Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

FARMAKOKINETIKA DASAR
“MODEL 1 KOMPARTEMEN PEMBERIAN INTRAVASKULAR DAN EKSTRAVASKULAR DATA
DARAH”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 :
1. LENI FITRIANI HAMDU (O1A118005)
2. ARIS SAKRI (O1A118010)
3. INDAH NURMALA (O1A118013)
4. ASMIA HUSMIN (O1A118019)
5. ZALNA DESRIANTI (O1A118025)
6. WA ODE SITI SRI ANDRI (O1A118033)
7. LILI SURIATO JAHARI (O1A118040)
8. ASTY IKHSANIYAH (O1A118046)
9. WA ODE SUKMAWATI (O1A118052)
10. LALU MUHAMMAD NADHIL A. (O1A118058)

DOSEN : apt. SUNANDAR IHSAN, S.Farm., M.Sc.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
Model 1 Kompartemen Pemberian intravaskuler dan ekstravaskuler data darah

a. Defenisi/pendahuluan
b. Metode penentuan model farmakokinetika dan persamaan umum model 1 kompartemen
c. Parameter farmakokinetika
d. Model flip flop atau lag time
e. Menghitung AUC metode trapezoid

JAWAB :

a. Defenisi/Pendahuluan :
 Kompartemen Satu Intravaskular
Model kompartemen satu intravaskular menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma
mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Pada model ini, obat hanya
dapat memasuki darah dan mempunyai volume distribusi kecil, atau juga dapat memasuki cairan ekstra sel
atau bahkan menembus sehingga menghasilkan volume distribusi yang besar
 Kompartemen Satu Ekstravaskuler
Sebelum memasuki kompartemen sentral, obat harus mengalami absorpsi. Pada model satu ekstravaskuler
kompartemen, obat menganggap tubuh sebagai ruang yangg sama, dimana obat secara cepat terdistribusi ke
semua jaringan.

b. Metode penentuan model farmakokinetika dan persamaan umum model 1 kompartemen


Pemodelan persamaan kadar plasma obat sebagai fungsi waktu, 𝐶𝑝(𝑡) umumnya diasumsikan pada dua
macam model, yaitu model 1 kompartemen dan 2 kompartemen. Model tersebut berbeda-beda
tergantung pada rute administrasi obat. Berikut model persamaan umum 𝐶𝑝(𝑡) pada model 1 dan 2
kompartemen baik pada rute intravena dan per-oral (Shargel and Yu, 2005; Jambhekar and Breen, 2009;
Koch, 2012).
 Intravena model 1 kompartemen

 Intravena model 2 kompartemen

 Per-oral model 1 kompartemen


 Per-oral model 2 kompartemen

c. Parameter farmakokinetika, yaitu :


 Parameter Farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model yang
berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau metabolitnya dalam darah, urin, atau cairan hayati
lainnya. Parameter farmakokinetika berfungsi untuk memperoleh gambaran yang dapat dipergunakan
dalam mengkaji kinetika absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat didalam tubuh.
 Parameter farmakokinetika dibagi menjadi tiga yaitu :
 Parameter Primer
Parameter faramakokinetik primer adalah parameter farmakokinetik yang harganya di pengaruhi oleh
perubahan salah satu atau lebih ubahan fisiologi yang terkait. Yang termasuk parameter ini yaitu :
 Tetapan kecepatan absorbsi (Ka)
Tetapan kecepatan absorbsi menggambarkan kecepatan absorbsi, yaitu masuknya obat ke dalam
sirkulasi sistemik dari absorbsinya (saluran cerna pada pemberian oral, jaringan otot pada pemberian
intramuskular).
 Cl (Klirens)
Klirens adalah volume darah yang dibersihkan dari kandungan obat persatuan waktu.
 Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi adalah volume yang menunjukkan distribusi obat. Vd adalah volume perkiraan
(apparent) obat terlarut dan terdistribusi dalam tubuh. Semakin nilainya semakin luas distribusinya.

 Parameter Sekunder
Parameter faramakokinetika sekunder adalah parameter farmakokinetik yang harganya tergantung pada
harga parameter farmakokinetik primer. Dan yang termasuk yaitu :
 Waktu paro eliminasi (t1/2)
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat di dalam tubuh menjadi
seperdua selama eliminasi (atau selama infus yang Konstan)
 Tetapan kecepatan eliminasi (Kel)
Kecepatan eliminasi adalah fraksi obat yang ada pada suatu waktu yang akan tereliminasi dalam satu
satuan waktu. Tetapan kecepatan eliminasi menunjukkan laju penurunan kadar obat setelah proses
kinetik mencapai keseimbangan.

 Parameter Turunan
 Waktu mencapai kadar puncak ( tmaks )
Nilai ini menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak.
 Kadar puncak (Cp mak)
Kadar puncak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah atau serum atau plasma. Nilai ini
merupakan hasil dari proses absorbsi, distribusi dan eliminasi dengan pengertian bahwa pada saat kadar
mencapai puncak proses-proses tersebut berada dalam keadaan seimbang.
 Luas daerah di bawah kurva kadar obat dalam sirkulasi sistemik vs waktu (AUC)
Nilai ini menggambarkan derajad absorbsi, yakni berapa banyak obat diabsorbsi dari sejumlah dosis
yang diberikan. Area dibawah kurva konsentrasi obat-waktu (AUC) berguna sebagai ukuran dari jumlah
total obat yang utuh tidak berubah yang mencapai sirkulasi sistemik.

d. Model flip flop atau lag time


Fenomena flip-flop terjadi ketika obat dilepaskan dengan kecepatan berkelanjutan, bukan pada
pelepasan segera, seperti formulasi pelepasan berkelanjutan vs formulasi pelepasan segera (tablet, IV).
Dalam kinetika flip-flop, ka (konstanta absorpsi) jauh lebih lambat daripada ke (konstanta eliminasi).
[1] Perbedaan nyata ini menggeser kemiringan log Cp vs kurva waktu di mana sekarang bagian jelas
dari Ke terlihat jauh lebih kecil daripada jika obat diberikan secara intravena atau dengan formulasi
pelepasan segera. Bagian dari kurva ke bawah menjadi cerminan dari ka aktual sedangkan bagian ke
atas dari kurva adalah representasi aktual dari ke. Bagian "flip-flop" dari kurva tersebut disebut kinetika
flip-flop.
Penerapan flip-flop kinetics sangat penting dalam pengembangan formulasi lepas-lepas dan terkontrol-
lepas pada manufaktur farmasi.

e. Menghitung AUC metode trapezoid


AUC merupakan salah satu parameter untuk menetapkan bioavailabilitas (ketersediaanhayati). Cara
yang paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan metode Trapezoid. Kurva kadar obat
didalam darah vs waktu dijadikan beberapa trapezium, kemudian setiap luas trapezium tersebut dihitung
kemudian dijumlahkan.
Soal model 1 kompartemen pemberian ekstravaskuler model flip flop

Waktu/t Kadar Obat dalam


(jam) darah/Cp (ug/ml)

0 0
0,5 0
0,75 1,9
1,0 3,4
1,5 12,0
2,0 38,2
2,5 50,1
3,0 44,9
4,0 33,2
6,0 18,0
8 9,5
10 5,0
12 2,62

Pertanyaan:
1. Berapa tetapan kecepatan absorbsi dan eliminasi?
2. Bagaimana persamaannya menggunakan metode residual?

JAWAB :
Waktu/t Kadar Ln Cp Kadar C res Ln C res
(jam) Obat Ekstrapolasi
dalam
Darah/Cp
(ug/ml)
0 0 0 117,566 117,566 4,766
0,5 0 0 100,433 100,433 4,609
0,75 1,9 0,641 92,828 90,928 4,510
1,0 3,4 1,223 85,798 82,398 4,411
1,5 12,0 2,484 73,295 61,295 4,115
2,0 38,2 3,642 62,614 24,414 3,195
2,5 50,1 3,914 53,490 3,39 1,220
3,0 44,9 3,804 (Eliminasi) (Absorbsi)
4,0 33,2 3,502 a = 4,767 a = 4,773
6,0 18,0 2,890 b = - 0,315 b = - 0,353
8 9,5 2,251 r = - 0,999 r = - 0,997
10 5,0 1,609 Ct=177,566 . e-0,315t Ct=118,273 . e-0,353t
12 2,62 0,963 y = 4,767-0,315x y = 4,773-0,353x
1. Tetatapan kecepatan absorbsi dan eliminasi :
a. Fase absorbsi
 Regresi fase absorbsi ( t vs Ln C res )
a = 4,773
b = - 0,353
r = - 0,997
 Tetapan kecepatan absorbsinya yaitu :
Ct = A . e-αt
Ct =118,273 . e-0,353t
b. Fase eliminasi
 Regresi fase eliminasi ( t vs Ln C p )
a = 4,767
b = - 0,315
r = - 0,999
 Tetapan kecepatan eliminasinya yaitu :
Ct = B . e-βt
Ct = 177,566 . e-0,315t

2. Persamaannya menggunakan metode residual :


a. Absorbsi :
y = a + bx
y = 4,773 - 0,353x
b. Eliminasi
y = a + bx
y = 4,677- 0,315x

CATATAN :
1. Untuk Ln Cp diperoleh dari Ln kadar obat dalam darah :
a. 0 h. 3,804
b. 0 i. 3,502
c. 0,641 j. 2,890
d. 1,223 k. 2,251
e. 2,484 l. 1,609
f. 3,642 m. 0,963
g. 3,914
2. Untuk kadar ekstrapolasi diperoleh dari tetapan kecepatan elimiasi yaitu Ct = 177,566 . e-0,315t :
 t=0
Ct = 177,566 . e-0,315 (0)
= 177,566
 t = 0,5
Ct = 177,566 . e-0,315 (0,5)
= 117,566. e-0,1575
=
100,433
 t = 0,75
Ct = 177,566 . e-0,315 (0,75)
= 117,566. e-0,23625
= 92,828
 t = 1,0
Ct = 177,566 . e-0,315 (1,0)
= 117,566. e-0,315
= 85,798
 t = 1,5
Ct = 177,566 . e-0,315 (1,5)
= 117,566. e-0,4725
= 73,295
 t = 2,0
Ct = 177,566 . e-0,315 (2,0)
= 117,566. e-0,63
= 62,614
 t = 2,5
Ct = 177,566 . e-0,315 (2,5)
= 117,566. e-0,7875
= 53,490
3. C res diperoleh dari kadar ekstrapolasi – kadar obat :
a. 117,566
b. 100,433
c. 90,928
d. 82,398
e. 61,295
f. 24,414
g. 3,39

4. Ln C res diperoleh dari Ln hasil dari kadar ekstrapolasi – kadar obat :


a. 4,766
b. 4,609
c. 4,510
d. 4,411
e. 4,115
f. 3,195
g. 1,220

Anda mungkin juga menyukai