui beberapa alat musik yang berasal dari jawa
timur diantaranya:
1. Bonang

Gambar 15. Alat musik Bonang.

2. Gamelan

Gambar 16. Alat musik Gamelan.


3. Angklung Reog,

Gambar 17. Alat musik Angklung Reog.

4. Terompet Reog

Gambar 18. Alat musik Terompet Reog.

5. Saronen

Gambar 19. Alat musik Saronen.


6. Ketipung

Gambar 20. Alat musik Ketipung.


11. Kuliner
Makanan tradisional/khas adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Dengan
beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis
makanan tradisional yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi
seimbang. Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi
seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng
dan menumis. Makanan khas yang berasal dari Jawa Timur diantaranya pecel, rawon, rujak
cingur, soto, rujak soto, tahu campur, dan pecel lele.
Hakikat sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta
tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan
pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional
sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi toleransi
perbedaan sesama individu terhadap identitas yang dimiliki sebagai unsur-unsur pendukung
Identitas Nasional adalah hal yang harus diperhatikan dalam mengatasi masalah internal terkait
Identitas Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai