Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BIOTEKNOLOGI

“RESUME TENTANG FORMULASI PROTEIN REKOMBINAN,

PENGANTAR OBAT TERTARGET DAN REKAYASA JARINGAN”

Oleh :

M. RIZQY ALMASHURI ( 18650215 )

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS KADIRI

2019
A. Formulasi Protein Rekombinan

1. Definisi

Rekombinasi/rekombinan adalah suatu proses dimana suatu progeny

(keturunan) dikembangkan menjadi kombinasi gen-gen yang berbeda dari

gen-gen kedua orang tua nya, yang menghasilkan satu set DNA baru

Protein rekombinan adalah suatu bentuk manipulasi dari protein, yang

dihasilkan dalam berbagai cara untuk menghasilkan sejumlah besar protein,

memodifikasi urutan gen dan memproduksi produk komersial yang

bermanfaat. Pembentukan protein rekombinan dilakukan melalui perantara

khusus yang dikenal sebagai vector.

Protein yang digunakan untuk bidang farmasi dan kedokteran (protein

terapeutik dan vaksin) juga telah diproduksi secara rekombinan.

Biopharmaceutical diistilahkan untuk obat-obatan yang merupakan protein

rekombinan, vaksin rekombinan dan antibodi monoklonal. Protein yang

digunakan untuk kepentingan pengobatan dan terapi ini disyaratkan

mempunyai kemurnian yang tinggi. Teknologi DNA rekombinan juga telah

menyediakan berbagai strategi untuk meningkatkan produksi dan

mempermudah pemurnian protein.

2. Pertimbangan Formulasi Protein dan Peptida

Formulasi protein/peptida sangat berbeda dengan formulasi obat

lainnya, karena struktur protein (1,2,3,4) yang reaksi degradasinya tidak satu

tahap, hasil degradasi tidak bisa dideteksi dengan hanya 1 metode analisis.
Saat pengembangan formulasi harus diperhatikan :

- Struktur protein/peptide

- Faktor – factor yang mempengaruhi stabilitas kimia dan fisika

- Teknik yang digunakan untuk stabilisasi protein

3. Rute Penggunaan Protein dan Peptida

a. Rute Injeksi

b. Penghantaran protein melalui paru-paru (pulmonary delivery)

untuk insulin.

c. Melalui Oral : terutama untuk pengobatan jangka Panjang :

MOST TARGET

d. Melalui Nasal : merupakan penghantaran protein melalui absorbs

transmukosa, sangat efektif dan tidak iritan.

4. Bahan Pembantu dalam Formulasi Protein dan Peptida

- Jenis bahan pembantu atau Eksipien

a. Albumin (Human Serum Albumin (HAS))

b. Asam amino contoh : glisin, arginin, alanin

c. Karbohidrat contoh : sukrosa, maltosa, laktosa

d. Zat pengkhelat contoh : EDTA

e. Siklodekstrin

f. Alkohol polihidrat contoh : gliserol, xylitol, sorbitol,

manitol

g. Polietilenglikol

h. Senyawa garam
i. Surfaktan

- Sistem dapar
dapar yang bisa digunakan untuk formulasi protein :

a. Fosfat (pH 6,2-8,2)

b. Asetat (pH 3,8-5,8)

c. Sitrat (pH 2,1-6,2; pK 3,15 dan 6,4)

d. Suksinat (pH 3,2-6,6; pK 4,2 dan 5,6)

e. Histidin (pK 1,8-6 dan 9)

f. Glisin (pK 2,35 dan 9,8)

g. Arginin (pK 2,18 dan 9,1)

h. Tris-hidroksitiaminometon (pK 8,1)

i. Maleat

5. Teknik – Teknik dalam formulasi protein dan peptide serta evaluasi

mutu sediaan akhir.

- Teknik

Teknik rekayasa jaringan merupakan konsep baru dalam

pengobatan untuk mempercepat regenerasi jaringan melalui

penggunaan sel, polimer sintesis dan protein seperti factor

pertumbuhan.

- Evaluasi

a. Mempelajari data fisikokimia protein dan eksipiennya

b. Evaluasi kelarutan

c. Evaluasi stabilitasnya
d. Mempelajari metoda analisisnya

B. Penghantaran Obat Tertarget

1. Definisi

adalah metode pemberian obat kepada pasien dengan cara yang

meningkatkan konsentrasi obat di beberapa bagian tubuh relatif terhadap

yang lain.

Cara pengiriman ini sebagian besar didasarkan pada pengobatan nano,

yang berencana untuk menggunakan pengiriman obat yang dimediasi

nanopartikel untuk memerangi kejatuhan pengiriman obat konvensional.

Nanopartikel ini akan dimuat dengan obat-obatan dan ditargetkan ke bagian-

bagian tertentu dari tubuh di mana hanya ada jaringan yang sakit, sehingga

menghindari interaksi dengan jaringan yang sehat. Tujuan dari sistem

pengiriman obat yang ditargetkan adalah untuk memperpanjang,

melokalisasi, menargetkan dan memiliki interaksi obat yang dilindungi

dengan jaringan yang sakit. Sistem pengiriman obat konvensional adalah

penyerapan obat melintasi membran biologis, sedangkan sistem pelepasan

yang ditargetkan melepaskan obat dalam bentuk sediaan.

Keuntungan dari sistem pelepasan yang ditargetkan adalah

pengurangan frekuensi dosis yang diambil oleh pasien, memiliki efek obat

yang lebih seragam, pengurangan efek samping obat, dan pengurangan

fluktuasi dalam tingkat obat yang beredar. Kerugian dari sistem ini adalah
biaya tinggi, yang membuat produktivitas lebih sulit dan berkurangnya

kemampuan untuk menyesuaikan dosis.

Sistem penghantaran obat tertarget dapat dibedakan menjadi 2, yaitu

sistem tertarget aktif dan tertarget pasif. Sistem penghantaran tertarget pasif

bertujuan meningkatkan konsentrasi obat pada tempat aksi melalui

pengurangan interaksi yang tidak spesifik dengan mendesain sifat fisikakimia

sistem penghantaran yang digunakan, meliputi: ukuran, muatan permukaan,

hidrofobisitas permukaan, sensitivitas pada pemicu, dan aktivitas permukaan

sehingga dapat mengatasi barier anatomi, seluler, dan subseluler dalam

penghantaran obat. Contoh sistem penghantaran jenis ini yaitu: liposom,

mikro/nanopartikel, misel, dan konjugat polimer.

Sebaliknya sistem penghantaran tertarget aktif merupakan sistem

penghantaran tertarget pasif yang dibuat lebih spesifik dengan penambahan

“homing device” yaitu suatu ligan yang dapat dikenali oleh suatu reseptor

spesifik kemudian berinteraksi dengan reseptor tersebut yang bertujuan untuk


meningkatkan konsentrasi obat pada tempat yang diinginkan.

2. Jenis – jenis Sistem Penghantaran Tertarget

Berbagai jenis pembawa obat dalam sistem penghantaran tertarget,

antara lain:

a. Liposom

Liposom atau gelembung lemak merupakan partikel koloid yang

dibuat menggunakan molekul, fosfolipid dan merupakan sistem

penghantaran yang paling umum digunakan untuk penghantaran

obat tertarget. Sistem penghantaran ini menarik banyak minat

peneliti karena berperan penting dalam meningkatkan efek terapi,

keamanan, dan efikasi berbagai obat termasuk antitumor,

antiviral, antimikrobial, dan vaksin. Liposom tidak beracun,

nonhemolitik dan non-imunogenik bahkan setelah suntikan

berulang. Sifatnya biokompatibel dan biodegradable dan dapat

dirancang untuk menghindari mekanisme pembersihan sistem

retikuloendotelial (RES), ginjal atau inaktivasi secara kimiawi

dan enzimatik. Untuk memperbaiki terapi dengan sistem ini perlu

modifikasi permukaan dengan ligan agar meningkatkan

penghantaran menjadi lebih selektif.


b. polimer misel

Misel adalah partikel koloid dengan ukuran dalam kisaran 5-100

nm. Misel terdiri dari amfifil atau bahan aktif permukaan

(surfaktan), dimana sebagian besar kepala merupakan kelompok-

hidrofilik dan ekor hidrofobik.

c. nanopartikel

Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel kurang dari 100nm

dalam diameter yang menimbulkan sifat baru atau meningkatkan

size dependent properties dibandingkan dengan partikel

berukuran besar dari bahan yang sama. Hal ini menyebabkan obat

dapat:

1) Ditingkatkan bioavailabilitasnya proporsional dengan

dosis.

2) Toksisitas dapat diturunkan.

3) Sediaan dapat diperkecil ukurannya, sebagai contoh tablet

lebih kecil, dan stabilitasnya dapat ditingkatkan dimana

sifatnya kurang stabil atau memiliki bioavailabilitas yang

rendah pada formulasi non nanopartikel.


Vektor nanopartikel meliputi: liposom, misel, dendrimers,

nanopartikel lipid padat, nanopartikel logam, semikonduktor

nanopartikel dan polimer nanopartike

d. Dendrimers

Dendrimer merupakan makromolekul dengan struktur bercabang

dan terdiri atas inti, cabang dan gugus ujung19. Dendrimer yang

didekorasi dengan bioaktif ligan yang terbuat dari peptide dan

sakarida pada gugus perifer, membentuk nanomaterial yang

memiliki sifat mampu berikatan dengan reseptor spesifik. Pada

level selular konjugat bioaktif dendrimer dapat berinteraksi

dengan sel berdasar afinitas dan selektifitas sehingga menarik

banyak minat karena potensi pentargetan untuk desain sistem

penghantaran obat. Selain itu konjugat dendrimer juga banyak

dipelajari karena dapat menaikkan stabilitas, solubilitas, dan

absorbsi berbagai jenis tipe bahan aktif terapetik

e. dll.

Sistem penghantaran obat yang digunakan harus memenuhi persyaratan

ideal antara lain:

a. harus tidak beracun,

b. biokompatibel,

c. nonimunogenik,

d. biodegradabel, dan

e. menghindari pengenalan oleh mekanisme imun host.


3. Desain

- Desain system penghantar tertarget dengan menggunakan Ligan.

Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk

mengembangkan sistem penghantaran tertarget, antara lain

pengembangan sistem yang biodegradable, biokompatibel dan

nontoksik, pemilihan bahan pembawa (carrier) serta material

pentarget yang tepat.

Desain sistem penghantaran yang pelepasannya dapat dipicu oleh

suatu trigger dibuat dengan penggabungan suatu material

fisikakimia fungsional yang stabil selama distribusi namun

sensitif dengan berbagai stimulus di tempat aksi. Stimulus yang

menginduksi pelepasan obat dapat berupa faktor eksternal seperti

panas, radiasi, atau yang berasal dari proses biologi yaitu

penurunan pH, transformasi enzimatik, atau perubahan pada

potensial redoks.

4. Mekanisme

System penghantaran menggunakan carrier yang memiliki ligan target

sesuai tujuan. Obat akan memberikan efek setelah dilepaskan di site


action oleh carrier, sehingga efek obat yang tidak diinginkan tidak

muncul.

Ex : Mekanisme intra seluler penghantaran obat liposom

C. Rekayasa Jaringan

1. Definisi

Istilah tissue engineering (rekayasa jaringan) dideskripsikan pertama

kali pada 1980an, dan definisi resmi pertama disetujui pada tahun 1987

(Lysaght dan Crager, 2009).

Rekayasa jaringan merupakan suatu bidang multidisiplin yang

berkembang pesat melibatkan ilmu hayati, fisika, dan teknik yang dipelajari

untuk menumbuhkan fungsi sel, jaringan, dan organ buatan untuk

memperbaiki, menggantikan, atau meningkatkan fungsi biologis yang hilang

oleh abnormalitas bawaan, luka, penyakit atau penuaan (Pettersson, 2009).

Teknik rekayasa jaringan bertujuan mencari bagaimana regenerasi

jaringan manusia melalui penggunaan kombinasi beberapa sel, molekul

bioactive seperti obat atau sinyal pertumbuhan dan sistem penyangga


biomaterial yang disebut dengan perancah (scaffold). Contoh regenerasi

jaringan manusia yang dapat dilakukan dengan rekayasa jaringan adalah

jaringan pembuluh darah, tulang, kulit, saraf dan lainnya.

2. Keunggulan dibandinkan dengan Terapi lainnya

Salah satu keunggulan rekayasa jaringan dibandingkan dengan

terapilainnya yaitu dapat membantu meregenerasikulit yang terbakar,

dapatmengobati radang arthritist ringan sampai dengan berat.

3. Prinsip Dasar Rekayasa Jaringan

Rekayasa jaringan memiliki prinsip kerja yaitu dapat menghubungkan

antara fungsi struktur jaringan normal dan kondisi patologis, serta memiliki

fungsi sebagai pengganti jaringan biologis yang mampu memulihkan,

mempertahankan atau meningkatkan fungsi jaringan (Lanza et al, 2007).

4. Komponen Utama Rekayasa Jaringan

Dalam rekayasa jaringan terdapat 3 komponen utama yaitu sel,

perancah, dan biomolecular signals (Pang & Greisler, 2010).

Perancah adalah suatu kerangka yang berperan sebagai

microenvironment bagi sel yang akan melakukan adhesi, proliferasi dan

diferensiasi sehingga pada akhirnya menghasilkan jaringan yang diharapkan

(Dwikora et. al., 2013).

Anda mungkin juga menyukai