Disusun oleh:
Kelompok 7 (Kelas A Selasa Pagi)
Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia
Depok
2017
I. Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui data yang diperlukan untuk perhitungan pemberian dosis
ganda.
b. Mahasiswa mampu menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
persamaan farmakokinetika untuk pemberian IV dosis berganda.
b. Bahan
- Aquadest
- KMnO4
IV. Cara Kerja
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
1) Larutan stok KMnO4 sudah tersedia
2) Dilakukan pengenceran hingga didapat 5 konsentrasi, yaitu 20,06 ppm; 30,09
ppm; 40,12 ppm, 70,21 ppm; dan 80,24 ppm
3) Serapannya segera diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 525 nm
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis.
4) Membuat kurva kalibrasi.
1
20.06 0.267
2
30.09 0.335
3
40.12 0.425
4
70.21 0.666
5
80.24 0.728
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi (ppm)
Vd = 300 ml
Cl = 20 ml/menit
k= = = 0,0328/menit
Vd = Do / Cpo = = 276,69 mL
Data Percobaan
Tabel 2. Data Serapan dan Konsentrasi KMnO4 Sampel Plasma
Perhitungan Cp Teoritis
Cp pada menit 2,5; 5; 7,5; 10; dan 15 dapat dihitung dengan rumus umum
intravena bolus dosis tunggal.
t = 2,5 menit
14,149 ppm
t = 5 menit
11,976 ppm
t = 7,5 menit
10,137 ppm
t = 10 menit
8,58 ppm
t = 15 menit
6,147 ppm
Perhitungan menit ke-17,5; 30; 32,5; 45; 47,5; dan 60, dapat menggunakan rumus
intravena dosis ganda karena pemberian dosis sudah berulang.
( )
t = 17,5 menit
( )
t = 30 menit
( )
t = 32,5 menit
( )
t = 45 menit
( )
t = 47,5 menit
( )
t = 60 menit
( )
Perbandingan Cp Teoritis dan Cp Analisis
( )
Terlihat perbedaan data yang cukup signifikan atau cukup jauh antara
hasil perhitungan percobaan dengan perhitungan teoritis, pada data hasil
percobaan, dapat dilihat, bahwa data berfluktuasi tajam, serta parameter seperti
kecepatan klirens tidak sesuai dengan yang diatur pada awal praktikum
(sekitar 20ml/menit) serta nilai paruh obat yang lumayan jauh perbedaanya.
Perbedaan pada perhitungan dapat diakibatkan oleh beberapa kondisi
percobaan seperti kontrol keran klirens total pada saat percoobaan yang
dilakukan kurang sesuai pada kondisi semula, selain itu terlihat sedikit
perbedaan pada hasil waktu paruh (t1/2), hal ini dapat disebabkan karena
terjadi kesalahan pada saat perhitungan atau pembulatan angka dibelakang
koma, perbedaan Vd juga mungkin terjadi dikarenakan konsistensi reservoir
yang berubah ubah, pengambilan sampel serta pemberian obat yang kurang,
presisi, serat kesalahan kesalahan praktikan dan hal hal lain yang dapat
mempengaruhi hasil, seperti interpretasi penggabaran grafik kertas semilog
dan lain lain.
b. Pertanyaan
Mansur, U., Purna Sari, S., dan Farhanah, N. (2016). Penuntun Praktikum
Farmakokinetika. Depok: Fakultas Farmasi UI.
Shargel, L., Wu-Pong, S., & Yu, A. (2005). Biofarmasetika dan Farmakoterapi
Terapan (5th ed). Suarabaya: Airlangga University Press.