KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), dan Jobdesk
Bedasarkan Klasifikasi Rumah Sakit Tipe B
2.1.1 Konsep Rumah Sakit Tipe B
Rumah sakit tipe B merupakan sebuah rumah sakit yang
diklasifikasikan oleh peraturan menteri kesehatan yang diatur dalam PMK
340 tahun 2010 sebagai rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan
spesialis dan subspesialis yang terbatas. Rumah sakit tipe B ini didirikan di
setiap ibukota di setiap kabupaten. Rumah sakit ini menerima rujukan dari
rumah sakit kabupaten di sekitarnya. Rumah sakit tipe B diberi nama
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Yang membedakan rumah sakit tipe B dengan rumah sakit tipe lain
adalah fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya. Rumah sakit Tipe B
harus sedikitnya memiliki empat Pelayanan Medik Spesialis dasar, empat
Pelayanan Spesalis Penunjang Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis
Lainnya, dan dua Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan no. 340 tahun 2010 pasal 10 dan 11 dijelaskan bahwa
Rumah sakit tipe B harus memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik yang jumlahnya disesuaikan dengan klasifikasi di atas, sebagai
berikut, :
1. Pelayanan Medik Umum
Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/ Keluarga berencana.
2. Pelayanan Gawat Darurat
Harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari
seminggu dengan kemampuan pemeriksaan awal kasus gawat darurat,
resusitasi dan stabilisasi yang sesuai standar
3. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi
4. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
Terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, rehabilitiasi Medik dan
Patologi Klinik
5. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
Terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi, dan
Periodonti
6. Pelayanan Medik Subspesialis
Meliputi Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan
Ginekologi
7. Pelayanan Medik Spesialis Lain
Terdiri dari Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik, dan Kedokteran
Forensik.
8. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Terdiri dari Pelayanan Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan
9. Pelayanan Penunjang Klinik
Terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi,
Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
10. Pelayanan Penunjang Non Klinik
Terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/ Dapur, Teknik dan
Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Pemulasaraan Jenasah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan
Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.
Direktur
Bagian Penunjang
Seksi Pelayanan
Seksi Logistik dan SeksiPengendalian
Sarana dan
DIagnostik Instalasi
Prasarana
Struktur Rumah Sakit Tipe B
c) Bidang Pelayanan
Meliputi perencanaan operasional, penugasan,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan yang berkaitan
dengan bidang pelayanan rumah sakit. Kepala Bidang Pelayanan
memiliki fungsi sebagai berkut :
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan
keperawatan
Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan
non medic
d) Bidang Penunjang
Penunjang memiliki tugas pokok sebagai perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan bidang penunjang
rumah sakit. Kepala Bidang Penunjang memiliki fungsi sebagai
berikut:
Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan
diagnostik
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan
Prasarana
Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian
instalasi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rumah Sakit tipe B
Struktur Organisasi
g) Direktur
Direktur Mempunyai tugas pokok untuk membantu dalam pengelolaan
rumah sakit dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Direktur
rumah sakit harus melaksanakan upaya kesehatan berdaya guna da berhasil
guna dengan mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif dan preventif.
Penyelenggaraan tersebut di atas harus dilakukan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit. Selain itu Direktur harus dapat menentukan peraturan-
peraturan rumah sakit dan perencanan pelaksanaan rumah sakit, memberikan
tugas yang sesuai dengan bawahan, melakukan monitoring terhadap
bawahannya dan mengevaluasinya.
i) Bidang Pelayanan
Meliputi perencanaan operasional, penugasan, mengevaluasi dan
melaporkan penyelenggaraan yang berkaitan dengan bidang pelayanan rumah
sakit. Kepala Bidang Pelayanan memiliki fungsi sebagai berkut :
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan
Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medic
Bidang Pelayanan terdiri dari tiga seksi yaitu seksi pelayanan medik,
seksi pelayanan keperawatan dan seksi perlengkapan medik dan non medik.
j) Bidang Penunjang
Bidang Penunjang memiliki tugas pokok sebagai perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan bidang penunjang rumah sakit. Kepala Bidang Penunjang
memiliki fungsi sebagai berikut:
Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan Prasarana
Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi
Bidang penunjang terdiri dari tiga seksi atau bagian, yaitu seksi Logistik
dan Diagnostik, Pelayanan Sarana dan Prasarana, dan Pengendalian Instalasi.
Seksi Logistik dan Diagnostik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan logistik dan
diagnostik rumah sakit. Hal yang dimaksud dengan logistic adalah hal-
hal yang berkaitan dengan perbekalan farmasi, linen dan Gizi.
Sedangkan yang dimakud dengan diagnostic adalah hal yang berkaitan
dengan radiologis dan laboratorium di rumah sakit. Kepala seksi
Logistik dan Diagnostik harus bisa mengatur bawahannya untuk selalu
merencanakan sampai melaporkan penggunaan atau penyelenggaraan
hal yang berkaitan dengan logistik dan diagnostik sesuai dengan
kebijakan rumah sakit.
k) Komite Medis
Merupakan satuan organisasi non struktural yang dibentuk dan bertanggung
jawab kepada direktur rumah sakit yang bukan merupakan wadah perwakilan
staf medik. Sekurang-kurangnya ada ketua, sekretaris, dan subkomite.
Komite medis berfungsi sebagai penasihat atau bagian yang memberikan
saran kepada direktur rumah sakit dan/atau kepala bidang pelayanan medik.
Selain itu juga berfungsi untuk menyusun kebijakan, mengkoordinasi, dan
mengarahkan kegiatan pelayanan medik di rumah sakit. Komite medik juga
menangani hal yang berhubungan dengan etik kedokteran.