) Urban) merupakan tanaman liar yang mempunyai prospek cukup
baik sebagai tanaman obat. Winarto dan Surbakti (2003) melaporkan pegagan telah ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional sejak tahun 1884. Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti asiatikosida berupa glikosida, yang banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional atau jamu, baik dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal.Asiatikosida berkhasiat meningkatkan vitalitas dan daya ingat serta mengatasi pikun yang berkaitan erat dengan asam nukleat. Glikosida dan triterpenoid adalah triterpenoid asiatikosida turunan alpha-amirin (Brotosisworo 1979).Menurut Winarto dan Surbakti (2003), pegagan mengandung berbagai bahan aktif, yaitu: 1) triterpenoid saponin, 2) triterpenoid genin, 3) minyak atsiri, 4)flavonoid, 5) fitosterol, dan bahan aktif lainnya.Kandungan bahan aktif yang terpenting adalah triterpenoid dan saponin, yang meliputi: 1) asiatikosida, 2) sentelosida, 3) madekosida, dan 4) asam asiatik serta komponen lain seperti minyak volatil, flavonoid, tanin, fitosterol, asam amino, dan karbohidrat. Semua kandungan bioaktif tanaman pegagan merupakan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh manusia dalam meningkatkan sistem imun.Triterpenoid merupakan senyawa paling penting dalam tanaman pegagan. Triterpenoid berfungsi meningkatkan fungsi mental dan memberi efek menenangkan. Senyawa ini juga dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga memperlancar peredaran darah menuju otak. Asiatikosida merupakan bagian dari triterpenoid yang berfungsi menguatkan sel-sel kulit dan meningkatkan perbaikannya, menstimulasi sel darah dan sistem imun, dan sebagai antibiotik alami. Brahmosida adalah senyawa yang berfungsi memperlancar aliran darah dan merupakan protein penting bagi sel otak. Pegagan juga mengandung kalsium, magnesium, fosfor, seng, tembaga, betakaroten, serta vitamin B1, B2, B3, dan C.(Sutardi 2016) Kandungan kimiawi lainnya ialah tankunisida, isotankunisida, madekasosida, asam brahmik, asam madasiatik, meso-inositol, sentelosa, karotenoid, garamgaram mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi, vellarine dan zat samak yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Bioaktif flavonoid, tanin, steroid, dan glikosida berkasiat untuk kesehatan sebagai metabolit sekunder.Triterpenoid glikosida termasuk golongan steroid yang merupakan bahan baku untuk sintesis hormone testosteron (Sastroamidjojo 1997). Winarno (1997) melaporkan bahwa triterpenoid glikosida dapat menghambat enzim yang mengkatalis konversi androgen menjadi estrogen sehingga konsentrasi hormone testosteron meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Susetyarini (2005) yang menyatakan bahwa apabila konsentrasi hormon testosteron tinggi atau rendah terhadap ambang normal akan berakibat negative pada hipotalamus. Pembuatan Ekstrak Daun Pegagan Daun pegagan disortasi basah agar terpisah dari kotoran yang melekat, lalu dicuci sampai bersih. Setelah itu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari langsung sampai kering kira-kira selama 3 hari. Daun pegagan yang telah kering, direndam dalam etanol 70% selama 2 hari sambil diaduk. Kemudian hasil rendaman tersebut disaring pertama dengan saringan teh kemudian dilanjutkan dengan kertas saring untuk mendapatkan filtratnya. Filtrat tersebut dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator sampai pelarut menguap hingga diperoleh ekstrak yang kental. (Sihombing et.al 2015) Maserasi Pegagan Adalah proses pengekrasian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan arau pengadukan pada temperature ruangan(Kamar).Secara teknologi termasuk ektraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.Maserasi kinetic berarti dilakukan pengadukan yang kontinu.(DEPKES RI 2000)Keuntungannya dapat mencari lebih sempurna dibandingkan metode maserasi namun pelarut yang digunakan banyak dan waktunya lama.selain itu lebih mudah dan tidak memerlukan pemanasan sehingga kecil kemungkinan bahan alam menjadi rusak.(Bachmid dan Susanty 2016)Pelarut Ekstraksi yang digunakan adalah etanol 70% karena sampel dalam bentuk kering,kadar air relative sedikit untuk mempermudah membuka pori-pori.Etanol merupakan pelarut universal yang digunakan untuk melarutkan senyawa non polar dan polar.Etanol merupakan pelarut organic yang bersifat tidak beracun sehingga aman digunakan untuk bahan pangan (ismiyati dan agustin 2015). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menimbang satu kilogram serbuk herba pegagan, kemudian dimasukkan ke dalam maserator berpengaduk elektrik, ditambah 5 liter etanol 70%, diaduk selama 30 menit, dibiarkan termaserasi selama 24 jam. Setelah disaring dengan kertas saring, filtrat yang diperoleh diuapkan pada evaporator dengan pengurangan tekanan hingga kental tetapi masih bisa dituang. Penguapan dilanjutkan pada panci stainless steel di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental untuk ditimbang, dihitung rendemennya dan dianalisis lebih lanjut. Semakin polar cairan penyari yang digunakan semakin kecil kadar asiatikosida yang tersari. Hal ini menunjukkan bahwa aglikon triterpen dari asiatikosida tersebut bersifat non polar sehingga walaupun kemudian berikatan dengan molekul gula masih tetap kecil kelarutannya dalam air dan lebih larut dalam etanol terutama etanol 70.%. Penyari etanol 95.% tidak digunakan dalam penelitian ini karena terlalu banyaknya klorofil yang ikut terlarut sehingga ekstrak yang diperoleh menjadi sangat lengket dan sulit untuk dikeringkan. Ekstraksi Daun pegagan Adalah proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.proses dihentikan ketika mencapai kesetimbangan konsentrasu senyawa dalam pelarut dengan sel tanaman.setelah proses,pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan.Pemiliihan metode ekstraksi tergantung dari sifat bahan dan senyawa yang akan diisolasi.Teknik ektraksi yang ideal adalah teknik ekstraksi yang mampu mengekstraksi bahan aktif yang diinginkan sebanyak mungkin,cepat,mudah dilakukan,murah,ramah lingkungan,dan hasilnya konsisten (Mukhiran 2014) Ekstrak air dan etanol daun pegagan berbentuk sangat kental dengan warna coklat kehitam-hitaman, akan tetapi ekstrak etanol 70 % warnanya lebih gelap daripada ekstrak air. Dalam pembuatan ekstrak pegagan maka akan didapatkan rendemen. Rendemen dari pembuatan ekstrak pegagan menggunakan pelarut air dan etanol 70 % ekstrak daun pegagan menggunakan pelarut etanol lebih besar daripada pelarut air, hal tersebut menandakan bahwa metabolit sekunder didalam daun pegagan lebih banyak terekstrak pada pelarut etanol akibat perbedaan kepolaran antar gugus hidroksil dan metil.Ekstraksi Cair-cair adalah sistem pemisahan secara kimia-fisika dimana zat yang akan diekstraksi seperti asam karboksilat atau asam lemak bebas yang larut dalam fasa air,dipisahkan dari fasa airnya dengan menggunakan pelarut organic yang tidak larut dalam fasa air.Pemakaian pelarut secara konvensional seperti alkhol ketone dan eter hanya akan menghasilkan koef partisi yang lebih rendah,ditambah pelarut tersebut banyak larut dalam air,sehingga sangat merugikan.pemakaian diluen akan lebih sinergis dengna pelarut utama dalam hal ini TBF,apabila memakai diluen yang bersifat polar,meski memiliki daya ekstraksi lebih,namun diluen polar lebih banyak larut dalam air sehingga akan merugikan proses ekstraksinya(Putranto 2012)Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak adalh biologi dan kimia.faktor biologi seperti spesies,lokasi tumbuh,periode pemanenan,penyimpanan bahan,serta umr tumbuhan.Faktor kimia yaitu jenis senyawa adiktif dalam bahan,komposisi kualitatif dan kuantitatif senyawa aktif,kadar total rata-rata senyawa aktif ,metode,perbandingan ukuran alat,ukuran,kekerasan,dan kekeringan bahan,pelarut,kandungan logam berat dan pestisida.(DIRJEN POM 2000) Daftar pustaka Winarto, W.R. dan M. Surbakti. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan. Jakarta(ID).Agromedia Pustaka, Brotosisworo, S. 1979. Obat Hayati Golongan Glikosida. , Yogyakarta(ID).Universitas Gadjah Mada Sastroamidjojo, S. 1997. Obat Asli Indonesia. Jakarta(ID).Dian Rakyat, Winarno, W. 1997. Informasi Tanaman Obat untuk Kontrasepsi Tradisional. Jakarta(ID).KSE Susetyarini, E. 2005. Antispermatogenik daun beluntas (Pluchea indica Less) pada tikus putih jantan (Ratus norvegicus).[Skripsi].Malang(ID):. Universitas Muhammadiyah Malang. Sutardi.2016. KANDUNGAN BAHAN AKTIF TANAMAN PEGAGAN DAN KHASIATNYA UNTUK MENINGKATKAN SISTEM IMUN TUBUH.Jurnal Litbang Pertanian.Vol35(3).121-130 Sihombing W,Akmal M,Wahyuni S,Nasution I,Rinidar,Hamdan.2015. EFEK EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP PERKEMBANGAN SEL SPERMATID TIKUS (Rattus norvegicus).Jurnal Medika Veterineria.Vol 9(1).71-76. Direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan.2000.Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat.Jakarta(ID).Depkes RI Bachimid F,Susanty.2016.Perbandingan metode ekstraksi maserasi dan refluks terhadap kadar fenolik \ dan ekstrak tongkol jagung (Zea Mays L).Jurnal Konversi.9(2):87-93 Ismiyati,Agustin D.2015.Pengaruh konsentrasi pelarut pada proses ekstraksi antosianin dari bunga kembang sepatu.Jurnal Konversi.4(2):9-16 Mukhiran.2014.Ekstraksi,pemisahan senyawa,dan identifikasi senyawa aktif.Jurnal kesehatan.7(2):361-367 Putranto.A.M.2012.Metode ekstraksi cair-cair sebagai alternative untuk pembersihan lingkungan perairan dari limbah cair industri kelapa sawit.Jurnal Gradien.8(1):746-751