B. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati ciri-ciri organoleptis dari masing-masing simplisia cacahan 2. Untuk mengamati apakah ada pemalsuan simplisia dan ketidakmurnian simplisia 3. Untuk mengamati kualitas simplisia 4. Untuk menganalisis apakah semua simplisia yang ada pada sediaan tersebut sesuai untuk digunakan sebagai anti asam urat 5. Untuk menganalisis cara pemakaiannya 6. Untuk memberikan suatu saran perbaikan untuk sediaan herbal tersebut C. Dasar Teori Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh dan mengakibatkan penurunan yang signifikan terhadap kesehatan. Parameter yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah indeks massa tubuh BMI (Body Mass Index) yang dihitung berdasarkan ratio berat badan seseorang dalam kilogram dengan diukur terhadap tinggi badan dalam satuan meter kuadrat. Apabila nilai BMI lebih dari 30, dapat dikategorikan obesitas (Hinchliffe et al.,2004). Salah satu penyebab terjadinya obesitas yaitu energi yang masuk (jumlah kalori yang dikonsumsi) lebih besar dari pada energi yang keluar sehingga terjadi ketidakseimbangan. Selain itu faktor genetik, lingkungan, pola hidup juga menyebabkan terjadinya obesitas. Orang yang terkena obesitas beresiko pula terkena gangguan penyakit yang lain yaitu: hipertensi (tekanan darah tinggi), osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi), dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi), diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, stroke, kandung empedu, dan masalah pernapasan, serta beberapa kanker (endometrium, payudara dan usus) (Lipton Institute of Tea, 2007). Cara untuk menanggulangi obesitas adalah dengan mengurangi jumlah kalori yang masukatau mengkonsumsi obat anti obesitas. Mekanisme obat antiobesitas adalah menghambat kerja lipase usus, penurunan penyerapan lemak, meningkatkan ekskresi lemak, meningkatkan protein uncoupling, meningkatkan termogenesis, dan menekan nafsu makan (Lipton Institute of Tea, 2007). Mekanisme tersebut terdapat pada obat antiobesitas sintetik maupun herbal, akan tetapi obat sintetik memiliki banyak efek samping dibandingkan dengan obat herbal. Obat herbal mempunyai efek samping yang lebih sedikit dari obat sintetik, selama penggunaan, dosis, komposisi sesuai dengan aturan yang benar dan disertai uji klinis yang menyatakan keamannya (Katno, 2008). Salah satu tanamannya adalah daun senna (Cassia angustifolioa), biji pala (Myristica fragrans), biji jinten hitam pahit (Nigella sativa L.), akar manis (Glycyrrhiza glabra L.), daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), dan kencur (Kaempferia galanga). D. Bahan : 1. Daun Jati Cina (Cassia angustifolia) 2. Biji Pala (Myristica fragrans) 3. Biji Jinten Hitam Pahit (Nigella sativa L.) 4. Akar Manis (Glycyrrhiza glabra L.) 5. Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) 6. Kencur (Kaempferia galangal) E. Langkah Kerja : 1. Amati ciri-ciri organoleptis dari masing-masing simplisia cacahan. 2. Amati apakah ada pemalsuan simplisia dan ketidakmurnian simplisia. 3. Amati kualitas simplisia. 4. Analisis apakah semua simplisia yang ada pada sediaan tersebut sesuai untuk digunakan sebagai anti asam urat. 5. Analisis cara pemakaiannya. 6. Berilah saran perbaikan untuk sediaan herbal tersebut. F. Pembahasan Pada praktikum kali ini, kelompok kami menganalisis sediaan herbal untuk pengobatan anti obesitas. Yang pertama adalah daun jati cina (Cassia angustifolia), daun jati cina berasal dari keluarga fabaceae yang mempunyai cirri khas yaitu tidak berbau, tidak berasa, dan berwarna hijau kekuningan. Aktivitas farmakologi daun jati cina selain anti obesitas adalah sebagai antifungi, antibakteri, konstipasi, demam, edema, penyakit kulit, dan laksatif. Penelitian yang mendasar bahwa daun jati cina dapat dikatakan sebagai anti obesitas adalah Penelitian tentang aktivitas antiobesitas dan studi mekanismenya dari kombinasi daun sambung nyawa dan daun jati cina belum pernah dilakukan. Penelitian ilmiah yang pernah dilakukan adalah bahwa fraksi air dari ekstrak etanolik daun sambung nyawa memiliki aktivitas sebagai antihiperlipidemia dengan menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida dan kadar kolesterol LDL (Low Density Cholesterol) darah tikus yang diinduksi diet lemak tinggi pada penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012). Sedangkan penelitian pada daun jati cina yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2011) menunjukkan daun jati cina memiliki aktivitas laksatif pada penggunaannya dengan kombinasi dari senyawa antrakinon yang terpurifikasi dan senyawa musilago. Penelitian kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina terhadap obesitas yang mempengaruhi nafsu makan dalam pengendalian dan penurunan bobot badan pada jurnal yang ada belum pernah dilakukan, sehingga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina dapat digunakan untuk pengobatan pada obesitas. Yang kedua adalah biji pala (Myristica fragrans), biji pala berasal dari keluarga myristicaceae yang mempunyai ciri khas yaitu baunya khas aromatic, rasanya pedas dan agak pahit, dan warnanya jingga kecoklatan. Aktivitas farmakologi dari biji pala adalah karminatif (peluruh angin), stomakik, stimulan, spasmolitik, dan anti mual. Penelitian yang mendasar bahwa biji pala masih belum dikatakan sebagai anti obesitas adalah Pala merupakan tanaman rempah-rempah asli yang mengandung minyak atsiri. Penelitian bertujuan memisahkan myristicin dari minyak atsiri pala. Inhalasi minyak atsiri pala . F5 dan a-pinena selama 30 hari menunjukkan % peningkatan bobot badan tikus yang rendah dibandingkan dengan tikus kelompok control positif meskipun tidak berbeda signifikan. Kelompok tikus dengan inhalasi minyak atsiri pala dan F5 memperlihatkan respons meningkatkan bobot badan rendah, berturut 9, 18 dan 9,45% (b/b). Namun, minyak atsiri pala dan F5 belum berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi. Yang ketiga adalah biji jinten hitam pahit (Nigella sativa L.), biji jinten hitam pahit berasal dari keluarga ranunculaceae yang mempunyai ciri khas yaitu bau yang khas aromatik, rasanya pahit dan warnanya hitam. Aktivitas farmakologi dari biji jinten hitam pahit adalah sebagai antibakteri, antioksidan, antihistamin, antiinflamasi, antidiabetik, antipiretik, analgesic, antineoplastik, dan antikolesterol. Penelitian yang mendasar dari biji jinten hitam pahit yang berkhasiat sebagai antikolesterol adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji ANOVA diperoleh p < 0,05. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak biji jinten hitam Indonesia terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL serum tikus. Dosis pemberian ekstrak biji jinten hitam Indonesia yang paling efektif untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar kolesterol LDL adalah pada dosis 48 mg/kg BB dengan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar kolesterol HDL. Dosis 72 mg/kg BB cukup efektif untuk menaikkan kadar kolesterol HDL, tetapi tidak lebih baik untuk menurunkan kadar kolesterol LDL disbanding dosis 24 mg/kg BB. Yang keempat adalah akar manis (Glycyrrhiza glabra L.), akar manis berasal dari keluarga fabaceae yang mempunyai ciri khas yaitu berbau khas, rasanya manis dan warnanya kecoklatan. Aktivitas farmakologi dari akar manis adalah meningkatkan aktivitas kreatinin kinase, pencahar dan antitusif. Penelitian yang berhubungan dengan anti obesitas adalah Glycyrrhiza glabra sesuai untuk obat pelangsing, karena Glycyrrhiza glabra memiliki khasiat sebagai pencahar dan juga bias digunakan untuk obat batuk, karena zat liquorice yang terbukti efisien dalam mengobati sakit tenggorokan. Yang kelima adalah daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), daun jati belanda berasal dari sterculiaceae yang mempunyai ciri khas yaitu bau aromatik lemah, rasanya agak pahit, dan warnanya hijau. Akivitas farmakologi dari daun jati belanda yaitu sebagai pelangsing, antikolesterol, penyakit jantung, dan diare. Penelitian yang mendasar bahwa daun jati belanda dapat dikatakan sebagai pelangsing adalah Penelitian Silitonga (2008) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda mempunyai daya inhibisi yang paling tinggi terhadap aktivitas enzim lipase pankreas manusia, dengan demikian akan menghambat proses kegemukan. Senyawa yang paling banyak terkandung dalam ekstrak yaitu tanin dan flavonoid, sedangkan senyawa yang lain yaitu saponin dan steroid. Yang keenam adalah kencur (Kaempferia galangal), kencur berasal dari keluarga zingiberaceae yang mempunyai ciri khas yaitu baunya khas aromatik, rasanya agak pedas, dan warnanya kuning kecoklatan. Aktivitas farmakologi dari kencur yaitu sebagai analgesik, estrogenik, antimikroba, antioksidan, mencegah osteoporosis, dan antikolesterol. Penelitian yang mendasar bahwa kencur dapat dikatakan sebagai antikolesterol adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan estradiol 2g/kg BB dan ekstrak etanol rimpang kencur (500 dan 1.000) mg/kg BB selama 30 hari mampu menurunkan secara signifikan kadar kolesterol total dan LDL serum darah tikus terovariektomi, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida dan HDL tikus. Hal ini membuktikan bahwa reseptor esterogen hanya memainkan peranan penting dalam pengaturan kadar kolesterol total dan LDL dalam tubuh tikus. Kualitas simplisia pada sediaan herbal seperti Daun Jati Cina (Cassia angustifolia), Biji Pala (Myristica fragrans), Biji Jinten Hitam Pahit (Nigella sativa L.), Akar Manis (Glycyrrhiza glabra L.), Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kencur (Kaempferia galangal) kondisinya utuh dan tidak berjamur. G. Kesimpulan Pada analisis sediaan herbal harus dapat mengetahui ciri-ciri organoleptis dari masing- masing simplisia cacahan misalnya seperti bentuknya, baunya, rasanya serta warnanya. Dari sediaan herbal yang kelompok kami dapatkan tidak ada pemalsuan simplisia ataupun ketidakmurnian simplisia. Kualtias simplisia herbal yang kami dapatkan adalah simplisianya ada yang utuh ada yang sudah rontok atau tepotong menjadi kecil-kecil, kemudian tidak berjamur. Pada sediaan herbal yang kami dapatkan sesuai untuk digunakan sebagai anti obesitas / pelangsing. Sedangkan untuk cara pemakaiannya adalah semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 1 L air sampai matang, L minum hangat 2-3 x sehari 1 gelas (200 cc) + jeruk pecel buah. Sisanya direbus lagi dengan cara yang sama, 1 ramuan ini untuk 2 hari. Untuk saran pada jamu herbal sebaiknya penyimpanan simplisianya harus benar karena jika tidak disimpan pada tempat yang benar menyebabkan simplisia menjadi bulukan karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga. H. Daftar Pustaka Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medica : Palembang Ainuzakki Vikki. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% biji jinten hitam atau (Nigella sativa L.) Indonesia terhadap kadar LDL C dan HDL C serum tikus (Rattus norvegicus) model diabetes mellitus tipe 2. (http://Etheses.uin.malang.ac.id) (diakses pada tanggal 17-4-2017) Bowes, H., Jones, G., Thompson, J., Alazzam, M., Wood, H., Hinchliff, S. et al. 2014. Understanding the impact of the treatment pathways upon the healthrelated quality of life of women with newly diagnosed endometrial cancer A qualitative study, European Journal of Oncology Nursing, Vol. 18. Dalimartha Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor : Trobus. Dami. Monica. 2014. Glycyrrhiza glabra (Liquonce) a poteni medicinal herb. Internasional journal of herba medicine. Depkes RI. 1979. Materia Medika Indoensia. Jilid III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gruenwaid, J, dkk. 2007. Pdr for herbal medicines. 4. Hed. New jersey : Thamcon Health Care. Handayani, Sri. Dkk. 2015. Potensi rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai pencegah osteoporosis dan penyusun kolesterol melalui studi in vivo dan in silico (http://download porial.garuda.org) diakses pada tanggal 15 April 2015 Katno. 2008. Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektifitas Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Karanganyar. Lipton Institute of Tea. 2007, Green tea catechins and body shape, Lipton Institute of Tea Mardiyaningsih, A., 2011, Purifikasi Antrakinon dan Musilago Ekstrak Daun senna (Cassia angustifolia L.) serta Uji Efek Kombinasinya Pada Aktivitas Laksatif, Tesis, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Munim, Abdul, dan Endang Hanani. 2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta : Dian Rakyat. Silitonga RF. 2008. Daya inhibisi ekstrak daun jati belanda dan bangle terhadap ativitas lipase pankreas sebagai antiobesitas [skripsi]. Jurusan Kimia. FMIPA. Bogor: IPB. Utami. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : Agromedia Pustaka Yanti, Mely Silalahi Sinabariba. 2013. Fraksinasi Miristisin dari minyak atsiri pala atau (Myristica fragrans Hounth) sebagai pelangsing aromaterapi secara in vivo.