Anda di halaman 1dari 12

1.

pengertian

Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh satu kebudayaan kepada kebudayaan lainnya
(jatmiko,2015)
Kata penetrasi dalam Bahasa Inggris penetration berasal dari kata Latin penetrare, yang
menggabungkan penes (“inside“) dan intrare (“to enter“). Kata tersebut paling sering diartikan dengan
menembus untuk menggambarkan masuk atau meresap. Penetrasi juga dapat berarti menguraikan
atau memahami.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Penterasi artinya penembusan, penerobosan, atau perembesan. Contohnya yaitu ‘penetrasi


kebudayaan luar mempengaruhi daerah itu’.

Oxford Dictionary

Penetrasi mengacu pada suatu upaya untuk masuk atau melewati sesuatu, terutama menggunakan
paksaan dan usaha lebih. Penetrasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu keberhasilan memahami
sesuatu.

Cambridge Dictionary

Penetrasi adalah:

1. Bergerak masuk atau melewati sesuatu

2. Kesuksesan dalam menjadi bagian sebuah organisasi atau mendapatkan akses ke suatu
perusahaan, atau organisasi, atau sistem yang sulit ditembus.

Dalam konteks kebudayaan, penetrasi dapat diartikan sebagai masuknya unsur-unsur kebudayaan
asing secara paksa, sehingga dapat merusak kebudayaan lama yang di datangi. Jika kebudayaan
baru yang masuk seimbang dengan kebudayaan setempat yang sudah ada, maka masing-masing
kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling mempengaruhi satu sama lain,
inilah yang dinamakan dengan hubungan simbiotik.

2 perbedaan difusi dan asimilasi kebudayaan

DIFUSI

2.1.1. Pengertian Difusi

Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke

seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi,

terutama sub-ilmu antropologi diakronik.

Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan

dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses

di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus

diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.


2.1.2. Bentuk-bentuk Difusi

Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi

karena dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi dari satu

tempat ke tempat lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori,

puluhan ribu tahun yang lalu, saat manusia yang hidup berburu pindah dari suatu

tempat ke tempat lain yang jauh sekali, saat itulah unsur kebudayaan yang mereka

punya juga ikut berpindah.

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan

dari suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat

terjadi karena adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur

kebudayaan itu hingga jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud adalah

golongan pedagang, pelaut, serta golongan para ahli agama.

Bentuk difusi yang lain lagi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang

terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-

individu dari kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-

kelompok itu dapat berlangsung dengan 3 cara, yaitu :

1. Hubungan symbiotic

Hubungan symbiotic adalah hubungan di mana bentuk dari kebudayaan itu

masing-masing hampir tidak berubah. Contohnya adalah di daerah

pedalaman negara Kongo, Togo, dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat;

ketika berlangsung kegiatan barter hasil berburu dan hasil hutan antara

suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, hubungan mereka terbatas

hanya pada barter barang-barang itu saja, kebudayaan masing-masing suku

tidak berubah.

2. Penetration pacifique (pemasukan secara damai)

Salah satu bentuk penetration pacifique adalah hubungan perdagangan.

Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibanding

hubungan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh

pedagang masuk ke kebudayaan penemrima dengan tidak disengaja dan

tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh para

penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan
dengan sengaja, dan kadang-kadang dengan paksa.

3. Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai)

Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan

karena peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari

proses masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya

adalah penjajahan, di sinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing

mulai berjalan.

Ada juga difusi yang disebut stimulus diffusion. Stimulus diffusion adalah proses

difusi yang terjadi melalui suatu rangkaian pertemuan antara suatu deret suku-

suku bangsa. Konsep stimulus diffusion juga kadang dipergunakan ketika ada

suatu unsur kebudayaan yang dibawa ke dalam kebudayaan lain, di mana unsur

itu mendorong (menstimulasi) terjadinya unsur-unsur kebudayaan yang dianggap

sebagai kebudayaan yang baru oleh warga penerima, walaupun gagasan awalnya

berasal dari kebudayaan asing tersebut.

2.1.3. Proses difusi

Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:

a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar

dari suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.

b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi

singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke

lingkup kebudayaan penerima.

Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika

unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan

kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara

berkesinambungan.

2.1.4. Contoh-contoh difusi

Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang

ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri

merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat.

Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa asing

dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.


Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan terjadinya

difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan

munculnya kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :

1. Difusi ekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia

yang mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak

dari difusi ekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang

memadukan berbagai unsur bahasa asing sehingga menjelma menjadi

bentuk kata-kata baru, seperti : gerilyawan, ilmuwan, sejarawan,

Pancasilais, agamis, dan lain-lain.

2. Difusi intern yaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa

Indonesia dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana,

pangan dll) atau dengan bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap,

langka) mengenai penyerapan kosakata.

Contoh Difusi Kebudayaan Di Indonesia


Sebagai hasil dari penjajahan yang dialami oleh orang Indonesia, begitu banyak difusi budaya di
Indonesia tumbuh dan berpengaruh dalam budaya Indonesia. Berikut ini beberapa contoh difusi
kebudayaan yang terjadi Indonesia, antara lain:

Dalam Seni Menulis


Yang termasuk dalam difusi pada proses seni budaya ini, contohnya adalah jenis kaligrafi yang ditulis
oleh pedagang Arab yang memasuki Indonesia, yang akhirnya ditiru oleh seniman Indonesia dan
menghasilkan kaligrafi Arab-Indonesia yang baru dan khas.

Dalam Pakaian
Misalnya ketika seorang dari bangsa Arab yang menikahi seorang anak perempuan yang berasal dari
keturunan Jawa yang biasanya mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya tanpa mengenakan
jilbab. Karena perkawinan maka sang putri juga memutuskan untuk menggunakan kebaya pakaian
tradisional Jawa dengan tambahan menggunakan jilbab.

Dalam Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi dan simbol interaksi dalam masyarakat. Berikut ini adalah contoh
difusi dalam bidang bahasa misalnya antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Banyak kosakata
bahasa Inggris diserap ke dalam bahasa Indonesia karena bahasa Inggris sendiri adalah bahasa
yang digunakan sebagai bahasa internasional.

Dalam Sistem Pendidikan


Contoh difusi dalam sistem pendidikan yaitu penerapan metode pembelajaran di Indonesia yang
dulunya dengan sistem menghafal sesuatu dan hanya mengasah kemampuan otak kiri, kini sudah
berkembang banyak metode pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa negara barat yang
menggunakan sistem penyelesaian masalah.
Sehingga membuat Kurikulum pembelajaran yang efektif sebagai peran lembaga pendidikan untuk
mendidik seluruh bangsa Indonesia di masa depan.

Dalam Seni Sastra


Sebagai bukti nyata, misalnya, beberapa prasasti kuno yang ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia, seperti Kalimantan Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Tengah serta daerah lain di Indonesia
sebagian besar menunjukkan pengaruh budaya Hindu-Budha.

Sebagian besar prasasti ditulis dalam bahasa Pallava dan dalam bahasa Sansekerta. Kondisi ini
menunjukkan bahwa keberadaan beberapa contoh asimilasi budaya pada waktu itu dan masih
dipertahankan hingga saat ini, sebagai warisan budaya Indonesia.

Dalam Sistem Kalender


Contohnya adalah keberadaan metode penanggalan India yang telah banyak diadopsi oleh
masyarakat Indonesia, itu menggambarkan asimilasi budaya yang terjadi di Indonesia. Penggunaan
metode penanggalan tersebut adalah penggunaan tahun Saka di Indonesia.

Selain itu, ada juga Candra Sangkala atau yang biasa disebut konogram. Candra Sangkala adalah
sejumlah huruf dalam bentuk kalimat atau gambar yang masih digunakan sampai sekarang.

Dalam Sistem Pemerintahan


Adanya pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia terasa sangat kuat dalam mempengaruhi sistem
pemerintahan di Indonesia.

Ini bisa dibuktikan dengan perubahan sistem pemerintahan yang awalnya menggunakan kepala adat
yang kemudian berubah menjadi sistem kerajaan. Dan saat ini masih berlaku di daerah-daerah
tertentu seperti Yogyakarta, Cirebon, Solo, dan lainnya.

Dalam Kepercayaan
Secara umum, dalam kepercayaan, pengaruh Hindu-Budha di Indonesia kuno sangat kuat, misalnya
di zaman kuno di Indonesia sebelum Islam datang ke Indonesia, orang Indonesia kebanyakan
memeluk agama Hindu-Budha, Animisme-Dinamisme. Dengan kepercayaan seperti itu, mereka
biasanya melakukan berbagai ritual persembahan yang didedikasikan untuk Pencipta untuk
menghindari kemalangan.

Setelah agama Islam datang ke Indonesia maka persembahan ritual digabung dan diganti dengan
syariah Islam dalam bentuk sedekah. Sampai hari ini masih banyak yang melakukan ritual ini di tanah
Jawa yang mengubah namanya menjadi keselamatan atau syukuran yang memiliki tujuan untuk
berdzikir kepada Allah dan memberikan amal kepada sesama manusia.

Dalam Tradisi
Difusi budaya di Indonesia yaitu tradisi berbagi rezeki selama pesta yang terjadi akibat proses
akulturasi budaya Cina dengan Islam. Memberi dengan ikhlas adalah bagian luhur dari melakukan
kewajiban manusia. Dan lebih indah jika semua kebajikan dilakukan di pesta itu. Menjalankan tradisi
tentu saja merupakan bagian dari kebajikan.

Tradisi yang diwarisi dari leluhur sejati masih dilakukan karena mengandung arti nilai-nilai moral yang
baik. Salah satu tradisi lebaran yang tak kalah populer adalah berbagi rezeki.

Dalam Seni Bangunan


Contoh bangunan di dalam bangunan candi sebagai wujud pencampuran antara seni asli bangsa
Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Sebuah kuil adalah bentuk perwujudan akulturasi budaya
bangsa Indonesia dengan India. Candi ini adalah hasil dari bangunan zaman megalitikum dari
bangunan punden berundak-berak yang mendapat pengaruh agama Buddha Hindu.

Misalnya, candi Borobudur dan candi Prambanan, di candi ini juga disertai berbagai macam benda
yang terkubur yang disebut kuburan sehingga candi itu juga berfungsi sebagai makam bukan hanya
sebagai rumah para dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa.

2.3.1. Pengertian Asimilasi

Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-

golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang

saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga

kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya

yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur

kebudayaan campuran.

Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih

sehingga membentuk kebudayaan baru.

2.3.2. Golongan yang Mengalami Proses Asimilasi

Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas

dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang

mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan

menyesuaikan diri dengan kebudayaan mayoritas; sehingga lambat laun

kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk

ke dalam kebudayaan mayoritas.

2.3.3. Faktor-faktor yang Menghambat Terjadinya Asimilasi

Asimilasi ini umumnya dapat terjadi apabila ada rasa toleransi dan simpati dari

individu-individu dalam suatu kebudayaan kepada kebudayaan lain.

Sikap toleransi dan simpati pada kebudayaan ini dapat terhalang oleh beberapa

faktor, yaitu :

a. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi

b. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain

c. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan

terhadap yang lain.


2.3.4. Contoh-contoh asimilasi

Salah satu contoh proses asimilasi adalah program transmigrasi yang dilaksanakan

di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya

berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi

program transmigrasi ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di

wilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan

budaya baru, misalnya Jawa-Melayu, Mandailing-Melayu, dan lain sebagainya.

Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Mengacu pada


definisinya, akulturasi masih mempertahankan budaya lama
yang diserap, sedangkan asimilasi cenderung
menghilangkan unsur budaya lama guna menghasilkan
budaya baru hasil asimilasi itu sendiri.

Contoh Asimilasi
Berikut ini adalah contoh-contoh asimilasi budaya yang
pernah terjadi di Indonesia dilihat dari berbagai sektor dan
kategori di kehidupan sehari-hari dari dulu sampai sekarang.

Pernikahan Antar Etnis


Contoh asimilasi yang paling mudah ditemui adalah
pernikahan beda etnis dan ras. Dua orang beda ras yang
menikah akan menghasilkan keturunan campuran atau
blasteran, misalnya seperti pasangan Indo-Belanda, Indo-
Arab, Indo-Prancis, dan sebagainya.

Kosa Kata Serapan


Asimilasi dalam bidang bahasa dapat dilihat pada
banyaknya contoh kata serapan yang diambil dari bahasa
asing. Yang paling banyak diserap dari bahasa Inggris,
misalnya seperti bisnis (business), diskon (discount),
ekonomi (economy), foto (photo), komputer (computer),
nasional (national), roket (rocket), dan sebagainya.
Seni Musik Dangdut
Asimilasi juga dapat ditemui di bidang musik. Misalnya,
percampuran antara musik melayu dengan pengaruh musik
India kemudian menghasilkan genre musik baru yakni
dangdut yang pertama populer di Indonesia pada akhir tahun
60an.

Musik Hip Hop Jawa


Musik hip hop dikenal sebagai budaya Amerika dengan
teknik menyanyi rap. Musik hip hop kemudian
dikombinasikan dengan budaya Jawa sehingga
menghasilkan sub-genre hip hop Jawa. Hip hop Jawa
menggunakan lirik bahasa Jawa dengan instrumen musik
daerah.

Bangunan Masjid
Contoh asimilasi dapat dilihat pada masjid dengan corak
Tionghoa. Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam,
namun menggunakan corak Tionghoa khas agama Konghucu
sehingga menghasilkan proses asimilasi yang unik.

Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi merupakan budaya Islam berupa seni aksara
indah dengan huruf bahasa Arab. Kesenian ini kemudian
dipadukan dengan budaya Jawa sehingga menghasilkan
kaligrafi Jawa yang unik. Bentuk kaligrafi ini kemudian
diimplementasikan di daerah lainnya di Indonesia.

Pakaian Kebaya dan Jilbab


Contoh asimilasi pada cara berpakaian bisa dilihat ketika
cara berpakaian wanita Arab yang menggunakan jilbab,
dipadu dengan pakaian kebaya khas Indonesia. Akhirnya
banyak wanita Indonesia yang berkebaya dan juga berjilbab,
sehingga menghasilkan gaya berpakaian yang baru.
Pakaian Baju Koko
Penggunaan baju koko oleh umat Islam juga termasuk
contoh asimilasi budaya. Awalnya baju koko adalah pakaian
khas bangsa China sejak zaman dahulu. Namun budaya
pakaian ini kemudian diserap hingga kini menjadi baju koko
bagi muslim.

Arsitektur
Pada bidang arsitektur dan seni bangunan juga banyak
dijumpai contoh asimilasi budaya. Corak rumah-rumah dan
gedung lokal di beberapa daerah banyak dikombinasikan
dengan arsitektur Eropa agar terlihat lebih modern dan
bagus.

Ritual dan Tradisi


Di zaman dahulu, Indonesia menganut keyakinan Animisme-
Dinamisme dan sering mengadakan ritual sesajen. Setelah
agama Islam datang, ritual-ritual tersebut kemudian melebur
dengan budaya Islam menjadi tradisi sedekah dan selametan
seperti Sekaten dan sebagainya.

Prasasti Kuno
Asimilasi budaya dapat dilihat pada prasasti kuno
peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Banyak prasasti
kuno yang menggunakan aksara bahasa Palawa atau
Sansakerta. Hal ini menjadi wujud asimilasi antara dua atau
lebih budaya yang berbeda.

Makam
Di Indonesia, makam-makam warga yang beragama Islam
banyak menggunakan tulisan Arab pada batu nisannya. Hal
ini merupakan hasil asimilasi dari budaya lokal dan budaya
Arab sehingga menggunakan nisan bertulisan Arab.
Linguistik
Asimilasi linguistik bisa dilihat dari bahasa asing dengan
logat daerah tertentu. Misalnya orang Singapura yang
berbahasa Inggris dengan logat melayu, menghasilkan gaya
bahasa yang disebut Singlish. Begitu pula dengan logat
orang India saat berbahasa Inggris.

Adat Pernikahan
Asimilasi budaya terjadi pada adat pernikahan juga.
Kombinasi antara adat pernikahan Jawa yang dipadukan
dengan budaya Arab kemudian akan melahirkan tradisi
pernikahan baru, yakni dengan kombinasi budaya Jawa dan
Islami.

Seni Tari
Contoh asimilasi pada seni tari dapat dilihat pada peleburan
antara budaya Betawi dan budaya Tionghoa. Beberapa seni
tari dihasilkan dari asimilasi dua kebudayaan tersebut, yakni
Tari Congkek dan Tari Lenong. Keduanya masih dilestarikan
sampai sekarang.

Cara Makan
Kebiasaan makan dengan menggunakan sendok dan garpu
awalnya berasal dari bangsa Eropa. Hal ini kemudian ditiru
oleh orang-orang Indonesia ketika bangsa Eropa menjajah
Indonesia. Kini penggunaan sendok dan garpu untuk makan
pun diterapkan sebagian besar warga Indonesia.

Interaksi Manusia
Contoh asimilasi di Indonesia juga meliputi interaksi antar
manusia yang bisa dipengaruhi oleh perilaku bangsa lain.
Misalnya saja budaya pacaran awalnya berawal dari orang-
orang Eropa yang ditiru oleh para pemuda di Indonesia.
Metode Pendidikan
Asimilasi juga ada pada bidang pendidikan dan
pembelajaran. Metode pendidikan di Indonesia banyak
menggunakan sistem hafalan dan mengasah otak kiri,
kemudian dipadu dengan metode pendidikan barat yang
menekankan pemecahan masalah, sehingga menghasilkan
kurikulum yang efektif.

2 pengaruh kebudayaan terhadap lingkungan

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan


tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri
khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan
menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat
mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan
lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam


kaidah dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan
mengandung banyak variable yang saling berhubungan dalam keseluruhan
sistem terbuka. Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologi
lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara
beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang
melingkupi satuan budaya yang ada.

Beberapa variable yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan


lingkungan sebagai berikut:

1. Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural, seperti


temperature, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora, dan fauna.

2. Cultural Social Environment, meliputi aspek – aspek kebudayaan beserta


proses sosialisasi seperti: norma – norma, adat istiadat, dan nilai – nilai.

3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan


kepercayaan kognitif yang berbeda – beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
4. Environment Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.

5. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun


rumah, komunitas, kota beserta usaha – usaha manusia dalam memodifikasi
lingkungan fisik seperti budaya pertanian, dan iklim.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kebudayaan yang berlaku dan


dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku,
norma, nilai dan aspek ehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai