Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Data statistik organisasi kesehatan dunia menunjukkan jumlah

penderita diabetes melitus di dunia sekitar 194 juta dan diprediksikan akan

mencapai 333 juta jiwa tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut terjadi di

negara berkembang terutama di Indonesia. Di Asia Tenggara terdapat 46 juta jiwa

dan diprediksikan meningkat hingga 119 juta jiwa (WHO, 2015). Peningkatan

kasus diabetes melitus yang tinggi banyak terjadi pada kalangan masyarakat

dengan perubahan pola konsumsi tinggi lemak dan mempunyai perilaku aktifitas

fisik yang kurang, sehingga meningkatnya kasus overweight dan obesitas (Sari

dkk, 2017).

Penyakit diabetes jika tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi

seperti gagal ginjal, retinopati diabetik, ulkus diabetes melitus serta hipertensi

yang berbahaya bagi tubuh (Sari dkk, 2017). Untuk mengurangi berbagai

komplikasi akibat penyakit diabetes, maka dilakukan berbagai upaya diantaranya

dengan beralih ke pola hidup sehat, olahraga secara teratur, menghindari makanan

yang banyak mengandung gula dan lemak, serta adanya upaya mengkonsumsi

obat sintetis. Namun, tingginya kebiasaan untuk mengkonsumsi obat sintetis,

menyebabkan timbulnya masalah lain dalam kesehatan tubuh, yang dikarenakan

oleh efek samping yang timbul dari obat sintetis yang dikonsumsi. Untuk

1
menghindari masalah yang timbul, maka dapat memanfaatkan obat-obatan herbal

sebagai alternatif pengobatan. Salah satu tanaman obat yang berkhasiat

antihiperglikemia adalah Sesbania grandiflora (Karim dkk, 2015). Sesbania

grandiflora banyak ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias dan juga

sayuran. Menurut Asmara, (2017) bunga turi merah juga dimanfaatkan

masyarakat pedesaan untuk pengobatan kencing manis atau diabetes.

Beberapa penelitian secara khusus menguji kandungan senyawa polifenol

dan flavonoid dalam bunga turi dan potensi bioaktivitasnya. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Kalpana dkk, (2012) didapatkan hasil bahwa ekstraksi bunga

turi (Sesbania grandiflora) dengan aseton 70% melaporkan kandungan polifenol

total sebanyak 49,1±0,96 mcg/mg dan kandungan flavonoid sebanyak 12,86±0,72

mcg/mg. Penelitian ini juga melaporkan bahwa ekstraknya memiliki potensi

antimikrobial yang tinggi terhadap bakteri-bakteri penyebab infeksi. Penelitian

Sangeetha dkk, (2014) menunjukkan bahwa ekstrak daun turi mengandung

senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antihiperglikemia dan juga sebagai

antioksidan yang berperan dalam penurunan kadar glukosa darah. Penelitian

Kumar dkk, (2015) menunjukkan hasil bahwa senyawa flavonoid yang

terkandung dalam ekstrak bunga turi merah dapat menurunkan kadar glukosa

darah tikus diabetes yang diinduksi alloxan.

Penelitian di atas mendukung pernyataan bahwa bunga turi merah

(Sesbania grandiflora) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai

antihiperglikemia. Namun penelitian ekstrak etanol bunga turi merah terhadap

mencit hiperglikemia yang diinduksi larutan glukosa belum dilakukan. Oleh

2
karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Uji Efektivitas

Ekstrak Etanol Bunga Turi Merah (Sesbania grandiflora) Sebagai

Antihiperglikemia Terhadap Mencit (Mus musculus)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini

adalah apakah ekstrak etanol bunga turi merah dapat menurunkan kadar glukosa

darah mencit hiperglikemia ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar glukosa darah

mencit hiperglikemia yang diberi perlakuan ekstrak etanol bunga turi merah.

D. Manfaat Penelitian

Menambah informasi untuk masyarakat berkaitan dengan pengobatan

tradisional diabetes dengan memanfaatkan ekstrak etanol bunga turi merah

sebagai antihiperglikemia.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Turi

Menurut Nista dkk, (2010) klasifikasi ilmiah tanaman turi merah

(Sesbania grandiflora L.) adalah :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnolipita

Class : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Sesbania

Spesies : Sesbania grandiflora (L).

Turi merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di Indonesia.

Tanaman ini banyak ditanam di kebun pekarangan, di pinggir jalan, serta di

pematang sawah, dan tegalan sebagai tanaman pembatas kepemilikan lahan

(Bhoumik dkk, 2016).

Tinggi pohon turi bisa mencapai 15 m dengan tangkai daun sepanjang 30

cm dan jumlahnya sebanyak 20-50 buah pertangkai. Batang tanaman turi sedikit

bercabang dengan tinggi sekitar 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. Kulit luar

batangnya berwarna abu-abu kehitaman, kasar, terdapat retakan vertikal yang

panjang selebar 1-2 cm. Daunnya majemuk menyirip sepanjang 30 cm dengan

jumlah anak daun genap (berpasangan) sekitar 20-50 anak daun per tangkai.

4
Bentuk daun lonjong atau oval. Bunga berbentuk tandan, tumbuh ketiak daun.

Berdasarkan varietasnya, bunga turi dibagi menjadi 2 macam, yaitu berwarna

merah dan berwarna putih (Nista dkk, 2010).

Bunga turi merah (Sesbania grandiflora) merupakan salah satu tanaman

herbal yang dapat digunakan sebagai antihiperglikemia. Salah satu kandungan

senyawa bunga turi merah yang diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah

adalah flavonoid. Terkait mekanisme penyembuhan penyakit diabetes, flavonoid

berperan secara signifikan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan mampu

meregenerasi sel-sel β pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin dapat

diatasi (Abdelmoaty dkk, 2010).

Kandungan kimia dari tanaman turi diantaranya arginin, sistin, histidin,

isolusin, phenylalanin, triptophan, valin, threonin, alanin, aspargin, asam aspartic,

saponin, asam oleat, galaktosa, rhamnose, asam glucuronic, flavonoid, dan

kaempfrol (Bhoumik dkk, 2016).

B. Metode Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat

yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian

tanaman obat tersebut. Metode ekstraksi yang sering digunakan yaitu maserasi,

perkolasi, dan sokletasi. Pada penelitian ini metode yang dipilih yaitu maserasi.

Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang

dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya terpotong-terpotong atau

berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya

rendaman tersebut disimpan terlindung cahaya langsung (mencegah reaksi yang

5
dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok berulang-ulang (kira-kira 3

kali sehari). Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope

mencantumkan 4-10 hari. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak

memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan

simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang

diperoleh (Voight, 1995).

C. Antihiperglikemia

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolik yang

dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja

insulin maupun keduanya. Secara etiologi DM dapat dibagi menjadi DM tipe 1,

DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan DM tipe lain. Pada penelitian ini

didasarkan pada DM tipe 2. DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu

dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada

diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer

(insulin resistance) dan disfungsi sel β. Akibatnya, pankreas tidak mampu

memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistance

(WHO, 2006).

Antihiperglikemik merupakan suatu aktivitas yang diberikan oleh senyawa

tertentu yang dapat mengobati penyakit diabetes (Nugraha dan Hasanah, 2018).

Kumar dkk, (2015) melaporkan bahwa senyawa golongan flavonoid dalam

ekstrak alkohol 70 % bunga Sesbania grandiflora diduga menurunkan kadar gula

6
darah mencit diabetes yang diinduksi dengan Alloxan. Analisis fitokimia pada

ekstrak bunga turi merah menyatakan keberadaan tanin, saponin, dan flavonoid.

Flavonoid dan tanin diisolasi dari tanaman obat antidiabetes yang lain, telah

ditemukan untuk merangsang sekresi atau memiliki efek seperti insulin (Marles

dan Farnsworth, 1995). Penelitian mengenai senyawa fitokimia pada Moringa

oleifera menunjukkan bahwa senyawa bioflavonoid yang terkandung dalam

Moringa oleifera juga berperan dalam stimulasi uptake glukosa di jaringan perifer

sehingga mampu menurunkan glukosa dalam darah (Gupta dkk, 2011).

D. Hipotesis

Ekstrak etanol bunga turi merah (Sesbania grandiflora) memiliki efek

antihiperglikemia terhadap hewan uji.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan desain penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap dapat

didefinisikan sebagai rancangan dengan beberapa perlakuan yang disusun secara

random untuk seluruh unit percobaan. Desain ini digunakan karena percobaan

dilakukan di laboratorium dan kondisi lingkungan dapat dikontrol (Nazir, 2003).

Penelitian akan dilakukan di laboratorium Biologi, Fakultas MIPA, Universitas

Katolik Widya Mandala Madiun, pada bulan Februari 2020. Untuk pembuatan

ekstrak etanol bunga turi merah dilakukan di laboratorium Farmakognosi

Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah subyek dengan kriteria tertentu yang digunakan dalam

penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini berupa mencit (Mus

musculus) galur Swiss, jenis kelamin jantan, usia 3 bulan, berat badan 20-35

gram, kondisi sehat, dan belum pernah digunakan untuk penelitian. Mencit

diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT),

Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan

sampel mencit sejumlah 25 ekor. Mencit yang sudah diaklimatisasi, selanjutnya

dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor

sebagai ulangan.

8
Adapun pengelompokan mencit sebagai berikut:

Kelompok I : kontrol negatif, diberi Na-CMC

Kelompok II : kontrol positif diberi glibenklamid, dengan dosis 0,65 mg/kgBB

Kelompok III : diberi ekstrak etanol bunga turi merah dengan dosis 350 mg/kgBB

Kelompok IV : diberi ekstrak etanol bunga turi merah dengan dosis 700 mg/kgBB

Kelompok V : diberi ekstrak etanol bunga turi merah dengan dosis 1400

mg/kgBB

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah yaitu dosis ekstrak etanol

bunga turi merah, glibenklamid dan larutan glukosa.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kadar glukosa darah mencit.

2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel penelitian disajikan dalam Tabel 1 di bawah

ini :

9
Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Ekstrak Ekstrak etanol bunga Perhitungan Larutan Nominal
Etanol Bunga turi merah dibuat manual dengan dosis,
Turi Merah dengan cara volume
maserasi. Ekstrak tertentu
etanol bunga turi
merah konsentrasi
350 mg/kgBB, 700
mg/kgBB, dan 1400
mg/kgBB
Kadar Kadar glukosa darah Glukometer Kadar Rasio
Glukosa mencit diukur glukosa
Darah Mencit dengan memotong darah mencit
ekor mencit dan dengan
diambil darahnya satuan mg/dl

D. Instrumen Penelitian

1. Alat penelitian

Peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini

antara lain kandang mencit untuk pemeliharaan mencit, jarum kanul untuk

pemberian ekstrak etanol bunga turi merah pada mencit, jarum injeksi

untuk pemberian larutan glukosa, Glukometer untuk mengukur kadar

glukosa mencit, timbangan digital untuk menimbang simplisia bunga turi

merah, botol kaca sebagai wadah menyimpan ekstrak etanol bunga turi

merah.

2. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain mencit

sebagai hewan uji, pelet sebagai pakan harian mencit, ekstrak etanol bunga

turi merah sebagai bahan perlakuan. Bunga turi merah diperoleh dari Ds.

10
Kincang Wetan Kec. Jiwan Kab.Madiun dan dibuat ekstrak dengan cara

maserasi. Glibenklamid tablet untuk perlakuan, larutan glukosa untuk

penginduksi diabetes.

E. Prosedur Penelitian

1. Penetapan Dosis Ekstrak Etanol Bunga Turi Merah (Sesbania

grandiflora)

Dosis ekstrak bunga turi merah yang diujikan pada tikus menurut

penelitian Kumar dkk, (2015) adalah 250 dan 500 mg/kg. Dosis tersebut

dikonversikan ke berat badan mencit (diambil BB rata-rata 20 gram).

a. Untuk ekstrak bunga turi merah 250 mg/kg

Dosis tikus : 250 mg/kg = 250 mg/1000g = 50 mg/200 g

Dosis mencit (20 g) : 50 mg/200 g x 0,14 = 7 mg/mencit 20 g

Dosis mencit (Kg/BB) : 7 mg x 1000/20 = 350 mg/kgBB

Dosis pemakaian pada mencit adalah = 7/350 x 10 ml = 0,2 ml

b. Untuk ekstrak bunga turi merah 500 mg/kg

Dosis tikus : 500 mg/kg = 500 mg/1000g =100 mg/200g

Dosis mencit (20 g) : 100 mg/200 g x 0,14 = 14 mg/mencit 20 g

Dosis mencit (Kg/BB) : 14 mg x 1000/20 = 700 mg/kgBB

Dosis pemakaian pada mencit adalah = 14/700 x 10 ml = 0,2 ml

c. Untuk ekstrak bunga turi merah 1000 mg/kg

Dosis tikus : 1000 mg/kg = 1000 mg/1000g = 200

mg/200g

Dosis mencit (20 g) : 200 mg/200 g x 0,14 = 28 mg/mencit 20 g

11
Dosis mencit (Kg/BB) : 28 mg x 1000/20 = 1400 mg/kgBB

Dosis pemakaian pada mencit adalah = 28/1400 x 10 ml = 0,2 ml

2. Penetapan Dosis Glibenklamid 5 mg

Dosis manusia : 5 mg/70 kgBB

Dosis mencit (20 g) : 5 mg x 0,0026 = 0,013 mg

Dosis mencit (kg/BB) : 0,013 mg x 1000/20 = 0,65 mg/kgBB

Dosis pemakaian pada mencit adalah = 0,013/0,65 x 10 ml = 0,2 ml

3. Induksi Diabetes

Untuk membuat mencit menjadi diabetes, pada penelitian ini

menggunakan larutan glukosa 10%. Mencit diinduksi larutan glukosa

secara oral dengan dosis 0,2 ml. Menurut Santika (2012), kadar glukosa

darah mencit hiperglikemik yaitu ≥ 200 mg/dl.

4. Perlakuan Hewan Uji

Hewan uji (mencit) yang telah diaklimatisasi, kemudian diukur kadar

glukosa darah (T awal) dan selanjutnya diinduksi dengan larutan glukosa.

Hewan uji yang mengalami diabetes, dikelompokkan sebagai berikut:

Kelompok I : kontrol negatif, diberi Na-CMC

Kelompok II : kontrol positif diberi glibenklamid, dengan dosis

0,65 mg/kgBB

Kelompok III : diberi ekstrak etanol bunga turi merah dengan dosis

350 mg/kgBB

Kelompok IV : diberi ekstrak etanol bunga turi merah dengan dosis

700 mg/kgBB

12
Kelompok V : diberi ekstrak etanol bunga turi merah dengan dosis

1400 mg/kgBB

Perlakuan hewan uji dengan menggunakan glibenklamid dan ekstrak

etanol bunga turi merah dilakukan 30 menit setelah induksi diabetes.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dengan cara observasi langsung dengan pemeriksaan

laboratorium. Data yang akan dianalisis berupa kadar glukosa darah mencit.

Kadar glukosa darah mencit diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Mencit

diukur kadar glukosa darahnya setiap 30 menit selama 2 jam. Data yang diperoleh

ditabulasikan ke dalam tabel, kemudian diolah secara statistik menggunakan

ANOVA (Analysis of Variance). Untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan

dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan uji Duncan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdelmoaty, M.A., Ibrahim, M.A., Ahmed, N.S., and Abdelaziz, M.A. 2010.
Confirmatory Studies on the Antioxidant and Antidiabetic Effect of
Quercetin in Rats. Indian Journal of Clinical Biochemistry 25 (2) : 182-
192.
Asmara, A.P. 2017. Uji Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Dalam Ekstrak
Metanol Bunga Turi Merah (Sesbania grandiflora L. Pers). Al-Kimia 5
(1) : 48–59.
Bhoumik, D., Berhe, A.H., Mallik, A. 2016. Evaluation of Gastric Anti-ulcer
Potency of Ethanolic Extract of Sesbania grandiflora Linn Leaves in
Experimental Animals. Am. J. Phytomedicine Clin 4 (6) : 174-182.
Gupta, R., Sharma, A.K., Dobhal, M.P., Sharma, M.C. 2011. Antidiabetic and
antioxidant potential of β‐sitosterol in streptozotocin‐induced
experimental hyperglycemia. Journal of diabetes 3 (1) : 29-37.
Kalpana, V.W., Vijai, D.W., Yogyata, N.T. 2012. Phytochemical Pharmacology
and Phytopharmaceutics aspect of Sesbania grandiflora. Journal of
Pharmacy Research 2 (5) : 889-892.

Karim, M.A., Widysusanti, A., dan Mohammad, A.M. 2015. Efek Ekstrak Etanol
Daun Turi (Sesbania grandiflora L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah dan Peningkatan Sensitivitas Insulin Pada Mencit Jantan (Mus
musculus). Journal of Chemical Information and Modeling 53 (9) : 1689-
1699.
Kumar, R., Janadri, S., Kumar, S., Dhanajaya, D.R., dan Swamy, S. 2015.
Evaluation of Antidiabetic Activity of Alcoholice of Sesbania
grandiflora Flower in Alloxan Induced Diabetic Rats. Asian Journal of
Pharmacy and Pharmacology 1 (1) : 21-26.
Marles, J.R., and Farnsworth. 1995. Antidiabetic Plants And Their Active
Constituents. Phytomedicine 2 (2) : 137- 189.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Salemba Empat : Jakarta.
Nista, D., Natalia, H., dan Hindrawati, S. 2010. Keunggulan Turi Sebagai Pakan
Ternak. BPTU Sembawa : Palembang.
Nugraha, M.R., dan Hasanah, A.N. 2018. Metode Pengujian Aktivitas
Antidiabetes. Jurnal Farmaka 16 (3) : 222–230.
Sangeetha, A., Prasath, G.S., Subramanian, S. 2014. Antihyperglicemic and
Antioxidant Potential Of Sesbania grandiflora Leaves Stuied In STZ

14
Induced Experimental Diabetic Rats. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research 5 (6) : 2266-2275.

Santika, N.S. 2012. Ekstrak Akar, Batang, dan Daun Herba Meniran Menurunkan
Kadar Glukosa Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat 8 (1) : 51-59.

Sari, N.N., Agata, A., Hervidea, R. 2017. Hubungan Obesitas Sentral dan Non
Obesitas Sentral Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II. Indonesian
Journal of Nursing Sciences and Practice 14 (2) : 34-40.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta : Bandung.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.

World Health Organisation. 2006. Diabetes mellitus Report of a WHO Study


Group. WHO : Geneva.

World Health Organisation. 2015. Non Communicable Disease Country Profiles


2011 WHO Global Report. WHO : Geneva.

15
LAMPIRAN

16
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Individu

No. Kegiatan Bulan


Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Persiapan
materi
2. Pengumpulan
pustaka
3. Pelaksanaan
penelitian
4. Pengumpulan
data
5. Analisis data
6. Pembuatan
laporan
7. Pengumpulan

17

Anda mungkin juga menyukai