Nomor : 440/034.h2.89/DOK/III/2023
Berlaku tanggal : 30 Maret 2023
UPT PUSKESMAS TUNJUNG TEJA
Nomor : 440/034.h2.89/DOK/III/2023
Hj. Dedeh Muhtiarah, SST.Keb Aming Sumiati, SKM Iin Supriatna, SKM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut depkes 1991, puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Seiring dengan era desentralisasi yang sudah digulirkan dengan UU No. 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, sangat menuntut adanya peningkatan
kualitas manajemen pengelolaan pembangunan di daerah secara “mandiri” tidak
terkecuali bidang kesehatan.
Di Kabupaten Serang dalam bidang kesehatan, hal ini sudah bisa dirasakan.
Dalam hal pengelolaan pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa Puskesmas
tidak lagi hanya berperan sebagai “unit pelaksana”, tetapi lebih sebagai “pengelola”
pembangunan di wilayahnya. Dalam melaksanakan fungsi sebagai “pengelola”
pembangunan kesehatan di wilayah, Puskesmas harus mampu untuk
menginventarisir permasalahan, faktor-faktor yang berkait (penyebab), potensi sumber
daya, juga kendala-kendala dalam melaksanakan program/kegiatan pada tahun
sebelumnya guna mewujudkan visi yang ingin dicapai.
Peran puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam
hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen pengelolaan sumber daya Manusia baik untuk penyelenggaraan upaya
puskesmas maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.
2. Tujuan Khusus
bahwa dalam rangka mencapai kinerja yang optimal harus tersedia sumber daya
manusia yang sesuai standar kompetensi.
C. Manfaat
Pengelolaan sumber daya secara umum dalam rangka evaluasi program puskesmas
yang sudah dilaksanakan juga untuk dasar menyusun perencanaan program/kegiatan
tahun yang akan datang.
D. Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman pengelolaan sumber daya Manusia ini disusun berdasarkan
persyaratan standar akreditasi pukesmas, dan kebutuhan SDM di puskesmas.
E. Batasan Operasional
Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksud meliputi;
1. Pola Penempatan pegawai,
2. Pola Pemetaan Kompetensi,
3. Rencana Pengembangan (Pelatihan), dan
4. Kewajiban Orientasi bagi Karyawan baru di Pusat Kesehatan Masyakat
5. Pelaksanaan kredensial
Dengan Status UPT Puskesmas Tunjung Teja sebagai salah satu Puskesmas dengan
bangunan yang sudah terstandar tentunya akan bisa memberikan pelayanan yang
maksimal apalagi lokasi Puskesmas berdekatan dengan jalan utama tentunya akan
memberikan harapan yang baik untuk mengembangkan pelayanan. Secara lengkap
struktur organisasi UPT Puskesmas Tunjung Teja tergambar sbb :
KEPALA UPT
b. Distribusi Ketenagaan
Faktor sumber daya manusia di puskesmas sangat dominan. Dokter dan tenaga medis
lainnya berperan utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang
telah ditentukan mengedepankan kecepatan pelayanan.
Nutrisionis melakukan pelayanan konsultasi gizi klinis bagi pasien yang dirujuk
dari BP Umum maupun KIA, serta melakukan kegiatan di masyarakat untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
program gizi masyarakat.
Petugas sanitasi melakukan konsultasi sanitasi bagi pasien yang menderita
penyakit berbasis lingkungan, ataupun memberikan konsultasi terkait sanitasi
lingkungan bagi masyarakat yang membutuhkan, serta pemantauan sanitasi
masyarakat.
Petugas promkes mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan oleh pemegang program maupun petugas puskesmas yang terkait,
menyiapkan peralatan dan logistik terkait persiapan penyuluhan.
Bidan melakukan kegiatan upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana baik dalam gedung maupun di luar gedung
Perawat dan dokter melakukan upaya pencegahan penyakit di dalam gedung
maupun di luar gedung.
c. Jadwal Kegiatan
BAB III.
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
Proses penilaian standar kompetensi dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali,
untuk memantau kompetensi/ kemampuan SDM untuk memenuhi kebutuhan pegawai
Puskesmas. Proses penilaian standar kompetensi dilaksanakan dengan cara:
BAB V
LOGISTIK/PEMENUHAN SUMBER DAYA
Untuk menunjang terselenggaranya pemenuhan kebutuhan Pengelolaan SDM,
maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan usulan pemegang kepegawaian yang sudah
berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistik harus dijamin
kecukupannya sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan kebutuhan
tenaga dalam pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas diselenggarakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Ketersediaan petugas yang berkompeten
adalah tujuan dari pengelolaan SDM. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
VIII. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja petugas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat
keselamat kerja petugas agar lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko petugas,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
IX. PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan dan staf kepegawaian puskesmas dalam
pelaksanaan pedoman pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan Pengelolaan SDM ini tergantung
pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kompetensi
petugas.