Anda di halaman 1dari 15

REVIEW JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan

Oleh:
PEBRIANA GANI
NIM: 821323019

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2023
1. REVIEW JURNAL 1 KULIT BATANG (KAYU MANIS)
Judul Sediaan Kayu Manis (Cinnamomum Sp.) sebagai Minuman
Fungsional Antidiabetes: Kajian Literatur
Penulis Inta Nur Ilmi, Fitry Filianty, Vira Putri Yarlina
Tahun Terbit 2022
Penerbit Kimia Padjajaran
Volume, 1, 31-59
Nomor,
Halaman
Tujuan Untuk mengkaji proses produksi sediaan kayu manis bubuk,
ekstrak, dan mikroenkapsulasi serta membandingkan
pengaruhnya terhadap organoleptik, stabilitas, dan
bioaktivitas antidiabetes dalam minuman fungsional dari
hasil penelitian yang telah dipublikasi.
Pendahuluan Diabetes melitus adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
peningkatan kadar glukosa darah karena insulin dalam tubuh
penderita tidak dapat diproduksi atau tidak efektif bekerja
sehingga menyebabkan hiperglikemia.
Secara tradisional, kayu manis telah dikenal sebagai bahan
rempah yang memiliki efek pengobatan pada sejumlah
penyakit dan saat ini efek biologis kayu manis tersebut dalam
telah terbukti secara ilmiah (Sahib, 2016). Mengonsumsi
kayu manis (Cinnamomum burmannii) dilaporkan dapat
menurunkan konsentrasi glukosa pada postprandial
(Bernardo et al., 2015).
Kayu manis dalam produk minuman dapat memberikan efek
kesehatan yang baik dalam menjaga kadar glukosa darah
pada batas normal karena memiliki sifat fungsional yang
terdapat pada senyawanya, sehingga kayu manis berpotensi
untuk digunakan sebagai pendukung pangan fungsional
(Winarsi et al., 2020).
Metode Metode yang digunakan yaitu kajian literatur dari jurnal dan
artikel ilmiah yang diakses dalam berbagai situs jurnal yang
kredibel, terpercaya, ndan valid serta memuat materi yang
sesuai dengan topik yang dibahas.
Hasil dan Sinamaldehid (71,50%-82,85%) dan senyawa fenolik
Pembahasan (682,17 mg GAE/g) dalam kayu manis menjadi senyawa
bioaktif utama yang memiliki peran sebagai inhibitor enzim
α-glukosidase dan amilase, meningkatkan sensitivitas insulin,
dan aktivitas hipoglikemik. Minuman fungsional dengan
sediaan bubuk terbukti memiliki aktivitas antidiabetes,
menghasilkan sifat organoleptik warna dan aroma yang baik,
namun rasa pedas lebih terasa. Sediaan ekstrak dapat
diproduksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut
etanol, warna dan aroma minuman lebih pekat serta memiliki
aktivitas inhibitor α-glukosidase. Sediaan mikroenkapsulasi
dengan metode koaservasi kompleks direkomendasikan
sebagai bahan dalam minuman fungsional, meski warna dan
aroma dalam produk menurun namun rasa pedas dari kayu
manis berkurang dan memiliki stabilitas serta bioaktivitas
yang lebih baik dalam mencapai target dan berpotensi untuk
dijadikan sebagai pencegahan serta pengobatan alternatif
penyakit diabetes melitus.
Kesimpulan Minuman fungsional kayu manis memiliki sifat bioaktif
antidiabetes dengan mekanisme sebagai inhibitor α-
glukosidase dan amilase, menghambat pencernaan pati,
memodulasi respons dan sensitivitas insulin, serta
menurunkan insulin resisten.
Deskripsi Tanaman kayu manis merupakan tanaman yang termasuk ke
Tanaman dalam famili Lauraceae dengan Genus Cinnamomum dan
memiliki jumlah spesies sebanyak 247 spesies kayu manis
yang telah teridentifikasi dan tersebar di seluruh dunia (Kew-
POTW, 2019). Tanaman ini memiliki komponen utama yaitu
sinamaldehid, sinamal asetat, dan sinamal alkohol yaang
tentunya ketiga senyawa ini berperan dalam aroma khas dari
kayu manis (Yeh et al., 2013). Kayu manis mengandung
senyawa golongan fenolik seperti flavonoid (kuersetin), asam
kafeat, asam ferulat, tokoferol, katekol, pirogalol, asap
phidroksibenzoat, asam p-kumarin, asam askorbat, dan
vanilin
Manfaat dan Senyawa bioaktif kayu manis dilaporkan memiliki sifat
Khasiat Bagian fungsional dalam berbagai aktivitas farmakologi diantaranya
Tanaman sebagai antioksidan, antiinflamasi, antilipemik, antidiabetes,
antimikroba, antitumor, antihipertensi, gastroprotektor,
antiviral, imunomodulator, dan antikanker (Shen et al., 2012;
Kawatra dan Rajagopalan, 2015). Penelitian terbaru
melaporkan adanya potensi senyawa bioaktif kayu manis
untuk memperingan penyakit akibat Covid-19 yang
menunjukkan bahwa unit S1 glikoprotein lonjakan SARS-
CoV-2 yang berperan untuk mengikat protein ACE2 inang
diduga dapat dihambat oleh fenilpropanoid (sinamaldehid
dan sinamal asetat) dari minyak atsiri kayu manis yang
digabungkan berbagai minyak esensial tanaman lain
(Sampath, 2021).
2. REVIEW JURNAL 2 AKAR (KAYU BAJAKAH)
Judul Review: Akar Kayu Bajakah dan Manfaatnya untuk
Kesehatan
Penulis Lulu Zakiyah Hasna, Putri Sehkhaemi, Muhammad Akbar
Aviciena
Tahun Terbit 2022
Penerbit FoodTech: Jurnal Teknologi Pangan
Volume, 4, 1, 32-39
Nomor,
Halaman
Tujuan Untuk menentukan kandungan metabolit sekunder dan
toksisitas ekstrak kulit batang dan akar kayu Bajakah (U.
nervosa).
Pendahuluan Tanaman bajakah mengandung metabolit primer dan
sekunder. Metabolit primer merupakan hasil senyawa
esensial dari organisme yang diperoleh melalui reaksi dan
jalur vital demi keberlangsungan hidup. Metabolit primer
menghasilkan produk seperti glikolisis, siklus TCA
((tricarboxvIic acid) atau jalur shikimat (Pott et al., 2019).
Banyaknya kandungan metabolit sekunder menjadikan
bajakah memiliki potensi sebagai obat tradisional. Hal
tersebut diperjelas oleh Zhang et al. (2015) yang menyatakan
bahwa terdapat lebih dari 200 kandungan metabolit sekunder
yang dimiliki oleh tanaman bergenus Uncaria dan alkaloid,
terpenoid, serta flavonoid inilah yang jumlahnya
mendominasi.
Metode Artikel ini ditulis dengan metode peninjauan yang dilakukan
secara sistematis mengenai tanaman bajakah. Pengumpulan
data dari beberapa jurnal ilmiah. Hingga proses pengolahan
data dilakukan dengan mengumpulkan hasil-hasil penelitian
terkait topik tersebut. Berbagai hal yang menyangkut
manfaat akar bajakah akan dijelaskan di artikel secara
sederhana dan fokus pada analisis sitematis.
Hasil dan Dari metode hasil uji fitokimia menunjukkan baik kulit
Pembahasan batang maupun akar kayu mengandung metabolit sekunder
alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenolat. Apalagi
berdasarkan metode hasil uji mortalitas larva udang Artemia
salina menunjukkan bahwa baik kulit batang maupun
kayunya sangat baik toksik dengan nilai LC50 masing-
masing 1,76 dan 2,66 ppm. Terdapat hasil dari kedua ekstrak
tersebut berpotensi sitotoksik terhadap kanker sel. Sehingga
hasil penelitian menyimpulkan bahwa tanaman akar bajakah
dapat digunakan sebagai obat tradisional yang menggunakan
bahan alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan
tumbuh-tumbuhan tersebut mengandung senyawa kimia yang
dikenal dengan metabolit sekunder untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit.
Kesimpulan Tanaman akar bajakah memiliki kandungan metabolit
sekunder, yaitu fenolik, tanin, flavonoid dan memiliki
aktivitas antioksidan (IC50). Aktivitas antioksidan tanaman
akar bajakah ini memiliki kategori sangat kuat, bahkan lebih
tinggi dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E, dan
sebanding dengan aktifitas antioksidan kayu secang. Kadar
flavonoidnya lebih tinggi dibandingkan dengan kayu secang.
Berdasarkan kandungan metabolit sekunder dan aktifitas
antioksidan pada tanaman akar bajakah ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan sediaan farmasi.
Deskripsi Tanaman akar bajakah (S. littoralis) adalah tanaman yang
Tanaman hidupnya merambat pada pohon kayu (Karl) dari suku
Phaseolea, memiliki 29 spesies yang tumbuh di hutan tropis
Indonesia yang populer dipakai sebagai obat tradisional yang
mengandung metabolit primer dan sekunder.
Manfaat dan Berdasarkan kandungan akar bajakah yang sudah disebutkan
Khasiat Bagian sebelumnya, yaitu tanaman akar bajakah mengandung
Tanaman senyawa-senyawa seperti flavonoid, saponin, tanin dll. Maka
manfaat tanaman akar bajakah sudah dapat teridentifikasi
yaitu sebagai antioksidan yang berperan penting untuk
meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai
macam penyakit.
Tanaman akar bajakah mengandung senyawa flavonoid yang
memiliki fungsi sebagai anti kanker. Berdasarkan penelitian
Maulina et al. (2019), kayu bajakah memiliki bioaktivitas
sebagai antikanker dengan fluai LC50 sebesar 1,76 ppm dan
2,66 ppm.
Noval et al. (2020), melakukan penelitian untuk membuat
produk inovasi hand sanitizer dari akar bajakah sebagai
upaya penjegahan di masa pandemi covid-19. Hal tersebut
membuktikan bahwa tanaman akar bajakah mengandung anti
bakteri.
3. REVIEW JURNAL 3 BIJI (ALPUKAT)
Judul Pengolahan Limbah Biji Alpukat Untuk Pembuatan Dodol
Pati Sebagai Alternatif Pengobatan Ginjal
Penulis Aulia Dewi Nuur Halimah, Istiqomah, Siti Syofiatul Rohmah
Tahun Terbit 2014
Penerbit Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Volume, 4, 1, 32-37
Nomor,
Halaman
Tujuan Untuk menganalisis potensi dan manfaat limbah biji alpukat
serta mengetahui pengolahan limbah biji alpukat untuk
pembuatan dodol pati sehingga dapat memberikan solusi
alternatif pengobatan ginjal kepada masyarakat melalui
pengolahan limbah biji alpukat menjadi dodol pati.
Pendahuluan Biji alpukat yang merupakan salah satu hasil produk
pertanian masih belum dimanfaatkan dengan maksimal. Biji
buah alpukat sampai saat ini hanya dibuang sebagai limbah.
Padahal didalam biji alpukat mengandung zat pati yang
cukup tinggi, yakni sekitar 23%. Hal ini memungkinkan biji
alpukat sebagai alternatif sumber pati. Biji alpukat juga
memiliki kandungan yang kaya akan manfaat. Hasil
penafisan fitokimia ekstrak biji alpukat menunjukkan bahwa
biji alpukat mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid,
kuinon, saponin, tannin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid
(Zuhrotun, 2007). Salah satu manfaat biji alpukat adalah
untuk mengobati ginjal.
Metode Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini
melalui studi kepustakaan yang dilakukan dengan menelaah
buku-buku serta literatur-literatur dan melalui observasi
langsung ke masyarakat.
Hasil dan Menurut penelitian, biji buah alpukat mengandung alkaloid,
Pembahasan tanin, triterpen, dan kuinon. Biji buah alpukat yang
mengandung alkaloid, tanin, triterpendankuinon. Kandungan
kimia buah dan daun alpukat adalah saponin, alkaloid dan
flavonoid.
Kesimpulan Biji alpukat memiliki persentase antioksidan yang tinggi
sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu sumber
antioksidan alami dan mengandung pati yang cukup tinggi,
yakni mencapai 23% yang memungkinkan biji alpukat
menjadi salah satu sumber pati alternatif sehingga pati biji
alpukat dapat mensubstitusi tepung yang biasa masyarakat
gunakan dan Indonesia dapat mengurangi impor tepung dari
negara lain.
Deskripsi Alpukat (Perseaamericana mill) merupakan tanaman yang
Tanaman dapat tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia dan
merupakan salah satu jenis buah yang digemari masyarakat
karena selain rasanya yang enak juga kandungan
antioksidannya yang tinggi (Afrianti, 2010).
Manfaat dan Biji alpukat diketahui memiliki efek hipoglikemik dan dapat
Khasiat Bagian digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati ginjal,
Tanaman sakit gigi, maag kronis, hipertensi dan diabetes mellitus.
(Monica, 2006).
Manfaat tumbuhan ini diantaranya untuk mengobati
sariawan, sebagai pelembab, kencing batu, darah tinggi,
nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran nafas membengkak,
menstruasi tidak teratur dan sakit gigi. (Nurrasid, 1999;
Wijayakusuma, 1998)
4. REVIEW JURNAL 4 KULIT BUAH (PISANG)
Judul Review Beraneka Ragam Jenis Pisang dan Manfaatnya
Penulis Suryalita
Tahun Terbit 2019
Penerbit Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas Indonesia
Volume, 99-101
Nomor,
Halaman
Tujuan Untuk mengetahui manfaat dari berbagai macam jenis
pisang.
Pendahuluan Pisang adalah salah satu buah unggulan Indonesia yang
selalu menempati posisi pertama baik dalam hal luas areal
panen maupun produksi dibandingkan dengan jenis buah-
buahan lainnya. Daging buah pisang mengandung 70% air,
27% karbohidrat, 0,5% serat, 1,2% protein, dan 0,31%
lemak. Disamping itu, daging tersebut juga mengandung
unsur unsur K, Na, serta vitaminvitamin A, C, Tiamin,
ribovlavin dan niasin (Espino et al. 1991).
Metode Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan literature
review.
Hasil dan Pisang ambon menghasilkan kadar pektin yang lebih tinggi
Pembahasan daripada pisang kepok. Hal ini dikarenakan dari bentuk
fisiknya, pisang ambon memiliki bentuk yang lebih besar
daripada pisang kepok sehingga, kandungan karbohidrat
yang terdapat pada kulit pisang ambon menjadi lebih banyak
dari pada karbohidrat yang terdapat dalam kulit pisang
kepok. Oleh karena banyaknya kandungan karbohidrat yang
terdapat pada kulit pisang ambon, maka semakin banyak pula
protopektin yang terhidrolisis menjadi pektin.
Hasil rata-rata kadar air dari berbagai varietas bonggol
pisang menunjukkan varietas bonggol pisang kepok memiliki
kadar air terendah yaitu 0,99%, dan varietas pisang raja
memiliki nilai tertinggi yaitu 1,41%.
Kesimpulan Tanaman pisang terdiri dari bunga, buah, kulit, daun,
bonggol, dan batang pisang yang masing-masing memiliki
manfaat. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang juga banyak
mengandung serotonin yang sangat vital untuk
menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat
ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya
akibat regenerasi retina.
Deskripsi Pisang adalah salah satu buah unggulan Indonesia yang
Tanaman selalu menempati posisi pertama baik dalam hal luas areal
panen maupun produksi dibandingkan dengan jenis buah-
buahan lainnya dan menjadi sebagai sumber bahan pangan
yang memiliki bnayak kandungan diantaranya vitamin A, C,
Tiamin, Ribovlavin, dan lainnya.
Manfaat dan Hasil peneltian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung
Khasiat Bagian Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang
Tanaman ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga
kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang
juga banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk
menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat
ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya
akibat regenerasi retina (Purwanto, 2012).
Priosoeryanto (2006) melaporkan bahwa batang pisang
mengandung beberapa jenis metabolit sekunder yaitu
saponin, kemudian flavonoid dan tanin. Dengan adanya
kandungan tersebut maka batang pisang kepok dan batang
pisang susu dapat dijadikan zat warna alam untuk tekstil.
Daging pisang mengandung unsur-unsur K, Na, serta
vitaminvitamin A, C, Tiamin, ribovlavin dan niasin (Espino
et al., 1991).
5. REVIEW JURNAL 5 KULIT DAUN (MELATI)
Judul Uji efektivitas ekstrak melati (Jasminum sambac) pada
penyembuhan luka insisi kelinci (Oryctolagus cuniculus)
Penulis Ni Luh G. L. Jayalandri, Edward Nangoy, Jimmy Posangi,
Robert A. Bara
Tahun Terbit 2016
Penerbit Jurnal e-Biomedik (eBm)
Volume, 4, 1,
Nomor,
Halaman
Tujuan Untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun melati pada
penyembuhan luka insisi kelinci.
Pendahuluan Bunga Jasminum sambac dikenal sejak lama sebagai bahan
pengobatan tradisional untuk meringankan berbagai penyakit
seperti kudis, asma, bisul dan nyeri sendi. Flavonoid
berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai aktivitas
yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka seperti
antibakteri. Penyembuhan luka merupakan suatu bentuk
proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Secara alami penyembuhan luka akan mengalami fase
inflamasi, proliferasi dan maturasi.
Metode Penelitian ini menggunakan tiga ekor kelinci sebagai hewan
uji. Punggung kanan dan kiri kelinci diinsisi sedalam 0,3 cm
dengan panjang 5 cm yang dilebarkan 0,5 cm pada kedua
ujung sisi luka. Luka punggung kiri diberi salep ekstrak daun
melati, luka punggung kanan tidak diberi perlakuan hanya
ditutup kasa steril. Pengamatan selama dua minggu untuk
melihat perubahan panjang luka secara makroskopik.
Hasil dan Hasil penelitian mendapatkan bahwa luka yang diberi salep
Pembahasan ekstrak daun melati lebih cepat mengecil serta memiliki
permukaan luka yang rata dan menyatu dengan kulit sekitar
dibandingkan luka yang tidak diberi salep ekstrak daun
melati.
Kesimpulan Dari hasil penelitian dan bahasan dapat disimpulkan bahwa
ekstrak daun melati berefek untuk mempercepat
penyembuhan luka insisi kelinci.
Deskripsi Melati (Jasminum sambac) termasuk dalam keluarga

i
Tanaman Oleaceae pada kelas Magnoliopsida-Dicotyledons yang
merupakan tanaman asli dari Asia Selatan dan Asia
Tenggara.
Manfaat dan Bunga Jasminum sambac bermanfaat untuk meringankan
Khasiat Bagian berbagai penyakit seperti kudis, asma, bisul dan nyeri sendi.
Tanaman Selain itu, bunga melati memiliki kandungan flavonoid yang
berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai aktivitas
yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka seperti
antibakteri.

ii
6. REVIEW JURNAL 6 UMBI LAPIS (BAWANG PUTIH)
Judul Allicin pada Bawang Putih (Allium sativum) sebagai Terapi
Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2
Penulis Rika Lisiswanti, Faris Putra Haryanto
Tahun Terbit 2017
Penerbit Majority
Volume, 6, 2, 31-36
Nomor,
Halaman
Tujuan Untuk mengetahui mekanisme kerja dari allicin pada bawang
putih sebagai terapi DM tipe 2.
Pendahuluan Diabetes melitus (DM) adalah menurunnya fungsi pankreas
untuk memproduksi insulin atau reseptor insulin tidak peka
sehingga terjadi gangguan metabolisme; glukosa tidak
diubah menjadi glikogen dan glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel sehingga glukosa darah meningkat.
Salah satu terapi tradisional yang banyak digunakan oleh
masyarakat di Indonesia adalah terapi herbal. Saat ini lebih
dari 400 jenis tanaman telah digunakan sebagai pengobatan
alternatif dan komplementer diabetes, walaupun hanya
sedikit yang telah diteliti secara ilmiah. Obat-obatan
tradisional saat ini banyak dikembangkan sebagai
antidiabetik, di antaranya bulbus bawang putih (Allium
sativum Linn.).
Metode Pada jurnal ini menggunakan metode penelitian berupa
literature review.
Hasil dan Obat tradisional banyak digunakan menjadi alternatif terapi
Pembahasan DM, salah satunya yaitu bawang putih. Unsur kimia utama
dalam bawang putih adalah alliin yang merupakan cysteine
sulfoxide dan peptida γglutamilcysteine.
Alisin (diallyl thiosulfinate) merupakan salah satu komponen
biologis yang paling aktif yang terkandung dalam bawang
putih. Komponen ini, bersamaan dengan komponen sulfur
lain yang terkandung dalam bawang putih berperan pula
memberikan bau yang khas pada bawang putih. Allicin
merupakan senyawa yang bersifat tidak stabil, senyawa ini
dalam waktu beberapa jam akan kembali dimetabolisme

iii
menjadi senyawa sulfur lain. Adanya kerusakan pada umbi
bawang yang ditimbulkan dari dipotongnya atau
dihancurkannya bawang putihakan mengaktifkan enzim
Allinase yang akan memetabolisme alliin menjadi allicin,
yang kemudian akan dimetabolisme menjadi vinyldithiines
dan ajoene. Proses ini memakan waktu berjam-jam dalam
suhu ruangan dan hanya memakan waktu beberapa menit
dalam proses memasak.
Mekanisme kerja alisin pada bawang putih sebagai
antidiabetes bekerja melalui insulin di dalam plasma, yaitu
dengan meningkatkan sekresi insulin dari sel beta pankreas.
Alisin pada bawang putih menstimulasi sel beta pankreas
untuk menghasilkan lebih banyak insulin, dengan cara
tersebut, glukosa di dalam darah akan masuk ke dalam
jaringan tubuh dengan adanya insulin yang diberikan dari
stimulasi alisin bawang putih tersebut. Efek antidiabetes dari
bawang putih menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih
dapat menjaga kadar glukosa dalam kadar normal. Bahkan
ekstrak bawang putih dinyatakan dalam penelitian yang telah
dilakukan lebih efektif dibandingkan dengan glibenklamid.
Kesimpulan Bawang putih mengandung Alisin yang dapat digunakan
sebagai alternatif terapi Diabetes Melitus tipe 2.
Deskripsi Bawang putih merupakan tanaman yang memiliki tinggi
Tanaman sekitar 60 cm yang umbinya dapat mencapai ukuran 3,8-7,6
cm dengan diameter yang bervariasi dan berasal dari Asia
Tengah yang banyak dimanfaatkan salah satunya yaitu
sebagai obat tradisional.
Manfaat dan Secara klinis, bawang putih telah dievaluasi manfaatnya
Khasiat Bagian dalam berbagai hal, termasuk sebagai pengobatan untuk
Tanaman hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes, rheumatoid
arthritis, demam atau sebagai obat pencegahan
atherosclerosis, dan juga sebagai penghambat tumbuhnya
tumor. Banyak juga terdapat publikasi yang menunjukan
bahwa bawang putih memiliki potensi farmakologis sebagai
agen antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik.

iv

Anda mungkin juga menyukai