SPESIFIK
Parameter non Spesifik (Depkes 2000)
1. Susut pengeringan
2. Bobot jenis
3. Kadar air
4. Kadar abu
5. Sisa pelarut
6. Residu pestisida
7. Cemaran logam
8. Cemaran mikroba (Angka lempeng total, Coliform, Kapang dan
khamiir, Cemaran aflatoksin)
KADAR ABU
Abu adalah :
Residu anorganik zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan.
Ada 2 jenis parameter :
1. Kadar Abu Total
2. Kadar Abu tidak larut asam
Tujuan :
• memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
sampai terbentuk ekstrak
• untuk mengetahui kemurnian dan kontaminasi ekstrak
• Pereaksi karl fischer sangat sensitif terhadap air., sehingga metode ini
dapat diaplikasikan untuk analisis kadar air bahan yang mempunyai
kandungan air sangat rendah (seperti minyak/lemak, gula, madu, dan
bahan kering). Dapat untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm.
• Selama proses titrasi terjadi reaksi reduksi iodin oleh sulfur dioksida
dengan adanya air. Reaksi reduksi iodin akan berlangsung sampai air habis
yang ditunjukkan munculnya warna coklat akibat kelebihan iodin.
Prinsip reaksi :
H2O + I2 + SO2 + CH3OH + 3RN [RNH] SO4CH3 + 2 [RNH] I
[alkylsulfate salt] [hydroiodic acid salt]
• Prinsip reaksi terjadi oksidasi sulfur dioksida oleh yodium dalam larutan
metanol.
• Garam yang terbentuk dioksidasi oleh iodium menjadi garam alkylsulfate.
• Reaksi Oksidasi ini membutuhkan air.
Alkohol yang umum digunakan :
• metanol
• 2-(2-Ethoxyethoxy)ethanol
(juga dikenal sebagai diethylene glycol monoethyl eter ( DEGEE)).
Penetapan kadar air
Metode distilasi
• PRINSIP METODE :
Menguapkan air bahan dengan cara destilasi
menggunakan pelarut yang tak campur dengan
air, kemudian air ditampung dalam tabung yang
telah diketahui volumenya.
• Peralatan harus benar-benar bersih dan kering dan bebas dari lemak
• Labu alas bulat dalam keadaan kering
• Jumlah air yang terkandung dalam sampel harus dibawah 10 ml
• Uap air yang ada pada bagian bawah kondensor dikumpulkan dengan
menggunakan kawat atau thin glass rod sebelum dilakukan pembacaan jumlah
air yang terkumpul
PENETAPAN KADAR AIR
TAHAPAN METODE DISTILASI TOLUENA
1. Keringkan labu dalam oven pada suhu 105˚C 1 jam.
2. Jenuhkan pelarut (toluene) dengan air, kocok, diamkan dan buang lapisan air.
3. Timbang sampel dengan perkiraan kandungan air didalamnya 2 -3 ml (10 – 20 g
simplisia/ekstrak)
4. Sampel dimasukkan dalam labu dan tambahkan toluena yang jenuh air.
5. Labu dipanaskan, setelah toluene mendidih penyulingan diatur 2 tetes / detik,
kemudian ditingkatkan 4 tetes / detik. Setelah semua air tersuling, cuci bagian
pendingin dengan toluene dan gosok dengan sikat tabung. Lanjutkan destilasi 5
menit.
6. Setelah toluene dan air memisah sempurna, volume air dibaca dan hitung kadar air
dalam persen terhadap ekstrak awal. Replikasi 3 kali
7. % kadar air = (Volume air (ml) / Barat bahan awal (g)) x 100%
Keuntungan metode destilasi
• Dapat untuk menentukan kadar air dari bahan yang
kandungan airnya relatif kecil
• Waktu yang dibutuHkan relative singkat (sekitar 1 jam)
• Terjadinya dekomposisi senyawa lipid dan dekomposisi gula
dapat dihindarkan, sehingga penentuan kadar air dengan
metode destilasi reletif akurat
KETENTUAN DAN PERSYARATAN
UMUM
PENETAPAN KADAR AIR (FHI II 2017)
• Apabila dalam pengujian disebutkan ‘menggunakan zat yang
sebelumnya dikeringkan dan tidak mengandung minya menguap’ dan
tidak ada penjelasan mengenai cara pengeringannya, maka digunakan
cara seperti yang tertera pada Penetapan susut pengeringan atau
Penetapan kadar air metode gravimetri
• Jika dalam pengujian disebutkan menggunakan zat yang sebelumnya
telah dikeringkan dan mengandung minyak menguap dan tidak ada
penjelasan mengenai cara pengeringan, maka digunakan cara seperti
yang tertera pada Penetapan Kadar Air Metode Distilasi
Contoh menentukan bobot tetap
metode gravimetri
bobot kertas timbang 7,7854
bobot kertas timbang + serbuk 17,7857
bobot krus porselin kosong 118,2561
bobot krus porselin kosong + ekstrak 128,2612
bobot serbuk 10,0051
selisih 2 penimbangan tidak lebih dari 0,5 mg atau tidak lebih dari 0,25%
PARAMETER SISA PELARUT
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah :
• pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat dengan
demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa
kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagain besar senyawa
kandungan yang diinginkan.
• Dalam hal ekstrak total, cairan pelarut dipilih yang melarutkan hampir semua
metabolit sekunder yang terkandung (missal pelarut etanol).
Perhitungan bobot jenis dengan rumus = (massa sampel / massa air ) x bj)
1
2
Cara Kromatografi gas – cair
• Alat kromatografi gas cair dilengkapi
dengan :
• detector ionisasi nyala
• kolom kaca 1,8 x 4 mm berisi fase diam S3
dengan ukuran partikel 120 mesh
• Gas pembawa : nitrogen atau helium
• Sebelum digunakan kolom dikondisikan
semalam dengan suhu 235 C, dialirkan gas
pembawa dengan laju lambat KADAR SISA PELARUT ORGANIK
• Diatur aliran gas pembawa dan suhu (SELAIN ETANOL) :
HARUS NEGATIF
sehingga setonitril terelusi pada waktu 5
menit – 10 menit