PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum puskesmas merupakan satuan unit organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
Seiring dengan era desentralisasi yang sudah digulirkan, sangat menuntut adanya
peningkatan kualitas manajemen pengelolaan pembangunan di daerah secara mandiri
tidak terkecuali bidang kesehatan. Di Kabupaten Tanggamus dalam bidang kesehatan
dalam hal pengelolaan pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa puskesmas tidak
lagi hanya berperan sebagai suatu unit pelaksana, tetapi lebih sebagai pengelola
pembangunan kesehatn di wilayahnya. Dalam melaksanakan fungsi sebagai pengelola
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas harus mampu untuk
menginventarisir permasalahan, faktor-faktor yang berkait atau penyebab, potensi
sumber daya, juga kendala-kendala dalam melaksanakan program dan kegiatan pada
tahun sebelumnya guna mewujudkan visi yang ingin dicapai.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Peaturan Menteri
Kesehatn Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2015 meliputi :
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 9 menyebutkan
bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen pengelolaan sumber daya, baik untuk penyelenggaraan upaya puskesmas
maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis
2. Tujuan Khusus
Bahwa dalam rangka mencapai kinerja yang optimal harus tersedia sumber daya
manusia yang sesuai standar kompetensi.
C. Manfaat
Pengelolaan sumber daya secara umum dalam rangka evaluasi program puskesmas yang
sudah dilaksanakan juga untuk dasar menyusun perencanaan program atau kegiatan
tahun yang akan datang.
D. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman pengelolaan sumber daya ini disusun berdasarkan standar akreditasi
pukesmas, yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya, proses pelsksanan pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan upaya puskesmas, yang meliputi upaya kesehatan pelayanan klinis,
upaya kesehatan masyarakat dan pengelolaan administrasi.
E. Batasan Operasional
1. Struktur organisasi yang menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
2. Prosedur kerja yang menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi.
3. Pengelompokan fungsi logis yang menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
4. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif
dan kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara
efisien, efektif dan produktif.
F. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman Sumber Daya Manusia ini
adalah Undang-Undang Nomor 43 tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, maka struktur organisasi UPTD
Puskesmas Sumberejo terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggung
Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial dan Keperawatan Kesehatan,
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, Penanggung Jawab
Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasianan dan Labolatorium, Penanggung jawab
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas, Penanggung Jawab bagunan,
Prasarana dan Peralatan Puskesmas, Penanggung Jawab Mutu.
1. Kepala Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, maka Kepala Puskesmas harus
memenuhi persyaratan :
a. Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara
b. Memiliki Pendidikan Bidang Kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata satu)
atau D-4 (diploma empat);
c. Paling rendah menduduki jabatan Fungsional tenaga kesehatan jenjang ahli
pertama paling sedikit 2 (dua) tahun;
d. Memiliki Kemampuan manajeman dibidang kesehatan masyarakat
e. Masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun;
f. Telah mengikuti pelatihan manajeman Puskesmas
B. Prosedur Kerja
Mekanisme kerja dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan yang terdiri dari upaya
kesehatan perorangan (UKP) atau pelayanan klinis, upaya pelayanan kesehatan
masyarakat (UKM) dan pelayanan administrasi dan manajemen di UPTD Puskemas
Sumberejo mengacu pada pedoman yang ada.
C. Pengelompokan Fungsi
Berdasarkan fungsi Kegiatan pelayanan di UPT Puskesmas Sumberejo dapat
dikelompokan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu Upaya Kesehatan Persorangan (UKP)
atau pelayanan klinis, Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Pelayanan
Administrasi dan Manajemen.
12 Tenaga ketatausahaan
13 Pekarya
14 Pengemudi
15 Cleaning Service 2
E. Distribusi Ketenagaan
1. Kebutuhan Tenaga
Faktor sumber daya manusia di puskesmas sangat dominan dalam menunjang
setiap kegiatan yang dilaksanakan. Dokter dan tenaga medis lainnya berperan utama
dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah ditentukan
mengedepankan kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan. Disamping
tenaga medis dan paramedis keberadaan tenaga lain juga tidak kalah pentingnya
dalam menunjang dan memperkuat setiap kegiatan yang dilakukan.
Distribusi dan kebutuhan tenaga UPTD Puskesmas Sumberejo (Puskesmas
Pedesaan Non-Rawat Inap) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dibandingkan dengan jumlah
tenaga yang ada didapatkan ada 6 (enam) jenis tenaga yang mengalami kekosongan.
Jenis tenaga yang mengalami kekosongan tersebut yaitu tenaga dokter Gigi, Tenaga
sistem informasi kesehatan, Tenaga administrasi keuangan, Tenaga ketatausahaan, Pekarya,
Pengemudi.
Tenaga dokter Gigi belum pernah ada di UPTD Puskesmas Sumberejo sejak
mulai berdirinya pada tahun 2018, sehingga pelayanan kesehatan gigi dan mulut
selama ini hanya dilakukan oleh tenaga Perawat Gigi dengan latar belakang
pendidikan D3 Kesehatan Gigi. Meskipun demikian cakupan Balai Pengobatan Gigi
di UPTD Puskesmas Sumberejo cukup berhasil dengan salah satu indikatornya yaitu
kunjungan rawat jalan kasus gigi dan mulut cukup banyak. Demikian juga untuk
kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dapat berjalan baik.
Selain terjadi kekosongan, UPTD Puskesmas Sumberejo juga mengalami
kekurangan untuk tenaga perawat dan jenis tenaga non kesehatan. Tenaga perawat
mengalami kekurangan tenaga sebanyak 1 (satu) orang, sedangkan untuk tenaga non
kesehatan kekurangan sebanyak 7 (tujuh) orang , yaitu tenaga system informasi
Kesehatan, tenaga administrasi keuangan, tenaga ketetausahaan, pekarya, cleaning
service, termasuk kebutuhan tenaga sopir.
Saat ini UPTD Puskesmas Sumberejo telah mengajukan penambahan jumlah
tenaga ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus sebagai pengambil kebijakan
penambahan tenaga di puskesmas.
2. Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja 08.00 WIB sampai dengan 14.30 WIB distribusi ketenagaan di UPTD
Puskesmas Sumberejo adalah sebagai berikut :
a. Dokter dan Perawat melaksanakan upaya kesehatan berupa pencegahan dan
penanggulangan berbagai penyakit baik didalam gedung maupun diluar gedung
puskesmas serta di puskesmas pembantu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
yang telah diberikan pada masing-masing petugas.
b. Bidan melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada ibu, anak dan remaja
termasuk juga memberikan pelayanan keluarga berencana baik didalam gedung
maupun diluar gedung termasuk juga di masyarakat atau posyandu.
c. Nutrisionis atau petugas penanggung jawab gizi melakukan pelayanan konsultasi
gizi klinis bagi pasien yang dirujuk dari BP Umum maupun KIA, serta melakukan
kegiatan di masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya program gizi masyarakat.
d. Petugas sanitasi atau penanggung jawab kesehatan lingkungan melakukan
konsultasi sanitasi bagi pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan,
ataupun memberikan konsultasi terkait sanitasi lingkungan bagi masyarakat yang
membutuhkan, serta pemantauan sanitasi masyarakat.
e. Petugas promosi kesehatan atau penanggung jawab promosi kesehatan
mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan oleh pemegang
program maupun petugas puskesmas yang terkait, menyiapkan peralatan dan
logistik terkait persiapan penyuluhan terhadap kelompok sasaran tertentu.
F. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para penanggung
jawab program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun rapat tribulanan atau
lintas sektor dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat dibuat untuk jangka waktu satu
tahun,dan dibreak down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Jadwal Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi jadwal kegiatan program
Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan Kesehatn Gizi, Pelayanan KIA dan KB,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular dan Tidak Menular, Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
dan Upaya Kesehatan Pengembangan berupa Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia dan
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah.
4. Jadwal pelaksanaan posyandu mencakup 12 posyandu balita dan 13 posyandu lanjut
usia serta 6 pos pembinaan terpadu atau posbindu.
5. Jadwal kegiatan puskesmas keliling atau Pusling dibuat pada awal tahun dengan
frekuensi pelaksanaan kegiatan seminggu sekali.
6. Pelaksanaan kergiatan Pos Kesehatan Hari Raya Idul Fitri, Natal dan tahun baru yang
dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.
7. Pelaksanaan Pos Kesehatan kegiatan hari-hari besar nasional dan kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh Pemda setempat.
8. Jadwal Pelayanan Klinis yang dilaksanakan dalam gedung puskesmas
Hari Senin sampai Kamis jam 08.00 – 14.30 WIB
Hari Jum’at sampai Sabtu jam 08.00 – 14.00 WIB
Dengan demikian strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter yang
cukup dan memadai untuk setiap hari pelayanannya.Untuk tenaga kerja medis pokok
yang tidak ada di Puskesmas ditempuh dengan cara kerjasama dengan pihak
ketiga,karena dengan adanya peraturan perundang-undangan yang baru yang melekat
pada praktik kedokteran, perlu ada tenaga spesialis tertentu untuk dapat melakukan
tindakan medik tertentu, yang tidak dapat didelegasikan kewenangan dan
tanggungjawabnya ke spesialis lain atau ke tenaga ahli madya lainnya.
Distribusi Ketenagaan
Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan, sedangkan dalam
pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil dan
masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada buku pedoman
penilaian kinerja puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI tahun 2006.
BAB III
STANDAR VASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
D. Proses Kredensial
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis. Sedangkan Rekredensial adalah proses reevaluasi
terhadap staf medis yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
Konsep dasar kredensial: salah satu upaya puskesmas dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga
standar dan kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan para
pasien di puskesmas. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan
medis yang dilakukan terhadap pasienny hanya dilakukan oleh staf medis yang benar-
benar kompeten. Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang
terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan perilaku profesional serta kompetensi fisik
dan mental.
BAB V
LOGISTIK/ PEMENUHAN SUMBER DAYA
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Ketersediaan petugas yang berkompeten adalah tujuan dari
pengelolaan SDM. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan Kerja petugas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat keselamat
kerja petugas agar lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko petugas, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan
BAB IX PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan dan staf kepegawaian puskesmas dalam
pelaksanaan pedoman pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan Pengelolaan SDM ini tergantung
pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kompetensi
petugas.