Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Latar belakang di adakanya Pendidikan Praktek Sistem Ganda (PSG) di
Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi merupakan dari tujuan pendidikan nasional
adalah mendidik tenaga-tenaga farmasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, memiliki intergasi dan
kepribadian terbuka dan ditanggap terhadap masalah yang dihadapi masyarakat
khususnya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian. Berdasarkan tujuan diatas,
maka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Samarinda mampu
melakukan profesinya dalam kefarmasian. Berperan aktif dalam mengelola
pelayanan kefarmasain. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan objek dan
orientasi ke masa depan membantu dalam kegiatan penelitian dibidang lainnya yang
berkaitan.
SMK Kesehatan Samarinda sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem
pendidikan nasional yang wajib menerjemahkan tujuan pendidikan kejuran secara
nasional menjadi pendidikan pada tingkat kelembagaan dari sekolah.

1.2 Tujuan praktek pendidikan sistem ganda (PSG)


Praktek Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bertujuan agar siswa dapat
mengaplikasikan kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada
dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya ditempat kerja.
Di samping itu melalui pendekatan pembelajaran ini perserta PSG diharapkan:
1. Meningkatkan keahlian bekerja dan melayani masyarakat.
2. Menjadi asisten apoteker yang mampu menjalankan kefarmasian.
3. Mengetahui penglolaan farmasi di rumah sakit.
4. Melihat secara langsung pelayanan resep di rumah sakit.

1
1.3 Manfaat PSG
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik lebih
terjamin pencapiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program
pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Memberi kepuasan bagi
penyelenggaran pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh
bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja,
dan kepentingan bangsa.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambar Umum Tentang Rumah Sakit


2.1.1 Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehtan perorangan secara paripurna menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. (Permenkes No.58, 2014)
2.1.2 Tujuan Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil serasi dan terjadi dengan
peningkatan dalam pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. (UU No.44, 2009)
2.1.3 Tugas dan fungsi Rumah Sakit dan instalasi farmasi Rumah Sakit (IFRS)
1. Tugas dan fungsi Rumah Sakit
Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan.
yang dilaksanakan secara serasi dan terjadi dengan peningkatan dan pencegahan
serta pelaksanaan upaya tujuan. Adapun Fungsi rumah sakit sebagai berikut :
a. Penyelanggaran pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
b. Memelihara dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaran pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dakam rangka
meningkatkan kemampuan dalam pemberian pelayanan farmasi.
d. Penyelenggaran penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehan (UU No.44, 2009).

3
2. Tugas dan fungsi instalasi farmasi Rumah Sakit
Instalasi farmasi adalah unit pelaksanaan fungsional yang menyelenggarakan
seluruh kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit.
Fungsi dari adanya Instalasi Farmasi di Rumah Sakit, yaitu
a. Memberi manfaat kepada penderita rumah sakit, perawat profesi kesehatan
kepada profesinya farmasi dan apoteker rumah sakit yang berkompeten dan
memenuhi syarat.
b. Membantu dalam menyediakan perbekalan yang memadai dan memenuhi syarat.
c. Meningkatkan penelitian dalam praktek farmasi rumah sakit dan ilmu
farmasetika umumnya.
Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit :
a. Menyediakan dan mengelola, penerapan, pendidikan dan
penelitian obat dan bahan kimia.
b. Penyediaan dan pengelolaan alat kedokteran, dan alat perawatan
kesehatan.

2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit


Yang dimaksud dengan organisasi di Rumah Sakit adalah sebuah struktur
yang dibangun oleh suatu elemen perusahaan atau dari Rumah Sakit sendiri tersebut
memiliki tingkatan-tingkatan dan juga memiliki tugas masing-masing dan saling
membutuhkan satu sama lain. Adapun uraian tugas pokok dan fungsi jabatan
struktural akan diuraikan sebagai berikut:
1. Direktur
Direktur rumah sakit mempunyai tugas pokok yaitu membantu dalam
pengelolaan rumah sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas, direktur mempunyai fungsi sebagai
berikut:

4
a. Perumusan kebijakan rumah sakit.
b. Penyusunan rencana strategi rumah sakit.
c. Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan.
d. Pembinaan, pengkoordinasian, pengawasan program dan kegiatan rumah sakit.
2. Bagian tata usaha
Kepala bagian tata usaha mempunyai tugas pokok yaitu memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor rumah
sakit. Dalam menyelenggarakan tugas, kepala tata bagian usaha mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan, administrasi
umum dan kepegawaian serta semua unsur dilingkungan kantor rumah sakit.
b. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan
kegiatan bagian tata usaha.
c. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan bagian tata usaha
3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas merencanakan,
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, mengawasi, mengatur,
mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian.
Dalam menyelenggarakan tugas kepala sub bagian umum dan kepegawaian
mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian umum dan kepegawaian.
b. Pelaksanan program dan kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program
dan kegiatan umum dan kepegawaian.
4. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Asset
Kepala sub bagian keuangan dan asset mempunyai tugas merencanakan
operasionalisasi, memberi petunjuk, memberi tugas, mengawasi, mengatur,
mengevaluasi, dan melaporkan urusan keuangan, kegiatan kebendaharaan dalam

5
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD dan Asset
RSUD).
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Asset dan Keuangan
mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian Keuangan dan Asset.
b. Pelaksanaan program dan Kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Asset.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan dan evaluasi program
dan kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Aset.
5. Kepala Sub Bagian Perencanaa, Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
merencanakan operasionalisasi kerja, memberi tugas, memberi petunjuk, mengawasi,
mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan tugas di bidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan. Dalam menyelenggarakan tugas, kepala sub bagian perencanaan, evaluasi
dan pelaporan mempunyai tugas:
a. Pelaksanaan kebijakan teknik sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan,
mempunyai tugas.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan,
mempunyai tugas.
c. Pembinaan, pengkoordinasikan, pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan program dan kegiatan sub bagian perencanaan, evaluasi dan
pelaporan.

2.3 Sistem rekapitulasi dan pelaporan peralatan dan perabotan rumah sakit
2.3.1 Percatatan
Percatatan merupakan satu kegiatan yang bertujuan untuk transaksi
perbekalan farmasi yang keluar dan masuk dilingkungan IFRS. Adanya pencatatan
akan memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu
obat yang substandar dan harus ditarik dari peredaan. Pencatatan dapat dilakukan

6
dengan menggunakan bentuk digital maupun manual.kartu yang umum melakukan
pencatatan adalah kartu stok dan kartu induk.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. kartu stock diletakan bersama/berdekatan dengan perbekalan farmasi.
2. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari kehari.
3. Setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang,
rusak/kadaluwarsa.) langsung dicatat didalam kartu stock.
4. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.(Depkes RI,
2008)
2.3.2 Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi
perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehaan yang disajikan pihak yang
berkepentingan. Tujuannya adalah:
1. Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi.
2. Tersedianya informasi yang akurat.
3. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat & laporan.
4. Mendapat data yang lengkap untuk membuat perencanaan

2.4 Pengelolan sumber daya rumah sakit


2.4.1 Pengelolaan sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan pilar utamasekaligus penggerakan roda
organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Karena harus dipastikan
sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin dengan agar mampu memberikan
konstribusi secara optimal. Maka diperlukan pengelolaan secara sistematis dan
terencana agar tujuan yang diinginkan di masa sekarang dan di masa depan bisa
tercapai yang sering di sebut sebagai sumber daya manusia. tujuan sumber dari daya
manusia adalah mengelola atau mengembangkan kopentesnsi personil agar mampu
merealisasikan misi organisasi dalam rangka mewujudkan visi.

7
Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai
kespesifikan dalam hal SDM, sarana dan prasarana yang dipakai. Sering dirumah
sakit dikatankan sebagai organisasiyang bermodal papa sumber daya manusia, palam
teknologi dalam imlu pengetahuan serta pada regulasi. Pada ilmu pengetahuan
didalam rumah sakit terdapat peralatan-peralatan canggih serta kebutuhan sebagai
disiplin ilmu yang bekerja keras. Pada regulasi, karena banyak regulasi/peratiran-
peraturan yang mengikat berkenaan dengan syarat-syarat pelaksaan pelayanan
dirumah sakit terdiri dari:
Tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), para medis (perawat, dan
paramedis non keperawatan yaitu Apoteker, analis kesehatan, tenaga non kesehatan
yaitu bagaian keuangan admin personalia dan lainnya.
2.4.2 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan farmasi lainnya dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencaan, pengadan,
penyimpanan,dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First
Out) dan FEFO ( First Expire First Out).
1. Perencanaan
Perancanaa kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan sedian farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis pakai sesuai denga
hasil kegitan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
a. Anggaran yang tersedia.
b. Penetapan prioritas.
c. Sisa persediaan.
d. Data pemakaian priode yang lalu.
e. Waktu tunggu pemesanan rencana pengembangan.
2. Pengadaan

8
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksud untuk menganalisaikan
perencanaan kebutuhan pengadaan yang efektif hatus menjamin ketersediaan, jumlah,
dan waktu yang tepat dengan harga yangterjangkau dan sesuai standar mutu.
Pengadaan merupakan kegiatan yang berkeseimbangan dimulai dari pemilihan,
penentuan jumlahyang dibutuhkan, penyesesuaian antara kebutuhan dan dana,
pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak,
pemantau proses pengadaan, dan pembayaran.
3. Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi Rumah Sakitperlu dilakuan
penyimpanan sebelum dilakaukan pendistribusian. Penyimpanan harus dpat
menjamin kualits dan keamanan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang
dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya,
kelembaban, Bahan Medis Habis Pakai.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan , Bhana Medis Pakai yang harus disimpan
terpisah yaitu:
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruangan tahan api dan diberi tanda
khusus bahan berbahaya.
b. Gas medis disimpan dengan posisi terdiri terkait, dan diberikan penandaan untuk
menghindari kesalahan pengembalikan janis gas medis.
Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabnung gas medis yang
ada isinya. Penyimpanan tabungn gas medis di ruangan harus menggunakan tutp
demi keselamatan
4. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkeseimbangan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlaku. Kegiatan administrasi terdiri
dari:
a. Pencatatan dan pelapora

9
Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan sediaan Frmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, Pelaporan dibuat secara periodik yang
dilakukan instalasi farmasi dalam periode waktu secara yang dilakukan instakasi
farmasi dalam periode waktu tertentu (bulanan, triwulan, semester atau pertahun .
jenis-jenis pwlaporan yang dibuat menyesesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Pencatatan dilakukan untuk:
a. Peryaratan kementrian keehatan / BPOM
b. Dasar akreditas rumah sakit.
c. Dokumentasi Farmasi.
Adapun Laporan tahunan meliputi:
a. Administrasi keuangan
Administrasi keuangan merupakan peraturan anggaran,pengendalian dan
analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunan
laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan kefrmasian secara rutin atau tidak
rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran, atau pertahunan
b. Administrasi penghapusan
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak terpakai karena
kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan
penghapusan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai kepada
pihak terkait sesuai prosedur yang berlaku.(Permenkes No.72,
2016)
5. Keuangan
Terdiri dari pemasukan dan pengeluaran:
a. Pemasukan
Buku penerimaan barang adalah buku untuk mencatat semua uang masuk ke apotek
berdasarkan faktur barang bersangkutan.
b. Pengeluaran

10
Buku pengeluaran barang adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua uang
yang keluar berdasarkan resepyang datang ke apotek.

2.5 Pelayanan rumah sakit


1. Pelayanan resep
Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab apoteker pengelolah apotek.
Apoteker tidak diizinkan mengganti obat yang ditulis dalam resep dengan obat lain.
Dalam hal ini pasien tidak mampu menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker
wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih terjangkau.
2. Promosi atau edukasi
apoteker hendaknya mampu menggalang komunikasi dengan tenaga kesehatan
lain, termasuk kepada apoteker, termasuk memberi informasi tentang obat baru atau
obat yang sudah ditarik hendaknya aktif mencari masukan tentang keluhan pasien
terhadap obat-obatan yang di konsumsi. Apoteker mencatat reaksi atau keluhan
pasien untuk dilaporkan ke dokter, dengan cara demikian ikut berpartisipasi dalam
pelaporan efek samping pelaporan.
3. Pelayanan residensial ( home care)
Apoteker sendiri bertanggung jawab penuh atas kualitas obat yang dibuatnya. Ia
juga bertanggung jawab pemberian obat kepada pasien dengan cara yang benar segala
keputusan yang diambil oleh farmasis haruslah sesuai dengan kebaikan yang akan di
dapat dari pasien tersebut. Dalam hal ini apoteker juga memberikan pelayanan
residensial (home care) pelayanan yang dimaksud berupa pelayanan yang diberikan
farmasi dirumah ke rumah sesuai pemerintahan dan hal tersebut terjadi secara khusus
pada pasien tersebut telah mengalami penyakit yang kronis.
4. Pelayanan obat tanpa resep
Pelayanan obat tanpa resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin
melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Obat untuk
swemedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi
Obat Wajib apotik (OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan obat bebas (OB). Obat

11
wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut
dan tenggorokan, obat saluran napas, obat yang mempengaruhi sistem
neuromuskuler, antiparasit dan obat topikal.
5. Pelayanan psikotropika dan narkotika
Menurut pasal 14 UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika ayat 2; penyerahan
psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan oleh apoteker.

2.6 Perpajakan
Perpajakan sesuai dengan peraturan pemerintah tentang perpajakan dan juga
memiliki NPWP.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Waktu, Tempat, dan,Teknis Pelaksanaan


Pada tanggal 10 Juni – 16 Agustus 2019 dilakukan pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) oleh siswa SMK Kesehatan Samarinda di Rumah Sakit Ibu dan
Anak “AISYIYAH” yang terletak di jalan.P.Hidayatullah, No.64, Samarinda,
Kalimantan Timur.
Pembagaian Shift Dinas PSG di RSIA AISYIYAH:
1. Shift Pagi (07.30 – 14.30)
2. Shift Sore (14.30 – 21.30).

3.2 Sejarah Rumah Sakit Aisyiyah Samarinda


Rumah Sakit Ibu dan Anak “Aisyiyah” Samarinda merupakan kelanjutan
dan pengembangan dari Rumah Sakit bersalin Aisyiyah yang didirikan pada tahun
1967. Keinginan untuk meningkatkan fungsi Rumah Sakit Bersalin menjadi Rumah
Sakit yang lebih luas cakupan pelayanannya, sebenarnya telah ada sejak tahun 70-
an, terbukti dengan adanya izin Menteri Kesehatan kepada pengurus Rumah Sakit
Bersalin ‘Aisyiyah’ untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum pada tahun 1974,
namun keinginan dan peluang tersebut belum dapat terealisir hingga saat terjadinya
kebakaran yang memusnahkan bangunan dan isi rumah sakit pada tanggal 6 Januari
1992.

13
Kebakaran tersebut praktis menjadikan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit menjadi nyaris lumpuh, kecuali imunisasi yang sementara diberi pinjaman
tempat di Rumah Bapak Roby (depan Rumah Sakit). Dua bulan kemudian (Maret
1992) dengan fasilitas dana dana mencoba memberikan pelayanan persalinan dan
rawat jalan di Eks Gedung Rumah Sakit ISLAM “Ittihad” Jl. Ir. H. Juanda yang
sedang dalam proses pembelian oleh Muhammadiyah.
Namun ternyata pelayanan ditempat baru tersebut hanya bertahan selama 6
bulan karena respon masyarakat kurang memadai, barang kali karena faktor letak,
suasana serta sarana dan prasarana yang belum memadai, hingga akhirnya pada
tanggal 1 Oktober 1992, pelayanan dihentikan kecuali konsultasi anak sehat atau
imunisasi.
Langkah selanjutnya adalah membangun kembali lokasi di Jalan P.
Hidayatullah (yang ditempati saat ini). Biaya pembangunan didapatkan dari dana
asuransi, bantuan pemerintah daerah, pinjaman masyarakat, dan sumbangan
keluarga besar Muhammadiyah, simpatisan dan umat islam lainnya.
Alhamdulliah, secara bertahap pembangunan dapat diselesaikan, alat-alat
dapat dibeli meskipun masih sangat terbatas.Segala persiapan dilakukan untuk
membuka kembali pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan bahkan
meningkatkan cakupan pelayanannya meskipun tetap sebagai Rumah Sakit Khusus.
Kekhususan yang dipilih adalah 2 spesialisasi, yakni Kebidanan dan Kandungan serta
penyakit Anak. Nama yang dipilih adalah Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak.
Tahap pertama dibuka pelayanan rawat jalan pada tanggal 12 April 1993
dengan tenaga seorang dokter umum punya waktu, beberapa paramedis dan
karyawan yang masih bertahan, serta empat orang paramedis masa bakti bantuan
SPK ‘Aisyiyah’ Yogyakarta. Kemudian diikuti dengan pelayanan persalinan pada
tanggal 14 Mei 1993. Angka kunjungan dari waktu kewaktu terjadi peningkatan,
demikian juga tingkat hunian rumah sakit.
Sampai saat ini RS Ibu dan Anak ‘AISYIYAH’ SAMARINDA yang terletak di
jantung kota Samarinda dengan luas bangunan 1.443 m2 (3 lantai) dan luas tanah 918

14
m2 tetap eksis memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Samarinda
dan secara terus menerus meningkatkan mutu pelayanan yang islami serta sebagai
sarana dakwah kepada masyarakat Kota Samarinda. Disamping itu penambahan
fasilitas atau peralatan medis maupun non medis dari tahun ketahun diupayakan
untuk ditingkatkan baik dari jumlah maupun kualitas.

3.3 Tujuan Pendirian Rumah Sakit


1. Meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat mencapai derajat kesehatan
yang lebih baik, sebagai bagian dari upaya menuju terwujudnya kehidupan yang
sejahtera dan sakinah sebagai cita-cita Muhammadiyah dan “Aisyiyah”.
2. Memberikan pelayanan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan
kepada masyarakat pada umumnya dan kepada ibu dan anak pada khususnya.
Adapun cakupan pelayanan medis yang ada di RSIA ‘AISYIYAH Samarinda
meliputi:
1. Poli klinik Umum dan IGD
Memberikan kepada semua lapisan masyarakat, pria dan wanita semua usia.
Dibuka selama 24 jam.
2. Poli Kebidanandan KB
Memberikan pelayanan pemeriksaan kandungan, kebidanan dan KB yang
diizinkan oleh Syari’at Agama Islam oleh Bidan dan Dokter Spesialis.
3. Poli Immunisasi atau Konsultasi Anak Sehat
Memberikan pelayanan konsultasi anak mengenai kesehatan tumbuh kembang
anak dan lain-lain. Serta immunisasi BCG, DPT, Campak, Hepatitis dan MMr.
4. Poli Khitan
Memberikan pelayanan khitan (Sirkum Sisi) sebagaimana di syariatkan dalam
ajaran agama Islam.
5. Kamar Operasi
Memberikan pelayanan operasi kebidanan, penyakit kandungan dan anak.
6. Perawatan Ibu

15
Memberikan pelayanan perawatan kebidanan dan penyakit kandungan.
7. Perawatan Anak
Memberikan pelayanan perawatan anak usia 0-14 tahun.

3.4 Pengelolaan Rumah Sakit Aisyiyah


3.4.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit Aisyiyah
Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting.
sumber daya manusia merupakan pilaruama sekaligus penggerak roda organisasi
dalam menjalankan visi dan misi. Sumber daya manusia harus dipastikan dikelola
dengan sebaik mungkin agar dapat mengkontribusi secara optimal.
Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah terdiri dari :
1. Tenaga Medis
a. Doter umum
b. Dokter spesialis anak
c. Dokter spesialis kandungan
d. Dokter spesialis penyakit dalam
e. Dokter spesialis bedah umum
2. Paramedis
a. Perawat
b. Bidan
3. Paramedis Non Keperawatan
a. Apoteker
b. Ahli Gizi
c. Asisten Apoteker
3.4.2 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Aisyiyah
1. Sarana
Bangunan yang terdiri dari 3 lantai serta beberapa ruangan, seperti :

16
a. Tempat Parkir : Tempat parkir berada di bagian depan rumah sakit.
b. Terdapat Ruang : Rawat inap, ruang bersalin, laboratorium dan beberapa poli
seperti poli imunisasi, poli tumbuh kembang anak, poli KIA, IGD poli tersebut
tempat para dokter untuk melaksanakan prakteknya.
c. Apotek : tempat untuk tenaga farmasi melaksanakan tugasnya, seperti meracik,
menyediakan obat, memberikan informasi obat ke pada pasien.
d. Ruang Tunggu Pasien : ruang tunggu terletak di depan poli, administrasi dan
apotek.
2. Prasarana
Peralatan peracikan seperti mortir, stemper, staples, kalkulator, kantong
plastik, etiket, semua jenis obat-obatan (obat bebas, bebas terbatas, keras,
psikotropika, narkotika), dan alat kesehatan
3.4.3 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
1. Perencanaan : Perencanaan perbekalan farmasi di RS. Aisyiyah dengan cara
melihat penyakit yang sering menjadi keluahan pasien.
2. Pengadaan : Pengadaan merupakan proses untuk penyediaan obat yang di
butuhkan di unit pelayanan kesehatan. Tujuan pengadaan obat adalah agar
tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan
mutu yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat di
peroleh pada saat diperlukan.
3. Penyimpanan : Penyimpanan perbekalan farmasi di RS. Aisyiyah dengan sistem
FIFO dan FEFO, penyusunan obat di rak secara alphabetis, jenis sediaan.
4. Administrasi : Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu
dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:
a. Administrasi Umum : Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika,
psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Administrasi Pelayanan : Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan
pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

17
3.2 Pelayanan Rumah Sakit Aisyiyah
3.2.1 Pelayanan Resep
Pelayanan resep merupakan proses dari bagian kegiatan yang harus dikerjakan
dimulai dari menerima resep dari dokter hingga penyerahan obat kepada pasien.
Pengertian dari resep sendiri adalah permintaan tertulis seorang dokter kepada
apoteker atau asisten apoteker untuk diberikan kepada pasien sesuai dengan yang
tertera pada resep. Tujuan dari pelayanan resep adalah agar pasien mendapatkan obat
yang sesuai dengan resep dokter serta bagaimana cara memakainya. Semua resep
yang telah dilayani oleh rumah sakit harus diarsipkan dan disimpan minimal 3 (tiga)
tahun. Prosedur Tetap Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
1. Prosedur Tetap Penerimaan Resep
a. Menerima resep dan memberi nomor.
b. Melakukan skrining resep.
c. Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep, yaitu : nama dokter, nomor Surat
Izin Praktek (SIP), paraf atau tanda tangan dokter, tanggal penulisan resep,
nama obat, jumlah obat, aturan pakai, umur, berat, jenis kelamin dan alamat
atau nomor telepon pasien.
d. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi,
inkompatibilitas cara dan lama penggunaan obat.
e. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergiefek samping, interaksi,
dan kesesuaian dosis.
2. Prosedur tentang Peracikan
a. Memberikan tempat dan peralatan kerja.
b. Mengambil obat atau bahan dari wadahnya menggunakan alat yang sesuai
misalnya sendok atauspatula, nama dan jumlah obat sesuai yang di minta,
memeriksa mutu dan tanggal kadaluarsa obat.
c. Menuliskan nama pasien, Tanggal, Nomor dan Aturan pakai pada etiket yang
sesuai dengan permintaan dalam Resep dengan jelas dan dapat di baca. Etiket

18
putih untuk obat dalam, Etiket biru untuk obat luar dan label kocok dahulu
untuk sediaan emulsi dan suspensi.
d. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada resep, lalu
memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.
3. Prosedur Penyerahan dan Informasi Obat
a. Sebelum menyerahkan obat ke pasien hal yang pertama dilakukan adalah
memeriksa kembali obat yang disiapkan apakah sudah benar atau belum.
b. Obat yang disiapkan dicek kembali dengan membaca resep nya.
c. Setelah pengecekan sudah benar, maka obat diserahkan kepada pasien dengan
memanggil nama yang tertera di resep.
d. Saat menyerahkan obat harus disertai informasi obat seperti cara pemakaian
obat, indikasi obat, penyimpanan obat, dan kadaluarsa obat.
f. Setelah semua sudah dilakukan obat dapat diberikan kepada pasien.

3.3 Evaluasi mutu pelayanan rumah sakit


Farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasian yang bermutu
tinggi, melalui cara pelayanan Farmasi Rumah Sakit yang baik.
1. Pelayanan Farmasi dilibatkan dalam program Pengendalian mutu pelayanan
Rumah Sakit.
2. Mutu pelayanan Farmasi harus dievaluasi secara periodik terhadap Konsep
kebutuhan, proses dan hasil yang diharapkan demi menunjang peningkatan mutu
pelayanan.
3. Apoteker dilibatkan dalam merencanakan program pengendalian mutu.
4. Kegiatan pengendalian mutu mencakup hal-hal berikut :
a. Pemantauan adalah pengumpulan semua informasi yang penting yang
berhubungan dengan pelayanan kefarmasian.
b. Penilaian adalah penilaian secara berkala untuk menentukan masalah-masalah
pelayanan dan berupaya untuk memperbaiki.

19
c. Evaluasi adalah efektivitas tindakan harus dievaluasi agar dapat diterapkan
dalam program jangka panjang.
d. Umpan balik adalah hasil tindakan harus secara teratur diinfomasikan kepada
staf.

3.4 Strategi pengembangan


Kondisi pasar yang semakin positif dan dampak-dampaknya, perusahaan atau
badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran .tidak terkecuali upaya
yang dilakukan. Sehubungan dengan itu,maka perlu dianalisis faktor apa saja yang
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli obat.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PSG yang dilakukan di Rumah Sakit Aisyiyah telah banyak memberikan
pelajaran dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal kami. Dari perbekalan PSG
dari pelaksaan PSG di rumah sakit Aisyiyah yang berlangsung selama 2 setengah
bulan dan berdasarkan pembahasan dan uraian dari bab-bab yang telah dijabarkan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Peserta PSG dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagai tenaga teknis
kefarmasian di Rumah Sakit
2. Rumah Sakit Aisyiyah telah mampu dalam memenuhi tugas dan fungsinya sebagai
rumah sakit, terutama dalam pelayanan obat, penyimpanan, pengadaan dan
prendistribusian obat kepada pasien.
3. Peserta PSG dapat memahami antara teori yang didapat saat belajar disekolah
dengan teori yang didapat dilahan Rumah Sakit.
4. Semangat kerja yang tinggi kejujuran dan keramahan para karyawan di Rumah
Sakit serta pelayanan yang baik terhadap pasien menjadi kunci utama dalam
pengembangan Rumah Sakit.

21
4.2 Saran
1. Tetap mempertahankan kualitas pelayanan kepada pasien agar mencapai efek
terapi dalam pengobatan.
2. Sebaiknya di dalam apotek di berikan kamera CCTV agar mencegah terjadinya
tindakan kriminalisasi.
3. Sebaiknya lebih memperhatikan stock obat yang akan habis agar stock obat tidak
kehabisan.

DAFTAR PUSATAKA

22

Anda mungkin juga menyukai