Anda di halaman 1dari 18

A.

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun merupakan salah satu rumah
sakit pemerintah yang didirikan di Kota Madiun. Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Madiun terletak di Jalan Campursari no. 12B Kota Madiun yang melayani
dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah Madun dan
sekitarnya. RSUD Sogaten Kota Madiun memiliki satu IFRS (Instalasi Farmasi
Rumah Sakit) yang ruangannya dibagi menjadi dua yaitu sebuah apotek Rawat
Jalan dan sebuah Apotek Rawat Inap.

Sejalan dengan usaha peningkatan segi pelayanan kesehatan terhadap


masyarakat dan semakin meningkatnya kunjungan serta komitmen dan
dukungan dari Pemerintah Kota Madiun, pada tahun 2009 RSUD Sogaten Kota
Madiun berubah status menjadi Rumah sakit Kelas C sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor : 245/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 2 April 2009
tentang Penetapan Peningkatan Kelas RSUD Sogaten Kota Madiun menjadi
Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas C.

Rumah Sakit ini memiliki Instalasi Gawat Darurat yang berada di bagian
depan. Rumah sakit ini memiliki 5 ruang rawat inap yaitu Melati, Mawar,
Wijaya kusuma,Anggrek, dan Dahlia dan ruangan VIP dengan nama Paviliun
Cendana.
B. Kepemilikan Rumah Sakit Daerah Kota Madiun
Milik Pemerintah
C. Jenis Pelayanan Dan Unit Penunjang
1. Jenis Pelayanan
a. Klinik Spesialis
1) Klinik Dalam
2) Klinik Bedah
3) Klinik Kebidanan Dan Kandungan
4) Klinik Anak
5) Klinik Jantung Dan Pembuluh Darah
6) Klinik Saraf

1
7) Klinik Mata
8) Klinik Tht
9) Klinik Orthopedi
10) Klinik Kulit Dan Kelamin
11) Klinik Jiwa
12) Klinik Paru
13) Klinik Gigi
14) Klinik Anestesi
15) Klinik Rehabilitasi Medik
b. Instalasi Rawat Inap
1) Ruang VIP
2) Ruang Dewasa
3) Ruang Anak
4) Ruang Bersalin
5) Ruang Nifas
6) Ruang Bayi Baru Lahir
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Hemodialisa
e. Instalasi Care Unit
f. Instalasi Kamar Bedah
2. Unit Penunjang
a. Radiologi
1) General X Ray
2) Pemeriksaan X Ray Dental Intraoral
3) Pemeriksaan Panoramik Dan Cephalometri
4) CT Scan Multi Slices
5) Mammografi
6) Ultrasonografi (Usg)
b. Elektroensefalografi (Eeg)
c. Elektromiografi (Emg)
d. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

2
e. Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi
f. Instalasi Gizi
g. Instalasi Farmasi
h. Instalasi Penyehatan Lingkungan
i. Instalasi Pemeliharaan Alat Medis
j. Instalasi Pemulasaran Jenasah
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

Tugas dan fungsi organisasi di rumah sakit :

1. Direktur
Direktur Rumah Sakit Umum mempunyai tugas pokok yaitu membantu
dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Dalam menyelenggarakan tugas Direktur RSUD mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Perumusan kebijakan Rumah Sakit
b. Penyusunan rencana strategi Rumah Sakit
c. Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan
2. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Mempunyai tugas khusus membantu Direktur Rumah Sakit dalam
bidang tertentu sesuai keahliannya.

3
b. Terdiri dari sejumlah pejabat dalam jenjang Jabatan Fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai keahliannya.
c. Jumlah Pejabat dan jenjang Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
d. Pembinaan terhadap Pejabat Fungsional dilakukaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok yaitu memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan
kantor Rumah Sakit.
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan,
administrasi umum dan kepegawaian serta administrasi keuangan dan
aset Rumah Sakit
b. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan bagian tata usaha.
Dalam Bagian Tata Usaha terbagi menjadi 3 sub bagian yaitu :
1) Sub bagian Umum
Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok yaitu
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh unit
kerja dan melaksanakan penyusunan perencanaan Rumah Sakit.
Serta mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan urusan umum
b) Penyelenggaraan urusan kepegawaian
c) Penyusunan perencanaan Rumah Sakit
2) Sub bagian Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan urusan kepegawaian di Rumah Sakit.
3) Sub bagian Perencanaan dan Rekam Medis

4
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai
tugas pokok yaitu melaksanakan penyusunan perencanaan Rumah
Sakit serta perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi Rekam
Medis Rumah Sakit.
4. Bagian Penunjang
Kepala Bagian Penunjang mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang penunjang.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bagian Penunjang mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan
prasarana
c. Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi
d. Penyusunan program dan kegiatan seksi logistik dan diagnostik
e. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi logistik dan diagnostik.
Dalam Bagian Penunjang terbagi menjadi 2 seksi yaitu :
1) Seksi Penunjang Medis
Kepala Seksi Penunjang Medis mempunyai tugas pokok yaitu
menyiapkan perumusan dan fasilitas perlengkapan/ penunjang medis di
Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Penunjang
Medis mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Penyusunan program dan kegiatan seksi perlengkapan medis
b) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi perlengkapan medis
c) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan seksi.
2) Seksi Penunjang Non Medis
Kepala Seksi Penunjang Non Medis mempunyai tugas pokok yaitu
menyiapkan perumusan dan fasilitas perlengkapan/ penunjang non

5
medis di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi
Penunjang Non Medis mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Penyusunan program dan kegiatan seksi perlengkapan non medis
b) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi perlengkapan non medis
c) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan seksi.
5. Bagian Pelayanan
Kepala Bagian Pelayanan mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bagian Pelayanan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medis
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan
c. Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medis dan non medis.
Dalam Bagian Penunjang terbagi menjadi 2 seksi yaitu :
1) Seksi Pelayanan Medis
Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas pokok yaitu
menyiapkan perumusan dan fasilitas medis di Rumah Sakit. Dalam
menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai
tugas sebagai berikut :
a) Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medis
b) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medis
c) Pembinaan, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan
seksi Pelayanan Medis.
2) Seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas pokok yaitu
menyiapkan perumusan dan fasilitas Pelayanan Keperawatan di
Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi
Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan

6
b) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan
c) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.
6. Bagian Keuangan
Kepala Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok yaitu menyusun
perencanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi anggaran,
perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi. Dalam menyelenggarakan tugas
Kepala bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyusunan keuangan
b. Penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan
c. Penyelenggaraan verifikasi
d. Penyelenggaraan kegiatan akuntansi.
Dalam Bagian Keuangan terbagi menjadi 2 seksi yaitu :
1) Seksi Mobilitas Dana
Kepala seksi Mobilitas Dana mempunyai tugas pokok yaitu
menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
mobilitas dana.
2) Seksi Pembendaharaan
Kepala seksi Pembendaharaan mempunyai tugas pokok yaitu
menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi anggaran
dan kegiatan perbendaharaan.
E. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun
1. Pengertian IFRS

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016


Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah
sakit. Instalasi farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai
penanggung jawab. Dalam melakukan pelayanan kefarmasian di rumah
sakit setiap tenaga kefarmasian wajib mengikuti standar pelayanan

7
kefarmasian. Standar pelayanan kefarmasian adalah tolok ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
2. Tugas dan Fungsi IFRS
Tugas pokok dan fungsi instalasi farmasi menurut Kepmenkes RI No.
1197/MENKES/SK/X/2004 sebagai berikut :
a. Tugas pokok instalasi farmasi
1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
4) Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
5) Melakukan pengawasan berdasarkan aturan – aturan yang
berlaku.
6) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian di bidang
farmasi.
7) Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
8) Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan
dan formularium rumah sakit.
b. Fungsi instalasi farmasi
1) Pengelolaan perbekalan farmasi
2) Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan

8
F. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Kota Madiun

Job Deskripsi

1. Apoteker
a. Memimpin, mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi segala
kegiatan langsung di instalasi farmasi.
b. Bertanggung jawab atas distribusi dan penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika.
c. Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung di
Apotek.
2. Asisten Apoteker ( AA )
a. Melayani resep dari dokter untuk pasien, baik pasien Rawat Inap
maupun pasien Rawat Jalan

9
b. Memberi informasi tentang cara penggunaan obat secara tepat dan
khasiat obat.
c. Mengantarkan obat dan alkes ke dalam ruangan Rawat Inap pasien
dengan sistem UDD.
d. Mengecek stok barang yang akan habis dan memcatatnya dalam
buku Defecta.
e. Membuat laporan pengeluaran obat setiap hari.
3. Bagian Administrasi
a. Melaksanakan semua kegiatan administrasi di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS).
b. Menangani pembukuan resep atau pun pembukuan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
c. Bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
4. Bagian Gudang Farmasi
a. Melakukan pengecekan obat dan alkes yang datang dan di simpan
di gudang farmasi.
b. Memberikan informasi kepada petugas pengadaan dalam
pemesanan obat
c. Mencatat dalam kartu stok barang yang telah di ambil dari
persediaan.
G. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai

1. Pemilihan
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakaiadalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan.
Dalam melaksanakan kegiatan pemilihan yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :

10
a. Direkomendasikan oleh Komite Farmasi dan Terapi Rumah
Sakit berdasarkan : pola penyakit, efektivitas dan keamanan,
pengobatan berbasis bukti, mutu, harga dan ketersediaan di
pasaran.
b. Memprioritaskan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dengan berpedoman :
1) Formularium Nasional
2) E-catalog
3) Formularium Rumah Sakit
4) Daftar obat asuransi swasta
5) Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang telah ditetapkan
c. Pemilihan dilakukan satu tahun sekali sebagai dasar
perencanaan kebutuhan tahun anggaran berikutnya.
2. Perencanaan

Adalah tata cara dan langkah-langkah untuk menentukan jumlah


dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu
dan efisien. Perencanaan kebutuhan dilakukan setahun sekali dengan
metode kombinasi antara metode konsumsi dan epidemologi yang
berpedoman pada: Anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, sisa
persediaan, data pemakaian periode yang lalu, waktu tunggu
pemesanan, dan rencana pengembangan.

3. Pengadaan

Adalah tata cara dan langkah-langkah untuk merealisasikan


kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang telah direncanakan dan disetujui.

11
Rumah sakit menggunakan sistem e-katalog dan perencanaan
bulanan saat mengorder obat ke PBF. E-katalog merupakan sistem
informasi elektronik yang memuat daftar jenis serifikasi harga
barang tertentu dari berbagai penyedia barang atau jasa pemerintah.
Sedangkan E-purcassing yaitu tata cara pembelian barang atau jasa
melalui sistem katalog elektronik.
4. Penerimaan

Adalah tata cara atau langkah langkah kegiatan untuk menjamin


kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan
harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi
fisik yang diterima.

Prosedur penerimaan :

a. Periksa kesesuaian jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan


bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan
surat pesanan.
b. Periksa kesesuaian spesifikasi sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman
dan surat pesanan.
c. Periksa kesesuaian jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan
surat pesanan
d. Periksa tanggal kadaluarsa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
e. Periksa kesesuaian harga sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman
dan surat pesanan
f. Tanda tangani faktur jika sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang diterima sudah sesuai dengan

12
faktur atau surat pengiriman dan surat pesanan oleh Pengurus
Barang Persediaan Medis.
g. Entry faktur pada SIM RS.
h. Catat faktur pada Buku Penerimaan Perbekalan Farmasi.
i. Catat pada kartu barang / steling
5. Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus
dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian.

Penyimpanan Obat di RSUD Kota Madiun bersadarkan :

a. Secara Alfabetis
Penyimpanan yang dilakukan dengan menyusun obat
berdasarkan alfabetz mulai dari A sampai Z.
b. Sesuai dengan bentuk sediaan obat
Penyimpanan dilakukan dengan mengelompokkan obat sesuai
dengan bentuk sediaan misal : bentuk sediaan sirup, tablet,
injeksi.
c. Menerapkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO ( First
Expired First Out )
Penyimpanan dilakukan dengan obat-obat yang pertama masuk
berarti obat tersebut yang pertama keluar dan obat yang hampir
kedaluwarsa dijual terlebih dahulu.
d. Obat-obat Narkotik dan Psikotropik ditempatkan di almari
terpisah, terkunci dan khusus.
Penyimpanan untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan
dilemari khusus dan kunci khusus.

13
6. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/ menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada
unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis,
jumlah, dan ketepatan waktu.
a. Sistem resep perseorangan untuk pasien rawat jalan
Alur :
1) Pasien mendaftar ke loket untuk mendapatkan nomor .
2) Pasien menunggu diruang tunggu.
3) Asisten apoteker mengerjakan resep pasien tersebut secara
tepat dan benar.
4) Kemudian obat diberikan kepada pasien yang disertai
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang cara
pemakaian dan aturan pakai dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh pasien.
5) Obat diterima oleh pasien
b. Sistem resep UDD untuk pasien rawat inap
Alur :
1) Dokter melakukan visite, menulis resep di lembar KPO
2) Asisten Apoteker akan mengambil dan mengumpulkan resep-
resep tersebut dan membawanya ke ruang Apotek untuk
dipersiapkan.
3) Resep dientry ke komputer
4) Obat disiapkan dan diberi etiket UDD
5) Obat dikumpulkan dan diantar ke Ruang Rawat Inap dan
ditata sesuai nama pasien.

14
7. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku bila :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu,
b. Telah kadaluwarsa,
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan
d. Dicabut ijin edarnya
Langkah-langkah pemusnahan obat sebagai berikut :

a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan


Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan
b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
c. Mengkoordinasikan jadwal, metode, dan tempat pemusnahan
kepada pihak terkait
d. Menyiapkan tempat pemusnahan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan yang berlaku
8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah
persediaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan oleh Instalasi Farmasi
bersama Komite Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit untuk
menentukan persediaan efektif dan efisien dengan melakukan
evaluasi persediaan dan stok opname secara periodik sebulan
sekali.
Cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah:
a. Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan
(slow moving)

15
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam
waktu tiga bulan berturut-turut (death stock)
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang terdahulu.
Kegiatan administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan penggunaan obat pada RS yaitu mendata dan
menjumlah pemakaian obat per harinya. Setiap hari obat-obat
dan alkes dilaporkan berupa jumlah obat yang digunakan pada
hari tersebut dengan menggunakan sistem online.
Pelaporan narkotika dicocokkan dengan fisik dan kartu stok
kemudian menulis di buku laporan dan mengurangi kartu stok.
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika dilakukan setiap bulan.
Laporan penggunaan narkotika dilakukan melalui online Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP). Asisten
apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika
melalui Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP)
paling lambat tanggal 10.
b. Administrasi Keuangan
Administrasi pembayaran order obat oleh bagian keuangan dan
pembayaran obat pasien melalui bank Jatim.
c. Administrasi Penghapusan
Melakukan kegiatan penyelesaian terhadap Sediaan Farmasi
yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak
memenuhi standar .

16
H. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan informasi obat dilakukan untuk memberi informasi
rekomendasi obat yang independen, akurat, terkini dan komprehensif oleh
Unit Pelayanan Farmasi kepada dokter, Unit Pelayanan Farmasi, perawat,
profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar rumah sakit.
PIO di RSUD Kota Madiun dilakukan oleh Apoteker maupun Asisten
Apoteker.
Pelayanan Informasi Obat bertujuan untuk:
1. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah
Sakit;
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan Obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai, terutama bagi Komite Farmasi dan Terapi;
3. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan pelayanan informasi obat meliputi :
a.) Pelayanan Informasi Obat di lingkup pelayanan :
1) Menjawab pertanyaan
2) Membantu unit lain dalam mendapatkan informasi obat
3) Mendukung kegiatan Tim Farmasi dan Terapi dalam menyusun dan
merevisi Formularium Rumah Sakit
4) Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap
b) Pelayanan Informasi Obat di lingkup pendidikan :
1) Mengajar dan membimbing mahasiswa
2) Memberi pendidikan pada tenaga kesehatan dalam hal informasi
obat
3) Mengkoordinasikan program pendidikan berkelanjutan di bidang
informasi obat

17
PIO di RSUD Kota Madiun dicatat dalam buku.

18

Anda mungkin juga menyukai