Anda di halaman 1dari 24

COVER

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), dan Jobdesk
Bedasarkan Klasifikasi Rumah Sakit Tipe B
2.1.1 Konsep Rumah Sakit Tipe B
Rumah sakit tipe B merupakan sebuah rumah sakit yang
diklasifikasikan oleh peraturan menteri kesehatan yang diatur dalam PMK
340 tahun 2010 sebagai rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan
spesialis dan subspesialis yang terbatas. Rumah sakit tipe B ini didirikan di
setiap ibukota di setiap kabupaten. Rumah sakit ini menerima rujukan dari
rumah sakit kabupaten di sekitarnya. Rumah sakit tipe B diberi nama
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Yang membedakan rumah sakit tipe B dengan rumah sakit tipe lain
adalah fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya. Rumah sakit Tipe B
harus sedikitnya memiliki empat Pelayanan Medik Spesialis dasar, empat
Pelayanan Spesalis Penunjang Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis
Lainnya, dan dua Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan no. 340 tahun 2010 pasal 10 dan 11 dijelaskan bahwa
Rumah sakit tipe B harus memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik yang jumlahnya disesuaikan dengan klasifikasi di atas, sebagai
berikut, :
1. Pelayanan Medik Umum
Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/ Keluarga berencana.
2. Pelayanan Gawat Darurat
Harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari
seminggu dengan kemampuan pemeriksaan awal kasus gawat darurat,
resusitasi dan stabilisasi yang sesuai standar
3. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi
4. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
Terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, rehabilitiasi Medik dan
Patologi Klinik
5. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
Terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi, dan
Periodonti
6. Pelayanan Medik Subspesialis
Meliputi Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan
Ginekologi
7. Pelayanan Medik Spesialis Lain
Terdiri dari Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik, dan Kedokteran
Forensik.
8. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Terdiri dari Pelayanan Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan
9. Pelayanan Penunjang Klinik
Terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi,
Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
10. Pelayanan Penunjang Non Klinik
Terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/ Dapur, Teknik dan
Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Pemulasaraan Jenasah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan
Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

2.1.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Tipe B


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 340 tahun 2010 pasal
13 disebutkan bahwa administrasi dan manajemen rumah sakit terdiri dari
struktur organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi paling sedikit
terdiri dari Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite
medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan.
Sedangkan tata laksana meliputi tatalaksana organisasi, standar
pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by
laws

Direktur

Komite Medik SPI

Bagian Pelayanan Bagian Tata Usaha

Seksi Perlengkapan Seksi Umum dan Seksi Perencanaan,


Seksi Pelayanan Seksi Keuangan dan
Seksi Keperawatan Medik dan Non Kepegawaian Evaluasi, dan
Medik Aset
Medik Pelaporan

Bagian Penunjang

Seksi Pelayanan
Seksi Logistik dan SeksiPengendalian
Sarana dan
DIagnostik Instalasi
Prasarana
Struktur Rumah Sakit Tipe B

Tugas Pokok Struktur Organisasi

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Rumah Sakit Tipe B


a Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok


menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan kabupaten di bidang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan
rujukan medis, keperawatan dan pengelolaan rumah tangga rumah
sakit berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangannya serta
tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugasnya, Rumah Sakit Umum Daerah


mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan medis;


b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis;
c. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;
d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan;
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan rumah sakit; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

b Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Management


a) Direktur
Direktur Mempunyai tugas pokok untuk membantu dalam
pengelolaan rumah sakit dan menyediakan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat. Direktur rumah sakit harus melaksanakan upaya
kesehatan berdaya guna da berhasil guna dengan mengutamakan
upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya promotif dan preventif. Penyelenggaraan
tersebut di atas harus dilakukan sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit. Selain itu Direktur harus dapat menentukan
peraturan-peraturan rumah sakit dan perencanan pelaksanaan
rumah sakit, memberikan tugas yang sesuai dengan bawahan,
melakukan monitoring terhadap bawahannya dan
mengevaluasinya.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi:

a. Penyusunan dan penetapan program serta rencana kerja dalam


rangka pelaksanaan tugas;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan;
c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah dibidang manajemen rumah sakit;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan
kesehatan;
e. Pengkoordinasian, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik
dalam lingkungan rumah sakit maupun instansi-instansi di luar
sesuai bidang tugasnya masing-masing;
f. Pengendalian, pembagian tugas, pemberian petunjuk,
pembinaan, pengembangan, pengawasan serta mengevaluasi
pelaksanaan tugas di lingkungan dinas dan menyampaikan
laporan kinerja;
g. Pemberian saran dan pertimbangan kepada bupati sesuai
dengan bidang tugasnya; dan pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b) Bagian Tata Usaha


Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian,
mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas,
member petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan
melaporkan penyelenggaraan tugas kesekretariatan, meliputi
urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan
serta pengelolaan keuangan.
Bagian Tata Usaha ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Bagian
Umum dan Kepegawaian, Bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan serta Bagian Keuangan dan Aset yang dipimpin oleh
masing-masing kepala bagian. Kepala Bagian Tata Usaha
memiliki tugas sebagai pembuat kebijakan dalam admnistrasi
perencanaan, umum dan kepegawaian, serta keuangan dan aset
rumah sakit.

Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan pengelolaan, administrasi dan pembinaan


pegawai;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan;
c. pelaksanaan urusan perlengkapan, sarana prasarana dan
rumah tangga;
d. pelaksanaan rekam medis dan informasi medik;
e. pelaksanaan evaluasi, pelaporan, hukum dan perpustakaan;
f. pelaksanaan publikasi dan pemasaran sosial; dan pelaksanaan
tugas lain yang diberikan atasan.

Bidang Tata Usaha terdiri dari tiga seksi yaitu seksi


pelayanan medik, seksi pelayanan keperawatan dan seksi
perlengkapan medik dan non medic.

 Seksi Umum dan Kepegawaian


Kepala seksi ini memiliki fungsi sebagai pembina,
pengkoordinasi, pengendali, pengawas program dan kegiatan
pejabat non struktural serta pelaksana evaluasi dari program
dan kegiatan pejabat non struktural tersebut. Seksi ini
mengatur tentang segala hak dan kewajiban yang didapatkan
da harus dilakukan oleh pegawai di rumah sakit.
 Seksi Perencanaan, Evauasi, dan Pelaporan
Seksi Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh
seorang Kepala seksi yang mempunyai tugas merencanakan
oprasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia,
mengatur, mengevaluasi dan melaporkan tugas dibidang
perencanaan dan pelaporan. Seksi ini memiliki tugas untuk
selalu merencanakan apa yang akan dilakukan oleh pegawai,
melakukan pengawasan terhadap setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai baik itu setiap bulan, setiap tiga bulan
maupun setiap tahunnya dan melaporkannya kepada atasan.
 Seksi Keuangan dan Aset
Seksi Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang Kepala seksi
yang mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi,
member tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan urusan keuangan, kegiatan
kebendaharawanan. Seksi ini mengatur tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan keuangan baik itu yang masuk
maupun yang keluar rumah sakit. Termasuk di dalamnya
adalah pengaturan, pengawasan dan pelaporan gaji dan
tunjangan pegawai serta anggaran tahunan yang diperlukan
rumah sakit.

c) Bidang Pelayanan
Meliputi perencanaan operasional, penugasan,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan yang berkaitan
dengan bidang pelayanan rumah sakit. Kepala Bidang Pelayanan
memiliki fungsi sebagai berkut :
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan
keperawatan
 Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan
non medic

Bidang Pelayanan terdiri dari tiga seksi yaitu seksi


pelayanan medik, seksi pelayanan keperawatan dan seksi
perlengkapan medik dan non medik.

 Seksi Pelayanan Medik


Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan pelayanan medik di dalam rumah sakit.
Pelayanan medik dapat berupa pelayanan dokter umum,
dokter spesialis dan dokter subspesialis sampai dengan
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan lain sebagainya.
 Seksi Pelayanan Keperawatan
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan pelayanan keperawatan. Seksi ini mengatur
tentang penyelenggaraan dari pembuatan kebijakan sampai
pelaporan layanan keperawatan yang salah satunya yaitu
keperawatan pasien seperti penggantian infus, pemberian
obat pada pasien, dan lainnya.
 Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan berbagai perlengkapan medik dan non
medik.

d) Bidang Penunjang
Penunjang memiliki tugas pokok sebagai perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan bidang penunjang
rumah sakit. Kepala Bidang Penunjang memiliki fungsi sebagai
berikut:
 Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan
diagnostik
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan
Prasarana
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian
instalasi

Bidang penunjang terdiri dari tiga seksi atau bagian,


yaitu seksi Logistik dan Diagnostik, Pelayanan Sarana dan
Prasarana, dan Pengendalian Instalasi.
 Seksi Logistik dan Diagnostik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan logistik dan diagnostik rumah sakit. Hal
yang dimaksud dengan logistic adalah hal-hal yang berkaitan
dengan perbekalan farmasi, linen dan Gizi. Sedangkan yang
dimakud dengan diagnostic adalah hal yang berkaitan dengan
radiologis dan laboratorium di rumah sakit. Kepala seksi
Logistik dan Diagnostik harus bisa mengatur bawahannya
untuk selalu merencanakan sampai melaporkan penggunaan
atau penyelenggaraan hal yang berkaitan dengan logistik dan
diagnostik sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
 Seksi sarana dan Prasarana
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan berbagai sarana dan prasarana rumah sakit.
Tugas seksi ini adalah menyusun dan merencanakan sampai
ke tingkat pengawasan terhadap sarana rumah sakit misalnya
ruang rawat inap, rawat jalan, laboratorium, gawat darurat
dan lain sebagainya. Serta dalam hal prasarana rumah sakit
misalnya instalasi air, instalasi listrik dan lain sebagainya.
 Seksi Pengendalian Instalasi
Memiliki tugas pokok untuk memempersiapkan,
memperbaiki dan memelihara sarana dan prasarana instalasi
rumah sakit. Bertugas untuk mengawasi kelayakan dari
sarana dan prasarana Rumah Sakit tipe B, dan apabila
menemukan adanya ketidaklayakan maka seksi ini akan
melaporkan dan menindaklanjuti sesuai perintah dari kepala
bidang penunjang.
e) Komite Medis
Merupakan satuan organisasi non struktural yang
dibentuk dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit
yang bukan merupakan wadah perwakilan staf medik. Sekurang-
kurangnya ada ketua, sekretaris, dan subkomite.
Komite medis berfungsi sebagai penasihat atau bagian
yang memberikan saran kepada direktur rumah sakit dan/atau
kepala bidang pelayanan medik. Selain itu juga berfungsi untuk
menyusun kebijakan, mengkoordinasi, dan mengarahkan
kegiatan pelayanan medik di rumah sakit. Komite medik juga
menangani hal yang berhubungan dengan etik kedokteran.

f) Satuan Pengendali Intern


Merupakan satuan yang dibentuk dan memiliki
pertanggung jawaban langsung kepada direktur utama rumah
sakit. Tugas dari Satuan Pengendali Intern adalah melakukan
pemeriksaan, pemantauan, penilaian, pengujian dan pengusutan
terhadap laporan baik laporan rutin maupun laporan insidentil
terhadap pelaksanaan tugas semua satuan kerja baik struktural,
fungsional, maupun yang non struktural agar dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Namun ruang
lingkup tugas dari SPI ini hanyalah pada masalah administratif
manajerial karena hal-hal yang bersifat teknis medis sudah
ditangani oleh komite medis.

2.1.4 Jobdesk Rumah Sakit Tipe B


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rumah Sakit tipe B

Struktur Rumah Sakit

Struktur Rumah Sakit Tipe B

Struktur Organisasi

g) Direktur
Direktur Mempunyai tugas pokok untuk membantu dalam pengelolaan
rumah sakit dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Direktur
rumah sakit harus melaksanakan upaya kesehatan berdaya guna da berhasil
guna dengan mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif dan preventif.
Penyelenggaraan tersebut di atas harus dilakukan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit. Selain itu Direktur harus dapat menentukan peraturan-
peraturan rumah sakit dan perencanan pelaksanaan rumah sakit, memberikan
tugas yang sesuai dengan bawahan, melakukan monitoring terhadap
bawahannya dan mengevaluasinya.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi:

h. penyusunan dan penetapan program serta rencana kerja dalam rangka


pelaksanaan tugas;
i. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan;
j. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang
manajemen rumah sakit;
k. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan;
l. pengkoordinasian, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam
lingkungan rumah sakit maupun instansi-instansi di luar sesuai bidang
tugasnya masing-masing;
m. pengendalian, pembagian tugas, pemberian petunjuk, pembinaan,
pengembangan, pengawasan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas di
lingkungan dinas dan menyampaikan laporan kinerja;
n. pemberian saran dan pertimbangan kepada bupati sesuai dengan bidang
tugasnya; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

h) Bagian Tata Usaha


Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, mempunyai
tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas, member petunjuk,
menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas
kesekretariatan, meliputi urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan
pelaporan serta pengelolaan keuangan.
Bagian Tata Usaha ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Bagian Umum dan
Kepegawaian, Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan serta Bagian
Keuangan dan Aset yang dipimpin oleh masing-masing kepala bagian. Kepala
Bagian Tata Usaha memiliki tugas sebagai pembuat kebijakan dalam
admnistrasi perencanaan, umum dan kepegawaian, serta keuangan dan aset
rumah sakit.

Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

g. pelaksanaan pengelolaan, administrasi dan pembinaan pegawai;


h. pelaksanaan urusan ketatausahaan;
i. pelaksanaan urusan perlengkapan, sarana prasarana dan rumah tangga;
j. pelaksanaan rekam medis dan informasi medik;
k. pelaksanaan evaluasi, pelaporan, hukum dan perpustakaan;
l. pelaksanaan publikasi dan pemasaran sosial; dan pelaksanaan tugas lain yang
diberikan atasan.

 Seksi Umum dan Kepegawaian


Kepala seksi ini memiliki fungsi sebagai pembina, pengkoordinasi,
pengendali, pengawas program dan kegiatan pejabat non struktural serta
pelaksana evaluasi dari program dan kegiatan pejabat non struktural
tersebut. Seksi ini mengatur tentang segala hak dan kewajiban yang
didapatkan da harus dilakukan oleh pegawai di rumah sakit.

 Seksi Perencanaan, Evauasi, dan Pelaporan


Seksi Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala seksi yang mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi,
memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi
dan melaporkan tugas dibidang perencanaan dan pelaporan. Seksi ini
memiliki tugas untuk selalu merencanakan apa yang akan dilakukan
oleh pegawai, melakukan pengawasan terhadap setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai baik itu setiap bulan, setiap tiga bulan maupun
setiap tahunnya dan melaporkannya kepada atasan.
 Seksi Keuangan dan Aset
Seksi Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang
mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
urusan keuangan, kegiatan kebendaharawanan. Seksi ini mengatur
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan baik itu yang
masuk maupun yang keluar rumah sakit. Termasuk di dalamnya adalah
pengaturan, pengawasan dan pelaporan gaji dan tunjangan pegawai
serta anggaran tahunan yang diperlukan rumah sakit.

i) Bidang Pelayanan
Meliputi perencanaan operasional, penugasan, mengevaluasi dan
melaporkan penyelenggaraan yang berkaitan dengan bidang pelayanan rumah
sakit. Kepala Bidang Pelayanan memiliki fungsi sebagai berkut :
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan
 Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medic

Bidang Pelayanan terdiri dari tiga seksi yaitu seksi pelayanan medik,
seksi pelayanan keperawatan dan seksi perlengkapan medik dan non medik.

 Seksi Pelayanan Medik


Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan pelayanan
medik di dalam rumah sakit. Pelayanan medik dapat berupa pelayanan
dokter umum, dokter spesialis dan dokter subspesialis sampai dengan
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan lain sebagainya.

 Seksi Pelayanan Keperawatan


Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan pelayanan
keperawatan. Seksi ini mengatur tentang penyelenggaraan dari
pembuatan kebijakan sampai pelaporan layanan keperawatan yang
salah satunya yaitu keperawatan pasien seperti penggantian infus,
pemberian obat pada pasien, dan lainnya.

 Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik


Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan berbagai
perlengkapan medik dan non medik.

j) Bidang Penunjang
Bidang Penunjang memiliki tugas pokok sebagai perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan bidang penunjang rumah sakit. Kepala Bidang Penunjang
memiliki fungsi sebagai berikut:
 Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan Prasarana
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi

Bidang penunjang terdiri dari tiga seksi atau bagian, yaitu seksi Logistik
dan Diagnostik, Pelayanan Sarana dan Prasarana, dan Pengendalian Instalasi.
 Seksi Logistik dan Diagnostik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan logistik dan
diagnostik rumah sakit. Hal yang dimaksud dengan logistic adalah hal-
hal yang berkaitan dengan perbekalan farmasi, linen dan Gizi.
Sedangkan yang dimakud dengan diagnostic adalah hal yang berkaitan
dengan radiologis dan laboratorium di rumah sakit. Kepala seksi
Logistik dan Diagnostik harus bisa mengatur bawahannya untuk selalu
merencanakan sampai melaporkan penggunaan atau penyelenggaraan
hal yang berkaitan dengan logistik dan diagnostik sesuai dengan
kebijakan rumah sakit.

 Seksi sarana dan Prasarana


Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan berbagai
sarana dan prasarana rumah sakit. Tugas seksi ini adalah menyusun dan
merencanakan sampai ke tingkat pengawasan terhadap sarana rumah
sakit misalnya ruang rawat inap, rawat jalan, laboratorium, gawat
darurat dan lain sebagainya. Serta dalam hal prasarana rumah sakit
misalnya instalasi air, instalasi listrik dan lain sebagainya.

 Seksi Pengendalian Instalasi


Memiliki tugas pokok untuk memempersiapkan, memperbaiki dan
memelihara sarana dan prasarana instalasi rumah sakit. Bertugas untuk
mengawasi kelayakan dari sarana dan prasarana Rumah Sakit tipe B,
dan apabila menemukan adanya ketidaklayakan maka seksi ini akan
melaporkan dan menindaklanjuti sesuai perintah dari kepala bidang
penunjang.

k) Komite Medis
Merupakan satuan organisasi non struktural yang dibentuk dan bertanggung
jawab kepada direktur rumah sakit yang bukan merupakan wadah perwakilan
staf medik. Sekurang-kurangnya ada ketua, sekretaris, dan subkomite.
Komite medis berfungsi sebagai penasihat atau bagian yang memberikan
saran kepada direktur rumah sakit dan/atau kepala bidang pelayanan medik.
Selain itu juga berfungsi untuk menyusun kebijakan, mengkoordinasi, dan
mengarahkan kegiatan pelayanan medik di rumah sakit. Komite medik juga
menangani hal yang berhubungan dengan etik kedokteran.

l) Satuan Pengendali Intern


Merupakan satuan yang dibentuk dan memiliki pertanggung jawaban
langsung kepada direktur utama rumah sakit. Tugas dari Satuan Pengendali
Intern adalah melakukan pemeriksaan, pemantauan, penilaian, pengujian dan
pengusutan terhadap laporan baik laporan rutin maupun laporan insidentil
terhadap pelaksanaan tugas semua satuan kerja baik struktural, fungsional,
maupun yang non struktural agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
peraturan yang berlaku. Namun ruang lingkup tugas dari SPI ini hanyalah pada
masalah administratif manajerial karena hal-hal yang bersifat teknis medis
sudah ditangani oleh komite medis.

Anda mungkin juga menyukai