Anda di halaman 1dari 12

BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA

Oleh:
I Gusti Ngurah Bagus Darma Suwitra
(161200048)
Farmasi Klinis AIB

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2018
A. Pendahuluan Biofarmasetika dan Farmakokinetika model kompartemen
Untuk menjelaskan pentingnya senyawa obat dan formulasi obat pada
absorbsi dan distribusi obat ke site aksi , seorang harus mempertimbangkan urutan
kejadian yang mendahului suatu efek terapi obat. Pertama , obat dalam bentuk
sediaannya digunakan oleh pasien baik melalui suatu rute pemakaian oral, intravena
, subkutan ,uransdermal dan lain-lain. Selanjutnya ,obat dilepas dari bentuk sediaan
dalam suatu cara yang dapat di ramalkan dan di karakterisasi.kemudian beberapa
fraksi obat diabsorbsi dari site pemakaian ke dalam jaringan sekitarnya,ke dalam
tubuh (seperti pada bentuk- bentuk sediaan oral) atau keduanya. Akhirnya ,obat
mencapai site aksi . jika konsentrasi obat pada site aksi melebihi konsentrasi efektif
minimum ( MEC) , akan dihasilkan suatu respon farmakologis

Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajarai hubungan antara sifat


fisikokimia obat,bentuk sediaan yang mana obat diberikan dan rute pemakaian
terhadap laju dan jumlah absorpsi obat sistemik.Jadi biofarmasetika juga mencakup
factor-faktor yang mempengaruhi antara lain Stabilitas obat dalam produk obat,
Pelepasan obat dari produk obat, Laju disolusi/pelepasan obat pada site absorpsi,
Absorpsi sistemik obat

Farmakokinetik secara definitif adalah ilmu yang mempelajari kinetika


absorbsi obat, distribusi, dan eliminasi (metabolisme dan ekskresi) (Shargel et al,
2012). Setelah obat masuk ke dalam tubuh, molekul obat akan diabsorbsi dari
gastrointestinal. Kecepatan absorbsi dan eliminasi menentukan kadar obat dalam
darah yang dicapai oleh sirkulasi sistemik, organ, jaringan dan sel. Setelah diabsorbsi,
obat akan mengalami metabolisme di dalam hati, dikeluarkan dari hati ke empedu
atau mencapai sirkulasi sistemik.Sebelum obat mencapai tujuannya dalam tubuh
yaitu: tempat kerja dan menimbulkan efek, obat mengalami banyak proses, secara
garis besar proses- proses tersebut terbagi dalam tiga tingkat yaitu fase
biofarmasetika, fase farmakokinetika, dan fase farmakodinamika. Dalam tubuh obat
mengalami beberapa proses sebagai berikut:
a. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses pengambilan obat dari permukaan
tubuh (di sini termasuk juga mukosa saluran cerna) atau dari tempat-
tempat tertentu dalam organ dalam ke dalam aliran darah.
Kecepatan absorbsi terutama tergantung pada bentuk dan cara
pemberian serta sifat fisik kimia dari obat. Obat yang diabsorbsi tidak
semua mencapai sirkulasi sistemik, sebagian akan dimetabolisme oleh
enzim di dinding usus atau mengalami metabolisme eliminasi lintas
pertama (first pass metabolism or elimination) (Ganiswarna, 2007).

b. Distribusi
Distribusi obat ke seluruh tubuh terjadi saat obat mencapai
sirkulasi. Selanjutnya obat harus masuk ke jaringan untuk bekerja (Neal,
2006). Distribusi obat dibedakan atas dua fase berdasarkan penyebarannya
di dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan,
yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, dan
otak. Selanjutnya distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencangkup
jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera,
kulit dan jaringan lemak. Distribusi ini baru mencapai keseimbangan
setelah waktu yang lebih lama (Ganiswarna, 2007).

c. Metabolisme dan Ekskresi


Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses
metabolisme (biotransformasi) terlebih dahulu. Biotransformasi atau
metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang
terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Pada proses ini molekul
obat diubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah larut dalam air dan
kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah di ekskresi melalui ginjal.
Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi
sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat (Ganiswarna, 2007).
Metabolisme terjadi terutama di hati dan hanya dalam jumlah yang
sangat rendah terjadi dalam organ lain seperti dalam usus, ginjal, paru-
paru, limpa, otot, kulit atau dalam darah. Seperti halnya metabolisme,
ekskresi suatu obat dan metabolitnya menyebabkan penurunan konsentrasi
bahan berkhasiat dalam tubuh. Ekskresi ginjal memegang tanggung jawab
utama untuk eliminasi sebagian besar obat (Neal, 2006).

Pada pengukuran konsentrasi (kadar) obat dalam darah,serum, atau plasma


adalah pendekatan langsung untuk penerapan farmkokinetika obat dalam tubuh.
Dimana kurva kadar dalam plasma-waktu yaitu, didapat dengan pengukuran
konsentrasi obat di dalam sampel plasma yang diambil pada berbagai jarak waktu
setelah pemberian suatu produk obat (Shargel et al, 2012).

Gambar 1. Kurva kadar dalam plasma – waktu secara umum setelah


pemberian obat oral
Adanya beberapa parameter yang sangat mempengaruhi langsung maupun tidak
langsung oleh variable fisiologis tubuh. Parameter yang dipengaruhi secara langsung
oleh satu atau lebih variable fisiologi terkait merupakan parameter primer. Pada
parameter meliputi konstanta kecepatan absorpsi (ka), fraksi obat terabsorpsi (fa),
volume distribusi (Vd), kliren tubuh total (Cl), kliren hepatik (ClH), dan kliren renal
(ClR) (Rowland dan Tozer, 1989). Sedangkan parameter yang dipengaruhi parameter
primer dinamakan parameter sekunder. Parameter ini meliputi, tetapan kecepatan
ekskresi (ke), waktu paruh eliminasi (t½ eliminasi), dan fraksi obat utuh yang
diekskresi lewat urin (fe). Selain itu juga terdapat parameter turunan yang lain, yaitu
luas di bawah kurva kadar obat utuh terhadap waktu pengambilan darah (AUC),
kadar obat pada keadaan tunak (Css) dan availabilitas oral (F). Pada parameter (AUC)
digunakan sebagai ukuran jumlah total obat utuh dengan mencapai sirkulasi sistemik
(Shargel et al, 2012). Pada pemberian intravena, dimana akan masuk ke dalam
sirkulasi sistemik yang dapat mengikuti model kompartemen tunggal maupun
kompartemen ganda. Sedangkan untuk kompartemen tunggal obat dianggap akan
langsung terdistribusi ke sirkulasi sistemik tanpa memasuki kompartemen lain
(jaringan). Pada model kompartemen ganda obat digambarkan terdistribusi di
berbagai kompartemen seperti gambar dibawah ini (Shargel et al, 2012).

Gambar 2. Kompartemen ganda intravena


Parameter-parameter yang digunakan didalam model kompartemen antara lain:
1. Tetapan laju eliminasi (k)
Laju eliminasi untuk sebagian obat umumnya termasuk kedalam
orde kesatu dan dinyatakan dalam satuan waktu-1 (Jam-1 atau 1/jam)
(Shargel et al, 2012).
Rumus mencari tetapan laju eliminasi (k):

K= - slope x 2,303

log 𝑐1−log 𝑐2
Slope = 𝑡1−𝑡2

Keterangan: K = tetapan laju eliminasi (jam-1)


C = konsentrasi (µg/ml atau mg/L)
t = waktu (jam)
(Shargel et al, 2012).
2. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi merupakan suatu volume yang harus
diperhitungkan untuk memperkirakan jumlah obat yang ada didalam tubuh
dari konsentrasi yang sudah didapatkan dari kompartemen sampel.
Volume distribusi dapat dinyatakan dalam satuan µg/ml atau mg/L
(Shargel et al, 2012).
Rumus untuk mencari Volume distribusi (Vd):

𝐷
Vd= 𝐶𝑝0

Keterangan: Vd = Volume distribusi (L)


D = Dosis (mg)
Cp0 = konsentrasi obat didalam plasma saat t=0
(µg/ml atau mg/L)
(Shargel et al, 2012).
3. Klirens (Cl)
Klirens merupakan suatu ukuran eliminasi obat tanpa
mengidentifikasikan mekanisme dan prosesnya didalam tubuh. Klirens
dapat dinyatakan dalam satuan bobot/waktu (L/jam) (Shargel et al, 2012).

Rumus untuk mencari klirens (CL)

Cl = k x Vd
Keterangan: Cl = klirens (L/jam)
K = konstanta/tetapan laju eliminasi (jam-1)
Vd = Volume distribusi (µg/ml atau mg/L)
(Shargel et al, 2012).

4. T ½ eliminasi
T ½ eliminasi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat
untuk mencapai ½ dari massa obat awalnya. Dapat dinyatakan dengan
satuan Jam.
Rumus untuk mencari T1/2 eliminasi
𝑙𝑛2 0,693
T½= =
𝑘 𝑘

Keterangan: k = tetapan laju eliminasi/ konstanta eliminasi (jam-1)


(Shargel et al, 2012).
5. AUC (Area Under Curve)
AUC merupakan suatu parameter yang dapat menggambarkan
kurva kadar dalam plasma waktu atau kadar puncak dalam plasma. Dapat
dinyatakan dengan satuan µg/ml jam atau mg/L jam.
Rumus Area Under Curve (AUC):
𝐶2+𝐶1
AUC= (t2-t1)
2
Keterangan: AUC = Area Under Curve (µg/ml jam atau mg/L jam)
C1 = konsentrasi ke-1(µg/mlatau mg/L)
C2 = konsentrasi ke-2 (µg/mlatau mg/L)
t1 = waktu ke-1 (jam)
t2 = waktu ke-2 (jam)
(Shargel et al, 2012).

Adapu Persamaan Model Kompartemen adalah sebagai berikut :

1. Persamaan Model Kompartemen Satu Terbuka

𝐶𝑝 = 𝐴𝑒 −𝑘.𝑡

Keterangan: Cp =konsentasi obat didalam plasma (µg/ml jam


ataumg/L)
A = Intersep
K = tetapan laju eliminasi / konstanta eliminasi
(jam-1)
T = waktu (jam)
(Shargel et al, 2012).

2. Persamaan Model Kompartemen Ganda

𝐶𝑝 = 𝐴𝑒 −𝛼.𝑡 + 𝐵𝑒 −𝛽.𝑡

Keterangan: Cp =konsentasi obat didalam plasma


(µg/ml jamataumg/L)
A dan B = intersep
α dan β = konstanta ( jam-1)
t = waktu (jam)
(Shargel et al, 2012).
Perbedaan dari model kompartemen satu terbuka dan model kompartemen
ganda antara lain:

Model Kompartemen Satu Tebuka Model Kompartemen Ganda

Terdiri dari 2 kompartemen,


Terdiri dari satu kompartemen saja
kompartemen sentral dan perifer

Proses kesetimbangan berlangsung Proses kesetimbangan berlangsung

dengan cepat dengan lambat

Bersifat satu fase, distribusi dan Bersifat 2 fase, distribusi dan eliminasi
eliminasi berjalan bersamaan terpisah

Tabel 1. Perbedaan Model Kompartemen Satu dan Model Kompartemen Ganda


B. Kajian 3 Obat Beserta Parameter Farmakokinetika.

Oral Availability Urinary Bound in Clearance Volume of Half-Life Effective Toxic


Drug
(%) Excreation (%) Plasma (%) (mL/min) distribution (L) (Hr) Concentration Concentration
setelah pemberian
dosis oral 1 g pada
14 subjek pria,
23 sampai 31 konsentrasi serum
puncak rata-rata
L/Kg ( clark’s) 14 sampai >
37% Urin 5-12% 7-50% 630 ml/min pada 1,7 jam adalah
Azithromycin & 33,3 L (PO), 40 jam ( 0,82 mg / L dan rata- -
( clark’s) (medscape) (medscape) ( clark’s) rata konsentrasi
31,1 L (IV) clark’s)
puncak limfa setelah
(medscape) 3,1 jam adalah 0,22
mg / L (Bergan at all
)

pemberian 20 mg setelah
diserap setelah 14 – 158 jam, piroksikam setiap
menelan
pemberian oral, 99,3 (rata-rata 50 hari selama minimal
4 minggu untuk 85 sekitar 1,800
konsentrasi (konsentrsi Sekitar 0,03 0,12 – 0,14 jam) pasien osteoarthritis
Urine 5%, mg
Piroxicam plasma 3 peak Plasma 5 - 30 ml/min L/Kg (medscape) menghasilkan rata-
(RxList) rata konsentrasi piroksikam,
biasanya dicapai % (clark’s) (medscape) Sekitr 30 – plasma bebas-
seorang wanita
dalam waktu 3 (medscape) 60 jam kondisi 0,057 mg /L
ketika semua pasien 34 tahun
sampai 5 jam. (clark’s) dipertimbangkan dan
memiliki
0,004-0,117 mg / L
pada pasien yang konsentrasi
baru didiagnosis
serum
maksimum
241,6 mg / L.
yaitu sekitar 30
kali tingkat
terapeutik
norma
kelompok I = 6 laki-
laki yang terinfeksi
HIV, berusia antara
29 dan 41 tahun,
dengan klirens
5 – 7 Jam kretinin > 60 ml /
200-250 (Setelah menit. Kelompok I
80 sampai 87 % Primrily Urine <36% 1,3 L/Kg diberikan dosis oral
Lamivudin mL/min Dosis -
(clark’s) (medscape) (medscape) (medscape) tunggal 300 mg
(clark’s) Tunggal) setelah puasa
(clark’s) semalam.
konsentrasi plasma
puncak rata-rata
untuk kelompok I
adalah 2,524 mg / L.
DAFTAR PUSTAKA

Ganiswara, S.G. 2002.Farmakologi dan Terapi, Edisi IV.Jakarta: Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Indonesia.

Medscape 2018. Medscape Reference, Aplikasi Medscape [Akses 9 April 2018]

Moffat, A.C., Ossekton, M.D., Widdop, B. 2005. Clarke’s Analysis of Drug and

Poisins. Pharmaceutical Press 2005.

Shargel, L. & Yu, A.B.C.2012.Biofarmasetika dan Farmasetika TerapanEdisi

Kelima, diterjemahkan oleh Fasich & Siti Sjamsiah,S. Surabaya: Airlangga

University Press.

Anda mungkin juga menyukai