Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan permasalahan yang banyak terjadi di banyak

negara berkembang maupun negara maju. Hal ini tidak terlepas sebagian besar

disebabkan pengaruh pola hidup ataupun genetik maupun dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain seperti konsumsi obat-obatan maupun faktor usia. Obesitas

didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh berdasarkan indeks massa tubuh

(IMT) standar yang digunakan oleh World Health Organization (WHO) dan

International Obesity Task Force. Obesitas dianggap sebagai suatu permasalahan

karena dapat memicu timbulnya penyakit metabolic syndrome dan beberapa

penyakit degeneratif lainnya diantaranya seperti antihiperlipidemia dan

aterosklerosis.

Di banyak negara, baik pada negara berkembang maupun negara maju

banyak pria cenderung mengalami obesitas dengan body mass index (BMI) 25-

25,9 kg/m2 dan kaum perempuan mengalami kegemukan hingga obesitas dengan

BMI lebih dari 30 kg/m2. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Nasional

(Riskerdas) prevelansi obesitas terdapat pada laki – laki sebesar 9,16 persen dan

11,02 persen pada wanita dewasa. Bila tren berlanjut, kemungkinan besar 40

persen penduduk Indonesia akan mengalami obesitas pada 2025.

1 1
Kondisi tersebut membuat produsen melihatnya sebagai peluang untuk

memproduksi obat antiobesitas yang banyak ditawarkan kepada masyarakat,

namun pada dasarnya obat antiobesitas termasuk dalam obat keras sehingga dalam

penggunaannya perlu dengan resep dokter. Obat-obat antiobesitas yang beredar

diantaranya adalah yang bekerja di saraf pusat misalnya diethylpropion, dan yang

bekerja lokal di lipase pankreas misalnya orlistat.

Adanya efek samping dari penggunaan obat antiobesitas yang juga

dapat membahayakan pengkonsumsinya membuka peluang untuk

mengembangkan obat - obat dari bahan alam yang merupakan kekayaan Indonesia

dan penggunaanya secara tradisional telah dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Salah satu tanaman yang digunakan untuk membantu mengobati obesitas adalah

daun sambung nyawa dan daun senna yang pada penelitian ini dibuat ekstrak

dalam bentuk kombinasi, tujuan dari dibuatnya dalam bentuk kombinasi terutama

dalam industri farmasi selain untuk membantu efektivitas dari salah satu tanaman

yang terkandung di dalamnya juga agar tidak mudah diduplikasi oleh industri

farmasi lainnya.

Daun sambung nyawa dalam pengobatan tradisional dapat digunakan

sebagai pengobatan untuk antikanker, antikolesterol, antihepatotoksik,

antidiabetes, antiambeien (Hargono et al., 2000) dimana terkandung senyawa

flavonoid, sterol tidak jenuh,triterpen, polifenol dan minyak atsiri (Hariyadi,

1991; Sudarto dan Pramono, 1985; Suganda et al., 1988). Pada penelitian yang

pernah dilakukan flavonoid seperti quersetin dilaporkan memiliki kemampuan

sebagai agen antihiperlipidemia dan mampu mengurangi kejadian aterosklerosis

2
pada hewan uji (Juzwiak et al., 2005) dan mampu menurunkan kadar lipid dalam

darah yang diinduksi streptozotosin (Zhang and Tan, 2000). Streptozotosin

merupakan senyawa yang mampu merusak sel β-pankreas yang menginisiasi

terjadinya diabetes terutama tipe 1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiawan

(2012) fraksi air ekstrak etanolik daun sambung nyawa memiliki aktivitas sebagai

antihiperlipidemia dengan menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida dan

kadar kolesterol LDL (Low Density Cholesterol) darah tikus yang diinduksi diet

lemak tinggi.

Daun jati cina pada masyarakat telah lama digunakan untuk

pengobatan antifungi dan antibakteri, demam, edema, penyakit kulit dan juga

digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan yaitu mengatasi konstipasi.

Kandungan daun jati cina seperti sennosida, aloe-emodin, rhein dan krisofanol

yang merupakan golongan antrakinon dilaporkan memiliki aktivitas laksatif.

Sennosida merupakan glikosida golongan antrakinon yang memiliki aktivitas

paling aktif sebagai laksatif, dimana di dalam tubuh mengalami reaksi hidrolisis

enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus menjadi rheinantron (Sudarsono

dkk., 2002). Selanjutnya rheinantron akan dioksidasi menjadi sennidin A (Newal

et al., 1996). Adanya efek ganda dari pemberian oral glikosida antrakinon pada

tikus dibuktikan oleh Newall et al. (1996), yaitu dapat mempercepat waktu transit

makanan dan meningkatkan sekresi cairan ke dalam usus sehingga mempengaruhi

pola defekasi. Dilaporkan bahwa ekstrak etanol dan air pada dosis 2100 mg/kg

berat badan sudah memperlihatkan efek laksatif pada mencit putih jantan galur

Balb/C pada penelitian Mardiyaningsih (2011).

3
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kombinasi ekstrak

etanol daun sambung nyawa dan daun jati cina sebagai agen antiobesitas.

Parameter yang diukur antara lain meliputi pengukuran penurunan berat badan

serta pengukuran jumlah asupan makan untuk melihat pengaruh nafsu makan pada

pemberian kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina. Parameter

lain yang digunakan adalah menggunakan profil lipid yang digunakan untuk

melihat pengaruh kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina

dalam mengurangi jumlah lipid maupun tidak serta digunakan parameter jumlah

feses untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak daun sambung

nyawa dan daun jati cina dalam peningkatan jumlah pengeluaran feses untuk

mengetahui pengaruhnya pada colon transit time dan gerak peristaltik usus serta

parameter volume urin untuk mengetahui pengaruh pada pengeluaran cairan dari

tubuh pada hewan uji. Tikus dibuat model diet tinggi lemak dan protein dilakukan

dengan pemberian diet kombinasi protein dari telur burung puyuh bagian kuning

telurnya dan lemak dari minyak lemak babi yang diberikan selama 1,5 bulan (45

hari) pada hewan uji.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul

permasalahan berikut :

1. Apakah kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina

dapat memberikan efek sebagai antiobesitas?

4
2. Apakah kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina

dapat menurunkan kadar lipid dalam darah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun sambung nyawa

dan daun jati cina dalam menurunkan bobot tubuh pada tikus yang

diberikan diet tinggi lemak dan protein.

2. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun sambung nyawa

dan daun jati cina dalam menurunkan kadar lipid dalam darah pada

tikus yang diberikan diet tinggi lemak dan protein.

D. Manfaat Penelitian

Untuk peneliti, dapat menambah nilai pengetahuan dan informasi

mengenai permasalahan dan pengembangan dalam mengembangkan obat – obat

berbahan dasar alam.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang aktivitas antiobesitas dan studi mekanismenya dari

kombinasi daun sambung nyawa dan daun jati cina belum pernah dilakukan.

Penelitian ilmiah yang pernah dilakukan adalah bahwa fraksi air dari ekstrak

etanolik daun sambung nyawa memiliki aktivitas sebagai antihiperlipidemia

dengan menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida dan kadar kolesterol LDL

5
(Low Density Cholesterol) darah tikus yang diinduksi diet lemak tinggi pada

penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012). Sedangkan penelitian pada daun

jati cina yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2011) menunjukkan daun jati cina

memiliki aktivitas laksatif pada penggunaannya dengan kombinasi dari senyawa

antrakinon yang terpurifikasi dan senyawa musilago. Penelitian kombinasi ekstrak

daun sambung nyawa dan daun jati cina terhadap obesitas yang mempengaruhi

nafsu makan dalam pengendalian dan penurunan bobot badan pada jurnal yang

ada belum pernah dilakukan, sehingga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina dapat digunakan untuk

pengobatan pada obesitas.

Anda mungkin juga menyukai