Anda di halaman 1dari 56

YOGIE IRAWAN, S.Farm., M.

Farm
POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. DASAR-DASAR TEORI
3. PREFORMULASI DAN FORMULASI
SUSPENSI
4. EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI
5. STABILITAS SUSPENSI
1. PENDAHULUAN
A. Definisi:
• Suspensi (suspensiones) adalah suatu bentuk sediaan yang
mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispesi dalam cairan pembawa (FI, 1979).

• Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua


fase, yakni fase kontinu (fase luar) berupa cairan atau
semipadat dan fase terdispers (fase dalam) berupa partikel
tidak larut (Lachman, dkk, 1994)

• Suspensi adalah dispersi cair dari partikel padat dalam


suatu cairan (Voigt, 1984).
PENDAHULUAN
Suspensi terdiri dari:
• Fase dispers tidak larut dalam medium dispers
• Suspending agent bahan penolong untuk menghomogenkan
fase dispers ke dalam medium dispers
• Medium dipers

Persyaratan Umum Suspensi:


• Ukuran partikel > 0.2 um
• Tidak cepat mengendap
• Bila mengenap mudah terdispersi kembali dengan
penggojogkan sekecil mungkin
• Viskositas, sedemikian rupa sehingga mudah dituang/atau
mengalir melalui jarum hipodermik (syringible)
Sistem dispersi dalam bidang
farmasi
• Colloids solid in liquid
• Suspensions solid in liquid
• Emulsions liquid in liquid
• Aerosol liquid in gas
• Dry powder aerosol solid in gas

• Colloid : ukuran partikel 1 nm – 1um


• Suspensi: ukuran partikel > 1um
Macam-macam sediaan suspensi:
• Oral aqueous suspensions (suspensi peroral)
Contoh: suspensi
• Topical suspensions (suspensi topikal)
Contoh: lotion
• Injectable suspensions (suspensi injeksi)
• Ophthalmic suspensions (suspensi mata)
• Aerosol suspensions (suspensi aerosol)
• Otic suspensions (suspensi tetes telinga)
Keuntungan/kekurangan Suspensi

Keuntungan: Kekurangan:
• Waktu paruh lebih (t1/2) besar • Stabilitasnya kurang baik
dari bentuk larutan dibanding tablet
• Absorbsi obat lebih cepat dari • Kemasan lebih besar (rowo)
tablet/kapsul • Terbatas untuk zat aktif
• Rasa, bau, bisa disesuaikan yang tidak larut
• Penggunaan mudah, cocok • Keseragaman dan ketepatan
untk anak-anak, manula, dosis tidak sebagus tablet/
orang yang susah menelan kapsul.
• Rute pemberian cukup luas • Dll.
(parenteral, topika, oral,
opthalmik, tetes telinga (otik)
2. DASAR-DASAR TOERI
• Teori wetting (pembasahan)
• Prinsip interaksi partikel (zeta potential, dan
teori DLVO)
• Particle size (ukuran partikel)
• Electrolyte (pengaruh elektrolit)
• Flocculation (flokulasi-deflokulasi)
• Viscosity (viskositas)
• Crystal growth, aggregation, and caking
Teori wetting: Sudut kontak dari 0-180o

Semakin kecil sudut kontak semakin mudah dibasahi


Teori double layer
a b c d
+
- - + - -
+ +
+ +
+ - - - +
- +
+ - -
-
+ - + - +
-
+ +
-
+ - -
- -
+ - -
+ - + - + + - +
+ -
a’ b’ c’ d’
Muatan Partikel Suspensi
Elektrolit
• Elektrolit bekerja sebagai “flocculating agent“ dengan cara
mengurangi barrier elektrik antar partikel, yaitu merubah Zeta
Potensial dari partikel-partikel yang terdispersi.
• Hukum SCHULTZ-HARDY
• Kemampuan melakukan elektrolit dalam memflokulasi
partikel tergantung valensi ion terluarnya.
• Urutan Efektifitas dan Toksisitas (Ion Trivalen >Divalen >
Minovalen)
• Yang digunakan secara luas:
– AlCl3; Garam Na dan Asetat, fosfat,sitrat
– Konsentrasi menentukan derajat flokulasi
– Penambahan elektrolit yang berlebihan menyebabkan pembalikan
muatan sehingga terbentuk sistem deflokulasi.
Pembentukan muatan partikel
suspensi berasal dari:
• Ionisasi/disosiasi (misal: asam/basa)
• Adsorpsi spesifik ion-ion dari medium
dispersi
• Perbedaan konstanta dielektrika
• Friksi partikel dengan medium dispersi
Nernst and Zeta potensial (ξ)
Nernst and Zeta potensial (ξ)
Teori DLVO
(Derjaguin, Landau, Verway dan Overbeek)

VT = VR - VA
Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak
menurut DLVO
Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak
menurut DLVO
Pengaruh Ukuran Partikel suspensi terhadap
Energi Potensial
Pengaruh elektrolit pada energi potensial
Hukum stokes:
d2 g (ρ1– ρ2)
V = ––––––––––––
18 
Keterangan:
V = Kecepatan sedimentasi (cm/detik)
g = Kecepatan gravitasi (980 cm/detik2)
d = Diameter partikel (cm)
ρ1 = Kerapatan fase dispers (g/ml)
ρ2 = Kerapatan medium dispers (g/ml)
η = Viskositas
• Suspensi yang baik adalah suspensi yang
tidak cepat mengendap (V) kecil, dan bila
mengendap cepat didispersikan kembali

• Langkah-langkah untuk memperkecil harga


V dari hukum stokes:
Memperkecil ukuran partikel (d)
Memperkecil selisih kerapatan jenis fase
dispers dan medium dispers (ρ1– ρ2)
Meningkatkan viskositas ()
Lanjutan …..
Pengecilan ukuran partikel (d) dengan cara:
• Milling (penggilingan)
• Metode presipitasi (rekristalisasi)

Contoh
Metode presipitasi (rekristalisasi): Sulfacetamide,
kelarutan dalam air sangat kecil dengan cara dilarutkan
dalam pH tinggi (penambahan basa, misal NaOH)
maka menjadi mudah larut dalam air, kemudian
ditambahkan asam, terbentuk kristal dengan ukuran
lebih kecil
SISTEM DEFLOKULASI
FLOKULASI DAN
(Flocculation)
Hubungan Pembentukan sedimentasi
dengan zeta potensial

Sistem deflokulasi Sistem Flokulasi


Hubungan zeta potensial dengan flokulasi
Hubungan zeta potensial dengan flokulasi dari suspensi
bismut subnitrat dengan flocculating agent KH2PO4
Perbedaan pertumbuhan endapan
Deflokulasi dan Flokulasi

Pertumbuhan naik Pertunbuhan turun


sistem defloklulasi sistem flokulasi
Perbedaan Sistem Deflokulasi dan Flokulasi
Struktur sedimen sistem Deflok dan Flok
Karakter sedimentasi sistem
Deflokkulasi dan Flokkulasi
Perbedaan Sistem Deflokulasi dan Flokulasi

SISTEM DEFLOKULASI SISTEM FLOKULASI


• Partikel tetap berada • Partikel mudah
dalam bentuk tersuspensi menbentuk agregat
baik • Kecepatan sedimentasi
• Kecepatan sedimentasi cepat, karena terbentuk
lambat, ukuran pertikel flok/agregat
kecil • Sedimen terbentuk cepat,
• Sedimen terbentuk lambat dari atas ke bawah
dari bawah ke atas
Perbedaan Sistem Deflokulasi dan Flokulasi

SISTEM DEFLOKULASI SISTEM FLOKULASI


• Sedimen kompak/cake • Sedimen longgar/tidak
yang keras, sukar mampat sehingga mudah
didispersikan kembali didispersikan kembali
• Penampakan suspensi • Penampakan suspensi
baik, karena suspensi kurang menyenangkan,
stabil dalam waktu lama karena mudah
• Supernatan berupa kabut menegendap
(cloudy) • Suspernatan (bagian atas)
jernih (clearly)
3. PREFORMULASI
DAN FORMULASI
SUSPENSI
PREFORMULASI
Preformulasi merupakan tahap pertama dalam
pengembangan sistematik sediaan suspensi

Studi preformulasi meliputi karakteristik kristal:


• Polimorphy Titik lebur
• Difraksi sinar X Tekanan uap
• Kelarutan Bentuk kristal
• Densitas Sifat alir
• Kecepatan absorbsi Uji disolusi,
• Stabilitas padatan dll
FORMULASI SUSPENSI
Formulasi sediaan suspensi meliputi lima
komponen:
• Formula (zat aktif dan eksipien)
• Metode (ada beberapa yang digunakan)
• Proses (ada parameter kritis yang perlu
diperhatikan)
• Peralatan (dalam pembuatan), dan
• Pengemas (primer dan skunder)
Prinsip-Prinsip Umum Formulasi Sediaan Suspensi
Particles

Addition of wetting agent and dispersion medium

Uniform dispersion of
deflocculated particle

A B C

Incorporation of structured Addition of flocculating agent Addition of flocculating agent


vehicle

Flocculated suspension as Flocculated suspension


final product

Incorporation of structure
Deflocculated suspension in vehicle
structured vehicle as final
product Flocculated suspension in
structured vehicle as final product
Pedoman umum pembuatan
(formulasi) suspensi
• Pendekatan A : dengan cara menambahkan
viscosity-enhancing agent atau structured vehicle
sehingga terbentuk suspensi deflokualsi
• Pendekatan B : dengan menambahkan flocculating
agent sehingga terbentuk suspensi flokulasi
• Pendekatan C : dengan mengkombinasikan
penambahan flocculating agent dan structured
vehicle sehingga terbentuk suspensi flokulasi
dalam pembawa terstruktur (structured vehicle)
Structured vehicle???
• Structured vehicle adalah larutan berair
yang merupakan agent pensuspensi
(suspending agent). Misalnya: hidrokoloid,
polisakarida, clays atau kombinasi darinya.
• Structured vehicle bekerja dengan cara
menyelimuti partikel sehingga partikel tetap
terdispersi (deflokkulasi) dengan baik.
• Sedangkan pembawa (vehicle) dalam
sediaan suspensi misalnya: air, gliserin, atau
kombinasi beberapa pelarut.
Pedoman khusus pembuatan
(formulasi) suspensi
1. Dispersikan obat pelan-pelan ke dalam solvent
(sistem yang mengandung wetting agent)
2. Tambahkan semua eksipien lain dengan sebagian
larutan yang cukup melarutkan
3. Pastikan bahwa sistem solvent menjaga komponen-
komponen dalam larutan. Presipitasi dapat terjadi bila
bulk vehicle tidak larut
4. Berikan air secukupnya untuk memudahkan dispersi
dan hidrasi dari suspending agent dan coloid
protective
Lanjutan …..

5. Jika suspensi mengandung lebih dari satu obat


pastikan saling bercampur (compaktibel)
6. Gunakan obat dengan jumlah yang cukup
berlebih untuk mengimbangi kehilangan
selama pembuatan dan untuk menjaga jumlah
obat dari degradasi selama penyimpanan
7. Flavor (minyak) dapat ditambahkan jika
dilakukan proses dengan colloid mill
Lanjutan …..
8. Proses lebih dulu dengan coloid mill untuk
menjamin dispesi obat
9. Hindari kehilangan air berlebihan saat
pemanasan. Gunakan air berlebih untuk
mengimbangi air yang hilang
10. Hindarkan pemanasan tinggi dapat
menyebabkan degradasi coloid
11. Pertimbangkan prosentase preservatif tak-
terionkan pada variasi harga pH
Sediaan suspensi biasanya
mengandung bahan-bahan sbb:
• Dispersing agents • Antioxidants
• Suspending agents • Colors
• Wetting agent • Fragrances (cor. odoris)
• Buffers system • Flavors (cor. saporis)
• Humectants dan • Sequestering
cosolvents (pengompleks) agent
• Preservatives • Antifoaming agent
• Sweetener
Dispersing Agents
(zat-zat perdispersi)
Zat-zat pendispersi diklasifikasi menjadi:
• Wetting agent: tween, span, poloxamer,
benzalkonium clorid, polyoxyl 50 stearat, dll
• Deflokulan (agen pendispesi sesungguhnya):
garm-garam organik polimer: sulfonik acid
• Protective colloids
• Elektolit inorganik: trisodium phosfat, alum
(aluminium potasium sulfat), aluminium clorida
dan sodium clorida
Suspending Agents
Secara garis besar ada 4 kategori suspending
agent:
1. Turunan selulosa: MCC, CMC, HPMC, dll
2. Polisakarida dan gum-gum: alginat, XG, acasia,
tragacanth, dll.
3. Polimer sintetik: carbomer, PVP, poloxamer, dll
4. Mineral (Clays) : magnesium aluminium silikat
(veegum), bentonit, dll.

Masing-masing karakteristik tertera pada tabel di lampiran


Bahan-bahan lain
Silahkan dipelajari sendiri dari referensi yang
ada, beberapa tertera pada tabel-tabel di
lampiran
Contoh Suspensi Sulfa
Formula: Tiap 5 ml mengandung:
R/ Sulfadiazina 167 mg
Sulfamerazina 167 mg
Sulfadimidina 167 mg
Asam sitrat 200 mg
CMC-Na 50 mg
Metil paraben 5 mg
NaOH 100 mg
Sirup simpleks 1,5 ml
Etanol 50 
Akuades ad 5 ml
Tiap formula dibuat sebanyak 300ml
1. Cara Presipitasi:
a. CMC-Na disuspensikan dalam air panas,
distirer dengan kecepatan 120 rpm.
Tambahkan air dingin (air es) dan dinginkan
sampai temperatur kamar (25oC). Stirer
selama 60 menit atau hingga terbentuk
larutan yang jernih.
b. Metil paraben dilarutkan dalam etanol (propil
alkohol)
c. Campurkan ketiga sulfa di atas
d. Larutkan NaOH dalam sebagian air,
kemudian ditambahkan pada campuran
ketiga sulfa tersebut
Cara Presipitasi:
e. Tambahkan (1) sambil diaduk, kemudian (2)
dan homogenkan. Lalu tambahkan sirup
sempleks (sirup simpleks dibuat dahulu gula
dan air dengan perbandingan 65:35,
pemanasan jangan terlalu tinggi)
f. Sambil diaduk, tambahkan larutan asam sitrat
ke dalam campuran
g. Tempatkan suspensi dalam tabung reaksi
yang telah diberi skala untuk pengamatan
2. Cara Dispersi:
a. CMC-Na disuspensikan dalam air panas,
distirer dengan kecepatan 120 rpm.
Tambahkan air dingin (air es) dan dinginkan
sampai temperatur kamar (25o C). Stirer
selama 60 menit atau hingga terbentuk larutan
yang jernih.
b. Larutkan metil paraben dalam etanol
c. Campurkan ketiga sulfa di atas
d. Ke dalam campuran sulfa, tambahkan larutan
CMC-Na sedikit demi sedikit sambil diaduk
hingga homogen.
Cara Dispersi:

a. Tambahkan juga larutan metil paraben,


sirup simpleks, larutan asam sitrat dan
larutan NaOH sambil dihomogenkan.
b. Tempatkan suspensi dalam tabung reaksi
yang telah diberi skala untuk pengamatan.
Contoh formula suspensi
Steril suspension Triamcinolone diacetate:
• Triamcinolone diacetate, micronized 40
• Polisorbate 80 NF (surfacant) 0.2%
• PEG 3350 NF (suspending vehicle) 3.0%
• Sodium chloride (tonicity agent) 0.85%
• Benzil alcohol (preservatives) 0.90%
• Water for injection (WFI) qs
Dibuat ada total 1ml
Contoh formula suspensi
SR medroxyprogesteron aqueous suspension:
• Medroxyprogesteron acetat 100.0
• PEG 3350 (suspending vehicle) 27.6
• Polisorbat 80 1.84
• Sodium chloride 8.30
• Metil paraben 1.75
• Propil paraben 0.194
• WFI qs
Total 1 ml
Latihan soal
1. Sebut dan jelaskan parameter (kontrol
kualitas) sediaan suspensi yang baik!
2. Berdasarkan Hukum Stokes:
Tulis rumus dan keterangannya!
Jelaskan bagaimana cara/langkah
mendapatkan sediaan suspensi yang baik!

Anda mungkin juga menyukai