Anda di halaman 1dari 6

Nama : Indri Novita Artasasta

NIM : 135080300111041
Kelas : T06

Ekstrak Daun Pandan Wangi


(Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Antidiabetik
ABSTRAK
Selama ini pengobatan diabetes berupa suntikan insulin dan obat
antidiabetik oral yang tergolong mahal dan memberikan efek samping. Untuk itu
diperlukan senyawa bioaktif yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pengobatan
secara tradisional biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan baik berupa akar, kulit
batang, kayu, daun, bunga, atau bijinya. Daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.) mengandung senyawa bioaktif yang diperlukan sebagai
antidiabetik. Ekstraksi daun pandan wangi dilakukan dengan cara perendaman.
Uji antidiabetes dilakukan dengan menggunakan enzim - glukosidase. Ekstrak
air daun pandan wangi mengandung tanin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol.
Kata Kunci

: Antidiabetik, daun pandan wangi, ekstraksi, enzim - glukosidase

1. Pendahuluan
Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan
modernisasi terutama masyarakat di kota-kota besar di Indonesia menjadi
penyebab meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif dan disinyalir menjadi
penyebab utama kematian di Indonesia. Salah satu yang harus diwaspadai adalah
diabetes mellitus (Prameswari dan Simon, 2014).
Pengobatan diabetes melitus yang digunakan dalam dunia kedokteran
adalah dengan injeksi insulin dan obat hipoglikemik oral (OHO) sintetik. Obat
hipoglikemik oral (OHO) tersebut disintesis dari golongan sulfonilurea, biguanid,
tiazolidindion, dan meglitinida. Namun penggunaan obat-obat tersebut relatif
mengeluarkan biaya yang cukup mahal dan menghasilkan efek samping. Oleh
karena itu, maka diperlukan obat alternatif dari berbagai jenis tumbuhan untuk

mengobati penyakit dengan efek samping yang sangat kecil (Sukandar et al.,
2012).
Pengobatan secara tradisional sebagian besar menggunakan ramuan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan baik berupa akar, kulit batang, kayu, daun, bunga,
atau bijinya (Sukandar, et al., 2008). Bagian-bagian dari tumbuhan tersebut
mengandung senyawa metabolit sekunder yang terdiri dari empat golongan utama,
yaitu steroid, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Senyawa metabolit sekunder
tersebut memiliki aktivitas biologis (Sukandar et al., 2012).
2. Pembahasan
2.1 Kandungan Daun Pandan Wangi
Salah satu tanaman yang banyak terdapat di pulau jawa dan belum banyak
dimanfaatkan sebagai obat herbal antidiabetes adalah pandan wangi (Prameswari
dan Simon, 2014). Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) termasuk
genus Pandanus dari suku Pandanaceae, tersebar di daerah tropika, di tepi-tepi
pantai dan sungai sungai (Sukandar, et. al., 2010). Pandan wangi selain memiliki
aroma yang baik, juga mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, tannin,
polifenol dan lain-lain (Anjani et al., 2014)
Pandan wangi memiliki beberapa senyawa kimia yang menjadi komponen
penyusun minyak atsiri daun pandan wangi (P. amaryllifolius Roxb.) yaitu : 3-alil
6-metoksi fenol, 3-metil 2 (5H) furanon, dietil ester 1,2-benzenadikarboksilat, dan
1,2,3-propanetril ester asam dodekanoat (Sukandar, 2007).
Ekstrak etil asetat daun pandan wangi mengandung senyawa asam lemak
dan turunannya (asam palmitat, metil linolenat, asam 9,12-oktadienoat, asam
palmitat betamonogliderida, asam linolenat dan etil linolenat), terpenoid
(3,7,11,15-tetrametil-2-heksadekena,

neofitadiena,

fitol,

skualena

dan

cisseskuisiklogeraniol) dan steroid (4, 5-kolestan 4,5-epoksi, 3,5-dedihidro


stigmastan-6,22-dien, stigmastan-3,5-dien, kampesterol, stigmastan-5,22-dien-3ol dan -sitosterol) (Sukandar et al., 2010).
Ekstrak etil asetat daun pandan wangi memiliki aktivitas antidiabetes
dengan aktivitas penghambatan (IC50) sebesar 94,23 ppm. Adapun senyawa yang
diduga memiliki aktivitas antidiabetes ini adalah steroid (Sukandar et al., 2012).
2.2 Ekstraksi Daun Pandan Wangi

Daun pandan wangi yang telah dikeringkan, dipisahkan dari kotoran


kemudian dihaluskan dengan blender hingga menjadi bubuk yang selanjutnya
diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 40 mesh sehingga diperoleh bubuk
daun pandan wangi. Ekstraksi dilakukan dengan cara merendam 12.50 gram
bubuk daun pandan wangi dengan 100 ml akuades selama 3 hari pada botol gelas
tertutup. Selama proses ekstraksi dilakukan pengadukan dengan shaker selama 34 jam per hari dan dilakukan penggantian cairan penyari dengan jumlah yang
sama dengan yang pertama. Setelah proses maserasi berakhir, dilakukan
penyaringan hingga didapatkan filtrat dan dipekatkan dengan rotary vacuum
evaporator pada suhu 40C, kemudian didapatkan ekstrak kental air daun pandan
wangi (Prameswari dan Simon, 2014).
2.3 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia bertujuan mengetahui kandungan alkaloid, flavonoid,
steroid, terpenoid, dan saponin dalam ekstrak etil asetat daun pandan wangi, yang
mempunyai efek biologi menghambat pertumbuhan kanker, mikroba, sebagai
antioksidan, menurunkan kolesterol darah, dan kadar glukosa darah, bersifat
antibiotik, serta menimbulkan efek peningkatan kekebalan.
Identifikasi Flavonoid dilakukan dengan cara menambahkan serbuk Mg
dan 2 ml HCl 2N pada 2 ml larutan ektrak. Senyawa flavonoid akan menunjukkan
warna jingga sampai merah. Identifikasi Alkaloid dilakukan dengan cara 3 ml
larutan ekstrak ditambahkan dengan 1 ml HCl 2N dan 6 ml air suling, kemudian
dipanaskan selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat diperiksa dengan
pereaksi Dragendorff terbentuk endapan jingga, Wagner terbentuk endapan coklat,
dan Mayer terbentuk endapan putih.
Identifikasi Steroid dan Terpenoid dilakukan dengan pereaksi LiebermanBurchard. Warna biru atau hijau menunjukkan steroid sedangkan warna merah
menunjukkan terpenoid. Identifikasi Saponin dilakukan dengan penambahan
metanol lalu dipanaskan selama beberapa menit. Kemudian dikocok vertikal
selama 10 detik. Hasil uji positif jika timbul busa stabil selama beberapa menit.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan golongan senyawa utama yang
terkandung dalam ekstrak etil asetat, yaitu asam lemak (lemak), terpenoid, steroid,
dan vitamin (Sukandar et al., 2008)

2.4 Uji Mutu Daun Pandan Wangi


Menurut Prameswari dan Simon (2014), senyawa bioaktif yang terdapat
dalam ekstrak daun pandan wangi diantaranya adalah tanin, alkaloid, flavonoid,
dan polifenol. Tanin dapat memacu metabolisme glukosa dan lemak sehingga
timbunan kedua sumber kalori ini dalam darah dapat dihindari. Selain itu, tanin
juga berfungsi sebagai astringent atau pengkhelat yang dapat mengerutkan
membran epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan dan
sebagai akibatnya menghambat asupan gula dan laju peningkatan gula darah tidak
terlalu tinggi.
Alkaloid bekerja dengan menstimulasi hipotalamus untuk meningkatkan
sekresi Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH), sehingga sekresi Growth
Hormone (GH) pada hipofise meningkat. Kadar GH yang tinggi akan
menstimulasi hati untuk mensekresikan Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1).
IGF-1 mempunyai efek dalam menginduksi hipoglikemia dan menurunkan
glukoneogenesis sehingga kadar glukosa darah dan kebutuhan insulin menurun.
IGF-1 melalui negative feed back system akan menormalkan kembali kadar GH.
Flavonoid dapat mencegah komplikasi atau progresifitas diabetes mellitus
dengan cara membersihkan radikal bebas yang berlebihan, memutuskan rantai
reaksi radikal bebas, mengikat ion logam (chelating), dan memblokade jalur
poliol dengan menghambat enzim aldose reduktase.
Polifenol juga menurunkan kadar glukosa darah dengan cara mencegah
terjadinya reaksi berantai pengubahan superoksida menjadi hidrogen superoksida
dengan mendonorkan atom hidrogen dari kelompok aromatik hidroksil (-OH)
polifenol untuk mengikat radikal bebas dan membuangnya dari dalam tubuh
melalui sistem ekskresi.

3. Kesimpulan
Ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mengandung
senyawa steroid, terpenoid, alkanoid, dan lain lain dimana senyawa steroid diduga

sebagai bioaktif antidiabetik. Ekstrak etil asetat daun pandan wangi memiliki
aktivitas antidiabetes dengan aktivitas penghambatan (LC50) sebesar 94,23 ppm.

Daftar Pustaka

Anjani, Putri Puncak, Shelly Andrianty, dan Tri Dewanti Widyaningsih. 2014.
Pengaruh Penambahan Pandan Wangi Dan Kayu Manis Pada Teh Herbal
Kulit Salak Bagi Penderita Diabetes. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.
3 No 1 p.203-214.
Prameswari, Okky Meidiana dan Simon Bambang Widjanarko. 2014. Uji Efek
Ekstrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Dan Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol.2 No.2 p.16-27.
Sukandar, Dede. 2007. Isolasi dan Penentukan senyawa kimia minyak atsiri
tumbuhan pandan wangi ( P. amaryllifolius Roxb. ). Jurnal Valensi, Kimi
FST-UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sukandar, Dede, S. Hermanto, dan Emi Lestari . 2008. Uji Toksisitas Ekstrak
Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jurnal Valensi hlm. 63-70, Kimi FSTUIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sukandar, Dede, Sandra Hermanto, dan Imamah Al Mabrur. 2010. Aktivitas
Senyawa Antidiabetes Ektrak Etil Asetat Daun Pandan Wangi (Pandanus
Amaryllifolius Roxb.). Jurnal Valensi hlm. 269-273, Kimi FST-UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Sukandar, Dede, La Ode Sumarlin, Hilyatuz Zahroh dan Eka Rizki Amelia. 2012.
Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi Etil Asetat Daun Pandan Wangi

(P.

amaryllifolius Roxb.) dengan Metode -Glukosidase. Jurnal Valensi Vol.


2 No. 5, Nopember 2012 (534-540).

Anda mungkin juga menyukai